Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BAHASA INDONESIA

MERINGKAS MATERI
Disusun oleh :
Nama

: Agres Krismantona Tarigan

Nim

:13101101017

Program studi : KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SAMRATULANGI
MANADO
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendaknya
saya dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul Meringkas Materi Bahasa Indonesia
dengan baik.
Semoga tugas merinkas ini dapat bermanfaat dan dapat diterima.

DAFTAR ISI

Kata pengantar..

Daftar isi

ii

Bab I. Penalaran dalam karangan..4


A.
B.
C.
D.

Pengertian penalaran dan jenisnya..4


Hubungan menulis dengan penalaran...4
Penalaran induktif dan coraknya..4
Penalaran dedukti dan coraknya..5

Bab II. Pengertian salah nalar.6


A. Pengertian salah nalar6
B. Macam-macam salah nalar6
Bab III. Perencanaan karangan8
A. Topik,tujuan, dan kerangka karangan...8
B. Kerangka karangan11
Bab IV. Hakikat menulis13
A. Menulis :pengertian, kaitannya dengan aspek,keterampilan berbahasa
lain,
dan
ragamnya13
B. Hubungan menulis dengan keterampilan berbahasa yang lain13
C. Ragam wacana14
Bab
V.
Menulis
proses..15.

sebagai

A. Tahap prapenulisan15
B. Tahap
penulisan
15
C. Tahap pasca penulisan
15

Bab I

PENALARAN DALAM KARANGAN


A.Pegertian penalaran dalam karangan
Penalaran (reasoning,jalan pikiran)adalah suatu proses berpikir dengan
menghubung-hubungkan bahkan bukti fakta,petunjuk,evidensi ataupun sesuatu yang
dianggap bahan bukti fakta atau petunjuk menuju pada suatu kesimpulan Dengan kata
lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh
sebuah kesimpulan (pengetahuan atau keyakinan ). Bahan pengambilan kesimpulan
itu dapat berupa fakta, informasi pengalaman, atau pendapat para ahli (autoritas).
Secara umum,penalaran dapat dilakukun secara induktif dan deduktif .penalaran
induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju
sesuatu yang umum.kebalikannya dari penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir
yang bertolak dari sesuatu yang umum menuju hal-hal yang khusus atau penerapan
sesuatu yang umum pada peristiwa yang khusus untuk mencapai sebuah simpulan.

B. Hubungan menulis dengan penalaran


Bahasa adalah sarana bernalar dan alat pengekspresian itu sendiri. Bagaimana
seseorang berbahasa,akan mencerminkan pula bagaimana orang itu bernalar. Dalam
menulis misalnya, sebuah tulisan yang tidak sekedar ditunjukan oleh kelincahan dan
kekeyaan bahasa yang dimiliki penulisannya, tetapi juga oleh kualitas bernalarnya.
Oleh karena penalaran itu dilakukan secara induktif, deduktif, atau gabungan
keduanya, maka sebuah tulisan merupakan perwujudan dari proses bernalar seperti
itu. Suatu tulisan deduktif akan diawali denagan suatu pernyataan umum berupa
kaidah, aturan, teori atau keyakina ,dan diikukti oleh pernyataan atau rincian yang
mendukung pernyaataan itu.
Dalam sebuah karangan, proses deduksi dan induksi ini diwujudkan dalam satuansatuan tulisan yang disebut paragraph . didalam paragraph deduktif, gagasan utama
dituangkan dalam bentuk kalimat utama yang diletakan pada awal alinea. Sebaliknya,
dalam paragraph induktif, kalimat utama yang diletakan diakhir paragraph. Pada
alinea yang deduktif-induktif, kalimat utamanya terletak diawal dan diakhir paragraf.

D. penalaran induktif dan coraknya


Dalam prakteknya, jenis penalaran ini terwujud dalam proses berpikir generalisasi
analogi atau hubungan kausal (sebab akibat)
1 Generalisasi
Generalisasi atau perampatan ialah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau
sebagian dari gejala atau peristiwa itu.
Pertanyaan berikut ,apakah hasil generalisasiitu sah? Gunakanlah rambu-rambu
berikut untuk menguji keabsahan hasil sebuah generalisasi!
1). Apakah jumlah gejala atau peristiwa khusus yang dijadikan dasar generalisasi
tersebut memadai?

2). Apakah gejala atau peristiwa yang digunakan sebagai bahan generalisasi
merupakan contoh yang baik, yang dapat mewakili keseluruhan atau bagian yang
dikenai generaisasi ?
3). Seberapa banyak kekecualian yang tidak sesuai dengan generalisasi yang
dilakukan?
4). Apakah perumusan generalisasi itu sesuai dengan data-data yang di teliti?

2. Analogi
Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atuau rumit
secara konkret sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami dengna mudah apa
yang disampaikan. Tetapi analogi seperti itu tidak membrrikan kesimpulan atau
pengetahuan apa pun. Analogi seperti ini disebut analogi deklaratif (penjelas).
Analogi yang dimaksud bukanlah analgi deklaratif (penjelas) melainkan analogi
induktif atau analogi logis. Analogi induktif (kias) adalah suatu proses penalaran yang
bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan
untuk menarik sebuah kesimpulan. Dengan demikian, dasar kesimpulan yang
digunakan merupakan ciri pokok atau esensial yang berhubungan erat dari dua hal
yang dianalogikan.
3. Hubungan kausal (sebab akibat )
Menurut hukum kausalitas semua peristiwa yang terjadi didunia ini terjalin dalam
rangkaian sebab-akibat. Tak ada satu gejala ayau kejadian pun yanag muncul tnpa
sehari-hari maupun dalam dunia ilmu pengetahuan .
Pada dasarnya, corak penalaran kausalitas ini dapat terwujud dalam pola : sebab ke
akibat, akibat ke sebab dan akibat ke akibat.
1). Sebab ke akibat
2). Akibat ke sebab
3). Akibat ke akibat
D. Penalaran deduktif dan coraknya
Induksi adalah generalisasi (perampatan): deduksi adalah spesifikasi
(pengkhususan). Dalam penalaran keduanya bekerja sama hal-hal khusus menuntun
menuju generalisasi dan generalisasi menggiring pada penerapan atau spesifikasi.
Ketika kita menerapakn generalisasi yang di hasilkan dari penalaran induktif, maka
kita saat itu bernalar secara deduktif.
Pendeknya deduksi adalah proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum
(prinsip,hukum,teori, atau keyakinan ). Berdasarkan sesuatu yang umum itu,
ditariklah kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan bagian dari kasus
atau peristiwa khusu itu.
Contoh :
Semua mahkluk akan mati
Manusia adalah maklhuk
Karena itu, semua manusia akan mati
a. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua


proposisi(pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang
merupakan proposisi yang ketiga.
Berdasarkan uraian diatas dapatilah dinyatakan bahwa silogisme terdiri dari tiga
bagian : premis mayor,premis minor, dan simpulan. Yamg disebut premis adalah
proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi.
Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan generalisasi
atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsure atau anggota kelas
tertentu.premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme,berisi
proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah kasus atau peristiwa
khusus sebagai anggota kelasitu, kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan
bahwa apa yang berlaku bagi seluruk kelas, akan berlaku pula bagi anggota nya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatiakan bila kita ingin bernalar dengan
menggunakan silogisme.
a. Sebuah silogisme hanya terdiri atas tiga proposisi: premis mayor,premis
minor,dan simpulan.
b. Jika sebuah silogisme mengandung sebuah premis yang positif dan sebuah
premis yang negative(menggunakan kata tidak atau bukan).
c. Dari dua buah premis yang negative tidak dapat ditarik simpulan.
d. Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan simpulan yang benar jika
proses penyimpulannya keliru.
b. Entimen
Dalam kenyaatan sehari-hari kita jarang menggunakan bentuk silogisme yang
dihilangkan karena dianggap ada dalam pikiran atau telah diketahui oleh orang
lain.

Bab II
PENGERTIAN SALAH NALAR
A.

Pengertian salah nalar

Salah nalar (reasoning atau logical fallary) adalah kekeliruan dalam proses berpikir
yang timbul karena keliru menarik simpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena factor
emosional,kecerobohan, atau ketidaktahuan.
B

Macam-macam salah nalar


Kekeliruan penalaran yang sering terjadi adlah:

1.

Generalisasi yang terlalu luas


Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul
a. Generalisasi sepintas
b. Generalisasi a priori
2. Kerancuan analogi
3. Kekeliruan kausalitas (sebab akibat)
Salah nalar ini terjadi karena seseorang keliru menentukan dengan tepat
sebab dari suatu peristiwa atau hasil dari suatu kejadian.
4. Kesalahan relevansi
Kesalahan relevansi akan terjadi apabila bukti, peristiwa, atau alas an yang
diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah simpulan:corak
kesalahan ini dapat dirinci sebagai berikut :
a. Pengabaian persoalan
Apa saja yang menimbulkan corak salah nalar seperti ini ?
1. Penyampaian masalah yang disebabkan oleh ketidakmampuan
seseorang untuk menemukan atau menghubungkan berbagai bukti
atau alas an yang mendasari pendapat atau simpulannya.
2. Pengabaian persoalan yang ditimbulkan oleh perpindahan alas an atau
bukti terhadap manusianya.
3. Penyampaian masalah yang diakibatkan oleh ketidaksanngupan
seseorang dalam menangkis atau membuktikan pendapat atau pikiran
lawan bicaranya.
4. Pengabaian persoalan dapat pula terjadi karena dorongan keinginan
untuk menngugah atau meyakinkan orang lain dengan menyandarkan
argumentasinya.
5. Penyampaian persoalan juga terjadi karena seseorang menggunakan
alas an atau bukti yang remeh aatau tidak langsung berkaitan dengan
maksud untuk membenarkan pendapat atau simpulannya.
b. Penyembunyian persoaln
Salah nalar ini terjadi dalam beberapa bentuk berikut.
1. Pemikiran ini atau itu
2. Non sequitur
3. Argument ad misricodiam
4. Argumentum ad baculum
5. Argument adctoritas
c. Kurang memahami persoalan
Salah nalar ini terjadi karena seseorang mengemukakan pendapat atau
alas an tanpa memahami pesoalan yang dihadapinya degan baik.
d. Penyadaran terhadap prestise seseorang

Mengunakan pendapat ahli sebagai orang yang lebih tahu dalam


membahas suatu masalh adalahn hal yang biasa dilakukan dalam dunia
keilmuan.

Bab III
PERENCANAAN KARANGAN

A. Topik,Tujuan, dan kerangka karangan


Pada umumnya penulis, terutama penilis pemula, mengalaminya. emestHemingway
sendiri, seorang penulis berupatasi internasional, mengalami hal itu. Untuk
mengatasinya dia katakana, hentikan kekhawatiran itu! Mulaialah menulis.
Banyak car yang dapat dilakukan untuk memulai menulis. Salah satu cara terbaik
adalah dengan memulai merancang atau merencanakan karangan, yaitu menentukan
topik, tujuan sasaran, menumpulkan bahan, serta aktifitas berpikir.

Dengan merencanakan karangan secara baik, seorang penulis akan dapat menulis
dengan lebih mudah dan produktif. Mengapa ? rencan karangan memiliki kegunaan
(1). Memberikan arah dan panduan sehingga dia dapat menulis secar runtut,tuntas,
tajam,dan menarik. (2) memungkinkan penulis untuk mengatur pola penyajian dan
pengembangan karangan sebaik-baiknya dengan leluasa.(3) membantunya memilih
dan mengumpulkan informasi yang di perlukan nya dengan jelas.
1. Menentukan topik
Topic atau tema adalah pokok persoalan atau inti permasalahan yang merupakan
gagasan sentral suatu karangan. Sebagai gagasan sentral, topic akan menjiwai
keseluruhan sutu karangan.
Bagaimanakah caranya memilih topic? Dalam memilih topic,hal-hal yang
perlu diperhatikan, yaitu.
a. Kebermaknaan
Maksudnya, pembahasan suatu topic dapat memberikan manfaat atau arti,
baik untuk perluasan wawasan dan pengetahuan pembacanya.
b. Kemenarikan
Bagi penulis itu sendiri, topic yang menarik minatnya akan memacu
semangatnya dalam mengembangkan karangan yang baik.
c. Ketertanganan
Ketertanganan maksudnya suatu topic iyu akan dibahas secara mendalam
dan tuntas. Agar topic itu tertangani dalam pengembangannya kelak.
Lalu bagaimana cara membatasi topic? Membatasi topic dapat dilakukan
dengan menggunakan rambu-rambu berikut.
1. Tentukanlah topic yang akan dibahas.
2. Ajukan pertanyaan, apakah topic itu dapat diperinci lagi? Bila dapat,
tuliskanlah rincian-rincian itu dibawah atau disekitar topic pertama
tadi.
3. Tetapkanlah rincian mana yang akan dipilih sebagai topic.
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah topic tersebut dapat diperinci lagi ?
Apakah topic dan judul itu sama ? topic adalah pokok persoalan yang
menjiwai keseluruhan suatu karangan. Judul adalah nama atau label
untuk suatu karangan.
Dalam menentukan judul, ada beberapa hala yang perlu diperhatikan .
1. Judul harus bertalian dan mencerminkan isi karangan.
2. Judul dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang
keingintahuan atau kepenasaranan pembaca.
3. Judul disajikan secar singkat dalam bentuk frase.
2. Menentukan topic.
Dengan topic itu, ada banyak hal yang bias dilakukan sesuai dengan maksud
penulis. Penulis misalnya dapat memilih salah satu maksud berikut ini.

a. Menjelaskan kepada pembaca bahwa dalam mensosilisasikan pendekatan,


komunikatif dan integrative kepada guru, perlu di berikan model-model
pembelajaran konkret kedua pendektan tersebut.
b. Menyakinkan pembaca bahwa mengembangkan kedua model pembelajaran itu
bukanlah seuatu yang sulit.
c. Menjelaskan konsep pendekatan komunikatif dan inegratif, serta cara
menyusun pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan kedua
pendekatan itu.
Tesis merupakan rumusan kalimat yang menjiwai suatu karangan, seperti
halnya kalimat utama dalam sebuah paragraph.
3. Menentukan tesis karangan.
Menentukan topic karangan merupakan langkah yang harus dilakukan. Kemudian
topic karangan itu dibatasi.
Beberapa gagasan atau pertanyaan sehubungan dengan topic terbatas di atas :
a. Tujuan pengajaran bahasa Indonesia belum tercapai.
b. Pengajaran bahasa Indonesia tidak menarik minat siswi.
c. Materi bukupelajaran perlu di perbaiki
d. Metode pengajaran perlu ditinjau kembali
e. Pelaksanaankurikulum perlu di monitor.
4. Menyusun tesis
Ada beberapa keharusan dan larangan yang harus diperhatikan bila akan
menyusun tesis yang memenuhi persyaratan.
a. Tesis yang baik harus dapat meramalkan,mengendalikan, dan mengarakan
penulis dalam mengenbangkan karangannya.
b. Tesis yang baik juga harus memenuhi persyaratan brerikut:
1. Tesis harus dinyatakan dengan kalimat lengkap: tidak bolel dinyatakan
dalam bentuk frase.
2. Tesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, tidak dalam
bentuk kalimat Tanya.
3. Bagian-bagian tesis saling berhubugan, tesis tidak boleh mengandunf
unsure-unsur yang tidak berkaitan.
4. Tesis harus terbatas, tidak boleh terlalu luas.
5. Tesis tidak boleh mengandung ungkapan seperti menurut pendapat saya
, saya menduga . saya kira .
6. Tesis tidak boleh dinyatakan dengan ungkapan yang tidak jelas.
7. Tesis tidak boleh dinyatakn dengan mempergunakan kata kiasan.
5. Pernyataan maksud
Untuk suatu tulisan yang tidak mengembangkan gagasan yang merupakan tema
seluruh tulisan, dapat dinyatakan dalam pernyataan maksud.
B. Kerangka karangan
Langkah terakhir pada tahap prapenulisan adalah pengorganisasian karangan. Dalam
pengoorganisasian karangan, tujuan penulisan, serta bahan penulisan turut
menentukan bentuk organisasi karanganitu.

Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan karena akan membantu penulis


dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.kegunaan kerangka karangan bagi
penulis dapat dinyatakan sebagai berikut.
1. Kerangka karangan dapat membantu penulis menyusun karangan secara teratur,
dan tidak membahas ide sampai dua kali, serta dapat mencegah penulis keluar dari
sasaran yang sudah dirumuskan dalam topic ayau judul.
2. Sebuah kerangka karangan memperlihtkan bagian-bagian pokok karangan serta
member kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut.
3. Sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan
atau materi apa yanag di perlukan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.

1. Bentuk kerangka
Sebuah kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka
topic. Kerangka kalimat mempergunakan kalimat kalimat berita yang lengkap untuk
merumuskan setiap topic ,subtopic maupun sub-subtopik. Sedangkan kerangka topic
setiap buti dalam kerangka topic terrdiri dari topic yang berupa frase bukan kalimat
lengkap.
PROSES PENULISAN
Tahap persiapan
a. Menulis adalah satu proses
b. Hal yang paling sulit pada tahap ini ialah penemuan pengenalan topic karangan.
c. Topic yang terbatas memudahkan penulis mendalami dan memusatkan pikiran
pada masalahnya.
d. Bahan penulisan dapat diproleh dan berbagai sumber dengan berbagai cara.
e. Tujuan dan bahan menentukan bentuk organisasi karangan.
2. Penyusunan kerangka karangan
Dengan selesainya penulis menyusun kerangka karangan maka tergambar apa yang
aka penulis tulis. Dari kerangka karangan itu penulis dapat mengumpulkan bahanbahan kerangka karangan berarti penulis sudah memilih kerangka kerja yang akan
menuntun ialah bahwa penyusunan kerangka karangan itu hendaknya didasarkan pada
kriteria atau system tertentu.
3. Pola organisasi
Langkah terakhir pada tahap prapenulisan ialah pengorganisasian karangan. Dalam
hal ini tujuan dan bahan penulisan turut menentukan bentuknya. Organisasi karangan
pada umumnya mengikuti pola ilistratif, analitis, dan argumentativ. Pola-pola ini
disusun sesuai dengan arah pembicaraan dan detail pembahasan tertentu.

BAB 4
HAKIKAT MENULIS

A. Menulis: Pengertian, Kaitannya dengan Aspek Keterampilan Berbahasa Lain, dan


Ragamnya .
Konsep menulis sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa) dapat di
definisiakn sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan
sebagai mediumnya.pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu
tulisan.adapun tulisan merupakan sebuah system komunikasi antar manusia yang
mempergunkan symbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dab disepakati
pemakainya.
Menulis itu penting dan besar kegunaannya bagi kehidupan seseorang.
1. Menulis menyumbangkan kecerdasan
Menurut para ahli psikolinguistik, menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks.
Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan
berbagai aspek.
2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas
Didalam kegiatan membaca, segala hal telah tersedia dalam bacaan itu untuk
dimanfaatkan
3. Menulis menumbuhkan keberanian
Ketika menulis,seseorang penulis harus berani menampilkan kediriannya,
termasuk pemikiran, perasaan, dan gayanya,serta menawarkannya kepada publik.
4. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi
Seseorang menulis karena mempunyai ide,gagasan, pendapat, atau sesuatu hal
yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain.
B. Hubungan menulis dengan keterampilan berbahasa yang lain

Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen. Keempat komponen itu adalah


menyimak,berbicara,membaca,dan menulis.berikut ini dideskripsikan hubungan
keterampilan menulis dengan keterampilan berbahasa lainnya.
1. Hubungan menulis dengan membaca
Menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis.pesan yang disampaikan
penulis dan diterima oleh pembaca dijembatani melalui symbol bahasa yang
dituliskan.
2. Hubungan menulis dengan menyimak.
Didalam menulis, seseorang butuh inspirasi,ide,atu informasi untuk tulisannya.
3. Hubungan menulis dengan berbicara
Menulis dan berbicara memiliki kesamaan yang sangat dekat. Keduanya samasama keterampilan berbahsa aktif produktif. Artinya,penulis dan pembicara
berperan sebagai penyampaian atau pengiriman pesan kepada pihak lain.

C. Ragam wacana
Suatu tulisan atau karangan secara umum terdiri dari dua hal.pertama , ISI. Suatu
tulisan menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, BENTUK
yang merupakan unsure mekanik karangan,seperti ejaan, pungtuasi,kata,kalimat,dan
alinea.
Secara singkat perbedaan ragam karangan itu diberikan sebagai berikut
1. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melikiskan atau menggambarkan sesuatu
berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.
2. Narasi
Narasi adalah ragam wacana yang meceriterakan proses kejadian suatu peristiwa
3. Eksposisi
Eksposisi asalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan ,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau
menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
4. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan
pembaca mengenai kebenaran yan di sampaikan oleh penulissnya.

Bab V
MENULIS SEBAGAI PROSES
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan
beberapa fase yaitu fase prapenulisan, penulisan, dan pasca penulisan.
Dengan demikian, pemahaman fase-fase seperti itu akan mempermudah dan
menjaga keruntutan menulis.
A. Tahap Prapenulisan
Fase prapenulisan mencakup aktifitas berikut ini
1. Menentukan topic
2. Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan
3. Memperhatikan sasaran karangan
4. Mengumpulkan informasi mendukung
5. Mengorganisasikan ide dan informassi
B. Tahap penulisan
Pada tahap prapenulisan, penulis telah mencantumkan topic, tujuan,
mengumpulkan informasi yang relevan, dan membuar kerangka karangan. Hal ini
berarti ia telah siap untuk menulis. Karena kerangka karangan berfungsi sebagai
panduan atau perencanaan penulisan, maka bertolak dari kerangka itulah penulis
mengembangkan secara bertahap butir demi butir karangan.

C. Tahap pasca penulisan


Fase ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang penulis
hasilkan. Kegiataannya terdiri atas penyintingan dan perbaikan (revisi)

Anda mungkin juga menyukai