Anda di halaman 1dari 4

I.

     PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Lobster air tawar ber-genus Cherax dari famili parastacidae baru mulai


dikembangkan untuk budidaya petani ikan diIndonesia pada tahun 2000. Hal ini
disebabkan karena banyak masyarakatIndonesia yang masih belum mengenal
sosok fisik lobster air tawar, padahal selain memiliki fisik yang menarik untuk
dijadikan udang hias, lobster juga dapat digunakan untuk udang konsumsi yang
harganya mahal sebagai penyedia protein hewani (Sukmajaya, 2003).

Lobster memiliki karakteristik yang berbeda dengan udang jenis lain. Rasa daging
lobster air tawar lebih enak, kenyal dan gurihnya melebihi lobster air laut. Selain
itu lobster air tawar memiliki lemak, kolesterol dan garam yang rendah sehingga
aman dikonsumsi untuk semua kalangan. Kandungan seng cukup tinggi sehingga
dapat meningkatkan vitalitas pada manusia (Hartono et al., 2005).

Kelebihan lain lobster air tawar yaitu karakternya yang tidak mudah stress dan
tidak mudah terserang penyakit. Asalkan kebutuhan pakan, kualitas air dan
kebutuhan oksigen terpenuhi maka lobster dapat tumbuh dan berkembangbiak
dengan cepat (Hartono et al., 2005).

Berkembangnya usaha budidaya lobster air tawar tidak terlepas dari tingginya
permintaan pasar, terutama ekspor luar negeri. Namun belum ada data pasti
mengenai permintaan lobster air tawar oleh beberapa Negara. Harga lobster dalam
negeri pun cukup mahal dibandingkan harga udang yang lain, yaitu Rp 200.000 –
Rp 300.000 per kg (Hartono et al., 2005).

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan usaha budidaya lobster air tawar
merupakan permasalahan yang belum dapat dipecahkan oleh petani lobster.
Kendala – kendala tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Belum banyak ilmu pengetahuan alam, khususnya biologi yang membahas


berbagai spesies dalam lobster dihabitat aslinya
2. Belum berkembangnya pengetahuan tentang teknik adaptasi dalam usaha
domestik lobster air tawar yang berasal dari habitat alam
3. Belum banyak diketahui teknik pemijahan udang lobster air tawar secara
semi buatan

4.   Masyarakat petani ikan belum banyak yang memahami teknik persiapan wadah
dan media, penebaran benih, pemeliharaan benih, panen dan packing serta
pengangakutan (Sukamajaya, 2003).
Berbagai permasalahan tersebut mau tidak mau harus dicarikan jalan keluar yang
rasional dan bijaksana. Diawali dari permasalahan – permasalahan tersebut,
penyusun ingin lebih mendalami mengenai kegiatan yang berhubungan dengan
pembesaran lobster air tawar dari mulai penyiapan wadah dan media pembesaran,
pemeliharaan benih yang meliputi pakan, pengelolaan kualitas air dan hama
penyakit lobster sampai pemanenan dan pengangkuatan benih termasuk pada
transportasi benih.

Harapannya, lobster air tawar dapat menjadi komoditas unggulan yang dapat 
meningkatkan pendapatan nasional umumnya dan dapat meningkatkan
kesejahteraan petani udang pada khususnya.. Mengingat pentingnya informasi
mengenai pembesaran lobster, maka diperlukan tulisan yang mengulas hal akan
tersebut. Tulisan tersebut tertuang dalam bentuk sebuah laporan yang dilaporkan
berdasarkan kegiatan yang diikuti selama mengikuti kegiatan magang di
Departemen Perikanan Budidaya PPPG Pertanian Cianjur. Dengan judul
”KEGIATAN PEMBESARAN LOBSTER AIR TAWAR DI DEPARTEMEN
PERIKANAN BUDIDAYA”
B.         Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan magang industri pada bidang peminatan budidaya
perairan adalah:

1. Membesarkan komoditas perikanan khusunya lobster air tawar.


2. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada saat kuliah ditahun pertama.
3. Pemenuhan persyaratan akademik.

C.    Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan magang industri pada bidang peminatan budidaya
perairan adalah:

1. Memiliki pengalaman dalam kegiatan pembesaran lobster air tawar,


dimulai dari penyiapan wadah dan media pemeliharaan, pemilihan benih yang
baik, penebaran benih, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air dan hama
penyakit udang lobster serta pemanenan dan packing.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
selama kuliah tahun pertama.

https://riskyhandayani.wordpress.com/2011/04/24/pembesaran-lobster-air-tawar/

A. Pendahuluan
            Indonesia memiliki potensi besar sebagai wilayah pengembangan lobster air
tawar karena memiliki dua musim. Sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan
tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal dalam membudidayakan lobster
air tawar. Kondisi ini menyebabkan lobster air tawar masih sulit diperoleh di pasaran dan
harganya juga menjadi kurang terjangkau masyarakat luas. Lobster air tawar tergolong
udang yang mudah dibudidayakan.
Selama ini lobster air tawar masih dibudidayakan dengan lahan dan modal besar.
Padahal, usaha budi daya lobster air tawar juga bisa dikembangkan dalam skala usaha
kecil, dengan hanya memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah tinggal. Peminat
lobster air tawar semakin banyak. Maklum, bisnis udang bercapit besar ini memang
menggiurkan. Harga benih dan produk siap santapnya sama-sama selangit. Tak heran,
jika orang pun berbondong-bondong membudidayakannya. Ada dua kunci penting
dalam budi daya lobster air tawar, yakni aspek pembenihan dan pembesaran. Jika
kedua aspek tersebut dikuasai dengan benar, keuntungan besar pasti bakal bisa kita
raup. (Setiawan, 2006, hlm.1)
           https://diansibarani.blogspot.com/2012/06/makalah-budidaya-lobster-air-
tawar.html?m=1

Salah satu jenis lobster yang bernilai ekonomis tinggi yaitu lobster air tawar
(Cherax qudricarinatus). Hingga kini, belum banyak orang yang menggeluti usaha
budidaya lobster air tawar. Salah satu penyebabnya adalah belum banyak yang
mengetahui keberadaan lobster air tawar. Kebanyakan orang hanya mengetahui
lobster air laut yang ditangkap oleh para nelayan. Ukuran dan bentuk lobster air
tawar memang mirip dengan lobster air laut. Perbedaannya lobster air tawar bisa
dibudidayakan, sedangkan lobster air laut hingga kini belum berhasil
dibudidayakan. Lobster air laut yang berada di pasaran berasal dari tangkapan
nelayan (Iskandar, 2006).

Secara teknis, budidaya lobster air tawar, baik untuk pembenihan maupun
pembesaran sangat gampang, tidak seperti udang windu ataupun udang galah yang
relatif lebih sulit dan rumit. Orang awampun bisa melakukannya sendiri, baik
dalam skala usaha kecil maupun besar. Indonesia yang beriklim tropis juga sangat
mendukung usaha budidaya lobster air tawar. Hal ini sangat berbeda dengan negara
lain di wilayah non-tropis yang terkendala oleh faktor musim.

Lobster air tawar tidak gampang stress dan tidak mudah diserang penyakit.
Asalkan kebutuhan pakan, kualitas air, dan kebutuhan oksigen yang terlarut dalam
air terpenuhi dengan baik. Karenanya faktor-faktor pendukung budidaya harus
mutlak dikuasai agar lobster air tawar tumbuh sehat, cepat dan bongsor (Setiawan,
2006).

Saat ini yang menjadi kendala dalam budidaya lobster air tawar adalah indukan
yang masih harus didatangkan dari luar negeri. Meskipun di Indonesia sudah ada
yang menyediakan untuk dibudidayakan, jumlahnya masih belum mencukupi
untuk budidaya skala besar dan strain lobsternya masih terbatas. Sementara itu,
untuk mendatangkan indukan dari luar negeri membutuhkan biaya ekstra. Selain
itu teknik untuk budidaya lobster air tawar juga masih baru, sehingga ada sedikit
tantangan untuk menekuninya (Iskandar, 2006).

Usaha-usaha yang berkaitan dengan lobster air tawar seperti pembenihan dan
pembesaran harus terus ditingkatkan, karena prospek dari usaha yang berkaitan
dengan lobster air tawar sangat bagus. Untuk mendirikan suatu usaha tentunya
memerlukan modal yang tidak sedikit. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) dalam
Primyastanto (2006), invesatasi yang dilakukan dalam berbagai bidang usaha
sudah tentu memerlukan sejumlah modal (uang) disamping keahlian lainnya.
Modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya pra
investasi, biaya investasi dalam aktiva tetap sampai dengan modal kerja/aktiva
lancar. Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada, baik modal sendiri maupun modal pinjaman.
https://ichesherlock.wordpress.com/2010/06/25/latar-belakang-bisnis-lobster-air-tawar/

Anda mungkin juga menyukai