Anda di halaman 1dari 9

ETIKET & PROFESSIONAL GROOMING

Latar Belakang

Relasi politik tradisional daaqqaaaaa`1n metode komunikasi telah berubah, namun


etiket (etiquette) dan profesionalisme (khususnya professional grooming) masih selalu
menjadi hal penting yang harus diperhatikan, baik dalam membina relasi internal
maupun eksternal. Wouters dalam Etiquette and Manners (2002) menegaskan bahwa
dapat diterima dan menarik perhatian khalayak yang baik adalah hal yang penting dan
merupakan kondisi yang sangat dibutuhkan khususnya oleh individu yang bergelut di
dunia politik. Oleh karena itu manners—dalam hal ini tampak dari bagaimana individu
tersebut mengadopsi nilai yang baik di masyarakat dan menampilkan citra diri terbaik
dihadapan khalayak—menjadi penting sebagai penegas representasi status dan kuasa
dirinya ditengah konstituen atau masyarakat.

Lebih jauh, etiquette dan personal grooming dapat dilihat sebagai salah satu strategi,
serta upaya dalam membangun personal branding. Menurut Illies (2017) dewasa ini
personal branding tidak berhenti pada citra positif di dunia nyata, namun juga harus
selaras dengan citra yang dibangun di dunia maya—melalui berbagai macam platform
media sosial yang ada. Hal ini lekat dengan salah satu tujuan pembelajaran di Sekolah
Legislatif Partai NasDem, yakni soal aspek representasi.

Mengapa Etiquette Penting

Penghormatan dan perhatian seseorang kepada orang lainnya, khususnya di dunia


politik, tentu memiliki harga yang harus dibayar. Misalnya, mitra kerja jika tidak
diperlakukan dengan baik oleh seorang anggota DPR yang bersangkutan tentu akan
mengurangi produktivitas dan penghargaan mereka terhadap citra dewan yang melekat
pada individu tersebut, hal ini diatur dalam Pasal 4, Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2015
tentang Kode Etik. Itu adalah salah satu contoh dari etiquette yang berlaku di wilayah
DPR RI. Adapun definisi dari etiquette adalah sebagai berikut:

Essentially, an etiquette behavioral norms or etiquettes prescribing some subset of range


of possible human behaviors as appropriate in that domain (lihat Gambar 1.0). These
behaviors may pertain to speech, dress,
movement, action, etc or more specific
protocol behaviors (Miller, 2002).

Bagi seorang dewan, menjaga etiquette


menjadi penting karena sudah jelas
termagtub dalam Pasal 2 Peraturan DPR
RI No. 1 Tahun 2015 tentang Kode Etik
bahwasanya:

Anggota harus selalu menjaga harkat,


martabat, kehormatan, citra dan
kredibilitas dalam melaksanakan fungsi,
tugas dan wewenangnya, serta dalam
menjalankan kebebasannya menggunakan
hak berekspresi, beragama, berserikat,
Organizational Communication
berkumpul dan mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan. Menurut Sen (2019), terdapat tiga jenis
komunikasi formal dalam organisasi,
Prinsip-Prinsip Political Etiquette yakni:
a. Downward: Komunikasi dari
- Menghargai individu dilevel atas ke
- Menjaga kesopan-santunan bawahannya.
- Kolaborasi b. Upward: Komunikasi dari
- Non-agresif bawahan ke individu yang menjadi
atasannya.
Keterampilan dalam Berelasi c. Horizontal: Komunikasi individu
yang berada di level yang sama.
Komunikasi
Khusus anggota DPR RI, pola dan tata cara
Gottsman (2012), pengajar manners & komunikasi ini selebihnya diatur dalam
etiquette asal Amerika, menyebutkan Tata Tertib dan Kode Etik.
beberapa poin etiket politik, yakni sebagai
berikut:
a. Berikan kesempatan kepada orang lain untuk memberikan pendapatnya. Jangan
menginterupsi. Biarkan lawan bicara Anda merasa didengar.
b. Lontarkan pertanyaan. Meskipun Anda tidak sependapat, hargai pendapatnya
dengan memberikan pertanyaan yang sopan. Jangan mempermalukan lawan
bicara di depan forum.
c. Jaga nada suara agar tetap tenang dan stabil. Hindari menampilkan sisi
emosional di depan orang lain dengan berkata kasar atau berteriak.
d. Perkaya diri Anda dengan isu-isu terkini. Hal ini penting untuk menguasai forum
dan mengemukakan pendapat sesuai perspektif atau nilai yang menjadi platform
partai Anda. Informasikan hal tersebut dengan penjelasan yang baik.
e. Jangan menjadikan masalah organisasi menjadi masalah personal. Hindari
menggunakan taktik khusus untuk mempermalukan lawan bicara.
f. Tunjukkan sikap secara elegan. Gunakan kesempatan untuk memilih atau
mengemukakan pendapat. Jika Anda tidak bersikap, maka tidak ada ruang bagi
Anda untuk mengeluh.
g. Menjadi politisi atau anggota dewan berarti tidak memiliki batasan ruang dan
waktu untuk menjadi representasi institusi dan partai Anda.
h. Pastikan rekam jejak Anda, baik di media mainstream maupun media sosial tetap
bersih. Bersikaplah bijak dan menjaga interaksi yang baik dengan masyarakat
atau konstituen Anda.
i. Jangan asumsikan semua orang ingin berbicara tentang politik. Berpandailah
untuk melihat situasi dan membawa diri dalam pembicaraan terkait isu-isu
politik yang sensitif.
j. Pertajam sensitivitas Anda. Bersikaplah bijak soal bagaimana yang orang lain
rasakan tentang opini atau percakapan yang Anda kuasai tentang politik.

Resolusi Konflik
a. Fokus pada masalah, bukan pada personal.
b. Bersikap positif dan berorientasi pada tujuan. Mengajukan solusi dan masukan
untuk memperbaiki masalah.
c. Bersikap tegas dan spesifik dalam memberikan arahan.
d. Bersikap proaktif, bukan reaktif. Berikan respon dengan solusi, bukan keluhan.
e. Menahan amarah dan memutuskan IDEAL
sesuatu dengan kepala dingin, serta
rasional. Dalam menghadapi permasalahan, seorang
f. Berpikir terbuka. Mendengarkan anggota dewan diharapkan mampu
mengambil sikap dan keputusan yang bijak.
pendapat orang lain tanpa Berikut tips dari Dhruba Jyoti Sen (2019):
menginterupsi atau membantah guna
mencapai win-win solution. I = Idenfity - Identifikasi, pahami dan
g. Jangan pernah mengkritik rekan kerja pertajam perspektif Anda dalam melihat
atau pekerja Anda di depan orang suatu masalah.
lain. D = Describe - Deskripsikan permasalahan
h. Jika kamu tidak setuju dengan secara objektif dan akurat.
E = Express - Sampaikan apa yang menjadi
pendapat seseorang, jangan focus Anda dan apa yang Anda rasakan
mengemukakan ketidaksetujuan terkait permasalahan tersebut.
Anda secara gambang, apalagi A = Ask - Tanyakan perspektif orang lain
menjatuhkan, di depan forum. Pilih dan rasionalisasi alas an mereka secara
lokasi privat untuk diskusikan sopan.
permasalahan Anda. L = List - Buat daftar tujuan dan capaian
yang positif.
Dukungan dan Apresiasi
a. Dalam kerja bersama, pastikan Anda memberikan kredit dan apresiasi pada
semua orang yang telah berkontribusi.
b. Berbicara dengan baik kepada orang yang bekerja untuk Anda dan ketahuilah
apa saja yang telah ia capai dalam kerjanya.
c. Jangan pernah mengambil keuntungan dari usaha orang lain.
d. Ketahuilah hari ulang tahun, pertunangan, pernikahan, kelahiran anak atau
kematian orang yang dicintai oleh rekan kerja Anda. Ucapan sebagai bentuk
turut berbahagia atau berduka adalah sebuah impresi yang bertahan lama.

Kata-Kata Ajaib
a. Tolong
b. Terima kasih
c. Maaf
d. Good Job!
e. Ide yang bagus!

Menjaga Penampilan Profesional dan Eksistensi


Wardrobe
Pada tahun 2013, Ketua DPR RI Marzukie Alie, sebagaimana dilansir kompas.com,
mengatakan bahwasanya pimpinan DPR telah memiliki kesepakatan dengan Badan
Kehormatan untuk menerapkan aturan berpakaian para anggota dewan dalam
mengikuti rapat paripurna. Para dewan diwajibkan untuk menggunakan jas dan dasi.
Dua pakaian tersebut dinilai lebih formal dari batik yang telah ditetapkan sebagai
pakaian nasional oleh pemerintah.

Sebelumnya pada tahun 2012, perkara pakaian anggota DPR RI sempat menjadi
polemik. Dilansir beritasatu.com, DPR RI sempat mengajukan pembahasan tata tertib
baru mengenai cara berpakaian staf dan sekretaris anggota DPR. Baik pembahasan
maupun kesepakatan dengan Badan Kehormatan mengenai cara berpakaian
dilingkungan DPR tersebut tidak lagi
Mahkamah Kehormatan Dewan
dibahas atau tercantum dalam satu
pun berkas legal hingga hari ini. Guna menegakkan kehormatan dan keluhuran
martabat DPR sebagaimana tertuang dalam
Meski tidak diatur secara spesifik, ketentuan Pasal 119 UU No. 7 Tahun 2014
dalam Peraturan DPR RI No. 1 Tahun tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3), maka
2015 mengatur setidaknya dua hal dibentuklah sebuah lembaga khusus bernama
terkait cara berpakaian, yakni: (1) Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Anggota mengutamakan penggunaan Penegakan kode etik oleh MKD menggunakan
produk dalam negeri [Pasal 2, Ayat 2]; pendekatan pencegahan (melalui sosialisasi
maupun pemberian rekomendasi sesuai
(2) Anggota dalam melaksanakan
Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2015) dan
tugasnya berpakaian rapi, sopan dan penindakan (sebagaimana diatur dalam
resmi [Pasal 8, Ayat 3]. Peraturan DPR RI No. 2 Tahun 2015).

NasDem secara kelembagaan memang tidak mengatur secara tertulis perihal gaya
berpakaian. Namun secara lisan Ketua Umum, Bapak Surya Paloh menginstruksikan
kepada para kader, pengurus dan dewannya untuk menggunakan:
a. Menggunakan pin atau simbol Partai NasDem pada acara-acara tertentu.
b. Menggunakan pakaian dengan warna dominan biru dan oranye.
c. Bagi perempuan, jika berkerudung menggunakan kerudung warna biru.
d. Menghindari berpakaian dengan warna dominan partai lainnya.

Gambar 2.0 Gambar 3.0

Body Language
Bahasa verbal menciptakan keterbatasan komunikasi antar manusia, namun tidak
untuk bahasa non-verbal. Komunikasi utama yang memberikan keberhasilan
tersampaikannya pesan sebesar 93% adalah bahasa tubuh. Ketika Anda berinteraksi
dengan orang lain, selain subtansi pembicaraan, mereka juga akan menilai Anda dari
pesan yang disampaikan oleh tubuh Anda. Seseorang dapat membaca sinyal Anda
antusias, tertarik, benar-benar fokus pada pembicaraan, simpati, terganggu, gugup atau
khawatir tanpa harus terlontar dari mulut Anda melalui bahasa tubuh yang tampak.

Bahasa tubuh memang sulit dikontrol. Namun memastikan bahwa Bahasa tubuh Anda
merefleksikan pesan dan intensi yang tepat adalah hal yang utama. Prinsip terpenting
dalam komunikasi melalui tubuh Anda adalah empati. Tempatkan lawan bicara Anda
sebagai orang yang penting dan dihargai keberadaannya. Hal ini sangat penting kiranya
bagi seorang anggota dewan ditingkat mana pun. Berikut beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
Gambar 4.0

Sumber: Noaimi, Haya. The Body Language. University of Bahrain.

Jika Anda sering mengalami kesulitan mengendalikan bahasa atau gerak tubuh Anda,
maka berikut beberapa tips untuk mengeliminasi refleks tubuh yang kurang positif
tersebut menurut Dr. Haya Bint Ali Bin Hasan Al Naoimi:
1. Bangun self-confidance sebelum berhadapan dengan audience. Ketahui Anda
akan berhadapan dengan siapa dan kesan apa yang hendak Anda tampilkan.
2. Bersikaplah alami dan spontan. Jika Anda merasa tidak nyaman saat
berinteraksi, bayangkan Anda sedang bicara dengan teman atau keluarga Anda
terkasih agar nada bicara dan gerak tubuh Anda tetap terlihat nyaman oleh
lawan bicara Anda.
3. Sadari gerak kecil yang dapat menimbulkan kesan buruk dari lawan bicara Anda
dan terus berlatihlah untuk meminimalisirnya. Jika sangat diperlukan, gunakan
jasa expertise dibidang etiquette and manners untuk mengevaluasi dan melatih
Anda.

