Anda di halaman 1dari 66

OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN

METODE RESOURCES LEVELLING


MENGGUNAKAN BANTUAN MICROSOFT PROJECT 2007
(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan
PGSD Kleco FKIP UNS)
OPTIMIZING HUMAN RESOURCES USING RESOURCES LEVELLING
METHOD THROUGH THE USE OF MICROSOFT PROJECT 2007
(A Case Study of Lecture Room Construction Project And Library, Kleco FKIP
PGSD UNS)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universttas Sebelas Maret
Surakarta

Disusun oleh:

RAMA PUTRA KELANA


NIM I 0105111

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat waktu
awal dan waktu akhir dengan tujuan mewujudkan gagasan menjadi bentuk fisik
atau bangunan. Sejalan dengan makin majunya peradaban manusia maka makin
kompleks dan canggih proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan
mans, materials, money, machines, method sehingga terjadi suatu kegiatan yang
menghasilkan bentuk fisik berupa bangunan. Sementara itu kebutuhan akan alatalat produksi, barang konsumsi, maupun jasa pada kehidupan masyarakat makin
meningkat jumlah maupun mutunya.

Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting, karena seringkali
penyediaannya terbatas, baik karena faktor kualitas maupun hal-hal lain.
Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan
membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Setelah lama mereka
bergabung dengan proyek tidak mudah untuk melepas dan memanggil kembali
untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan yang tersedia. Sedangkan
menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya yang dipandang tidak
efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi fluktuasi keperluan
yang tajam (Iman Soeharto ,1997:222).

Fluktuasi sumber daya manusia, menyebabkan permasalahan dalam penjadwalan


konstruksi. Karena itu, perlu dikembangkan suatu teknik perataan sumber daya
manusia untuk meminimalkan penyimpangan antara kebutuhan sumber daya
manusia dan profil sumber daya manusia yang diinginkan. Permasalahan optimasi
perataan sumber daya manusia merupakan masalah yang sudah umum dan telah
dipelajari dalam waktu yang lama, namun perlu dicari metodologi atau

pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini telah berkembang beberapa
solusi alternatif yang ditawarkan. Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk
memecahkan permasalahan optimasi perataan sumber daya manusia, antara lain
dengan menggunakan metode Resouces Leveling. Perataan sumber daya manusia
(Resources Leveling) merupakan kegiatan untuk meminimalkan fluktuasi
penggunaan sumber daya manusia dalam keseluruhan aktivitas proyek. Prinsipnya
adalah dengan menggeser aktivitas-aktivitas non kritis dalam waktu tenggang
yang tersedia. Karena perataan sumber daya manusia hanya diterapkan pada
aktivitas-aktivitas non kritis, lintasan kritis tetap tidak diganggu, dan durasi
proyek tidak berubah. Perataan sumber daya manusia (Resources Leveling)
merupakan suatu teknik penjadwalan yang valid yang dapat digunakan pada
proyek-proyek konstruksi, sehingga teknik ini merupakan teknik yang efisien
dalam merencanakan penggunaan tenaga kerja.

Kemajuan pesat disegala bidang khususnya dibidang aplikasi komputer telah


meningkatkan kegunaan dan daya guna metode jaringan kerja yang pada dasarnya
memang memerlukan dukungan suatu perangkat yang mampu memproses data
dan melakukan perhitungan-perhitungan dalam jumlah besar, cepat dan akurat.
Dengan demikian, teknik dan metode jaringan kerja dapat dikembangkan
sedemikian jauh sehingga sesuai untuk merencanakan, menyusun jadwal dan
mengendalikan suatu proyek yang kompleks, berukuran kecil sedang maupun
besar dengan ribuan kegiatan. Ini berarti secara potensial akan menambah
efektifitas penyelenggaraan proyek (Iman Soeharto, hal 182 th 1997)

Bertolak dari permasalahan tersebut penulis akan melakukan penelitian tentang


bagaimana perencanaan alokasi sumber daya manusia dapat diterapkan pada
Proyek Pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP
UNS.

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut :
1. Bagaimana

mendapatkan

histogram

sumber

daya

yang

ideal

mempertimbangkan durasi waktu proyek dengan metode Resources


Leveling.
2. Bagaimana alokasi sumber daya yang efektif, mempertimbangkan
keterbatasan sumber daya manusia yang tersedia.

1.3.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui cara mendapatkan histogram alokasi sumber daya manusia
yang ideal dalam pelaksanaan suatu proyek berdasarkan waktu dan sumber
daya yang ada.
2. Untuk mengetahui perbedaan jadwal alokasi sumber daya manusia sebelum
dan sesudah melalui proses resources leveling menggunakan aplikasi
Microsoft Office Project 2007.

1.4.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :


1. Memberi gambaran mengenai perencanaan alokasi sumber daya manusia
dengan metode Resources Levelling menggunakan aplikasi Microsoft Office
Project 2007.
2. Membantu kepada pelaku jasa pelaksana konstruksi dalam menyusun jadwal
alokasi sumber daya tenaga kerja agar tidak menyulitkan pelaksana dalam
mencari dan mengalokasikan kebutuhan sumber daya manusia.
1.5.

Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah

Agar diperoleh hasil sesuai tujuan penelitian, tinjauan dibatasi pada :

1. Data proyek yang dianalisa adalah Proyek Pembangunan Gedung R.Kuliah


dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap 1, namun menggunakan
data harga upah dan bahan dari Harga Satuan Dasar (HSD) Dan Harga Satuan
Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung Dan
Perumahan Kota Surakarta Tahun 2009.
2. Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP
UNS Tahap 1 terletak di Jln.Slamet Riyadi No 449 ,Surakarta. Untuk lebih
jelasnya, keadaan site dan letak lokasi dapat dilihat pada Gambar Lokasi

rah

RS. PANTI WALUYO

ke a

POLWIL
SURAKARTA
KOREM
SURAKARTA

term

inal

Proyek Pembangunan berikut:

JL.SLAM ET RIYADI

arah Kartosuro

Pos Polisi

SMP Batik Ska


SOLO SQUARE

FKIP PGSD KLECO UNS

Lokasi Proyek

Pemukiman

Gambar. 1.1 Lokasi Pembangunan Proyek


3. Penggunaan sumber daya dan waktu kerja berdasar jam kerja normal dengan 7
jam kerja sehari dimulai pada pukul 08.00 sampai 16.00, dengan waktu
istirahat 1 (satu) jam pada pukul 12.00 hingga pukul 13.00. Dalam satu
minggu berlaku 6 hari kerja. Apabila ada tambahan kerja pada hari minggu
dihitung lembur.

4. Sumber daya yang diteliti adalah manusia atau tenaga kerja.


5. Proses perencanaan alokasi sumber daya manusia menggunakan metode
Resources Levelling dengan bantuan aplikasi Microsoft Office Project 2007.

1.6.

Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjuan Pustaka


Bab ini terdiri kajian pustaka yang mengulas tentang penelitian sebelumnya yang
pernah dilakukan serta landasan teori yang memuat teori-teori yang digunakan
dalam lingkup tugas akhir ini, diantaranya adalah penggunaan analisa SNI dalam
perencanaan tenaga kerja, perataan tenaga kerja (Resouces Levelling) metode trial
and error, produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI

Bab III : Metodologi Penelitian


Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, teknik pengumpulan data,
tahapan dan prosedur penelitian, serta diagram alir penelitian

Bab IV : Analisis Data


Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data. Dalam bab inilah akan
dijelaskan tentang pengolahan serta analisis data penelitian ini.

Bab V : Kesimpulan dan Saran


Akhir dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan dan saran yang nantinya
diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua kalangan yang akan atau sudah
berkecimpung dalam bidang usaha konstruksi.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1.

Kajian Pustaka

Analisa SNI merupakan pembaharuan analisa BOW dalam membuat analisa harga
satuan untuk penawaran kontrak. Pada pelaksanaannya di lapangan, kontraktor
membuat penawaran dengan analisa SNI namun tidak diimplementasikan pada
pelaksanaan. Di lapangan menggambarkan penyediaan tenaga kerja dilakukan
hanya berdasarkan perkiraan kebutuhan dan pengalaman kontraktor pada proyekproyek sebelumnya (Yuni Arrosidah:2008).

Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Gedung FKIP Tahap
I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam perencanaan
sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih sedikit daripada
lapangan. Jumlah tenaga kerja riil di lapangan adalah 4943 orang. Namun prestasi
fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal ini menunjukkan bahwa
produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya tenaga kerja berdasarkan
perhitungan SNI adalah Rp.87.737.500,00 sedang biaya yang dikeluarkan
kontraktor adalah Rp.100.276.500,00. Jadi selisih biaya tenaga kerja berdasarkan
SNI adalah Rp. 12.345.500,00 terhadap tenaga kerja dilapangan. Tenaga kerja
berdasarkan perencanaan SNI mampu menyelesaikan volume rencana dengan
jumlah tenaga kerja lebih sedikit dari lapangan dalam waktu sama dengan waktu
pelaksanaan lapangan yaitu 120 hari sehingga histogram yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai dasar untuk menyediakan tenaga kerja selama pelaksanaan
proyek (Yuni Arrosidah:2008).

Dari hasil analisis dimana proyek yang digunakan sebagai studi kasus adalah
Proyek Pembangunan Gedung F.MIPA Tahap V yang berlokasi dikampus UNS
Surakarta, dapat disimpulkan bahwa dengan proses perataan dapat dihasilkan
histogram sumber daya manusia dengan fluktuasi yang lebih kecil. Sedangkan
histogram penggunaan tenaga kerja yang didapat dari laporan pengawas
membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat laporan pengawas
membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat selama berlangsungnya
proyek jauh lebih sedikit daripada jumlah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan
analisa SNI (Miftahudin.2007)

Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Perluasan Kantor
Pusat Tahap I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam
perencanaan sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih
kecil daripada secara riil dilapangan. Jumlah tenaga kerja perencanaan
berdasarkan SNI adalah 3341 orang sedangkan tenaga kerja riil dilapangan adalah
6433 orang. Namun prestasi fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal
ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya
tenaga kerja berdasarkan perhitungan SNI adalah Rp. 97.112.500,00 sedangkan
biaya yang dikeluarkan kontraktor adalah Rp.188.115.000,00. Jadi selisih biaya
tenaga kerja berdasarkan SNI adalah Rp. 91.002.500,00 terhadap tenaga kerja
dilapangan. Tenaga kerja berdasarkan perencanaan SNI mampu menyelesaikan
volume rencana dengan jumlah tenaga kerja lebih kecil dari lapangan dalam
waktu yang sama dengan waktu pelaksanaan dilapangan sehingga histogram yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyediakan tenaga kerja selama
pelaksanaan proyek (Emilla Melati.2008)

Dari segi penggunaan sumber daya perencanaan dapat diartikan sebagai memberi
pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan
kegiatan, sedangkan pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah
dilakukan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan
penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien (Iman Soeharto:1997:107)

Tenaga kerja merupakan sumber daya yang seringkali tidak mudah didapat, mahal
dan menimbulkan banyak persoalan. Untuk itu diperlukan perencanaan yang
masak mulai dari memperkirakan jumlah total tenaga kerja jenis dan jumlah
masing-masing disiplin dan keahlian, jumlahnya pada masing-masing tahap
kemajuan proyek dan lain sebagainya. Demikian juga perlu mengkaji besarnya
tenga yang tersedia di daerah lokasi proyek, perlukah diadakan latihan untuk
meningkatkan keterampilan tenaga kerja tersebut, atau lebih baik mendatangkan
dari daerah lain (Iman Soeharto.1995:115)

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber
daya adalah usaha pemakaian secara efisien. Di sini yang akan ditinjau adalah
sumber daya yang berbentuk tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu
sumber daya yang penting, karena seringkali penyediaannya terbatas, baik karena
faktor kualitas maupun hal-hal lain. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga
kerja memerlukan biaya mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum mereka
siap pakai. Setelah lama mereka bergabung dengan proyek tidak mudah untuk
melepas dan memanggil kembali untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan
yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya
yang dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi
fluktuasi keperluan yang tajam (Iman Soeharto ,1997:222).

