MERINGKAS MATERI
Disusun oleh :
Nama
Nim
:13101101017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendaknya
saya dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul Meringkas Materi Bahasa Indonesia
dengan baik.
Semoga tugas merinkas ini dapat bermanfaat dan dapat diterima.
DAFTAR ISI
Kata pengantar..
Daftar isi
ii
sebagai
A. Tahap prapenulisan15
B. Tahap
penulisan
15
C. Tahap pasca penulisan
15
Bab I
2). Apakah gejala atau peristiwa yang digunakan sebagai bahan generalisasi
merupakan contoh yang baik, yang dapat mewakili keseluruhan atau bagian yang
dikenai generaisasi ?
3). Seberapa banyak kekecualian yang tidak sesuai dengan generalisasi yang
dilakukan?
4). Apakah perumusan generalisasi itu sesuai dengan data-data yang di teliti?
2. Analogi
Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atuau rumit
secara konkret sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami dengna mudah apa
yang disampaikan. Tetapi analogi seperti itu tidak membrrikan kesimpulan atau
pengetahuan apa pun. Analogi seperti ini disebut analogi deklaratif (penjelas).
Analogi yang dimaksud bukanlah analgi deklaratif (penjelas) melainkan analogi
induktif atau analogi logis. Analogi induktif (kias) adalah suatu proses penalaran yang
bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan
untuk menarik sebuah kesimpulan. Dengan demikian, dasar kesimpulan yang
digunakan merupakan ciri pokok atau esensial yang berhubungan erat dari dua hal
yang dianalogikan.
3. Hubungan kausal (sebab akibat )
Menurut hukum kausalitas semua peristiwa yang terjadi didunia ini terjalin dalam
rangkaian sebab-akibat. Tak ada satu gejala ayau kejadian pun yanag muncul tnpa
sehari-hari maupun dalam dunia ilmu pengetahuan .
Pada dasarnya, corak penalaran kausalitas ini dapat terwujud dalam pola : sebab ke
akibat, akibat ke sebab dan akibat ke akibat.
1). Sebab ke akibat
2). Akibat ke sebab
3). Akibat ke akibat
D. Penalaran deduktif dan coraknya
Induksi adalah generalisasi (perampatan): deduksi adalah spesifikasi
(pengkhususan). Dalam penalaran keduanya bekerja sama hal-hal khusus menuntun
menuju generalisasi dan generalisasi menggiring pada penerapan atau spesifikasi.
Ketika kita menerapakn generalisasi yang di hasilkan dari penalaran induktif, maka
kita saat itu bernalar secara deduktif.
Pendeknya deduksi adalah proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum
(prinsip,hukum,teori, atau keyakinan ). Berdasarkan sesuatu yang umum itu,
ditariklah kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan bagian dari kasus
atau peristiwa khusu itu.
Contoh :
Semua mahkluk akan mati
Manusia adalah maklhuk
Karena itu, semua manusia akan mati
a. Silogisme
Bab II
PENGERTIAN SALAH NALAR
A.
Salah nalar (reasoning atau logical fallary) adalah kekeliruan dalam proses berpikir
yang timbul karena keliru menarik simpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena factor
emosional,kecerobohan, atau ketidaktahuan.
B
1.
Bab III
PERENCANAAN KARANGAN
Dengan merencanakan karangan secara baik, seorang penulis akan dapat menulis
dengan lebih mudah dan produktif. Mengapa ? rencan karangan memiliki kegunaan
(1). Memberikan arah dan panduan sehingga dia dapat menulis secar runtut,tuntas,
tajam,dan menarik. (2) memungkinkan penulis untuk mengatur pola penyajian dan
pengembangan karangan sebaik-baiknya dengan leluasa.(3) membantunya memilih
dan mengumpulkan informasi yang di perlukan nya dengan jelas.
1. Menentukan topik
Topic atau tema adalah pokok persoalan atau inti permasalahan yang merupakan
gagasan sentral suatu karangan. Sebagai gagasan sentral, topic akan menjiwai
keseluruhan sutu karangan.
Bagaimanakah caranya memilih topic? Dalam memilih topic,hal-hal yang
perlu diperhatikan, yaitu.
a. Kebermaknaan
Maksudnya, pembahasan suatu topic dapat memberikan manfaat atau arti,
baik untuk perluasan wawasan dan pengetahuan pembacanya.
b. Kemenarikan
Bagi penulis itu sendiri, topic yang menarik minatnya akan memacu
semangatnya dalam mengembangkan karangan yang baik.
c. Ketertanganan
Ketertanganan maksudnya suatu topic iyu akan dibahas secara mendalam
dan tuntas. Agar topic itu tertangani dalam pengembangannya kelak.
Lalu bagaimana cara membatasi topic? Membatasi topic dapat dilakukan
dengan menggunakan rambu-rambu berikut.
1. Tentukanlah topic yang akan dibahas.
2. Ajukan pertanyaan, apakah topic itu dapat diperinci lagi? Bila dapat,
tuliskanlah rincian-rincian itu dibawah atau disekitar topic pertama
tadi.
3. Tetapkanlah rincian mana yang akan dipilih sebagai topic.
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah topic tersebut dapat diperinci lagi ?
Apakah topic dan judul itu sama ? topic adalah pokok persoalan yang
menjiwai keseluruhan suatu karangan. Judul adalah nama atau label
untuk suatu karangan.
Dalam menentukan judul, ada beberapa hala yang perlu diperhatikan .
1. Judul harus bertalian dan mencerminkan isi karangan.
2. Judul dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang
keingintahuan atau kepenasaranan pembaca.
3. Judul disajikan secar singkat dalam bentuk frase.
2. Menentukan topic.
Dengan topic itu, ada banyak hal yang bias dilakukan sesuai dengan maksud
penulis. Penulis misalnya dapat memilih salah satu maksud berikut ini.
1. Bentuk kerangka
Sebuah kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka
topic. Kerangka kalimat mempergunakan kalimat kalimat berita yang lengkap untuk
merumuskan setiap topic ,subtopic maupun sub-subtopik. Sedangkan kerangka topic
setiap buti dalam kerangka topic terrdiri dari topic yang berupa frase bukan kalimat
lengkap.
PROSES PENULISAN
Tahap persiapan
a. Menulis adalah satu proses
b. Hal yang paling sulit pada tahap ini ialah penemuan pengenalan topic karangan.
c. Topic yang terbatas memudahkan penulis mendalami dan memusatkan pikiran
pada masalahnya.
d. Bahan penulisan dapat diproleh dan berbagai sumber dengan berbagai cara.
e. Tujuan dan bahan menentukan bentuk organisasi karangan.
2. Penyusunan kerangka karangan
Dengan selesainya penulis menyusun kerangka karangan maka tergambar apa yang
aka penulis tulis. Dari kerangka karangan itu penulis dapat mengumpulkan bahanbahan kerangka karangan berarti penulis sudah memilih kerangka kerja yang akan
menuntun ialah bahwa penyusunan kerangka karangan itu hendaknya didasarkan pada
kriteria atau system tertentu.
3. Pola organisasi
Langkah terakhir pada tahap prapenulisan ialah pengorganisasian karangan. Dalam
hal ini tujuan dan bahan penulisan turut menentukan bentuknya. Organisasi karangan
pada umumnya mengikuti pola ilistratif, analitis, dan argumentativ. Pola-pola ini
disusun sesuai dengan arah pembicaraan dan detail pembahasan tertentu.
BAB 4
HAKIKAT MENULIS
C. Ragam wacana
Suatu tulisan atau karangan secara umum terdiri dari dua hal.pertama , ISI. Suatu
tulisan menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, BENTUK
yang merupakan unsure mekanik karangan,seperti ejaan, pungtuasi,kata,kalimat,dan
alinea.
Secara singkat perbedaan ragam karangan itu diberikan sebagai berikut
1. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melikiskan atau menggambarkan sesuatu
berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.
2. Narasi
Narasi adalah ragam wacana yang meceriterakan proses kejadian suatu peristiwa
3. Eksposisi
Eksposisi asalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan ,
menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau
menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya.
4. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan
pembaca mengenai kebenaran yan di sampaikan oleh penulissnya.
Bab V
MENULIS SEBAGAI PROSES
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan
beberapa fase yaitu fase prapenulisan, penulisan, dan pasca penulisan.
Dengan demikian, pemahaman fase-fase seperti itu akan mempermudah dan
menjaga keruntutan menulis.
A. Tahap Prapenulisan
Fase prapenulisan mencakup aktifitas berikut ini
1. Menentukan topic
2. Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan
3. Memperhatikan sasaran karangan
4. Mengumpulkan informasi mendukung
5. Mengorganisasikan ide dan informassi
B. Tahap penulisan
Pada tahap prapenulisan, penulis telah mencantumkan topic, tujuan,
mengumpulkan informasi yang relevan, dan membuar kerangka karangan. Hal ini
berarti ia telah siap untuk menulis. Karena kerangka karangan berfungsi sebagai
panduan atau perencanaan penulisan, maka bertolak dari kerangka itulah penulis
mengembangkan secara bertahap butir demi butir karangan.