Banjir adalah bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Banyak faktor
yang menjadi penyebab terjadinya banjir. Salah satu daerah yang perpotensi terjadi
banjir adalah kabupaten Sidoarjo khususnya didaerah sekitar Kali Porong. Sehingga
tujuan studi ini adalah memetakan luas daerah genangan yang terjadi akibat banjir
Kali Porong yang secara geografis sungai ini merupakan batas antara Kabupaten
Sidoarjo dengan Kabupaten Pasuruan. Metode yang dipakai dalam studi ini adalah
menggunakan simulasi debit banjir rancangan kala ulang 25, 50, dan 100 tahun
dengan bantuan aplikasi HEC-RAS v.4.1 dan aplikasi HEC-GeoRAS v.3.1 yang
merupakan file ekstensi dari program ArcView 3.3. Data yang dipakai adalah debit
harian maksimum tahunan yang Kali Porong tahun 1996 2006, data pasang surut,
dan data kontur Kali Porong. Hasil studi menggunakan aplikasi HEC-RAS
didapatkan pada KP 240 sampai KP 270 terjadi luapan banjir yang mengakibatkan
sungai tidak dapat menampung kapasitas air, sedangkan dengan menggunakan
aplikasi HEC-GeoRAS didapatkan luas genangan yang terjadi menggunakan debit
Q25, Q50, Q100 berurutan sebesar 174,8 km2, 175,2 km2, dan 175,6 km2.
Kata kunci: banjir; genangan; kedalaman; simulasi
ABSTRACT
Floods are natural disasters that frequently occur in Indonesia. Many factors
that cause flooding. Area that potentialy flooded is Sidoarjo particularly in the area
around the Porong River. So the purpose of this study is to map the extent of
inundation caused by the floods. In geographically Porong river is the boundary
between the Sidoarjo district and Pasuruan. The method used in this study is the use
of simulation when the design flood discharge on 25, 50, and 100 years with the help
of application HEC-RAS v.4.1 application and HEC-GeoRAS v.3.1 application that
is a extension file of the ArcView 3.3 program. Data that used in this study are
annual maximum daily discharge Porong River in 1996 - 2006, Porong River tide
data and contour data of Porong River. Results of studies using HEC-RAS
applications obtained at KP 240 to KP 270 overflow occurs resulting in river flood
can not accommodate the capacity of the water, then with analysis using HECGeoRAS application obtained extensive inundation occurs using simulation of Q 25,
Q50, Q100 sequentially by 174.8 km2, 175.2 km2 and 175.6 km2.
Keywords: floods; inundation; depth; simulation
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bencana alam adalah bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atau
peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
Bencana
alam
dapat
mengakibatkan dampak yang merusak
pada bidang ekonomi, sosial dan
lingkungan. Salah satu bencana alam
yang menimbulkan dampak yang
merusak adalah banjir.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari data Badan
Nasional Penanggulangan Bencana seIndonesia menyatakan potensi banjir
dan longsor terus meningkat mulai dari
tahun 1815 sampai 2014. Data
menyatakan bahwa Indonesia rawan
banjir dan longsor setidaknya saat ada
61 juta jiwa penduduk yang tinggal di
315 kabupaten atau kota yang berada di
daerah bahaya sedang-tinggi dari
banjir.
Dampak bencana banjir dan
longsor cukup besar. Selama kurun
waktu 1815-2014 terdapat 8.501
kejadian bencana banjir dan longsor.
Dampaknya 31.432 orang tewas, 20,7
juta mengungsi dan menderita, dan
ratusan ribu rumah rusak. Untuk tahun
2014, data sementara ada 697 kejadian
banjir dan longsor yang menyebabkan
399 orang tewas, 1,7 juta jiwa
mengungsi dan menderita, dan ribuan
rumah rusak.
