Anda di halaman 1dari 9

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015

ISSN : 2301-9425

PERANCANGAN SIMULASI ANIMASI 2D TATA CARA PEMBERIAN


SUARA PADA PEMILIHAN UMUM MENGGUNAKAN METODE
ROTOSCOPING (STUDI KASUS : KOMISI PEMILIHAN
UMUM KABUPATEN DELI SERDANG)
Chayriza rahman
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan
Jl.Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan
http ://www.stmik-budidarma.ac.id Email : rahmanza80@gmail.com
ABSTRAK
Dalam konteks demokrasi, pemilihan umum merupakan hujud dari demokrasi. Baik pemilihan legeslatif,
presiden, wakil presiden hingga kepala daerah, baik pemilihan langsung maupun pemilihan tidak langsung.
Penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia tidak dipungkiri terdapat permasalahan yang ada baik
dalam penyelenggaraan, sosialisasi tata cara pemberian suara, dan perhitungan suara. Terfokus pada sosialisasi
tata cara pemberian suara permasalahan yang sering dihadapi adalah lokasi yang dituju untuk pelaksanaan
sosialisasi dan kurangnya sarana sosialisasi.
Berkaitan dengan sarana sosialisasi, multimedia merupakan solusi yang kongkrit yang dapat
dikembangkan seperti simulasi animasi. Animasi pada saat ini tidak hanya dimanfaatkan untuk dunia hiburan,
tetapi animasi dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, simulasi hingga media komersial. Dalam
perancangan animasi banyak metode-metode yang digunakan seperti Rotoscoping yang dapat mempermudah
animator dalam penggambaran objek-objek animasi.
Kata Kunci : Simulasi, Multimedia, Animasi, Rotoscoping
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan dunia teknologi komputer yang
berkembang begitu pesat mencerminkan kemajuan
peradaban manusia yang semakin maju, dimana
komputerisasi menjadi sarana instan yang sangat
membantu
manusia
dalam
melaksanakan
aktifitasnya. Contoh terapan komputerisasi yang
populer saat ini ialah animasi, dimana animasi pada
saat ini bukan hanya berupa tayangan hiburan saja
bahkan sudah merambah kedunia kerja, media
informasi, iklan komersial dan pendidikan, dengan
merancang animasi sebagai sarana pertukaran
informasi, sarana media pembelajaran serta media
simulasi kerja ataupun kegiatan manusia.
Indonesia adalah salah satu negara yang
menjunjung tinggi demokrasi, dihujudkan dengan
diadakan pemilihan langsung anggota lembaga
legeslatif serta presiden dan wakil presiden. KPU
(Komisi pemilihan Umum) adalah lembaga negara
yang bertugas dan menanggungjawapi seluruh aspekaspek dalam pelaksanaan pesta demokrasi Indonesia,
baik dalam aspek logistik, sosialisasi tata cara
pemberian suara dan pengumuman hasil perolehan
suara.
Terfokus pada penyelenggaraan pemilihan
umum tidak dipungkiri terdapat masalah- masalah
yang dihadapi baik dalam pemungutan suara,
sosialisasi tata cara pemberian suara hingga
perhitungan suara dan penyampaian hasil suara.
Dikhususkan pada sosialisasi tata cara pelaksanan
pemberian suara, terdapat faktor- faktor yang
menjadi masalah diantaranya masih banyaknya