Personal Space
Perhatikan dan hormatilah ruang personal dan zona nyaman lawan bicara dalam
berkomunikasi. Jangan berdiri terlalu dekat atau jauh. Sebagai contoh, di wilayah
Amerika Utara—dalam panduan manners and grooming yang dikeluarkan oleh
Departement of Health and Human Services USA—para penduduknya memiliki
kesepakatan bersama maksimal comfort zone untuk komunikasi adalah 3 kaki. Penting
mencari tahu batas maksimal comfort zone. Hal ini sangat bergantung pada budaya
setempat.
Meeting and Greeting
Bertemu dan memperkenalkan orang, termasuk memperkenalkan diri Anda kepada
seseorang yang belum Anda temui sebelumnya, agar menimbulkan kesan yang baik
selain memerlukan kemampuan berbicara juga sangat perlu ditunjang oleh gesture yang
tepat. Berikut beberapa tips:
1. Ketika bertemu seseorang, tampilkan diri Anda yang selalu siap sedia,
tersenyum, melakukan kontak mata dengannya dan menjadi orang pertama yang
melayangkan tangan untuk bersalaman.
2. Ketika bersalaman, jabat erat tangan lawan bicara Anda dan pertahankan posisi
tersebut setidaknya tiga sampai empat detik dengan dua atau tiga kali gerakan
menggunjang ke bawah dan ke atas, kemudian lepaskan.
3. Jika Anda sebelumnya pernah berkenalan dengan seseorang, namun lupa nama
orang tersebut, jangan panik. Pandang lekat-lekat mata orang tersebut dengan
ekspresi hormat, tersenyumlah, kemudian minta maaflah karena Anda lupa
nama yang bersangkutan dan mintalah ia dengan sopan untuk menyebutkan
namanya kembali. Setelah itu bertindaklah normal seakan tidak terjadi suatu
kesalahan apa pun.
4. Jika Anda lupa nama beberapa orang dalam suatu forum, Anda dapat
menggunakan cara klasik untuk berkenalan secara singkat. Tatap mata mereka,
ajak mereka berjabat tangan, kemudian sebutkan nama panggilan Anda ketika
bersalaman satu persatu dengannya. Mayoritas orang akan merespon hal serupa
tanpa curiga bahwa Anda lupa akan nama mereka.

Lampiran

Berikut terlampir rangkuman pasal-pasal yang terkait dengan etiket anggota dewan
dalam lingkup kerja DPR RI yang tertuang dalam Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2015
tentang Kode Etik. Adapun peraturan ini terdiri atas 25 pasal dengan keterangan pasal
19-25 berisi tentang penegakan kode etik, pelanggaran, sanksi dan rehabilitasi,
perubahan kode etik, serta ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

Tabel 1.1
Peraturan DPR RI No. 1/2015 tentang Kode Etik

Pasal Keterangan Keterangan


Pasal 1 Ketentuan Umum Menjelaskan pihak-pihak maupun istilah yang
terikat Peraturan DPR RI No. 1 tahun 2015.
Pasal 2 Kepentingan Umum Menegaskan prioritas dan kewajiban anggota
dewan terkait jabatan dan wewenangnya.
Pasal 3 Integritas Menegaskan batasan dan larangan yang
mengikat anggota dewan, diantaranya:
1. Merendahkan citra dan kehormatan
DPR RI menurut etika dan norma yang
berlaku di masyarakat.
2. Adanya batasan pribadi dalam bersikap,
bertindak dan berperilaku.
3. Larangan masuk tempat prostitusi,
perjudian dan tempat lain yang
dipandang tidak pantas secara etika,
moral dan norma yang berlaku umum.
4. Menjaga nama baik dan wibawa.
5. Larangan meminta dan menerima
pemberian atau hadiah.
Pasal 4 Hubungan dengan Mitra Mengatur profesionalisme dan larangan dalam
Kerja menjalin relasi dengan mitra kerja.
Pasal 5 Akuntabilitas Menegaskan tanggung jawab dan kewajiban
anggota dewan, diantaranya:
1. Menjalankan fungsi, tugas dan
wewenang demi kepentingan negara.
2. Bersedia diawasi oleh konstituen.
3. Wajib memperjuangkan aspirasi rakyat
tanpa diskriminasi.
4. Wajib memberi penjelasan kepada
masyarakat terkait kebijakan DPR RI.
Pasal 6 Keterbukaan dan Konflik Mengatur kewajiban menyampaikan pendapat
Kepentingan sesuai kapasitas dan larangan menggunakan
jabatan untuk kepentingan pribadi, serta
mempengaruhi proses peradilan.
Pasal 7 Rahasia Kewajiban menjaga rahasia sampai dengan hal
terkait dinyatakan terbuka untuk umum.
Pasal 8 Kedisiplinan Mengatur kewajiban menghadiri rapat,
berpakaian rapi, aktif mengikuti rapat dan
larangan menyalahgunakan narkoba dalam
jenis apa pun.
Pasal 9 Hubungan dengan Mengatur kewajiban dalam membina
Konstituen atau hubungan dengan konstituen/masyarakat:
Masyarakat 1. Menjaga kemajemukan masyarakat.
2. Melaksanakan fungsi, tugas dan
wewenang tanpa bias.
3. Wajib mendengar keterangan
masyarakat dan para pihak terundang.
4. Kewajiban menerima dan menjawab
pengaduan/keluhan masyarakat.
Pasal 10 Perjalanan Dinas Mengatur ketentuan perjalanan dinas dan
larangan tidak membawa keluarga.
Pasal 11 Independensi Menjelaskan independensi MKD dari fraksi dan
pihak lainnya dan larangan anggota untuk tidak
memenuhi panggilan penegak hukum tanpa
adanya persetujuan tertulis dari MKD.
Pasal 12 Pekerjaan Lain di Luar Kewajiban mendahulukan fungsi, tugas dan
Tugas wewenang sebagai anggota.
Pasal 13 Hubungan dengan Mengatur kewajiban menjaga hubungan
Wartawan professional dengan wartawan dan selektif
dalam melayani permintaan penjelasan.
Pasal 14 Hubungan dengan Tamu Mengatur kewajiban menjaga hubungan
di Lingkungan DPR professional dengan tamu dan larangan untuk
tidak menerima tamu yang tidak memenuhi
aturan di gedung DPR.
Pasal 15 Hubungan Antar Anggota Kewajiban untuk menghormati dan
dengan Alat Kelengkapan menghargai antar anggota dan pimpinan alat
Dewan kelengkapan DPR, serta keleluasaan MKD
dalam ber
Pasal 16 Etika Persidangan Menegaskan kewajiban anggota dewan untuk
mematuhi tata cara rapat dan persidangan
sebagaimana yang telah diatur dalam Tata
Tertib DPR RI.
Pasal 17 Etika Persidangan Menjelaskan teknis melakukan interupsi dan
larangan-larangan dalam persidangan guna
menjaga kelancaran, serta martabat para
pesertanya sebagai anggota dewan.
Pasal 18 Hubungan dengan Mengatur ketentuan pengangkatan tenaga ahli
Tenaga Ahli, Staf dan sekretaris anggota, perlakuan terhadap
Administrasi Anggota tenaga magang dan relawan secara
dan Sekretariat Jenderal professional, serta larangan untuk tidak
menjalin hubungan khusus dengan pihak-pihak
terkait yang membantu kerja dewan.