Kondisi pada tahun 2014. Media
republika.co.id mengatakan bahwa
Badan
Penanggulangan
Lumpur
Sidoarjo (BPLS) pada akhirnya turun
tangan untuk mengatasi banjir di
Porong. Humas Badan Penanggulangan
Lumpur Sidoarjo (BPLS) Dwinanto di
Sidoarjo, Rabu (5/2), mengatakan,
tujuh unit pompa tersebut digunakan
untuk menyedot air yang masih
menggenangi kawasan Porong. Beliau
mengemukakan, air sedotan banjir
( )
( )
atau,
[
( )
]
( )
Faktor frekwensi
dengan:
Gumbel
ditulis
dengan:
Yt = reduced variate
Yn = reduced mean yang tergantung
dari besarnya sampel n
Sn = reduced standar deviation yang
tergantung pada besarnya
sampel n
Kemudian untuk menghitung nilai
ekstrim digunakan rumus Chow:
dengan:
X
= harga nilai ekstrim
s
K
b.
standar
Untuk
menghitung
koefisien
kepencengan dengan rumus:
)
(
(
)(
)
Menghitung logaritma debit dengan
waktu balik yang dikehendaki dengan
rumus sebagai berikut:
10
50
0,396
0,360
0,330
0,307
0,282
0,254
0,225
0,195
0,164
0,148
0,132
0,116
0,099
0,083
0,066
0,050
0,033
0,017
0,000
0,017
0,033
0,050
0,066
0,083
0,099
0,116
0,132
0,148
0,164
0,195
0,225
0,254
0,282
0,307
0,330
0,360
0,396
20
0,420
0,518
0,574
0,609
0,643
0,675
0,705
0,732
0,758
0,769
0,780
0,790
0,800
0,808
0,816
0,824
0,830
0,836
0,842
0,836
0,850
0,853
0,855
0,856
0,857
0,857
0,856
0,854
0,852
0,844
0,832
0,817
0,799
0,777
0,752
0,711
0,636
10
1,180
1,250
1,284
1,302
1,318
1,329
1,337
1,340
1,340
1,339
1,336
1,333
1,328
1,323
1,317
1,309
1,301
1,292
1,282
1,270
1,258
1,245
1,231
1,216
1,200
1,183
1,166
1,147
1,128
1,086
1,041
0,994
0,945
0,895
0,844
0,771
0,660
100
200
1000
1
4,051
3,845
3,705
3,605
3,499
3,388
3,271
3,149
3,022
2,957
2,891
2,824
2,755
2,686
2,615
2,544
2,472
2,400
2,326
2,252
2,178
2,104
2,029
1,955
1,880
1,806
1,733
1,660
1,588
1,449
1,318
1,200
1,089
0,990
0,905
0,799
0,667
0,5
4,970
4,652
4,444
4,298
4,147
3,990
3,828
3,661
3,489
3,401
3,312
3,223
3,132
3,041
2,949
2,856
2,763
2,670
2,576
2,482
2,388
2,294
2,201
2,108
2,016
1,926
1,837
1,749
1,664
1,501
1,351
1,216
1,097
1,995
0,907
0,800
0,667
0,1
7,250
6,600
6,200
5,910
5,660
5,390
5,110
4,820
4,540
4,395
4,250
4,105
3,960
3,815
3,670
3,525
3,380
3,235
3,090
3,950
2,810
2,675
2,540
2,400
2,275
2,150
2,035
1,910
1,800
1,625
1,465
1,280
1,130
1,000
0,910
0,802
0,668
Uji Smirnov-Kolmogorov
Uji Smirnov Kolmogorov
digunakan untuk menguji kesesuaian
dari distribusi secara horisontal dari
data. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan probabilitas tiap data
antara sebaran empiris dan sebaran
teoritis.
maks < cr
dengan:
maks = simpangan maksimum dari
data
cr = simpangan yang diperoleh dari
dengan selang keyakinan ()
tertentu
2.3. Alternatif Penganggunalangan
menggunakan Tanggul
Tanggul di sepanjang sungai
adalah salah satu bangunan yang paling
utama dan paling penting dalam usaha
melindungi kehidupan dan hartabenda
masyarakat
terhadap
genangangenangan yang disebabkan oleh banjir
dan badai. Tanggul dibangun terutama
dengan konstruksi urugan tanah.
a.
Bagian Tanggul
Tinggi Jagaan
Tinggi
jagaan
merupakan
tambahan tinggi pada tanggul untuk
menampung
loncatan
air
dari
permukaan air sungai yang sedang
mengalir, walaupun debitnya masih
lebih rendah dari debit rencana.
Tabel 2. Tinggi Jagaan Tanggul
Debit banjir
Tinggi
Rencana
Jagaan
(m3/dt)
(m)
< 200
0,6
200 500
0,8
500 2000
1,0
2000 5000
1,2
5000 10.000
1,5
> 10.000
2,0
Sumber: Sosrodarsono, 1994
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4. PEMBAHASAN
4.1. Analisa Hidrologi
Dari hasil perhitungan debit
rancangan didapatkan hasil:
Tabel 4. Rekapitulasi debit
rancangan
Debit Rancangan (m3/det)
Tr
(tahun) Gumbel Log Pearson III
25
1624.85
1441.56
50
1807.48
1577.47
100
1988.76
1713.55
(%)
X2cr
5
1
5
1
3.841
6.635
5.991
9.210
Dist. Gumbel
X2 hitung
3.182
3.182
3.182
3.182
Hasil
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Dist. Log
Pearson III
X2 hitung
Hasil
1.000
Diterima
1.000
Diterima
1.000
Diterima
1.000
Diterima
(%)
cr
11
11
5
1
0.391
0.468
Dist. Gumbel
maks
0.147
0.147
Hasil
Diterima
Diterima
Dist. Log
Pearson III
maks
Hasil
0.115
Diterima
0.115
Diterima
13
Legend
EG PF 3
WS PF 3
02
Plan: mixed
Elevation (m)
Legend
Crit PF 3
Ground
Left Levee
Right Levee
Ground
Left Levee
Elevation (m)
-5
Right Levee
0
5000
10000
15000
20000
25000
-5
5000
10000
15000
20000
25000
25 24
22
21
20
19
Po r ong
18
17
16
15
14
13
12
08
11
07
06
Hulu Hilir
05
04
03
Plan: mixed
13
KP 152
01
.02
.02
.
0
2
10
Legend
Plan: mixed
13
Elevation (m)
EG PF 1
WS PF 1
Crit PF 1
Ground
Levee
Bank Sta
-2
-4
-50
50
100
150
200
250
Station (m)
Legend
EG PF 1
WS PF 1
Plan: mixed
13
KP 200
Crit PF 1
.02
Ground
.02
.02
Legend
EG PF 1
Left Levee
Right Levee
Elevation (m)
Elevation (m)
-5
WS PF 1
Crit PF 1
0
Ground
-2
Levee
Bank Sta
-4
0
5000
10000
15000
20000
25000
-6
-200
Plan: mixed
-150
50
100
13
Legend
WS PF 2
5
Crit PF 2
Right Levee
.
0
2
.02
13
.
0
2
Legend
EG PF 1
Elevation (m)
Ground
Left Levee
Plan: mixed
KP 270
EG PF 2
Elevation (m)
-50
Station (m)
-100
WS PF 1
0
Crit PF 1
Ground
-2
Levee
-4
Bank Sta
-5
-6
-100
0
5000
10000
15000
20000
25000
100
200
300
400
500
600
700
Station (m)
Luas
Genangan
(ha)
Luas
Genangan
(km2)
Q25
Q50
Q100
17488,4
17522,8
17562,0
174,8
175,2
175,6
El.
Muka Air
di Hulu
KP150
(mdpl)
+ 5,10
+ 5,33
+ 5,55
Tanggul
dibangun
dengan
menggunakan bahan urugan tanah
dengan
perkuatan
lereng
yaitu
pasangan batu kali. Penggunaan
pasangan batu kali dikarenakan pada
beberapa kondisi lapangan yang hanya
menggunakan urugan tanah tanpa
menggunakan perkuatan apapun maka
lereng akan mudah longsor, sehingga
bahan pasangan batu kali akan
memperkuat lereng agar tidak mudah
longsor.
Maka tabulasi untuk perencanaan
tanggul dapat dilihat dari tabel
dibawah:
Tabel 8. Tabulasi perencanaan
tanggul menggunakan debit 25
tahun
Elevasi
Dasar
(mdpl)
-4.12
-4.59
-5.48
-4.30
-3.20
-3.30
-4.70
Patok
KP240
KP245
KP250
KP255
KP260
KP265
KP270
Muka
Air
(mdpl)
3.42
3.30
3.28
3.29
3.25
3.25
3.25
Tinggi
Air
(m)
7.54
7.89
8.76
7.59
6.45
6.55
7.95
Tinggi
Jagaan
(m)
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
Rencana
Tanggul
(mdpl)
4.42
4.30
4.28
4.29
4.25
4.25
4.25
2.
Plan: P lan 14
20
Legend
EG PF 3
EG PF 2
EG PF 1
Elevation (m)
WS PF 2
WS PF 3
WS PF 1
Crit PF 3
Crit PF 2
Crit PF 1
-2
Left Levee
Ground
RightLevee
-4
-6
-8
5000
10000
15000
20000
25000
3.
menggunakan
alternatif
uji
kesesuaian distribusi yaitu Uji Chi
Square
dan
Uji
SmirnovKolmogorof, didapatkan hasil
distribusi Log Pearson III yang
mempunyai nilai penyimpangan
data kecil. Sehingga dalam studi
ini
digunakan
debit
banjir
rancangan menggunakan distribusi
Log Pearson III dengan rincian:
Debit banjir kala ulang 25
tahun (Q25) sebesar 1441,56
m3/dt.
Debit banjir kala ulang 50
tahun (Q50) sebesar 1577,47
m3/dt.
Debit banjir kala ulang 100
tahun (Q100) sebesar 1713,55
m3/dt.
Kapasitas kali porong dalam
analisis
HEC-RAS
dengan
menggunakan batas kondisi di hilir
+ 3,25 m adalah sebagai berikut:
Debit 1441,56 m3/dt sebesar
26,91 juta m3, terjadi banjir
pada KP 240 hingga KP 270
dengan tinggi muka air pada
KP 240 sebesar + 3,42 m.
Debit 1577,47 m3/dt sebesar
27,29 juta m3, terjadi banjir
pada KP 240 hingga KP 270
dengan tinggi muka air pada
KP 240 sebesar + 3,45 m.
Debit 1713,55 m3/dt sebesar
27,67 juta m3, terjadi banjir
pada KP 240 hingga KP 270
dengan tinggi muka air pada
KP 240 sebesar + 3,48 m.
Didapatkan nilai luas genangan
banjir yang terjadi sebagai berikut:
Menggunakan debit banjir
kala ulang 25 tahun (Q25)
sebesar 174,8 km2 dan tinggi
muka air di hulu (KP 150)
sebesar + 5,10 m.
Menggunakan debit banjir
kala ulang 50 tahun (Q50)
sebesar 175,2 km2 dan tinggi
muka air di hulu (KP 150)
sebesar + 5,33 m.
4.
5.2. Saran
Selain beberapa kesimpulan
diatas, ada beberapa saran guna
mendukung studi lanjut yang berkaitan
dengan pengendalian banjir di sungai
Porong yaitu:
1. Dalam analisis luas genangan
menggunakan
HEC-geoRAS
2.
DAFTAR PUSTAKA
1. Limantara, L.M. 2009. Hidrologi
TSA-2. CV. Asrori. Malang.
2. Limantara, L.M. 2010. Hidrologi
Praktis. Lubuk Agung. Bandung
3. Soemarto, CD. 1987. Hidrologi
Teknik. Usaha Nasional. Surabaya.
4. Soewarno.
1995.
Hidrologi
Aplikasi Metode Statistik untuk
Analisa Data: Jilid 1. Nova.
Bandung.
5. Sosrodarsono, Suyono. Takeda,
Kensaku. 2003. Hidrologi Untuk
Pengairan. PT. Pradnya Paramita.
Jakarta.
6. Sosrodarsono, Suyono. Tominaga,
Masateru. 1994. Perbaikan dan
Pengaturan Sungai. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta