Suhu Tubuh
Suhu Tubuh
Suhu tubuh manusia adalah konstan yaitu 36,89 0 C dan naik turunnya berkisar
antara 36,110 C sampai 37,220 C. Perbedaan hariannya kira-kira satu derajat, tingkat
terendah dicapai pada pagi hari dan titik tertinggi antara pukul 5 dan 7 petang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :
-Kecepatan metabolism basal
-Rangsangan saraf simpatis
-Hormon pertumbuhan
-Hormon tiroid
-Hormon kelamin
-Demam ( peradangan )
-Status gizi
-Aktivitas
-Gangguan organ
-Lingkungan
-Irama diurnal
-Jenis kelamin
-Usia individu
Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk
memelihara suhu tubuh relative konstan dan berlawanan dengan suhu
lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu tubuh pada manusia adalah
berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Misalnya kenaikan suhu
1derajat Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya.
Suhu normal ini dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara panas yang
dihasilkan dan panas yang hilang dan hal ini dikendalikan oleh pusat pengaturan
panas di dalam hipothalamus. Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang
berada dibawah otak.
Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu inti dari tubuh dipertahankan sangat
konstan, sekitar 100F (36C) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang
mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan
suhu yang rendah 55F atau suhu yang tinggi sampai 130F dalam udara kering,
dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang hampir mendekati konstan.
Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai dengan suhu
lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang penting apabila kita merujuk pada
kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.
Bagan refleks pengaturan suhu tubuh :
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hipothalamus, Hipothalamus ini dikenal
sebagai thermostat yang berada dibawah otak.
Terdapat dua hipothalamus, yaitu:
-Hipothalamus anterior yang berfungsi mengatur pembuangan panas
-Hipothalamus posterior yang berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas
Saraf-saraf yang terdapat pada bagian preoptik hipotalamus anterior dan hipotalamus
posterior memperoleh dua sinyal, yaitu :
1. berasal dari saraf perifer yang menghantarkan sinyal dari reseptor panas/dingin
2. berasal dari suhu darah yang memperdarahi bagian hipothalamus itu sendiri.
Thermostat hipotalamus memiliki semacam titik kontrol yang disesuaikan untuk
mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu tubuh turun sampai dibawah atau naik sampai
di titik ini, maka pusat akan memulai impuls untuk menahan panas atau meningkatkan
pengeluaran panas.
a. Termoreseptor perifer
Termoreseptor yang terletak dalam kulit ,mendeteksi perubahan suhu kulit dan
membran mukosa tertentu serta mentransmisi informasi tersebut ke hipotalamus
b. Termoreseptor sentral
Termoreseptor ini terletak diantara hipotalamus anterior, medulla spinalis, organ
abdomen dan struktur internal lainnya juga mendeteksi perubahan suhu darah.
B. Penjalaran Sinyal Suhu Pada Sistem Saraf
Sinyal suhu yang dibawa oleh reseptor pada kulit akan diteruskan ke dalam otak
melalui jaras spinotalamikus (mekanismenya hampir sama dengan sensasi nyeri).
Ketika sinyal suhu sampai di tingkat medulla spinalis , sinyal akan menjalar dalam
traktus Lissauer beberapa segmen di atas atau di bawah, dan selanjutnya akan
berakhir terutama pada lamina I, II dan III radiks dorsalis.
Gambar lamina
Setelah mengalami percabangan melalui satu atau lebih neuron dalam medulla spinalis,
sinyal suhu selanjutnya akan dijalarkan ke serabut termal asenden yang menyilang ke
traktus sensorik anterolateral sisi berlawanan, dan akan berakhir di tingkat reticular
batang otak dan komplek ventrobasal thalamus. Beberapa sinyal suhu pada kompleks
ventrobasal akan diteruskan ke korteks somatosensorik.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak
Secara umum, proses ini mampu meningkatkan metabolisme hingga lebih dari 100%.
Pembentukan panas melalui mekanisme ini dapat terjadi karena pada neonatus banyak
terdapat lemak coklat. Mekanisme ini sangat penting untuk mencegah hipotermi pada
bayi.
Tabel Perbedaan derajat suhu normal pada berbagai kelompok usia (Tamsuri Anas,
2007)
D. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
Sebagian besar pembentukan panas dalam tubuh dihasilkan oleh organ dalam
terutama di hati, otak, jantung, dan otot rangka selama berolahraga. Kemudian panas
ini dihantarkan dari organ dan jaringan yang lebih dalam ke kulit, yang kemudian
dibuang ke udara dan lingkungan sekitarnya, oleh karena itu, laju kehilangan panas
hampir seluruhnya ditentukan oleh 2 faktor,yaitu :
1. Seberapa cepat panas yang dapat dikonduksi dari tempat asal panas dihasilkan,
yakni dari dalam inti tubuh ke kulit
2. Seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke lingkungan
Terdapat 4 mekanisme kehilangan panas, yaitu :
1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke
segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar
pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada
gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali
suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi
pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru
yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan bendabenda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan
mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi
dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan
tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan
dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak
dapat terjadi secara efektif terus menerus.
3. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.
Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme