Rev:0
PD/GZ/16/X/2015
2/50
Rev:0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan
pada berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan
dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan melalui
pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat dicapai oleh orang yang
sehat
dan berstatus
gizi
baik.
Untuk
meningkatkan
status
gizi
langsung
maupun
tidak
langsung
mempengaruhi
proses
PD/GZ/16/X/2015
3/50
Rev:0
buruk
terhadap
proses
penyembuhan
penyakit
dan
melalui
Proses
Asuhan
Gizi
Terstandar
(PAGT)
dan
bila
Gizi
(TAG)/Nutrition
Suport
Tim
(NST)/Tim
Terapi
Gizi
sebagai
acuan
untuk
pelayanan
bermutu
yang
dapat
perkembangan
peraturan
perundang-undangan,
ilmu
pasien
Internasional
(JCI)
yang
for
mengacu
Hospital
pada
The
Accreditation.
Joint
Comission
Sejalan
dengan
PD/GZ/16/X/2015
4/50
Rev:0
gizi
rumah
sakit.
Batasan
operasional
di
bawah
ini
PD/GZ/16/X/2015
5/50
Rev:0
Gizi
adalah
terorganisir/terstruktur
serangkaian
yang
kegiatan
memungkinkan
untuk
yang
identifikasi
aktivitas
yang
terorganisir
meliputi
identifikasi
Gizi
adalah
serangkaian
kegiatan
sebagai
proses
gizi
adalah
serangkaian
kegiatan
penyampaian
mulai
pendistribusian
dari
perencanaan
makanan
kepada
menu
konsumen
sampai
,dalam
dengan
rangka
PD/GZ/16/X/2015
6/50
Rev:0
2.
Undang-Undang
Nomor
tahun
1999
tentang
Perlindungan
Konsumen.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
4.
5.
PD/GZ/16/X/2015
7/50
Rev:0
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi sumber daya manusia
1. Kepala Ruang Unit Gizi
Adalah Dietisien yang telah mempunyai pengalaman kerja minimal 3
tahun.
2. Pelaksana dapur ( Pengolahan )
Adalah seorang yang berlatar belakang pendidikan minimal SMK
boga dan sederajat, yang terampil mengelola /memasak bahan
makanan sesuai standar
3. Pelaksana dapur ( Pemorsian,Distribusi,Persiapan, Pencucian )
Adalah seorang yang berlatar belakang pendidikan minimal SMU,SMP
dan sederajat serta mendapat tambahan kursus gizi kuliner
B. Distribusi ketenagaan
1. Ahli Gizi
1 orang
2. Pelaksana dapur
6 orang
PD/GZ/16/X/2015
8/50
Rev:0
Pendidikan
D3 Gizi
SMK BOGA/SMA
Jumlah Tenaga
1
6
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
PD/GZ/16/X/2015
9/50
Rev:0
B. Standar fasilitas
Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dapat berjalan dengan optimal
bila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk
melaksanakan pelayanan gizi rawat jalan , dan penyelenggaraan
makanan.Standar fasilitas pelayanan gizi RSKB Islam cawas, meliputi :
1. Sarana dan Prasarana Pelayanan Gizi Rawat Jalan
a. Tersedia Poliklinik Gizi yang berfungsi sebagai tempat konseling
gizi rawat jalan
b. Peralatan :
1) Peralatan Kantor :
a) Meubelair : Meja + kursi konseling gizi,
b) Telepon,tempat arsip
2) Peralatan Penunjang Konseling
food model, leaflet diet, dan daftar bahan makanan penukar,
standar
diet,
poster-poster,
software
konseling,
software
Melitus,
Penyakit
Ginjal
Kronik,
Hiperlipidemia,
PD/GZ/16/X/2015
10/50
Rev:0
Tempat/ruangan
makanan dan
ini
digunakan
mengecek
untuk
kualitas
penerimaan
serta
kuantitas
bahan
bahan
pendingin
yang
suhunya
sesuai
untuk
tempat
dan
bumbu
mencuci,
mengupas,
meliputi
menumbuk,
kegiatan
membersihkan,
menggiling,
memotong,
Rev:0
berupa
kompor,
ketel
uap,
kompor,
oven,
Tersedia
tempat
penirisan
alat
sementara
untuk
mengeringkan peralatan.
2) Tempat penyimpanan alat
PD/GZ/16/X/2015
12/50
Rev:0
Ada tempat sampah untuk bahan bahan basah dan kering. Bak
sampah tersedia di seluruh ruang
kebersihan.
g. Ruang fasilitas pegawai
Ruang ini adalah ruangan-ruangan yang dibuat untuk tempat
ganti pakaian pegawai, istirahat, ruang makan, ruang ibadah,
dan kamar kecil.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PENYELENGGARAAN MAKANAN
Penyelenggaraan makanan RS merupakan serangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, distribusi
dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.
1. Tujuan
PD/GZ/16/X/2015
13/50
Rev:0
PD/GZ/16/X/2015
14/50
Rev:0
Penerimaan
Fasilitas
Pegawai
Penyimpanan Bahan Makanan Segar Dingin
Penyimpanan Bahan Makanan Kering
Persiapan
Pemorsian
Pembuangan Sampah Akhir (di luar dapur)
Distribusi
Pencucian
PD/GZ/16/X/2015
15/50
Rev:0
Pemberian
Makanan
Rumah
Sakit
adalah
suatu
sakit
menetapkan
kebijakan
yang
mengatur
Rev:0
Rev:0
pesanan
makan
bahan
makanan
tersebut
akan
bahan
makanan
(memasak)
bahan
merupakan
suatu
kegiatan
makanan
mentah
menjadi
Rev:0
k. Distribusi Makanan
Distribusi
makanan
adalah
serangkaian
proses
kegiatan
pengkajian
gizi,
diagnosis
gizi,
intervensi
gizi
meliputi
pelayanan
gizi
kepada
pasien
rawat
inap
agar
PD/GZ/16/X/2015
19/50
Rev:0
PASIEN MASUK
PASIEN
PULANG
Tercapai
PENGKAJIAN
GIZI
DIAGNOSIS
GIZI
INTERVENSI GIZI
MONITORING
DAN Tuj
EVALUASI
GIZI
(PEMBERIAN DIET,
EDUKASI DAN
KONSELING GIZI)
riwayat
gizi
adalah
data
meliputi
asupan
laboratorium
kelainan
dilakukan
biokimia
dalam
untuk
mendeteksi
rangka
mendukung
ini
dilakukan
juga
untuk
menentukan
PD/GZ/16/X/2015
20/50
Rev:0
Antropometri adalah suatu pengukuran dari bermacammacam ukuran fisik dan komposisi tubuh pada berbagai
kelompok umur dan tingkat gizinya. Ukuran fisik : Tinggi
Badan (TB), Berat Badan (BB), Lingkar Kepala, Lingkar
Lengan
Atas
(LILA).
Setiap
pasien
akan
diukur
data
Rev:0
Yang
dimaksud
diagnosis
gizi
adalah
identifikasi
dan
dan
Penentuan
Goal
untuk
masing-masing
individu
Menentukan goal untuk masing-masing individu dilakukan
setelah mendapat masalah gizi yang berhasil diidentifikasi.
Jika memungkinkan, pasien dapat berpartisipasi dalam
menentukan goal. Gunakan pendekatan berdasar bukti
nyata perubahan perilaku. Untuk setiap masalah gizi,
tentukan goal yang ungin dicapai secara realistis, dapat
diukur,
fokus
pada
pasien,
dapat
mempertahankan,
Sasaran
intervensi
gizi
adalah
etiologi
(akar
maka
intervensi
gizi
ditujukan
untuk
untuk
setiap
goal.
Intervensi
PD/GZ/16/X/2015
22/50
Rev:0
Gizi
Kehilangan
kemampuan
secara
permanen
untuk
pasien/klien
terhadap
intervensi
dan
tingkat
keberhasilannya
Pencatatan dan laporan kegiatan asuhan gizi merupakan
bentuk pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan
komunikasi. Terdapat berbagai cara dalam dokumentasi antara
lain Subjective Objective Assessment Planning (SOAP) dan
Assessment
Diagnosis
Intervensi
Monitoring
&
Evaluasi
dan
memberikan
tenaga
kesehatan
pelayanan
asuhan
lainnya
gizi.
yang
Oleh
terkait
karenanya
dalam
perlu
Rev:0
b) Perawat
klien/pasien
menyampaikan
terhadap
informasi
diet
kepada
yang
diberikan
dietisien
bila
dan
terjadi
c) Dietisien
Mengkaji hasil skrining gizi perawat dan order diet awal dari
dokter.
PD/GZ/16/X/2015
24/50
Rev:0
Mengidentifikasi masalah/
diagnosa
Melakukan
koordinasi
dengan
dokter
terkait
dengan
diet
definitive.
yang
berkesinambungan
dimulai
dari
asesmen/pengkajian,
atau
Rev:0
melanjutkan
asesmen/pengkajian
gizi
berupa
Rev:0
makanan
sehari
menggunakan
alat
peraga
food
model,
keberhasilan
intervensi
(monev)
dilakukan
hasil
konseling
Diagnosis,
gizi
Intervensi,
dengan
format
Monitoring
&
ADIME
Evaluasi)
2) Pelaksanaan penyuluhan :
Tanya jawab
PD/GZ/16/X/2015
27/50
Rev:0
dari luar RS
PENDAFTARAN
POLIKLINIK
PASIEN MALNUTRISI
DAN KONDISI
KHUSUS DI KIRIM KE
DIETISIEN
KONSELING GIZI
OLEH DIETISIEN
Rev:0
BAB V
LOGISTIK
Pengelola logistik diunit Gizi dilakukan oleh kepada ruang/unit gizi
yang bertanggung jawab kepada kepala penunjang medis.Logistik dibagi
menjadi Logistik Bahan Makanan Kering, Basah,ATK , Cetakan dan
Kelontomg
Bahan Makanan Kering
Permintaan , pengadaan dan penerimaan Bahan makanan kering
setiap 30 hari sekali. Bagian logistic membuat ajuan bahan makanan
sesuai spesifikasi kepada bagian pengadaan, setelah dibuatkan SOP
rekanan mengirim barang dan diterima oleh bagian penerima barang
dan bagian logistic sesuai orderan. Selanjutnya bahan makanan dikirim
di gudang besar dan kemudian digunakan secara harian oleh bagian
produksi.
Untuk
pengelolaan
bahan
makanan
tersebut
dibuat
Rev:0
f. Gula jawa
g. Tissu makan
h. Tepung dll
Bahan Makanan Basah
Bahan makanan basah dibelanjakan secara harian oleh petugas
belanja yang ditunjuk dan rekanan dating berdasarkan pesanan.
Adapun perencanaan
Tahu, tempe
d. Daging
e. Snack
Alat Tulis Kantor
Kelontong
Permintaan ATK dan Kelontong menggunakan daftar permintaan
bulanan ke bagian gudang setiap bulan
Antara lain :
a. Mika
b. Plastik pembungkus
c. Clin Wrap
d. Peralatan makan
Cetakan
Cetakan yang dibutuhkan oleh gizi adalah
a. Leaflet
b. SPM Konsultasi Gizi
c. SPM Pemesanan Makanan
d. Bahan Makanan Penukar
Susu Formula
Permintaan susu formula ke bagian farmasi , setiap ada pasien dengan
diit susu.
PD/GZ/16/X/2015
30/50
Rev:0
BAB VI
KEAMANAN MAKANAN DAN SANITASI
A. KEAMANAN MAKANAN
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimiawi dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan, sehingga menjadi hal yang mutlak harus
dipenuhi dalam proses pengolahan makanan di rumah sakit. Makanan
yang
tidak
foodborne
aman
disease,
mengkonsumsi
dapat
yaitu
makanan
menyebabkan
penyakit
gejala
penyakit
yang
yang
mengandung
yang
disebut
timbul
atau
akibat
tercemar
Rev:0
memiliki
ciri-ciri
yang
berbeda-beda.
Pemilihan
Rev:0
atau
sudah
berjamur
yang
bisa
menyebabkan
sudah
mengalami
kerusakan.
Berbagai
tanda-tanda
Rev:0
seperti
penurunan
berat
karena
airnya
menguap,
maupun
oleh
serangga
atau
karena
pertumbuhan
produk
olahannya
adalah: Menjadi
memar
karena
asam,
berwarna
karena
pertumbuhan
kapang
pada
permukaannya.
7) Minyak goreng
Tidak menggunakan minyak goreng daur ulang atau minyak
yang telah digunakan lebih dari dua kali proses penggorengan.
Tanda minyak daur ulang komersial adalah harganya murah,
ada kemungkinan sudah diputihkan, dan makanan hasil
penggorengannya akan menyebabkan tenggorokan gatal jika
PD/GZ/16/X/2015
34/50
Rev:0
dikonsumsi.
Minyak
goreng
yang
lebih
dari
dua
kali
rasa
cabe
dan
tomat),
dan
rasa
pahit
setelah
dikonsumsi.
kualitas
atau
stabilitas
simpan
sehingga
pada
tempat
yang
sesuai
dengan
karakteristik
bahan
Rev:0
bahan
makanan
harus
memperhatikan
suhu
sebagai berikut :
Tabel 2. Suhu dan Lama Penyimpanan Bahan Makanan Mentah dan Segar
No
< - 100C
-5 00C
< - 100C
olahannya
Sayur,
buah
100C
100C
minuman
Tepung dan biji - bijian
250C
250C
Daging,
ikan,
PD/GZ/16/X/2015
36/50
udang -5 0 0C
dan 100C
Rev:0
250C
Rev:0
dilakukan
secara
periodik
dengan
mempertimbangkan
keadaan ruangan.
11)
bahan
yang
akan
dimasukan
ke
lemari/ruang
Rev:0
disusun
dengan
memperhatikan:
Pemesanan
dari
yang
rusak/afkir
keawetanmakanan
serta
dan
untuk
mengurangi
menjaga
risiko
mutu
dan
pencemaran
makanan.
d. Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan dan
prioritas dalam memasak harus dilakukan sesuai tahapan dan
harus higienis dan semua bahan yang siap dimasak harus dicuci
dengan air mengalir.
e. Peralatan
1) Peralatan yang kontak dengan makanan
PD/GZ/16/X/2015
39/50
Rev:0
atau
garam
yang
lazim
terdapat
dalam
Kebersihan
alat
artinya
tidak
boleh
mengandung
PD/GZ/16/X/2015
40/50
Rev:0
makanan
jadi/masak
yang
belum
waktunya
makanan
dalam
wadah
tertutup
dan
Rev:0
a. Makanan tidak rusak, tidak busuk atau basi yang ditandai dari
rasa, bau, berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma
atau adanya cemaran lain.
b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Jenis Makanan
Disajikan
dalam waktu
1
2
Makanan Kering
Makanan Basah
(berkuah)
Makanan cepat basi
Suhu penyimpanan
Belum segera
Belum segera
disajikan
disajikan
lama
25 C s/d 300C
0
> 600C
-100C
65,50C
Rev:0
Makanan disajikan
< 100C
dingin
5. Pengangkutan Makanan
Makanan masak sangat disukai oleh bakteri karena cocok untuk
berkembangnya bakteri. Oleh karena itu cara penyimpanan dan
pengangkutannya
harus
memperhatikan
wadah
penyimpanan
Menggunakan
kendaraan
khusus
pengangkut
makanan
Hindari
perlakuan
makanan
yang
ditumpuk,
PD/GZ/16/X/2015
43/50
Rev:0
6. Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan
makanan. Makanan yng disajikan adalah makanan yang siap dan laik
santap.
Halhal yang perlu diperhatikan pada tahap penyajian makanan
antara lain sebagai berikut :
1) Tempat penyajian
Perhatikan jarak dan waktu tempuh dari tempat pengolahan
makanan ke tempat penyajian serta hambatan yang mungkin
terjadi selama pengangkutan karena akan mempengaruhi kondisi
penyajian. Hambatan di luar dugaan sangat mempengaruhi
keterlambatan penyajian.
2) Prinsip penyajian makanan
a) Prinsip pewadahan yaitu setiap jenis makanan ditempatkan
dalam
edible
part
yaitu
setiap
bahan
yang
disajikan
Rev:0
diproduksi,
selama
proses
pengolahan,
penyiapan,
PD/GZ/16/X/2015
45/50
Rev:0
c. Terwujudnya
perilaku
kerja
yang
sehat
dan
benar
dalam
penanganan makanan.
Langkah penting dalam mewujudkan higiene dan sanitasi makanan,
adalah :
Memantau secara teratur bahan makanan mentah dan bumbubumbu sebelum dimasak.
PD/GZ/16/X/2015
46/50
Rev:0
Parameter
Syarat
o
1.
Kondisi
Kesehatan
2.
Menjaga
Kebersihan Diri
lainnya
Menutup luka ( luka terbuka, bisul, luka lainnya)
Mandi teratur dengan sabun dan air bersih
Menggosok gigi dengan pasta dan sikat gigi
teratur, paling sedikit dua kali dalam sehari,
yaitu setelah makan dan sebelum tidur
Membiasakan membersihkan lubang hidung,
lubang telinga dan sela-sela jari seacara teratur
Mencuci rambut/keramas secara rutin dua kali
dalam seminggu
Kebersihan tangan : kuku dipotong pendek,
3.
Kebiasaan
Mencuci Tangan
4.
Perilaku
penjamah
PD/GZ/16/X/2015
47/50
Rev:0
makanan dalam
melakukan
kegiatan
Tidak merokok
Menutup mulut saat bersin atau batuk
Tidak meludah sembarangan di ruangan
pelayanan
pengolahan makanan
Tidak menyisir rambut sembarangan terutama
penanganan
makanan
Tidak memegang, mengambil, memindahkan
dan
mencicipi
makanan
langsung
dengan
Penampilan
penjamah
makanan
pengolahan
makanan
yang
kotor
dapat
mencemari
pangan, oleh karena itu peralatan harus dijaga agar selalu tetap
bersih. Upaya upaya itu untuk menghindari pencemaran pangan
dari peralatan yang kotor, lakukan hal berikut :
a. Gunakanlah peralatan yang mudah dibersihkan. Peralatan yang
terbuat dari stainless steel umumnya mudah dibersihkan. Karat
dari peralatan logam dapat menjadi bahaya kimia dan lapisan
logam yang terkelupas dapat menjadi bahaya fisik jika masuk ke
dalam pangan.
b. Bersihkan permukaan meja tempat pengolahan pangan dengan
deterjen/sabun dan air bersih dengan benar.
c. Bersihkan semua peralatan termasuk pisau, sendok, panci, piring
setelah dipakai dengan menggunakan deterjen/sabun dan air
panas.
PD/GZ/16/X/2015
48/50
Rev:0
kembali
peralatan
dengan
air
bersih
sebelum
mulai
memasak.
Kebersihan peralatan pengolahan dapat dijaga dengan menerapkan
cara
pencucian
peralatan
yang
benar
dan
tepat.
