JURNAL PENELITIAN
Oleh :
ANITA WURYASETYANI
NIM. 10120002
2
ABSTRAK
PENGARUH TIRAH BARING TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI
DADA PASIEN INFARK MIOCARD AKUT DI RUANG INTENSIVE CARDIAC
CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GAMBIRAN KOTA KEDIRI
Oleh :
ANITA WURYASETYANI
Infark Miokard Akut adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan
aliran darah koroner miokard. Nyeri dada bagian kiri adalah keluhan pasien infark miocard
yang paling sering tampil dan dalam beberapa hal dapat cukup gawat untuk dilukiskan
sebagai nyari yang paling buruk yang pernah dialami pasien. Penanganan rasa nyeri harus
dilakukan sedini mungkin salah satunya dengan tirah baring total, untuk mencegah aktivasi
saraf simpatis. Tujuan penelitian untuk mengetahui intensitas nyeri dada pasien Infark
Miocard Akut yang dilakukan tirah baring di ruang Intensive Cardiac Care Unit Rumah Sakit
Umum Daerah Gambiran Kota Kediri.
Penelitian ini termasuk rancangan penelitian Pra-eksperiman one-group pre-test posttest design analisis data menggunakan uji statistik Uji Wilcoxon dengan derajat kemaknaan
< 0,05. Populasi penelitian adalah semua pasien Infark Miokard Akut yang dirawat di Ruang
ICCU RSUD Gambiran kediri yang berjumlah 40 pasien. Tehnik pengambilan sample
menggunakan Consecutiv Sampling didapatkan sesuai dengan Kriteria inklusi adalah 20
pasien. Variabel independent dalam penelitian ini adalah Pemberian terapi tirah baring,
variabel dependennya adalah penurunan nyeri dada, dan variabel perancunya adalah terapi
farmakologis (aspirin, Acetaminophen, morphine dan lain-lain) dan non farmakologis (TENS,
distraksi relaksasi, hypnosis dan lain-lain)
Dari hasil penelitian didapatkan data Nyeri dada pasien dengan Infark Miocard Akut
sebelum tirah baring adalah semuanya merasakan nyeri dada sedang yaitu 100% (20 orang).
Sesudah dilakukan tirah baring 75 % (15 orang) merasakan nyeri dada ringan, dan 25 % (5
orang) masih merasakan nyeri dada sedang. Ada pengaruh tirah baring terhadap intensitas
nyeri dada pasien Infark Miocard Akut dengan nilai p = 0,000
Diharapkan bagi instalasi Rumah Sakit membuat protap pelaksanaan tirah baring
sebagai pedoman bagi perawat dalam pelaksanaan awal bagi penderita jantung koroner.
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan penelitian ini tidak hanya
tirah baring pada pasien Infark Miocard Akut tapi juga pada pasien yang lain.
Kata Kunci : Nyeri dada, Infark Miocard Akut, tirah baring.
3
ABSTRACT
THE EFFECT OF BED REST IN DECRESING CHEST PAIN INTENSITY OF
ACUTE INFARK MIOCARD IN INTENSIVE CARDIAC CARE UNIT
HOSPITAL GAMBIRAN KEDIRI
By :
Anita Wuryasetyani
Acute Infark Miocard is the death of miocard tissue because of the damage of coroner
miocard blood circulation. Left chest pain is frequently had of infark miocard patien and in
many ways it can be so serious show as the worst pain the patien have. Maintaning the pain
must be done as soon as possible, one of than is totally bed rest, to prevent the activate of
simpatism nerve. The aim of the research is to know the intensity of chest pain of acute infark
miocard on bed rest in Intensive Cardiac Care Unit Hospital Gambiran Kediri.
This research involved plan of Pre-experiment research of one group pre-test post-test
design data analyze using statistic test Wilcoxon test with degree significan <0,05. The
population is all of acute Infark Miocard Acute cured in ICCU RSUD Gambiran Kediri of 40
patients. The using technique consecutive sampling as inclusi criteria are 20 patients. The
independent variable is giving bed rest, dependent variable is lowering chest pain and the
contaminate is farmacology therapy (aspirin, acetaminophen, morphin, etc) and non
farmacology (TENS, relaxation distract, hypnotis, etc).
From this research found that patient of chest pain with acute infark miocard before
bed rest who have medium chest pain are 100% (20 respons/ patiens). After having bed rest
75 % (15 persons) got light chest pain, and 25% (5 persons) still have medium chest pain.
There is an influence of having bed rest to the intense of chest pain of acute infark miocard
with p = 0.000.
It is a hope that hospital make protap applying bed rest as nurse guidance in curing
heart coroner. Hopefully for the next researcher to expand the research not only having bed
rest of acute infark miocard patient but also to another patient but also to another patients of
another cases.
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infark Miokard Akut adalah
kematian jaringan miokard diakibatkan
oleh kerusakan aliran darah koroner
miokard, yang disebabkan ketidak
adekuatan aliran darah paling umum
akibat penyempitan atau sumbatan arteri
koroner diakibatkan oleh arterosklerosis
atau penurunan aliran darah akibat syok
atau perdarahan. Nyeri dada bagian kiri
adalah keluhan pasien infark miocard
yang paling sering tampil dan dalam
beberapa hal dapat cukup gawat untuk
dilukiskan sebagai nyari yang paling
buruk yang pernah dialami pasien
(Carpenito L, 2001).
Pengobatan primer yang diberikan
pada pasien penyakit jantung adalah
tirah baring, agar jaringan yang
mengalami infark membaik, dengan
demikian akan mengurangi insidens
terjadinya komplikasi. Sehingga dapat
menyelamatkan
daerah
sistemik
disekitar infark, dengan demikian
mengurangi ukuran akhir infark. Tirah
baring merupakan suatu intervensi
dimana klien dibatasi untuk tetap berada
ditempat tidur untuk tujuan teraupetik
(Potter & Perry, 2005).
Dari hasil studi pendahuluan pada
bulan September 2011 Jumlah pasien
IMA di ruang ICCU RSUD Gambiran
sebanyak 14 orang meninggal 2 orang.
Dari 10 pasien yang dikaji 8 orang
mengatakan sesak dan nyeri dada
setelah melakukan aktifitas seperti ke
kamar mandi, ngobrol dengan keluarga
yang besuk, dsb.
Istirahat merupakan cara efektif
untuk membatasi aktifitas fisik.
Pengurangan atau penghentian seluruh
aktifitas
pada
umumnya
akan
mempercepat penghentian nyeri. Klien
boleh
diam
tidak
bergerak,
dipersilahkan duduk atau sedikit
melakukan aktifitas (Brunner &
Sudarth, 2002).
Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan
5
3. Untuk Ilmu Keperawatan
Dapat dijadikan sebagai bahan
protap intervensi keperawatan bagi
perawat yang bertugas di ICCU,
dalam upaya menurunkan rasa nyeri
pada penderita Infark Miocard Akut
4. Bagi Institusi
Apabila pada hasil penelitian
nanti terbukti bahwa ada pengaruh
tirah baring terhadap intensitas nyeri
pada pasien Infark Miocard Akut
diharapkan
dapat
memberikan
masukan bagi tenaga kesehatan
dalam memberikan informasi pada
pasien yang baru masuk di ICCU
agar mematuhi anjuran perawat
untuk membatasi aktifitas yang
berlebih selama dalam proses
pengobatan di ruang ICCU
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya dengan
judul penelitian Efektifitas tekhnik
relaksasi terhadap penurunan nyeri dada
penderita Infark Miokard di ruang
ICCU RSUD Gambiran Kediri.
Dari uraian judul penelitian di atas
terdapat
suatu
perbedaan
yaitu
perbedaan variabel penelitian, tehnik
penelitian, desain penelitian, uji
penelitian, populasi dan sample yang
diambil
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori
dan
emosional
yang
tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang actual atau potensil
(Brunner& Suddarth, 2001). Nyeri
adalah pengalaman yang dipelajari oleh
pengaruh dari situasi hidup masingmasing orang. Nyeri merupakan
perasaan yang sering ditakuti oleh
banyak orang yang akan mengalami
pembedahan (Barbara, 1996).
Keterangan :
Infark Miokard
--
Angina
Angina // nyeri
nyeri
Sesak
Pucat / berkeringat
Pusing, lemas
Mual, muntah
Berdebar-debar
O
13
46
79
10
: Tidak nyeri.
: Nyeri ringan .
: Nyeri sedang
: Nyeri berat
: Nyeri berat sekali
: Diteliti
: Tidak diteliti
6
E. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh tirah baring terhadap
intensitas nyeri dada pasien Infark
Miocard Akut di ruang Intensive
Cardiac Care Unit Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kediri.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk rancangan
penelitian Pra-eksperiman one-group
pre-test
post-test
design,
yaitu
mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan satu kelompok
subjek
B. Kerangka Kerja
Populasi : Semua pasien Infark
Miokard Akut yang dirawat di Ruang
ICCU RSUD Gambiran kediri
Consecutiv sampling
Pre-test
Pengukuran
sebelum tirah
baring
Proses
Dilakukan
tirah baring
selama 2x24
jam
Pengolahan data
Analisa Data
Uji Wilcoxon
Kesimpulan
C. Variabel Penelitian
1. Variabel
independent
(Variabel
bebas) Pada penelitian ini variabel
bebasnya adalah tirah baring
2. Variabel dependent (variabel terikat)
Pada
penelitian
ini
variabel
terikatnya adalah penurunan nyeri
dada
D. Pengumpulan dan Pengolaha Data
penelitian dilaksanakan di Ruang
ICCU RSUD Gambiran Kediri pada
tanggal
1-30
November
2011.
Instrumen
dalam
penelitian
ini
menggunakan lembar observasi. Setelah
data terkumpul sebelum dan sesudah
perlakuan didapat, maka dilakukan
pengolahan data untuk menghitung
efektifitas tirah baring dengan bantuan
komputer dengan menggunakan Uji
Wilcoxon. Jika nilai sig (p) > 0,05 maka
Ho diterima artinya tidak ada pengaruh
tirah baring terhadap nyeri dada pasien
Infark Miocard Akut. Jika nilai sig (p)
0,05 maka Ho ditolak artinya ada
pengaruh tirah baring terhadap nyeri
dada pasien Infark Miocard Akut
E. Etika Penelitian
Setelah mendapat ijin maka
penelitian
dimulai
dengan
memperhatikan prinsip atau masalah
etika sebagai berikut :
1. Informed
consent
(Lembar
Persetujuan)
2. Anonimity (tanpa nama)
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Post-test
Pengukuran
sesudah tirah
baring
F. Keterbatasan
1. Waktu
Waktu yang digunakan dalam
penelitian adalah 2x24 jam, jadi
dengan waktu 2x24 jam masih belum
bisa mewakili dari hasil penelitian
2. Sampel
Sampel yang digunakan hanya pasien
Infark
Miocard
Akut
karena
keterbatasan dana dan waktu,
sehingga mungkin kurang mewakili
pasien kegawat daruratan jantung
secara keseluruhan
7
BAB 4
HASIL PENELITIAN
BAB 5
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Variabel
1. Observasi nyeri dada sebelum tirah
baring
Nyeri
dada
Ringan
Sedang
TOTAL
Frekuensi
0
20
20
Prosentase
(%)
0%
100%
100 %
Frekuensi
15
5
20
Prosentase
(%)
75 %
25%
100 %
-3.873a
.000
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
8
3.
B. Saran
1. Bagi Responden
Mematuhi apa yang dianjurkan
petugas kesehatan dengan tidak
melanggarnya,
dan
menambah
wawasan tentang hal-hal apa saja
yang boleh dan tidak boleh dilakukan
bagi penderita penyakit jantung
koroner.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan dalam hal ini
perawat dapat mengobservasi skala
nyeri dan memberikan tindakan yang
tepat serta memberikan penyuluhan
kesehatan tentang pentingnya tirah
baring dan resiko apa saja yang
terjadi bila tidak mematuhi anjuran
dari petugas kesehatan.
3. Bagi Rumah Sakit
Membuat protap pelaksanaan
tirah baring sebagai pedoman bagi
perawat dalam pelaksanaan awal
bagi penderita jantung koroner.
Leaflet perlu diberikan sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan
pesan dan informasi kesehatan pada
pasien. Menyediakan ruang yang
cukup menjaga privasi bagi pasien
yang segala aktifitasnya dilakukan
diatas tempat tidur, seperti buang air
besar dan buang air kecil.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan
bagi
peneliti
selanjutnya
untuk
lebih
mengembangkan penelitian ini tidak
hanya tirah baring pada pasien Infark
Miocard Akut tapi juga pada pasien
yang lain
DAFTAR PUSTAKA
9
Nursalam & Pariani. (2001). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: CV.
Agung Seto.