Anda di halaman 1dari 2

Tanaman kapulaga di Indonesia terdiri dari dua jenis,

yaitu jenis lokal (Amomum cardomomum) dan kapulaga


sabrang (Elettaria cardomomum) yang berasal dari
India. Kapulaga merupakan tanaman herbal yang
membentuk rumpun seperti tumbuhan jahe yang
ketinggiannya dapat mencapai 2-3 m.

Biji, akar, dan batang kapulaga dapat dimanfaatkan


untuk bahan dasar obat-obatan, antara lain: sebagai
obat batuk, pengharum nafas, dan mencegah keropos
tulang.

Persiapan Bibit
Penyediaan bibit umumnya diperbanyak dengan
anakan atau tunas baru. Bibit yang baik adalah tunas
yang tingginya lebih kurang 50 cm dengan akar rizoma
yang muda dan mata tunasnya banyak.

Gambar 1. Profil Kapulaga


Buah kapulaga berbentuk bulat telur, berbulu, dan
berwarna kuning kelabu. Buahnya berkumpul dalam
tandan kecil dan pendek. Bila masak, buahnya akan
pecah dan membelah berdasarkan ruang-ruangnya.
Di dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur
memanjang.

PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN KEHUTANAN


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN
2012

Kapulaga lokal merupakan tanaman dataran rendah


yang dapat tumbuh dengan baik di ketinggian mulai
dari 0 sampai dengan 700 meter di atas permukaan laut
(mdpl). Sedangkan, kapulaga sabrang dapat tumbuh
dengan baik di dataran tinggi mulai dari 700 sampai
dengan 1.500 mdpl. Kapulaga dapat tumbuh dengan
baik pada tanah yang bertekstur lempung berliatmpung
berpasir.

Pengolahan Tanah
Persiapan lubang tanam dilakukan sebulan sebelum
penanaman dengan terlebih dahulu dibuat lubang
tanam dengan ukuran panjang 50 cm dan dalam 40 cm.
Jangka 15 hari setelah pembuatan lubang, tanah dikembalikan lagi ke dalam lubang dengan pemberian pupuk
kandang secukupnya.
Cara Penanaman
Setelah lubang tanam siap, tancapkan ajir di tengahtengah lubang sedalam mungkin supaya bisa menahan
bibit. Masukkan bibit 3 batang dengan cara penanaman
dibentuk segi tiga. Ikat 3 batang bibit tersebut menjadi
satu pada ajir. Usahakan ajir ada di tengah.
Kemudian, masukkan tanah dengan kedalaman 3-5 cm
dari ujung bibit paling bawah. Sebaiknya tanah jangan
dipadatkan agar bibit bisa cepat berkembang.

Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi: penyiangan rumput atau gulma,
penggemburan di luar rumpun untuk merangsang
pertumbuhan anakan rimpang sehingga bisa tumbuh
lebih baik, pemotongan daun kering agar tidak
menghalangi penyerbukan bunga, dan pemotongan
batang yang sudah tua untuk memberi kesempatan batang muda tumbuh dengan baik.

Sedangkan untuk pupuk buatan diberikan pada umur 1


bulan sebanyak 1 sendok makan pupuk urea dan
diulang pada umur 3 bulan dengan 1 sendok pupuk
urea disebar diluar rumpun atau disemprotkan pada
daun. Untuk kapulaga yang sudah menghasilkan, pupuk
kandang diberikan sebanyak 10 15 kg setiap rumpun
dan pemberian selanjutnya disesuaikan dengan kondisi
tanaman dan lingkungan.

Selain itu, anakan juga perlu diatur agar tidak tumpang


tindih dan untuk merangsang pertumbuhan bunga atau
buah juga unuk mengurangi penguapan pada musim
kemarau serta untuk mendapatkan anakan atau bibit
baru.

Pupuk buatan diberikan 10 12,5 gram berupa Urea


dan TSP. Pupuk ini diberikan diluar rumpun pada batas
perakaran dengan membuat selokan kecil, kemudian
ditutup dengan tanah dan disiram seperlunya.

Adapun syarat-syarat pemanenan kapulaga adalah


buah harus dipanen sebelum benar-benar matang,
bila dipanen terlalu matang atau kering, buah akan
pecah dan warnanya juga kurang bagus. Waktu
panen yang tepat adalah jika buah sudah berwarna
hijau kekuning-kuningan.
Cara panen yang tepat yaitu dengan memotong karangan bunga di bawah dompolan buah. Buah yang
sudah dipanen kemudian dijemur sampai
kering,
sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung
atau dikeringanginkan.

Pengendalian Hama dan Penyakit


Hama kapulaga berupa kutu, ulat pemakan daun,
penggerek
akar
rimpang,
penggerek
batang,
penggerek buah, burung, dan kumbang pamakan daun.
Pengendaliannya bisa dilakukan dengan menggunakan
insektisida.

Gambar 2. Buah dan Bunga Kapulaga


Pemupukan
Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk buatan. Adapun cara dan jumlah pupuk yang
diberikan adalah berdasarkan masa pertumbuhan TBM
(Tanaman Belum Menghasilkan). Pupuk organik
diberikan pada saat pengolahan dan penggemburan
tanah di luar rumpun sebanyak 11,5 kg pupuk kandang.
Pemupukan berikutnya dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Untuk penyakit yang menyerang biasanya berupa


penyakit busuk (mozaik) yang disebabkan oleh virus.
Cara pengendalian yang efektif adalah dengan
membuang tanaman yang terserang dan menanam
tanaman baru yang berasal dari pembibitan asal biji.
Pemanenan
Kapulaga dapat memberikan hasil setelah berumur
23 tahun. Kapulaga berbuah sepanjang tahun
sehingga untuk pemanenan ini tidak menentu. Kapulaga dapat berumur sampai 1015 tahun. Hasil panen
per hektar bisa mencapai 23 ton buah kering per
tahun dan ini berlaku untuk tanaman yang sudah
berumur belasan tahun.

Gambar 3. Buah Basah dan Kering


Pemasaran
Kapulaga dapat dijual dalam kondisi basah maupun
kering. Kapulaga ini paling mudah dijual kepada
penampung dengan kisaran harga jual yang basah
Rp. 8.000/kg, sedangkan yang kering Rp. 40.000/kg.

Buah Basah

Anda mungkin juga menyukai