Tesis Karakteristik Kontraktor PDF
Tesis Karakteristik Kontraktor PDF
NYOMAN KORIAWAN
NIM : 0891561031
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
NYOMAN KORIAWAN
NIM : 0891561031
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
ABSTRAK
KARAKTERISTIK DAN KINERJA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI
KUALIFIKASI KECIL DI KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2009
Tujuan dari terbitnya UU No.18 tahun 1999 adalah memberikan arah
pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur
usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi
yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik
kontraktor serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan hubungan antara
karakteristik dengan kinerja kontraktor kualifikasi kecil di Kabupaten Jembrana
tahun 2009.
Data karakteristik dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan ke 97 (sembilan puluh tujuh) kontraktor kualifikasi kecil yang ada di
Kabupaten Jembrana, sedangkan data kinerja dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner yang disebarkan kepada 40 (empat puluh) orang pengelola proyek di
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana. Metode deskripsi digunakan untuk
menjelaskan karakteristik kontraktor, sedangkan metode analisis faktor digunakan
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kontraktor
kualifikasi kecil dan untuk analisis hubungan karakteristik dengan kinerja
menggunakan analisis korelasi sederhana.
Simpulan dari penelitian ini adalah : 1). 67,01 % tingkat pendidikan
penanggungjawab badan usaha adalah tamatan STM, 21,65% adalah sarjana
Teknik (S1/S2/S3), 2,06 % adalah tamatan diploma teknik dan 9,28 % adalah
tamatan non teknik. Sedangkan Untuk tingkat pendidikan penanggungjawab
teknik badan usaha sebanyak 58,76 % adalah tamatan STM, 34,02 % adalah
sarjana teknik (S1/S2/S3), 4,12 % adalah tamatan diploma teknik sedangkan
sebanyak 3,09 % adalah non teknik. 2). Faktor utama yang mempengaruhi kinerja
kontraktor terdapat pada kelompok I ( faktor sumber daya manusia dan keuangan)
yang terdiri dari variabel Modal keuangan dalam pelaksanaan pekerjaan,
Penempatan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi pendidikan, Pengalaman dan
keterampilan tenaga kerja yang dipekerjakan, Koordinasi dengan pihak pengguna
jasa dalam pelaksanaan pekerjaan, Data yang dipakai sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, Pertimbangan keselamatan pekerja dalam pelaksanaan
pekerjaan, Kelengkapan gambar disain/dokumen pelaksanaan; 3) Pengguna jasa
tidak berkorelasi dengan kinerja pengusaha jasa konstruski gred 2 tetapi
berkorelasi dengan kinerja pengusaha jasa konstruksi gred 3 dan gred 4,
sedangkan keahlian tenaga kerja tidak berkorelasi dengan kinerja pengusaha jasa
konstruksi gred 3 dan gred 4 tetapi berkorelasi dengan kinerja pengusaha
konstruksi gred 2.
Kata kunci : karakteristik, kinerja, kontraktor
ABSTRACT
CHARACTERISTICS AND PERFORMANCE OF SMALL QUALIFIED
CONTRACTORS IN JEMBRANA REGENCY IN 2009.
The purpose of issuance of the Law no. 18 in 1999 was to give direction to
growth and development of construction services to realize business structure that
strong, reliable, highly competitive, and qualify result. Aims of this research were
to analyze the contractor characteristics and the factors that influences the
performance and correlation between characteristics with the small qualification
contractor's performance in Jembrana regency in 2009.
Characteristic data were collected by using questionnaire which has been
distributed to 97 (ninety seven) small qualification contractors that exist in
Jembrana regency, while the performance data were collected by using a
questionnaire that distributed to 40 (forty) project managers in the Public Works
Department of Jembrana regency. Description method was used to describe the
characteristics of the contractor, while the factor analysis method were used to
analyze the factors that influences the small qualification contractors
performance and to analysis the correlations between characteristics with
performance by using simple correlation analysis.
The conclusions of this research as follows: 1) 67.01% education level of
responsible person of business were engineering high school graduate or
equivalent, 21.65% are scholar (S1/S2/S3), 9.28% were non-engineering
graduates and 2.06% were graduate of engineering diploma. While education
level of responsible person for engineering of enterprises were 58.76% graduate
of engineering high school or equivalent, 34.02% were scholar (S1/S2/S3), 4.12%
were engineering diploma graduate were 3.09% were non-technical. 2). Of the
four factors new formed, the main factors that influences the contractor
performance were found in the first group (human resources and financial factors)
which consists of financial capital variables in implementation of the jobs,
placement of the worker in accordance with workers education qualifications,
experiences and skills, Coordination with the service user in the implementation
of work, data that has been used in accordance with the actual situation on the site.
Safety considerations of worker in the implementation of the work, completeness
of design drawing / implementation documents; 3) Service user variable has no
correlation with the grade 2 small qualification construction services performance
but have correlation with grade 3 and 4 while skill worker variable have no
correlation with grade 3 and 4 construction service companys performance but
have correlation with the grade 2 qualifications construction companys
performance.
Keywords: characteristics, performance, contractor
DAFTAR ISI
Halaman
PRASYARAT GELAR
ii
LEMBAR PENGESAHAN.
iii
iv
ABSTRAK...
vii
ABSTRACT.
viii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR...
xv
BAB I PENDAHULUAN
10
10
14
16
2.2. Kinerja...
20
20
21
23
25
26
27
29
33
34
34
35
35
38
41
44
47
47
48
48
48
48
48
49
49
51
53
53
54
56
58
60
60
61
61
63
67
69
71
73
73
75
10
77
79
79
81
83
85
86
88
90
91
91
93
95
97
97
109
111
112
11
118
121
123
126
129
5.1 Simpulan
129
5.2 Saran...
132
DAFTAR PUSTAKA..
133
LAMPIRAN.
135
12
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
14
2.2
18
2.3
19
2.4
29
2.5
3.1
3.2
49
3.3
39
50
51
3.4
52
4.1
98
4.2
100
4.3
103
4.4
104
4.5
106
4.6
107
4.7
Nilai Komunalitas
109
4.8
111
4.9
113
4.10
4.11
4.12
121
124
126
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1
61
4.2
61
4.3
62
4.4
63
4.5
64
4.6
64
4.7
65
4.8
66
4.9
66
4.10
67
4.11
68
4.12
68
4.13
69
4.14
70
4.15
70
4.16
71
4.17
72
4.18
72
4.19
73
4.20
74
4.21
74
4.22
75
4.23
76
4.24
76
4.25
77
4.26
78
4.27
78
14
4.28
80
4.29
80
4.30
80
4.31
82
4.32
82
4.33
82
4.34
83
4.35
84
4.36
84
4.37
85
4.38
85
4.39
85
4.40
86
4.41
87
4.42
87
4.43
89
4.44
89
4.45
89
4.46
90
4.47
90
4.48
91
4.49
92
4.50
92
4.51
93
4.52
94
4.53
94
4.54
95
4.55
96
4.56
96
4.57
97
15
BAB I
PENDAHULUAN
16
sehingga sangat
17
18
19
20
mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil
pekerjaan konstruksi yang berkualitas. Disisi lain, kesadaran masyarakat akan
manfaat dan arti penting jasa konstruksi masih perlu ditumbuhkembangkan agar
mampu mendukung terwujudnya ketertiban dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi secara optimal.
Sejalan dengan meningkatnya persaingan, maka menuntut pengusaha jasa
konstruksi di Kabupaten Jembrana untuk selalu meningkatkan kualifikasi dan
kinerjanya, mengingat persaingan dan banyaknya pesaing yang ada, baik lokal
(Kabupaten Jembrana dan Bali) maupun dari luar daerah yang sudah tentu
memiliki kemampuan dan fasilitas jauh diatas kekemampuan yang dimiliki oleh
pengusaha jasa konstruksi lokal.
Melihat hal tersebut, maka sangatlah penting untuk meneliti karakteristik dan
kinerja pengusaha jasa konstruksi dalam mengembangkan usahanya serta
meningkatkan daya saing di pasaran lokal maupun luar daerah yang dapat
memenuhi keinginan masyarakat pengguna jasa konstruksi tanpa mengabaikan
aturan-aturan dan etika yang ada sehingga mampu untuk bersaing saat ini dan
dimasa yang akan datang.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan suatu
21
22
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
24
25
Pusat
dan
Kepala
Cabang/Perwakilan
untuk
Kantor
jawab
atas
penyelenggaran
pekerjaan
teknik
di
26
27
28
KODE
BIDANG/SUB BIDANG
1
2
3
4
5
21001
21002
21003
21004
21005
21006
7
8
21007
21101
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
21102
21103
21201
21202
21301
22001
22002
22003
22004
22005
22006
22007
22008
22009
22010
29
22011
22012
22013
22014
22101
22102
22103
22201
22202
22203
22204
22205
22206
22207
22208
22301
23001
41
42
53
44
45
46
23002
23003
23004
23005
23006
23007
47
23008
48
23009
49
23010
50
51
52
23011
24001
24002
53
24003
54
24004
55
24005
56
24006
57
24007
58
24008
30
24009
24010
24011
25001
25002
25003
25004
25005
25006
25007
perawatannya
Instalasi kontrol dan instrumentasi, termasuk perawatannya
Instalasi listrik gedung dan pabrik, termasuk perawatannya
Instalasi listrik lainnya, termasuk perawatannya
Perpipaan minyak, termasuk perawatannya
Perpipaan gas, termasuk perawatannya
Perpipaan air bersih / limbah, termasuk perawatannya
Pengolahan air bersih, termasuk perawatannya
Instalasi pengolahan limbah, termasuk perawatannya
Pekerjaan pengeboran air tanah, termasuk perawatannya
Reboisasi / Penghijauan, termasuk perawatannya
31
3. NRBU adalah nomor registrasi badan usaha yang diberikan oleh Badan
Pelaksana Registrasi Badan Usaha/BPRU, yang dicantumkan pada Sertifikat
Badan Usaha/SBU
4. Usaha jasa konstruksi adalah usaha yang bergerak dibidang jasa konstruksi
mencakup jenis usaha, kalsifikasi, dan kualifikasi usaha jasa konstruksi.
5. Gred merupakan suatu bentuk penggolongan kualifikasi usaha jasa pelaksana
konstruksi, yang terdiri dari :
a. Gred 1, untuk kualifikasi usaha perseorangan atau kecil
b. Gred 2, 3, 4, untuk kualifikasi usaha kecil.
c. Gred 5, untuk kualifikasi usaha menengah.
d. Gred 6, untuk kualifikasi usaha besar
e. Gred 7, untuk kualifikasi usaha besar termasuk badan usaha asing yang
membuka kantor perwakilan.
Kualifikasi merupakan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi
menurut tingkat/kedalaman/kompetensi dan kemampuan usaha yang dijalankan
dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :
1.
32
2.
Kekayaan Bersih
Kekayaan bersih merupakan kemampuan modal keuangan yang digunakan
Gred
Kekayaan Bersih
Tidak disyaratkan
33
Gred
Jml Paket
Pekerjaan
0 s/d 100.000.000
Pengalaman Nilai
Minimal Kumulatif
Pekerjaan
Tidak dipersyaratkan
0 s/d 300.000.000
200.000.000
0 s/d 600.000.000
400.000.000
0 s/d 1.000.000.000
800.000.000
2.500.000.000
12.000.000.000
32.000.000.000
Peralatan
Peralatan pada dasarnya merupakan teknologi yang digunakan sebagai
34
c. Badan usaha gred 5, gred 6 dan gred 7 dapat melaksanakan pekerjaan dengan
kriteria teknologi tinggi mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan
banyak alat berat dan tenaga ahli yang terampil.
Lebih lanjut dalam PerLem LPJK No.11a Tahun 2008, pasal 14 disebutkan
bahwa Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 2, Gred 3, dan Gred 4 dapat
melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan kriteria risiko kecil, berteknologi
sederhana, dan berbiaya kecil.
Yang dimaksud dengan kriteria risiko kecil adalah mencakup
konstruksi
yang
pekerjaan
35
36
1. Aspek finansial
Meliputi anggaran suatu organisasi. Karena aspek finansial dapat dianalogikan
sebagai aliran darah dalam tubuh manusia, aspek finansial merupakan aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja.
2. Kepuasan pelanggan
Dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang
berkualitas, maka organisasi dituntut untuk terus menerus memberikan
pelayanan berkualitas prima.
3. Operasi bisnis internal
Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh
kegiatan organisasi sudah seirama untuk mencapai tujuan dan sasaran
organisasi seperti yang tercantum dalam rencana startegis.
4. Kepuasan karyawan
Karyawan merupakan aset yang harus dikelola dengan baik, apalagi dalam
organisasi yang banyak melakukan inovasi, peran strategis karyawan sangat
nyata.
5. Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders
Kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai pihak yang
menaruh kepentingan terhadap keberadaannya. Untuk itu informasi dari
pengukuran kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikan kepuasan dari
stakeholders.
6. Waktu
37
2.
3.
Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan
sekerja.
4.
System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi.
5.
ada tujuh faktor yang mempengaruhi kinerja dan dirumuskan dengan akronim
ACHIEVE, sebagai berikut.
1. A- ability (knowledge dan skill)
2. C- clarity (understanding atau role perception)
3. H- help (organisational support)
38
39
diperluas dengan penilaian kinerja tim dan efektivitas manajernya. Hal itu karena
yang dilakukan individu merupakan refleksi perilaku anggota grup dan pimpinan
2.2.4 Indikator kinerja
Menurut Sedarmayanti (2007), indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif
dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Indikator harus merupakan sesuatu yang akan
dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat
tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah
kegiatan selesai dan berfungsi. Indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan
bahwa kinerja hari demi hari organisasi/unit kerja yang bersangkutan
menunjukkan kemampuan dalam rangka dan /atau menuju tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Hersey, Blanchard, dan Johnson (dalam Wibowo, 2007) menjelaskan bahwa
ada tujuh indikator kinerja, sebagai berikut.
1. Tujuan.
Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di
masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukkan ke arah mana
kinerja harus dilakukan.
2. Standar.
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai
3. Umpan balik
40
Dengan
41
42
43
Terdapat empat ukuran favorit dalam model Economic Value Added ini, yaitu
: addedvalue, market value added, cash flow return on investment ,dan total
shareholder.
5. Traditional Financial Measures
Merupakan ukuran finansial tradisional, yang antara lain termasuk : return on
equity, return on capital employed, earnings per share, price/eraning ratio,
return on sales, assets turnover, overall overheads/sales ratio, profit or sales
or added value per employer, output per employee (produktivitas).
2.2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi
Syafruddin dan Hessel (2004) merangkum dari beberapa sumber mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi, sebagai berikut.
Tabel 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi
Perspektif
No
Faktor-faktor
Referensi
/Pendekatan
Tujuan organisasi
Proses
Budaya organisasi
Proses
Proses
Kepemimpinan
Proses
5
6
7
8
Proses
Proses
Proses
Proses
Koordinasi
Teknologi
Raw materials
Lingkungan
fisik/sarana prasarana
Budaya organisasi
10
Struktur organisasi
Proses
11
Strategi
Metode
Proses
Yuwono
(2002),Atmosoeprato(2001)
Yuwono
(2002),
Susanto
(2000)
Yuwono (2002),Ruky (2001),
Soesilo (2000)
Yuwono
(2002),
Susanto
(2000), Ruky (2001)
Susanto (2000)
Ruky (2001)
Ruky (2001)
Ruky (2001), Soesilo (2000)
Ruky
Atmosoeprato(2001)
Soesilo
Atmosoeprato(2001)
Soesilo (2000),
(2001),
(2000),
44
Sistem Informasi
Politik
Ekonomi
Sosial
Metode
Sistem
Sistem
Sistem
Soesilo (2000),
Atmosoeprato(2001)
Atmosoeprato(2001)
Atmosoeprato(2001)
45
46
47
perusahaan terhadap produk atau jasa yang mempunyai sumber daya untuk
dipasarkan.
6. Metode (Methods)
Metode sangat berkaitan dengan bagaimana cara mencapai hasil kerja yang
maksimal dalam suatu perusahaan, dengan melakukan pengelolaan terhadap
sumber daya yang ada untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan.
Menurut Iman Suharto (1995), dalam suatu organisasi atau perusahaan
dibutuhkan suatu aspek perencanaan dan pengendalian sumber daya untuk
memudahkan dalam proses dan pengoperasian sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai secara efektif dan lebih mudah. Untuk memudahkan
perencanaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan dibutuhkan suatu
sistem yang berbasis teknologi yaitu Sistem Informasi Manajemen (SIM),
terdiri dari perangkat keras dan lunak, yang digunakan untuk mendukung
operasi unit fungsional dalam struktur perusahaan. Sistem ini merupakan
kombinasi personil, kebijakan, prosedur dan sistem (manual atau komputer)
yang membantu terlaksananya kegiatan, pengendalian dan kinerja perusahan.
2.2.5.3 Indikator Kinerja Organisasi
Indikator kinerja organisasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan (Bastian, 2001 dalam
Syafruddin & Tangkilisan, 2004) yang telah ditetapkan dalam memperhitungkan
elemen-elemen indikator berikut ini.
48
49
50
51
diukur, dengan menggunakan beberapa skala yang sesuai bentuk penelitian yang
akan dilakukan, diantaranya:
1.
Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang digunakan untuk memberikan katagori
saja, sehingga memiliki tingkatan paling rendah dalam riset.
2.
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk
menyatakan peringkat antar tingkatan, dan memiliki tingkatan lebih tinggi
dibandingkan skala nominal karena tidak menyatakan katagori saja tetapi
sudah dapat menyatakan peringkat.
3.
Skala interval
Skala interval merupakan skala pengukuran yang sudah dapat digunakan
menyatakan peringkat antar tingkatan, yang memiliki kejelasan jarak antar
tingkatan.
4.
Skala rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk
menyatakan peringkat antar tingkatan.
Untuk memudahkan dalam melakukan pengukuran terhadap kinerja
kontraktor, maka dalam penelitian ini skala pengukuran yang dipakai adalah skala
Likerts, dengan tingkat pengukuran adalah menggunakan skala ordinal. Langkahlangkah dalam penyusunan skala Likerts adalah:
a. Menetapkan variabel yang akan diteliti
b. Menentukan indikator-indikator yang dapat mengukur variabel yang diteliti.
52
53
[nX2 (X)2].[nY2-(Y)2]
..(1)
Dimana :
rxy = koefisien korelasi
x = variabel bebas
y = variabel terikat
n = Jumlah sampel
Besar kecilnya hubungan antara dua variabel dinyatakan dalam bilangan yang
disebut Koefisien korelasi yang besarnya antara +1
TINGKAT HUBUNGAN
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
54
pengujian
reliabilitas
dapat
digunakan
pendekatan
dengan
2.rb
ri =
..(2)
1 + rb
Dimana :
ri = reliabilitas internal
rb = nilai korelasi product moment
Kaidah keputusan adalah jika ri hitung > t tabel berarti reliabel dan apabila
sebaliknya ri hitung < t tabel berarti tidak reliabel
Sugiyono
(2006)
mengemukakan
bahwa
reliabilitas
pada
dasarnya
mengandung pengertian sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya jika
hasil pengukuran tersebut dilakukan kembali akan memberikan suatu hasil yang
relatif sama, oleh karena itu untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen.
Untuk menguji reliabilitas suatu daftar pertanyaan dari sebuah variabel penelitian
digunakan koefisien Cronbachs Alpha. Besarnya koefisien Cronbachs Alpha
menunjukan tingkat reliability daftar pertanyaan tersebut. Menurut Bhuono Agung
Nugroho (2005:72) suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai
55
Cronbachs Alpha > 0,6 sedangkan menurut Sekaran (1992) dalam Dwi Priyatno
(2008:26) dikatakan reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
2.3.2.3 Pengujian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Untuk pengujian faktor-faktor apa yang memberikan pengaruh terhadap
kinerja pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil dipergunakan teknik analisis
faktor. Analisis faktor adalah alat yang digunakan untuk mereduksi data yaitu
proses meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya
sebagai faktor (Santoso, 2006).
Menurut Santoso (2006), tahapan proses analisis faktor yang dilakukan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Memilih variabel yang layak untuk dianalisis faktor
Tahap pertama pada analisis faktor adalah menilai variabel mana yang layak
untuk dimasukan dalam analisis selanjutnya Pengujian dilakukan dengan
memasukkan semua variabel yang ada kemudian variabel-variabel tersebut
dikenakan sejumlah pengujian.
Jika
sebuah
variabel
mempunyai
kecendrungan
mengelompok
dan
56
57
58
4. Menamakan Faktor
Setelah terbentuk kelompok faktor, maka proses dilanjutkan dengan
memberikan nama terhadap kelompok faktor tersebut. Tidak ada aturan khusus
dalam penamaan ini, hanya saja penamaan dari suatu faktor hendaknya
mencerminkan variabel-variabel yang tergabung atau terbentuk didalamnya.
2.3.2.4. Pengujian Hubungan Karakteristik dengan Kinerja
Hubungan karakteristik dengan kinerja merupakan hubungan dua variabel
yang saling terkait dan dapat saling mempengaruhi, oleh karena itu untuk
mengetahui hubungan antar dua variabel tersebut dapat dilakukan suatu pengujian
menggunakan korelasi product moment atau dengan analisis regresi.
Menurut Sugyono (2006), korelasi produk moment merupakan suatu teknik
korelasi yang digunakan untuk mencari hubungan dan pembuktian hipotesis
hubungan dua variabel. Untuk mendapatkan nilai hubungan kedua variabel
tersebut atau nilai koefisien korelasi sampel dapat digunakan rumus paling
sederhana yang dapat digunakan menghitung koefisien korelasi berupa
pendekatan koefisien korelasi dua variabel seperti dibawah ini
xy
rxy =
(x2y2)
.(3)
Dimana :
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dengan y
x = deviasi rata-rata variabel x = (xi - x )
y = deviasi rata-rata variabel y = (yi y)
59
perhitungan diperoleh hasil dengan korelasi positif atau harga t hitung untuk
kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat kebebasan ( dk ) : 11- 2 lebih besar dari t
tabel, maka dapat dikatakan hubungan antara karakteristik dengan kineria
memiliki hubungan yang sangat kuat sehingga untuk dapat memberikan
penafsiran terhadap koefisien korelasi tersebut maka dapat berpedoman tabel
interpretasi nilai r (tabel 2.5).
Korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat,
dimana setiap regresi pasti ada korelasinya tetapi korelasi belum tentu dilanjutkan
dengan regresi. Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan regresi adalah korelasi
artara dua variabel yang tidak mempunyai hubungan sebab akibat, atau hubungan
fungsional. Analisis regresi secara umurn digunakan untuk mengetahui bagaimana
variabel dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau
pedikator, sehingga akan dapat diputuskan apakah naik dan menurunnya variabel
dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel
independen, hal itu dapat dilakukan dengan dua jenis regresi yaitu
1.
60
Dimana:
Y' : subyek dalam variabel yang diprediksikan
a : harga Y' bila X = 0 (harga konstan)
b : angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen.
X : subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis
regresi
linier
berganda
yaitu
didasarkan
pada
hubungan
61
BAB III
METODE PENELITIAN
Identifikasi
Permasalahan
Kajian Pustaka
Menentukan Variabel
Penelitian
62
data sekunder
63
pengusaha jasa
berikut :
Tabel. 3.1 Data Kontraktor Kualifikasi Kecil Tahun 2009
Kabupaten Jembrana
Gred
Asosiasi
1
Gapensi
30
42
28
Gapeksindo
Gapeknas
11
16
Aspekindo
Apaksindo
Jumlah
49
61
38
64
Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi mempunyai unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
Cara yang dipakai untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, dengan tingkat kesalahan 10 %
sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 97. Semakin kecil tingkat kesalahan
maka jumlah sampel yang diperlukan semakin besar sehingga akan membutuhkan
waktu, tenaga serta dana yang semakin besar pula.
Tabel 3.2 Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan
1 %, 5 % dan 10 %.
65
Dengan menggunakan tabel diatas maka dapat ditentukan jumlah sampel yang
diperlukan untuk setiap gred kontraktor yaitu
1. Gred 2
49/150 x 97 = 31,68 ~ 32 sampel/responden
2. Gred 3
61/150 x 97 = 39,44 ~ 40 sampel/responden
3. Gred 4
38/150 x 97 = 24,57 ~ 25 sampel/responden
Jumlah
97 sampel/responden
Jenis Proyek
Jumlah
4 Paket
3 Paket
9 Paket
7 Paket
Rehabilitasi/Pemeliharaan
12 Paket
Jaringan
66
4 Paket
Bersih
7
Rehabilitasi/Pemeliharaan
Bantaran
2 Paket
Tanggul Sungai
8
Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur
3 Paket
7 Paket
Jumlah Total
51 Paket
Keterangan Responden
Jumlah
67
Lanjutan Tabel 3.4
5
8
9
10
10
11
11
Jumlah
40
Penanggung jawab
(2)
Tingkat Pendidikan
(3)
(4)
(5)
(6)
b. Kemampuan Keuangan/Pembiayaan
68
(1)
Nilai pekerjaan
(2)
c. Pengalaman
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
d. Peralatan
(1)
Kepemilikan alat
(2)
(3)
Umur/kondisi
69
pelaksanaan proyek
b) Ketepatan waktu dalam pengadaan material untuk pelaksanaan pekerjaan
c) Ketersediaan material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan dalam dokumen tender.
5. Faktor Metode Kerja
a) Koordinasi dengan pihak pengguna jasa dalam pelaksanaan pekerjaan
b) Data yang dipakai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan
c) Pertimbangan keselamatan pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan
d) Kelengkapan gambar disain/dokumen pelaksanaan
70
71
(2006)
mengemukakan
bahwa
reliabilitas
pada
dasarnya
72
73
2. Analisis Korelasi
Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji
ada/tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Dalam
penelitian ini digunakan analisis korelasi ganda yang merupakan teknik analisis
korelasi yang digunakan untuk menguji hubungan dua atau lebih variabel
independen dengan satu variabel dependen secara bersamaan.
Dalam penelitian ini analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara karakteristik dengan kinerja perusahaan jasa konstruksi kualifikasi kecil
yang ada di Kabupaten Jembrana tahun 2009
3. Analisis Faktor
Teknik ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kinerja pengusaha jas\a konstruksi kualifikasi kecil. Analisis faktor
adalah alat yang digunakan untuk mereduksi data yaitu proses meringkas
sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor
(Santoso, 2006).
74
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
75
Faktor peralatan terdiri dari tiga pertanyaan untuk mengetahui status peralatan
yang dimiliki, jumlah peralatan kerja yang dimiliki dan umur peralatan kerja yang
dimiliki.
4.1.1 Karakteristik Personalia/ Sumber Daya Manusia
4.1.1.1 Tingkat Pendidikan Penanggungjawab Badan Usaha
Untuk tingkat pendidikan penanggungjawab badan usaha masing-masing gred
dapat digambarkan sebagi berikut :
d. Non teknik
6,25%
c. SMU/SMK atau
sederajat
62,50%
a. S1/S2/S3 Teknik
25,00%
b. Diploma Teknik
6,25%
d. Non teknik
12,50%
a. S1/S2/S3 Teknik
17,50%
b. Diploma Teknik
0,00%
c. SMU/SMK atau
sederajat
70,00%
76
d. Non teknik
8,00%
a. S1/S2/S3 Teknik
24,00%
b. Diploma Teknik
0,00%
c. SMU/SMK atau
sederajat
68,00%
77
d. Non teknik
9,38%
c. SMU/SMK atau
sederajat
28,13%
a. S1/S2/S3 T eknik
56,25%
b. Diploma T eknik
6,25%
78
d. Non teknik
0,00%
a. S1/S2/S3 Teknik
20,00%
b. Diploma Teknik
5,00%
c. SMU/SMK atau
sederajat
75,00%
d. Non teknik
0,00%
a. S1/S2/S3 Teknik
28,00%
b. Diploma Teknik
0,00%
c. SMU/SMK atau
sederajat
72,00%
uraian
diatas
dapat
dirata-ratakan
bahwa
sebanyak
58,76%
79
c. Sertifikat
Keterampilan kerja
0,00%
b. Sertifikat
Keahlian kerja
15,63%
d. T idak memiliki
sertifikat
0,00%
a. Sertifikat
keahlian &
keterampilan kerja
84,38%
80
c. Sertifikat
Keterampilan kerja
0,00%
b. Sertifikat Keahlian
kerja
20,00%
d. Tidak memiliki
sertifikat
0,00%
a. Sertifikat keahlian
& keterampilan kerja
80,00%
d. Tidak memiliki
sertifikat
0,00%
b. Sertifikat Keahlian
kerja
32,00%
a. Sertifikat keahlian
& keterampilan kerja
68,00%
dan
keterampilan kerja dan sisanya sebesar 20,00% hanya memiliki sertifikat keahlian
kerja saja dan untuk perusahaan jasa konstruksi gred 4 menyatakan bahwa 68,00
% penanggungjawab teknik yang dimiliki mempunyai sertifikat keahlian dan
81
keterampilan kerja dan sisanya sebesar 32,00% hanya memiliki sertifikat keahlian
kerja saja.
Dari uraian dan gambar diatas maka dapat dirata-ratakan bahwa sebanyak
78,35% pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil sudah memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan dalam Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
serta PerLem LPJK No. 11a Tahun 2008 yang mensyaratkan bahwa tenaga kerja
yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi
harus memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.
4.1.1.3 Jumlah Tenaga Kerja
Untuk jumlah tenaga kerja (teknik/non teknik) dapat dijelaskan untuk
perusahan jasa konstruksi Gred 2 adalah 81,25 % memiliki tenaga teknik/non
teknik sebanyak kurang dari lima orang, sedangkan sisanya sebanyak 18,75 %
memiliki tenaga teknik/non teknik antara lima sampai sepuluh orang.
a. 5 orang
81,25%
82
a. 5 orang
100,00%
e. > 20 orang
0,00%
a. 5 orang
80,00%
83
c. Lintas Pulau
(Sumat era, Jawa dll)
0,00%
b. Lintas
Kabupat en yang
ada di Provinsi Bali
18,75%
d. T enaga Kerja
Asing (WNA)
0,00%
a. Warga di lokasi
perusahaan
beralamat
81,25%
84
b. Lintas Kabupaten
yang ada di Provinsi
Bali
30,00%
c. Lintas Pulau
(Sumatera, Jawa dll)
0,00%
a. Warga di lokasi
perusahaan beralamat
70,00%
d. T enaga Kerja
Asing (WNA)
0,00%
c. Lint as P ulau
(Sumat era, Jawa dll)
0,00%
b. Lint as Kabupat en
yang ada di Provinsi
Bali
0,00%
a. Warga di lokasi
perusahaan
beralamat
100,00%
85
undang Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999 maupun Peraturan Lembaga LPJK
No. 11a tahun 2008 tentang syarat-syarat dasar sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan jasa konstrksi kualifikasi kecil ikut mengurangi penggangguran di
Kabupaten Jembrana khususnya dan di provinsi Bali umumnya.
4.1.1.5 Status Tenaga Ahli Yang Dipekerjakan
Untuk status tenaga ahli yang dipekerjakan dapat dijelaskan untuk perusahan
jasa konstruksi Gred 2 adalah sebesar 75% tenaga kerja yang dipekerjakan
merupakan tenaga kerja dengan status karyawan tetap sedangkan sisanya
sebanyak 25 % merupakan tenaga kerja dengan status kontrak. Untuk perusahaan
jasa konstruksi Gred 3 yaitu sebesar 20 % tenaga kerja yang dipekerjakan
merupakan tenaga kerja dengan status karyawan tetap sedangkan sisanya
sebanyak 80 % merupakan tenaga kerja dengan status kontrak.
b. Karyawan Tidak
Tetap (Kontrak,
freelance dll)
25,00%
a. Karyawan Tetap
75,00%
86
a. Karyawan T etap
20,00%
b. Karyawan T idak
T etap (Kontrak,
freelance dll)
80,00%
b. Karyawan Tidak
Tetap (Kontrak,
freelance dll)
52,00%
a. Karyawan Tetap
48,00%
87
Dalam Undang-Undang No. 18 tahun 1999 serta Peraturan Lembaga LPJK No.
11a tahun 2008 hal ini tidak diatur secara tegas akan tetapi setiap badan usaha
semua kualifikasi harus memilki penaggungjawab teknik sehingga pekerjaan yang
dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis. Hal ini dilakukan adalah
untuk menekan biaya operasional sehingga perekrutan karyawan dilakukan
dengan sistem kontrak sesuai dengan kebutuhan di proyek dan waktu pelaksanaan
proyek.
4.1.2 Karakteristik Keuangan
4.1.2.1 Nilai Paket Pekerjaan Yang Pernah Dikerjakan Dalam Tujuh Tahun
Terakhir
Untuk nilai paket pekerjaan yang pernah dikerjakan dalam kurun waktu tujuh
tahun terakhir dapat dijelaskan untuk perusahan jasa konstruksi Gred 2 adalah
sebesar 75% nilai paket pekerjaan yang pernah dikerjakan dalam kurun waktu
tujuh tahun terakhir > Rp. 100 juta Rp.400 juta sedangkan sisanya sebanyak 25
% dalam tujuh tahun terakhir pernah mengerjakan paket pekerjaan senilai > Rp.
50 juta Rp. 100 juta
e. > Rp. 1
Milyard
0,00%
d. > Rp. 400 Juta
Rp. 1 Milyard
0,00%
a. 0 Rp. 50
Juta
0,00%
88
a. 0 Rp. 50 Juta
0,00%
b. > Rp. 50 Juta
Rp. 100 Juta
10,00%
a. 0 Rp. 50 Juta
0,00%
e. > Rp. 1 Milyard
0,00%
89
senilai > Rp. 400 juta Rp. 1 miliyar sedangkan sisanya sebanyak 32 % pernah
mengerjakan paket pekerjaan senilai > Rp. 100 juta Rp. 400 juta.
Dari uraian diatas dapat dirata-ratakan bahwa sebesar 63,92 % pengusaha jasa
konstruksi kualifikasi kecil mengerjakan paket pekerjaan dalam tujuh tahun
terakhir sebesar Rp. 100 juta Rp. 400 juta. hal ini sudah sesuai dengan tujuan
ditertikannya Undang-Undang No. 18 tahun 1999 yaitu untuk mewujudkan
stuktur usaha yang kokoh, andal dan berdaya saing tinggi serta Peraturan
Lembaga LPJK No. 11a Tahun 2008 dimana dari nilai paket pekerjaan dapat
dilihat tingkat kualitas dan daya saing serta kinerja perusahaan tersebut
4.1.2.2 Kekayaan Bersih Yang Dimiliki Saat Ini
Untuk kekayaan bersih yang dimiliki saat ini oleh perusahan jasa konstruksi
Gred 2 sebanyak 78% memiliki kekayaan bersih antara Rp. 50 juta - Rp. 200 juta
sedangkan sisanya sebanyak 22 % memiliki kekayaan bersih antara Rp. 200 juta
Rp. 1 miliyar
b. > Rp.
200 Juta
Rp. 1
Milyard
21,88%
c. > Rp. 1
Milyard
0,00%
a. Rp. 50
juta - Rp.
200 Juta
78,13%
90
c. > Rp. 1
Milyard
0,00%
c.
> Rp. 1
Milyard
0,00%
91
sesuai dengan Undang-Undang 18 tahun 1999 serta Peraturan Lembaga LPJK No.
11a tahun 2008 yang telah menetapkan besaran kekayaan bersih untuk gred 2
adalah Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 600 juta, untuk gred 3 adalah sebesar Rp.
100 juta sampai dengan Rp. 800 juta dan untuk gred 4 sebesar Rp. 400 juta
sampai dengan Rp. 1 Milyard. Hal ini juga menunjukan bahwa pengusaha jasa
konstruksi kualifikasi kecil semakin memiliki daya saing serta struktur usaha yang
semakin andal sehingga mampu menghasilkan pekerjaan konstruksi yang
berkualitas.
4.1.2.3 Asal Modal Usaha
Untuk asal modal usaha yang dimiliki yang dimiliki saat ini dapat dijelaskan
untuk perusahan jasa konstruksi Gred 2 yaitu 87,5 % modal yang dimiliki
merupakan modal yang berasal hasil patungan/saham sedangkan sisanya sebanyak
12,5 % modal yang dimiliki merupakan modal sendiri.
b. Modal
Patungan/Saham
87,50%
92
c. Kredit dari
bank
20,00%
a. Modal sendiri
0,00%
b. Modal
Patungan/Saham
80,00%
Gambar 4.26 Asal Modal Usaha Yang Dimiliki oleh oleh Gred 3
Untuk perusahaan jasa konstruksi Gred 4 yaitu sebesar 80 % memiliki modal
usaha yang berasal dari patungan/saham, sebesar 12 % memiliki modal usaha
yang berasal dari modal sendiri sedangkan sisanya sebanyak 8 % modal usaha
yang dimiliki berasal dari kredit bank
a. Modal sendiri
12,00%
b. Modal
Pat ungan/Saham
80,00%
93
Dari uraian diatas maka dari 97 pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil
sebanyak 82,47 % pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil menyatakan bahwa
modal usaha yang dimilki berasal dari modal patungan sedangkan sebanyak 10,31
% menyatakan bahwa modal yang dimilki berasal dari bantuan kredit perbankan.
Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 serta Peraturan Lembaga LPJK No. 11a
tahun 2008 tidak mensyarakan asal modal usaha ttetapi hal ini bisa menunjukkan
bahwa kebijakan-kebijakan di sektor keuangan, khususnya sektor perbankan
belum memberikan kemudahan bagi para pengusaha konstruksi kualifikasi kecil
yang ada di Kabupaten Jembrana untuk memperoleh kredit.
4.1.3 Karakteristik Pengalaman Kerja
4.1.3.1. Jumlah Paket Pekerjaan Yang Dikerjakan Dalam Tujuh Tahun
Terakhir
Untuk paket pekerjaan yang dikerjakan dalam tujuh tahun terakhir untuk
perusahan jasa konstruksi Gred 2 sebesar 15,63 % mengerjakan satu proyek dalam
kurun tujuh tahun terakhir, 68,75 % mengerjakan tiga proyek dalam tujuh tahun
terakhir, 6,25 % mengerjakan lima proyek dalam kurun tujuh tahun terakhir, 6,25
% mengerjakan tujuh proyek dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir sedangkan
sisanya sebanyak 3,13 % mengerjakan lebih dari tujuh proyek dalam kurun waktu
tujuh tahun terakhir. Untuk perusahan jasa konstruksi Gred 3 adalah sebesar 5 %
mengerjakan tiga proyek dalam tujuh tahun terakhir, 5 % mengerjakan lima
proyek dalam kurun tujuh tahun terakhir, 5 % mengerjakan tujuh proyek dalam
kurun waktu tujuh tahun terakhir sedangkan sisanya sebanyak 85 % mengerjakan
lebih dari tujuh proyek dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.
94
d. 9 proyek
6,25%
e. > 9 proyek
3,13%
a. 3 proyek
15,63%
c. 7 proyek
6,25%
b. 5 proyek
68,75%
Gambar 4.28 Jumlah Paket Yang Dikerjakan dalam tujuh tahun terakhir oleh
Gred 2
a . 3 pr oye k
0,00%
b. 5 pr oye k
5,00%
c . 7 pr oye k
5,00%
d. 9 pr oye k
5,00%
e . >9 pr oye k
85,00%
Gambar 4.29 Jumlah Paket Yang Dikerjakan dalam tujuh tahun terakhir oleh
Gred 3
a. 3 proyek
16,00%
b. 5 proyek
8,00%
e. > 9 proyek
52,00%
c. 7 proyek
12,00%
d. 9 proyek
12,00%
Gambar 4.30 Jumlah Paket Yang Dikerjakan dalam tujuh tahun terakhir oleh
Gred 4
95
96
b . Perus ahaan
s was ta (lo kal/as ing )
0 ,0 0 %
a. Pero rang an
0 ,0 0 %
c. Pemerintah
10 0 ,0 0 %
a. Perorangan
0,00%
b. Perusahaan
swasta (lokal/asing)
5,00%
c. Pemerintah
95,00%
b. Perusahaan
swast a
(lokal/asing)
0,00%
a. P erorangan
0,00%
c. Pemerint ah
100,00%
97
b. > 5 10 tahun
25,00%
c. > 10 15 tahun
0,00%
d. > 15 tahun
0,00%
a. 0 5 tahun
75,00%
98
c. > 10 15
tahun
12,50%
d. > 15 tahun
5,00%
b. > 5 10
tahun
12,50%
a. 0 5 tahun
70,00%
d. > 15 tahun
28,00%
a. 0 5 tahun
8,00%
b. > 5 10 tahun
40,00%
c. > 10 15 tahun
24,00%
99
b. Prov. Bali
0,00%
c. Nasional
0,00%
a. Kab.
Jembrana
100,00%
Gambar 4.37 Lokasi Pekerjaan Yang Sering Ditangani oleh Perusahaan Jasa
Konstruksi Gred 2
b. Prov. Bali
0,00%
c. Nasional
0,00%
a. Kab.
Jembrana
100,00%
Gambar 4.38 Lokasi Pekerjaan Yang Sering Ditangani oleh Perusahaan Jasa
Konstruksi Gred 3
b. Prov. Bali
0,00%
c. Nasional
0,00%
a. Kab.
Jembrana
100,00%
Gambar 4.39 Lokasi Pekerjaan Yang Sering Ditangani oleh Perusahaan Jasa
Konstruksi Gred 4
100
Dari gambar diatas maka dapat dijelaskan bahwa semua perusahaan jasa
konstruksi (Gred 2, Gred 3 dan Gred 4) mengambil pekerjaan yang berlokasi di
Kabupaten Jembrana khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya. Dalam
Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 serta Peraturan Lembaga LPJK No. 11a
tahun 2008 hal ini tidak dipersyaratkan tetapi hal ini menunjukan bahwa
pengusaha jasa konstruski kualifikasi kecil tidak mampu dan atau tidak mau
bersaing keluar dari Kabupaten Jembrana.
4.1.3.6 Sub bidang layanan pekerjaan yang paling sering dikerjakan
Untuk perusahan Jasa Kosntruksi Gred 2 sebanyak 25% menyatakan paling
sering mengerjakan pekerjaan dengan sub bidang perumahan, sebanyak 18,75%
menyatakan paling sering mengerjakan pekerjaan dengan sub bidang gedung,
sebanyak 3,13% menyatakan paling sering mengerjakan pekerjaan dengan sub
bidang jembatan, sebanyak 21,88% menyatakan paling sering mengerjakan
pekerjaan dengan sub bidang jalan, sebanyak 12,50% menyatakan paling sering
mengerjakan pekerjaan dengan sub bidang landscape/pertamanan serta sebanyak
18,75% menyatakan paling sering mengerjakan pekerjaan dengan sub bidang
pengairan/irigasi.
a. Per umahan
25,00%
e.
Landscape/ Per tamana
n
b. Gedung
12,50%
d. Jalan
c. Jembatan
21,88%
3,13%
18,75%
Gambar 4.40 Sub Bidang Layanan Yang Paling Sering Ditangani oleh Gred 2
101
f.
Pengairan/Irigasi
e.
17,50%
Landscape/Perta
manan
2,50%
a. Perumahan
5,00%
d. Jalan
22,50%
b. Gedung
50,00%
c. Jembatan
2,50%
Gambar 4.41 Sub Bidang Layanan Yang Paling Sering Ditangani oleh Gred 3
Untuk Gred 3 sebanyak 5% menyatakan paling sering mengerjakan pekerjaan
dengan sub bidang perumahan, sebanyak 50% menyatakan paling sering
mengerjakan pekerjaan dengan sub bidang gedung,
e.
Landscape/Pertamanan
8,00%
d. Jalan
32,00%
f. Pengairan/Irigasi
8,00%
a. Perumahan
8,00%
b. Gedung
32,00%
c. Jembatan
12,00%
Gambar 4.42 Sub Bidang Layanan Yang Paling Sering Ditangani oleh Gred 4
102
paling sering mengerjakan pekerjaan dengan sub bidang jembatan, sebanyak 32%
menyatakan paling sering mengerjakan pekerjaan dengan sub bidang jalan,
sebanyak 8% menyatakan paling sering mengerjakan pekerjaan dengan sub
bidang landscape/pertamanan serta sebanyak 8% menyatakan paling sering
mengerjakan pekerjaan dengan sub bidang pengairan/irigasi.
Dari uraian diatas maka dari 97 perusahaan jasa konstruksi kualifikasi kecil
paling banyak menyatakan sub bidang layanan pekerjaan yang paling sering
dikerjakan adalah sub bidang pekerjaan gedung yaitu sebanyak 35,05 %
sedangkan sub bidang terbanyak berikutnya adalah sub bidang jalan sebanyak
24,74 %. Ini dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 serta Peraturan
Lembaga LPJK No. 11a tahun 2008 hal ini tidak dipersyaratkan .
4.1.3.7. Sistem Lelang/Pengadaan Yang Diikuti Dalam Memperoleh
Pekerjaan
Untuk sistem lelang/pengadaan yang diikuti dalam memperoleh pekerjaan
Dari gambar diatas dapat dijelaskan untuk perusahaan jasa konstruksi gred 2
sebesar 3,13 % memperoleh pekerjaan dengan sistem penunjukan langsung,
sebanyak 3,13 % memperoleh pekerjaan dengan sistem pemilihan langsung, 3,13
% memperoleh pekerjaan dengan sistem pelelangan terbatas sedangkan sisanya
sebanyak 90,63 % memperoleh pekerjaan dengan mengikuti pelelangan umum.
Untuk perusahaan jasa konstruksi gred 3 sebanyak 20 % memperoleh pekerjaan
103
a. Penunjukan
Langsung
3,13%
b. Pemilihan
Langsung
3,13%
c. Pelelangan
T erbat as
3,13%
d. Pelelangan
Umum
90,63%
a. Penunjukan
Langsung
20,00%
b. Pemilihan
Langsung
0,00%
c. Pelelangan
T erbatas
80,00%
a. P enunjukan
Langsung
0,00%
b. P emilihan
Langsung
c. P elelangan
0,00%
T erbat as
8,00%
d. P elelangan
Umum
92,00%
104
b. Prov.
Bali
0,00%
c.
Nasional
0,00%
a. Kab.
Jembrana
100,00%
b. Prov. Bali
0,00%
c. Nasional
0,00%
a. Kab.
Jembrana
100,00%
105
b. Prov. Bali
0,00%
c. Nasional
0,00%
a. Kab.
Jembrana
100,00%
106
b. Milik Sendiri
21,88%
a. Sewa/Kontrak
78,13%
Gambar 4.49 Status peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan oleh
Perusahan Jasa konstruksi Gred 2
b. Milik Sendiri
20,00%
a. Sewa/Kontrak
80,00%
Gambar 4.50 Status peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan oleh
Perusahan Jasa konstruksi Gred 3
107
b. Milik Sendiri
44,00%
a. Sewa/Kontrak
56,00%
Gambar 4.51 Status peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan oleh
Perusahan Jasa konstruksi Gred 4
Untuk perusahaan jasa konstruksi gred 4 sebesar 56 % melaksanakan
pekerjaan dengan menggunakan peralatan sewa/kontrak dan sisanya sebanyak 44
% menggunakan peralatan milik sendiri. Undang-undang Nomor 18 tahun 1999
serta Peraturan Lembaga LPJK No. 11a tahun 2008 hal ini tidak dipersyaratkan
tetapi hal ini menunjukan bahwa pengusaha jasa konstruski kualifikasi kecil lebih
memilih untuk menyewa alat dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi. Hal ini
tentunya akan lebih efisien dalam penghitungan biaya pelaksanaan konstruksi
4.1.4.2. Jumlah Peralatan Kerja Yang Dimiliki Saat Ini
Untuk jumlah peralatan kerja yang dimiliki saat ini oleh perusahaan jasa
konstruksi gred 2 adalah sebesar 84,38 % memiliki peralatan kurang dari lima
jenis peralatan dalam melaksanakan pekerjaan dan sebanyak 15,63 % memiliki
peralatan antara lima sampai sepuluh jenis peralatan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
108
b. > 5 10 jenis
15,63%
c. > 10 15 jenis
0,00%
d. > 15 jenis
0,00%
a. < 5 jenis
84,38%
Gambar 4.52 Jumlah peralatan yang dimiliki oleh Perusahan Jasa konstruksi
Gred 2
c. > 10 15 jenis
0,00%
b. > 5 10 jenis
20,00%
d. > 15 jenis
0,00%
a. < 5 jenis
80,00%
Gambar 4.53 Jumlah peralatan yang dimiliki oleh Perusahan Jasa konstruksi
Gred 3
109
c. > 10 15 jenis
0,00%
d. > 15 jenis
0,00%
b. > 5 10 jenis
32,00%
a. < 5 jenis
68,00%
Gambar 4.54 Jumlah peralatan yang dimiliki oleh Perusahan Jasa konstruksi
Gred 4
Sedangkan untuk perusahaan jasa konstruksi gred 4 adalah sebesar 68 %
memiliki peralatan kurang dari lima jenis peralatan dalam melaksanakan
pekerjaan dan sebanyak 32 % memiliki peralatan antara lima sampai sepuluh
jenis peralatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam Peraturan Lembaga LPJK
No. 11a tahun 2008 hanya dipersyaratkan bahwa Badan Usaha dengan
kualifikasi Gred 2, Gred 3, dan Gred 4 dapat melaksanakan pekerjaan
konstruksi dengan kriteria risiko kecil, berteknologi sederhana, dan berbiaya
kecil. Yang dimaksud dengan kriteria risiko kecil adalah mencakup pekerjaan
konstruksi
yang
110
peralatan yang dimiliki berumur kurang dari tiga tahun, sebesar 75 % menyatakan
memiliki peralatan dengan umur antara tiga samapai lima tahun dan 6,25 %
memiliki peralatan dengan umur lebih dari lima tahun. Untuk perusahaan jasa
konstruksi gred 3 yaitu sebesar 10 % menyatakan peralatan yang dimiliki berumur
kurang dari tiga tahun, dan sisanya sebesar 90 % menyatakan memiliki peralatan
dengan umur antara tiga sampai lima tahun.
c. > 5 tahun
6,25%
a. < 3 tahun
18,75%
b. 3 5 tahun
75,00%
Gambar 4.55 Umur peralatan yang dimiliki oleh Perusahan Jasa konstruksi
Gred 2
c. > 5 tahun a. < 3 t ahun
0,00%
10,00%
b. 3 5 t ahun
90,00%
Gambar 4.56 Umur peralatan yang dimiliki oleh Perusahan Jasa konstruksi
Gred 3
111
c. > 5 tahun
20,00%
a. < 3 tahun
8,00%
b. 3 5 tahun
72,00%
Gambar 4.57 Umur peralatan yang dimiliki oleh Perusahan Jasa konstruksi
Gred 4
Sedangkan untuk perusahaan jasa konstruksi gred 4 adalah sebanyak 8 %
peralatan yang dimiliki berumur kurang dari tiga tahun, sebesar 72 % menyatakan
memiliki peralatan dengan umur antara tiga sampai lima tahun dan sebanyak 20 %
memiliki peralatan dengan umur lebih dari lima tahun.
Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 serta Peraturan Lembaga LPJK No.
11a tahun 2008 hal ini tidak dipersyaratkan tetapi tentunya semakin baru peralatan
yang dimiliki akan memberikan pengaruh baik terhadap hasil pelaksanaan jasa
konstruksi.
4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi
Kualifikasi Kecil
4.2.1 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Jasa
Konstruksi Kualifikasi Kecil
Pada pembahasan ini dilakukan analisis data terhadap hasil tabulasi data dari
jawaban 40 responden terhadap kuesioner kinerja.
112
Sebelum data yang terkumpul bisa diproses lebih lanjut maka terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan uji realibilitas terhadap instrument penelitian. Menurut
Nugroho (2005) menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat
dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan.
Suatu pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari
Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No Item
Pertanyaan
Nilai r
hitung
Nilai r tabel
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0,457
0,612
0,683
0,463
0,552
0,538
0,660
0,714
0,780
0,881
0,768
0,726
0,533
0,432
0,397
0,596
0,397
0,496
0,719
0,561
0,553
0,886
0,815
0,487
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
113
Lanjutan Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
25
0,484
26
0,629
27
0,602
28
0,629
29
0,694
30
0,685
31
0,818
32
0,871
33
0,751
Sumber : Hasil Analisis
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
0,312
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai koefisien korelasi (Corrected Item-Total
Correlation) atau product moment (r) pada uji validitas yang dilakukan
menggunakan bantuan program SPSS. Nilai koefisien korelasi (Corrected ItemTotal Correlation) atau product moment (r) yang didapat kemudian dibandingkan
dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji dua sisi dan
jumlah data (n) = 40, maka didapat nilai tabel yang besarnya 0,312. Dari hasil
analisis dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi yang dihasilkan lebih besar
dari nilai r hitung sehingga dapat disimpulkan semua item pertanyaan dalam
kuesioner dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan dengan melakukan uji
reliabilitas.
Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:72) suatu konstruk variabel
dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbachs Alpha > 0,6 sedangkan menurut
Sekaran (1992) dalam Dwi Priyatno (2008:26) dikatakan reliabilitas kurang dari
0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS didapatkan hasil seperti tabel dibawah ini :
114
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Jumlah
ItemPertanyaan
Nilai
Cronbach's alpha
hitung
Nilai
Cronbach's alpha
Minimal
Keterangan
0,856
0,60
Reliabel
33
Sumber : Hasil Analisis
115
10
11
12
13
14
15
16
Penggunaan internet
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
116
27
28
29
Stabilitas keamanan
30
Kepastian hukum
31
32
33
117
Tabel 4.3
Hasil Tes KMO and Bartlett's Test Tahap I
KMO and Bartlett's Test
Approx. Chi-Square
.617
1343.585
df
528
Sig.
.000
118
Tabel 4.4
Nilai Anti Image Correlation Tahap I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Variabel
MSA
Keterangan
0,891
Digunakan
0,807
Digunakan
0,634
Digunakan
0,523
Digunakan
0,635
Digunakan
0,842
Digunakan
0,594
Digunakan
0,667
Digunakan
0,663
Digunakan
0,560
Digunakan
0,582
Digunakan
0,355
Tidak Digunakan
0,806
Digunakan
0,547
Digunakan
0,770
Digunakan
0,584
Digunakan
Pengadaan
material
disediakan
langsung oleh perusahaan dalam
pelaksanaan proyek (X17)
Ketepatan waktu dalam pengadaan
material untuk pelaksanaan pekerjaan
(X18)
0,541
Digunakan
0,561
Digunakan
119
29
0,880
Digunakan
0,647
Digunakan
0,830
Digunakan
0,652
Digunakan
0,657
Digunakan
0,205
Tidak Digunakan
0,199
Tidak Digunakan
0,224
Tidak Digunakan
0,520
Digunakan
0,413
Tidak Digunakan
0,702
Digunakan
30
0,579
Digunakan
0,829
Digunakan
32
0,597
Digunakan
33
Penghargaan terhadap
berprestasi (X33)
0,431
Tidak Digunakan
20
21
22
23
24
25
26
27
28
staf
yang
120
Approx. Chi-Square
.861
1042.018
df
351
Sig.
.000
121
berarti bahwa variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut maka
kumpulan 33 variabel penelitian tersebut dapat diproses lebih lanjut. Proses
selanjutnya dilakukan analisis faktor dengan Anti Image Matrices. Anti Image
Matrices digunakan untuk menentukan yang mana variabel yang dapat dianalisis
lebih lanjut dan variabel mana yang harus dikeluarkan. Kriteria penentuan Anti
Image Matrices adalah angka korelasi yang terdapat pada Anti Image Correlation
yaitu matrix dari korelasi parsial diantara variabel setelah dilakukan analisis faktor
yang menggambarkan tingkat seberapa jauh faktor tersebut menjelaskan hasil dari
analisa faktor. Bila angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih besar dari
0,5, maka variabel tersebut dapat dianalisis lanjut. Jika angka Anti Image
Correlation suatu variabel lebih kecil atau sama dengan 0,5 maka variabel
tersebut harus dikeluarkan dan tidak diikutkan pada analisis lanjut.
Dari hasil analisis faktor tahap II dengan Anti Image Matrices dapat disajikan
tabel 4.6 yang memuat Anti Image Correlation sebagai berikut :
Tabel 4.6
Nilai Anti Image Correlation Tahap II
No
1
2
3
4
5
6
7
Variabel
MSA
Keterangan
0,857
Digunakan
0,927
Digunakan
0,932
Digunakan
0,913
Digunakan
0,933
Digunakan
0,853
Digunakan
0,941
Digunakan
122
Lanjutan tabel 4.6 Nilai Anti Image Correlation Tahap II
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
27
29
pendidikan (X7)
Pengalaman dan keterampilan tenaga
kerja yang dipekerjakan (X8)
Adanya pelatihan di bidang jasa
konstruksi (X9)
Usia tenaga kerja yang dipekerjakan
(X10)
Sertifikat keahlian yang dimiliki
tenaga ahli (X11)
Penggunaan komputer dalam kegiatan
operasional perusahaan (X13)
Kesesuaian peralatan yang dimiliki
dalam menunjang kegiatan proyek.
