Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

NETWORK TRAFFIC ENGINEERING

Disusun Oleh :
1. Aldo Taniel Sembiring
(NIM : 141111740)
2. Khefry
(NIM : 141110833)
3. Shandro Eka Wijaya(NIM : 141113244)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


STMIK MIKROSKIL
MEDAN
2016

Kata Pengantar
Rasa syukur yang dalam kami sampaian ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas tentang Network Traffic
Engineering, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi,
maka kebutuhan terhadap suatu jaringan akan semakin meningkat, terutama untuk
menghubungkan jaringan satu dengan jaringan yang lain, dimana kedua tempat
jaringan tersebut letaknya saling berjauhan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah
jaringan yang sangat diperlukan dalam suatu harapan dapat menghubungkan
jaringan satu dengan jaringan yang lain dengan koneksi yang lebih cepat dan lebih
baik dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti
mata kuliah Pengantar Jaringan Komputer. Dalam proses pendalaman materi
ini, tentunya kami medapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu
kami sangat berterima kasih kepada :

Pak Andrew Sagitta Jauhari S.Kom., M.T., FCNS, selaku dosen mata

kuliah Pengantar Jaringan Komputer


Rekan rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.

Karena

keterbatasan

pengetahuan

maupun

pengalaman,

kami

sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari Bapak demi kesempurnaan
makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Medan, Juli 2016

Aldo Taniel Sembiring(Ketua Kelompok)

Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................ 3
Pendahuluan.......................................................................................... 5
Latar Belakang................................................................................. 5
Literatur............................................................................................ 6
ISI......................................................................................................... 10
Pengertian Network Traffic Engineering....................................10
Implementasi Traffic Engineering pada Jaringan MPLS...........10
Fungsi MPLS................................................................................... 12
Komponen MPLS............................................................................ 12
LSRs dan LERs............................................................................... 12
FEC................................................................................................ 13
Labels and Label Findings..............................................................13
LSP................................................................................................. 13
Label Spaces.................................................................................. 14
Label Merging................................................................................ 14
CR.................................................................................................. 14
Traffic Engineering.........................................................................14
Label Retention.............................................................................. 15
Label Control.................................................................................. 15
Signaling Mechanism.....................................................................15
Label Distribution Protocol.............................................................16
Arsitektur Jaringan MPLS.............................................................16
Distribusi Label.............................................................................. 17
Edge Label Switching Routers (ELSR)............................................18
Label Distribution Protocol.............................................................18
Performansi Jaringan....................................................................18
QoS (Quality of Service)...............................................................20
Routing............................................................................................ 21
OSPF (Open Shortest Path First )...............................................21
Keunggulan MPLS..........................................................................21
Kesimpulan........................................................................................... 23

Daftar Pustaka...................................................................................... 24

Pendahuluan
Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, maka
kebutuhan untuk mengakses suatu jaringan akan semakin meningkat, terutama
untuk menghubungkan jaringan yang satu dengan jaringan yang lain, dimana
kedua jaringan atau lebih tersebut letaknya saling berjauhan, maka untuk
menghubungkan kedua jaringan atau lebih agar terjadi suatu koneksi yang lebih
cepat dan lebih baik dibutuhkan manajemen aliran data.
Teknologi Network Traffic Engineering pada implementasi jaringan
komunikasi data sangat diperlukan untuk mengatur aliran data pada jaringan
komunikasi data. Dengan traffic engineering, suatu paket dapat diarahkan jalurnya
sesuai dengan kebijakan yang dibuat. Implementasi teknologi Traffic Engineering
diharapkan dapat meningkatkan kualitas jaringan komunikasi data dalam
melakukan komunikasi data dalam melakukan pertukaran paket dan data seperti
audio, video, maupun teks. Namun implementasi traffic engineering pada jaringan
komunikasi data mengalami beberapa kendala diantaranya adalah besarnya biaya
implementasi, penuhnya lalu lintas suatu jalur dan lambatnya proses routing.
Untuk menangani masalah tersebut, maka IETF memperkenalkan
teknologi jaringan berbasis Multi Protocol Label Swithching (MPLS). MPLS
adalah suatu teknologi penyampaian paket pada jaringan utama dengan kecepatan
tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuitswitch dan packet switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari
keduanya.

Literatur
Menurut Ravi Gamesh, et al(2006,p l), Traffic Engineering adalah sebuah
proses dikontrolnya aliran trafik yang melewati jaringan agar kinerja penggunaan
resource dan jaringan menjadi optimal. Didalamnya terdapat berupa pemindahan
jalur data sehingga jalur data dari link yang sedang digunakan dipindahkan ke link
yang sedang tidak digunakan. Traffic Engineering dapat diimplementasikan
dengan cara semudah tweaking IP metriks dalam interface atau sesuatu yang
serumit menjalankan sebuah ATM PVC full-mesh dan mengoptimalisasi jalur
PVC berdasarkan permintaan jalur yang melewatinya.
Menurut Osbone, et al(p27), IP Traffic Engineering berfungsi mengontrol
jalur IP pada jaringan. Namun tidak dapat mengontrol jalur dari mana trafik itu
datang, tetapi hanya bisa mengontrol ke mana tujuan trafik itu.
Menurut Wastuwibowo(2003,p9), Traffic Engineering adalah proses
pemilihan jalur data untuk menyeimbangkan beban lalu lintas pada berbagai jalur
dan titik dalam jaringan. Tujuan akhirnya adalah untuk mengoperasikan jaringan
yang handal dan efisien sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan
permomansi lalu lintas data.
Penelitian tentang analisa penerapan traffic engineering pada jaringan non
MPLS danMPLS terutama pada operator Internet Service Provider (ISP), yang
dilakukan oleh Mohamed Hasan Omar (2008) . Setelah menganalisa secara
komparatif throughput paket-paket protokol UDP dan TCP dari lapis transport
terhadap jaringan non MPLS danMPLS, hasilnya menunjukkan bagaimana
jaringan MPLS yang menerapkan traffic engineering mampu meningkatkan
kinerja jaringan backbone dan skalabilitas jaringan internet pada lingkungan
beban trafik yang tinggi untuk beberapa macam aplikasi yang berbeda. Ternyata
penerapan traffic engineering adalah merupakan keunggulan jaringan MPLS
terhadap jaringan berbasis IP (non MPLS), karena proses routing menjadi lebih
cepat dengan melakukan pendefinisian jalur khusus (router LSP) untuk
pengiriman paket data. Router LSP pada jaringan MPLS dapat digunakan dan
dimanfaatkan sebagai jalur routing, sehingga utilisasi sumber-sumber jaringan
lebih optimal dan pada gilirannya meningkatkan kinerja jaringan.

Dalam makalahnya di jurnal IEEE, Daniel O.Awduche (1999) menjelaskan


tentang konsep, fungsi dan tantangan traffic engineering internet pada jaringan IP
(non MPLS)dengan menggunakan beberapa model a.l: model overlay, model IP
over ATM, model MPLS-TE. Selain itu didiskusikan pula aplikasi dan manfaat
MPLS traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan
bahwa optimasi kinerja jaringan internet menggunakan teknologi jaringan MPLS
dan peningkatan kualitas layanan (QoS) menggunakan differentiated services
diperoleh berdasarkan pada model IP over ATM sebagai alternatif lain dari
jaringan MPLS.
Rendy Munadi dan Nunut J T S (2005), pada makalahnya di Seminar
Nasional Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology
(SIIT 2005), melakukan penelitian tentang Perancangan, Simulasi dan Analisa
Kinerja Jaringan IP MelaluiTeknologi MPLS. Penelitiannya sehubungan dengan
perkembangan pesat jaringan internet dalam beberapa tahun terakhir ini yang
ditandai dengan munculnya teknologi dan layanan-layanan baru menuntut
pemakaian bandwidth secara efisien dan efektif. Hal ini ditempuh dengan
meningkatkan kemampuan router untuk dapat membuat keputusan bahwa sebuah
paket yang diterima akan dikirimkan dan diteruskan ke tujuan sesuai dengan
header paket-nya. Dan ini diperoleh dengan memanfaatkan teknologi Multi
Protocol Label Switching (MPLS). Dalam penelitiannya di lakukan kajian melalui
simulasi terhadap kinerja jaringan IP melalui teknologi MPLS dengan melihat
parameter Quality of Service (QoS) dan penyebab kongesti yang mungkin terjadi.
Parameter kinerja yang diamati meliputi throughput, delay, paket loss dan
hasilnya diperoleh peningkatan nilai throughput 40% dan penurunan delay 200%
jika dibanding dengan teknologi non MPLS. Ternyata implementasi MPLS di
jaringan dapat meminimalisasi efek kongesti yang terjadi dengan memanfaatkan
bandwidth jaringan yang belum terpakai secara optimal.
Pada penelitiannya Xipeng Xiao and Lionel M. Ni, Michigan State
University (1999) menunjukan bahwa integrated services, RSVP, differentiated
services, multi protocol label switching (MPLS), dan constraint-based routing
adalah komponen-komponen framework (susunan) dari internet quality of service
(QoS). Dan ternyata berdasarkan tabel tersebut susunan komponen-komponen ini

adalah untuk memenuhi kualitas jaminan QoS suatu layanan traffic data dan
meningkatkan utilisasi sumber-sumber jaringan yang disediakan. MPLS dan
constraint-based routing dapat digunakan bersama untuk mengatur jalur router
yang dilewati traffic agar terhindar dari kongesti.
Dalam rangka optimalisasi penggunaan sumber-sumber transmisi, Md.
Arifur Rahman,Ahmedul Haque Kabir, K. A. M. Lutfullah, M. Zahedul Hassan,
M.R. Amin, East West University Mohakhali, Dhaka (2008) melakukan
pengukuran traffic aliran data pada jaringan berbasis IP maupun jaringan MPLS,
dimana hasilnya menunjukan bahwa delay maupun paket loss jaringan MPLS
lebih baik dibandingkan dengan jaringan IP. Dengan membuat simulasi jaringan
yang komprehensip, protokol pesinyalan MPLS: Constrainedbased Label
Distribution Protocol (CR-LDP), Resource Reservation Protocol (RSVP) dan
Traffic Extension RSVP (RSVP-TE) dapat digunakan untuk menjamin kualitas
layanan QoS dan analisa kinerja jaringan, baik jaringan IP maupun jaringan
MPLS. Selain itu dalam penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa MPLS
mampu menghindari kongesti dengan cara merekayasa traffic tunnel sehingga
dapat memanfaatkan bandwidth yang disediakan dengan lebih effisien. Penelitian
mereka membuktikan bahwa mekanisme rekayasa traffic mampu memperbaiki
kinerja jaringan.
Reza Aditya Permadi, Yoanes Bandung, dan Armein Z.R. Langi (2009)
dalam penelitiannya telah melakukan pengujian model jaringan best -effort,
diffserv, MPLS, dan diffserv over MPLS. Pada umumnya jaringan yang
mempunyai kapasitas terbatas, perlu dilakukan diferensiasi trafik sehingga
jaringan tetap dapat menjamin QoS untuk karakteristik trafik berbeda yang
mengalir di dalamnya. Kecenderungan trafik yang tidak merata pada jaringan
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan trafik ketika satu jalur
mengalami pembebanan trafik yang berlebihan. Penelitian mereka bertujuan untuk
mengimplementasikan metoda Differentiated Services yang digabungkan dengan
mekanisme Traffic Engineering melalui Multi protocol Label Switching (MPLS).
Sistem dibangun dengan menggunakan sistem operasi Linux yang dilengkapi
dengan modul MPLS dan Diffserv. Hasil pengujiannya menunjukkan jaringan
Diffserv mampu memberikan jaminan kualitas layanan untuk trafik kelas EF dan

AF, namun harus mengorbankan kualitas layanan trafik TCP background.


Sementara itu, dengan tambahan mekanisme traffic engineering dengan MPLS,
jaringan Diffserv mampu melakukan pembelokan trafik ketika satu jalur
mengalami keadaan kongesti, sehingga selain trafik EF dan AF dapat dijamin,
trafik TCP background juga dapat ditingkatkan kualitasnya dibandingkan dengan
skenario Diffserv. Sebagai kesimpulan ternyata model jaringan MPLS yang
menerapkan mekanisme traffic engineering dapat meningkatkan kualitas dan
kinerja jaringan dalam menyediakan layanan ditinjau dari parameter waktu tunda,
paket hilang, dan throughput trafik sehingga bandwidth dapat lebih digunakan
secara optimal.

ISI
Pengertian Network Traffic Engineering
Network Traffic Engineering adalah pemilihan aliran data yang melewati
jaringan agar kinerja penggunaan sumber dan jaringan menjadi optimal. Traffic
Engineering meliputi penerapan teknologi dan prinsip ilmiah untuk pengukuran,
karakterisasi, pemodelan, dan mengontrol lalu lintas di internet.
Traffic Engineering sering juga disebut dengan MPLS-TE (Multiprotocol
Label Switching-Traffic Engineering). MPLS adalah teknologi penyampaian
paket pada jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan
beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched
yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya. Sebelumnya, paketpaket diteruskan dengan protokol routing seperti OSPF, IS-IS, BGP, atau EGP
Protokol routing berada

pada lapisan network (ketiga)

dalam

sistem

OSI,

sedangkan MPLS berada di antara lapisan kedua dan ketiga.

Implementasi Traffic Engineering pada Jaringan MPLS


Jaringan MPLS ( Multi Protocol Label Switching ) adalah suatu solusi
untuk permasalahan yang dihadapi oleh kecepatan network, rancangan lalu-lintas
dan manajemen. MPLS telah muncul sebagai suatu solusi rapi untuk menemui
bandwidth-management dan kebutuhan untuk jaringan tulang punggung berasis IP
selanjutnya. Pengertian ini memberikan gambaran mendalam pada teknologi
MPLS, dengan penekanan pada protokol.
Salah satu layanan yang mulai banyak digemari adalah layanan yang dapat
menghubungkan seseorang dengan orang lain untuk bertransaksi dan menukar
data dengan aman. Layanan ini menggunakan teknologi VPN-IP. Teknologi VPNIP memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan saluran
sewa, frame relay, maupun ATM, dan juga menawarkan solusi yang lebih murah.
MPLS juga dapat dikatakan menggabungkan kecepatan switching di layer
2 dengan kemampuan routing di layer 3. Caranya dengan menyelipkan label
antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang di teruskan.

Sebagai tambahan, setelah mempunyai availability tinggi, dan performa


yang konsisten, security dengan cepat menjadi perhatian utama pada jaringan
Multiprotocol Label Switching (MPLS), karena MPLS telah berevolusi menjadi
unified core network protocol untuk network service layer 2 dan layer 3.
Security MPLS mempunyai kemampuan untuk melindungi dari serangan
denial of service (DOS) dan unauthorized network access mencakup control dan
data plane protection capabilities. Service Providers and Enterprises dapat
memanfaatkan kemampuan ini untuk menimplementasikan dengan kuat dan
mengamankan

jaringan

MPLS,

memaximalkan

network

reliability

dan

meminimalkan dampak negatif dari serangan jaringan MPLS.


Jadi MPLS adalah suatu metode forwarding yang merupakan peningkatan
teknik forwarding pada koneksi tradisional di dalam perpindahan data paket yang
besar. MPLS packets forwarding memiliki tingkat keefisienan yang tinggi yaitu
dengan meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi
dalam

label

yang

teknologi switching

dilekatkan
layer-2

pada

dengan

paket

IP. MPLS

teknologi

routing

menggabungkan
layer-3.

MPLS

menyederhanakan routing paket dan mengoptimalkan pemilihan jalur (path) yang


melalui core network.
MPLS di sebut Multiprotocol karena teknik ini mampu digunakan untuk
lebih dari sekedar network layer protocol. Menurut kerangka dokumen Internet
Engineering

Task

Force(IETF)

MPLS

sebagai

teknologi

dasar label

swaping diharapkan menjadi solusi peningkatan network layer routing untuk


meningkatkan

performansi

jaringan.

Skalabilitas

MPLS

untuk

network

layer menyediakan fleksibilitas yang lebih baik dalam layanan pengiriman paket
data.
MPLS juga memungkinkan untuk menjadi metode baru yang dapat
ditambahkan

dalam

teknik

forwarding jaringan

tanpa

mengubah

paradigma forwarding yang sudah ada. teknik forwarding tradisional adalah IP


menghantarkan paket dengan memeriksa alamat tujuan di header. Jika alamat
tujuan masih merupakan bagian dalam sebuah jaringan, paket akan diantarkan
langsung kehost tujuan. Jika alamat tujuan bukan merupakan bagian internal
jaringan, paket akan dikirimkan ke jaringan lain dengan mekanisme routing, di

mana perangkat untuk memilih, menerima, dan mengirim paket IP antar jaringan
ini disebut router.
Lalu IP melakukan pemilihan routing pada setiap paket. Tidak ada
pertukaran informasi control (handsake) untuk membentuk hubungan dari ujung
ke ujung sebelum transmisi data. Karenanya, IP disebut protokol dengan koneksi
connectionless.

Dalam

proses Routing IP,

tidak

terdapat

mekanisme

pemeliharaan Quality of Service (QoS), namun dengan digunakannya IP sebagai


infrastruktur informasi global, mulai digagas berbagai cara untuk mewujudkan
jaringan IP dengan QoS.

Fungsi MPLS
1. Menghubungkan protokol satu dengan lainnya dengan Resource
Reservation
2. Protocol (RSVP) dan membuka Shortest Path First (OSPF).
3. Menetapkan mekanisme untuk mengatur arus traffic berbagai jalur, seperti
arus antar perangkat keras yang berbeda, mesin, atau untuk arus pada
aplikasi yang berbeda.
4. Digunakan untuk memetakan IP secara sederhana.
5. Mendukung IP, ATM dan Frame-Relay Layer-2 protokol.

Komponen MPLS
Di dalam MPLS, transmisi data terjadi pada LSPS. LSPS adalah suatu
urutan label pada masing-masing ranting jaringan sepanjang alur dari sumber
sampai ke tujuan. Kecepatan tinggi menswitch data dimungkinkan oleh perangkat
keras ke paket tombol secara cepat antar mata rantai jaringan.

LSRs dan LERs.


Label Switching Router (LSR) adalah sebuah router dalam jaringan MPLS
yang berperan dalam menetapkan LSP dengan menggunakan teknik label
swapping dengan kecepatan yang telah ditetapkan. Dalam fungsi pengaturan
trafik, LSR dapat dibagi dua, yaitu :

Ingress LSR
Engress LSR

Ingress LSR berfunsi mengatur trafik saat paket memasuki jarinfan MPLS
sedangkan Engress LSR berfungsi untuk mengatur trafik saat paket meninggalkan
jaringan MPLS menuju ke LER.
LER adalah suatu alat yang beroperasi di jaringan akses dan MPLS. LERs
mendukung berbagai port yang dihubungkan ke network(seperti penyiaran ulang,
ATM dan Ethernet).

FEC
Forward Equivalence Class (FEC) merupakan representasi dari beberapa
paket data yang diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan resource yang sama di
dalam proses pertukaran data. Sebagai lawan IP konvensional dalam MPLS, tugas
dari FEC dilakukan hanya sekali ketika paket masuk jaringan itu. FECs
didasarkan pada kebutuhan jasa atau pelayanan yang ditentukan ke dalam satuan
paket. Masing-Masing LSR membangun suatu tempat untuk menetapkan suatu
Label Information Base (LIB) apakah terdiri atas FEC.
Labels and Label Findings
Yaitu Suatu label dalam format yang paling sederhana berguna untuk
mengidentifikasikah alur suatu paket. Label ini memberikan batasan-batasan
sebagai berikut;

tujuan unicast routing


teknik traffic
multicast
virtual private network (VPN)
QoS.

LSP
Dalam suatu daerah MPLS, suatu alur disediakan paket yang ditentukan
untuk bepergian didasarkan pada suatu FEC. Label Switching Router (LSP)
disediakan sebelum transmisi data. MPLS menyediakan dua pilihan berikut untuk
menyediakan suatu LSP, yaitu :

hop-by-hop routing, setiap LSR dengan bebas memilih loncatan


berikutnya untuk FEC ditentukan. Cara ini mirip seperti OSPF dan

RIP dalam IP routing


explicit rouiting, dalam metode ini LSP akan ditetapkan oleh LSR
pertama yang dilaui aliran paket.

Label Spaces
Label yang digunakan oleh suatu LSR untuk FEC-Label binding
digolongkan sebagai berikut:

per platform, Label-label dialokasikan dari suatu common pool. Tidak ada
dua label yang didistribusikan ke antarruang yang berbeda yang

mempunyai harga sama.


per interface, jangkauan label disesuaikan dengan antar ruang. Nilai-Nilai
label menyajikan tentang alat penghubung yang berbeda bisa sama.

Label Merging
Arus traffic yang dating dari alat penghubung berbeda dapat digabungkan
bersama-sama dan yang diswitch menggunakan suatu label umum jika mereka
sedang melintasi jaringan ke arah tujuan akhir sama. Ini dikenal sebagai stream
merging.

CR
Counstrain

based

Routing

mempertimbangkan

parameter

seperti

bandwidth, delay, hop count, QoS, dll. CR dapat digunakan bersama dengan
MPLS untuk menyediakan LSPS. IETF telah menggambarkan suatu komponen
CR-LDP untuk memudahkan CR.

Traffic Engineering
Teknik traffic sebagai proses yang meningkatkan keseluruhan pemanfaatan
jaringan dengan mencoba untuk menciptakan suatu kesamaan atau membedakan
distribusi traffic sepanjang seluruh jaringan itu. Suatu hasil penting untuk proses
ini adalah penghindaran dari kebuntuan pada setiap alur.

Label Retention
MPLS menggambarkan label bindings diterima dari LSRS bukanlah
loncatan berikutnya untuk FEC yang ditentukan. Dua gaya digambarkan :

conservative, bindings antar suatu label dan suatu FEC yang yang diterima
dari LSRS bukanlah loncatan berikutnya untuk FEC yang dibuang. Gaya
ini memerlukan suatu LSR untuk memelihara lebih sedikit label. Ini

direkomendasikan untuk ATM-LSRs.


liberal, bindings antar suatu label dan suatu FEC yang yang diterima dari
LSRS yang bukanlah loncatan berikutnya untuk FEC yang ditahan. Gaya
ini mempertimbangkan adaptasi lebih cepat ke perubahan topologi dan
mempertimbangkan penyambungan traffic ke LSPs lain dalam hal
perubahan.

Label Control
MPLS menggambarkan gaya untuk mendistribusikan label ke LSRs yang
berdekatan.

independent, suatu LSR mengenali FEC tertentu dan membuat


keputusan untuk mengikat suatu label kepada FEC dengan bebas untuk
mendistribusikannya. FECs baru dikenali di mana saja rute baru yang

kelihatan oleh penerus.


ordered, suatu LSR mengikat suatu label untuk FEC tertentu dan hanya
untuk penerus jalan ke luar atau telah menerima suatu label yang
mengikat untuk FEC dari loncatan LSR berikutnya. Gaya ini
direkomendasikan untuk ATM-LSRs.