wilayah di indonesia yang masih terisolir, dimana


wilayah tersebut sulit untuk dijangkau oleh media
transportasi darat, laut, dan udara sehingga menjadi
hambatan dalam mensosialisasikan tata cara
pemilihan umum.
Dalam mengatasi permasalah ini perlu
dirancang sebuah media komunikasi alternatif yang
tidak tergantung oleh media transportasi seperti
tayangan simulasi animasi. Dalam perancangan
animasi banyak teknik atau metode yang dipakai
seperti metode rotoscoping. Rotoscoping adalah
teknik animator yang menjiplak dari gerakan sebuah
video yang bukan animasi secara frame by frame
kemudian digunakan sebagai pembuatan animasi
yang akan dirancang, manualnya video non animasi
diproyeksikan ke panel kaca dan digambar ulang
oleh animator, peralatan proyeksi ini disebut dengan
rotoscope. Saat ini proyeksi rotoscop sudah
dikomputerisasi sehingga semakin mudah dan
efisien. Pada animasi 2D, model dibuat dari objekobjek yang terpisah dengan layer transparan yang
terpisah serta dapat digunakan kerangka virtual
maupun tidak, kemudian objek-objek berupa anggota
tubuh, mata, mulut, tangan, kaki, yang sudah
digerakkan digabungkan menjadi sebuah video
animasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, yang menjadi lingkup permasalahan dalam
penulisan ini :
1. Bagaimana tata cara pemberian suara pada saat
pemilihan umum ?

Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
24
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015


2. Bagaimana menerapkan metode rotoscoping
dalam merancang animasi 2D ?
3. Bagaimana merancang simulasi animasi 2D tata
cara pemberian suara pada pemilihan umum
menggunakan metode rotoscoping ?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada perancangan
ini sebagai berikut :
1. Penulis merancang animasi 2D dengan durasi
kurang dari 10 menit.
2. Penulis menampilkan objek objek berupa
petugas TPS, saksi, pemilik suara, serta perangkat
PEMILU seperti kotak suara, bilik suara, meja
dan kursi serta tampilan latar TPS (Tempat
Pemungutan Suara)
3. Software yang digunakan dalam merancang
animasi 2D ini adalah Adobe Flash Professional
CS6 dan Adobe Photoshop CS6.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Tujuan dari perancangan animasi ini sebagai
berikut :
1. Mengetahui tata cara pemberian suara pada saat
pemilihan umum.
2. Menerapkan
metode
rotoscoping
dalam
merancang animasi 2D.
3. Merancang simulasi animasi 2D tata cara
pemberian suara pada pemilihan umum dengan
menggunakan metode rotoscoping.
1.4.2 Manfaat
Adapun Manfaat dari perancangan animasi ini
adalah :
1. Mempermudah pemahaman tata cara pemberian
suara dengan menampilkan objek- objek animasi
2D.
2. Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan
animasi menjadi media simulasi informasi.
3. Mempermudah dalam pelaksanaan sosialisasi
dalam tata cara pemberian suara pada pemilihan
umum.
2. Landasan Teori
2.1 Perancangan
Dikutip dari KBBI (kamus Besar Bahasa
Indonesia) perancangan adalah menata atau mengatur
suatu yang diinginkan. Sementara perancangan
sistem adalah menentukan bagaimana suatu sistem
akan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan,
tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari
komponen-komponen perangkat lunak dan keras dari
suatu sistem sehingga setelah instalasi dari suatu
sistem akan bener-benar memuaskan rancangan .
Menurut referensi diatas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa perancangan adalah suatu
kegiatan menciptakan suatu yang baru untuk
menyelesaikan suatu masalah.
2.2 Simulasi

ISSN : 2301-9425

Simulasi merupakan merupakan sebuah usaha


untuk menyalin fitur, tampilan, dan karakteristik
sebuah sistem nyata. Dalam model ini akan
ditunjukan bagaimana mensimulasi bagian sebuah
sistem dengan menggambarkan model sesuai dengan
sistem yang sesungguhnya dan model ini digunakan
untuk memperkirakan efek dari yang timbul dari
sistem (jurnal, Soma Purnama Aji dan Tri
Bodroastuti, 2011).
Berdasarkan pernyataan diatas penulis
merangkum bahwasannya simulasi adalah proses
merencanakan suatu model dari sebuah sistem nyata
dan melakukan eksperimen dengan model tersebut
dengan tujuan memahami tingkah laku sistem, atau
mengevaluasi
berbagai
strategi
untuk
mengoperasikan sistem tersebut. Simulasi mampu
menganalisis sistem strokasik komplek dan untuk
memodelkan sistem yang tidak dapat diselesaikan
menggunakan pendekatan pemrograman matematika
ataupun pendekatan gueveing network. Model
simulasi tidak menyediakan nilai-nilai optimal untuk
pengukuran performa. Model simulasi menghasilkan
sampel-sampel yang mewakili ukuran performan dan
dengan menggunakan point-point sampel tersebut
untuk memperkirakan nilai tengah ukuran performan.
Pendekatan simulasi dapat disesuaikan untuk
berbagai sistem, dapat menghasilkan estimasi dari
banyak macam ukuran performan dan dapat
mengevaluasi kelakukan yang berbeda-beda dari
waktu (time variant behaviour).
2.3 Animasi 2D (Dimensi)
Menurut M.S Gumelar (2011, 1) Animasi
berasal dari bahasa Yunani Anima yang berarti
nafas, dan nafas identik dengan hidup, sehingga
secara sederhana animasi adalah memberi hidup pada
suatu yang tidak hidup sebelumnya.
Bila diambil dari kamus Oxford definisi
animasi merupakan film yang seolah hidup, terbuat
dari fotografi, gambaran, boneka, dan sebagainya
dengan perbedaan tipis antar frames, untuk memberi
kesan pergerakan saat diproyeksikan (The Little
Oxford Dictionary, 19)
Animasi 2 dimensi dapat juga dikatakan
animasi kartun, yang mana terbentuk pada dimensi
panjang dan lebar dalam satu bidang datar, jadi hanya
ada panjang dan lebar saja tanpa adanya dimensi
tebal. Bidang dua dimensi dapat digambarkan dengan
sumbu X dan Y. Dari keterangan diatas dapat
disimpulkan bahwa animasi 2D adalah sebuah
kumpulan gambar dimensi panjang dan lebar yang
berkaitan hingga menciptakan suatu gerakan bila
diproyeksikan sehingga gambar terlihat seolah-olah
hidup. Ada 4 jenis animasi yaitu :
1. Frame Animation : Suatu animasi yang dibuat
dengan mengubah objek pada setiap frame.
Objek-objek tersebut nantinya akan tampak pada
lokasi-lokasi yang berbeda pada layar.
2. Vector Animation : Suatu animasi yang dibuat
dengan mengubah bentuk suatu objek.

Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
25
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015


3. Computational Animation : Suatu animasi yang
dibuat dengan memindahkan objek berdasarkan
koordinat x dan y. Koordinat x untuk posisi
horizontal dan posisi y untuk posisi vertical.
4. Morphing : Peralihan satu bentuk objek ke bentuk
objek lainnya dengan memanipulasi lebih dari
satu frame sehingga nantinya akan dihasilkan
keseluruhan gerakan yang sangat lembut untuk
menampikan
perubahan satu sampai perubahan bentuk lainnya.
Perancangan film maupun video animasi tidak lepas
dari 2 elemen dasar animasi yaitu gambar dan suara
sebagai
penyempurna
animasi.
Keterangan
mudahnya gambar yang sudah memiliki alur cerita
diurutkan freme demi frem kemudian disisipkan
suara pada alur frame yang telah ditentukan hingga
alur frame selaras dengan audio yang disisipkan.
Animasi 2D yang paling terkrnal adalah Walt
Disney.
2.4 Pemilihan Umum (PEMILU)
Pemilihan umum merupakan sarana politik
untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal
memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif
serta memilih pemegang kekuasaan eksekutif baik itu
presiden dan wakil presiden maupun kepala daerah.
Pemilihan umum bagi suatu negara demokrasi
berkedudukan sebagai sarana untuk menyalurkan hak
asasi dan aspirasi politik rakyat terhadap
pemerintahan dinegaranya. Di Indonesia demokrasi
mendapat kedudukan yang penting ditujukkan
dengan tahap demi bertahap pelaksanaan pemilihan
umum berangsur berkembang dari awal pemilihan
parlemen hingga pemilihan langsung. dilihat dari
pemilihan umum memiliki arti penting sebagai
berikut:
1. Untuk mendukung atau mengubah personel
dalam lembaga legislative.
2. Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat
dalam
menentukan
pemegang
kekuasaan
eksekutif untuk jangka tertentu.
3. Rakyat melalui perwakilannya secara berkala
dapat mengoreksi atau mengawasi kekuatan
eksekutif.
Pemilihan umum dapat dibagi menjadi 2
sesuai cara pelaksanaannya yaitu sebagai berikut :
1. Cara langsung, dimana rakyat secara langsung
memilih wakil-wakilnya yang akan duduk
dibadan-badan perwakilan rakyat. Contohnya
pemilihan kepala daerah, presiden dan wakil
presiden serta anggota DPR, DPRD dan DPD.
2. Cara tidak langsung atau bertingkat, dimana
rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya, lantas
wakil rakyat tersebut yang memilih kepala
pemerintahan seperti presiden dan wakil presiden.

ISSN : 2301-9425

3. Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di


lembaga legislatif serta memilih Presiden dan
wakil Presiden.
4. Melaksanakan pergantian personel pemerintahan
secara aman, damai, dan tertib.
5. Menjamin
kesinambungan
pembangunan
nasional.
Menurut Ramlan Surbakti, kegiatan pemilihan
umum berkedudukan sabagai berikut :
1. Mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin dan
alternatif kebijakan umum
2. Makanisme
untuk
memindahkan
konflik
kepentingan dari masyarakat ke lembagaglembaga perwakilan melalui wakil rakyat yang
terpilih, sehingga integrasi masyarakat tetap
terjaga.
3. Sarana untuk memobilisasikan dukungan rakyat
terhadap negara dan pemerintahan dengan jalan
ikut serta dalam proses politik.
Menurut Austin Ranney, pemilu dikatakan
dekmokratis apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Penyelenggaraan secara priodik (Regular
election).
2. Pilihan yang bermakna (Meaningful choices).
3. Kebebasan untuk mengusulkan calon (Freedom
to put forth candidate).
4. Hak pilih umum bagi kaum dewasa (Universal
adult suffrage).
5. Kesetaraan bobot suara (Equal weighting votes).
6. Kebebasan untuk memilih (Free registration of
choice).
Jujur dalam perhitungan suara dan pelaporan hasil
(Accurate counting of choice and reporting of
results).
2.5 Tata Cara Pemberian Suara
Adapu tata cara pemberian suara untuk
pemilih ataupun peraturan yang ditetapkan oleh
komisi pemilihan umun (KPU) atas sah tidaknya
surat sura adalah sebagai berikut :
1. Tanda coblos pada satu kolom yang memuat
nomor urut dan nama calon anggota, surat
dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk nama calon
yang bersangkutan.

Gambar 1 Surat suara sah


Pemilihan umum merupakan pesta demokrasi,
Sumber
:
Dokumen
terbitan milik KPU (Buku
Secara umum tujuan pemilihan umum adalah sebagai
Panduan KKPS)
berikut :
1. Melaksanakan kedaulatan rakyat.
2. Sebagai perwujudan hak asas politik rakyat.
Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
26
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015

ISSN : 2301-9425

2. Tanda coblos pada kolom yang memuat nomor


urut, tanda gambar dan nama partai politik, serta
tanda coblos pada satu kolom yang memuat
nomor urut dan nama calon, suaranya dinyatakan
sah 1 (satu) suara untuk calon yang ersangkutan

Gambar 5. Surat suara sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)
Gambar 2. Surat suara sah
Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

6. Tanda coblos terletak tepat pada garis antara


nama calon partai politik, suara dinyatakan sah 1
(satu) suara untuk partai.

3. Tanda coblos terdapat pada kolom parta dan


terdapat 2 tanda coblos pada nama calon dalam 1
kolom partai yang sama surat suara dinyatakan
sah 1 (satu) suara untuk partai.

Gambar 6. Surat suara sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

Gambar 3.Surat suara sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

7. Tanda coblos terletak tepat pada garis tepi kolom


salah satu partai suara dinyatakan sah 1 (satu)
suara untuk partai.

4. Tanda coblos lebih dari satu pada kolom partai


yang sama surat suara dinyatakan sah 1 (satu)
suara untuk partai.

Gambar 7. Surat suara sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

Gambar 4. Surat suara sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

8. Tanda coblos terletak pada kolom kosong nama


calon, surat suara dinyatakan sah 1 (satu) suara
untuk calon no urut terakhir.

5. Tanda coblos lebih dari satu pada kolom nama


calon dari 1 partai yang sama surat suara
dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk calon yang
bersangkutan.
Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
27
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015

ISSN : 2301-9425

Gambar 8. Surat suara sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

Gambar 11.Surat suara sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

9. Tanda coblos pada satu kolom yang memuat


nomor urut namun tanpa nama calon yang
disebabkan calon tersebut tidak lagi memenuhi
syarat, suara dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk
partai.

12. Tanda coblos berada di dua atau lebih kolom


partai, surat suara dinyatakan tidak sah.

Gambar 12. Surat suara tidak sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)
Gambar 9. Surat suara sah
Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

13. Tanda coblos diluar kolom partai atau kolom


nama calon, surat suara dinyatakan tidak sah

10. Tanda coblos tepat pada tepi kiri atau kanan


kolom nama calon, suara dinyatakan sah 1
(satu) suara untuk calon yang bersangkutan.

Gambar 13. Surat suara tidak sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)
Gambar 10. Surat suara sah
Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)

14. Tanda coblos diluar diantara kolom partai, surat


suara dinyatakan tidak sah.

11. Tanda coblos berada dikolom nama calon dan


dikolom kosong pada 1 partai yang sama suara
dinyatakan sah 1 (satu) suara untuk nama calon
yang dicoblos.

Gambar 14 Surat suara tidak sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)
Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
28
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015


15. Terdapat 3 tanda coblos yaitu pada kolom
partai, pada nama calon pada partai yang sama
tetapi terdapat pula pada luar kolom partai, surat
suara dinyatakan tidak sah.

Gambar 15. Surat suara tidak sah


Sumber : Dokumen terbitan milik KPU (Buku
Panduan KKPS)
2.6 Rotoscoping
Dikutip dari jurnal (Bernadhi Ari Suryantara,
2011) Rotoscoping atau rotoscope merupakan teknik
animasi dimana seorang animator akan mentrace
(meniru) setiap frame dari sebuah film atau video
dengan sebuah gaya tertentu. Hasil tracenya sendiri
akan digabungkan untuk dijadikan film utuh. Secara
mudahnya rotoscoping adalah suatu teknik menjiplak
video. Zaman dahulu live film dimainkan dan
diproyeksikan ke dalam sebuah area transparan (kaca
matter) kemudian oleh animator digambar satu per
satu setiap gambar yang muncul diarea tersebut
melalui canvas transparan. Kemudian hasil dari
proses tracing akan digerakkan sehingga ilusi gerak
yang dihasilkan akan terlihat nyata.
2.6.1 Sejarah Rotoscoping
Max Fleischer dan Dave Fleischer dua orang
bersaudara, menemukan proses animasi yang disebut
rotoscope pada tahun 1915. Rotoscope adalah
peralatan yang luar biasa yang dapat membantu
memproduksi animasi yang realistis. Max Fleischer
adalah seorang pelopor dunia animasi. Hasil
karyanya telah membawa film animasi Betty Boop
dan Popeye ke layar lebar sehingga sudah seharusnya
ia diberikan tempat di buku sejarah. Max Flaischer
lahir pada tahun 1883 di Vienna, dari kecil ia sudah
menunjukkan ketertarikan pada mesin dan memiliki
talenta dalam menggambar, ia merasakan tertarik
khusus yang kuat dari film. Ketiga keahliannya
menjadi satu pada tahun 1917 ketika ia menampilkan
film animasi pendek dan memulai untuk menawarkan
ke beberapa distributor. Contoh film yang
menggunakan teknik rotoscope antara lain Waking
Life (USA, 2001), Fire and Ice (USA, 1983), Heavy
Metal (1981) dan lainnya.
2.6.2 Tahapan Dalam Rotoscoping
Proses dalam pembuatan animasi dengan
teknik rotoscoping menggunakan software Adobe

ISSN : 2301-9425

photoshop dan Adobe Flash dengan melakukan


tahap-tahap seperti gambar dibawah ini :

Gambar 16 Bagan Tahapan Pembuatan


Animasi
Sumber : Jurnal (Bernadhi Ari Suryantara,
2013)
3. Analisa dan Pemodelan
3.1 Analisa Masalah
Dalam
membangun
sebuah
aplikasi,
hendaknya analisis perlu dilakukan terlebih dahulu
sebelum memasuki tahap-tahap peracangan. Dalam
analisis mengurai tentang konsep-konsep rancangan
serta mempersiapkan sesuatu yang di perlukan
seperti halnya penerapan ide atau solusi dari
masalah-masalah yang ada.
Simulasi animasi tata cara pemberian suara
pada pemilu ini dirancang sebagai sarana sosialisasi
masyarakat untuk mempermudah mengetahui
informasi tentang tata cara pemberian suara yang sah
pada saat pesta demokrasi ini diadakan. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, penulis mendapatkan
permasalahan dalam hal diatas dimana masih banyak
kesalahan-kesalahan pencoblosan yang dilakukan
masyarakat saat memberikan hak suaranya
dikarenakan kurang nya sosialisasi yang di dapat
masyarakat, hal ini di sebabkan beberapa faktor yaitu
:
1. Lokasi atau wilayah yang di tuju untuk diadakan
sosialisasi susah untuk di jangkau disebabkan
minimnya transportasi umum.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara
pemberian suara diakibatkan minimnya sarana
sosialisasi, seperti relawan, alat peraga, lokasi
sosialisasi serta dana sosialisasi yang akan
diselenggarakan.
3.1.1 Analisa Pembuatan Objek Dan Alur
Animasi Dengan Rotoscoping
Dalam pembuatan video animasi di butuhkan
kemampuan berimajinasi untuk merangkai alur cerita
video animasi dan seni menggambar untuk
pembuatan objek dalam video animasi. Pada tahap
ini terdapat kesulitan apabila animator tidak memiliki
bakat menggambar maka metode rotoscoping
menjadi solusi dari masalah yang dihadapi oleh
animator tersebut. Berikut tahapan-tahapan dalam
rotoscoping.
1. Tahapan Dalam Metode
a. Tahapan Penentuan Video

Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
29
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015


Tahap ini merupakan penentuan video nonanimasi yang akan digunakan sebagai media
rotoscope.
b. Tahapan Rotoscope
Pada tahap ini video non-animasi akan
dianimasikan dengan teknik rotoscope yaitu
menjiplak gerakan yang ada pada video nonanimasi secara frame by frame.
c. Tahapan pembuatan
Tahap ini adalah tahapan dimana gerakan yang
telah di jiplak kemudian disusun menjadi sebuah
video animasi yang utuh.

ISSN : 2301-9425

alur cerita animasi hingga menjadi video animasi


yang utuh.
h. Reader
Tahapan akhir dalam perancangan dengan
melakukan testing video dan melakukan
pengamatan terhadap video untuk memperbaiki
kekurangan yang ada.
1. Analisa Sekenario Alur Animasi
Dalam pelaksanaan pemungutan suara pada
TPS (Tempat Pemungutan Suara), terdapat 5 tahapan
alur yang dilakukan oleh pemberi suara yaitu sebagai
berikut :

2. Tahapan Perancangan Keseluruhan

Gambar 17 Bagan Tahapan Rancangan


a. Pengambilan Gambar
Dalam proses ini, dirancang objek-objek yang
berperan dalam video mulai dari objek berupa
manusia dan benda-benda yang berkaitan seperti
meja, kursi, kotak suara, bilik suara dan peralatan
lainnya.
b. Pengambilan frame video
Dari video non-animasi diambil alur ceritanya
dengan membaginya frame demi frame.
c. Tracing dan Coloring
Tahapan ini merupakan tahapan penerapan
rotoscoping dalam menggambar objek-objek
dalam video animasi yang akan dirancang yaitu
peniruan objek-objek yang ada didalam video
non-animasi, setelah objek ditiru kemudian
proses pewarnaan dilakukan.
d. Sound
Tahap ini mengumpulkan atau membuat suarasuara yang terdapat pada video animasi dan
nantinya akan disisipkan sesuai adegannya
masing-masing.
e. Editing / Compositing
Tahap ini termasuk tahap perancangan,
didalamnya termasuk perancangan gerakan dalam
objek-objek serta penyesuaian.
f. Backgraund end Environmant
Dalam tahap ini dirancanglah latar dari video
animasi dan disesuaikan dengan kondisi
lingkungan alur dari video animasi tersebut.
g. Proses Animasi
Tahapan ini adalah tahapan perancangan animasi,
dimana didalamnya terdapat proses penyatuan
objek-objek yang telah ada dengan latar,
penyesuaian gerak setiap objek dan pembuatan

Gambar 18 Sekenario Alur Pemberian Suara


Penjelasan :
Alur
pertama
pemilih
melakukan
penyerahan model C6 kepada petugas KPPS untuk
didata apakah data yang tertera di model C6 sesuai
yang tertera di buku daftar DPT (Daftar pemilih
Tetap) serta absensi kehadiran pemilih dan
memberikan jatwal antrian sesuai kedatangan. Alur
kedua pemilih akan menunggu antrian pada tempat
yanh sudah disediakan hingga nomor ututnya DPT
nya dipanggil oleh petugas KPPS sesuai kedatangan.
Alur ketiga pemilih akan dipanggil oleh petugas
KPPS sesuai nomor urut kedatangannya dan
diberikan empat surat suara dimana surat suara
tersebut yaitu untuk warna kuning merupakan surat
suara untuk pemilihan anggota DPR RI, untuk warna
merah untuk surat suara pemilihan anggota DPD dan
seterusnya surat suara berwarna biru dan hijau
sebagai surat suara pemilihan anggota DPRD
provinsi dan anggota DPRD kabupaten/kota untuk
melakukan alur yang ke empat yaitu pemberian suara
dengan melubangi surat suara sesuai pilihan. Alur ke
lima lantas pemilih memasukkan surat suara kekotak
suara dan memberikan salah satu jarinya untuk
diberikan tanda bahwasannya telah memberikan hak
pilihnya.
4. Pengujian
Pengujian adalah serangkaian intruksi-intruksi
uji hasil perancangan apakah telah sesuai dengan
analisah dan model perancangan yang direncanakan
dalam mencapai tujuan dirancangnya multimedia ini.
Pengujian juga berfungsi sebagai tolak ukur
keberhasilan multimedia yang dirancang.
a. Form Menu Awal
Form menu awal adalah form
menampilkan
judul
dari
multimedia

yang
dan

Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
30
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

ISSN : 2301-9425

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015


menampilkan awal mulanya animasi utama untuk
ditampilkan seperti gambar dibawah ini :

pemberian suara yang salah, serta penjelasan tantang


tanda coblos yang ditampilkan. Berikut adalah
tampilan dari form pemberian suara :

Gambar 19 Form Menu Awal


b. Form Menu Utama
Form menu utama adalah form animasi inti
dimana menampilkan animasi simulasi tata cara
pemberian suara dari mulai pemilih hadir di TPS,
mengisi daftar hadir, menjalakan antrian, mengambil
surat
suara,
melakukan
pemberian
suara,
memasukkan surat suara kkotak suara hingga
menandai jari dengan tinta sebagai tanda telah
memberikan hak suaranya, berikut adalah tampilan
animasi utama :

Gambar 22 Form Pemberian Suara


e. Form Kotak Suara

Gambar 23 Form Kotak suara


f. Form Animasi Penandaan Tinta Pada Jari
Gambar 20 Form Animasi Utama
c. Form Tampilan Pendataan Pemilih
Form ini menampilkan data pada daftar
pemilih sebagai daftar hadir pemilih sebelumnya data
dicocokkan terlebih dahulu dengan model C6 yang
dibawa pemilih, berikut tampilan dari form
pendataan pemilih :

Gambar 24 Form Animasi Penandaan Jari Dengan


Tinta

Gambar 21 Form Tampilan Pendataan Pemilih


d. Form Pemberin Suara
Form ini menampilkan animasi bagaimana
pemberian suara yang benar dan bagaimana

5. Kesimpulan Dan Saran


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian simulasi tata cara
pemberian suara pada pemilihan umum, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Simulasi menerangkan tata cara pemberian
suara pada saat pelaksanaan pemilu, dari awal
kedatangan pemilih, saat pemilih mengantri,

Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
31
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015

2.

3.

saat pemilih memberikan hak suaranya,


memasukkan surat suara pada kotak suara,
penandaan tinta hingga meninggalkan lokasi
TPS.
Metode rotoscoping adalah teknik merancang
objek animasi dengan menggunakan video onanimasi yang dikonfersikan menjadi objek
gambar yang akan ditiru untuk digambar
kembali menjadi objek animasi 2 dimensi.
Perancangan simulasi animasi 2 dimensi
dipermudah dengan menggunakan Photoshop
CS 6 sebagai aplikasi perancangan objek dan
Adobe Flash Professional CS 6 sebagai aplikasi
perancangan gerakan alur cerita dalam simulasi
animasi.

ISSN : 2301-9425

10.http://www.teachanimation.org/pdf/Rotos
coping.pdf diakses jam 14.55 WIB 1 mei 2014
11.http://billix-photograph.blogspot.com/2013
/08/fungsi-toolbox-pada
photoshop-cs6.html
(Diakses pada tanggal 6 Mei 2014)

5.2 Saran
Saran terhadap simulasi animasi 2 dimensi
tata cara pemberian suara adalah sebagai berikut :
1. Simulasi animasi tata cara pemberian suara
dapat ditambah dengan tampilan animasi yang
mempunyai edukasi atau materi pembelajaran
tenta pemilihan umum.
2. Perancangan animasi tata cara pemberian suara
dapat menggunakan berbagai
metode
perancangan animasi.
3. Perancangan simulasi animasi tata cara
pemberian suara dengan tampilan 2 dimensi
dapat dikembangkan menjadi tampilan 3
dimensi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hak Cipta MADSCOM, 2012, Adobe Flash
Professional CS6 Untuk Pemula Penerbit Andi
Semarang
2. Hak Cipta ELCOM, 2011, Photoshop.com Editor
Grafis Online
3. Hak Cipta Wahana Komputer 2012, Adobe Flash
CS 6 Untuk Membuat Iklan Layanan Masyarakat
Penerbit Andi Semarang
4. M.S Gumelar, 2011, 2D Animation hybrid
technique penerbit PT. Indeks Jakarta
5. Bambang Sridadi, 2009, Pemodelan dan Simulasi
Sistem, Penerbit Informatika Bandung
6. Ir. Arif Rahman Hakim, MS, Panduan KPPS
Pelaksanaan dan Penghitungan Suara Di TPS,
Pemilihan
Umun
Anggota
DPR,MPR,DPD,DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota. Diterbitkan dan didistribusikan
Komisi Pemilihan Umum
7. Antono, Summy Dwi (2010), Penerapan Model
Simulasi Pada Antrian di bagian pengobatan
puskesmas Prabon Kabupaten Jeruk Nganju.
Jurnal
Penelitian
Kesehatan
suara
Flores.Vol.1.No.4.
8. Bernadhi Ari Suryantara (2011), Perancangan
Film Animasi 2D The Effects Menggunakan
Metode Rotoscoping 11.21.0594
9. from[http://meylonesome.
blogspot.com/2008/12/perancangan-sistem-dananalisis.html]
Perancangan Simulasi Animasi 2d Tata Cara Pemberian Suara Pada Pemilihan Umum Menggunakan
32
Metode Rotoscoping (Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang). Oleh : Chayriza Rahman

Anda mungkin juga menyukai