Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR PENGESAHAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SAHABAT PASURUAN NOMOR:


088.03/101/S.Keb/RSS/X/2022TENTANGPEMBERLAKUAN DOKUMEN PEDOMAN
ASUHAN GIZI TERSTANDAR RUMAH SAKIT
PENGESAHAN DOKUMEN PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GIZIRUMAH SAKIT
K E T E R A N G A N
N A M A T A N G G A
L TANDATANGAND I S I A P K A N D w i W a h y u n
i , A . M d . G z 10
Oktober 2022D I P E R I K S A d r . D y a n S a n t i
P a l u p i 17 Oktober 2022DISETUJUIdr. Rike Jeff Yus JeffiHabibi,M.M22
Oktober 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atasrahmat-Nya
sehingga kami berhasil menyusun Buku Pedoman ASuhan GiziTerstandar di RS
Sahabat.Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini
makin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dilain pihak rumah sakit dihadapi tantangan yang makin besar. Rumah sakit dituntu
ta g a r d a p a t m e m b e r i k a n p e l a y a n a n k e s e h a t a n y a n g b e r m u t u , a k u n t
a b e l d a n transparan kepada masyarakat, khususnya bagi
jaminan keselamatan pasien(
patient safety
).Buku Pedoman Asuhan Gizi sangat penting bagi petugas yang bekerja diinstalasi gizi
rumah sakit, pasien, keluarga pasien dan lingkungan rumah
sakit.K a m i m e n y a d a r i b a h w a b u k u i n i m a s i h b e l u m s e m p u r n a ,
d a n k a m i mengharapkan adanya masukan bagi penyempurnaan buku ini
dikemudian hari.Buku Pedoman Asuhan Gizi tersusun atas kerjasama dan dukungan
dari berbagai pihak. Tim penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga buku inid
apat dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik -
baiknya.P a s u r u a n , O k t o b e r 2 0 2 2 Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.......................................................................................iLembar
pengesahan..................................................................................iiKata
Pengantar.........................................................................................iiiDaftar
Isi...................................................................................................ivBAB I
Pendahuluan...................................................................................1BAB II Ruang
Lingkup.............................................................................4BAB III
Tatalaksana..................................................................................6BAB IV
Dokumentasi..............................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN

A.Definisi

Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan yang memiliki peranan


sangat penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bersama dengan pelayanan yang
lain, pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang sebuah rumah sakit dalam penilaian
standar akreditasi yang mengacu pada Joint Commision International (JCI).Oleh karena itu
diharapkan dengan semakin baiknya pelayanan gizi yang diberikan olehsebuah rumah sakit,
maka semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut danmengurangi resiko malnutrisi
pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Malnutrisi merupakan masalah pada pasien rawat inap di rumah sakit tidak hanya di
negara berkembang tetapi juga di negara maju. Malnutrisi masih mendudukiangka
prevalensi yang cukup tinggi, dengan laporan dari Australia
dan penelitianinternasional, yaitu berkisar 40% di negara berkembang seperti Indonesia, dari
beberapastudi yang dilakukan di Jakarta (1995-1999) menunjukkan bahwa 20%-60% pasien
rawatinap di rumah sakit umum dalam kondisi malnutrisi pada saat masuk
perawatan.
Padad a s a r n y a , s e t i a p i n d i v i d u s e b e l u m m e m a s u k i r u m a h s a k i t , t e l a h
m e m i l i k i r i s i k o mengalami malnutrisi (baik defisiensi maupun overnutrisi) yang
belum terlihat. Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan malnutrisi lebih lanjut perlu
dilakukan manajemennutrisi.
Manajemen nutrisi adalah suatu proses pencegahan dan
penanganan masalahnutrisi mulai dari skrining gizi untuk mengidentifikasi pasien yang
beresiko malnutrisi,asesmen gizi lanjutan untuk pemberian terapi gizi, hingga konseling gizi
untuk merubah kebiasaan diet sesuai dengan kebutuhan dan hak pasien
Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur
yangmemungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk
memenuhikebutuhan tersebut. Terapi gizi meliputi beberapa langkah, yaitu
asesmen, diagnosis,intervensi dan monitoring. Adapun yang dimaksud
asesmen gizi adalah kegiatanmengumpulkan semua data yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan antara lainriwayat gizi, riwayat personal, hasil laboratorium, antropometri, hasil
pemeriksaan fisik klinis, diet order dan perkiraankebutuhan zat gizi.
Pelayanan asuhan gizi di RS Sahabat dilaksanakan secara terkoordinasi antara
Dokter Penanggung jawab Pelayanan bersama nutrisionis/dietisien dan perawat.
Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah
sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga gizi.

B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Mewujudkan pelayanan gizi professional kepada klien/ masyarakat yang mempercayakan upaya
Kesehatannya, khususnya pelayanan gizi pada Rumah Sakit Regional La Mappapenning

2. Tujuan Khusus
a) Memudahkan Ahli Gizi ataupun dietisien dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan gizi.
b) Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan semua instalasi terkait yang ada Rumah Sakit Regional La
Mappapenning
c) Memperoleh pengakuan standar nasional dan internasional dalam hal kualitas pelayanan yang ada di Rumah
Sakit Sahabat.
C. Landasan Hukum
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan gizi di rumah sakit diperlukan
perundang-undangan pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan
adalah sebagai berikut
1. UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. UU RI No. 29 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 382/Menkes/2007 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas 3 Kesehatan lainnya
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1333/Menkes/SK/Per/XII/1999 tentangStandar Pelayanan
Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/Per/II/2008 tentangStandar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
7. P e r a t u r a n Menteri Kesehatan RI No. 1165.A/Menkes/SK/Per/X/200 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang PedomanPelayanan Gizi
Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup asesmen/pengkajian gizi di RS Sahabat meliputi :


1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan
giziyang berkesinambungan dimulai dari asesmen/pengkajian, pemberian
diagnosis,intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada pasien/klien di rawat
jalan.Asuhan gizi
dir a w a t j a l a n p a d a u m u m n y a d i s e b u t k e g i a t a n k o n s e l i n g
g i z i d a n d i e t e t i k a t a u edukasi/penyuluhan gizi. Dokter
penanggungjawab penyakit dapat merujuk pasien
kepadanutrisionis/dietisien untuk mendapatkan konseling gizi, denga
n menyertakan formulir permintaan konseling.
Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konsel
i n g i n d i v i d u a l s e p e r t i pelayanan konseling gizi dan dietetik di unit raw
at jalan terpadu, dan penyuluhan berkelompok seperti pemberian edukasi di k
elompok pasien diabetes, ibu hamil danmenyusui serta pasien jantung
koroner.
2. Pelayanan Gizi Rawat Inap
Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang
dimulai
dariproses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi perencanaa,
penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi serta
monitoring dan evaluasi gizi.
Mekanisme pelayanan gizi rawat inap terdiri dari :
2.1 Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap di awali dengan skrining gizi /
penapisan gizi/oleh perawat ruangan dan penetapan order diet awal
(perskripsi diet awal )oleh dokter. Bilahasil skrining menunjukkan pasien
beresiko malnutrisi berat (berdasarkan skor hasilskrining baik dengan
metode MST untuk pasien dewasa maupun metodeStrong Kids
untuk pasien anak) atau memerlukan diet khusus sehubungan
d e n g a n p e n y a k i t n y a (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Hepatitis, Stroke dan
post operasi digestif) dirujuk kenutrisionis/dietisien untuk mendapatkan
asuhan gizi lebih lanjut.

2.2 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)Proses Asuhan Gizi Terstandar
adalah suatu metoda pemecahan masalah yang sistematis dalam
menangani problem gizi, sehingga dapat memberikan asuhan gizi yangaman,
efektif dan berkualitas tinggi. Asuhan gizi dilakukan oleh nutrisionis/dietisien
yangsudah mendapatkan rincian kewenangan klinis dari Direktur.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap
diawali dengan skrining/penapisan gizioleh perawat ruangan dan penetapan or
der diet awal (preskripsi diet awal) oleh dokter.Skrining gizi bertujuan untuk
mengidentifikasi pasien/klien yang beresiko, tidak beresikomalnutrisi atau
kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien
dengankelainan metabollik; hemodialisis; anak; geriatri; kanker dengan
kemoterapi/radiasi; luka bakar; pasien dengan imunitas menurun; sakit kritis
dan sebagainya.
Idealnya skrining dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam
setelah pasien masuk rumah sakit. Metoda skrining sebaiknya
singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi dan kesepakatan di
masing-masing rumah sakit. Metoda skrining gizi yang digunakan diRS
Sahabat adalah Malnutrition Scrining Tools( M S T ) untuk pasien
d e w a s a ( > 1 4 tahun) dan metode Strong Kids untuk pasien anak- anak (0-14
tahun).
Adapun tahapan pelayanan gizi sebagai berikut pasien yang masuk
melalui IGD(Instalasi Gawat Darurat) diukur berat badan dan tinggi
badannya atau bila tidak bisa ditimbang dilakukan pengukuran LLA
( Lingkar Lengan Atas ) untuk pasien anak – anak usia 0 – 14 tahun diukur
berat badan dan panjang badan, skrining gizi dilakukan
oleh perawat di rawat inap dalam 24 jam setelah pasien dirawat dengan meng
gunakan Malnutrition Screening Tools (MST).
Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien beresiko malnutrisi, maka
dilakukan pengkajian/asesmen gizi dan dilanjutkan dengan Langkah-langkah
proses asuhan gizi terstandar oleh nutrisionis/dietisien. Bagi pasien dengan
status gizi baik dan pasien resiko malnutrisi ringan dan sedang, maka cukup
dilakukan pemantauan oleh perawat ruangan bekerjasama dengan DPJP,
dan bila pasien malnutrisi berat maka asesmen gizi dilakukanoleh
Nutrisionis/Dietisien. Bagi pasien dengan status gizi baik evaluasi dapat
dilakukan setelah 7 hari rawat. Pasien dengan resiko malnutrisi berat
dimonitor dan dievaluasi setiaphari kemudian dilakukan assesmen ulang
setelah 3 hari.
Skrining awal dilakukan oleh perawat dengan menggunakan
IMT ( Indeks MasaTubuh ) dan pengukuran LiLA untuk pasien dewasa yang
tidak bisa ditimbang serta pasien anak-
anak usia 0 sampai 14 tahun. Skrining dengan metodeMalnutritionS c r e e n i n
g T o o l (MST) bertujuan untuk mengidentifikasi dan menata laksana
pasiendewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi, atau obesitas. Untuk
pasien anak (0-14tahun) menggunakan metode Strong-Kids.
1. Asesmen Gizi Pasien Dewasa
Kelima langkah MST adalah sebagai berikut:
1) Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan
kurvadibawah ini dan berikanlah score.
Hitung Indek Massa Tubuh (IMT)
Berat Badan (kg)
IMT = Tinggi Badan (m)2
Tabel Klasifikasi IMT berdasarkan who western pacific region, 2000
Klasifikasi IMT
Berat Badan Kurang (Underweight) <18,5
Berat Badan Normal 18,5-22,9
Kelebihan Berat Badan (Overweight) 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥ 30

Pengukuran alternatif:
√ Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan pengukuran Panjang
lengan bawah (ulna) untuk memperkirakan tinggi badan dengan mengg
unakan tabel dibawah ini .
2. Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang takdirencanakan
menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.

3. Langkah 3: nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang


diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika
pasiensedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit/tidak
terdapat asupanmakanan > 5 hari, diberikan skor 2
4. Langkah 4: tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2 dan 3
untukmenilai adanya risiko malnutrisi :
5. ngkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi
keperawatan berikut ini :
a. Risiko rendahPerawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah
sakit
(tiapminggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum d
engan usia > 75(tiap tahun).
b. Risiko sedangObservasi:
- Catat asupan makanan selama 3 hari
- Jika asupan adekuat, ulangi skrining : pasien di rumah sakit
(tiapminggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat
umum(tiap 2-3 bulan).
- Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaik
a n d a n peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang progra
m pemberian nutrisi secara teratur
c. Risiko tinggi
Tatalaksana:
- Rujuk ke ahli gizi
- Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
- Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: Pada pasien
dirumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap
bulan),masyarakat umum (tiap bulan).
d. Untuk semua kategori:
Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis
makanan Catat kategori risiko malnutrisi dan Catat kebutuhan akan
diet khusus dan ikuti kebijakan setempat

2. Asesmen Gizi Pasien Anak


Standar Antropometri Anak digunakan untuk menilai atau menentukan
status gizi anak. Penilaian status gizi Anak dilakukan dengan membandingkan hasil
pengukuran berat badandan panjang/tinggi badan dengan Standar Antropometri Anak. Umur yang
digunakan pada standar inimerupakan umur yang dihitung dalam bulan penuh,
sebagai contoh bila umur anak 2 bulan 29 harimaka dihitung sebagai umur 2 bulan.
Indeks Panjang Badan (PB) digunakan pada anak umur 0-24 bulan yang diukur
dengan posisi terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan posisi
berdiri,maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm.
Sementara untuk indeks TinggiBadan (TB) digunakan pada anak umur di atas
24 bulan diukur dengan posisi berdiri. Bila anak umurdi atas 24 bulan diukur dengan
posisi terlentang, hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan0,7
cm.

Indeks Standar Antropometri Anak:


1) Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan
dengan umur anak.Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan berat
badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely underweight), tetapi
tidak dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk. Penting diketahui bah
wa seorang anak dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami masalah
pertumbuhan, sehingga perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PBatau BB/TB atau
IMT/U sebelum diintervensi.
2) Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut Umur
(PB/U atau TB/U)
Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panj
angatau tinggibadan anak
berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stu
nted) atausangat pendek (severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama
atau seringsakit. Anak-anak yang tergolong tinggi menurut umurnya juga dapat
diidentifikasi.
3) Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB atau
BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah
berat badan anak
sesuaiterhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasianak gizi kurang (wasted), gizi buruk (severely wasted) serta anak yang
memiliki risiko gizilebih (possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk biasanya
disebabkan oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut) maupun
yangtelah lama terjadi (kronis).
4)
Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Indeks IMT/U digunakan untuk menentukankategori
gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik IMT/Udan grafik
BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan hasil yang sama. Namun indeks
IMT/Ulebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan
ambang batas IMT/U>+1SD berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih
lanjut.
Tabel Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak
Skrining gizi awal pada pasien anak (0-12 tahun) dilakukan langkah-langkah
asesmen gizi pada anak:
1.
Menilai kondisi pasien apakah pasien sesuai indeks antropometri. Apabila anak usia <5
tahundengan indeks >= - 2SD maka skor 0, apabila anak usia >= 5 tahun dengan
indeks < - 2SDmaka skor 2.
TraumaKonstipasi berulang Gagal tumbuhWajah dismorfik(Aneh) Penyakit metaLuka
bakar
--------
Diare persisten (> 2 minggu) PrematuritasKelainan bawaan 1/lebih Penyakit akut
beratParu (Pneumonia,Asma,dll) Hati (Hepatitis,dll)Ginjal (GGA,dll) HIVKanker
---------
12
2.
Menilai penurunan berat badan selama satu bulan terakhir secara objektif atau
subjektif.Apabila ya diberikan skor2, apabila tidak diberikan skor 0.
3.
Menanyakan apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut :
a.
Diare ≥ 5 kali/hari dan/atau muntah >3 kali/hari dalam semingguterakhir
b.
Asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir Apabila ya diberikan skor 1,
apabila tidakm a k a n s a m a s e k a l i a t a u s e d i k i t d i b e r i k a n s k o r 2 .
c.
Menanyakan apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien
beresikomengalami malnutrisi atau perlu perawatan HCU , jika iya diberi skor 2
Tabel Daftar penyakit atau keadaan yang beresiko mengakibatkan malnutrisi
d.
Tambahkan skor yang
diperoleh dari langkah tersebut untuk menilai adanya resikomalnutrisi. Jika didapatkan
skor 0, pasien tidak beresiko malnutrisi. Jika skor ≥ 1 pasien beresikomalnutrisi, dan
akan dilakukan skrining gizi lanjut.
e.
Catat pada form skrining gizi awal pada pasien anak.
Pasien MasukSkrining GiziPasien PulangIntervensi Monitoring&
EvaluasiDiagnosisAsessment
13
B.
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses Asuhan Gizi Terstandar (
Nutrition Care Process/NC
) d i l a k u k a n p a d a pasien yang beresiko kurang gizi, sudah mengalami
kurang gizi dan atau kondisi khususdengan penyakit tertentu,
proses ini merupakan serangkaian kegiatan yang berulang(siklus) sebagai
berikut :Langkah PAGT terdiri
dari :T i d a k B e r e
s i k o T u j u a n Te
rcap
S
ai
T

P
B e r e s i k o M a l n u t r i s i / S u d a h
M a l n u t r i s i T u j u a n T e r c a p a i
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Tujuan Tidak Tercapai
1.
Assesmen/Pengkajian Gizi
Assesmen/pengkajian gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu :
1.1.
Anamnesis Riwayat
GiziA n a m n e s i s r i w a y a t g i z i a d a l a h d a t a m e l i p u t i a s u p a n m a k a
n a n t e r m a s u k komposisi, pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait.
Selain itu diperlukan datakepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktivitas
fisik dan olahraga danketersediaan makanan di lingkungan
klien.G a m b a r a n a s u p a n m a k a n a n d a p a t d i g a l i m e l a l u i a n a m n e s
i s k u a l i t a t i f d a n kuantitatif. Anamnesis riwayat gizi secara kualita
t i f d i l a k u k a n u n t u k m e m p e r o l e h gambaran kebiasan makan/pola makan
sehari berdasarkan frekuensi penggunaan bahanmakanan. Anamnesis secara
kuantitatif dilakukan untuk
Diet Normal(standar)
14mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari melalui “
recall
” makanan 24 jam denganalat bantu “
food model”
. Kemudian dilakukan analisis zat gizi yang merujuk kepadadaftar makanan penukar,
atau daftar komposisi zat gizi makanan.
1.2.
Data
BiokimiaD a t a b i o k i m i a m e l i p u t i h a s i l p e m e r i k s a a n l a b o r a t o r i u m , p e m
e r i k s a a n y a n g berkaitan dengan status gizi, status metabolik dan gambaran fungs
i organ yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Pengambilan kesimpulan
dari datalaboratorium terkait masalah gizi harus selaras dengan data asesmen gizi
lainnya sepertiriwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan suplemen,
pemeriksaan fisik dansebagainya. Disamping itu proses penyakit, tindakan,
pengobatan, prosedur dan statushidrasi (cairan) dapat mempengaruhi
perubahan kimiawi darah dan urin, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan.
1.3.
Pengukuran AntropometriAntropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.
Antropometri dapatdilakukan dengan berbagai cara, antara lain pengukuran Tinggi
Badan (TB); Berat Badan(BB). Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat
digunakan Panjang Badan (PB)dan atau Lingkar Lengan Atas (LiLA).Penilaian status
gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran
tersebutd i a t a s m i s a l n y a I n d e k s M a s s a T u b u h ( I M T ) y a i t u r a t i o
B B t e r h a d a p T B . U n t u k memperkirakan IMT, dapat juga menggunakan
pengukuran lingkar lengan atas (LiLA).

Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90
o
terhadap siku, denganlengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara
tonjolan tulang bahu(akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.

Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan atas
di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak terlalu menempel terlalu ketat

LLA < 23,5 cm = perkiraan IMT < 20 kg/m
2

LLA > 32 cm = perkiraan IMT > 30 kg/m
2
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan
evaluasi status gizi pada bayi, anak dan remaja adalah
Pertumbuhan
. Pertumbuhan ini dapat digambarkanmelalui pengukuran antropometri seperti berat
badan, panjang

15 badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan beberapa pengukuran


lainnya. Hasil pengukuranini kemudian dibandingkan dengan standar.Pemeriksaan
fisik yang paling sederhana untuk melihat status gizi pasien rawat inap
adalah BB. Pasien sebaiknya ditimbang dengan menggunakan timbangan
yangakurat/terkalibrasi dengan baik. Pengukuran BB sebaiknya mempertimbangkan
hal-haldiantaranya kegemukan dan edema. BB pasien dicatat pada saat pasien
masuk dirawatdan dilakukan pengukuran BB secara periodik selama pasien dirawat
minimal 7 hari.
1.4.
Pemeriksaan Fisik
KlinisP e m e r i k s a a n f i s i k d i l a k u k a n u n t u k m e n d e t e k s i a d a n y a k e l a i n a
n k l i n i s y a n g berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan
masalah gizi. Pemeriksaan fisik terkait gizi merupakan kombinasi dari tanda-
tanda vital dan antropometri yang dapatdikumpulkan dari catatan medik pasien
serta wawancara. Contoh beberapa
data pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain edema, asites, kondisi gigi geligi, massa
ototyang hilang, lemak tubuh yang menumpuk, dan lain sebagainya.
1.5.
Riwayat PersonalData riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwayat obat-obatan atau
suplemenyang sering dikonsumsi, sosial budaya, riwayat penyakit, dan data umum
pasien.
a.
Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi
b.
Sosial BudayaStatus sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi rumah,
dukungan pelayanan kesehatan dan sosial serta hubungan sosial.
c.
Riwayat PenyakitKeluhan utama yang terkait dengan masalah gizi, riwayat penyakit
dulu dansekarang, riwayat pembedahan, penyakit kronik atau resiko komplikasi,
riwayat penyakitkeluarga, status kesehatan mental/emosi serta kemampuan kognitif
seperti pada pasien
stroke
.
d.
Data umum pasien antara lain umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan
2.
Diagnosis Gizi
Pada langkah ini dicari pola dan
hubungan antar data yang terkumpul dank e m u n g k i n a n p e n y e b a b
n y a . K e m u d i a n m e m i l a h m a s a l a h g i z i y a n g s p e s i f i k d a n menyata
kan masalah gizi secara singkat dan jelas menggunakan terminologi

16yang ada. Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep PES atau
Problem Etiologi
dan
Signs/Symptoms
.Diagnosis gizi dikelompokkan dalam tiga domain, yaitu :
2.1.
Domain Asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi,zat
gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun
parenteraldan enteral.Contoh : Asupan protein yang kurang (P) berkaitan dengan
perubahan indera perasa
dann a f s u m a k a n ( E ) d i t a n d a i d e n g a n a s u p a n p r o t e i n r a t a - r a t a
s e h a r i k u r a n g d a r i 4 0 % kebutuhan (S)
2.2.
Domain Klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis
ataufisik/fungsi organ. Contoh : Kesulitan menyusui (P) berkaitan dengan
(E) kurangnyadukungan keluarga ditandai dengan penggunaan susu formula
bayi tambahan (S)
2.3.
Domain Perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan
d e n g a n pengetahuan, perilaku/kepercayaan,
lingkungan fisik dan akses dan keamanan makanan.Contoh : kurangnya
pengetahuan tentang makanan dan gizi (P) berkaitan dengan denganmendapat
informasi yang salah dari lingkungannya mengenai anjuran diet
yangdijalaninya (E) ditandai dengan memilih bahan makanan yang tidak dianjurkan
danaktivitas fisik yang tidak sesuai anjuran (S).
3.
Intervensi Gizi
Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu :
3.1.
Perencanaan Intervensi, meliputi penetapan tujuan intervensi,
preskripsi diet, jenis diet, modifikasi diet, jadwal pemberian makanan dan jalur
makanan.
1)
Menghitung kebutuhan energi untuk anak menggunakan
BBI=(usia dalam tahun X 2) + 8
Kebutuhan energi usia 1-3 tahun = 100kalori/kg
BBI Kebutuhan energiusia 4-5 tahun = 90 kalori/kg BBI
Kebutuhan energi usia > 5 tahun = 1000 + (100 x usia dalam tahun)
2)
Menghitung kebutuhan energi untuk dewasa non diabetes menggunakanrumus
HarrisBenedict. Rumus harris benedict adalah sbb :
Laki-laki : 66+(13,7xBB)+(5xTB)-(6,8xU)xFAxFSPerempuan: 655+(9,6xBB)+(1,8xTB)-(4,7xU)

17
Keterangan: BB = berat badan kg, TB = tinggi badan dalam cm, U = umur dalam
tahun
Contoh :
pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan berat badan 65 kg dengan tinggi 175
cm. Makakebutuhan energi pasien tersebut 66+(13,7x65)+5x175)- (6,8x50)x1,1x1,3 = 2133kalori.
3)
Menghitung kebutuhan energi untuk Pasien dewasa dengan diabetes
menggunakan rumus Perkeni yaitu :
25-30 kkal x BB
Keterangan : BB = berat badan dalam kg
Contoh :
pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan berat badan 65 kg
dengantinggi 175 cm. Maka kebutuhan energi pasien tersebut 30kal
x 65 = 1950kkal
4)
Jenis diet yang diterapkan di RS Sahabat yaitu nasi biasa (NB), nasi tim
(NT), bubur kasar (BK), bubur halus (BH), diet rendah garam (RG), diet diabetesmellitu
s (DM),diet rendah protein (RP), diet rendah purin (RPur),
diet
rendahg a r a m r e n d a h l e m a k k o l e s t e r o l ( R G R L ) , d i e t c a i r s o n d e .
Sedangkanmodifikasi diet yang diterapkan di RS Sahabat antara lain:
A.
Diet Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yangd i s e b a b k a n o l e h k a r e n a a d a n y a p e n i n g k a t a n
kadar glukosa darah akibat
kekuranganinsulin baik absolut maupun relative. Prinsip diet diabetes mellitus yakni
3 J(TEPAT JADWAL,JENIS DAN JUMLAH)
1.
Enegi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal.Kebutuhan energi 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah
kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus
(kehamilan), laktasi atau ada tidaknyakomplikasi). Makanan dibagi dalam 3
porsi besar, yaitu
makan pagi (20%),siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil
untuk makanan selingan(masing-masing 10-15%)
2.
Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3.
Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total.
4.
Asupan kolestrol makanan dibatasi, yaitu ≤ 300 mg/hari
5.
Kebutuhan karbohidrat

50-60%

18
6.
Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak
diperbolehkan Pengguaan gula alternative dalam jumlah terbatas
7.
Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat
larutair yang terdapat di dalam sayur dan buah
8.
Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur 3000 mg/hari
9.
Cukup vitamin dan mineral
B.
Diet rendah garam adalah diet yang diberikan kepada pasien dengan keadaan
hipertensi.Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah seseorang diatas
normal. Tekanan darahnormal orang dewasa biasanya mencapai rata-rata 120/80,
(100/60)
sampai 140/85 mmhg.
1.
Cukup energy, protein, mineral dan vitamin
2.
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan

penyakit
3.
Konsumsi garam dapur beryodium kurang dari 5gr/hari (1 sendok teh) dan
batasisumber natrium lainnya.
4.
Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atauair
dan/atau hipertensi.
5.
Konsumsi makanan sumber kalium, kalsium, dan magnesium
ditingkatkan.
6.
Makanan beraneka ragam mengikuti pola gizi seimbang.
C.
Diet Penyakit Ginjal Kronik
Diet rendah protein adalah pola makan yang membatasi protein dari makanan
ataukonsumsi sehari-hari. Diet rendah protein ini bertujuan untuk
memberikan
makanansecukupnya tanpa memberatkan kerja ginjal.
1.
Energi cukup 35 kkal/kg BB ideal/hari
2.
Protein tinggi 1-1,2 gr/kg BB ideal/hari
3.
Lemak cukup 15-30% dari kebutuhan energy total
4.
Karbohidrat cukup yaitu 55-75% dari kebutuhan energy total
5.
Natrium diberikan 1 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehariyaitu 1 gr
untuk tiap ½ liter urin
6.
Kalium diberikan 2 gr + penyesuaian menurt jumlah urinsehari yaitu 1 gr untuk
tiap 1liter urin
7.
Kalsium tinggi yaitu 1000 mg/hari
8.
Fosfor dibatasi yaitu < 17 mg/kg BB ideal/hari

19
9.
Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah500+750 ml
D.
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (TKTP )
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah diet yang mengandung
energi dan
protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa
ditambah bahan makanan sumber protein tinggi.
1.
Energi tinggi yaitu 40-45 kkal/kg BB
2.
Protein tinggi yaitu 2-2,5 gr/kg BB
3.
Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energy total
4.
Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
5.
Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
6.
Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
E.
Diet Rendah Garam Rendah Lemak (RGRL)
Diet rendah garam rendah lemak adalah pembatasan konsumsi makanan tinggi
lemak / kolestrol. Dietini diberikan
kepada pasien dislipidemia, stroke, jantung, ataupun kepada
pasien dengan kadar kolestrol total, kolestrol LDL, kadar trigliserida serta
penurunan kadar kolestrol HDL.
1)
Energy/ kalori disesuaikan menurut berat badan dan aktifitas fisik.
Jumlahkalori dibatasi apabila pasien dalam keadaan obesitas.
2)
Protein diberikan 10% - 20% dari energy total.
3)
Lemak < 30% diutamakan penggunaan lemak tidak jenuh.
4)
Karbohidrat 50% - 60% dari total energy.
5)
Serat lebih dari 25 gr/ hari
3.2.
Implementasi Intervensi, adalah bagian kegiatan intervensi g
i z i d i m a n a nutrisionis/dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana
asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Suatu
intervensi gizi harus jelasmenggambarkan “apa, dimana, kapan dan bagaimana”
intervensi dilakukan. Kegiatan
ini juga termasuk pengumpulan data kembali, dimana data tersebut dapat menunjuk
kanrespons pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi. Untuk
kepentingandokumentasi dan persepsi
20yang sama (keseragaman), intervensi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu
pemberianmakanan atau zat gizi; edukasi gizi; konseling gizi dan koordinasi
pelayanan gizi. Setiapkelompok mempunyai terminologinya masing-masing
4.
Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui
r e s p o n pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Terdapat tiga
langkahmonitoring dan evaluasi gizi yaitu:
4.1.
Monitor Perkembangan, yaitu kegiatan mengamati perkembangan ko
n d i s i pasien/klien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi sesuai
yang diharapkan olehklien/pasien maupun tim. Adapun kegiatan yang berkaitan
dengan monitor perkembangandiantaranya : mengecek pemahaman dan ketaatan diet
klien/pasien, mengecek asupanmakanan pasien, menentukan apakah status gizi
pasien tetap atau berubah, dansebagainya.
4.2.
Mengukur Hasil, yaitu kegiatan mengukur perkembangan/perubahan yangterjadi
sebagai respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur
berdasarkantanda dan gejala dari diagnosis gizi.
4.3.
Evaluasi Hasil, terdapat 4 jenis hasil berdasarkan tahapan diatas yaitu :
a.
Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat pemahaman, perilaku,
akses dan kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada asupanmakanan
dan zat gizi.
b.
Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan danatau zat gizi
dari berbagai sumber, misalnya makanan, minuman, suplemen danmelalui rute
enteral maupun parenteral.
c.
Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi yait
u pengukuran yang terkait dengan antropometri, biokimia dan parameter pemeriksa
an fisik/klinis.
d.
Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi yang diberikan pada kualitas
hidupnya

21
BAB IVDOKUMENTASI
Semua kegiatan yang terkait dengan kegiatan asesmen harus
didokumentasikandengan rinci untuk menghindari kesalahan pemberian penetapan
risiko nutrisional danasuhan giziDokumen yang harus dilengkapi adalah sebagai
berikut :
1)
Formulir Skrining Awal Dewasa (MST)
2)
Formulir Skrining Anak Strong Kids
3)
Formulir Asesmen Gizi

Anda mungkin juga menyukai