Anda di halaman 1dari 2

Magnesium merupakan unsur hara

keempat terpenting bagi pertumbuhan dan


produksi pisang, setelah nitrogen, fosfor
dan kalium.
Magnesium menjaga
kelembaban dengan mempertahankan
tekanan osmosis lapisan sel. Unsur ini
penting bagi pertumbuhan klorofil, dan
sifatnya mudah bergerak, sehingga gejala
kekurangan unsur ini lebih jelas pada daun
pisang di bagian bawah daripada daun di
bagian ujung atau pucuk.
Defisiensi magnesium, menyebabkan
tanaman pisang mengeluarkan daun yang
rapat dan muncul klorosis berupa bintikbintik kecil ungu di bagian luar pelepah
daun. Bintik-bintik membesar dan
semakin banyak dengan bertambahnya
umur daun. Daun tua berubah warna
menjadi kuning terang. Tanda-tanda
seperti ini mulai tampak 3-4 bulan setelah
tanam.
Gejala
kekurangan
magnesium
semakin jelas dengan bertambahnya umur
tanaman. Bintik-bintik klorosis terdapat
pada permukaan luar dan dalam pelepah
daun. Pelepah kemudian mengkerut dan
daun jatuh terkulai.
Pada bulan ke-7 setelah tanam, batang
semu menjadi kering dan mengerut.
Akhirnya pada bulan ke-11 setelah tanam,
batang tanaman mati sehingga tinggal
batang yang kering dan layu.
SOLUSI DEFISIENSI MAGNESIUM-PISANG
Magnesium ke tanah atau daun baik
menggunakan pupuk organik maupun secara kimiawi.
(kimiawi yaitu dengan penambahan garam Epsom atau
magnesium sulfat)
2. Untuk solusi jangka panjang adalah memperbaiki tanah
itu sendiri, terutama tingkat pH-nya, secara bertahap.
Penaburan kapur dolomit dan penerapan mulsa alami
dari kompos harus rutin dilakukan musim demi musim.
Selain dapat menahan air pada tanah, penerapan mulsa
alami (bukan mulsa plastik) juga mencegah pencucian
nutrisi saat hujan deras
1. Penambahan

ELITA
PERMATA
SARI

DEFISIENSI MAGNESIUM (Mg) - PISANG

Anda mungkin juga menyukai