CT Kepala Atropi
CT Kepala Atropi
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Computed Tomography merupakan suatu metode pencitraan diagnosa yang
memanfaatkan komputer sebagai pengolah data sinar-X yang telah mengalami
atenuasi dalam tubuh pasien yang diperiksa.
CT Scan mempunyai kemampuan untuk membedakan bagian-bagian yang
kecil diantara jaringan lunak dan ini lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan
radiologi konvensional dengan meningkatkan kontras enhancement, sehingga
berbagai
jaringan
lunak
dan
jaringan
tubuh
cepat
dibedakan
(www.radiologyinfo.com)
Atropi adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atropi merupakan
suatu respon adaptif yang dapat timbul sewaktu terjadi penurunan beban kerja sel
atau jaringan ( Corwin, 2000 ). Tidak terkecuali pada otak Atropi pada otak bisa
menyebabkan perubahan tingkah laku atau disfungsi organ, seperti: kejangkejang,kelumpuhan, atau kebutaan. Penyebab atropi bisa karena infeksi virus atau
juga penyakit degeneratif. Pada kasus yang penulis angkat kali ini adalah atropi
serebri yaitu adalah penyusutan atau berkurangnya ukuran suatu jaringan atau
terdapat kelainan saraf yang ada di otak.
Pada pemeriksaan CT-Scan pada anak diperlukan ketelitian untuk keakuratan
akuisisi data apalagi pada kasus yang berhubungan dengan fungsi otak. Banyak
literatur yang menguraikan tentang protokol dan urutan pelaksanaan untuk
pemeriksaan CT-Scan pada anak yang tentu saja berbeda dengan pasien dewasa.
Salah satu parameter yang digunakan untuk keakuratan data tersebut adalah ukuran
slice thickness . Semakin kecil ukuran slice maka resolusi yang dihasilkan akan
semakin tinggi ( Nesseth, 2000 ). Untuk ukuran standar scanning otak pada anak
menggunakan slice thickness
sama seperti pada pemeriksaan otak dewasa. Padahal secara anatomis ukuran otak
anak lebih kecil daripada otak dewasa sehingga dibutuhkan detail yang lebih baik.
Harusnya pemeriksaan dilakukan dengan ukuran slice yang lebih tipis sehingga citra
anatomis yang ditampilkan lebih memberikan informasi diagnostik.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai
TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA PADA ANAK DENGAN
KASUS ATROPI SEREBRI DI RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.2.1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Anatomi Otak
Otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal menyerupai agar-agar
dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang, yaitu cranium (tengkorak),
yang secara absolut tidak dapat bertambah volumenya, terutama pada orang dewasa.
Jaringan otak dilindungi oleh beberapa pelindung, mulai dari permukaan luar adalah
kulit kepala, tulang tengkorak, selaput otak (meninges), dan cairan cerebrospinalis.
Selaput otak terdiri atas tiga lapisan (dari luar ke dalam) : duramater, arakhnoid, dan
piamater. Di dalam tempat tertentu duramater membentuk sekat-sekat rongga
cranium dan membaginya menjadi tiga kompartemen. Tentorium merupakan sekat
yang membagi rongga cranium menjadi kompartemen supratentorial dan
infratentorial, memisahkan bagian-bagian posterior-inferior hemisfer cerebri dan
cerebelum (Listiono, 1998).
Otak (encephalon) dapat dibagi dalam tiga komponen utama : hemisfer
cerebri (otak besar), batang otak, dan cerebellum (otak kecil). Cerebri adalah bagian
otak terbesar (85%) yang berasal dari pronsecephalon. Ia terdiri dari sepasang
hemisfer yaang berstruktur sama, yang dipisahkan oleh flax cerebri dan dihubungkan
oleh sekumpulan serabut saraf yang disebut corpus callosum, yang berfungsi untuk
menyampaikan impuls di antara keduanya. Cerebri dari luar ke dalam tersusun oleh
korteks (massa kelabu atau subtansia grisea atau grey matter), massa putih (subtansia
alba), dan massa kelabu yang dikenal sebagai ganglia basalis (Listiono, 1998)..
2
5
7
8
3
5
Korteks cerebri (subtansi gricea) terdiri dari sel-sel saraf. Subtansia alba
cerebri berisi serabut-serabut saraf (akson) dalam saluran-saluran yang menonjol,
contoh korona radiata. Serabut-serabut ini arahnya konvergen, membentuk kapsula
interna, di sefalad otak tengah. Ganglia basalis yang terletak di sebelah dalam
cerebri, berbatasan dengan ventrikel III, terdiri dari nukleus kaudatus, putamen dan
globus palidus. Nukleus kaudatus berjalan di lateral ventrikel lateralis dan talamus.
