Anda di halaman 1dari 4

PATOLOGI ANATOMI APENDISITIS

Apendiks merupakan divertikulum sebenarmya dari sekum normal. Apendiks


rentan terhadap infeksi akut dan kronik, seperti diventrikulum lainnya, tetapi
apendisitis akut adalah entitas yang lebih sering terjadi. Lesi lainnya, termasuk tumor,
juga dapat terjadi di apendiks, tetapi jauh lebih jarang terjadi.1
Patogenesis
Peningkatan progessif dari tekanan intraluminal yang menekan aliran vena
diduga sebagai pemicu dimulainya apendisitis akut. Pada 50% sanpai 80% kasus,
apendisitis akut berikatan dengan obstruksi luminal, umumnya disebakan oleh feses
berukuran kecil yang membatu atau FECALITH atau lebih jarang, karena batu
empedu,tumor atau cacing. Cedera iskemik dan statis isi luminal yang mendukung
proliferasi bakteri dapat memicu respons inflamasi terhadap edema jaringan dan
interaksi neotrofil pada lumen, dinding otot dan jaringan lunak periapendiks.1,2
Apendisitis akut
Apendisitis akut dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi paling
sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Pada laki-laki resiko apendisitis seumur
hidup 7% lebih banyak dibandingkan perempuan. Di luar dari prevalensi apendisitis
akut, diagnosisnya dapat sulit ditegakkan sebelum operasi dan kondisi tersebut
mungkin mirip dengan limfadeniti mesenteric (seringkali sekunder terhadap infeksi
yersinia yang belum diketahui atau enterokolitis akibat virus), salpingitis akut,
kehamilan ektopik, mittelschmerz (nyeri yg berkaitan dengan ovulasi) dan
diverticulitis Meckel.1
Morfologi
Pada fase awal apendisitis akut, pembuluh darah subserosum kongestif dan
terdapat sedikit infiltrate. Neutrofil perivaskular pada semua lapisan dinding. Reaksi
inflamasi mengubah dinding serosum normal yang licin menjadi permukaan yang

kasar, bergranula dan eritematosa. Meskipun terdapat neurofil di mukosa dan ulserasi
superficial fokal, gejala ini tidak spesifik dan diagnosis apendisitis akut
membutuhkan infiltrasi neutrofil pada muskularis propia. Pada kasus yang lebih
parah, dapat terjadi abses dalam dinding (apendisitis akut supuratif) dan kondisi ini
dapat berkembang menjadi area ulserasi dan perdarahan serta nerkosis gangrenosa
yang dapat meluas hingga ke serosum, menimbulkan apendisitis akut gangrenosa
yang seringkali pecah dan diikuti oleh peritonitis supuratif.1

Gambar 1. apendiks normal3


Sumber : dokteryes.blogspot.com

Gambar 2. Apendisitis akut3


Sumber : dokteryes.blogspot.com

Gambar 3. Apendisitis kronik3


Sumber : dokteryes.blogspot.com

Daftar pustaka
1. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi.7nd ed.vol. 1.
Jakarta:penerbit buku kedokteran EGC, 2007
2. Price, Sylvia A. Dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisologi : konsep klinis
proses-proses penyakit, volume 2. Jakarta : EGC
3. http://dokteryes.blogspot.co.id/2012/09/blok-13-praktikum-patologianatomi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai