Anda di halaman 1dari 12

KONSEP KOTA SEHAT

Pada tahun 1980-an untuk pertama kalinya WHO mengembangkan Pendekatan


Kota Sehat di Eropa. Konsep Kabupaten / Kota Sehat yang fokus pada Seluruh
Aspek Kesehatan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, secara jasmani
maupun rohani.
Pada tahun 1999 WHO menetapkan hari kesehatan sedunia dengan tema
Healthy Cities for Better Life
Selanjutnya, Perkembangan Gerakan Kota Sehat mempunyai ciri khusus bagi
setiap Negara, hal ini tergantung pada permasalahan yang dihadapi di setiap
kota di Negara yang bersangkutan.
Namun demikian ada benang merah dari Konsep Kota Sehat di seluruh dunia,
yakni dengan Filosofi; Dari Masyarakat, Oleh Masyarakat, Untuk Masyarakat.
Peran Pemerintah di sini hanyalah sebagai fasilitator." Untuk mencapai menjadi
Kota Sehat, Konsep Gerakan Kota Sehat lebih mengutamakan pendekatan
proses, daripada target, yang tidak mempunyai batas waktu, dan tidak ada
status berhenti, karena berkembang secara dinamis, yang sesuai dengan
keinginan masyarakat itu sendiri.
Kota Sehat tercermin dari kondisi kota yang Bersih, Nyaman, Aman, dan Sehat,
untuk dihuni warganya sendiri. Penyelenggaraannya dicapai melalui penerapan
beberapa tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi, yang tentunya disepakati
masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
Penyelenggaraan Kota Sehat adalah berbagai kegiatan untuk mewujudkan Kota
Sehat, melalui pemberdayaan masyarakat, melalui forum yang difasilitasi oleh
pemerintah kota.
Forum sebagai wadah masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya, dan tempat
menunjukan partisipasinya. Dimana di dalam Forum ini, akan ditentukan arah,
prioritas, serta perencanaan pembangunan wilayah yang akan dijadikan Kota
Sehat, yang nantinya dapat terintegrasi pada berbagai aspek, untuk dapat
mewujudkan wilayah yang Bersih, Nyaman, Aman, dan Sehat untuk dihuni oleh
warganya.
Setelah WHO menetapkan hari kesehatan sedunia pada tahun 1999, upaya
mewujudkan Kota Sehat, meliputi tiga aspek, yakni:
Pembuatan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber air bersih (sumur gali,
sumur pompa, atau air pipa), jamban atau WC, tempat sampah dan lubang
pembuangan sampah, serta tempat pembuangan air bekas dari dapur dan
kamarmandi.

Pemeliharaan kebersihan di dalam rumah, di pekarangan, serta makanan dan


minuman (pemilihan bahan makanan, pengolahan, penyiapan, penyajian, dan
penyimpanan
Penggunaan dan penyimpanan pestisida secara benar (seperti racun nyamuk
dan racun hama) agar tidak meracuni manusia, hewan peliharaan atau
lingkungan.

Selanjutnya untuk setiap Kabupaten/Kota Sehat yang memenuhi kriteria


tersebut di atas, diberikan penghargaan Swasti Saba. Perhargaan tersebut
dapat diklasifikasikan atas 3 kategori yaitu:
a.

Penghargaan Padapa untuk taraf pemantapan sekurangnya 4 tatanan

b.

Penghargaan Wiwerda untuk taraf pembinaan memilih 3-5 tatanan, dan

c.

Penghargaan Wistara untuk taraf pengembangan memilih 5 tatanan

Selanjutnya peringkat kota sehat, ditetapkan berdasarkan 24 indikator nilai


Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). IPKM sendiri adalah
indikator komposit yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan,
yang dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas, yaitu Riskesdas (Riset
Kesehatan Dasar), PSE (Pendataan Sosial Ekonomi) dan Survei Podes (Potensi
Desa).
Mulai tahun 1996, perkembangan Kota Sehat di Indonesia berjalan melalui
beberapa tahap,
seperti mengadakan berbagai seminar-seminar dan
pertemuan-pertemuan, pada Hari Kesehatan Sedunia.
Pada tahun 1998, membuat Pilot Project bagi Konsep Kota Sehat, dengan
menetapkan Kab Cianjur, kota Balikpapan, Bandar Lampung, Pekalongan, Kota
Malang, Jakarta Timur.
Selanjutnya mengembangkan Kota Sehat dibidang pariwisata, di 8 kota, yakni:
Kawasan Anyer (Serang),
Kawasan Batu Raden (Banyumas), Kota Gede
(Yogyakarta), Kawasan Brastagi (Karo), Pantai Senggigi (Lombok Barat), Pantai
Bunaken (Manado), Tana Toraja, Marina (Batam).
Tanggal 26-28 Juli 2000 dalam pertemuan Bupati dan Walikota seluruh Indonesia,
sepakat untuk mengembangkan Kabupaten/Kota Sehat atas dasar Komitmen
Walikota/Bupati dan DPRD, guna mendukung pembangunan yang berwawasan
kesehatan menuju indonesia sehat 2010.
Bahkan dalam perkembangan selanjutnya telah dicapai kemajuan dengan telah
diterbitkannya peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan
nomor : 34 tahun 2005 dan nomor 1138 /Menkes/PB/VIII/2005 tentang pedoman
penyelenggaraan kabupaten/kota sehat.

Sampai saat ini di Jawa Timur sudah ada 12 kabupaten/kota yang telah
melaksanakan metode pendekatan ini, antara lain: Kota Malang (1998), kab
Malang (2000), kab Sidoarjo (2001), Kota Kediri (2001), kab Magetan (2002), kab
Tulungagung (2002), kab Pemekasan (2003), Kota Probolinggo (2003), kab
Pacitan (2004), kab Trenggalek (2004), kab Ngawi (2005), kab Lumajang (2006).
Bahkan pada hari kesehatan nasional (HKN) 2005 yang dipusatkan di Yogyakarta,
3 Kabuapten/Kota diantaranya sudah mendapat penghargaan Swasti Saba,
yakni; Kota Malang (Swasti Saba Padapa/Pemantapan), Kota Kediri (Swasti Saba
Wiwerda/Pembinaan),
dan
Kab.
Tulungagung
(Swasti
Saba
Wistara/Pengembangan).

Dalam perkembangan selanjutnya, jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan


metode pendekatan tersebut semakin bertambah hingga sekarang. Diharapkan
Kabupaten/Kota Sehat yang mendapat pengakuan Swasti Saba ini, akan terus
bertambah.
Kriteria Kabupaten/Kota Sehat, masuk pula dalam 9 tatanan (baik sektor
kesehatan, maupun sektor non kesehatan) sebagai sasaran yang bisa digarap
sesuai dengan prioritas masalah masing-masing Kabupaten/Kota. Adapun
Sembilan Tatanan tersebut, adalah:
1.

Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum

2.

Kawasan Sarana Tertib Lalu Lintas dan Pelayanan Tranportasi

3.

Kawasan Pertambangan Sehat

4.

Kawasan Hutan Sehat

5.

Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat

6.

Kawasan Pariwisata Sehat

7.

Ketahanan Pangan dan Gizi

8.

Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri

9.

Kehidupan Sosial yang Sehat

Dari semua indikator Kota Sehat, hingga 9 tatanan tersebut di atas, maka tidak
ada salahnya jika kami turut mendorong Kota Sehat ini dengan yargon kami,
Sehat: Sejahtera, Aman, Tentram
Sumber : Dari berbagai sumber

Indikator Kabupaten/Kota Sehat


Written By Kesehatan Lingkungan on Wednesday, November 18, 2009 | 8:32 PM
Dasar Hukum dan Indikator Program Kabupaten/Kota Sehat
Bagi rekan Sanitarian mungkin sudah paham dengan program unggulan yang
sudah menjadi agenda dua tahunan Depkes, program Kabupaten/Kota Sehat.
Program ini mencoba mengakomodasi dan mengkoordinasikan berbagai program
di tingkat Kabupaten dan Kota (dengan peran aktif masyarakat) sehingga dapat
sinkron dan menjelma menjadi daya ungkit besar terhadap kriteria sehat pada
segala sektor dan bidang. Berikut ini informasi terkait program tersebut serta link
download indikator kabupaten dan kota sehat seseuai Peraturan Bersama
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun 2005 Nomor :
1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat

Dasar Penyelenggaran Kab / Kota Sehat


1.
2.
3.
4.

UU Nomor : 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah


UU Nomor: 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
UU Nomor: 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor :
34
Tahun
2005
Nomor
:
1138/Menkes/PB/VIII/2005
tentang
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat

Dasar hukum pembentukan Tim Pembina Teknis Kab./Kota Sehat adalah :


1. KepMendagri No. 650/174 Tahun 1998 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja
Pembinaan Pelaksanaan Program Kabupaten/Kota Sehat

2. KepMendagri No. 650-185 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja


Pembinaan Pelaksanaan Program Kabupaten/Kota Sehat
Pengertian : Kabupaten sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan
mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung melalui
koordinasi forum kecamatan dan difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron
dengan perencanaan masing-masing desa.

Tatanan : adalah sasaran Kabupaten Sehat yang sesuai dengan potensi dan
permasalahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten.

Kawasan sehat : dalah kondisi wilayah tertentu yang bersih, nyaman, aman dan
sehat bagi pekerja dan masyarakat dikawasan tersebut dengan mengoptimalkan
potensi masyarakat dan pekerja, melalui pemberdayaan pelaku pembangunan
yang terkait, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan
wilayah.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan
mengoptimalkan potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja
masyarakat , difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan
wilayah.

Forum Kabupaten/Kota adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan


aspirasinya dan berpatisipasi turut menentukan arah, prioritas, perencanaan
pembangunan wilayahnya yang mengintegrasikan berbagai aspek sehingga
dapat mewujutkan wilalah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni
oleh warganya.

Forum Komunikasi Desa Sehat adalah wadah bagi masyarakat di kecamatan


kabupaten untuk mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronkan dan
mensimplikasikan prioritas, perencanaan antara desa satu dengan desa lainnya
diwilayah kecamatan yang dilakukan oleh masing-masing Pokja Desa Sehat
mewujutkan wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni
warganya.

Kelompok Kerja adalah wadah bagi masyarakat di kecamatan perkotaan / di


pedesaan atau yang bergerak dibidang usaha ekonomi, sosial dan budaya dan

kesehatan untuk menyalurkan aspirasinya dan berpartisipasim kegiatan yang


disepakati mereka sehingga dapat mewujutkan wilayah yang bersih, nyaman,
aman dan sehat untuk dihuni dan bekerja.

Tujuan : Tujuan Program Kabupaten Sehat pada dasarnya adalah tercapainya


kondisi Kabupaten untuk hidup dengan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk
dihuni dan bekerja bagi warganya dengan terlaksananya berbagai programprogram kesehatan dan sektor lain, sehingga dapat meningkatkan sarana dan
produktifitas dan perekonomian masyarakat.

Sasaran :
1. Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron dengan
kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang disepakati
masyarakat.
2. Terbentuknya forum masyarakat yang mampu menjalin kerjasama antar
masyarakat, pemerintah kabupaten dan pihak swasta, serta dapat
menampung aspirasi masyarakat dan kebijakan pemerintah secara
seimbang dan berkelanjutan dalam mewujutkan sinergi pembangunan
yang baik.
3. Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya
serta perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara adil,
merata dan terjangkau dengan memaksimalkan seluruh potensi sumber
daya di kabupaten tersebut secara mandiri.
4. Terwujudnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk menigkatkan
produktifitas dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya sehingga mampu
meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi lebih
baik.

Model Kabupaten Sehat.


1. Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana umum : penanggung jawab
teknis Dinas PU.
2.
Kawasan sarana lalu lintas yang tertib dan Pelayanan Transportasi :
penanggung jawab Dinas Perhubungan
Kawasan Pertambangan sehat : penanggung jawab Pertambangan.
Kawasan Hutan sehat : penanggung jawab Dinas Kehutanan.
Kawasan Industri dan Perkantoran sehat : penanggung jawab Dinas
Koperindag.
Kawasan Pariwisata sehat : penanggung jawab Kantor Pariwisata.

Ketahanan Pangan dan Gizi : Penanggung Jawab Dinas Pertanian


Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri : penanggung jawab Dinas
Kesehatan.
Kehidupan sosial Yang sehat : penanggung jawab Dinas Pemberdayaan
Masyarakat.

Penghargaan SWASTI SABA diklasifikasikan atas 3 katagori :


Penghargaan PADAPA (Pemantapan) dari MENKES
Penghargaan WIWERDA (Pembinaan) dari MENKES
Penghargaan WISTARA (Pengembangan) dari PRESIDEN
Penghargaan WISTARA diberikan pada taraf pengembangan :

Ciri-Ciri Kota Sehat

Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi


Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan
pemerintah sebagai fasilitator
Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak mempunyai batas
waktu, berkembang sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat yang dicapai
secara bertahap.
Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat (Toma,
LSM setempat) bersama Pemkab
Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.
Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan
Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan daerah,
kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan melalui partisipasi
masyarakat dan kerjasama
Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi, dan
budaya setempat

Kebijakan

Penyelenggaraan Kab./Kota Sehat diwujudkan dengan menyelenggarakan


semua program yang menjadi permasalahan di daerah, secara bertahap, dimulai
kegiatan prioritas bagi masyarakat di sejumlah kecamatan pada sejumlah
desa/kelurahan atau bidang usaha yang bersifat sosial ekonomi dan budaya di
kawasan tertentu.
Pelaksanaan Kab./Kota sehat dilaksanakan dengann menempatkan
masyarakat sebagai pelaku pembangunan dengan melelui pembentukan Forum
yang disepakati masy. Dengan dukungan pemerintah daerah dan mendapatkan
fasilitasi dari sektor terkait melalui program yang telah direncakan
Setiap kabupaten/kota menetapkan kawasan potensial sebagai entry point
yang dimulai dengann kegiatan sederhana yang disepakati masyarakat,
kemudian berkembang dalam suatu kawasan atau aspek yang lebih luas, menuju
kabupaten/kota sehat 2010.
Penyelenggaraan Kab./kota sehat lebih mengutama kan proses dari pada
target, berjalan terus-menerus dimulai dengan kegiatan prioritas dalam suatu
tatanan kawasan dan dicapai dalam waktu yang sesuai dengan kemampuan
masyarakat dan semua stakeholder yang mendukung.
Kesepakatan tentang pilihan tatanan kabupaten/kota sehat dengan kegiatan
yang menjadi pilihan serta jenis dan besaran indikatornya ditetapkan oleh forum
bersama-sama dengan pemerintah daerah.
Program-program yang belum menjadi pilihan masy. diselenggarakan secara
rutin oleh masing-masing sektor dan secara bertahap program-program tsb
disosialisasikan secara intensif kepada masy. dan sektor terkait melalui
pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh forum kabupaten/kota sehat.
Pelaksanaan kegiatan kabupaten/kota sehat sepenuhnya dibiayai dan
dilaksanakan oleh daerah yang bersangkutan dan masyarakat dengan
menggunakan mekanisme pendekatan konsep pemberdayaan ma-syarakat dari,
oleh dan untuk masyarakat.
Evaluasi kegiatan kabupaten/kota sehat dilakukan oleh forum dan pokja kota
sehat bersama-sama pemerintah daerah, LSM, perguruan tinggi, media massa
selaku pelaku pembangunan.

Strategi

Melibatkan semua potensi yang ada di masy. dalam forum & pokja, sebagai
penggerak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
Forum didampingi oleh sektor tehnis sesuai dengan potensi kawasan sehat
melakukan advokasi kpd penentu kebijakan

Mengembangkan kegiatan kab./kota sehat yang sesuai dengann visi dan misi
potensi daerah dengann berbagai simbol/moto, semboyan yang dipahami &
memberikan rasa kebanggaan bagi warganya.
Mengembangkan informasi dan promosi yang tepat sesuai dengan kondisi
setempat baik berupa media cetak, elektronik termasuk melalui internet, media
tradisional.
Meningkatkan potensi ekonomi daerah/wilayah dengan kegiatan yang menjadi
kesepakatan masyarakat.
Menjalin kerjasama antara forum kab./kota yang melaksanakan program
kabupaten/kota sehat.