Signaling Mechanism
Label request, menggunakan mekanisme ini, suatu LSR meminta suatu
label dari nya ke downstream neighbor sehingga dapat mengikat FEC yang
spesifik. Mekanisme ini dapat digunakan selama rantai LSRs yang atas sampai ke
luar LER. Label mapping, respon ke table request , suatu ke downstream LSR
akan mengirimkan suatu label kepada ke pemrakarsa upstream yang
menggunakan label yang memetakan mekanisme.

Label Distribution Protocol


LDP adalah suatu protokol baru untuk distribusi label yang mengikat
informasi ke LSRs di dalam suatu jaringan MPLS. LDP digunakan untuk peta
FECs ke label, pada gilirannya membuatLSPs.
Jenis - jenis dari pesan LDP:

discovery messages, memberitahu dan menjaga kehadiran LSR di suatu

jaringan.
session messages, menetapkan, menjaga dan mengakhiri sesi antar LDP.
advertisement messages-membuat, mengubah dan menghapus label yang

memetakan untuk FECs.


notification messages, menyediakan informasi kesalahan isyarat dan
informasi.

Arsitektur Jaringan MPLS


Multi Protocol Label Switching (MPLS) merupakan teknik yang
menggabungkan kemampuan pengaturan switching yang ada dalam teknologi
ATM dengan fleksibilitas network layer yang dimiliki teknologi IP. Konsep utama
MPLS ialah teknik penempatan label dalam setiap paket yang dikirim melalui
jaringan ini. MPLS bekerja dengan cara melabeli paket-paket data dengan label,
untuk menentukan rute dan prioritas pengirimanpaket tersebut yang didalamnya
memuat informasi penting yang berhubungan dengan informasi routing suatu
paket, diantaranya berisi tujuan paket serta prioritas paket mana yang harus
dikirimkan terlebih dahulu. Teknik ini biasa disebut dengan label switching.
Dengan informasi label switching yang didapat dari routing network layer, setiap
paket hanya dianalisa sekali di dalam router di mana paket tersebut masuk ke
dalam jaringan untuk pertamakali. Router tersebut berada di tepi dan dalam
jaringan MPLS yang biasa disebut dengan Label Switching Router (LSR).
Dengan teknik MPLS maka akan mengurangi teknik pencarian rute dalam
pengoperasian

jaringan

dapat

dioperasikan

dengan

efektif

dan

efisien

mengakibatkan pengiriman paket menjadi lebih cepat.


Jaringan MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path (LSP),
yang menghubungkan titik-titik yang disebut label switched router (LSR). LSR

pertama dan terakhir disebut ingress dan egress. Setiap LSP dikaitkan dengan
sebuah forwarding equivalence class (FEC) diidentifikasikan pemasangan label,
yang merupakan kumpulan paket yang menerima perlakukan forwarding yang
sama di sebuah LSR.
LSP dibentuk melalui suatu protokol persinyalan yang menentukan
forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan berukuran tetap
untuk mempercepat proses forwarding. Router dalam melakukan pengambilan
keputusan ditentukan oleh semua sumber informasi yang dapat dikerjakan oleh
sebuah label switching dengan melihat nilai suatu label yang panjangnya tertentu.
Tabel ini biasa disebut Label Forwarding Information Base (LFIB). Sebuah label
akan digunakan sebagai sebuah indeks suatu node dan akan digunakan untuk
memutuskan tujuan selanjutnya, dengan pergantian label di dalam node tersebut.
Label lama digantikan oleh label baru, dan paket akan dikirimkan ke tujuan
selanjutnya. Karenanya sebuah label switching akan membuat pekerjaan router
dan switch menjadi lebih mudah dalam menentukan pengiriman suatu paket.
MPLS ini akan memperlakukan switch-switch sebagai suatu peer-peer, dan
mengontrol feature yang secara normal hanya dapat berjalan di jaringan ATM.
Dalam jaringan MPLS sekali suatu paket telah dibubuhi label, maka tidak perlu
lagi terdapat analisa header yang dilakukan oleh router, karena semua pengiriman
paket telah dikendalikan oleh label yang ditambahkan tersebut.

Distribusi Label
Untuk menyusun LSP, label-switching table di setiap LSR harus
dilengkapi dengan pemetaan dari setiap label masukan ke setiap label keluaran.
Proses melengkapi tabel ini dilakukan dengan protokol distribusi label hampir
serupa dengan protokol persinyalan di ATM, sehingga sering juga disebut
protokol persinyalan MPLS.

