Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem bilangan, eksponen, dan logaritma adalah hal-hal yang dasar
dalam sebuah ilmu matematika. Bisa juga dikatakan sebagai inti dari suatu
ilmu matematika itu sendiri. Sistem bilangan ini terbagi menjadi banyak
macamnya. Eksponen dan logaritma memiliki banyak sifat yang perlu kita
pelajari terlebih dahulu sebelum mempelajari ilmu matematika yang lain.
Selain itu kami juga menyajikan penerapan logaritma dalam di bidang
ekonomi dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana materi sistem bilangan pangkat?
2. Bagaimana materi eksponen/pangkat?
3. Bagaimana materi logaritma?
4. Bagaimana penerapan logaritma di bidang ekonomi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui materi sistem bilangan pangkat.
2. Untuk mengetahui materi eksponen atau pangkat.
3. Untuk mengetahui materi logaritma.
4. Untuk mengetahui penerapan logaritma di bidang ekonomi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Bilangan
Dalam matematika, bilangan yang kita kenal dan kita gunakan seharihari dapat digolong-golongkan seperti tergambar pada skema berikut:
Bilangan

Bilangan
Nyata

Bilangan
Khayal
Bilangan
Rasional

Bilangan
Irrasional

Bilangan
Pecahan

Bilangan nyata dapat positif maupun negatif. Bilangan khayal adalah


bilangan yang Bilangan
berupa akar pangkat genap dari suatu bilangan negatif, bersifat
Bulat

positif sekaligus negatif. Perbedaan antara kedua jenis bilangan ini ialah
bahwa setiap bilangan nyata mengandung hanya mengandung hanya salah satu
sifat secara tegas yaitu : positif atau negatif, tetapi tidak keduanya.
Sedangkan setiap bilangan khayal mengandung kedua sifat positif dan
negatif sekaligus, tidak secara tegas salah satu di antara keduanya.
Contoh bilangan nyata : 2; 2 ; 1,1; 1,1 .
Contoh bilangan khayal : 4=2 ;

1,4641 1,1

Pada dasarnya setiap bilangan, positif ataupun negatif, jika berpangkat


genap akan selalu menghasilkan bilangan positif. Dengan demikian sukar
sekali dibayangkan bagaiman hasil akhir dari suatu bilangan negatif yang
berada di bawah tanda akar berpangkat genap. Oleh karenanya bilangan
seperti itu dinamakan bilangan khayal.

Bilangan rasional adalah hasil bagi antara dua bilangan yang berupa
bilangan bulat atau berupa pecahan. Sedangkan bilangan irrasional adalah
hasil bagi antara dua bilangan yang berupa pecahan dengan desimal tak
terbatas dan tak berulang, termasuk bilangan

dan bilangan e. Bilangan

bulat adalah hasil bagi antara dua bilangan yang hasilnya bulat, termasuk 0
(nol). Bilangan pecahan adalah hasil bagi antara dua bilangan yang hasilnya
pecahan dengan desimal terbatas atau dengan desimal berulang.
Berdasarkan pembatasan di atas, maka yang membedakan apakah
sesuatu bilangan tergolong bilangan rasional ataukah bilangan irrasional ialah
faktor keterbatasan dan keberulangan desimalnya. Adapun perbedaan
antara bilangan bulat dan bilangan pecahan (keduanya tergolong bilangan
rasional) kiranya sudah cukup jelas.
0,1492525

bilangan rasional

0,14925253939939999.........

bilangan irrasional

0,149262626

bilangan rasional

Dengan menggunakan pendekatan teori himpunan, pernyataan-pernyataan di


bawah ini akan memperjelas penggolongan-golongan bilangan tersebut.
-

Semua bilangan bulat adalah bilangan rasional, tapi tidak semua bilangan

rasional adalah bilangan bulat.


Semua bilangan pecahan adalah bilangan rasional, tapi tidak semua

bilangan rasional adalah bilangan pecahan.


Semua bilangan irrasional adalah bilangan berdesimal, tapi tidak semua
bilangan berdesimal adalalah bilangan irrasional.
Selain jenis-jenis bilangan sebagaimana terurai pada skema di muka,

masih terdapat lagi tiga jenis bilangan yang menyangkut bilangan bulat
positif. Mereka adalah bilangan asli, bilangan cacah, dan bilangan prima.

Bilangan asli ialah semua bilangan bulat positif, tidak termasuk nol.
Jika himpunan bilangan asli dilambangkan dengan notasi N, maka

N =

{1,2,3,4,5,........................ dan seterusnya}.


Bilangan cacah ialah semua bilangan bulat positif atau nol. Jika
himpunan bilangan cacah dilambangkan dengan notasi H, maka : H =
{0,1,2,3,4,5,.............................. dan seterusnya}.
Bilangan prima ialah bilangan asli yang besarnya tidak sama dengan 1
dan hanya habis dibagi oleh dirinya sendiri. Jika himpunan bilangan prima
dilambangkan dengan notasi P, maka : P = {2,3,5,7,.......................................
dan seterusnya}.1
B. Eksponen (Pangkat)
Eksponen adalah perkalian yang diulang-ulang.2 Bentuk umum eksponen,
yaitu:3
an = a x a x a x a x a
sebanyak n faktor
Dengan a bilangan real dan n bilangan asli
Keterangan:
an dibaca a pangkat n
a disebut bilangan pokok atau basis
n disebut pangkat
a. Pangkat Bulat Positif
Yaitu apabila n adalah sebuah bilangan bulat positif dan a bilangan real
maka an didefinisikan sebagai perkalian n faktor yang masing-masing
faktornya adalah a.
Jadi, an = a a a a a,dan a1 = a
1 Dumairy, Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi,
(Yogayakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), hlm.12
2 https://id.wikipedia.org/wiki/Logaritma, diakses pada tanggal 10
Desember 2015
3 http://konsep-matematika.blogspot.co.id/2015/07/bentuk-umumeksponen-atau-perpangkatan.html diakses pada tanggal 10 Desember
2015

Sifat-sifat bilangan dengan pangkat bulat positif


a. Jika m dan n adalah bilangan bulat positif dan aR,
b. Jika aR(a0) dan m dan n adalah bilangan bulat positif, maka:

jika m > n,

jika m < n, 1 jika m = n c. Jika m dan n

adalah bilangan bulat positif dan aR, maka


d. Jika n adalah bilangan bulat positif dan a,bR, maka

e. Jika n adalah bilangan bulat positif dan a,bR, maka


b. Pangkat Bulat Negatif dan nol
1. Pangkat Bulat Negatif
Untuk setiap bilangan real dan bilangan rasional n, berlaku

2. Pangkat Nol
Untuk setiap a bilangan real, dan 0 , maka berlaku
Kaidah-kaidah dasar dalam pemangkatan dan pengakaran:
1. x0 = 1
dengan x 1 , karena 00 = tak terdefinisi
Contoh: 30 = 1
2. 0x = 0

x1

dengan
Contoh: 03 = 0

3. x = x
Contoh : 31 = 3
4. x . x = xa+b
a

Contoh : 32 . 33 = 32+3 = 35
5. (xa)b = xab
Contoh : (32)3 = 32 . 3 = 36 = 729
a
6. (xy) = xa . ya
Contoh : (3 . 4)2 = 32 . 42 = 9 . 16 = 144
a
xa
x
7.
= ya
y

()

Contoh :

3
4

()

32 9
=
42 16

8.

1
a
=x
a
x
Contoh :

9.

atau

1 1
=9
9

xa
1
=x ab = ba
b
x
x
Contoh :

10.

1
2
=3
2
3

a
b

3 2 23 1 1
=3 =3 =
3
3
3

x = x a
3

3
4
Contoh : 2 4 = 2 = 8

11.

a xy=a x . a y
Contoh :

2 3. 4= 2 3 . 2 4=2 2 3=2 3

12.

a x=x a
1

Contoh : 3=3 2
a
b
ab
13. x= x
2
3
2 .3
6
Contoh : 9= 9= 9

14.

x a x
=
y a y

Contoh :

3 2 3 3 1
= = = 3
4 2 4 4 2

Catatan :
Pangkat dua pada tanda akar biasanya tidak dicantumkan, sehingga
cukup dituliskan dengan

x saja.4

C. Logaritma
4 Dumairy, Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi,
(Yogayakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), hlm.29

2 x

Logaritma pada hakikatnya merupakan kebalikan dari proses


pengakaran. Logaritma dari suatu bilangan adalah pangkat yang harus di
kenakan pada bilangan pokok logaritma utuk memperoleh bilangan tersebut.
Dari sekian banyak kemungkinan bilangan pokok yang ada, lazimnya
yang dipakai dalam logaritma adalah bilangan 10 dan bilangan e (=2,718287).
Berdasarkan jenis bilangan pokok yang digunakan ini maka di kenal dua
macam logaritma pertama logaritma persepuluhan atau logaritma Brigg,
sedangkan yang lain logaritma alam atau logaritma Napier.
a = basis
b = bilangancyang dilogaritmakan
a = b alog b = c
c = hasil logaritma
Kaidah-kaidah Logaritma
1. alog ap = p
2. a alog b = b
3. alog x y = alog x + alog y
x
4. alog y = alog x alog y
5.
6.
7.

log xn = nalog x
log a = 1
a
log 1 = 0
1
a
8. log b = blog a atau alog b . blog a = 1
9.

log b . blog c . clog a = 1

Contoh kaidah 1
a)
b)

10

log 100 = 10log 102 = 2


10
log 10000 = 10log 104 = 4

Contoh kaidah 2
a) 10 10log 100 = 10 10log 102 = 102 = 100
b) 10 10log 10000 = 10 10log 104 = 104 = 10000
Contoh kaidah 3
a)

10

b)

10

log (10000) (100)


log (1000) (100)

= 10log 10000 + 10log 100


= 10log 104 + 10log 102
=4+2=6
= 10log 1000 + 10log 1000
= 10log 103 + 10log 102
=3+2=5

Contoh kaidah 4
a)

10

10000
100

b)

10

1000
100

log
log

= 10log 10000 10log 100 = 10log 104 10log 102 = 4 2 = 2


= 10log 1000 10log 100 = 10log 103 10log 102 = 3 2 = 1

Contoh kaidah 5
10

log 1002 = 2 10log 100 = 2 10log 102 = 2 . 2 = 4


log 1003 = 3 10log 100 = 3 10log 102 = 3 . 2 = 6

a)
b)

10

Contoh kaidah 6
10

log 10 = 1, sebab 101 = 10

Contoh kaidah 7
10

log 1 = 0, sebab 100 = 1

Contoh kaidah 8
10

log 100 = 2, sebab 102 = 100

100

log 10 =

1
2

, sebab 1001/2 =

100 = 10

Dengan demikian : 10log 100 . 100log 10 = 2 .

1
2

=1

Contoh kaidah 9
10

log 100 = 2, sebab 102 = 100

100

log 10000 = 2, sebab 1002 = 10000

10000

log 10 =

1
4

4 10000 = 10

, sebab 100001/4 =

Dengan demikian : 10log 100 . 100log 10000 . 10000log 10 = 2 . 2.

1
4

=1

Dengan penulisan logaritma Brigg, angka 10 di depan-sebelah-atas


tanda log dapat dihilangkan, mengingat logaritma Brigg adalah logaritma

persepuluh. Jadi, 10log a cukup dituliskan log a saja, 10log 100 cukup dituliskan
log 100, dan sebagainya.
Dalam hal bilangan di belakang tanda log bukan merupakan bilangan
kelipatan sepuluh berpangkat tertentu, nilainya dapat dicari melalui daftar
logaritma.5
D. Penerapan Ekonomi
Dalam penerapan di bidang ekonomi, teori logaritma biasanya di
gunakan bersama-sama dengan bentuk-bentuk hubungan matematis yang lain
seperti fungsi pagkat, fungsi ekponansi dan deret ukur. Gunanya ialah untuk
menyederhanakan

pemecahan

persoalan

sebab

suatu

bilangn

yang

mengandung pangkat yang terlalu besar akan sukar di cari nilainya bila di
hitung secara langsung, oleh karenanya di terapkan pendekatan logaritma agar
nilai tadi lebih mudah di hitung.
Misal dalam teori nilai uang : jika diketahui P = 1000, i = 0,02 dan n =
50, maka :
Fn = P (1 + i)n
F50

= 1000 (1,02)50

log F50

= log 1000 (1,02)50

log F50

= log 1000 + log 1,0250

log F50

= log 1000 + 50 log 1,02

log F50

= 3 + 50 (0,0086)

log F50

= 3 + 0,43

log F50

= 3,43 F50 = 2691,56


Sebagai penjelasan singkat, Fn = P (1 + i)n adalah

rumus teori nilai uang di mana :


F : nilai di masa depan
P : jumlah sekarang
i : suku bunga per tahun

5 Ibid, hal. 31
6 Ibid, hal. 34

n : jumlah tahun7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam matematika, bilangan dibagi menjadi dua, yaitu
bilangan nyata dan bilangan tidak nyata. Bilangan nyata
terbagi menjadi dua, yaitu bilangan rasional dan bilangan
irrasional. Bilangan nyata terbagi lagi menjadi bilangan
pecahan dan bilangan bulat. Selain itu dalam jenis bilangan yang
menyangkut bilangan bulat positif ada bilangan asli, bilangan cacah, dan
bilangan prima.
Eksoponen atau pangkat terbagi menjadi pangkat bulat positif ,
pangkat bulat negatif, dan nol. Masing-masing memiliki sifat-sifat yang
berbeda.
Logaritma pada hakikatnya merupakan kebalikan dari proses
pengakaran. Logaritma ada dua macam yaitu logaritma Brigg dan logaritma
Napier.
Dalam penerapan di bidang ekonomi, teori logaritma dipakai untuk
menyederhanakan pemecahan persoalan agar lebih mudah dihitung.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, tentunya makalah ini
masih banyak kekurangan serta kesalahan-kesalahan baik itu tata cara penulis
ataupun pembahasan di dalamnya. Untuk itu segenap kritik dan saran sangat
penulis harapkan dari pembaca sekalian demi tersempurnanya makalah kami
berikutnya. Terima kasih.

7 Ibid, hal. 24

10

DAFTAR PUSTAKA
Dumairy. 2003. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
http://konsep-matematika.blogspot.co.id/2015/07/bentuk-umum-eksponen-atauperpangkatan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Logaritma

11

Anda mungkin juga menyukai