Talamus dan hipotalamus juga termasuk dalam substanis gricea (Listiono, 1998;
Woodruff, 1993).
Di dalam parenkim otak bagian dalam terdapat empat buah rongga yang
saling berhubungan dan berisi cairan cerebrospinalis. Rongga-rongga ini dibatasi
oleh epitel apindema, disebut ventrikel otak. Sistem ventrikel otak terdiri atas
ventriel lateralis kanan dan kiri, ventrikel III, dan ventrikel IV. Cairan
cerebrospinalis dibentuk setiap hari oleh pleksus khoroideus di dalam ventrikel dan
ruang subarakhnoid (Woodruff, 1993).
Batang otak, dari sefalad ke kaudal, terdiri dari empat komponen utama :
disencephalon, mesencephalon, pons, dan medulla (Woodruff, 1993). Diencephalon
terdiri dari talamus, hipotalamus, epitalamus, dan sub talamus. Mesencephalon atau
otak tengah terdiri dari tektum, tegmentum, substansia nigra, dan pedunkulus
cerebri. Saraf III dan IV keluar dari mesensefalon. Akuaduktus silvii yang
menghubungkan ventrikel III dan IV terletak dalam otak tengah bagian dorsal. Pons
merupakan penghubung antara otak tengah dan medulla oblongata, terdiri dari
bagian ventral (basis) dan bagian dorsal (tegmentum). Ia membentuk komponen
utama dari batang otak dan berlokasi di bagian fossa medio-posterior. Saraf V-VII
berasal dari pons. Permukaan dorsal pons membentuk dasar ventrikel IV. Medulla
merupakan komponen yang paling kaudad dari batang otak. Saraf VIII-XII berasal
dari medula. Medula akan melanjutkan diri ke kaudal sebagai medula spinalis.
Medula meruncing ke kaudal dan bergabung dengan medula spinalis servikal pada
foramen magnum (Listiono, 1998; Woodruff, 1993).
Cerebellum terletak dorsal dari pons dan medulla dan menempati terbesar dari
fossa cerebri posterior. Cerebellum terdiri dari vermis di garis tengah dan dua lobus
lateral (hemisfer).Seperti hemisfer cerebri, cerebellum terdiri dari korteks (gray
matter) dan bagian tengah (white matter) dengan inti bagian dalam (gray matter).
Cerebellum bergabung dengan tiga segmen batang otak melalui pasangan
pedunkulus : cerebelaris inferior dengan medulla oblongata (Listiono, 1998;
Woodruff, 1993).
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri, yaitu arteri karotis interna dan arteri
vertebralis. Di dalam rongga cranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan
membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus willisi. 2/3 aliran darah cerebri
dialirkan kesebagian besar cerebri dan diensefalon melalui sistem karotis dan 1/3
sisanya dialirkan ke medula oblongata, pons, otak tengah, lobus temporalis bagian
medial dan inferior, lobus parietalis, lobus oksipitalis, dan cerebellum melalui sistem
vertebralis.
11.
Arteri
subklavia kiri
12.
Arteri
vertebralis kiri
13.Arteri vertebralis bergabung menjadi
arteri Basilaris
13.
Sirkulus
willisi
14.
Arteri
serebri anterior
15.
Arteri
serebri media
3. Straight sinus
4. Torcular herophilli
5. Sinus tranversus
6. Sinus sigmoid.
7. Sinus oksipitalis
8. Vena galen
9. Vena basalis
2.4.
10
Tabung sinar-X
Berdasarkan stukturnya tabung sinar-X sangat mirip
dengan tabung sinar-X konvensional namun perbedaannya terletak
pada kemampuannya untuk menahan panas dan output yang tinggi.
Panas yang cukup tinggi disebabkan karena perputaran anoda yang
tinggi dengan elektron-elektron yang menumbuknya. Ukuran fokal
spot yang kecil (kurang dari 1 mm) sangat dibutuhkan untuk
menghasilkan resolusi yang tinggi.
Kolimator
Kolimator berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur,
membatasi jumlah sinar yang sampai ke tubuh pasien serta untuk
meningkatkan kualitas gambar. CT-Scan menggunakan 2 buah
kolimator yaitu pre pasien kolimator dan pre detektor kolimator.