Tatanan Kab./Kota sehat

Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum


Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib & Pelayanan Transportasi
Kawasan Industri & Perkantoran yang Sehat
Kawasan Kawasan Pariwisata Sehat
Kawasan Pertambangan Sehat
Kawasan Hutan Sehat
Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri
Ketahanan Pangan dan Gizi
Kehidupan Sosial yang Sehat.

Komponen yang harus ada pada program Kota / Kab. Sehat antra lain :

Tim Pembina Tehnis Kabupaten (Tingkat Kabupaten).


Forum Kabupaten/Kota Sehat (Tingkat Kabupaten)
Forum Komunikasi Desa/Kelurahan Sehat (Tk. Kecamatan)
Kelompok Kerja (Tk. Desa/Kelurahan)

Peran PKK pada program Kota /Kab.Sehat adalah pemberdayaan masyarakat


pada tatanan yang dipilih oleh Forum antra lain :

Kawasan Permukinan Sarana dan Prasarana Sehat


Kehidupan Masyarakat yang Sehat Mandiri
Ketahanan Pangan dan Gizi
Kehidupan Sosial yang Sehat
Kawasan Pariwisata Sehat
Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat

Klasifikasi dan Kriteria Penghargaan Kab/Kota Sehat

Klasifikasi Kab/Kota Sehat : Pemantapan, Pembinaan, dan Pengembangan


Klasifikasi ditentukan berdasarkan jumlah tatanan yang dipilih
Kriteria tatanan
Kegiatan dalam tatanan
Berfungsinya Forum Kabupaten Sehat, FKDS, dan Pokja tingkat Desa
Berfungsinya Tim Teknis Kabupaten

Sedangkan jenis penghargaan diklasifikasikan sebagai berikut :

Penghargaan PADAPA (Pemantapan) Minmal 2 tatanan


Penghargaan WIWERDA (Pembinaan) 3 4 tatanan
Penghargaan WISTARA (Pengembangan) > 5 tatanan

Verifikasi Program Kabupaten Kota Sehat


Dalam rangka pemberian penghargaan terhadap program kabupaten/Kota Sehat
dilakukan pemberian penghargaan setiap 2 tahun sekali. Dasar pelaksanaan
penghargaan ini antra lain tercantum pada BAB V pasal 11 dijelaskan bahwa
penghargaan Kab/ Kota Sehat Tingkat Nasional dilaksanakan setiap 2 tahun

sekali. Dalam selang waktu tersebut dilaksanakan seleksi thd kab/ kota oleh tim
Seleksi Kab/ Kota Sehat tingkat Propinsi. Selanjutnya pengiriman hasil seleksi
Kab/Kota Sehat oleh Tim Penilai Tingkat Propinsi ke Pusat (dengan melampirkan
formulir penilaian dan dokumen pendukung) sesuai pedoman verifikasi.
( Pebruari-Maret 2009)

Tim Penilai Kab/Kota Sehat Tkt Pusat menseleksi administrasi (April-Mei 2009)
Tim Penilai tkt Pusat ke daerah utk mengklarifikasi / verifikasi (Juni-Agustus
2009)
Penetapan calon penerima penghargaan oleh tim pusat (September 2009)
Pengiriman calon pemenang kab/ kota sehat ke Mendagri utk mendapat
rekomendasi/ persetujuan (September 2009)
Pengesahan Penenang Kab/ Kota sehat oleh Menkes (Oktober 2009)
Pemberian penghargaan SWASTI SABA (Nopember 2009)

Sedangkan variabel yang diverifikasi

Cakupan Pelaksanaan (Tatanan, Kecamatan, Desa/Kel)


Prestasi Daerah (penghargaan-penghargaan yang sudah diperoleh)
Aktifitas TIM PEMBINA
Aktifitas FORUM
Aktifitas FORKOM DESA/ KEL
Aktifitas POKJA DESA
HASIL KEGIATAN

Indikator Program Kabuppaten/Kota Sehat sesuai Peraturan Bersama Menteri


Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun 2005 Nomor :
1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat,
Dapat Anda DOWNLOAD disini
10 19 9 2397
Posted by Kesehatan Lingkungan 8:32 PM
Labels: Kesehatan Lingkungan, Sanitarian Guide

Links to this post

Create a Link
Newer Post Older Post Home
Update Sanitarian Artikel Disini

Anda mungkin juga menyukai