4163 PDF
4163 PDF
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universttas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh:
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat waktu
awal dan waktu akhir dengan tujuan mewujudkan gagasan menjadi bentuk fisik
atau bangunan. Sejalan dengan makin majunya peradaban manusia maka makin
kompleks dan canggih proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan
mans, materials, money, machines, method sehingga terjadi suatu kegiatan yang
menghasilkan bentuk fisik berupa bangunan. Sementara itu kebutuhan akan alatalat produksi, barang konsumsi, maupun jasa pada kehidupan masyarakat makin
meningkat jumlah maupun mutunya.
Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting, karena seringkali
penyediaannya terbatas, baik karena faktor kualitas maupun hal-hal lain.
Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan
membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Setelah lama mereka
bergabung dengan proyek tidak mudah untuk melepas dan memanggil kembali
untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan yang tersedia. Sedangkan
menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya yang dipandang tidak
efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi fluktuasi keperluan
yang tajam (Iman Soeharto ,1997:222).
pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini telah berkembang beberapa
solusi alternatif yang ditawarkan. Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk
memecahkan permasalahan optimasi perataan sumber daya manusia, antara lain
dengan menggunakan metode Resouces Leveling. Perataan sumber daya manusia
(Resources Leveling) merupakan kegiatan untuk meminimalkan fluktuasi
penggunaan sumber daya manusia dalam keseluruhan aktivitas proyek. Prinsipnya
adalah dengan menggeser aktivitas-aktivitas non kritis dalam waktu tenggang
yang tersedia. Karena perataan sumber daya manusia hanya diterapkan pada
aktivitas-aktivitas non kritis, lintasan kritis tetap tidak diganggu, dan durasi
proyek tidak berubah. Perataan sumber daya manusia (Resources Leveling)
merupakan suatu teknik penjadwalan yang valid yang dapat digunakan pada
proyek-proyek konstruksi, sehingga teknik ini merupakan teknik yang efisien
dalam merencanakan penggunaan tenaga kerja.
1.2.
Rumusan Masalah
mendapatkan
histogram
sumber
daya
yang
ideal
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4.
Manfaat Penelitian
rah
ke a
POLWIL
SURAKARTA
KOREM
SURAKARTA
term
inal
JL.SLAM ET RIYADI
arah Kartosuro
Pos Polisi
Lokasi Proyek
Pemukiman
1.6.
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1.
Kajian Pustaka
Analisa SNI merupakan pembaharuan analisa BOW dalam membuat analisa harga
satuan untuk penawaran kontrak. Pada pelaksanaannya di lapangan, kontraktor
membuat penawaran dengan analisa SNI namun tidak diimplementasikan pada
pelaksanaan. Di lapangan menggambarkan penyediaan tenaga kerja dilakukan
hanya berdasarkan perkiraan kebutuhan dan pengalaman kontraktor pada proyekproyek sebelumnya (Yuni Arrosidah:2008).
Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Gedung FKIP Tahap
I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam perencanaan
sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih sedikit daripada
lapangan. Jumlah tenaga kerja riil di lapangan adalah 4943 orang. Namun prestasi
fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal ini menunjukkan bahwa
produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya tenaga kerja berdasarkan
perhitungan SNI adalah Rp.87.737.500,00 sedang biaya yang dikeluarkan
kontraktor adalah Rp.100.276.500,00. Jadi selisih biaya tenaga kerja berdasarkan
SNI adalah Rp. 12.345.500,00 terhadap tenaga kerja dilapangan. Tenaga kerja
berdasarkan perencanaan SNI mampu menyelesaikan volume rencana dengan
jumlah tenaga kerja lebih sedikit dari lapangan dalam waktu sama dengan waktu
pelaksanaan lapangan yaitu 120 hari sehingga histogram yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai dasar untuk menyediakan tenaga kerja selama pelaksanaan
proyek (Yuni Arrosidah:2008).
Dari hasil analisis dimana proyek yang digunakan sebagai studi kasus adalah
Proyek Pembangunan Gedung F.MIPA Tahap V yang berlokasi dikampus UNS
Surakarta, dapat disimpulkan bahwa dengan proses perataan dapat dihasilkan
histogram sumber daya manusia dengan fluktuasi yang lebih kecil. Sedangkan
histogram penggunaan tenaga kerja yang didapat dari laporan pengawas
membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat laporan pengawas
membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat selama berlangsungnya
proyek jauh lebih sedikit daripada jumlah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan
analisa SNI (Miftahudin.2007)
Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Perluasan Kantor
Pusat Tahap I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam
perencanaan sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih
kecil daripada secara riil dilapangan. Jumlah tenaga kerja perencanaan
berdasarkan SNI adalah 3341 orang sedangkan tenaga kerja riil dilapangan adalah
6433 orang. Namun prestasi fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal
ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya
tenaga kerja berdasarkan perhitungan SNI adalah Rp. 97.112.500,00 sedangkan
biaya yang dikeluarkan kontraktor adalah Rp.188.115.000,00. Jadi selisih biaya
tenaga kerja berdasarkan SNI adalah Rp. 91.002.500,00 terhadap tenaga kerja
dilapangan. Tenaga kerja berdasarkan perencanaan SNI mampu menyelesaikan
volume rencana dengan jumlah tenaga kerja lebih kecil dari lapangan dalam
waktu yang sama dengan waktu pelaksanaan dilapangan sehingga histogram yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyediakan tenaga kerja selama
pelaksanaan proyek (Emilla Melati.2008)
Dari segi penggunaan sumber daya perencanaan dapat diartikan sebagai memberi
pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan
kegiatan, sedangkan pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah
dilakukan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan
penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien (Iman Soeharto:1997:107)
Tenaga kerja merupakan sumber daya yang seringkali tidak mudah didapat, mahal
dan menimbulkan banyak persoalan. Untuk itu diperlukan perencanaan yang
masak mulai dari memperkirakan jumlah total tenaga kerja jenis dan jumlah
masing-masing disiplin dan keahlian, jumlahnya pada masing-masing tahap
kemajuan proyek dan lain sebagainya. Demikian juga perlu mengkaji besarnya
tenga yang tersedia di daerah lokasi proyek, perlukah diadakan latihan untuk
meningkatkan keterampilan tenaga kerja tersebut, atau lebih baik mendatangkan
dari daerah lain (Iman Soeharto.1995:115)
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber
daya adalah usaha pemakaian secara efisien. Di sini yang akan ditinjau adalah
sumber daya yang berbentuk tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu
sumber daya yang penting, karena seringkali penyediaannya terbatas, baik karena
faktor kualitas maupun hal-hal lain. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga
kerja memerlukan biaya mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum mereka
siap pakai. Setelah lama mereka bergabung dengan proyek tidak mudah untuk
melepas dan memanggil kembali untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan
yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya
yang dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi
fluktuasi keperluan yang tajam (Iman Soeharto ,1997:222).
10
2.2.
Landasan Teori
11
batang.
Metode
tersebut
menyajikan
secara
jelas
hubungan
ketergantungan antara bagian kegiatan dengan kegiatan lain, dan kegiatan yang
tidak perlu tergesa-gesa. Metode Network analysis tersebut mengalami
penyempurnaan secara bertahap, yaitu PERT, CPM, PDM dan terakhir
penjadwalan dengan komputer.
2.2.3.1.
Bar Chart
Bar chart atau lebih dikenal diIndonesia sebagai diagram batang mula-mula
dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt
2.2.3.2.
Kurva S
Pada proyek yang tidak banyak kegiatannya, metode bar chart sering digunakan.
Penggunaannnya digabungkan dengan kurva S sebagai pemantauan biaya. Disebut
kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S. hal tersebut terjadi karena
pada awal proyek (kegiatan persiapan) besarnya kegiatan yang dikeluarkan per
satuan waktu cenderung rendah, kemudian meningkat cepat pada pertengahan
proyek (kegiatan konstruksi), dan menurun rendah kembali pada akhir proyek
(penyelesaian akhir).
12
Persiapan
Persiapan
Persiapan
Pembandingan
kurva
rencana
dengan
kurva
pelaksanaan
Harga kegiatan
x 100 %
Kelemahan bar chart terletak pada kurangnya penjelasan akan keterkaitan antar
kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan informasi mengenai
13
akibat-akibat yang akan terjadi bila ada suatu perubahan. Walaupun memiliki
kelemahan, bar chart tetap merupakan suatu penjadwalan proyek yang baik.
2.2.3.3.
PERT
Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office yaitu biro proyekproyek khusus angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1957. PERT merupakan
singkatan dari Program Evaluation and Review Teknique atau teknik menilai dan
meninjau
kembali
program.
PERT
pada
prinsipnya
adalah
hubungan
Aturan PERT
Untuk membuat jaringan kerja kita harus mengetahui semua kegiatan yang terjadi
pada suatu proyek, waktu (durasi) setiap kegiatan, dan ketergantungan antar
kegiatan (kegiatan pendahulu/predecessors dan kegiatan pengikut/sukccessors).
Urutan-urutan logis seluruh proyek harus diketahui dengan baik. Setiap kegiatan
harus diketahui kegiatan pendahulu serta kegiatan pengikutnya. Dengan demikian
jaringan kerja dapat terbentuk dari awal proyek sampai dengan akhir proyek.
berupa
hubungan
ketergantungan
kegiatan
yang
logis
sehingga
Walaupun metode tersebut memiliki keunggulan akan tetapi metode tersebut juga
memiliki kelemahan. Kelemahannya terletak pada cara pembacaan, tidak semua
14
2.2.3.4.
CPM
Metode tersebut lebih dikenal dengan istilah lintasan kritis. Lintasan kritis adalah
untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-kegiatan yang tingkat kepekaannya
tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan.
Aturan CPM
Metode tersebut memiliki istilah-istilah dan symbol-simbol yang sedikit berbeda
dengan PERT, yaitu :
Tanda (simbol)
Anak panah (arrow), kegiatan (activity),job
Ada tiga jenis anak panah :
Anak panah biasa menunjukkan suatu kegiatan yang dapat
dikerjakan secara manual
Anak panah tebal menunjukkan suatu kegiatan yang harus menjadi
perhatian (kritis)
15
EET
Pada node CPM terbagi tiga bagian yang terdiri dari nomor
LET
5
16
A=5
24
24
C=6
D=2
33
33
G=9
35
47
K=2
L=3
F=6
I = 12
18
0
B = 10
18
10
E=8
50
50
H = 11
10
45
J=5
45
PDM
16
Aturan PDM
PDM metode yang digunakan adalah Activity on Node (AON) di mana tanda
panah hanya menyatakan keterkaitan antara kegiatan. Kegiatan dari peristiwa
pada PDM ditulis dalam bentuk node yang berbentuk kotak segi empat.
No. & Nama Kegiatan
Nomor Urut
E
S
Nama
kegiatan
Waktu
Penyelesaian (D)
E
S
L
S
Nama
kegiatan
Waktu
Penyelesaian
L
F
ES/LS
EF/LF
FF
TF
Waktu Penyelesaian
(D)
Nama
kegiatan
FF
EF
LF
TF
Earliest Start (ES) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut dilaksanakan
Earliest Finish (EF) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut diselesaikan
Latest Start (LS) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut dilaksanakan
Latest Finish (LF) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut diselesaikan
Free Float (FF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu
kegiatan tanpa mempengaruhi waktu awal kegiatan berikutnya
Total Float (TF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu
kegiatan tanpa memperhitungkan akhir proyek.
17
Rumus :
EF = ES + D
LS = LF D
FF = ES(i) EF(j)
TF = LF EF
Keunggulan dan Kelemahan
Pada PDM sebuah kegiatan dapat dikerjakan tanpa menunggu kegiatan
pendahulunya selesai 100%, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang
tindih (overlapping). Walaupun penggunaan PDM lebih logis dibandingkan
dengan metode yang lainnya, akan tetapi penggambaran masih dalam bentuk
network yang hanya dapat dibaca/dimengerti oleh level manajemen tertentu saja.
Penggunaan PDM saat ini sudah sangat popular, terutama perhitungannya yang
sekarang telah dikomputerisasikan.
waktu
proyek
dan
keberhasilan
pelaksanaanya
18
Setelah selesai menyusun jadwal seringkali hasil yang didapatkan jauh dari
memuaskan. Padahal jadwal yang baik adalah jadwal yang kegiatannya tersusun
dengan ketergantungan yang baik dan memiliki jadwal sumber daya yang baik
pula. Contoh berikut adalah grafik sumber daya yang kurang baik :
Jmh Tenaga
50
40
30
20
10
0
Waktu
Gambar 2.4 Grafik Sumber Daya
Dikatakan tidak baik karena pada periode pertama kebutuhan akan tenaga
kerjanya besar yaitu 50 orang. Namun, pada periode kedua, kebutuhannya sedikit
yaitu 30. Dengan demikian, ada kelebihan sumber daya sebanyak 20 orang. Untuk
menghindari pemborosan biaya tenaga, kelebihan pada periode pertama
diberhentikan karena tidak mungkin tidak bekerja tapi tetap dibayar. Namun pada
periode ketiga kembali kebutuhan tenaganya meningkat. Tentu saja hal tersebut
tidak dapat dibenarkan karena tenaga kerja yang telah diberhentikan belum tentu
mau bekerja kembali atau mungkin sudah bekerja ditempat lain sehingga terjadi
kekurangan sumber daya (kebutuhan 40 orang yang tersedia pada periode
sebelumnya sebanyak 30).