Sumber Referensi

Department of Health & Human Services USA. 2011. Business Etiquette. retrieved from
https://www.wfm.noaa.gov/workplace/Comp_Conf_Handout_3.pdf, accessed on 23.06.2019

Ilies, Veronica. 2017. Personal Branding: A Theoretical Framework. University of Cluj-


Napoca, retrieved from https://old.upm.ro/gidni/GIDNI-04/Cpe/Cpe%2004%2037.pdf,
accessed on 23.06.2019.

Gottsman, Diane. 2012. Political Etiquette: 10 Etiquette Tips on Talking Politics, retrieved
from https://dianegottsman.com/2012/03/16/10-tips-on-how-to-talk-politics-when-there-is-
no-way-out/, accessed on 23.06.2019.

Miller, Christopher. 2002. Definitions and Dimensions of Etiquette, retrieved from


https://pdfs.semanticscholar.org/4385/0f670e6238c1286c915ef745f28618b7dd31.pdf
accessed on 24.06.2019.

Naomi, Haya. The Body Language. University of Bahrain. retrieved from


http://www.uob.edu.bh/en/images/offices/CareerCounsellingOffice/BodyLanguage.pdf,
accessed on 26. 06.2019

Sen, Dhruba Jyoti. Shine a Light on Your Corporate Communication, retrieved from
https://www.academia.edu/8227574/A_complete_grooming_and_Corporate_etiquette_guide,
accessed on 23.06.2019.
Wouters, Cas. Etiquette and Manners in Encyclopedia of European Social History.
retrieved from https://www.researchgate.net/publication/47340323_Etiquette_and_Manners,
accessed on 23.06.2019

Aturan Berpakaian, DPR Kembali Menuai Kritik Tajam. 2012. retrieved from
https://www.beritasatu.com/nasional/35232/atur-cara-berpakaian-dpr-kembali-menuai-kritik-
tajam, accessed on 25.06.2019

Semua Anggota DPR Harus Pakai Jas dan Dasi. 2013. retrieved from
https://nasional.kompas.com/read/2013/06/28/1422477/Semua.Anggota.DPR.Harus.Pakai.Jas
.dan.Dasi accessed on 25.06.2019

Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib

Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2015 tentang Kode Etik

Peraturan DPR RI No. 2 Tahun 2015 tentang Tata Beracara Mahkamah Kehormatan

Anda mungkin juga menyukai