10

2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Penjadwalan Proyek


Penjadwalan merupakan alat mutlak yang diperlukan guna menyelesaikan suatu
proyek. Untuk proyek berskala kecil, yang hanya memiliki beberapa kegiatan,
umumnya penjadwalan hanyalah dibayangkan saja (di dalam kepala atau pikiran)
sehingga penjadwalan tidak terlalu mutlak dilakukan. Akan tetapi berbeda
masalahnya pada proyek berskala besar, dimana jumlah kegiatannya yang sangat
besar serta rumitnya ketergantungan (keterkaitan) antar kegiatan sehingga tidak
mungkin lagi bila hanya diolah didalam pikiran. Penjadwalan dan kontrol menjadi
rumit dan sangat penting supaya kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien.

Unsur utama penjadwalan adalah peramalan (forecasting). Perlu disadari bahwa


perubahan-perubahan yang dapat saja terjadi di masa mendatang sehingga akan
mempengaruhi pola rencananya sendiri.

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Jadwal


Sebelum proyek dimulai sebaiknya seorang manager yang baik terlebih dahulu
merencanakan jadwal proyek. Tujuan perencanaan jadwal adalah :
1. Mempermudah perumusan masalah proyek
2. Menentukan metode atau cara yang sesuai
3. Kelancaran kegiatan lebih terorganisir
4. Mendapatkan hasil yang optimum
Manfaat perencanaan tersebut bagi proyek adalah :
1. Mengetahui keterkaitan antar kegiatan
2. Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegitan kritis)
3. Mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus
menyelesaikannya

2.2.3. Perkembangan Penjadwalan Proyek

11

Diperkenalkannya diagram batang adalah untuk mengidentifikasikan unsur waktu


dan urutan dalam perencanaan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu selesai dan
waktu pelaporan. Network analysis sebenarnya adalah perbaikan dari metode
diagram

batang.

Metode

tersebut

menyajikan

secara

jelas

hubungan

ketergantungan antara bagian kegiatan dengan kegiatan lain, dan kegiatan yang
tidak perlu tergesa-gesa. Metode Network analysis tersebut mengalami
penyempurnaan secara bertahap, yaitu PERT, CPM, PDM dan terakhir
penjadwalan dengan komputer.

2.2.3.1.

Bar Chart

Bar chart atau lebih dikenal diIndonesia sebagai diagram batang mula-mula
dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt

pada tahun 1917.

Metode tersebut bertujuan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan untuk


merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan
waktu pelaporan.

Aturan Bar Chart


Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom terdapat urutan
kegiatan yang disusun secara bergantian. Baris menunjukkan periode waktu yang
dapat berupa jam, hari, minggu ataupun bulan. Penggambaran bar (batang) pada
setiap baris kegiatan akan menunjukkan waktu mulai dan waktu selesainya
kegiatan.

2.2.3.2.

Kurva S

Pada proyek yang tidak banyak kegiatannya, metode bar chart sering digunakan.
Penggunaannnya digabungkan dengan kurva S sebagai pemantauan biaya. Disebut
kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S. hal tersebut terjadi karena
pada awal proyek (kegiatan persiapan) besarnya kegiatan yang dikeluarkan per
satuan waktu cenderung rendah, kemudian meningkat cepat pada pertengahan
proyek (kegiatan konstruksi), dan menurun rendah kembali pada akhir proyek
(penyelesaian akhir).

12

Persiapan

Persiapan

Persiapan

Gambar 2.1. Kurva S

Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif


terhadap sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Kemajuan
kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang tidak dikerluarkan oleh
proyek.

Pembandingan

kurva

rencana

dengan

kurva

pelaksanaan

memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai,


lambat, ataupun dapat lebih dari yang direncanakan. Bobot kegiatan adalah nilai
persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan
prouek tersebut.

Rumus bobot kegiatan =

Harga kegiatan

x 100 %

Harga total kegiatan


Keunggulan dan Kelemahan
Keunggulan penggunaan bar chart pada system penjadwalan adalah mudahnya
dibaca dan dimengerti oleh seluruh level baik pelaksana sampai manajer kerena
bentuk grafisnya yang sangat sederhana. Pada awal proyek di mana banyak terjadi
perubahan-perubahan rencana, bar chart sangat cocok digunakan karena pada
proses pembuatannya sangat mungkin dilakukan revisi berkali-kali.

Kelemahan bar chart terletak pada kurangnya penjelasan akan keterkaitan antar
kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan informasi mengenai

13

akibat-akibat yang akan terjadi bila ada suatu perubahan. Walaupun memiliki
kelemahan, bar chart tetap merupakan suatu penjadwalan proyek yang baik.

2.2.3.3.

PERT

Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office yaitu biro proyekproyek khusus angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1957. PERT merupakan
singkatan dari Program Evaluation and Review Teknique atau teknik menilai dan
meninjau

kembali

program.

PERT

pada

prinsipnya

adalah

hubungan

ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan dalam bentuk


diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian kegiatan mana
yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya pekerjaan.

Aturan PERT
Untuk membuat jaringan kerja kita harus mengetahui semua kegiatan yang terjadi
pada suatu proyek, waktu (durasi) setiap kegiatan, dan ketergantungan antar
kegiatan (kegiatan pendahulu/predecessors dan kegiatan pengikut/sukccessors).
Urutan-urutan logis seluruh proyek harus diketahui dengan baik. Setiap kegiatan
harus diketahui kegiatan pendahulu serta kegiatan pengikutnya. Dengan demikian
jaringan kerja dapat terbentuk dari awal proyek sampai dengan akhir proyek.

Keunggulan dan Kelemahan


Dibandingkan dengan bar chart, metode PERT memiliki beberapa keunggulan ,
yaitu

berupa

hubungan

ketergantungan

kegiatan

yang

logis

sehingga

memungkinkan proyek dapat dikendalikan dan dikerjakan dengan prosedur yang


jelas. Apabila ada suatu proyek yang terganggu, maka kita dapat mengetahui
pengaruhnya terhadap kegiatan yang lain.

Walaupun metode tersebut memiliki keunggulan akan tetapi metode tersebut juga
memiliki kelemahan. Kelemahannya terletak pada cara pembacaan, tidak semua

14

level menajemen dapat membaca/memahami dan dapat mengetahui kegiatan


mana yang memerlukan perhatian penuh agar proyek tersebut dapat selesai
rencana.

2.2.3.4.

CPM

Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company (USA)


memecahkan kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi dengan menemukan
metode Critical Path Methode (CPM). Perbedaan mendasar antara metode ini
dengan PERT adalah dalam penentuan perkiraan waktu, CPM dapat
memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan
dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan
dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat perhatian
pengawasan yang cermat agar kegiatan dapat selesai sesuai rencana.

Metode tersebut lebih dikenal dengan istilah lintasan kritis. Lintasan kritis adalah
untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-kegiatan yang tingkat kepekaannya
tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan.

Aturan CPM
Metode tersebut memiliki istilah-istilah dan symbol-simbol yang sedikit berbeda
dengan PERT, yaitu :
Tanda (simbol)
Anak panah (arrow), kegiatan (activity),job
Ada tiga jenis anak panah :
Anak panah biasa menunjukkan suatu kegiatan yang dapat
dikerjakan secara manual
Anak panah tebal menunjukkan suatu kegiatan yang harus menjadi
perhatian (kritis)

15

Anak panah putus-putus menunjukkan kegiatan dummy


Lingkaran kecil (node), kegiatan/peristiwa event.
No

EET

Pada node CPM terbagi tiga bagian yang terdiri dari nomor
LET

node, EET (Earlies Event Time), dan LET (Latest Event


Time).

5
16

A=5

24
24

C=6

D=2

33
33

G=9

35
47

K=2

L=3

F=6
I = 12

18

0
B = 10

18

10

E=8

50
50

H = 11

10

45

J=5

45

Gambar 2.2. Contoh Metode CPM

Keunggulan dan Kelemahan


CPM tidak jauh berbeda dengan PERT, akan tetapi CPM lebih baik karena CPM
dapat mengontrol keterlambatan kegiatan. Seperti halnya PERT, CPM memiliki
kelemahan pada cara pembacaan bagi level manajemen tingkat bawah. Masih
banyak penjadwalan yang menggunakan dummy yang sering membingungkan
pembacaan. Selain itu juga CPM masih menggunakan aturan ketergantungan
kegiatan selesai mulai, artinya suatu kegiatan harus selesai terlebih dahulu baru
kemudian dapt dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya.
2.2.3.5.

PDM

16

Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W.Fondahl dari


Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. Selanjutnya dikembangkan
oleh perusahaan IBM. PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi
empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan tidak memerlukan kegiatan dummy.Pada PDM sebuah kegiatan baru
dapat dimulai tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping).

Aturan PDM
PDM metode yang digunakan adalah Activity on Node (AON) di mana tanda
panah hanya menyatakan keterkaitan antara kegiatan. Kegiatan dari peristiwa
pada PDM ditulis dalam bentuk node yang berbentuk kotak segi empat.
No. & Nama Kegiatan

Nomor Urut
E
S

Nama
kegiatan

Waktu
Penyelesaian (D)

E
S

L
S

Nama
kegiatan

Waktu
Penyelesaian

L
F

ES/LS
EF/LF

FF
TF

Waktu Penyelesaian
(D)

No. & Pekerjaan


ES
EF

Nama
kegiatan

FF

EF
LF
TF

Gambar 2.3. Node Kegiatan PDM


Notasi yang digunakan dalam node kegiatan PDM yaitu :

Durasi (D) adalah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

Earliest Start (ES) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut dilaksanakan

Earliest Finish (EF) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut diselesaikan

Latest Start (LS) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut dilaksanakan

Latest Finish (LF) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut diselesaikan

Free Float (FF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu
kegiatan tanpa mempengaruhi waktu awal kegiatan berikutnya

Total Float (TF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu
kegiatan tanpa memperhitungkan akhir proyek.

17

Rumus :
EF = ES + D
LS = LF D
FF = ES(i) EF(j)
TF = LF EF
Keunggulan dan Kelemahan
Pada PDM sebuah kegiatan dapat dikerjakan tanpa menunggu kegiatan
pendahulunya selesai 100%, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang
tindih (overlapping). Walaupun penggunaan PDM lebih logis dibandingkan
dengan metode yang lainnya, akan tetapi penggambaran masih dalam bentuk
network yang hanya dapat dibaca/dimengerti oleh level manajemen tertentu saja.
Penggunaan PDM saat ini sudah sangat popular, terutama perhitungannya yang
sekarang telah dikomputerisasikan.

2.2.4. Alokasi Sumber Daya


Perencanaan/penjadwalan

waktu

proyek

dan

keberhasilan

pelaksanaanya

ditentukan oleh perencanaan alokasi ketersediaan sumber daya (resources) proyek.


Perencanaan tersebut meliputi :
1. Perencanaan penyediaan dan alokasi tenaga kerja (SDM)
2. Perencanaan penyediaan material
3. Perencanaan penyediaan peralatan
4. Perencanaan penyediaan dan alokasi dana / keuangan (Cash Flow)
Dalam penelitian ini secara lebih khusus pembahasan diarahkan pada perencanaan
penyediaan dan alokasi tenaga kerja. Dalam suatu proyek,tenaga kerja yang
digunakan memiliki porsi biaya yang terbesar. Oleh karena itu, sudah merupakan
keharusan bagi seseorang pimpinan atau manajer proyek untuk memerhatikan
dengan cermat hal tersebut agar tidak terjadi pemborosan.

18

Setelah selesai menyusun jadwal seringkali hasil yang didapatkan jauh dari
memuaskan. Padahal jadwal yang baik adalah jadwal yang kegiatannya tersusun
dengan ketergantungan yang baik dan memiliki jadwal sumber daya yang baik
pula. Contoh berikut adalah grafik sumber daya yang kurang baik :
Jmh Tenaga
50
40
30
20
10
0

Waktu
Gambar 2.4 Grafik Sumber Daya
Dikatakan tidak baik karena pada periode pertama kebutuhan akan tenaga
kerjanya besar yaitu 50 orang. Namun, pada periode kedua, kebutuhannya sedikit
yaitu 30. Dengan demikian, ada kelebihan sumber daya sebanyak 20 orang. Untuk
menghindari pemborosan biaya tenaga, kelebihan pada periode pertama
diberhentikan karena tidak mungkin tidak bekerja tapi tetap dibayar. Namun pada
periode ketiga kembali kebutuhan tenaganya meningkat. Tentu saja hal tersebut
tidak dapat dibenarkan karena tenaga kerja yang telah diberhentikan belum tentu
mau bekerja kembali atau mungkin sudah bekerja ditempat lain sehingga terjadi
kekurangan sumber daya (kebutuhan 40 orang yang tersedia pada periode
sebelumnya sebanyak 30).

Kondisi

sumber daya

yang naik

turun atau

fluktuasi

tersebut

tidak

menguntungkan. Dengan kondisi demikian, perusahaan hanya memiliki dua


pilihan, yaitu memindahkan tenaga kerja kelebihan tersebut ke proyek lain yang
membutuhkannya atau menanggung kerugian karena tetap membayar tenaga kerja
tersebut selama tanpa tugas.

19

Grafik yang terbaik adalah apabila jumlah tenaga kerja meningkat dari awal
proyek atau rata atau banyak, kemudian sedikit demi sedikit kemudian meningkat,
dan kembali sedikit sampai akhir proyek. Seperti grafik-grafik ideal berikut ini :

Jmh Tenaga

Jmh Tenaga

50
40
30
20
10
0

50
40
30
20
10
0

Waktu

Jmh Tenaga

Waktu

Jmh Tenaga

50
40
30
20
10
0

50
40
30
20
10
0

Waktu

Waktu

Gambar 2.5. grafik-grafik ideal Sumber Daya Tenaga Kerja


Untuk mendapatkan grafik tenaga kerja yang baik, kita dapat mengatur atau
menyesuaikan kembali jadwal kegiatan. Kegiatan yang berada pada jalur kritis
jangan diganggu karena akan manyebabkan bertambahnya waktu akhir proyek.
Penyesuaian hanya dilakukan pada kegiatan tidak kritis, itupun hanya dengan
memundurkan atau memajukan sesuai dengan waktu tunda (float). Waktu tunda
sebenarnya itu yang menentukan derajat fleksibilitas yang dapat dimanfaatkan
perencana dalam usaha meratakan penggunaan tenaga kerja.

20

2.2.5. Histogram Kebutuhan Sumber Daya


Histogram kebutuhan sumber daya merupakan gambaran mengenal penetapan
kebutuhan tenaga kerja setiap harinya. Langkah-langkah dalam menyusun
histogram kebutuhan sumber daya adalah sebagai berikut :
a. Menghitung Produktivitas
Produktivitas tenaga kerja adalah besarnya volume pekerjaan yang dihasilkan oleh
seorang tenaga kerja atau oleh suatu regu tenaga kerja selama periode tertentu.
Rumus dasar produktivitas adalah :
Produktivitas tenaga kerja =

Volume pekerjaan
Kurun waktu pekerjaan

Produktivitas dapat dihitung melalui harga borongan pekerjaan dan upah harian
tenaga kerja. Rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut :
Produktivitas per kelompok kerja (rPr) =

Upah hatian per kelompok TK


Harga borongan satuan pekerjaan

(Robert B.Harris, Journal of Contruction and Management. July/August


1998,p.271 dalam skripsi Desy Haryanti 2002:30)
b. Menghitung Durasi
Durasi kegiatan dapat ditentukan dengan cara perkiraan, bergantung pada
pengalaman. Semakin besar pengalaman semakin akurat dan logis durasi yang
ditentukan. Selain itu, durasi dapt dihitung dengan pendekatan teoritis yaitu
berdasarkan logika perhitungan berdasarkan volume pekerjaan dan produktivitas
tenaga kerja dalam satuan waktu tertentu. Selanjutnya untuk menghitung durasi
hari digunakan rumus sebagai berikut :
VpA
rPrA

TA=
Dimana :
TA

= durasi kegiatan

rPrA = Resource production rate untuk kegiatan A (vol/hari)

21

VpA = volume kegiatan A


Setelah diketahui besarnya produktivitas yang harus dicapai per hari diketahui
durasi yang diinginkan maka dapat dihitung jumlah tenaga kerja per hari.

2.2.6. Batas Maksimum Penggunaan Tenaga Kerja


Keperluan rata-rata tenaga kerja sebagai batas normal penggunaan tenaga kerja
dan keperluan tenaga kerja puncak sebagai batas maksimum penggunaan tenaga
kerja per hari. Nilai batas normal dan batas maksimum dihitung berdasar jenis
tenaga kerja masing-masing dalam hal ini pekerja, mandor, tukang kayu, tukang
batu, dan tukang besi. Rumus perhitungan sebagai berikut :
Keperluan tenaga kerja rata-rata/hari =

Jumlah total keperluan tenaga kerja


Total hari kerja efektif

Keperluan tenaga kerja puncak = 1,7 x keperluan tenaga kerja rata-rata/hari


(Bahan Bacaan Pendidikan dan Pelatihan Manajemen (PPM), 1992:2578 dalam
skripsi Desy Haryanti 2002:32)

2.2.7. Perataan Penggunaan Sumber Daya (Resources Leveling)


Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber
daya adalah usaha memakainya secara efisien. Tenaga kerja yang sudah
bergabung tidak mudah untuk dilepas dan dipanggil kembali sesuai dengan naik
turunnya pekerjaan. Oleh karena itu diusahakan jangan terjadi keperluan yang
naik turun secara tajam, untuk mengatasinya dengan meratakan sumber daya
(resoueces leveling)
Pemerataan sumber daya dapat dikerjakan dengan cara grafis yaitu menggambar
jadwal kegiatan dalam bentuk (barchart). Sumber daya yang dibutuhkan untuk
setiap kegiatan dijumlah kebawah dalam satu satuan waktu. Mencari jalur kritis
dan float jarigan kerja kemudian komponen kegiatan nonkritis diatur dengan

22

menggeser-geser (sebatas float

yang tersedia) dan mangusahakan kebutuhan

sumber daya untuk tidak terjadi flustuasi yang tajam.


Ada 2 metode untuk melakukan perataan sumber daya manusia (resources
leveling) pada Microsoft Project, yaitu :
1. Trial-and-error approach
2. Blok Schedule

a.

Trial-and-error approach

Hal yang pertama-tama dilakukan saat melakukan perataan menggunakan


pendekatan trial-and-error adalah menggambar jadwal kegiatan dalam bentuk
diagram balok ( barchart ) yang dimulai dari kegiatan-kegiatan kritis di bagian
atas. Sumber daya yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan dijumlah kebawah dalam
satu satuan waktu. Sumber daya untuk kegiatan kritis yang telah dijumlahkan
tersebut berada pada baris terpisah dibawah barchart. Langkah berikutnya adalah
dengan cara mencoba-coba menggeser-geser kegiatan nonkritis diantara EST dan
LST sampai didapat fluktuasi minimum atau pola tertentu pada diagram
penggunaan SDM (Miftachudin:2007,Surakarta).
Namun cara tersebut bila penelitian dilakukan secara manual tanpa bantuan
program, sedang dalam Microsoft Project sendiri sudah ada fasilitas untuk
melakukan Resources Levelling yang dilakukan trial pada MS.Project adalah pada
batasan maksimum unit jumlah tenaga yang tersedia di resources sheet. Dengan
mengubah-ubah nilai batasan maksimum kemudian dilakukan Resouces Levelling
maka akan diperoleh beberapa Histogram Sumber Daya setelah itu dipilih
histogram yang paling ideal.

b. Blok Schedule
Keterbatasan sumber daya yang terampil seringkali menjadi kendala tersendiri
dalam menyususn kebutuhan sumber daya. Selain keterbatasan sumber daya yang
ada, yang sering juga terjadi adalah keterbatasan ruang atau area kerja sehingga

23

tidak memungkinkan sumber daya dengan jumlah yang banyak. Penyusunan


grafik sumber daya yang baik dapat juga dilakukan dengan membuat blok
schedule. Misal untuk sebuah kegiatan yang jumlah total kebutuhan tenaga adalah
60 orang, dengan durasi 4 hari, maka per harinya 60/4 atau 15 orang per harinya.
15

15

15

15

= 60 orang

Namun yang sering terjadi di lapangan adalah keberadaan tenaga kerja yang pada
awalnya tidak tersedia secara lengkap sehingga pembagian tenaga kerja tidak
memungkinkan untuk merata seperti diatas. Misalnya tenaga kerja yang akan
dipekerjakan didatangkan dari tempat lain (dari kampung), pada hari :
1. Pertama, tenaga kerja yang datang hanya 5 orang sehingga hanya 5 orang
yang bekerja pada hari pertama.
2. Kedua, datang lagi 5 orang sehingga sampai pada ahri kedua jumlah yang
bekerja 10 orang
3. Ketiga, datang 10 orang lagi sehingga pada hari ketiga yang bekerja 20
orang
4. Keempat, datang lagi 5 orang sehingga berjumlah 25 orang.
Penyusunan sumber dayanya adalah sebagai berikut :

10

20

25

= 60 orang

Terlihat jumlah total kebutuhan tenaga kerjanya adalah sama, yaitu 60 orang
dengan durasi yang sama yaitu 4 hari. Perbedaannya adalah pada jumlah tenaga
kerja yang bekerja per harinya sehingga jumlah produktivitasnya per harinya
berbeda.

24

15

15

15

15

Menjadi
5

10

20

25

Dalam penelitian kali ini kedua metode akan digunakan dan dipilih hasil
histogram sumber daya yang paling ideal.
2.2.8. Penggunaan Microsoft Project
Microsoft Project memang ditujukan untuk manajemen proyek sehinggga pada
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang manajemen proyek saja yang
mengenal program Microsoft Project ini secara mendalam, Microsoft Project
merupakan suatu program komputer yang banyak digunakan untuk menyusun
rencana kerja sebuah proyek konstruksi. Project atau dalam bahasa sehari-hari
disebut dengan proyek merupakan suatu rangkaian kerja yang dimulai dari tahap
perencanaan sampai pada tahap akhir. Hal-hal yang perlu dilakukan bila memiliki
sebuah proyek adalah :
1. Melakukan perencanaan dan penjadwalan, serta pelibatan pihak-pihak
yang berkompeten dalam proyek tersebut.
2. Setelah itu masuk ke dalam proses penentuan jenis-jenis pekerjaan
(Task),sumber daya yang diperlukan (Resources) baik sumber daya
manusia maupun material,biaya yang diperlukan (cost), juga jadwal kerja
(schedule) kapan pekerjaan dimulai dan kapan pekerjaan sudah harus
selesai. Jika semua hal tersebut telah ditentukan dandisetujui oleh semua
pihak maka kita telah mempunyai rencana dasar (Baseline).
3. Selanjutnya rencana tersebut harus dijalankan dan perkembangannya harus
terus dipantau dalam sebuah tahapan Tracking. Apabila pekerjaan belum
selesai maka harus dilakukan penjadwalan ulang (Rescheduling).
Dengan Microsoft Project dapat memperoleh rincian seluruh komponen kerja
secara detail.

25

2.3.

Kerangka Pikir
Mulai

Latar Belakang:
Perencanaan kebutuhan sumberdaya proyek menunjang keberhasilan proyek.
Kegiatan proyek selalu berubah-ubah jenis dan intensilasnya sehingga
mengakibatkan kebutuhan sumber daya mengalami fluktuasi.

Objek permasalahan :
kesesuaian rencana kebutuhan sumberdaya proyek dengan implementasi proyek
menghindari fluktuasi histogram kebutuhan tenaga kerja
keefektifan kebutuhan tenaga keria hasil perataan

data Pelaksana

Mengumpulkan data

data Pengawas

- RAB
- Daftar harga upah dan bahan
- Gambar Kerja
- Time Schedule

Menyusun jaringan kerja (Network planning)


- Identifikasi & mengelompokkan jenis pekerjaan
- Hubungan ketergantungan
- Menghitung produktivitas dan durasi
- Perhitungan diagram jaringan kerja

Laporan Harian dan Mingguan


Proyek

Menyusun histogram tenaga kerja

Proses Levelling dengan MS.Project 2007

Tidak
Histogram tenaga
kerja ideal
setelah levelling

Ya

Pembahasan

Kesimpulan

Histogram tenaga kerja riil

26

Selesai

Gambar 2.6. Kerangka Berpikir

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Metode Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menganalisa kembali pengendalian tenaga kerja


dengan metode Resources Levelling. Metode menggunakan bantuan aplikasi
Microsoft Office Project 2007 yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif, penelitian yang menggambarkan kondisi proyek tertentu
dengan analisis data-data yang ada. Analisis data menggunakan metode analitis
dan deskriptif. Analitis berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan. Sedangkan deskriptif
maksudnya adalah dengan memaparkan masalah-masalah yang sudah ada atau
tampak serta kesimpulan dari hasil analisis.

3.2.

Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga


kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk mendukung analisa tersebut,
penulis mengambil contoh sebagai studi kasus yaitu Proyek Pembangunan
Gedung Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Surakarta Tahap 1.
Untuk mempermudah analisis diperlukan data-data yang berkaitan langsung
dengan proyek tersebut. Data-data tersebut antara lain :
1. Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penawaran dan Pelaksanaan
2. Daftar harga upah dan bahan
3. Daftar harga satuan pekerjaan
4. Laporan harian.
5. Gambar rencana proyek

3.3.

Teknik Pengumpulan Data


27

28

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk


mendapatkan data. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari kontraktor pelaksana meliputi RAB yang ada dalam Perhitungan Pekerjaan
Tambah Kurang, gambar rencana, serta laporan harian yang diperoleh dari
konsultan pengawas. Data-data tersebut diperoleh pada saat Kerja Praktek di
Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS
Surakarta Tahap 1. Data Upah dan Bahan diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum
kota Surakarta berupa Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan Pokok
Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung Kota Surakarta Tahun
2009.

3.4.

Tahap dan Prosedur Penelitian

Tahapan dalam analisa data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan secara
sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat analisa yang
akurat untuk mencapai tujuan penulisan. Data terkait yang telah dikumpulkan
diolah dan dianalisis dengan tahapan sebagai sebagai berikut :
1. Pengolahan data RAB dan Gambar Kerja dengan bantuan daftar analisa
pekerjaan SNI dan daftar upah dan bahan satuan pekerjaan, sehingga diperoleh
durasi dan rincian tenaga kerja tiap jenis pekerjaan.
2. Dengan rincian tenaga kerja yang dibutuhkan dan durasi dari tiap pekerjaan,
kemudian menentukan hubungan ketergantungan (constrain) antar kegiatan
dengan metode PDM.
3. Pengaplikasian Program Microsoft Office Project 2007 dan membuat jaringan
kerja metode PDM, berdasarkan input yang diperlukan yang telah dibuat
sebelumnya.
4. Pembuatan histogram sumber daya manusia dengan aplikasi Microsoft Office
Project 2007, kemudian melakukan Resources Leveling sampai menemukan
grafik/histogram sumber daya manusia yang ideal.

29

5. Dari hasil laporan pengawas didapat histogram sumber daya manusia riil.
Kemudian berdasarkan histogram hasil levelling dan histogram riil di
lapangan dilakukan analisis dan pembahasan, yang meliputi :
a. Menganalisa kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI dan riil
di lapangan.
b. Menganalisa tingkat fluktuasi histogram sumber daya manusia
sebelum dan sesudah proses Resources Levelling.
c. Menganalisa perubahan kurva S akibat proses Resources Levelling.
d. Membandingkan histogram sumber daya manusia berdasarkan laporan
pengawas dengan histogram yang didapat dari proses Resources
Levelling.
6. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa menjelaskan rumusan masalah
yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu untuk mengetahui sejauh mana
efektifitas histogram tenaga kerja yang telah mengalami proses perataan dapat
diterapkan dilapangan dengan tolak ukur histogram tenaga kerja riil yang
didapat dari hasil pengawasan.

30

Untuk selanjutnya dapat dibuat diagram alir sebagai berikut :

MULAI

Mempelajari tentang literatur yang berkaitan dengan


Resources Leveling dan mengenai aplikasi Microsoft Office
Project 2007

Pengumpulan Data Proyek :


- Daftar Analisa SNI Upah dan Bahan
- Rencana Anggaran Biaya
- Laporan Mingguan Tenaga Kerja
- Gambar Kerja

Menghitung dan menganalisis data untuk mendapatkan input


yang diperlukan aplikasi ke Microsoft Office Project 2007

Mengaplikasikan program Microsoft Office Project 2007


berdasarkan input yang didapat

Membuat Jaringan kerja dengan metode PDM

Membuat Histogram Tenaga Kerja

31

Melakukan Resources Leveling guna mendapatkan


Histogram Alokasi Sumber Daya Tenaga Kerja yang
Ideal

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Levelling

BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data


4.1.1. Penyusunan Jaringan Kerja PDM
a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan lingkup kerja proyek
Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dianalisa adalah kegiatan yang pertama kali
dilakukan untuk menyusun jaringan kerja PDM, dalam hal ini :
Nama Proyek

: Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Dan Perpustakaan


PGSD Kleco FKIP UNS tahap 1

Kontraktor

: PT. Rudi Persada Nusantara, Jl. Adi Sumarmo No.64


Nusukan Surakarta

Setelah mengidentifikasi dan memperoleh data dari Proyek yang akan dianalisa,
kemudian menentukan tanggal proyek. Hal ini perlu dilakukan pada saat awal
karena berhubungan dengan time schedule yang akan menentukan tanggal mulai
dan selesai proyek, dengan cara memilih Project, Project Information seperti
berikut.

Gambar 4.1 Menu Project Information


Selain tanggal mulai atau selesai, Microsoft Project juga menyediakan project
information yang dapat dilihat dan diisi dengan cara memilih menu File,

32

33

Properties. Pada format tersebut, kita dapat memasukkan bio data tentang proyek
yang dianalisis.

Gambar. 4.2 Biodata Proyek yang akan dianalisis


Pengkajian lingkup proyek berdasarkan penampakan fisik urutan pelaksanaan
pekerjaan yang juga disesuaikan dengan urutan pekerjaan berdasarkan Time
Schedule yang sudah dibuat pelaksana. Urutan pekerjaan berdasarkan Time
Schedule Pelaksanaan Proyek adalah :
1) Pekerjaan persiapan
a) Pembuatan utilizet dan bowplank
b) Pembuatan direksi keet
c) Pembersihan lokasi proyek
2) Pekerjaan tanah
a) Pasir urug bawah pondasi
b) Pekerjaan galian tanah pondasi sumuran
c) Pekerjaan galian tanah pondasi footplat
d) Pekerjaan galian tanah pondasi batu kali
e) Pekerjaan urugan tanah kembali

3) Pekerjaan pondasi dan pasangan


a) Pasangan pondasi batu belah 1 pc : 6 ps

34

b) Pasangan batu kosong


c) Pembesian sumuran besi D 19 mm
d) Pembesian sumuran besi polos D 12 mm
e) Beton cyclope 1:2:3, 40% batu kali
4) Pekerjaan beton
a) Poer beton K-250
b) Foot plat beton K-250
c) Kolom beton 50x60 cm2, K-250
d) Kolom beton 40x40 cm2, K-250
e) Kolom beton 20x20 cm2, K-250
f) Balok BL1, beton K-250 uk. 40/80
g) Balok BL2, beton K-250 uk. 25/50
h) Balok BL3, beton K-250 uk. 25/40
i) Balok BL4, beton K-250 uk. 20/30
j) Balok BL5, beton K-250 uk. 30/60
k) Balok BL6, beton K-250 uk. 20/30
l) Balok BL7, beton K-250 uk. 30/60
m) Stek besi balok lantai
n) Stek besi konsol beton 15/25
o) Plat listplank, beton K-250
p) Plat lantai beton K-250 t=12 cm
q) Besi stek kolom 40x60 cm2 + cat menie
r) Besi stek kolom 40x40 cm2 + cat menie
s) Besi stek kolom 20x40 cm2 + cat menie
t) Besi stek Balok Tangga
u) Lantai Kerja beton 1pc :4ps :6 kr
v) Sloof SL1 25x 60, Beton K-250
w) Besi stek sloof SL2
x) Sloof SL1 25x 60, Beton K-250

35

Setelah itu untuk memudahkan penyusunan jaringan kerja PDM, pekerjaan yang
ada dikelompokkan lagi sesuai dengan jenis pekerjaan secara lebih detail sehingga
dapat disusun menjadi serangkaian jaringan kerja yang mudah dimengerti dan
dianalisis.

Kegiatan kegiatan tersebut ketika dirangkai akan menjadi

serangkaian kegiatan yang saling berhubungan seperti berikut ini :


1. Pekerjaan persiapan
a. Pembersihan lokasi proyek
b. Pembuatan utilizet dan bowplank
c. Pembuatan direksi keet
2. Pekerjaan tanah
a. Pekerjaan galian tanah pondasi sumuran
b. Pekerjaan galian tanah pondasi footplat
c. Pekerjaan galian tanah pondasi batu kali
d. Pasir urug bawah pondasi
e. Pekerjaan urugan tanah kembali
3. Pekerjaan pondasi
a. Pekerjaan pondasi Beton cyclope

Pembesian sumuran besi

Pasangan batu kosong

Pengecoran pondasi sumuran 1:2:3, 40% batu kali

b. Poer beton K-250


c. Footplat beton K-250
d. Pekerjaan pondasi pondasi batu belah 1 pc : 6 ps
4. Pekerjaan sloof
a. Lantai Kerja beton 1pc : 4ps : 6 kr
b. Penulangan Sloof
c. Pemasangan bekisting
d. Pengecoran Sloof
e. Bongkar bekisting
f. Besi stek sloof 25 x 40 SL3

36

5. Pekerjaan kolom
a. Penulangan kolom
b. Besi Stek kolom
c. Pemasangan bekisting
d. Pengecoran kolom
e. Bongkar bekisting
f. Stek besi balok lantai
6. Pekerjaan kolom praktis beton 15 x 15
a. Penulangan kolom
b. Pemasangan bekisting
c. Pengecoran kolom
d. Bongkar bekisting
7. Pekerjaan balok dan plat lantai
a. Pemsangan bekisting balok dan plat
b. Penulangan balok
c. Penulangan plat
d. Stek besi konsol beton 15/25
e. Besi stek balok tangga
f. Pengecoran balok dan plat
g. Bongkar bekisting balok dan plat

b. Menghitung Produktivitas tenaga kerja dan durasi pada masing masing


kegiatan.
Untuk menyusun jaringan kerja dibutuhkan durasi dari masing-masing kegiatan
tersebut. Perhitungan durasi tiap-tiap kegiatan didasarkan pada volume pekerjaan,
jumlah kebutuhan tenaga kerja, dan produktivitas tenaga kerja. Untuk
mendapatkan angka produktivitas tenaga kerja dibutuhkan data harga borongan
pekerjaan dan upah harian tenaga kerja.. Rumus yang digunakan dalam
perhitungan produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut :

37

Produktivitas =

Upah harian per kelompok tenaga kerja


Harga borongan

Contoh Perhitungan produktivitas tenaga kerja :

Pekerjaan batu kosong

Berdasarkan analisa SNI untuk 1 m3 pekerjaan batu kosong dibutuhkan :


Tenaga
Pekerja

0,7800 Oh

Tukang batu

0,3900 Oh

Kepala tukang batu

0,0390 Oh

Mandor

0,0390 Oh

Bahan
Batu belah 15/20 cm

1.2000 m3

Pasir urug

0,3000 m3

Data :
Volume galian

= 33,93 m3

Harga tenaga

= 41.102,1

Harga borongan

= 45.212,31

Kombinasi tenaga kerja

= 1 tukang batu, 2 pekerja

Upah harian

= pekerja 28.000
Tukang batu 39.600

Produktivitas = (1x39.600) + (2x28.000)


45.212,31

= 2,1147 m3 per hari

38

Produktivitas 1 tukang batu dan 2 pekerja adalah 2,1145 m3 per hari. Maka
dapat dikatakan bahwa dalam satu hari 1 tukang batu dan 2 pekerja dapat
menyelesaikan 2,11145 m3 pekerjaan batu kosong.
Setelah dihitung angka produktivitas dalam sehari, maka dapat dihitung kurun
waktu (durasi) masing-masing kegiatan berdasarkan rumus :
Durasi =

Volume pekerjaan
Produktivitas x jumlah goup pekerjaan

Contoh perhitungan durasi pekerjaan :


1. Volume pembesian besi sumuran

= 4519,88 kg

Produktivitas

= 117,75 kg

Kombinasi tenaga kerja

= 1 tukang besi, 1 pekerja

Kelompok kerja

= 4 group

Durasi

4519,88
117,75 x 4

= 9,596 ~ 10 hari

2. Volume pondasi batu kosong = 33,93 m3


Produktivitas

= 2,1147 m3

Kombinasi tenaga kerja

= 1 tukang batu, 2 pekerja

Kelompok kerja

= 2 group

Durasi

= 33.93
2,114 x 2
= 8,02 ~ 8 hari

Hasil peritungan produktivitas dan durasi kegiatan selengkapnya dapat dilihat di


lampiran B-1

39

c. Menghitung kebutuhan tenaga kerja


Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan menjumlahkan jumlah tenaga
kerja yang dipakai oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada hari yang sama.
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan bobot dan nilai
fisik dari masing-masing kegiatan.
Contoh perhitungan jumlah tenaga kerja setiap harinya adalah sebagai berikut :
1) Galian pondasi batu kali
Analisa 1 m3 galian tanah berdasarkan SNI
Upah
0,400 Oh Pekerja

@ Rp. 28.000,00 = Rp. 11.200,00

0,040 Oh Mandor

@ Rp. 49.500,00 = Rp. 1.980,00 +


Jumlah

= Rp. 13.180,00 (100%)

Bahan (tidak memerlukan bahan = 0%)


Bahan + upah

= Rp. 13.180,00 (100%)

Nilai fisik sebelum jasa dan pajak 1% = Rp. 10.149.970,84


Bobot pekerjaan

= 0,1170546 %

Besar volume pekerjaan = Rp. 10.149.970,84 x 0,1170546 = 90,144 m3


Rp. 13.180,00
Durasi

= 8 hari

Volume kegiatan per hari

= 90,144 / 8

Mencari faktor pengali

= 11,268 x 100% = 11,268 untuk tenaga

= 11,268 m3

11,268 x 0 % = 0 untuk bahan


Kebutuhan tenaga :
Pekerja

= 0,400 x 11,268 = 4,5072 ~ 5 Oh

Mandor

= 0,040 x 11,268 = 0,45072 ~ 1 Oh

40

2) Pondasi batu belah 1 pc : 6 ps


Analisa 1 m3 pondasi batu belah berdasarkan SNI
Upah
1,500 Oh Pekerja

@ Rp. 28.000,00 = Rp. 42.000,00

0,600 Oh Tukang batu

@ Rp. 39.600,00 = Rp. 23.760,00

0,060 Oh Kepala tukang

@ Rp. 48.400,00 = Rp. 2.904,00

0,040 Oh Mandor

@ Rp. 49.500,00 = Rp. 1.980,00 +


Jumlah

= Rp. 72.376,50 (19,2%)

Bahan
1,100 m3 batu belah

@ Rp. 107.500,00

= Rp. 118.250,00

117

@ Rp.

= Rp. 128.700,00

kg semen portland

0,561 m3 pasir pasang

1.100,00

@ Rp. 101.200,00

Jumlah

= Rp. 56.773,20 +
= Rp. 303.723,20
(80,8%)

Bahan + upah

= Rp. 376.099,70 (100%)

Nilai fisik sebelum jasa dan pajak 1%

= Rp. 10.149.970,84

Bobot pekerjaan

= 3,163375 %

Besar volume pekerjaan = Rp. 10.149.970,84 x 3,163375 = 85,371 m3


Rp. 376.099,70
Durasi

= 12 hari

Volume kegiatan per hari

= 85,371 / 12

Mencari faktor pengali

= 7,1143 x 19,2 % = 1,366 untuk tenaga

= 7,1143 m3

= 7,1143 x 80,8 % = 5,748 untuk bahan


Kebutuhan tenaga :
Pekerja

= 1,500 x 1,366 = 2,05 ~ 3 Oh

Tukang batu

= 0,600 x 1,366 = 0,819 ~ 1 Oh

Kepala tukang batu

= 0,060 x 1,366 = 0,0819 ~ 1 Oh

Mandor

= 0,040 x 1,366 = 0,05464 ~ 1 Oh

41

Berdasarkan hasil analisis perhitungan jumlah kebutuhan tenaga kerja, pada saat
pekerjaan pengecoran membutuhkan jumlah tenaga besar karena dalam SNI biaya
tenaga termasuk digunakan untuk biaya penggunaan alat, oleh karena itu jumlah
tenaga kerja dapat dikurangi dengan cara memperhitungkan alat yang digunakan.
Besarnya biaya sewa alat (seperti: molen, concrete vibrator, mixer truck, concrete
pump ) yang digunakan selama pelaksanaan proyek dan pada masing-masing
pekerjaan, sehingga jumlah tenaga kerja yang diperhitungkan berdasarkan analisa
SNI pada pekerjaan pengecoran manual menggunakan kepala tukang batu, tukang
batu, dan pekerja tanpa alat bantu dapat dikurangi dengan sejumlah tenaga yang
tergantikan oleh alat tersebut. Contoh perhitungan :
Berdasarkan laporan harian dan pada saat pengamatan langsung di lapangan,
peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pada beberapa pekerjaan
adalah :
Tabel 4.1 Daftar harga sewa Alat Berat/Alat Konstruksi
Jenis pekerjaan

