KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atasrahmat-Nya
sehingga kami berhasil menyusun Buku Pedoman ASuhan GiziTerstandar di RS
Sahabat.Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini
makin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dilain pihak rumah sakit dihadapi tantangan yang makin besar. Rumah sakit dituntu
ta g a r d a p a t m e m b e r i k a n p e l a y a n a n k e s e h a t a n y a n g b e r m u t u , a k u n t
a b e l d a n transparan kepada masyarakat, khususnya bagi
jaminan keselamatan pasien(
patient safety
).Buku Pedoman Asuhan Gizi sangat penting bagi petugas yang bekerja diinstalasi gizi
rumah sakit, pasien, keluarga pasien dan lingkungan rumah
sakit.K a m i m e n y a d a r i b a h w a b u k u i n i m a s i h b e l u m s e m p u r n a ,
d a n k a m i mengharapkan adanya masukan bagi penyempurnaan buku ini
dikemudian hari.Buku Pedoman Asuhan Gizi tersusun atas kerjasama dan dukungan
dari berbagai pihak. Tim penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga buku inid
apat dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik -
baiknya.P a s u r u a n , O k t o b e r 2 0 2 2 Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.......................................................................................iLembar
pengesahan..................................................................................iiKata
Pengantar.........................................................................................iiiDaftar
Isi...................................................................................................ivBAB I
Pendahuluan...................................................................................1BAB II Ruang
Lingkup.............................................................................4BAB III
Tatalaksana..................................................................................6BAB IV
Dokumentasi..............................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Definisi
B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Mewujudkan pelayanan gizi professional kepada klien/ masyarakat yang mempercayakan upaya
Kesehatannya, khususnya pelayanan gizi pada Rumah Sakit Regional La Mappapenning
2. Tujuan Khusus
a) Memudahkan Ahli Gizi ataupun dietisien dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan gizi.
b) Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan semua instalasi terkait yang ada Rumah Sakit Regional La
Mappapenning
c) Memperoleh pengakuan standar nasional dan internasional dalam hal kualitas pelayanan yang ada di Rumah
Sakit Sahabat.
C. Landasan Hukum
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan gizi di rumah sakit diperlukan
perundang-undangan pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan
adalah sebagai berikut
1. UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. UU RI No. 29 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 382/Menkes/2007 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas 3 Kesehatan lainnya
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1333/Menkes/SK/Per/XII/1999 tentangStandar Pelayanan
Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/Per/II/2008 tentangStandar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
7. P e r a t u r a n Menteri Kesehatan RI No. 1165.A/Menkes/SK/Per/X/200 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang PedomanPelayanan Gizi
Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap
diawali dengan skrining/penapisan gizioleh perawat ruangan dan penetapan or
der diet awal (preskripsi diet awal) oleh dokter.Skrining gizi bertujuan untuk
mengidentifikasi pasien/klien yang beresiko, tidak beresikomalnutrisi atau
kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien
dengankelainan metabollik; hemodialisis; anak; geriatri; kanker dengan
kemoterapi/radiasi; luka bakar; pasien dengan imunitas menurun; sakit kritis
dan sebagainya.
Idealnya skrining dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam
setelah pasien masuk rumah sakit. Metoda skrining sebaiknya
singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi dan kesepakatan di
masing-masing rumah sakit. Metoda skrining gizi yang digunakan diRS
Sahabat adalah Malnutrition Scrining Tools( M S T ) untuk pasien
d e w a s a ( > 1 4 tahun) dan metode Strong Kids untuk pasien anak- anak (0-14
tahun).
Adapun tahapan pelayanan gizi sebagai berikut pasien yang masuk
melalui IGD(Instalasi Gawat Darurat) diukur berat badan dan tinggi
badannya atau bila tidak bisa ditimbang dilakukan pengukuran LLA
( Lingkar Lengan Atas ) untuk pasien anak – anak usia 0 – 14 tahun diukur
berat badan dan panjang badan, skrining gizi dilakukan
oleh perawat di rawat inap dalam 24 jam setelah pasien dirawat dengan meng
gunakan Malnutrition Screening Tools (MST).
Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien beresiko malnutrisi, maka
dilakukan pengkajian/asesmen gizi dan dilanjutkan dengan Langkah-langkah
proses asuhan gizi terstandar oleh nutrisionis/dietisien. Bagi pasien dengan
status gizi baik dan pasien resiko malnutrisi ringan dan sedang, maka cukup
dilakukan pemantauan oleh perawat ruangan bekerjasama dengan DPJP,
dan bila pasien malnutrisi berat maka asesmen gizi dilakukanoleh
Nutrisionis/Dietisien. Bagi pasien dengan status gizi baik evaluasi dapat
dilakukan setelah 7 hari rawat. Pasien dengan resiko malnutrisi berat
dimonitor dan dievaluasi setiaphari kemudian dilakukan assesmen ulang
setelah 3 hari.
Skrining awal dilakukan oleh perawat dengan menggunakan
IMT ( Indeks MasaTubuh ) dan pengukuran LiLA untuk pasien dewasa yang
tidak bisa ditimbang serta pasien anak-
anak usia 0 sampai 14 tahun. Skrining dengan metodeMalnutritionS c r e e n i n
g T o o l (MST) bertujuan untuk mengidentifikasi dan menata laksana
pasiendewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi, atau obesitas. Untuk
pasien anak (0-14tahun) menggunakan metode Strong-Kids.
1. Asesmen Gizi Pasien Dewasa
Kelima langkah MST adalah sebagai berikut:
1) Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan
kurvadibawah ini dan berikanlah score.
Hitung Indek Massa Tubuh (IMT)
Berat Badan (kg)
IMT = Tinggi Badan (m)2
Tabel Klasifikasi IMT berdasarkan who western pacific region, 2000
Klasifikasi IMT
Berat Badan Kurang (Underweight) <18,5
Berat Badan Normal 18,5-22,9
Kelebihan Berat Badan (Overweight) 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥ 30
Pengukuran alternatif:
√ Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan pengukuran Panjang
lengan bawah (ulna) untuk memperkirakan tinggi badan dengan mengg
unakan tabel dibawah ini .
2. Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang takdirencanakan
menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor.
P
B e r e s i k o M a l n u t r i s i / S u d a h
M a l n u t r i s i T u j u a n T e r c a p a i
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Tujuan Tidak Tercapai
1.
Assesmen/Pengkajian Gizi
Assesmen/pengkajian gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu :
1.1.
Anamnesis Riwayat
GiziA n a m n e s i s r i w a y a t g i z i a d a l a h d a t a m e l i p u t i a s u p a n m a k a
n a n t e r m a s u k komposisi, pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait.
Selain itu diperlukan datakepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktivitas
fisik dan olahraga danketersediaan makanan di lingkungan
klien.G a m b a r a n a s u p a n m a k a n a n d a p a t d i g a l i m e l a l u i a n a m n e s
i s k u a l i t a t i f d a n kuantitatif. Anamnesis riwayat gizi secara kualita
t i f d i l a k u k a n u n t u k m e m p e r o l e h gambaran kebiasan makan/pola makan
sehari berdasarkan frekuensi penggunaan bahanmakanan. Anamnesis secara
kuantitatif dilakukan untuk
Diet Normal(standar)
14mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari melalui “
recall
” makanan 24 jam denganalat bantu “
food model”
. Kemudian dilakukan analisis zat gizi yang merujuk kepadadaftar makanan penukar,
atau daftar komposisi zat gizi makanan.
1.2.
Data
BiokimiaD a t a b i o k i m i a m e l i p u t i h a s i l p e m e r i k s a a n l a b o r a t o r i u m , p e m
e r i k s a a n y a n g berkaitan dengan status gizi, status metabolik dan gambaran fungs
i organ yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Pengambilan kesimpulan
dari datalaboratorium terkait masalah gizi harus selaras dengan data asesmen gizi
lainnya sepertiriwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan suplemen,
pemeriksaan fisik dansebagainya. Disamping itu proses penyakit, tindakan,
pengobatan, prosedur dan statushidrasi (cairan) dapat mempengaruhi
perubahan kimiawi darah dan urin, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan.
1.3.
Pengukuran AntropometriAntropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.
Antropometri dapatdilakukan dengan berbagai cara, antara lain pengukuran Tinggi
Badan (TB); Berat Badan(BB). Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat
digunakan Panjang Badan (PB)dan atau Lingkar Lengan Atas (LiLA).Penilaian status
gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran
tersebutd i a t a s m i s a l n y a I n d e k s M a s s a T u b u h ( I M T ) y a i t u r a t i o
B B t e r h a d a p T B . U n t u k memperkirakan IMT, dapat juga menggunakan
pengukuran lingkar lengan atas (LiLA).
—
Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90
o
terhadap siku, denganlengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara
tonjolan tulang bahu(akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
—
Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan atas
di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak terlalu menempel terlalu ketat
—
LLA < 23,5 cm = perkiraan IMT < 20 kg/m
2
—
LLA > 32 cm = perkiraan IMT > 30 kg/m
2
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan
evaluasi status gizi pada bayi, anak dan remaja adalah
Pertumbuhan
. Pertumbuhan ini dapat digambarkanmelalui pengukuran antropometri seperti berat
badan, panjang
16yang ada. Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep PES atau
Problem Etiologi
dan
Signs/Symptoms
.Diagnosis gizi dikelompokkan dalam tiga domain, yaitu :
2.1.
Domain Asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi,zat
gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun
parenteraldan enteral.Contoh : Asupan protein yang kurang (P) berkaitan dengan
perubahan indera perasa
dann a f s u m a k a n ( E ) d i t a n d a i d e n g a n a s u p a n p r o t e i n r a t a - r a t a
s e h a r i k u r a n g d a r i 4 0 % kebutuhan (S)
2.2.
Domain Klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis
ataufisik/fungsi organ. Contoh : Kesulitan menyusui (P) berkaitan dengan
(E) kurangnyadukungan keluarga ditandai dengan penggunaan susu formula
bayi tambahan (S)
2.3.
Domain Perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan
d e n g a n pengetahuan, perilaku/kepercayaan,
lingkungan fisik dan akses dan keamanan makanan.Contoh : kurangnya
pengetahuan tentang makanan dan gizi (P) berkaitan dengan denganmendapat
informasi yang salah dari lingkungannya mengenai anjuran diet
yangdijalaninya (E) ditandai dengan memilih bahan makanan yang tidak dianjurkan
danaktivitas fisik yang tidak sesuai anjuran (S).
3.
Intervensi Gizi
Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu :
3.1.
Perencanaan Intervensi, meliputi penetapan tujuan intervensi,
preskripsi diet, jenis diet, modifikasi diet, jadwal pemberian makanan dan jalur
makanan.
1)
Menghitung kebutuhan energi untuk anak menggunakan
BBI=(usia dalam tahun X 2) + 8
Kebutuhan energi usia 1-3 tahun = 100kalori/kg
BBI Kebutuhan energiusia 4-5 tahun = 90 kalori/kg BBI
Kebutuhan energi usia > 5 tahun = 1000 + (100 x usia dalam tahun)
2)
Menghitung kebutuhan energi untuk dewasa non diabetes menggunakanrumus
HarrisBenedict. Rumus harris benedict adalah sbb :
Laki-laki : 66+(13,7xBB)+(5xTB)-(6,8xU)xFAxFSPerempuan: 655+(9,6xBB)+(1,8xTB)-(4,7xU)
17
Keterangan: BB = berat badan kg, TB = tinggi badan dalam cm, U = umur dalam
tahun
Contoh :
pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan berat badan 65 kg dengan tinggi 175
cm. Makakebutuhan energi pasien tersebut 66+(13,7x65)+5x175)- (6,8x50)x1,1x1,3 = 2133kalori.
3)
Menghitung kebutuhan energi untuk Pasien dewasa dengan diabetes
menggunakan rumus Perkeni yaitu :
25-30 kkal x BB
Keterangan : BB = berat badan dalam kg
Contoh :
pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan berat badan 65 kg
dengantinggi 175 cm. Maka kebutuhan energi pasien tersebut 30kal
x 65 = 1950kkal
4)
Jenis diet yang diterapkan di RS Sahabat yaitu nasi biasa (NB), nasi tim
(NT), bubur kasar (BK), bubur halus (BH), diet rendah garam (RG), diet diabetesmellitu
s (DM),diet rendah protein (RP), diet rendah purin (RPur),
diet
rendahg a r a m r e n d a h l e m a k k o l e s t e r o l ( R G R L ) , d i e t c a i r s o n d e .
Sedangkanmodifikasi diet yang diterapkan di RS Sahabat antara lain:
A.
Diet Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yangd i s e b a b k a n o l e h k a r e n a a d a n y a p e n i n g k a t a n
kadar glukosa darah akibat
kekuranganinsulin baik absolut maupun relative. Prinsip diet diabetes mellitus yakni
3 J(TEPAT JADWAL,JENIS DAN JUMLAH)
1.
Enegi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal.Kebutuhan energi 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah
kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus
(kehamilan), laktasi atau ada tidaknyakomplikasi). Makanan dibagi dalam 3
porsi besar, yaitu
makan pagi (20%),siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil
untuk makanan selingan(masing-masing 10-15%)
2.
Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3.
Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total.
4.
Asupan kolestrol makanan dibatasi, yaitu ≤ 300 mg/hari
5.
Kebutuhan karbohidrat
50-60%
18
6.
Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak
diperbolehkan Pengguaan gula alternative dalam jumlah terbatas
7.
Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat
larutair yang terdapat di dalam sayur dan buah
8.
Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur 3000 mg/hari
9.
Cukup vitamin dan mineral
B.
Diet rendah garam adalah diet yang diberikan kepada pasien dengan keadaan
hipertensi.Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah seseorang diatas
normal. Tekanan darahnormal orang dewasa biasanya mencapai rata-rata 120/80,
(100/60)
sampai 140/85 mmhg.
1.
Cukup energy, protein, mineral dan vitamin
2.
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan
penyakit
3.
Konsumsi garam dapur beryodium kurang dari 5gr/hari (1 sendok teh) dan
batasisumber natrium lainnya.
4.
Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atauair
dan/atau hipertensi.
5.
Konsumsi makanan sumber kalium, kalsium, dan magnesium
ditingkatkan.
6.
Makanan beraneka ragam mengikuti pola gizi seimbang.
C.
Diet Penyakit Ginjal Kronik
Diet rendah protein adalah pola makan yang membatasi protein dari makanan
ataukonsumsi sehari-hari. Diet rendah protein ini bertujuan untuk
memberikan
makanansecukupnya tanpa memberatkan kerja ginjal.
1.
Energi cukup 35 kkal/kg BB ideal/hari
2.
Protein tinggi 1-1,2 gr/kg BB ideal/hari
3.
Lemak cukup 15-30% dari kebutuhan energy total
4.
Karbohidrat cukup yaitu 55-75% dari kebutuhan energy total
5.
Natrium diberikan 1 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehariyaitu 1 gr
untuk tiap ½ liter urin
6.
Kalium diberikan 2 gr + penyesuaian menurt jumlah urinsehari yaitu 1 gr untuk
tiap 1liter urin
7.