(X14)
Inovasi
dalam
merespon
perkembangan
teknologi
seperti
bahan/material. (X15)
Penggunaan internet (X16)
Pengadaan
material
disediakan
langsung oleh perusahaan dalam
pelaksanaan proyek (X17)
Ketepatan waktu dalam pengadaan
material untuk pelaksanaan pekerjaan
(X18)
Ketersediaan material yang sesuai
dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan
dalam
dokumen
tender.(X19)
Koordinasi dengan pihak pengguna
jasa dalam pelaksanaan pekerjaan
(X20)
Data yang dipakai sesuai dengan
keadaan
yang
sebenarnya
di
lapangan.(X21)
Pertimbangan keselamatan pekerja
dalam pelaksanaan pekerjaan (X22)
Kelengkapan gambar disain/dokumen
pelaksanaan (X23)
Penempatan wakil perusahaan dalam
proyek
yang
bisa
mengambil
keputusan (X27)
Stabilitas keamanan (X29)
0,871
Digunakan
0,891
Digunakan
0,778
Digunakan
0,889
Digunakan
0,840
Digunakan
0,834
Digunakan
0,858
Digunakan
0,613
Digunakan
0,743
Digunakan
0,870
Digunakan
0,928
Digunakan
0,781
Digunakan
0,867
Digunakan
0,893
Digunakan
0,804
Digunakan
0,751
Digunakan
0,850
Digunakan
123
Lanjutan tabel 4.6 Nilai Anti Image Correlation Tahap II
30
0,825
Digunakan
31
0,906
Digunakan
32
0,864
Digunakan
Variabel
Komunalitas
0,852
0,913
0,788
0,649
0,721
124
Lanjutan tabel 4.7 Nilai Komunalitas
(X5)
Kesesuaian gaji dengan pekerjaan dalam perusahaan
(X6)
Penempatan sesuai dengan kualifikasi pendidikan
(X7)
Pengalaman dan keterampilan tenaga kerja yang
dipekerjakan (X8)
Adanya pelatihan di bidang jasa konstruksi (X9)
10
0,741
11
0,754
12
0,730
0,739
24
25
0,736
26
0,711
6
7
8
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
0,754
0,700
0,788
0,603
0,788
0,595
0,816
0,875
0,864
0,759
0,662
0,600
0,836
0,573
0,693
125
Lanjutan tabel 4.7 Nilai Komunalitas
27
0,697
Kelompok
Faktor
Nilai Eigen
Keragaman Total
(%)
Keragaman Total
Komulatif (%)
Keterangan
1
2
3
4
15,404
1,901
1,461
1,171
57,052
7,040
5,409
4,338
57,052
64,092
69,502
73,839
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
126
127
Tabel 4.9
Hasil Loading Faktor Kinerja
Kelompok
Faktor
II
III
IV
Variabel
Loading Factor
0,604
0,677
0,605
0,836
0,685
0,618
0,715
0,616
0,601
0,557
0,533
0,509
0,813
0,771
0,644
0,501
0,781
0,875
0,558
0,623
0,634
0,652
128
Lanjutan Tabel 4.9 Hasil Loading Faktor Kinerja
Penempatan wakil perusahaan dalam proyek
yang bisa mengambil keputusan (X27)
Sikap pimpinan kepada staf (X31)
Motivasi pimpinan terhadap staf (X32)
Sumber : Hasil Analisis
0,578
0,789
0,675
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dengan dua kali proses rotasi , dari
27 variabel yang memiliki angka pembatas cut off point > 0,55
sebanyak 25
variabel yang terbentuk dan menghasilkan empat faktor baru yang direduksi
terhadap ke 33 variabel awal. Adapun ke empat faktor baru tersebut yaitu :
1) Faktor 1, terdiri dari variabel Modal keuangan dalam pelaksanaan pekerjaan
(X2), variabel Penempatan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi pendidikan
(X7), variabel Pengalaman dan keterampilan tenaga kerja yang dipekerjakan
(X8), variabel Koordinasi dengan pihak pengguna jasa dalam pelaksanaan
pekerjaan (X20), variabel Data yang dipakai sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya di lapangan.(X21), variabel Pertimbangan keselamatan pekerja
dalam pelaksanaan pekerjaan (X22) dan variabel Kelengkapan gambar
disain/dokumen pelaksanaan (X23). Faktor ini diberi nama sumber daya
manusia dan keuangan.
2) Faktor 2 terdiri dari variabel Modal keuangan dalam pengelolaan perusahaan
(X1), variabel Besar kecilnya modal dalam perusahaan (X3), variabel Adanya
pinjaman dari bank (X4), variabel Sertifikat keahlian yang dimiliki tenaga ahli
(X11), variabel Penggunaan komputer dalam kegiatan operasional perusahaan
(X13), variabel Pengadaan material disediakan langsung oleh perusahaan
dalam pelaksanaan proyek (X17), variabel Ketepatan waktu dalam pengadaan
material untuk pelaksanaan pekerjaan (X18) dan variabel Ketersediaan
129
130
Kinerja perusahaan ditentukan juga oleh penempatan tenaga kerja yang sesuai
dengan kualifikasi pendidikannya. Penepatan tenaga kerja yang tidak sesuai
dengan kaulifikasi bisa mempengaruhi kinerja perusahaan.
c. Pengalaman dan keterampilan tenaga kerja yang dipekerjakan.
Pengalaman dan keterampilan tenaga kerja juga sangat menentukan kinerja
perusahaan. Kinerja perusahaaan akan sangat terbantu dengan penempatan
tenaga kerja yang berpengalaman serta memiliki keterampilan.
d. Koordinasi dengan pihak pengguna jasa dalam pelaksanaan pekerjaan.
Semakin sering melakukan koordinasi dengan pihak pengguna jasa maka
kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat ditekan sehingga tentunya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
e. Data yang dipakai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
Data yang lengkap dan akurat mengenai keadaan sebenarnya di lapangan
sangat menetukan dalam penentuan metode kerja yang akan dipakai adala
melaksanakan pekerjaan.
f. Pertimbangan keselamatan pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan.
Untuk meningkatkan kinerja perlu juga diperhatikan keselamatan pekerja
dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga memberikan ketenangan dan
kenyamanan dalam bekerja yang tentunya akan mampu meningkatkan kinerja.
g. Kelengkapan gambar disain/dokumen pelaksanaan
Kelengkapan gambar disain dalam pelaksanaan pekerjaan akan sangat
menentukan hasil akhir dari pekerjaan itus sendiri, sehingga semakin lengkap
131
dan detail gambar pelaksanaan maka akan semakin memberikan hasil yang
memuaskan.
Faktor kedua yang berpengaruh terhadap kinerja kontraktor yaitu ada pada
kelompok II (faktor administrasi) dengan nilai eigen sebesar 1,901 dan nilai
keragaman total
variabel Penggunaan
132
133
134
Inovasi
dalam
merespon
perkembangan
teknologi
seperti
bahan/material.
(Y3.4) Penggunaan internet
(Y4) Faktor Material
(Y4.1) Pengadaan material disediakan langsung oleh perusahaan dalam
pelaksanaan proyek
(Y4.2) Ketepatan waktu dalam pengadaan material untuk pelaksanaan
pekerjaan
(Y4.3) Ketersediaan material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan dalam dokumen tender.
(Y5) Faktor Metode Kerja
(Y5.1) Koordinasi dengan pihak pengguna jasa dalam pelaksanaan pekerjaan
(Y5.2) Data yang dipakai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan
135
Kualitas (Y)
Korelasi
0,839
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,870
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,780
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,780
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,812
Keterangan
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
136
Lanjutan Tabel 4.10
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
0,000
0,759
0,000
0,722
0,000
0,807
0,000
0,591
0,000
0,853
0,000
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
137
diikuti (X15), Status alat (X17), Jumlah alat yang dimiliki (X18) dan
Umur/kondisi
alat
(X19)
berpengaruh/berkorelasi
terhadap
kinerja
138
Tabel 4.11
Analisa Korelasi Karakteristik Kontraktror Gred 3 terhadap
Kinerja
Faktor (X)
PJBU (X1)
PJTBU (X2)
Sertifikat keahlian tenaga
kerja (X3)
Jumlah tenaga kerja (X4)
Asal tenaga kerja (X5)
Status tenaga kerja (X6)
Nilai paket pekerjaan (X7)
Total kekayaan bersih (X8)
Asal modal usaha (X9)
Jumlah paket pekerjaan yang
pernah diambil (X10)
Pengguna jasa (X11)
Lama pengalaman perusahaan
(X12)
Lokasi Pekerjaan (X13)
Sub bidang yang paling sering
dikerjakan (X14)
Sistem lelang yang sering
diikuti (X15)
Lingkup wilayah pengadaan
(X16)
Status alat (X17)
Jumlah alat yang dimiliki
(X18)
Umur/kondisi alat (X19)
Sumber : Hasil Analisis
Kualitas (Y)
Korelasi
0,897
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,833
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
0,752
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,817
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,775
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,840
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,817
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,685
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,739
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,488
Sig.(2 tailed)
0,001
Korelasi
0,731
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
0,889
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,817
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
0,685
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,685
Sig.(2 tailed)
0,000
Korelasi
0,666
Sig.(2 tailed)
0,000
Keterangan
Korelasi positif
Korelasi positif
Tidak Ada Nilai
Korelasi
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Tidak Ada Nilai
Korelasi
Korelasi positif
Korelasi positif
Tidak Ada Nilai
Korelasi
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
139
alat
(X19)
berpengaruh/berkorelasi
terhadap
kinerja
140
Kualitas (Y)
Korelasi
0,878
PJBU (X1)
Sig.(2 tailed)
0,000
PJTBU (X2)
Korelasi
0,680
Sig.(2 tailed)
0,000
Sertifikat keahlian tenaga
Korelasi
kerja (X3)
Sig.(2 tailed)
Jumlah tenaga kerja (X4)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Asal tenaga kerja (X5)
Korelasi
0,621
Sig.(2 tailed)
0,000
Status tenaga kerja (X6)
Korelasi
0,507
Sig.(2 tailed)
0,000
Nilai paket pekerjaan (X7)
Korelasi
0,796
Sig.(2 tailed)
0,000
Total kekayaan bersih (X8)
Korelasi
0,621
Sig.(2 tailed)
0,000
Asal modal usaha (X9)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Jumlah paket pekerjaan yang Korelasi
0,323
pernah diambil (X10)
Sig.(2 tailed)
0,115
Pengguna jasa (X11)
Lama pengalaman perusahaan
(X12)
Lokasi Pekerjaan (X13)
Sub bidang yang paling sering
dikerjakan (X14)
Sistem lelang yang sering
diikuti (X15)
Lingkup wilayah pengadaan
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Keterangan
Korelasi positif
Korelasi positif
Tidak Ada Nilai
Korelasi
Tidak Ada Nilai
Korelasi
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
Korelasi positif
141
Lanjutan Tabel 4.12
(X16)
Status alat (X17)
Sig.(2 tailed)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Jumlah alat yang dimiliki Korelasi
(X18)
Sig.(2 tailed)
Umur/kondisi alat (X19)
Korelasi
Sig.(2 tailed)
Sumber : Hasil Analisis
Korelasi
Tidak Ada Nilai
Korelasi
Tidak Ada Nilai
Korelasi
0,796 Korelasi positif
0,000
142
2) Variabel Sertifikat keahlian tenaga kerja (X3), Jumlah tenaga kerja (X4),
Asal modal usaha (X9), Jumlah paket pekerjaan yang pernah diambil (X10),
Lama pengalaman perusahaan (X12), Lokasi Pekerjaan (X13), Lingkup
wilayah pengadaan (X16), Status alat (X17) dan Jumlah alat yang dimiliki
(X18) tidak berpengaruh atau tidak berkorelasi terhadap kinerja perusahaan
jasa konstruksi gred 4.
143
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Sebesar 67,01 % tingkat pendidikan penanggungjawab badan usaha adalah
tamatan STM, 21,65% adalah sarjana teknik (S1/S2/S3), 2,06 % adalah
tamatan diploma teknik, 9,28 % tingkat pendidikan penanggung jawab badan
usaha adalah tamatan non teknik, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil memenuhi syarat dasar dalam
Undang-undang No. 18 tahun 1999 dan Perlem LPJK No. 11a tahun 2008
yang tidak menyebutkan pendidikan minimal bagi penanggungjawab badan
usaha tetapi disebutkan bahwa PJBU adalah pimpinan badan usaha yang
ditetapkan sebagai penanggungjawab badan usaha.
Sebesar 58,76 % pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil memiliki
penanggungjawab teknik badan usaha adalah tamatan STM, 34,02 % memiliki
penanggungjawab teknik badan usaha adalah sarjana teknik (S1/S2/S3), 4,12
% memiliki penanggungjawab teknik badan usaha adalah tamatan diploma
teknik sedangkan sebanyak 3,09 % memiliki penanggungjawab teknik badan
usaha adalah non teknik.
Sebanyak 78,35 % pengusaha jasa konstruksi kualifikasi kecil memiliki
penanggungjawab teknik badan usaha dengan sertifikat keahlian dan
144
145
di
lapangan,
pertimbangan
keselamatan
pekerja
dalam
146
147
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim. 2002. Keputusan Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nasional tentang Pedoman Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Jasa
Pelaksana Konstruksi Nasional. Jakarta : Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi.
Anonim. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi. Jakarta : Departemen
Pekerjaan Umum.
Alwi, Syafarudin. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan
Kompetitif. Yogyakarta : BPFE
Ariana, I Komang Agus. 2009. Karakteristik Dan Kinerja Konsultan Perencana
Konstruksi Di Kota Denpasar Dan Badung Tahun 2008. (tesis). Denpasar :
Universitas Udayana
Astrawan Putra, I Komang Alit. 2008. Hubungan Karakteristik Dengan Kinerja
Kontraktor Di Kota Denpasar. (tesis). Denpasar : Universitas Udayana
Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja, Falsafah Teori dan Penerapannya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodelogi Research jilid 1, 2. Jogjakarta : Universitas
Gajah Mada.
Ismiandewi, Kadek Lisa. 2009. Pengaruh Karakteristik Individu Dan
Karakteristik Pekerjaan Serta Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Pekerja Dan Kinerja Organisasi Pada Lembaga Swadaya Masyarakat di Bali.
(tesis). Denpasar : Universitas Udayana
Jakti, Dorodjatun Kuncoro. 2004. Kiat Meraih Peluang di Era Kebangkitan Jasa
Konstruksi, Profesionalisme Tulang Punggung Kompetensi dan Daya Saing.
Jakarta : PT Tren Pembangunan
Kodoatie, Robert J. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : PT. Refika Aditama
148
Proyek,
Dari
Konseptual
Sampai
149
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK DAN KINERJA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI
KUALIFIKASI KECIL (GRED 1, 2, 3 4)
DI KABUPATEN JEMBRANA
TAHUN 2009.
Kuesioner atau angket ini disusun sebagai alat untuk mengumpulkan data
penelitian dalam rangka penyusunan tesis pada program pascasarjana Universitas
Udayana. Data atau Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan semata-mata
hanya untuk keperluan akademis dan tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap
pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara/i. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaanya
untuk
memberikan
jawaban
yang
paling
sesuai
dengan
kondisi
Peneliti
150
Petunjuk Pengisian :
1. Untuk pengisian identitas, Bapak/Ibu/Saudara/i cukup mengisi titik-titik.
2. Untuk menjawab pertanyaan, Bapak/Ibu/Saudara/i cukup memberi tanda
silang ( X ) pada kolom jawaban yang telah disediakan yang paling sesuai
dengan kondisi Bapak/ibu/Saudara/i saat ini. Pertanyaan berikut tentang
bagaimana karakteristik perusahaan Bapak/ibu/Saudara/i saat ini
1. IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Umur
Pendidikan
Alamat perusahaan
Kualifikasi/Gred Kontraktor
2. PERTANYAAN :
Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan kondisi perusahaan
Bapak/ibu/Saudara/i saat ini
NO
PERTANYAAN
PERSONALIA/SUMBER DAYA MANUSIA
151
Nilai paket pekerjaan yang pernah dikerjakan dalam kurun waktu tujuh tahun
terakhir
a. 0 Rp. 50 Juta
b. > Rp. 50 Juta Rp. 100 Juta
c. > Rp. 100 Juta Rp.400 Juta
152
Jumlah paket pekerjaan yang telah dikerjakan dalam kurun waktu tujuh tahun
terakhir
a. 3 proyek
b. 5 proyek
c. 7 proyek
d. 9 proyek
e. > 9 proyek
153
c. Nasional
5
154
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK DAN KINERJA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI
KUALIFIKASI KECIL (GRED 1, 2, 3 4)
DI KABUPATEN JEMBRANA
TAHUN 2009.
Kuesioner atau angket ini disusun sebagai alat untuk mengumpulkan data
penelitian dalam rangka penyusunan tesis pada program pascasarjana Universitas
Udayana. Data atau Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan semata-mata
hanya untuk keperluan akademis dan tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap
pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara/i. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaanya
untuk
memberikan
jawaban
yang
paling
sesuai
dengan
kondisi
Peneliti
155
Petunjuk Pengisian :
3. Untuk pengisian identitas, Bapak/Ibu/Saudara/i cukup mengisi titik-titik.
4. Untuk menjawab pertanyaan, Bapak/Ibu/Saudara/i cukup memberi tanda
cek list ( ) pada kolom jawaban yang telah disediakan yang paling sesuai
dengan kondisi Bapak/ibu/Saudara/i saat ini. Pertanyaan berikut tentang
seberapa penting faktor-faktor memberikan pengaruh terhadap kinerja
kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaannya.
5. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka setiap jawaban akan diberi skor
sebagai berikut :
Setuju/Selalu/sangat positif, diberi skor 5
Setuju/Sering/Positif, diberi skor 4
Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral, diberi skor 3
Tidak Setuju/hampir tidak pernah/negatif, diberi skor 2
Sangat tidak setuju/tidak pernah, diberi skor 1
1. IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Pendidikan
Pertanyaan
FAKTOR KEUANGAN
Tidak
Kurang Cukup
Sangat
Penting
Penting Penting Penting
Penting
156
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Pengadaan
material
disediakan langsung oleh
157
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
perusahaan
dalam
pelaksanaan proyek
Ketepatan waktu dalam
pengadaan material untuk
pelaksanaan pekerjaan
Ketersediaan material yang
sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan
dalam dokumen tender.
FAKTOR
METODE
KERJA
Koordinasi dengan pihak
pengguna
jasa
dalam
pelaksanaan pekerjaan
Data yang dipakai sesuai
dengan
keadaan
yang
sebenarnya di lapangan.
Pertimbangan keselamatan
pekerja dalam pelaksanaan
pekerjaan
Kelengkapan
gambar
disain/dokumen
pelaksanaan
Mensub
kontrakkan
sebagaian pekerjaan
Besarnya struktur organisasi
dalam perusahaan
Panjangnya jalur koordinasi
untuk mengambil suatu
keputusan
Penempatan
wakil
perusahaan dalam proyek
yang
bisa
mengambil
keputusan
FAKTOR POLITIK
29
30
Kepastian hukum
FAKTOR
KEPEMIMPINAN
158
31
32
33