Alat yang dibutuhkan

Biaya sewa / hari


(Rp)

Pengecoran pondasi cyclop

- Concrete mixer (250 lt)

251.155,20

Pengecoran sloof

- Concrete mixer (250 lt)

251.155,20

- Concrete vibrator

172.725,68

Pengeocoran kolom

- Concrete mixer (250 lt)

251.155,20

Pengecoran balok dan plat

- Concrete mixer (600 lt)

332.000,00

- Concrete pump (60m3/jam)


- Concrete vibrator
Pemadatan tanah

- Stemper

Sumber : Asiosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Konstruksi Indonesia

1.644.000,00
86.362,84
181.780,64

42

Pengecoran beton K-250 (sloof, kolom, balok dan plat) berdasarkan SNI
membutuhkan :
Tabel 4.2 komposisi kebutuhan tanaga kerja pekerjaan beton
Jenis tenaga

koefisien

jumlah

Pekerja

6.000

60

Tukang batu

1.000

10

Kepala tukang

0.100

Mandor

0.300

1. Pengecoran pondasi cyclop


Biaya sewa concrete mixer 250 lt

= Rp. 251.155,20

Upah harian

pekerja

= Rp. 28.000,00

Tukang batu

= Rp. 39.600,00

Kepala tukang

= Rp. 48.400,00

Mandor

= Rp. 49.500,00

Pekerja

= (5/6 x 251.155,20) = Rp. 209.296

Tukang batu,dll

= (1/6 x 251.155,20) = Rp. 41.859,20

Pekerja

= 209.296 / 28.000

= 7,475 ~ 8 orang

Tukang batu = (0,25/1) x 41.859,20 / 39.600

= 0,26 ~ 0 orang

Kp.Tk batu

= (0,025/1) x 41.859,20 / 48.400

= 0,02 ~ 0 orang

Mandor

= (0,08/1) x 41.859,20 / 49.500

= 0,068 ~ 1 orang

Jadi kebutuhan total tenaga untuk pengecoran balok dan plat menjadi :
Pekerja

= 60 8 = 52 orang

Tukang batu = 10 orang


Kp.Tk batu

= 1 orang

Mandor

= 3 1 = 2 orang

43

2. Pengecoran sloof
Biaya sewa alat :
Concrete mixer 250 lt = Rp.251.155,20
Concrete vibrator

= Rp.172.725,68 +
Rp.423.880,88

Pekerja

= (5/6 x 423.880,88) = Rp. 353.234,07

Tukang batu,dll

= (1/6 x 423.880,88) = Rp. 70.646,81

Pekerja

= 353.234,07 / 28.000 = 12,6155 ~ 13 orang

Tukang batu = (0,25/1) x 70.646,81 / 39.600

= 0,44 ~ 0 orang

Kp.Tk batu

= (0,025/1) x 70.646,81 / 48.400

= 0,04 ~ 0 orang

Mandor

= (0,08/1) x 70.646,81 / 49.500

= 0,114 ~ 0 orang

3. Pengecoran kolom
Biaya sewa concrete mixer 250 lt

= Rp. 251.155,20

Upah harian

pekerja

= Rp. 28.000,00

Tukang batu

= Rp. 39.600,00

Kepala tukang

= Rp. 48.400,00

Mandor

= Rp. 49.500,00

Pekerja

= (5/6 x 251.155,20) = Rp. 209.296

Tukang batu,dll

= (1/6 x 251.155,20) = Rp. 41.859,20

Pekerja

= 209.296 / 28.000

= 7,475 ~ 8 orang

Tukang batu = (0,25/1) x 41.859,20 / 39.600

= 0,26 ~ 1 orang

Kp.Tk batu

= (0,025/1) x 41.859,20 / 48.400

= 0,02 ~ 0 orang

Mandor

= (0,08/1) x 41.859,20 / 49.500

= 0,068 ~ 1 orang

44

4. Pengecoran balok dan plat


Biaya sewa alat :
Concrete mixer 250 lt = Rp.

996.000,00

Concrete pump

= Rp. 4.932.000,00

Concrete vibrator

= Rp.

259.088,52+

Rp. 6.187.088,52
Pekerja

= (5/6 x 6.187.088,52) = Rp. 5.155.907,1

Tukang batu,dll

= (1/6 x 6.187.088,52) = Rp. 1.031.181,42

Pekerja

= 5.155.907,1 / 28.000

= 184,14 ~ 184 orang

Tukang batu = (0,25/1) x 1.031.181,42 / 39.600

= 6,51 ~ 7 orang

Kp.Tk batu

= (0,025/1) x 1.031.181,42 / 48.400 = 0,5 ~ 0 orang

Mandor

= (0,08/1) x 1.031.181,42 / 49.500

= 1,666 ~ 2 orang

Biaya penggunaan alat bantu diharapkan sama dengan biaya pengecoran tanpa
alat bantu dengan menggunakan tenaga manusia yang lebih banyak jumlahnya.
Akan lebih bagus jika biaya yang dikeluarkan ketika menggunakan alat bantu
menjadi lebih sedikit daripada biaya upah tenaga kerja yang dihitung dari analisa
SNI. Hal tersebut dapat saja terjadi karena produktivitas alat yang tinggi dengan
metode pelaksanaan yang terencana dengan baik.

45

d. Menentukan hubungan ketergantungan antar kegiatan


Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya.
Menyusun

urutan

atau

hubungan

antar

kegiatan

berdasarkan

urutan

ketergantungan. Setelah diketahui kegiatan yang termasuk dalam lingkup proyek


hubungan ketergantungan antar kegiatan dapat ditentukan. Pada tahap penentuan
hubungan antar kegiatan ini sudah dibantu dengan aplikasi Microsoft Project 2007
dengan cara memasukkan kegiatan pendahulu di kolom predessor.
Contoh hubungan antar kegiatan :
Kegiatan pembersihan lokasi proyek
Kegiatan pendahulu (predessor)

:-

Kegiatan pengikut (successor)

: * pembuatan utilizet dan bowplank


* Pembuatan direksi keet

Kegiatan galian tanah pondasi sumuran


Kegiatan pendahulu (predessor)

kegiatan persiapan

Kegiatan pengikut (successor)

pembesian besi sumuran

Selanjutnya urutan antar kegiatan dapat dilihat pada lampiran tabel B-2

e. Perhitungan diagram kerja metode PDM


Hubungan antar komponen kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan
diperlukan

untuk

membuat

jaringan

kerja

metode

PDM.

Hubungan

ketergantungan dalam metode PDM, yaitu Start to Start, Finish to Start, Finish to
Finish, Start to Finish dan dalam suatu kegiatan mempunyai kegiatan pendahulu
(predeccessor) dan kegiatan pengikut (successor). Penentuan kegiatan konstrain
dilakukan setelah mengetahui durasi tiap-tiap kegiatan, karena dalam memilih
jenis kostrain, durasi kegiatan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan.
Selanjutnya setelah jaringan kerja tersusun dalam suatu diagram, perhitungan
dalam PDM network diagram dapat dilakukan.

46

f. Memasukkan Data ke dalam aplikasi Microsoft Project 2007


Data yang telah didapat dari hasil perhitungan sebelumnya berupa urutan
kegiatan, durasi masing-masing kegiatan, hubungan kegiatan (konstrain) dengan
metode PDM dan kebutuhan tenaga kerja yang diperoleh dari perhitungan
produkitivitas dan durasi sebelumnya, kemudian diinput ke dalam lembaran kerja
awal ketika pertama kali membuka program Microsoft Project 2007. Proses
pengisian datanya adalah :
1. Data kegiatan proyek dimasukkan dengan mengetikkan pada kolom task
name, waktu kegiatan pada kolom durasi, dan untuk kolom start dan finish
akan terisi sendiri.
2. Masukkan hubungan ketergantungan sebelum pada kolom predessor,
pada kolom ini hubungan kegiatannya adalah nomor ID-nya, misalkan
pekerjaan persiapan dengan 2, pembersihan lokasi proyek dengan 3, dan
seterusnya. Pada lembaran kanan (grafik gantt chart) akan tergambar
dengan sendirinya bart chart tersebut dengan hubungan keterkaitannya.

Gambar 4.3 Lembar kerja dan Bar Chart hubungan Keterkaitan kegiatan

47

3. Mengubah tampilan, Microsoft project terdiri dari beberapa tampilan,


yaitu: calendar, gantt chart, network diagram, task usage, resources graph,
resources sheet, resources usage. Penukaran tampilan dapat dilakukan
dengan memilih View, dan menentukan tampilan yang dikehendaki
misalnya Network Diagram

Gambar 4.4 Network Diagram metode PDM


Gambar Network Diagram metode PDM selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran B.3

48

4. Memasukkan sumber daya manusia pada setiap kegiatan terlebih dahulu


mengubah tampilannya gantt chart menjadi resources sheet dengan cara
memilih menu view, resources sheet.

Gambar 4.5 Lembaran Kerja Sumber Daya


Lembaran kerja sumber daya tersebut terdiri dari beberapa kolom, namun
yang akan digunakan hanya beberapa saja, yaitu :
a. Resources Name, yaitu nama sumber daya. Namun sumber daya dapat
berupa tenaga, dalam penelitian ini yang diteliti hanya pekerja, tukang
kayu, tukang gali, tukang batu, dan tukang besi.
b. Type, untuk menentukan apakah sumber dayanya termasuk work atau
material.
c. Initials, awal atau singkatan nama sumber daya.
d. Group, bila ingin mengelompokkan sumber daya.
e. Max unit, jumlah sumber daya terbanyak yang tersedia.
Untuk memasukkan sumber daya ke tiap-tiap kegiatan, kembali ke
tampilan gantt chart, kemudian pilih icon assign resources sehingga akan
muncul menu sumber daya. Meletakkan kursor pada kegiatan yang akan
diisikan sumber daya kemudian isi menu Assign Resources dengan jumlah
tenaga sesuai dengan hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja pada
perhitungan sebelumnya, kemudian mengulangi pada kegiatan selanjutnya
sampai selesai.

49

4.1.2. Kurva S dan Histogram Kebutuhan Tenaga Kerja


4.1.2.1 Pembuatan Kurva S
Hasil analisis jaringan kerja PDM dari tahapan sebelumnya diaplikasikan pada
bagan balok, sehingga diperoleh jadwal pelaksanaan proyek yang memiliki limit
jadwal paling awal dan paling lambat. Oleh karena itu terdapat 2 kurva S yang
digambar pada bagan balok tersebut dengan batasan kurun waktu pelaksanaan 120
hari.
Prosentase bobot dari masing-masing kegiatan perhari diperoleh berdasarkan
perbandingan antara bobot tiap-tiap pekerjaan dibagi durasi waktu pelaksanaan
masing-masing kegiatan. Jadwal kegiatan paling awal dan paling lambat untuk
batasan kurun waktu proyek 120 hari disajikan dalam lampiran C.2. Prosentase
masing-masing pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.3 Prosentase bobot pekerjaan.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kegiatan
Pekerjaan Persiapan
Pembersihan lokasi proyek
Uitzet dan bowplank
Direksi keet
Perkerjaan Tanah
Galian tanah pondasi sumuran
Galian tanah footplat
Galian pondasi batu kali
Pasir urug bawah pondasi
Urugan tanah kembali
Pekerjaan Pondasi
Pembesian besi sumuran
Pasangan batu kosong
Pengecoran pondasi beton cyclop 1:2:3 40%
batu kali
Poer beton
Footplat beton
Pondasi batu belah 1 pc : 6 ps
Pekerjaan Sloof
Lantai kerja beton 1pc : 4ps : 6kr
Penulangan sloof
Pemasangan bekisting sloof

Bobot %

Durasi bobot/hari

0.028259
0.2260718
0.3249782

9
3
2

0.003196
0.0696534
0.1803461

0.6678767
0.017191
0.1170546
0.1034
0.0789139

15
2
8
3
9

0.0452611
0.0076196
0.0152393
0.0306311
0.0086318

3.6753236
0.3673306

10
8

0.3829916
0.045783

8.8333508
3.7472499
0.1422033
3.1633747

9
6
2
12

1.0064324
0.6717579
0.0798354
0.2640022

0.1946102
6.2761068
2.1848231

5
13
7

0.0370533
0.4787394
0.318561

50

18
19
20
25
26
27
28
29
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

Pengecoran sloof
Bongkar bekesting sloof
Besi stek sloof 25X40 SL3
Pekerjaan Kolom
Penulangan kolom
Besi Stek Kolom
Pemasangan bekisting kolom
Pengecoran kolom
Bongkar bekesting kolom
Stek besi balok lantai
Pekerjaan Kolom Praktis beton 15x15
Penulangan kolom praktis
Pemasangan bekisting kolom praktis
Pengecoran kolom praktis
Bongkar bekesting kolom praktis
Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Penulangan balok
Pemasangan bekisting balok dan plat
Penulangan plat
Stek besi konsol beton 15/25
Besi stek balok tangga
Pengecoran Beton dan Plat
Bongkar bekesting Beton dan Plat
TOTAL

2.5726312
0.037012
0.0346238

8
5
1

0.3358789
0.0077121
0.0390239

11.756957
0.0705421
6.8281509
3.3672403
0.0521813
0.0367867

15
2
15
5
7
1

0.7659831
0.0390239
0.4573584
0.6717579
0.0077121
0.0390239

0.250815
0.5407387
0.0735037
0.0041324

1
7
1
1

0.1914958
0.0762264
0.0681452
0.0077121

15.624036
13.091737
6.5250922
0.1027492
0.0177591
8.7824968
0.082696
100.00

16
12
9
3
0
1
5

0.9574789
1.0811335
0.7659831
0.0390239
0.0390239
5.8778814
0.0154243

Kurva S menunjukkan grafik kumulatif sumber daya total dana tiap satuan waktu,
yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan acuan Harga Satuan Dasar
(HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan Kota Surakarta Tahun 2009 yang tertera pada
lampiran A.2. Bagan balok disajikan beserta kurva S sekaligus untuk
memudahkan pembacaan time schedule hasil penelitian.
Dari hasil pembuatan kurva S dan diagram jaringan kerja maka didapat hasil :
1. Waktu penyelesaian proyek
Waktu yang diberikan dari pihak pemilik proyek untuk pelaksanaan proyek
adalah 120 hari pelaksanaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan pelaksanaan
pekerjaan hanya mencapai 84 hari atau sampai tanggal 08 Oktober 2009, hal

51

ini menunjukkan bahwa waktu yang diperoleh dari hasil penelitian sebelum
dilevelling masih menyisakan waktu 36 hari dari yang telah disediakan oleh
pihak pemilik proyek (owner).
2. Analisa Float
Nilai ES (Early Start), EF (Early Finish), LS (Late Start), FF (Free Float) dan
TF (Total Float) dalam Microsoft Project dapat diketahui dengan mengubah
tampilan Gantt Chart yang dapat disesuaikan kolom isiannya (task sheet),
yaitu dengan cara menuju menu Veiw, Table : Entri, pilih Schedule sehingga
tampilan gantt chart akan berubah. Hasil analisis Free Slack dan Total Slack
dapat dilihat pada lampiran B.4.
3. Identifikasi Jalur kritis
Berdasarkan tabel analisis Free Float (Free Slack) dan Total Float (Total
Slack) dapat diketahui bahwa kegiatan kritis adalah kegiatan yang ditunjukkan
dengan nilai Total Float (Total Slack) sama dengan nol, sedamgkan kegiatan
non kritis ditunjukkan dengan adanya nilai Total Float (Total Slack) pada
kegiatan tersebut. Pada tampilan gantt chart dan network diagram jaringan
PDM kegiatan kritis dibedakan dengan tanda warna merah.

4.1.2.2 Penyusunan Histogram Tenaga Kerja


Histogram SDM menggambarkan kebutuhan tenaga kerja setiap hari selama
waktu pelaksanaan proyek. Dengan adanya histogram SDM dapat diketahui
kebutuhan tenaga kerja pada hari-hari berlangsungnya proyek baik dari segi
jumlah maupun dari segi jenis tenaga kerja yang dibutuhkan.
Penyusunan histogram tenaga kerja pada Microsoft Project 2007 ditampilkan per
jenis tenaga kerja sehingga memudahkan melihat kebutuhan tenaga kerja sesuai
jenisnya, namun dalam penelitian ini histogram disusun kembali dalam bentuk
gabungan dari semua jenis tenaga kerja yang ada. Sehingga memudahkan dalam

52

menganalisa dan melihat secara umum gambaran dari hasil penelitian yang
dilakukan.
Untuk melihat grafik sumber dayanya, dengan cara mengubah tampilan menu
view, Resousces Graph sehingga akan terlihat seperti berikut :

Gambar 4.6 Histogram Sumber Daya Tenaga Kerja MS.Project 2007


Penyusunan histogram dalam penelitian ini dengan cara mengeplotkan kebutuhan
sumber daya manusia pada masing-masing pekerjaan setelah itu meng-copy dari
tampilan rekapan data kebutuhan yang dapat dilihat pada menu view, Resources
Usage kemudian membuat grafik tenaga kerja dengan bantuan Microsoft excel.
Histogram tenaga kerja selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.3 s/d C.7.

4.1.2.3 Proses Levelling Sumber Daya Manusia


Proses leveling Sumber Daya Manusia dilakukan dalam 3 tahapan yang mana
masing-masing tahapan mempunyai cara yang berbeda, yaitu :

53

1. Proses yang pertama dilakukan dengan cara mengubah-ubah batas maximum


penggunaan tenaga kerja yang ada pada resources sheet di bagian max unit
dilakukan perubahan secara bertahap sehingga yang dapat dilakukan leveling
hanya pada jenis tenaga kerja tukang kayu dan pekerja, yaitu dengan batasan
terendah 3 unit untuk tukang kayu dan 25 unit untuk pekerja. Kemudian
selanjutnya proses leveling dilakukan secara simultan.
Langkah-langkah dalam melakukan resources levelling pada Miscrosoft
Project 2007 :
a. Masukkan sumber daya tenaga kerja pada tiap kegiatan, kemudian pada
menu resources sheet tentukan batas maksimum untuk tukang kayu 3 unit
dan pekerja 25 unit lalu kembali ke tampilan gantt chart.
b. Memilih menu Tools, Resources Levelling, lalu memilih menu Level now
dan klik OK.

Gambar 4.7 Cara me-levelling sumber daya


Selanjutnya hasil grafik tenaga kerja secara kumulatif trial 1 dapat dilihat
pada lampiran C.4
2. Proses leveling yang kedua ini dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan
menggeser-geser kegiatan yang nonkritis di dalam ruang senggangnya (float),
yaitu dengan cara :

54

a. Kembali ke tampilan gantt chart, mengubah gantt chartnya menjadi


tampilan slack atau float dengan cara klik icon gantt chart wizard. Pada
step kedua pilih custom gantt chart, next > sampai ke step ke 8 pilih total
slack, lalu finish.

Gambar 4.8 Mengubah tampilan gantt chart


Pada kegiatan yang tidak kritis kemudian akan terlihat garis hitam yang
menandakan batasan waktu senggangnya (slack).

Garis waktu
senggang

Gambar 4.9 Batasan waktu senggang


b. Bagi dua lembaran kerja gantt chart dengan cara memilih menu Windows,
Split atau mengklik icon Task entry view sehingga layar kerja terbagi dua.
Tukar bagian bawah dengan resources graph dengan cara mengklik kursor

55

di bagian bawah, kemudian pilih menu view, lalu resources graph


sehingga menjadi seperti berikut :

Gambar 4.10 Pembagian tampilan gantt chart.


Selanjutnya geser kegiatan nonkritis ke belakang dimulai dari kegiatan
yang paling awal, sehingga grafik secara kumulatif akan terlihat seperti
pada lampiran C.5

3. Proses leveling yang ketiga sebenarnya hanya langkah penyempurnaan agar


didapat grafik sumber daya yang ideal, yaitu dengan cara mem-variasikan
kebutuhan tenaga kerja per hari pada kegiatan non kritis. Pada dasarnya pada
Microsoft Project tidak berlaku pembagian sumber daya bervariasi seperti di
atas. Microsoft Project hanya memberlakukan distribusi secara merata. Untuk
dapat menyelesaikan langkah tersebut, kita harus melakukan trik tambahan
agar Microsoft Project mengerti dengan susunan sumber daya seperti yang
kita harapkan.

Langkah-langkah penyelesaiannya adalah :

56

a. Pada jadwal yang telah diisi kebutuhan tenaga dan dalam hal ini hanya
melanjutkan proses leveling sebelumnya.
b. Menukar tampilan Gantt chart dengan menu View, Resources Usage.
Variasikan kebutuhan tenaga kerja per hari pada pekerjaan yang nonkritis
dengan tetap tidak melebihi kebutuhan maksimal tenaga kerja per hari.

Gambar 4.11 Hasil penyesuaian penempatan tenaga kerja


Pada proses ini kegiatan yang dipilih untuk divariasikan adalah pada
pekerjaan pembersihan lokasi proyek, galian tanah pondasi sumuran,
galian pondasi batu kali, dan urugan tanah kembali. Kegiatan-kegiatan
tersebut dipilih karena memungkinkan bila diperpanjang durasi karena
adanya batasan waktu senggang (slack) pada masing-masing kegiatan
tersebut, juga ada kegiatan yang dimungkinkan adanya split durasi yaitu
pada pekerjaan urugan tanah kembali.
Hasil histogram pada proses terakhir ini dapat dilihat pada lampiran C.6.

4.2. Pembahasan

57

4.2.1. Uraian Kurva S


a) Kurva S (time schedule) hasil jaringan PDM (penelitian) berdasarkan SNI

Grafik 4.1 Kurva S sebelum proses leveling


Dari hasil kurva S penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan proyek sampai
dengan tahap pekerjaan pengecoran akhir hanya membutuhkan waktu sampai
minggu ke-9, yaitu pada tanggal 28 Agustus 2009. Selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran C.2.

Grafik 4.2 Kurva S setelah proses leveling


Proses leveling sumber daya mangakibatkan waktu pelaksanaan proyek yang
mundur dari sebelum proses leveling, yaitu sampai minggu ke-12 tanggal 19
September 2009 baru dapat dilakukan pekerjaan pengecoran akhir. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya kemunduran waktu akibat proses leveling sumber
daya tenaga namun masih dalam kurun waktu penyelesaian proyek 120 hari
kalender. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.2.

58

Grafik 4.3 Kurva S Pelaksana Proyek.


Hal yang dapat diamati dari kurva S pelaksana dari segi realisasi pelaksanaan
pekerjaan adalah proses pelaksanaan yang lebih cepat dari waktu perencanaan
kontraktor sendiri yaitu sampai minggu ke-10 untuk pekerjaan pengecoran akhir.
Dapat dilihat selengkapnya pada lampiran A.4.
b) Perbandingan Kurva S penelitian (berdasarkan SNI), setelah dilevelling, kurva
S perencanaan kontraktor (time schedule) dan kurva S pelaksanaan proyek
(realisasi).

Grafik 4.4 kurva S Perbandingan.

59

Waktu pelaksanaan proyek bila dilihat dari kurva S pembanding antara kurva S
penelitian setelah mengalami proses leveling dengan kurva S riil pelaksanaan
proyek dari kontraktor memperlihatkan waktu penyelesaian yang lebih lama,
namun masih dalam kurun waktu 120 hari kalender. Hal ini disebabkan adanya
proses leveling sumber daya guna mencari histogram kebutuahan tenaga kerja
yang ideal salah satunya dengan cara menggeser-geser pekerjaan yang
menyebabkan tergesernya pekerjaan yang lain.

4.2.2. Uraian Histogram


a) Histogram Tenaga Kerja sebelum mengalami proses leveling.

Gambar 4.12 Histogram Tenaga Kerja hasil Jaringan Kerja PDM


Sebelum mengalami proses leveling histogram hasil penelitian menunjukkan
fluktuasi kebutuhan tenaga kerja, adanya peningkatan kebutuhan antara hari ke-7
sampai hari ke-22 kemudian turun dan naik lagi kebutuannya setelah hari ke-28.
Kebutuhan tenaga kerja maksimum mencapai 45 orang pekerja.

60

b) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 1

Gambar 4.13 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 1


Setelah mengalami proses leveling pertama histogram menunjukkan penurunan
kebutuhan tenaga kerja maksimum, yaitu 36 tenaga kerja pada hari ke-19, namun
masih terlihat fluktuatif dari kebutuhan tenaga kerja dan mengalami kemuduran
waktu pelaksanaan yang sebelumnya 97 hari menjadi 105 hari
c) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 2

Gambar 4.14 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 2

61

Dari proses leveling yang ke dua ini menunjukkan histogram kebutuhan tenaga
kerja yang lebih kecil kebutuhan tenaga kerjanya per hari namun masih belum
menunjukkan histogram kebutuhan yang ideal.
d) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 3

Gambar 4.15 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 3


Setelah mengalami beberapa proses leveling sumber daya manusia akhirnya
didapatkan histogram yang lebih baik dan termasuk dalam histogram tenaga kerja
yang ideal dengan kategori mula sedikit kemudian banyak dan akhirnya secara
bertahap berkurang, walaupun masih ada fluktuasi kebutuhan terutama pada saat
Pekerjaan Pengecoran Plat dan Balok, karena pada pekerjaan ini memerlukan
banyak pekerja yang telah direncanakan waktunya satu hari.

62

4.2.3. Perbandingan Histogram Tenaga Kerja penelitian (berdasarkan SNI)


dan Histogram Riil Pelaksanaan.

Gambar 4.16 Histogram Tenaga Kerja antara Penelitian dan Pelaksanaan


Histogram yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan jumlah total tenaga
kerja yang dibutuhkan lebih kecil daripada jumlah tenaga kerja riil yang
dilaporkan oleh pengawas. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang
dipakai dalam proses penelitian diperoleh berdasarkan angka komposisi yang ada
dalam SNI sehingga dapat diketahui produktivitas tenaga kerja sedangkan
kontraktor hanya berdasarkan pengalaman tanpa memperhitungkan produktivitas
tenaganya.

63

Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI diperoleh


komposisi tenaga kerja yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Komposisi kebutuhan tenaga kerja Penelitian dan Pelaksanaan

Jenis Tenaga Kerja

Jumlah berdasarkan
penelitian (orang)

Jumlah berdasarkan
pelaksanaan riil (orang)

54
54
54
54
0
78
683
78
10
100
117
108
1390

52
54
51
88
806
10
95
589
10
479
88
117
2439

1. Site Manager
2. Pelaksana
3. Logistik
4. M a n d o r
5. Tukang gali
6. Tukang batu
7. Pekerja
8. Tukang Kayu
9. Tukang listrik
10. Tukang besi
11. Penjaga
12. Harian Kantor
Jumlah Total

Jadi selisih kebutuhan tenaga kerja berdasarkan SNI yang telah mengalami proses
leveling sumber daya manusia dengan kebutuhan tenaga kerja pelaksanaan :
Silisih = 2439 1390
= 1049 orang pekerja

viii

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis tentang kebutuhan tenaga kerja Proyek Pembangunan Gedung
Ruang Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap I, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.

Metode Resources Leveling dalam perencanaan sumber daya manusia suatu


proyek dapat menghasilkan histogram kebutuhan tenaga kerja yang ideal
dibandingkan dengan histogram kebutuhan tenaga kerja riil pada pelaksanaan
proyek yang masih terdapat fluktuasi kebutuhan tenaga keja.

2.

Jumlah perencanaan tenaga kerja yang mengalami proses leveling


berdasarkan perhitungan SNI adalah 1390 orang sedangkan tenaga riil
dilapangan berdasarkan laporan pengawas adalah 2439 orang. Meskipun
jumlah tenaga kerja lebih sedikit, namun penyelesaian proyek masih dapat
terselesaikan dalam kurun waktu tidak lebih dari 120 hari kalender sesuai
dengan waktu yang disediakan pihak pemilik proyek.

3.

Jadwal alokasi kebutuhan tenaga kerja dari hasil penelitian sebelum


mengalami proses leveling mampu menyelesaikan kegiatan selama 58 hari,
sedangkan pada jadwal alokasi tenaga kerja setelah mengalami proses
leveling mampu menyelesaikan kegiatan proyek selama 79 hari. Kemunduran
jadwal yang terjadi diakibatkan proses perataan kebutuhan sumber daya untuk
menghindari fluktuasi kebutuhan tenaga kerja.

5.2. Saran
Dari hasil analisis yang diperoleh dari penyusunan skripsi ini, diberikan saransaran sebagai berikut :
1.

Data yang didapat untuk penyusunan skripsi ini masih belum lengkap yaitu
data tentang analisis biaya pekerjaan dari kontraktor, sehingga digunakan
data Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)

viii

ix

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan Kota Surakarta


Tahun 2009. Untuk penelitian selanjutnya diusahakan mendapatkan data yang
lebih akurat dari pelaksana proyek.
2.

Dalam pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan perencanaan tenaga kerja


untuk mencegah terjadinya fluktuasi penggunaan tenaga kerja yang akan
berakibat terjadinya keterlambatan waktu penyelesaian proyek karena adanya
keterbatasan tenaga kerja yang tersedia.

3.

Dalam pembuatan kurva S (time schedule) proyek perlu memperhatikan


faktor tenaga kerja, yaitu diusahakan kenaikan prosentase bobot pekerjaan
dapat diikuti jumlah tenaga kerja yang merata tiap harinya agar tidak terjadi
fluktuasi yang tajam, yaitu dengan cara melakukan perataan sumber daya
manusia (Resources Leveling).

4.

Untuk mengetahui optimasi dari pengaruh penambahan tenaga kerja guna


mendapatkan waktu penyelesaian yang cepat dengan perataan tenaga kerja
dengan implikasi waktu penyelesaian yang lebih lama dan hubungannya
dengan masalah biaya, dapat dilakukan penelitian selanjutnya mengenai
efisiensi biaya dari proses leveling sumber daya yang berpengaruh terhadap
waktu pelaksanaan proyek (time cost trade off).

DAFTAR PUSTAKA

ix

Dipohusodo, Istimawan.1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi : Jilid 1 dan 2.


Kanisius.Yogyakarta
Haedar Ali,Tubagus.1995. Prinsip-prinsip Network Planning. PT. Gramedia :
Jakarta
Haryanti, Desi. 2002. Studi Kasus Time Schedule Pelaksanaan Proyek
Pembangunan Gedung Lab.Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta Ditinjau Dari Kerataan dan Kepadatan Jadwal Tenaga Kerja.
Skripsi : Surakarta.
J Gordon and A Tulip. Resource Scheduling International Journal of Project
Management APM, UK.Volume 15, Issue 6, December 1997, Pages 359370
Madcoms. 2005. Mahir dalam 7 Hari Microsoft Project 2003. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Miftachudin. 2007. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan Resources
Leveling Metode Trial and Error (Studi Kasus Proyek Pembangunan
Gedung Fakultas Mipa UNS). Skripsi : Surakarta.
M. H. Elwany, Professor, I. E. Korish, Professor, M. Aly Barakat, Associate
Professor and S. M. Hafez, Research Assistant. Resource Smoothening In
Repetitive Projects. Faculty of Engineering- Alexandria University, USA
Putri Lyna A. Luthan M.Sc.& Syafriandi, ST. 2006. Aplikasi Microsoft Project
untuk Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Yuni, Arrosidah. 2008. Pengaruh Aplikasi Penggunaan SNI Dalam Perencanaan
Sumber Daya Manusia Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi : Surakarta.
Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai
Operasional. Erlangga : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai