Nama Kelompok
Shabrina Yeda Soraya
Setia Dwi Ratna R.
Ragil Nurhidayah
Andika Atnanta P.
Muhammad Vidtozein C.
041511233099
041511233101
041511233102
041511233104
041511233105
Sejak saat itu sampai berpuluh tahun kemudian, rokok mulai terkenal sebagai
produk konsumsi, baik dikalangan seni pertunjukan (film-film barat/western), yang turut
memopulerkannya, maupun ketika pecah perang dunia, baik pertama maupun kedua.
Pangsa Pasar
Enam Perusahaan Rokok Kuasai Pangsa Pasar Terbesar di Indonesia
Dari total 1.664 unit usaha di industri rokok di Indonesia, ternyata enam perusahaan
rokok menguasai pangsa pasar terbesar. Keenam perusahaan rokok tersebut adalah PT HM
Sampoerna Tbk (HMSP) dengan pangsa pasar sebesar 31,1% pada 2012, diikuti oleh PT
Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan pangsa 20,7%, PT Djarum dengan pangsa 20,2%, PT
Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) dengan pangsa 8,0%, PT Nojorono dengan
pangsa sebesar 5,8%, dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) memegang pangsa 1%,
berdasarkan data duniaindustri.com.
Indonesia merupakan salah satu negara pengkonsumsi rokok terbesar di dunia. Tanpa
memasukkan Amerika Serikat dan China, Indonesia merupakan pasar rokok terbesar ke-2 di
dunia, setelah Rusia, dengan volume produksi rokok mencapai 265 miliar batang pada 2014.
Nilai pasar rokok di Indonesia pada 2013 ditaksir mencapai Rp 214,9 triliun atau
enam kali dari penerimaan cukai negara. Prediksi itu mengacu pada taksiran dari Gabungan
Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri). Nilai pasar rokok di Indonesia itu setara
dengan enam kali penerimaan cukai negara, kata Ketua Gappri Ismanu Soemiran.
Pada 2012, nilai pasar rokok di Indonesia mencapai Rp 197 triliun Rp 199 triliun, naik 5%6% dibanding tahun sebelumnya Rp 188 triliun. Pertumbuhan nilai penjualan seiring proyeksi
kenaikan produksi rokok nasional sebesar 3%-4% menjadi 263 miliar batang 266 miliar
batang di 2012 dibanding tahun sebelumnya.
Jumlah perokok Indonesia menunjukkan kenaikan cukup signifikan dalam 15 tahun
terakhir. Jumlah perokok mencapai 65,1 juta jiwa, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional
dan data Riset Kesehatan Dasar. Jumlah perokok Indonesia naik rata-rata 13,3% compounded
annual growth rate (CAGR) 1995-2010. Kementerian Kesehatan mengestimasi jumlah
perokok di Indonesia merupakan ketiga terbanyak di dunia.
Produksi daun tembakau dunia periode tahun 1967-2007 mengalami peningkatan 3,57
juta ton menjadi 6,33 juta ton (peningkatan rata-rata 1,21% per tahun). Dalam periode yang
sama, luas lahan penanaman tembakau dunia juga meningkat dari 3,39 juta ha menjadi 3,93
juta ha (meningkat 0,30% per tahun). Sementara itu produktivitas usaha tani juga mengalami
peningkatan dengan laju 0,91% per tahun, yaitu sebesar 1,26ton/ha pada tahun 1967 menjadi
1,61 ton/ha tahun 2007. Tingkat produksi tembakau terbesar dunia terjadi pada tahun 1997
yang mencapai 8,99 juta ton. Akan tetapi semenjak tahun 1997, produksi tembakau dunia
mengalami penurunan sebesar 1,96% per tahun hingga tahun 2007.
Negara-negara penghasil tembakau dunia juga mengalami pergeseran. Jika tahun
1970-an Amerika Serikat tampil sebagai produsen terbesar tembakau di dunia, maka pada
periode berikutnya tergeser oleh China dan beberapa negara lainnya seperti Brazil dan India.
Indonesia sendiri yang pada tahun 1970-an belum menjadi produsen utama tembakau dunia,
pada tahun tahun 1990-an langsung masuk dalam 8 besar dan pada tahun 2007 menjadi
urutan ke 5 produsen tembakau terbesar dunia.
Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa perkembangan produksi daun tembakau
di negara-negara berkembang seperti Brazil, India, dan Indonesia mengalami peningkatan,
sedangkan di negara maju mengalami penurunan. Hal ini tentu saja tidak bisa dipungkiri,
karena tekanan dari masyarakat di negara maju yang semakin anti tembakau. Masyarakat di
negara maju semakin sadar akan bahaya merokok, dan gerakan anti rokok tersebut terus
meningkat sehingga juga mempengaruhi penurunan luas areal tembakau. Lahan ini dialih
fungsikan menjadi lahan pertanian lain yang dianggap berpotensi dan tidak berbahaya bagi
kesehatan, misalnya gandum dan anggur. Penurunan produksi tembakau di negara maju telah
dimanfaatkan beberapa negara berkembang dalam meningkatkan pangsa ekspornya seperti
Brazil dan India, sehingga dalam ekspor daun tembakau juga mengalami pergeseran peran.
Tabel. Sepuluh Negara Produsen Utama Tembakau Dunia Tahun 1970,1990, dan 2007.
Tahun 1970
Negara
Tahun 1990
Produksi
Negara
(dlm %)
Tahun 2007
Produksi
Negara
(dlm %)
Produksi
(dlm %)
Amerika Serikat
18,54
China
37,50
China
38,87
China
17,28
Amerika Serikat
10,46
Brazil
14,73
India
7,23
India
7,82
India
8,43
Rusia
5,70
Brazil
6,31
Amerika Serikat
5,73
Brazil
5,23
Turki
4,20
Indonesia
2,67
Jepang
3,24
Rusia
4,01
Pakistan
2,00
Turki
3,21
Italia
3,05
Italia
1,91
Bulgaria
2,61
Indonesia
2,22
Turki
1,67
Pakistan
2,48
Yunani
1,92
Zimbabwe
1,62
Kanada
2,16
Zimbabwe
1,85
Yunani
1,28
Total Produksi
Daun Tembakau
4663,17
7137,44
6326,25
Namun secara global, industri tembakau saat ini memang terbilang meningkat dan
akan terus bertahan menjadi salah satu industri terbesar di dunia
Penjualan rokok global pada tahun 2013 menyentuh 783 miliar dolar Amerika atau
tumbuh sebesar 2,4% secara tahunan sejak 2004. Pertumbuhan paling banyak didorong oleh
kenaikan harga dan kecenderungan masyarakat di pasar yang lebih matang, seperti Eropa dan
Amerika Serikat untuk memilih brand premium. Permintaan produk tembakau di tahun 2014
lalu tercatat meningkat di Asia Pasifik. Namun di tahun 2015 ini, pertumbuhannya diprediksi
akan sedikit mengalami perlambatan.
Berbicara mengenai industri rokok, negara yang cukup menarik untuk ditelisik adalah
Tiongkok, yang mana negeri tirai bambu tersebut merupakan produsen sekaligus konsumen
terbesar untuk produk - produk tembakau. China memproduksi sekitar 41% dari produk
tembakau dunia, dan sekaligus sebagai konsumen terbesar dengan 43% konsumen tembakau
dunia ada di negera tersebut.
Industri rokok di Tiongkok pada tahun 2014 lalu berhasil meraup laba sekitar 1,05
triliun yuan atau 169,7 miliar dolar Amerika, meningkat 10% dibandingkan tahun
sebelumnya. Dari transaksi produk tembakau tersebut, pemerintah China menerima pajak
sebesar 911 miliar yuan, naik sebesar 12% dari tahun sebelumnya. Nilai pajak tersebut
ternyata merupakan 6,3% dari total penerimaan negara. Jumlah penerimaan cukai rokok
diperkirakan akan mencapai 1 triliun yuan pada tahun 2015 ini. Namun dilemanya adalah saat
ini pemerintah Tiongkok tengah serius mempertimbangkan untuk melakukan berbagai
pembatasan terhadap ruang bagi para perokok
Daftar Pustaka