Edge Label Switching Routers (ELSR)


Edge Label Switching Routers ini terletak pada perbatasan jaringan
MPLS, dan berfungsi untuk mengaplikasikan label ke dalam paket-paket yang
masuk ke dalam jaringan MPLS. Sebuah MPLS Edge Router akan menganalisa
header IP dan akan menentukan label yang tepat untuk dienkapsulasi ke dalam
paket tersebut ketika sebuah paket IP masuk ke dalam jaringan MPLS. Ketika
paket yang berlabel meninggalkan jaringan MPLS, maka Edge Router yang lain
akan menghilangkan label yang disebut Label Switches. Perangkat Label
Switches ini berfungsi untuk men switch paket-paket ataupun sel-sel yang telah
dilabeli berdasarkan label tersebut. Label Switches ini juga mendukung Layer 3
routing ataupun Layer 2 switching untuk ditambahkan dalam label switching.
Operasi dalam label switches memiliki persamaan dengan teknik switching yang
biasa dikerjakan dalam ATM.

Label Distribution Protocol


Label Distribution Protocol (LDP) merupakan suatu prosedur yang
digunakan untuk menginformasikan ikatan label yang telah dibuat dari satu LSR
ke LSR lainnya dalam satu jaringan MPLS. Dalam arsitektur jaringan MPLS,
sebuah LSR yang merupakan tujuan atau hop selanjutnya akan mengirimkan
informasi tentang ikatan sebuah label ke LSR yang sebelumnya mengirimkan
pesan untuk mengikat label tersebut bagi rute paketnya. Teknik ini biasa disebut
distribusi label downstream on demand.

Performansi Jaringan
Aplikasi yang beraneka ragam mensyaratkan performansi yang berbedabeda pula. Misalnya, pengiriman data sangat peka pada distorsi tetapi kurang peka
pada tundaan; sebaliknya komunikasi suara sangat peka pada tundaan tetapi
kurang peka pada distorsi. Performansi jaringan merujuk ke tingkat kecepatan dan
keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalamsuatu sistem
komunikasi (Alwayn, 2002). Performansi merupakan kumpulan berbagai besaran
teknis (Stalling, 1991). Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk
dapat melihat performansi jaringan, yang terpenting adalah:

Availability, yaitu persentase hidupnya sistem atau sub sistem


telekomunikasi. Idealnya, availability harus mencapai 100%.

Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur


dalam bps. Header-header dalam paket-paket data mengurangi nilai
throughput. Maka penggunaan sebuah saluran secara bersama-sama
juga akan mengurangi nilai ini.

Packet Loss, adalah kegagalan transmisi paket data mencapai


tujuannya. Umumnya perangkat network memiliki buffer untuk
menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup
lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak diterima. Paket yang
hilang ini harus diretransmisi, yang akan membutuhkan waktu
tambahan.

Latency (Delay), adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan


oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi
tujuannya. Waktu tunda ini bisa dipengaruhi oleh jarak (misalnya
akibat pemakaian satelit), atau kongesti (yang memperpanjang
antrian),atau bisa juga akibat waktu olah yang lama (misalnya untuk
digitizing dan kompresi data).

Bandwidth adalah kapasitas atau daya tampung kabel ethernet agar


dapat dilewati trafik paket data dalam jumlah tertentu. Bandwidth
juga bisa berarti jumlah konsumsi paket data per satuan waktu
dinyatakan dengan satuan bit per second [bps]. Bandwidth internet di
sediakan oleh provider internet dengan jumlah tertentu tergantung
sewa pelanggan. Dengan QoS kita dapat mengatur agar user tidak
menghabiskan bandwidth yang di sediakan oleh provider.

Jitter, atau variasi dalam latency, diakibatkan oleh variasi- variasi


dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dalam waktu
yang dibutuhkan untuk retransmisi data (karena jalur yang digunakan
juga berbeda), dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paketpaket di akhir perjalanan.

Utilitisasi/Okupansi, teknologi IP adalah teknologi connectionless


oriented, dimana proses transmisi informasi dari pengirim ke

tujuannya tidak memerlukan pendifinisian jalur terlebih dahulu,


seperti halnya teknologi connection oriented.

QoS (Quality of Service)


Jika dilihat dari ketersediaan suatu jaringan, terdapat karakteristik
kuantitatif yang dapat dikontrol untuk menyediakan suatu layanan dengan kualitas
tertentu. Kinerja jaringan dievaluasi berdasarkan parameter parameter kualitas
layanan, yaitu delay, jitter, packet loss dan throughput. Berikut ini adalah definisi
singkat dari keempat parameter layanan tersebut.

Jitter Merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu
atau interval antar kedatangan paket di penerima. Jitter maksimum yang
direkomendasi oleh ITU adalah 75 ms.

Delay
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari sumber
(pengirim) ke tujuan (penerima).
2. Delay maksimum yang direkomendasikan oleh ITU untuk aplikasi
suara adalah 150 ms, dan yang masih bisa diterima pengguna
adalah 250 ms.

Paket Loss Kehilangan paket ketika terjadi peak load dan congestion
(kemacetan transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus dilayani)
dalam batas waktu tertentu. Paket loss maksimum yang direkomendasi
oleh ITU adalah 1 %.