Detektor
Selama eksposi berkas sinar-X (foton) menembus pasien
dan mengalami perlemahan (atenuasi). Sisa-sisa foton yang telah
teratenuasi kemudian ditangkap oleh detektor. Ketika detektordetektor menerima sisa-sisa foton tersebut, foton berinteraksi
dengan detektor dan memproduksi sinyal dengan arus yang kecil
yang disebut sinyal output analog. Sinyal ini besarnya sebanding
dengan intensitas radiasi yang diterima. Kemampuan penyerapan
detektor yang tinggi akan berakibat kualitas gambar lebih
optimal. Ada 2 tipe detektor yaitu solid state dan isian gas.
11
12
13
dari gambar CT- Scan tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih.
Semakin tinggi resolusi algorithma yang dipilih maka semakin tinggi
resolusi gambar yang akan dihasilkan. Denagn adanya metode ini maka
gambaran seperti tulang, soft tissue, dan jaringan-jarringan lain dapat
dibedakan dengan jelas pada layar monitor.
2.5.8. Window width
Window width adalah rentang nilai computed tomography yang
dikonversi menjadi gray levels untuk ditampilkan dalam TV monitor.
Setelah
komputer
menyelesaikan
pengolahan
gambar
melalui
sampai mendapatkan
2.6.2.
Posisi pasien : supine di atas meja pemeriksaan; head first. Atur posisi
kepala sehingga OML vertikal tegak lurus.
14
5.4.2.
5.4.3.
kV : standard
5.4.5.
5.4.6.
5.4.7.
5.4.8.
5.5.
5.5.2.
Kriteria gambar :
a. Tampak jelas batas tegas antara
substansia gricea
b.
c.
d.
15
Gambar 5
(Bontrager, 2001)
Keterangan: Gambar 5 Gambar irisan CT Scan
A. Bola mata
B. Nervus optikus kanan
C. Kiasma optik
D. Lobus temporal
E. Pons/otak tengah
F. Cerebelum
G. Lobus oksipital
H. Air cel mastoid
I. Sinus sphenoid atau sinus ethmoid
2.
Gambar 6
(Bontrager, 2001)
16
Keterangan:
b.
c.
Perdarahan intrakranial
d.
Aneurysma
e.
Abses
f.
Atrofi kepala
g.
Posttraumatic abnormalities
h.
17
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, pemeriksaan CT-Scan kepala pada
anak dengan kasus atropi serebri di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum
Identitas pasien
Adapun identitas yang diambil sebagai kasus dalam laporan kasus ini
adalah sebagai berikut :
2.
Nama
: An. A
Umur
: 2 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
: Petarukan, Pemalang.
Pengirim
: dr. Saiful
Permintaan foto
: CT-Scan kepala
Nomor RM
: 332341
Diagnosa
Riwayat penyakit
Selama tiga hari, anak tersebut mengalami panas tinggi disertai dengan
kejang. Sampai umur 1,5 tahun. Kemudian pada tanggal 9 Januari 2007 dibawa
ke Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal untuk diperiksa. Dokter mendiagnosa
bahwa anak ini menderita delayed development.
Kemudian
Dokter
18
3.
Prosedur pemeriksaan
Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan CT-Scan
kepala dengan kasus atropi serebri di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal,
yaitu :
: CT Scan helical
Merk
: Auklet- Toshiba
: MOICT 0022EAA
: V 120 KV
Kondisi
: baik
Selimut.
Head cleam.
Pengganjal kepala
Imager
19
2. Pelaksanaan pemeriksaan
3.
Click filming
Click sceno/ct
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus bagi pasien, hanya benda-benda yang dapat
mengganggu radiograf dilepas, seperti kacamata, anting-anting. Pasien
diberi selimut agar tidak dingin dan terasa nyaman. Komunikasi dengan
keluarga pasien sangat diperlukan mengenai prosedur pemeriksaan yang
dilakukan.
20
4. Teknik Pemeriksaan
1.
Karakteristik
pesawat
CT-Scan
yang
digunakan
2.
Jenis
: CT Scan Helical
Produksi
: Toshiba
Tipe/modeL
: MOICT
Seri
: 0022EAA
Waktu Scan
: 3 detik
Arus tabung
: 500 mA
Tegangan tabung
: 120 kv
Slice thickness
: 5 mm dan 10 mm
Monitor
: 21 inchi
3.
Posisi objek : Kepala fleksi dan diletakan pada head holder. Kepala
diposisikan sehingga Mid Sagital Plane kepala sejajar
dengan lampu indicator longitudinal dan interpupilary
line sejajar dengan lampu indicator horizontal.
Selanjutnya kepala difiksasi dengan head clem.
Lengan pasien diatur disamping tubuh dan difiksasi
dengan sabuk khusus. Kemudian bagian tubuh
diberikan selimut. Batas atas pemeriksaan adalah
vertek dan batas bawah basis cranii.
4.
Scan Parameter
Scanogram
: Kepala lateral
21
Range
5.
WW
: 220
WL
: 110
KV
: 120
mAs
: 200 mAs
Gantry tilt
: - 5,5
Scan View
WW
: diatas 90
WL
: dibawah 20
KV
: 120
mAs
: 200 mAs
Scan scan
Scan- scan di mulai dari slice 2 slice 8
Range
7.
Slice
WW
:diatas 90
WL
: dibawah 20
KV
: 120
mAs
: 300 mAs
FOV
Gantry tilt
: - 5,5
5. Proteksi Radiasi
Oleh karena adanya efek negatif yang ditimbulkan oleh sinar-X, maka
perlu sekali setiap petugas memperhatikan proteksi radiasi baik terhadap pasien,
petugas itu sendiri serta masyarakat umum yang berada di sekitar ruang
pemeriksaan.
Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal, usaha-usaha
yang dilakukan untuk proteksi radiasi adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan hanya dilakukan atas permintaan dokter.
b. Mengusahakan agar tidak terjadi pengulangan scan
c. Pintu kamar pemeriksaan dipastikan tertutup dan terkunci pada saat
penyinaran karena radiasi yang dihasilkan oleh pesawat CT-Scan sangat
besar, dan dinding dilapisi timbal 2 mm Pb.
d. Selama melakukan penyinaran semua petugas berdiri di belakang panel
kontrol atau di tempat yang terlindung dari radiasi dan mengawasi pasien
melalui jendela kaca timbal.
e. Selama penyinaran berlangsung, tidak boleh ada orang lain di dalam kamar
pemeriksaan
6. Pengolahan Film
Untuk menampakkan bayangan laten yang terbentuk pada emulsi film
sesudah ekspose menjadi bayangan nyata dibutuhkan pengolahan film di kamar
gelap. Pengolahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual
dan otomatik.
Pengolahan film CT-Scan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Kardinah Tegal dilakukan secara otomatis. Setelah penyinaran, gambar dipindah
23
ke dalam alat print lalu diprint. Setelah itu film dibawa ke kamar gelap untuk
dilakukan pencucian film dengan menggunakan mesin pencuci otomatis.
Pengolahan film adalah mengubah bayangan laten yang terbentuk
emulsi film selama eksposi diubah menjadi bayangan berbentuk perak melalui
proses kimia.
Pengolahan film secara otomatis adalah proses pengolahan film dengan
sistem transportasi film yang dilanjutkan oleh roller yang bekerja dengan
kecepatan tetap. Dalam pengolahan film secara otomatis menggunakan
konsentrasi larutan dan suhu yang tinggi dari pada proses manual sehingga
waktunya lebih cepat.
3.2.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pemeriksaan CT-Scan kepala pada
kasus atropi serebri di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal pada
dasarnya sama dengan pemeriksaan CT-Scan kepala secara umum.
Pada diagnosa delayed development dengan riwayat meningitis pada
pemeriksaan CT Scan kepala pada anak di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal
mendapatkan hasil bahwa anak tersebut mengalami atropi serebri.
Atropi adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Sedangkan
atropi serebri adalah penyusutan atau berkurangnya suatu sel atau jaringan pada
otak. Atropi pada otak bisa menyebabkan perubahan tingkah laku atau disfungsi
organ, seperti: kejang-kejang,kelumpuhan, atau kebutaan. Penyebab atropi bisa
karena infeksi virus atau juga penyakit degeneratif.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pemeriksaan CT-Scan kepala pada
anak di Instalasi Radiologi RS Umum Kardinah Tegal. menggunakan slice thickness
5 mm dan 10 mm. Guna dari slice adalah untuk mendeteksi lesi-lesi yang lebih
kecil. Atropi sendiri bukan lesi yang kecil. Dengan menggunakan slice 5 mm dengan
kasus atropi serebri sudah dapat menghasilkan hasil yang akan diinginkan. Semakin
banyak slice, maka radiasi yang diterima akan semakin besar, maka pada kasus
atropi serebri pada anak menggunakan slice 5mm.
24
25
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
CT-Scan Kepala adalah suatu pemeriksaan radiologi dengan menggunakan
pesawat CT-Scan baik dengan atau tanpa menggunakan media kontras guna
mengetahui kelainan atau penyakit pada organ yang berada dalam kepala
Pada diagnosa delayed development dengan riwayat meningitis didapatkan hasil
bahwa anak tersebut mengalami atropi serebri.
4.2. Saran
Sebaiknya pada, pemeriksaan dilakukan dengan memakai media kontras yang
bertujuan agar hasil yang didapat lebih maksimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
28