Anda di halaman 1dari 6

DISENTRI

DEFINISI
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang
berarti radang/infeksi usus yang menimbulkan gejala diare dengan tinja lendir
bercampur darah dan kram perut.

EPIDEMIOLOGI

Disentri basiler (Shigellosis)


1000-10.000 insiden setiap tahun di UK (2/3nya karena S. Sonnei)
Outbreaks pada daerah permukiman padat, kaum homoseksual dan
sanitasi atau personal hygiene yang buruk
Food-borne outbreaks jarang
Peak incidence pada anak-anak di bawah 5 tahun

Disentri amuba (Amoebiasis)


Jarang di UK sekitar 200 kasus per tahun (kebanyakan karena dibawa dari
luar UK terutama India)
Sering di Afrika, Amerika Latin, India dan Asia Tenggara
Kebanyakan ditemukan di daerah tropis
Biasanya pada orang dewasa dan jarang pada anak-anak di bawah 5 tahun

ETIOLOGI
Bakteri (disentri basiler)
Shigella penyebab disentri yang terpenting dan tersering ( 60% kasus disentri
yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella). Terdiri dari 4 tipe:
Shigella sonnei paling sering dan menimbulkan gejala paling
ringan
Shigella flexneri
Shigella boydii
Shigella dysenteriae menimbulkan gejala yang paling berat
Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
Salmonella
Campylobacter jejuni terutama pada bayi

Amoeba (disentri amoeba) Entamoeba hystolitica. Lebih serius dari disentri


basiler dan dapat menjadi fatal bila tidak ditangani dengan baik

TRANSMISI

Manusia merupakan host dan reservoir utama


Penularannya lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman
Perantara lalat, kecoak, kontak interpersonal, atau lewat hubungan seksual
anal-oral

Bahan SOCA 2008 (5-6)

Page
1

audrey2011

Sanitasi lingkungan yang jelek, penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi
individual mempermudah penularannya
Shigellosis fecal oral, kontak langsung dengan tangan yang terkontaminasi
feses, kontak tidak langsung melalui makanan/minuman yang terkontaminasi
Amoebiasis kebanyakan dari makanan/minuman yang terkontaminasi
terutama sayuran mentah

PATOGENESIS
MO di makanan

Disentri basiler
Shigella dan EIEC

masuk melalui lambung dan usus halus*

invasi ke sel epitel mukosa ileum distal dan kolon**

kolonisasi dan multiplikasi

release sitokin

merusak tight junction dari sel

shigella menginvasi sub mukosa

produksi eksotoksin***

cAMP

sitotoksik

hipersekresi usus

ulkus-ulkus kecil

diare

nekrosis sel epitel mukosa


Page
2
eritrosit keluar ke lumen usus

Bahan SOCA 2008 (5-6)

tinja bercampur darah

invasi ke lamina propia

bakteremia

audrey2011

* Shigella secara genetik dapat tahan terhadap pH yang rendah maka dapat melewati
barrier asam lambung
** menempel di epitel lewat sel M (APC dari kelenjar limfoid)
*** Shigella menghasilkan eksotoksin antara lain ShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang
mempunyai sifat enterotoksik, sitotoksik, dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut
merupakan salah satu faktor virulen sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel
eptitel mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang mempunyai
warna hijau yang khas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang
tebalnya sampai 1,5 cm sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata dan lumen
usus mengecil. Dapat terjadi perlekatan dengan peritoneum.

Salmonella
MO kolonisasi di jejunum/ileum/kolon invasi ke sel epitel mukosa usus invasi ke
lamina propia infiltrasi sel-sel radang sintesis prostaglandin produksi heatlabile cholera-like enterotoxin invasi ke Plak Peyeri penyebaran ke KGB
mesenterium hipertrofi penurunan aliran darah ke mukosa nekrosis mukosa
ulkus bergaung eritrosit dan plasma keluar ke lumen tinja bercampur darah

Disentri amoeba
Kista E. histolytica di tinja termakan manusia kista pecah di usus besar*
bentuk histolitika (trofozoit) invasi ke sel epitel mukosa usus besar produksi
enzim proteolitik nekrosis jaringan mukosa usus invasi ke jaringan submukosa
ulkus dan abses amoeba ulkus melebar dan saling berhubungan membentuk sinussinus submukosa kerusakan permukaan absorpsi malabsorpsi massa
intraluminal tekanan osmotik intraluminal diare osmotik
* kista dalam tubuh manusia terlindung dari asam lambung sehingga dapat terus
hidup

Bahan SOCA 2008 (5-6)

Page
3

audrey2011

MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala disentri secara umum antara lain:

Buang air besar dengan tinja berdarah

Diare encer dengan volume sedikit

Buang air besar dengan tinja bercampur lendir/mukus

Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

Disentri basiler

Masa inkubasi 1-4 hari

Sindrom prodromal demam yang berlangsung sekitar 12-24 jam lalu tiba-tiba
menghilang dan muncul diare dengan kolik yang mengindikasikan gejala
sebenarnya

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam

Bahan SOCA 2008 (5-6)

Page
4

audrey2011

6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan
darah dan lendir dalam tinja

Panas tinggi (39,5 - 40C)

Mual dan muntah

Anoreksia bisa dehidrasi dan malnutrisi

Nyeri kram/kolik di perut dan sakit di anus saat BAB

Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis


(kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi)

Disentri amoeba

Masa inkubasi beberapa hari sampai minggu (bahkan bisa sampai hitungan
bulan)

Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3
kasus)

Demam yang naik turun dan menggigil

Diare encer yang dengan cepat disertai darah dan lendir

Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (10x/hari)

Sakit perut hebat/kolik yang semakin meningkat dan dapat berubah menjadi
nyeri yang konstan

Mual dan muntah

Jika tidak ditangani dapat menyebabkan dilatasi dan perforasi usus

DIAGNOSIS

Diagnosis klinis dapat ditegakkan dengan menemukan tinja bercampur darah


Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan sulit jika hanya melihat gejala
klinis semata sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen
penyebab seringkali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama
(minimal 2 hari) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika
empiris.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja
Makroskopis ditemukan kista amoeba atau bentuk trofozoit dalam tinja
Mikroskopis leukosit (pertanda adanya kolitis) dan darah pada tinja
Pemeriksaan darah rutin leukositosis (5.000 15.000 sel/mm3), kadangkadang dapat ditemukan leukopenia

Bahan SOCA 2008 (5-6)

Page
5

audrey2011

Biopsi sigmoidoskopi (endoskopi) ulkus yang khas dengan tepi menonjol,


tertutup eksudat kekuningan, mukosa usus antara ulkus-ulkus tampak normal

Uji serologis IFA dan ELISA

USG Pada amoeboma nampak lesi filling defect yang mirip karsinoma

PCR belum dipakai secara luas

DIAGNOSIS BANDING

Kolitis pseudomembranosa
Kolitis ulserativa
Crohns colitis

KOMPLIKASI
Komplikasi Intestinal

Perforasi usus
Amoeboma
Intususepsi
Penyempitan usus (striktur)
Toksis megakolon

Peritonitis

Komplikasi

Bahan SOCA 2008 (5-6)

Page
6

audrey2011

Anda mungkin juga menyukai