Throughput Aspek utama throughput yaitu berkisar pada ketersediaan


bandwidth yang cukup untuk suatu aplikasi. Hal ini menentukan besarnya
trafik yang dapat diperoleh aplikasi saat melewati jaringan. Aspek penting
lainnya adalah error (pada umumnya berhubungan dengan link error rate)
dan losses (pada umumnya berhubungan dengan kapasitas buffer).

Routing
Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data
melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati

data. Tugas Routing akan dilakukan device jaringan yang disebut sebagai Router.
Router

merupakan

komputer

jaringan

yang

bertugas

atau

difungsikan

menghubungkan dua jaringan atau lebih.

OSPF (Open Shortest Path First )


Open Shortest Path First adalah routing protokol yang digunakan pada
MPLS. OSPF ini berdasarkan atas Link-state dan bukan berdasarkan atas jarak.
Setiap node dari OSPF mengumpulkan data state dan mengumpulkan pada Link
State Packet. LSP dibroadcast pada setiap node untuk mencapai keseluruhan
network. Setelah seluruh network memiliki map hasil dari informasi LSP dan
dijadikan dasar link-state dari OSPF. Kemudian setiap OSPF akan melakukan
pencarian dengan metode SPF (Shortest Path First) untuk menemukan jarak yang
lebih 4 efisien. Routing table yang dihasilkan berdasarkan atas informasi LSP
yang didapat sehingga OSPF memberikan informasi LSP secara flood, karena
OSPF sudah memiliki kemampuan untuk memilih informasi LSP yang sama maka
flood ini tidak mengakibat exhousted. OSPF ini menggunakan protokol TCP
bukan UDP, mendukung VLSM (Variable Length Subnet Mask). OSPF
menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF) oleh Dijkstra QoS Support.

Keunggulan MPLS
Karena bisa dibangun di atas jaringan Internet, jaringan ini sangat menarik
bagi banyak penyedia jasa Internet (Internet service provider/ISP). Mereka dapat
menawarkan banyak pilihan dalam membangun struktur jaringan dan aplikasi
layanan.
Keunggulan MPLS karena ditempatkan di jaringan inti penyedia jasa.
Dari sini QoS, penataan lalu lintas dan penggunaan bandwidth dapat dikendalikan
sepenuhnya. arsitektur MPLS menggunakan label untuk membedakan klien yang
satu dengan klien yang lainnya. Di atas jaringan yang sama, titik yang memiliki
label yang sama terhubung dan menjadi satu VPN, sehingga tidak perlu lagi
menciptakan lorong antartitik.

MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik, tidak kalah dari
keamanan pada jaringan frame relay maupun ATM. Bagi pelanggan yang sangat
mengutamakan keamanan, di perbankan misalnya, tingkat keamanan MPLS ini
malah masih dapat ditingkatkan lagi
Dilihat dari sisi penyedia jasa, MPLS merupakan solusi yang baik karena
fleksibel dan skalabel. Fleksibel karena seluruh pelanggan dapat menggunakan
perangkat dan konfigurasi perangkat lunak yang sejenis untuk bermacam-macam
jenis layanan premium seperti VoIP, Internet, Intranet, extranet, dan VPN-dial.
Semua layanan dapat diaktifkan hanya dengan perubahan parameter di konfigurasi
perangkat lunaknya.

Kesimpulan
Pengimplementasian

Network

Traffic

Engineering

pada

jaringan

komunikasi data mengalami beberapa kendala diantaranya adalah besarnya biaya


implementasi, penuhnya lalu lintas suatu jalur dan lambatnya proses routing. Oleh
karena itu, dibutuhkannya MPLS untuk menerapkan Network Traffic Engineering
dan hasilnya, MPLS mampu meningkatkan kinerja jaringan backbone dan
skalabilitas jaringan internet pada lingkungan.Penerapan Traffic Engineering
merupakan keunggulan jaringan MPLS terhadap jaringan berbasi IP, karena
proses routing menjadi cepat dengan melakukan pendefinisian jalur khusus (router
LSP) untuk pengiriman paket data. Router LSP pada jaringan MPLS dapat
digunakan dan dimanfaatkan sebagai jalur routing, sehingga utilisasi sumber
sumber jaringan lebih optimal dan meningkatkan kinerja jaringan.

Daftar Pustaka
1. Awduche, D. (1999). MPLS and Traffic Engineering in IP Networks.IEEE
Communications Magazine.
2. Awduche, E., & et.all. (1999). Requirements for Traffic Engineering over
MPLS. RFC-2702. Internet Society.
3. Beberapa RFC dari MPLS Charter IETF (Link :
http://www.ietf.org/html.charters/mpls-charter.html)

Anda mungkin juga menyukai