Cara-cara
keras
yaitu
bagian
untuk
persiapan,
bagian
Rev:0
atau
mencuci
bahan
pangan
harus
memenuhi
Rev:0
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan
yang berkaitan erat dan dengan kejadian yang disebabkan oleh kelalaian
petugas, yang dapat mengakibatkan kontaminasi bakteri terhadap
makanan.
mengurangi bahaya
dan terjadinya
Rev:0
kerusakan
pada
alat-alat
makanan,
dan
"melukai"
karyawan/ pegawai.
1. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang
harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi
akibat kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan
2. Tujuan
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
d. Memberi perlindungan pada pekerja
e. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran
f. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan
g. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
h. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
3. Prinsip
Keselamatan
Kerja
Pegawai
Dalam
Proses
Penyelenggaraan
PD/GZ/16/X/2015
52/50
Rev:0
alat
pembuka
peti/bungkus
bahan
makanan
3) Tidak
diperkenankan
merokok
diruang
penerimaan
dan
tidak
sesuai dengan
kemampuan anda.
5) Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
4)
Bersihkan
mesin
menurut
petunjuk
dan
matikan
mesin
sebelumnya.
PD/GZ/16/X/2015
53/50
Rev:0
ada
alat
pemanas
perhatikan
cara
penggunaan
dan
pengisiannya.
10)
1) Baju kerja, celemek dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas,
tidak licin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak
pegawai sewaktu kerja.
2) Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur
(jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi).
3) Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya.
4) Masker
dan
sarung
tangan
untuk
mencegah
kontaminasi
PD/GZ/16/X/2015
54/50
Rev:0
BAB VII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI
Pelayanan gizi di rumah sakit dikatakan bermutu jika memenuhi 3
komponen mutu, yaitu : 1.) Pengawasan dan pengendalian mutu untuk
menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman, 2.) Menjamin Kepuasan
konsumen dan 3). Assessment yang berkualitas.
Dalam Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (Depkes RI, 2008),
ditetapkan bahwa indikator Standar Pelayanan Gizi meliputi : 1).
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien (100 %), 2). Sisa
makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien ( 20 %) dan 3). Tidak ada
kesalahan pemberian diet (100 %). Beberapa rumah sakit sudah mulai
mengembangkan kepuasan konsumen dengan indikator mutu.
Mengingat ruang lingkup pelayanan gizi di rumah sakit yang kompleks
meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, penyelenggaraan
makanan, dan penelitian dan pengembangan maka setiap rumah sakit
perlu menetapkan dan mengembangkan indikator mutu pelayanan gizi
agar tercapai pelayanan gizi yang optimal
A. PENGERTIAN
1. Pengawasan
PD/GZ/16/X/2015
55/50
Rev:0
Pengawasan
merupakan
salah
satu
fungsi
manajemen
yang
bertujuan
agar
semua
kegiatan-kegiatan
dapat
rencana,
pembagian
tugas,
rumusan
kerja,
pedoman
Rev:0
indikator
yang
dapat
digunakan
untuk
menilai
atau
dan
pelaporan
merupakan
bentuk
pengawasan
dan
Rev:0
harinya.
c. Pencatatan dan Pelaporan Perlengkapan & Peralatan Instalasi Gizi
1) Kartu inventaris peralatan masak.
2) Kartu inventaris peralatan makan.
3) Kartu inventaris peralatan kantor.
4) Formulir untuk pelaporan alat-alat masak.
d. Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
1) Pencatatan pemasukan dan pemakaian bahan makanan harian
selama 1 kali putaran menu.
2) Perhitungan rencana kebutuhan bahan makanan kering selama
10 hari sekali
3) Rekapitulasi pemasukan dan pemakaian bahan makanan.
4) Laporan/usulan anggaran belanja bahan makanan
5) Realisasi penggunaan anggaran belanja
Rev:0
f.
BAB VIII
PENUTUP
Berkembangnya
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
di
bidang
Rev:0
PD/GZ/16/X/2015
60/50
Rev:0