Kalsium tinggi yaitu 1000 mg/hari
8.
Fosfor dibatasi yaitu < 17 mg/kg BB ideal/hari
19
9.
Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah500+750 ml
D.
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (TKTP )
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah diet yang mengandung
energi dan
protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa
ditambah bahan makanan sumber protein tinggi.
1.
Energi tinggi yaitu 40-45 kkal/kg BB
2.
Protein tinggi yaitu 2-2,5 gr/kg BB
3.
Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energy total
4.
Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
5.
Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
6.
Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.
E.
Diet Rendah Garam Rendah Lemak (RGRL)
Diet rendah garam rendah lemak adalah pembatasan konsumsi makanan tinggi
lemak / kolestrol. Dietini diberikan
kepada pasien dislipidemia, stroke, jantung, ataupun kepada
pasien dengan kadar kolestrol total, kolestrol LDL, kadar trigliserida serta
penurunan kadar kolestrol HDL.
1)
Energy/ kalori disesuaikan menurut berat badan dan aktifitas fisik.
Jumlahkalori dibatasi apabila pasien dalam keadaan obesitas.
2)
Protein diberikan 10% - 20% dari energy total.
3)
Lemak < 30% diutamakan penggunaan lemak tidak jenuh.
4)
Karbohidrat 50% - 60% dari total energy.
5)
Serat lebih dari 25 gr/ hari
3.2.
Implementasi Intervensi, adalah bagian kegiatan intervensi g
i z i d i m a n a nutrisionis/dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana
asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Suatu
intervensi gizi harus jelasmenggambarkan “apa, dimana, kapan dan bagaimana”
intervensi dilakukan. Kegiatan
ini juga termasuk pengumpulan data kembali, dimana data tersebut dapat menunjuk
kanrespons pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi. Untuk
kepentingandokumentasi dan persepsi
20yang sama (keseragaman), intervensi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu
pemberianmakanan atau zat gizi; edukasi gizi; konseling gizi dan koordinasi
pelayanan gizi. Setiapkelompok mempunyai terminologinya masing-masing
4.
Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui
r e s p o n pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Terdapat tiga
langkahmonitoring dan evaluasi gizi yaitu:
4.1.
Monitor Perkembangan, yaitu kegiatan mengamati perkembangan ko
n d i s i pasien/klien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi sesuai
yang diharapkan olehklien/pasien maupun tim. Adapun kegiatan yang berkaitan
dengan monitor perkembangandiantaranya : mengecek pemahaman dan ketaatan diet
klien/pasien, mengecek asupanmakanan pasien, menentukan apakah status gizi
pasien tetap atau berubah, dansebagainya.
4.2.
Mengukur Hasil, yaitu kegiatan mengukur perkembangan/perubahan yangterjadi
sebagai respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur
berdasarkantanda dan gejala dari diagnosis gizi.
4.3.
Evaluasi Hasil, terdapat 4 jenis hasil berdasarkan tahapan diatas yaitu :
a.
Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat pemahaman, perilaku,
akses dan kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada asupanmakanan
dan zat gizi.
b.
Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan danatau zat gizi
dari berbagai sumber, misalnya makanan, minuman, suplemen danmelalui rute
enteral maupun parenteral.
c.
Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi yait
u pengukuran yang terkait dengan antropometri, biokimia dan parameter pemeriksa
an fisik/klinis.
d.
Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi yang diberikan pada kualitas
hidupnya
21
BAB IVDOKUMENTASI
Semua kegiatan yang terkait dengan kegiatan asesmen harus
didokumentasikandengan rinci untuk menghindari kesalahan pemberian penetapan
risiko nutrisional danasuhan giziDokumen yang harus dilengkapi adalah sebagai
berikut :
1)
Formulir Skrining Awal Dewasa (MST)
2)
Formulir Skrining Anak Strong Kids
3)
Formulir Asesmen Gizi