Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensi untuk pengembangan usaha perikanan budidaya di Indonesia sangat
besar. Bila potensi ini dikelola dengan baik, akan dapat menjadi andalan sumber
pertumbuhan ekonomi. Pada saat ini teknologi pembenihan dan pembesaran berbagai
komoditas ikan budidaya bernilai ekonomis telah dapat dikembangkan dengan baik,
antara lain adalah udang, kerapu, kakap, nila, bandeng, patin, lele, gurame dan ikan
mas. Agar kegiatan usaha budidaya ikan dapat berlangsung sepanjang tahun dengan
produksi maksimal, diperlukan kontinuitas benih ikan baik dalam jumlah maupun mutu.
Dengan demikian produksi budidaya ikan dapat lebih terjamin dalam memenuhi
kebutuhan pasar domestik maupun internasional (Nurdjana, 2008).
Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas serta berkembangnya isu-isu
internasional akhir-akhir ini, menimbulkan tantangan multi dimensi yang harus dihadapi
dalam pengembangan usaha perikanan budidaya, antara lain : (1) perdaganganan
global yang sangat kompetitif, (2) ketatnya persyaratan mutu dan keamanan pangan
yang ditetapkan oleh negara-negara pengimpor, (3) tuntutan konsumen dalam dan luar
negeri terhadap mutu, penganekaragaman jenis, bentuk produk dan cara penyajian,
dan (4) tuntutan untuk melaksanakan tatacara budidaya ikan yang bertanggung jawab
dan berkelanjutan (Nurdjana, 2008).
Ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) merupakan salah satu ikan konsumsi
air tawar yang telah lama dikenal di Indonesia dan cukup banyak peminatnya.
Citarasanya yang gurih serta tekstur dagingnya yang tidak lembek menjadikan ikan
gurame digemari dikalangan masyarakat kita khususnya di pulau Jawa. Ikan gurame
telah dikenal cukup jauh dari daerah asalnya yaitu Indonesia, dikarenakan oleh nilainya
yang tinggi sebagai sumber makanan (Shedd, 1983 dalam Arfah 2006) dan penting
dalam usaha budidaya. Kesulitan ini disebabkan karena benih yang digunakan
merupakan hasil dari pemijahan alami yang dipengaruhi oleh musim (Arfah, 2006).
Pertumbuhan gurame yang relatif lebih lambat dibandingkan dengan jenis ikan
air tawar lainnya dan teknik budidaya yang digunakan belum intensif, memerlukan suatu
perbaikan agar produksi ikan gurame dapat ditingkatkan (Arfah 2006).

Salah satu

kendala dalam usaha budidaya gurame adalah ketersediaan benih yang tidak kontinyu
dan masih sangat terbatas. Padahal benih merupakan suatu faktor yang memiliki peran
tertentu (Arfah, 2006). Mengingat produk ikan gurami banyak diperdagangkan serta

mempunyai pengaruh terhadap benih yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan


teknis tertentu (BSN, 2000).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek integrasi pada semester VII di PT. Sejati Minat Tahta
Tasikmalaya ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui teknik pembenihan ikan gurame (Osphronemus gouramy) di PT. Sejati
Minat Tahta Desa Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
2. Mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada kegiatan pembenihan ikan gurame
(Osphronemus gouramy) serta mengetahui penyelesaiannya.
3. Menganalisa aspek finansial di unit pembenihan ikan gurame (Osphronemus
gouramy) di PT. Sejati Minat Tahta Desa Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Provinsi
Jawa Barat.

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada kegiatan praktek pembenihan ikan gurame
(Osphronemus gouramy) di PT. Sejati Minat Tahta Desa Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat ini adalah pengamatan dan pembahasan pada
morfologi ikan gurami, teknik pembenihan ikan gurami (Pemeliharaan induk,
Penanganan telur, Pemeliharaan benih, Manajemen pakan, Pertumbuhan dan
Sintasan, Kualitas air, serta Pengendalian hama dan penyakit), dan analisa finansial
yang meliputi : Analisa Laba Rugi, Break Event Point (BEP), Analisa B/C rasio dan
Payback Period (PP).

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GURAME (Osphronemus


gouramy) DI PT. SEJATI MINAT TAHTA, TASIKMALAYA,
JAWA BARAT

OLEH:
MILA KARMILA
NRP. 50144210773

PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR
JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai