Anda di halaman 1dari 2

8 + 1 ALASAN UNTUK MEMBENCI

KUMON SEBUAH ULASAN


Agustus 17, 2015 by apiqquantum

in

inovasi pembelajaran matematika

Ulasan untuk membenci Kumon ini berdasar pengalaman orang dalam internal Kumon dan
pengalaman saya sendiri menerima laporan dari orang-orang yang terlibat dengan Kumon.
Tampaknya judul ini provokatif? Ya, saya pikir memang provokatif! Tetapi ini adalah
terjemahan dengan sedikit modifikasi dari judul asli
8 Things to Hate about Kumon A Review
Saya menambahkan 1 alasan lagi yang khas dari kondisi Indonesia berhubungan dengan les
bimbel matematika. Mari kita mulai.
1) Kumon is expensive = Kumon adalah mahal
Untuk tingkat SD dan TK biaya kursus adalah 370.000,00 rupiah per bulan (Jabodetabek).
Dan harga itu adalah nyaris biaya untuk membeli lembar kerja saja. Bandingkan dengan
biaya cetak soal Kumon. Misal seorang siswa mendapat 10 lembar soal x 30 hari x 100
rupiah tiap lembar = 30.000,- rupiah. Hanya 8% saja cukup untuk biaya cetak. Bila kita
mencetak lembar kerja dalam jumlah besar barangkali biaya bisa turun lagi hanya 5% saja.
Tetapi bukankah ada biaya guru atau instruktur di Kumon? Ya, tetapi guru di Kumon berbeda
dengan guru di sekolah atau tempat les matematika yang lain. Guru di Kumon cenderung
hanya memberi lembar kerja dan kemudian memeriksa hasil lembar kerja siswa. Jadi
memang biaya 370 ribu itu nyaris untuk membeli lembar belajar yang biaya cetak kurang
dari 30 ribu.
2) Kumon instructors arent qualified maths teachers = Guru Kumon bukan guru matematika
yang layak
Meski sudah dilatih oleh Kumon tetap saja guru Kumon bukanlah guru matematika.
Barangkali Anda berpikir bahwa Anda tidak mahir matematika untuk mengajari anak Anda.
Tetapi mengajarkan matematika ke anak Anda adalah cara yang baik. Memberi contoh ke
anak dengan baik dan menambah kedekatan orang tua dengan siswa.
Bila Anda perlu nara sumber tambahan barangkali Anda dapat bergabung dengan les bimbel
matematika online semacam bimbel matematika online APiQ. Di mana Anda dapat
mengakses bahan belajar matematika yang lengkap.
3) Kumon instructors dont teach = Guru Kumon tidak mengajar
Kenyataannya guru Kumon hanya menyediakan waktu 10 menit tiap sesi untuk anak Anda
atau 20 menit tiap minggu. Dengan pertimbangan anak agar mandiri maka anak dibiarkan
mengerjakan lembar belajar mandiri. Tetapi dalam proses belajar yang baik kita memerlukan
lebih banyak interaksi. Baik interaksi guru dengan siswa atau pun interakasi sosial siswa
dengan siswa. Di Kumon nyaris tidak ada sama sekali interaksi sosial antar siswa. Kita
memang perlu mendorong anak-anak untuk mandiri. Tetapi kita tetap perlu interaksi yang
memadai.
4) Kumon is repetitive and boring = Kumon berulang dan membosankan
Kenyataannya di Kumon seorang siswa harus mengulang 6 kali lembar kerja yang sama.
Memang benar pengulangan menjadikan anak lancar. Seperti ditulis Geoff Colvin dalam
bukunya Talent Is Overrated: What Really Separates World-Class Performers from Everybody
Else bahwa perlu pengulangan 10.000 jam latihan agar seseorang jadi master. Tetapi kunci
pengulangan adalah dengan cara yang kreatif, menantang, variasi dengan game, video dan
lain-lain. Sementara pengulangan di Kumon membosankan.

5) Kumon is a franchise so results depend on which centre you study at = Kumon adalah
franchise sehingga hasil bergantung pada lokasi
Masing-masing lokasi memiliki karakteristik guru Kumon yang berbeda-beda. Ada guru yang
ramah ada pula guru yang keras pada mengerjakan lembar soal Kumon. Anda sebagai orang
tua lebih bijak memilih metode yang tepat untuk anak Anda. Ketika mood anak kurang
semangat barangkali belajar matematika dengan game lebih baik. Tetapi Kumon cenderung
untuk mengejar penyelesaian lembar belajar belaka.
6) Kumon doesnt do (much) problem solving = Kumon tidak mengajarkan problem solving
menyelesaikan masalah
Kumon lebih fokus pada berhitung saja atau aritmetika. Maksudnya agar anak-anak lebih
mudah menyelesaikan masalah bila sudah lancar berhitung. Tetapi anak-anak harus paham
masalah sebelum berhitung kan? Maka siswa sering mengeluh karena mereka tidak paham
dengan soal cerita meski sudah belajar Kumon. Anda sebagai orang tua harus mengajarkan
sendiri tentang memahami soal cerita tugas yang cukup berat.
7) Kumon uses different methods from those used at school = Kumon menggunakan metode
yang berbeda dengan sekolah
Metode yang berbeda dengan metode di sekolah sering membingungkan siswa. Memang
matematika memiliki banyak cara untuk menyelesaikan satu problem yang sama.
Barangkali menguasai banyak metode akan lebih bagus bagi siswa. Tetapi bila penguasaan
setengah-setengah justru akan mengakibatkan kebigungan siswa.
8 ) Kumon turns out arithmeticians not mathematicians = Kumon mengajarkan aritmetika
bukan matematika
Kumon tidak membahas konsep waktu, kecepatan, mengolah data, berpikir matematika, dan
lain-lain. Kumon hanya fokus kepada berhitung aritmetika saja. Geometri termasuk materi
yang sangat kurang di Kumon. Harapannya, bila anak menguasai berhitung maka anak-anak
akan percaya diri untuk belajar matematika. Apakah hal tersebut terbukti?
9) Kumon menyedot devisa negara 1 juta dolar AS tiap bulan
Ini yang khas terjadi di Indonesia. Sekitar 1 juta dolar AS, warga Indonesia harus membayar
devisa ke luar negeri untuk Kumon. Berdasar iklan Kumon bahwa di Indonesia terdapat 130
ribu siswa maka dengan sederhana kita dapat menghitung banyaknya devisa negara yang
harus dibayarkan ke luar negeri. Kondisi ekonomi Indonesia yang tidak terlalu baik saat ini
menjadi lebih parah dengan pengurangan devisa 1 juta dolar tiap bulannya.
Bagaimana menurut Anda?
Mari jaga Indonesiajaga anak-anak tercintademi masa depan yang lebih baik!
Salam hangat

Anda mungkin juga menyukai