Anda di halaman 1dari 4

Abidlah Salfada B.

XII IPA 3

Assalamualaikum Wr. Wb.


Yang terhormat Bapak Kepala Madrasah Aliyah Negeri Takeran, yang saya
hormati Bapak dan Ibu Guru, serta teman-teman yang saya sayangi, Mengawali
pidato pada hari ini, marilah terlebih dahulu kita memanjatkan rasa puji dan
syukur kita kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat hadir pada acara pagi hari ini. Pada
acara pagi hari ini kita akan membahas tentang bagaimana nasionalisme di
kalangan pelajar saat ini yang sepertinya kian menurun. Pendiri Negara pasti
menangis bila melihat, mendengar, dan merasakan betapa kurang pedulinya
pelajar dalam memaknai nasionalisme era kekinian yang sangat bertolak
belakang dari semangat perjuangan pahlawan bangsa. Mereka tanpa pamrih,
tulus, rela mati, rela berkorban dalam berjuang demi eksistensi martabat dan
derajat

bangsa.

Kontekstualitas

pelajar

agar

tidak

melupakan

semangat

perjuangan dengan mampu menyanyikan lagu perjuangan secara benar.


Pengaruh globalisasi di kalangan remaja khususnya pelajar, tak jarang
membuat mereka yang tidak siap telah kehilangan identitas kebangsaan.
Akibatnya, banyak di antara pelajar yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib
Indonesia Raya. Tak heran, ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan
nasionalisme itu membuat di antara pelajar saling tawuran. Kita khawatir, jika
rasa nasionalisme ini semakin terkikis maka permasalahan bangsa kita akan
semakin parah di masa mendatang. Tidak hanya khawatir dengan rasa aman
dan aksi terorisme yang semakin mengerikan, tetapi juga kekhawatiran lainnya,
seperti terancamnya kedaulatan bangsa di berbagai bidang, seperti teritorial,
politik, ekonomi, hukum, budaya dll. Karena Nasionalisme sebagai produk entitas
politik negara-bangsa kerap dijadikan parameter loyalitas seorang warga
terhadap negara sekaligus bangsanya. Ibarat menjadi tungku untuk membuat
masakan matang. Nasionalisme pun diyakini sebagai soko guru ideologi negarabangsa untuk menjamin keberadaannya. Sebab, bila sudah luntur semangat
nasionalismenya, bangsa ini akan dengan mudah terkoyak- koyak yang
menjadikan disintegrasi bangsa.

Justru kitu, nilai-nilai kejuangan seperti yang diperlihatkan para pahlawan


bangsa harus dapat kita lestarikan. Bukan melestarikan budaya korupsi, kolusi
dan nepotisme. Jika ingin melihat bangsa Indonesia maju dan berkembang, halhal yang negatif, seperti KKN, tindakan semena-mena dari pejabat dan penguasa
harus distop. Tapi, tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi harus dengan
tindakan nyata.
Untuk itu demi membangun masa depan bersama, semangat kebangsaan
dirumuskan dengan sadar, disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, dan
penyelenggara negara harus memberi contoh positif kepada rakyatnya hingga
semangat dan jiwa nasionalisme bangsa khususnya remaja sebagai generasi
penerus tetap terpatri di dalam jiwa.
Berbicara tentang bangsa berarti berbicara sebuah konsep tentang
masa depan. Bangsa dan negara tidak mungkin dibentuk secara mendadak. Tapi
dibentuk

untuk

mencapai

tujuan

dan

terwujudnya

kesejahteraan

serta

terjaminnya keamanan. Tapi saat ini yang ada negara bukan tujuan melainkan
alat untuk mencapai tujuan hingga yang saat ini terjadi negara layaknya tidak
punya aturan.
Karena itu kita harus menanamkan dan meningkatkan jiwa nasionalisme
dalam diri pelajar. Ada macam-macam cara dan metode yang bisa di lakukan
untuk meningkatkan dan menanamkan jiwa nasionalisme itu kepada kalangan
pelajar seperti mewajibkan sekolah menyanyikan lagu kebangsaan dan memutar
lagu

perjuangan

menjadikan

bentuk

pencanangan

nasionalisme.

Makna

pemutaran lagu perjuangan agar pelajar mampu mencintai bangsa dan


negaranya secara utuh. Paling tidak hal itu meminimalkan upaya gerakan
destruktif, anarkis, separatisme, terorisme yang melawan keutuhan negara.
Intensitaskan

program

menyanyikan

lagu

perjuangan

tiap

hari

dengan

penjadwalan pemutaran lagu. Dibarengi pemasangan gambar pahlawan bangsa,


peta wilayah Indonesia dan simbol-simbol perjuangan di tiap kelas. Seperti teks
Sumpah Pemuda, teks proklamasi kemerdekaan, dan kata-kata mutiara para
pejuang bangsa.
Diperlukan pula kewajiban warga sekolah mengimbangi sebagai dukungan
kebijakan pemerintah daerah. Kebijakan yang lahir akan bersinergi sebab
dukungan muncul secara holistik tanpa paksaan. Gerakan nasionalisme kalangan
pelajar sebagai kontekstualitas nilai kebutuhan masa depan bangsa.

Eksplisitasi nasionalisme kalangan pelajar dengan gerakan awal dari lagu


kebangsaan sehingga tumbuh rasa empati, humanisasi, persaudaraan, gotong
royong, tepa slira, rela berkorban, handarbeni (memiliki), ikut merasakan pahitgetirnya sebuah perjuangan hidup dan kokoh dalam prinsip.
Nasionalisme memang perlu diwujudnyatakan dalam aksi konkret bagi
kaum muda. Aktualisasi lain dengan lomba menyanyikan lagu perjuangan, gerak
jalan, napak tilas, debat, pidato, kemah dan simulasi dengan tema semangat
kebangsaan. Diharapkan siswa mampu melihat kondisi Indonesia secara
keseluruhan. Sehingga melahirkan rasa kecintaan bangsa sebagai filter untuk
mempertahankan budaya dari serangan globalisasi. Cukup sekian pidato dari
saya jika ada salah dalam tutur kata mohon di maafkan dan terimakasih atas
kehadiran dan perhatiannya.

Anda mungkin juga menyukai