Kondisi
sumber daya
yang naik
turun atau
fluktuasi
tersebut
tidak
19
Grafik yang terbaik adalah apabila jumlah tenaga kerja meningkat dari awal
proyek atau rata atau banyak, kemudian sedikit demi sedikit kemudian meningkat,
dan kembali sedikit sampai akhir proyek. Seperti grafik-grafik ideal berikut ini :
Jmh Tenaga
Jmh Tenaga
50
40
30
20
10
0
50
40
30
20
10
0
Waktu
Jmh Tenaga
Waktu
Jmh Tenaga
50
40
30
20
10
0
50
40
30
20
10
0
Waktu
Waktu
20
Volume pekerjaan
Kurun waktu pekerjaan
Produktivitas dapat dihitung melalui harga borongan pekerjaan dan upah harian
tenaga kerja. Rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut :
Produktivitas per kelompok kerja (rPr) =
TA=
Dimana :
TA
= durasi kegiatan
21
22
a.
Trial-and-error approach
b. Blok Schedule
Keterbatasan sumber daya yang terampil seringkali menjadi kendala tersendiri
dalam menyususn kebutuhan sumber daya. Selain keterbatasan sumber daya yang
ada, yang sering juga terjadi adalah keterbatasan ruang atau area kerja sehingga
23
15
15
15
= 60 orang
Namun yang sering terjadi di lapangan adalah keberadaan tenaga kerja yang pada
awalnya tidak tersedia secara lengkap sehingga pembagian tenaga kerja tidak
memungkinkan untuk merata seperti diatas. Misalnya tenaga kerja yang akan
dipekerjakan didatangkan dari tempat lain (dari kampung), pada hari :
1. Pertama, tenaga kerja yang datang hanya 5 orang sehingga hanya 5 orang
yang bekerja pada hari pertama.
2. Kedua, datang lagi 5 orang sehingga sampai pada ahri kedua jumlah yang
bekerja 10 orang
3. Ketiga, datang 10 orang lagi sehingga pada hari ketiga yang bekerja 20
orang
4. Keempat, datang lagi 5 orang sehingga berjumlah 25 orang.
Penyusunan sumber dayanya adalah sebagai berikut :
10
20
25
= 60 orang
Terlihat jumlah total kebutuhan tenaga kerjanya adalah sama, yaitu 60 orang
dengan durasi yang sama yaitu 4 hari. Perbedaannya adalah pada jumlah tenaga
kerja yang bekerja per harinya sehingga jumlah produktivitasnya per harinya
berbeda.
24
15
15
15
15
Menjadi
5
10
20
25
Dalam penelitian kali ini kedua metode akan digunakan dan dipilih hasil
histogram sumber daya yang paling ideal.
2.2.8. Penggunaan Microsoft Project
Microsoft Project memang ditujukan untuk manajemen proyek sehinggga pada
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang manajemen proyek saja yang
mengenal program Microsoft Project ini secara mendalam, Microsoft Project
merupakan suatu program komputer yang banyak digunakan untuk menyusun
rencana kerja sebuah proyek konstruksi. Project atau dalam bahasa sehari-hari
disebut dengan proyek merupakan suatu rangkaian kerja yang dimulai dari tahap
perencanaan sampai pada tahap akhir. Hal-hal yang perlu dilakukan bila memiliki
sebuah proyek adalah :
1. Melakukan perencanaan dan penjadwalan, serta pelibatan pihak-pihak
yang berkompeten dalam proyek tersebut.
2. Setelah itu masuk ke dalam proses penentuan jenis-jenis pekerjaan
(Task),sumber daya yang diperlukan (Resources) baik sumber daya
manusia maupun material,biaya yang diperlukan (cost), juga jadwal kerja
(schedule) kapan pekerjaan dimulai dan kapan pekerjaan sudah harus
selesai. Jika semua hal tersebut telah ditentukan dandisetujui oleh semua
pihak maka kita telah mempunyai rencana dasar (Baseline).
3. Selanjutnya rencana tersebut harus dijalankan dan perkembangannya harus
terus dipantau dalam sebuah tahapan Tracking. Apabila pekerjaan belum
selesai maka harus dilakukan penjadwalan ulang (Rescheduling).
Dengan Microsoft Project dapat memperoleh rincian seluruh komponen kerja
secara detail.
25
2.3.
Kerangka Pikir
Mulai
Latar Belakang:
Perencanaan kebutuhan sumberdaya proyek menunjang keberhasilan proyek.
Kegiatan proyek selalu berubah-ubah jenis dan intensilasnya sehingga
mengakibatkan kebutuhan sumber daya mengalami fluktuasi.
Objek permasalahan :
kesesuaian rencana kebutuhan sumberdaya proyek dengan implementasi proyek
menghindari fluktuasi histogram kebutuhan tenaga kerja
keefektifan kebutuhan tenaga keria hasil perataan
data Pelaksana
Mengumpulkan data
data Pengawas
- RAB
- Daftar harga upah dan bahan
- Gambar Kerja
- Time Schedule
Tidak
Histogram tenaga
kerja ideal
setelah levelling
Ya
Pembahasan
Kesimpulan
26
Selesai
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian
3.2.
Pengumpulan Data
3.3.
28
3.4.
Tahapan dalam analisa data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan secara
sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat analisa yang
akurat untuk mencapai tujuan penulisan. Data terkait yang telah dikumpulkan
diolah dan dianalisis dengan tahapan sebagai sebagai berikut :
1. Pengolahan data RAB dan Gambar Kerja dengan bantuan daftar analisa
pekerjaan SNI dan daftar upah dan bahan satuan pekerjaan, sehingga diperoleh
durasi dan rincian tenaga kerja tiap jenis pekerjaan.
2. Dengan rincian tenaga kerja yang dibutuhkan dan durasi dari tiap pekerjaan,
kemudian menentukan hubungan ketergantungan (constrain) antar kegiatan
dengan metode PDM.
3. Pengaplikasian Program Microsoft Office Project 2007 dan membuat jaringan
kerja metode PDM, berdasarkan input yang diperlukan yang telah dibuat
sebelumnya.
4. Pembuatan histogram sumber daya manusia dengan aplikasi Microsoft Office
Project 2007, kemudian melakukan Resources Leveling sampai menemukan
grafik/histogram sumber daya manusia yang ideal.
29
5. Dari hasil laporan pengawas didapat histogram sumber daya manusia riil.
Kemudian berdasarkan histogram hasil levelling dan histogram riil di
lapangan dilakukan analisis dan pembahasan, yang meliputi :
a. Menganalisa kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI dan riil
di lapangan.
b. Menganalisa tingkat fluktuasi histogram sumber daya manusia
sebelum dan sesudah proses Resources Levelling.
c. Menganalisa perubahan kurva S akibat proses Resources Levelling.
d. Membandingkan histogram sumber daya manusia berdasarkan laporan
pengawas dengan histogram yang didapat dari proses Resources
Levelling.
6. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa menjelaskan rumusan masalah
yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu untuk mengetahui sejauh mana
efektifitas histogram tenaga kerja yang telah mengalami proses perataan dapat
diterapkan dilapangan dengan tolak ukur histogram tenaga kerja riil yang
didapat dari hasil pengawasan.
30
MULAI
31
Kesimpulan
SELESAI
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kontraktor
Setelah mengidentifikasi dan memperoleh data dari Proyek yang akan dianalisa,
kemudian menentukan tanggal proyek. Hal ini perlu dilakukan pada saat awal
karena berhubungan dengan time schedule yang akan menentukan tanggal mulai
dan selesai proyek, dengan cara memilih Project, Project Information seperti
berikut.
32
33
Properties. Pada format tersebut, kita dapat memasukkan bio data tentang proyek
yang dianalisis.
34
35
Setelah itu untuk memudahkan penyusunan jaringan kerja PDM, pekerjaan yang
ada dikelompokkan lagi sesuai dengan jenis pekerjaan secara lebih detail sehingga
dapat disusun menjadi serangkaian jaringan kerja yang mudah dimengerti dan
dianalisis.
36
5. Pekerjaan kolom
a. Penulangan kolom
b. Besi Stek kolom
c. Pemasangan bekisting
d. Pengecoran kolom
e. Bongkar bekisting
f. Stek besi balok lantai
6. Pekerjaan kolom praktis beton 15 x 15
a. Penulangan kolom
b. Pemasangan bekisting
c. Pengecoran kolom
d. Bongkar bekisting
7. Pekerjaan balok dan plat lantai
a. Pemsangan bekisting balok dan plat
b. Penulangan balok
c. Penulangan plat
d. Stek besi konsol beton 15/25
e. Besi stek balok tangga
f. Pengecoran balok dan plat
g. Bongkar bekisting balok dan plat
37
Produktivitas =
0,7800 Oh
Tukang batu
0,3900 Oh
0,0390 Oh
Mandor
0,0390 Oh
Bahan
Batu belah 15/20 cm
1.2000 m3
Pasir urug
0,3000 m3
Data :
Volume galian
= 33,93 m3
Harga tenaga
= 41.102,1
Harga borongan
= 45.212,31
Upah harian
= pekerja 28.000
Tukang batu 39.600
38
Produktivitas 1 tukang batu dan 2 pekerja adalah 2,1145 m3 per hari. Maka
dapat dikatakan bahwa dalam satu hari 1 tukang batu dan 2 pekerja dapat
menyelesaikan 2,11145 m3 pekerjaan batu kosong.
Setelah dihitung angka produktivitas dalam sehari, maka dapat dihitung kurun
waktu (durasi) masing-masing kegiatan berdasarkan rumus :
Durasi =
Volume pekerjaan
Produktivitas x jumlah goup pekerjaan
= 4519,88 kg
Produktivitas
= 117,75 kg
Kelompok kerja
= 4 group
Durasi
4519,88
117,75 x 4
= 9,596 ~ 10 hari
= 2,1147 m3
Kelompok kerja
= 2 group
Durasi
= 33.93
2,114 x 2
= 8,02 ~ 8 hari
39
0,040 Oh Mandor
= 0,1170546 %
= 8 hari
= 90,144 / 8
= 11,268 m3
Mandor
40
0,040 Oh Mandor
Bahan
1,100 m3 batu belah
@ Rp. 107.500,00
= Rp. 118.250,00
117
@ Rp.
= Rp. 128.700,00
kg semen portland
1.100,00
@ Rp. 101.200,00
Jumlah
= Rp. 56.773,20 +
= Rp. 303.723,20
(80,8%)
Bahan + upah
= Rp. 10.149.970,84
Bobot pekerjaan
= 3,163375 %
= 12 hari
= 85,371 / 12
= 7,1143 m3
Tukang batu
Mandor
41
Berdasarkan hasil analisis perhitungan jumlah kebutuhan tenaga kerja, pada saat
pekerjaan pengecoran membutuhkan jumlah tenaga besar karena dalam SNI biaya
tenaga termasuk digunakan untuk biaya penggunaan alat, oleh karena itu jumlah
tenaga kerja dapat dikurangi dengan cara memperhitungkan alat yang digunakan.
Besarnya biaya sewa alat (seperti: molen, concrete vibrator, mixer truck, concrete
pump ) yang digunakan selama pelaksanaan proyek dan pada masing-masing
pekerjaan, sehingga jumlah tenaga kerja yang diperhitungkan berdasarkan analisa
SNI pada pekerjaan pengecoran manual menggunakan kepala tukang batu, tukang
batu, dan pekerja tanpa alat bantu dapat dikurangi dengan sejumlah tenaga yang
tergantikan oleh alat tersebut. Contoh perhitungan :
Berdasarkan laporan harian dan pada saat pengamatan langsung di lapangan,
peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pada beberapa pekerjaan
adalah :
Tabel 4.1 Daftar harga sewa Alat Berat/Alat Konstruksi
Jenis pekerjaan
251.155,20
Pengecoran sloof
251.155,20
- Concrete vibrator
172.725,68
Pengeocoran kolom
251.155,20
332.000,00
- Stemper
1.644.000,00
86.362,84
181.780,64
42
Pengecoran beton K-250 (sloof, kolom, balok dan plat) berdasarkan SNI
membutuhkan :
Tabel 4.2 komposisi kebutuhan tanaga kerja pekerjaan beton
Jenis tenaga
koefisien
jumlah
Pekerja
6.000
60
Tukang batu
1.000
10
Kepala tukang
0.100
Mandor
0.300
= Rp. 251.155,20
Upah harian
pekerja
= Rp. 28.000,00
Tukang batu
= Rp. 39.600,00
Kepala tukang
= Rp. 48.400,00
Mandor
= Rp. 49.500,00
Pekerja
Tukang batu,dll
Pekerja
= 209.296 / 28.000
= 7,475 ~ 8 orang
= 0,26 ~ 0 orang
Kp.Tk batu
= 0,02 ~ 0 orang
Mandor
= 0,068 ~ 1 orang
Jadi kebutuhan total tenaga untuk pengecoran balok dan plat menjadi :
Pekerja
= 60 8 = 52 orang
= 1 orang
Mandor
= 3 1 = 2 orang
43
2. Pengecoran sloof
Biaya sewa alat :
Concrete mixer 250 lt = Rp.251.155,20
Concrete vibrator
= Rp.172.725,68 +
Rp.423.880,88
Pekerja
Tukang batu,dll
Pekerja
= 0,44 ~ 0 orang
Kp.Tk batu
= 0,04 ~ 0 orang
Mandor
= 0,114 ~ 0 orang
3. Pengecoran kolom
Biaya sewa concrete mixer 250 lt
= Rp. 251.155,20
Upah harian
pekerja
= Rp. 28.000,00
Tukang batu
= Rp. 39.600,00
Kepala tukang
= Rp. 48.400,00
Mandor
= Rp. 49.500,00
Pekerja
Tukang batu,dll
Pekerja
= 209.296 / 28.000
= 7,475 ~ 8 orang
= 0,26 ~ 1 orang
Kp.Tk batu
= 0,02 ~ 0 orang
Mandor
= 0,068 ~ 1 orang
44
996.000,00
Concrete pump
= Rp. 4.932.000,00
Concrete vibrator
= Rp.
259.088,52+
Rp. 6.187.088,52
Pekerja
Tukang batu,dll
Pekerja
= 5.155.907,1 / 28.000
= 6,51 ~ 7 orang
Kp.Tk batu
Mandor
= 1,666 ~ 2 orang
Biaya penggunaan alat bantu diharapkan sama dengan biaya pengecoran tanpa
alat bantu dengan menggunakan tenaga manusia yang lebih banyak jumlahnya.
Akan lebih bagus jika biaya yang dikeluarkan ketika menggunakan alat bantu
menjadi lebih sedikit daripada biaya upah tenaga kerja yang dihitung dari analisa
SNI. Hal tersebut dapat saja terjadi karena produktivitas alat yang tinggi dengan
metode pelaksanaan yang terencana dengan baik.
45
urutan
atau
hubungan
antar
kegiatan
berdasarkan
urutan
:-
kegiatan persiapan
Selanjutnya urutan antar kegiatan dapat dilihat pada lampiran tabel B-2
untuk
membuat
jaringan
kerja
metode
PDM.
Hubungan
ketergantungan dalam metode PDM, yaitu Start to Start, Finish to Start, Finish to
Finish, Start to Finish dan dalam suatu kegiatan mempunyai kegiatan pendahulu
(predeccessor) dan kegiatan pengikut (successor). Penentuan kegiatan konstrain
dilakukan setelah mengetahui durasi tiap-tiap kegiatan, karena dalam memilih
jenis kostrain, durasi kegiatan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan.
Selanjutnya setelah jaringan kerja tersusun dalam suatu diagram, perhitungan
dalam PDM network diagram dapat dilakukan.
46
Gambar 4.3 Lembar kerja dan Bar Chart hubungan Keterkaitan kegiatan
47
48
49
Kegiatan
Pekerjaan Persiapan
Pembersihan lokasi proyek
Uitzet dan bowplank
Direksi keet
Perkerjaan Tanah
Galian tanah pondasi sumuran
Galian tanah footplat
Galian pondasi batu kali
Pasir urug bawah pondasi
Urugan tanah kembali
Pekerjaan Pondasi
Pembesian besi sumuran
Pasangan batu kosong
Pengecoran pondasi beton cyclop 1:2:3 40%
batu kali
Poer beton
Footplat beton
Pondasi batu belah 1 pc : 6 ps
Pekerjaan Sloof
Lantai kerja beton 1pc : 4ps : 6kr
Penulangan sloof
Pemasangan bekisting sloof
Bobot %
Durasi bobot/hari
0.028259
0.2260718
0.3249782
9
3
2
0.003196
0.0696534
0.1803461
0.6678767
0.017191
0.1170546
0.1034
0.0789139
15
2
8
3
9
0.0452611
0.0076196
0.0152393
0.0306311
0.0086318
3.6753236
0.3673306
10
8
0.3829916
0.045783
8.8333508
3.7472499
0.1422033
3.1633747
9
6
2
12
1.0064324
0.6717579
0.0798354
0.2640022
0.1946102
6.2761068
2.1848231
5
13
7
0.0370533
0.4787394
0.318561
50
18
19
20
25
26
27
28
29
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Pengecoran sloof
Bongkar bekesting sloof
Besi stek sloof 25X40 SL3
Pekerjaan Kolom
Penulangan kolom
Besi Stek Kolom
Pemasangan bekisting kolom
Pengecoran kolom
Bongkar bekesting kolom
Stek besi balok lantai
Pekerjaan Kolom Praktis beton 15x15
Penulangan kolom praktis
Pemasangan bekisting kolom praktis
Pengecoran kolom praktis
Bongkar bekesting kolom praktis
Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Penulangan balok
Pemasangan bekisting balok dan plat
Penulangan plat
Stek besi konsol beton 15/25
Besi stek balok tangga
Pengecoran Beton dan Plat
Bongkar bekesting Beton dan Plat
TOTAL
2.5726312
0.037012
0.0346238
8
5
1
0.3358789
0.0077121
0.0390239
11.756957
0.0705421
6.8281509
3.3672403
0.0521813
0.0367867
15
2
15
5
7
1
0.7659831
0.0390239
0.4573584
0.6717579
0.0077121
0.0390239
0.250815
0.5407387
0.0735037
0.0041324
1
7
1
1
0.1914958
0.0762264
0.0681452
0.0077121
15.624036
13.091737
6.5250922
0.1027492
0.0177591
8.7824968
0.082696
100.00
16
12
9
3
0
1
5
0.9574789
1.0811335
0.7659831
0.0390239
0.0390239
5.8778814
0.0154243
Kurva S menunjukkan grafik kumulatif sumber daya total dana tiap satuan waktu,
yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan acuan Harga Satuan Dasar
(HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan Kota Surakarta Tahun 2009 yang tertera pada
lampiran A.2. Bagan balok disajikan beserta kurva S sekaligus untuk
memudahkan pembacaan time schedule hasil penelitian.
Dari hasil pembuatan kurva S dan diagram jaringan kerja maka didapat hasil :
1. Waktu penyelesaian proyek
Waktu yang diberikan dari pihak pemilik proyek untuk pelaksanaan proyek
adalah 120 hari pelaksanaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan pelaksanaan
pekerjaan hanya mencapai 84 hari atau sampai tanggal 08 Oktober 2009, hal
51
ini menunjukkan bahwa waktu yang diperoleh dari hasil penelitian sebelum
dilevelling masih menyisakan waktu 36 hari dari yang telah disediakan oleh
pihak pemilik proyek (owner).
2. Analisa Float
Nilai ES (Early Start), EF (Early Finish), LS (Late Start), FF (Free Float) dan
TF (Total Float) dalam Microsoft Project dapat diketahui dengan mengubah
tampilan Gantt Chart yang dapat disesuaikan kolom isiannya (task sheet),
yaitu dengan cara menuju menu Veiw, Table : Entri, pilih Schedule sehingga
tampilan gantt chart akan berubah. Hasil analisis Free Slack dan Total Slack
dapat dilihat pada lampiran B.4.
3. Identifikasi Jalur kritis
Berdasarkan tabel analisis Free Float (Free Slack) dan Total Float (Total
Slack) dapat diketahui bahwa kegiatan kritis adalah kegiatan yang ditunjukkan
dengan nilai Total Float (Total Slack) sama dengan nol, sedamgkan kegiatan
non kritis ditunjukkan dengan adanya nilai Total Float (Total Slack) pada
kegiatan tersebut. Pada tampilan gantt chart dan network diagram jaringan
PDM kegiatan kritis dibedakan dengan tanda warna merah.
52
menganalisa dan melihat secara umum gambaran dari hasil penelitian yang
dilakukan.
Untuk melihat grafik sumber dayanya, dengan cara mengubah tampilan menu
view, Resousces Graph sehingga akan terlihat seperti berikut :
53
54
Garis waktu
senggang
55
56
a. Pada jadwal yang telah diisi kebutuhan tenaga dan dalam hal ini hanya
melanjutkan proses leveling sebelumnya.
b. Menukar tampilan Gantt chart dengan menu View, Resources Usage.
Variasikan kebutuhan tenaga kerja per hari pada pekerjaan yang nonkritis
dengan tetap tidak melebihi kebutuhan maksimal tenaga kerja per hari.
4.2. Pembahasan
57
58
59
Waktu pelaksanaan proyek bila dilihat dari kurva S pembanding antara kurva S
penelitian setelah mengalami proses leveling dengan kurva S riil pelaksanaan
proyek dari kontraktor memperlihatkan waktu penyelesaian yang lebih lama,
namun masih dalam kurun waktu 120 hari kalender. Hal ini disebabkan adanya
proses leveling sumber daya guna mencari histogram kebutuahan tenaga kerja
yang ideal salah satunya dengan cara menggeser-geser pekerjaan yang
menyebabkan tergesernya pekerjaan yang lain.
60
61
Dari proses leveling yang ke dua ini menunjukkan histogram kebutuhan tenaga
kerja yang lebih kecil kebutuhan tenaga kerjanya per hari namun masih belum
menunjukkan histogram kebutuhan yang ideal.
d) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 3
62
63
Jumlah berdasarkan
penelitian (orang)
Jumlah berdasarkan
pelaksanaan riil (orang)
54
54
54
54
0
78
683
78
10
100
117
108
1390
52
54
51
88
806
10
95
589
10
479
88
117
2439
1. Site Manager
2. Pelaksana
3. Logistik
4. M a n d o r
5. Tukang gali
6. Tukang batu
7. Pekerja
8. Tukang Kayu
9. Tukang listrik
10. Tukang besi
11. Penjaga
12. Harian Kantor
Jumlah Total
Jadi selisih kebutuhan tenaga kerja berdasarkan SNI yang telah mengalami proses
leveling sumber daya manusia dengan kebutuhan tenaga kerja pelaksanaan :
Silisih = 2439 1390
= 1049 orang pekerja
viii
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis tentang kebutuhan tenaga kerja Proyek Pembangunan Gedung
Ruang Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap I, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
2.
3.
5.2. Saran
Dari hasil analisis yang diperoleh dari penyusunan skripsi ini, diberikan saransaran sebagai berikut :
1.
Data yang didapat untuk penyusunan skripsi ini masih belum lengkap yaitu
data tentang analisis biaya pekerjaan dari kontraktor, sehingga digunakan
data Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)
viii
ix
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
ix