: Esra Sianturi
PRODI
: D IV FISOTERAPI
31. Miopati
DEFINISI
Miopati adalah penyakit otot dimana serabut otot tidak dapat berfungsi normal, akibatnya otot
mengalami kelemahan atau kelumpuhan, atau terjadi sebaliknya, otot mengalami kekakuan,
kram, atau tegang.
PENYEBAB
Penyebab miopati dapat dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu penyebab bawaan yang sudah
ada sejak lahir dan penyebab dapatan.
Penyebab miopati bawaan contohnya adalah miopati kongenital, miopati mitokondrial, atau
muscular dystrophy. Sedangkan miopati dapatan antara lain kram otot, kekurangan cairan
(dehidrasi), gangguan hormonal, gangguan saraf, gangguan sistem pertahanan tubuh, penyakit
infeksi, atau efek racun. Miopati akibat gangguan saraf misalnya ditemukan pada penyakit polio
atau penyakit stroke, sedangkan miopati akibat efek racun dapat ditemukan pada penyakit
tetanus. Pada tetanus, racun yang dikeluarkan oleh bakteri tetanus akan menyebabkan otot
mengalami kejang berkepanjangan.
GEJALA
Secara umum gejala miopati antara lain adalah otot mengalami kelumpuhan, melemah, mengecil,
nyeri, bengkak, atau kram. Walaupun demikian, setiap penyebab memberikan pola gejala yang
berbeda. Pada penyakit polio misalnya, gejalanya adalah lumpuh layu, sedangkan pada penyakit
tetanus gejalanya kaku otot dan kejang-kejang. Jika tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi,
timbul gejala kram otot, dimana otot tegang, kaku, rasa tertarik, dan nyeri.
Selain itu, pada setiap orang gejala bisa berbeda walaupun penyebabnya sama. Misalnya pada
penyakit stroke, ada yang mengalami gejala badan mati sebelah, ada yang bicara pelo, ada yang
kehilangan penglihatan, ada yang terganggu daya pikirnya, dan sebagainya.
Biasanya, jika lumpuh berlangsung lama dan otot jarang digunakan, otot cenderung mengecil.
Keadaan ini disebut atrofi otot. Pengecilan otot juga dapat ditemukan pada mereka yang kurang
gizi, terutama kekurangan zat protein.
PENGOBATAN
Pengobatan miopati tergantung pada penyebab miopatinya. Untuk miopati akibat kram
otot, penanganannya dengan penyeimbangan elektrolit, banyak minum, dan mengobati
peradangan otot (kompres dingin). Selain itu otot perlu diistirahatkan. Untuk miopati
akibat gangguan saraf (polio atau stroke), penanganan biasanya lebih ditujukan pada
perbaikan fungsi otot dengan cara melatihnya (fisioterapi). Sedangkan miopati karena
gangguan kekebalan tubuh, diberikan obat yang menekan reaksi kekebalan antara
lain kortikosteroid atau metotreksat.
Keberhasilan pengobatan berbagai jenis miopati berbeda-beda. Untuk miopati akibat
kram otot biasanya lebih cepat pulih, sedangkan miopati karena gangguan saraf atau
miopati bawaan lahir, sulit untuk disembuhkan secara total
(G71.1) Miotonia
o
Neuromiotonia
Bentuk terparah yang paling sering ditemui pada bayi yang baru
lahir, bersifat herediter berupa X-linked genetic trait, dapat
menyebabkan kelemahan akut dari otot-otot pernafasan. Adalah
bentuk miopati centronuclear yang diistilahkan dengan miopati
miotubuler.
(G72.4) Miopati inflamatorik yang disebakan oleh masalah pada sistem imun
yang menyerang komponen otot, yang menyebabkan proses inflamasi .
(M33.0-M33.1)
o
Otot secara umum (R25.2) kram dan (M25.6) kekakuan, serta (R29.0) tetanus
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
Antara kriteria diagnostik dan manifestasi klinis yang ditemui seringkali tampak
tidak sesuai. Namun, gejala yang umum didapati adalah kelemahan otot yang
berdampak pada ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari, biasanya
disertai pula rasa tidak nyaman hingga nyeri pada otot.(emedicine)
Secara umum gambaran klinik dari miopati, anatara lain:
DIAGNOSIS BANDING
Obat profilaksis
(spironolakton danasetazolamide).
o Hiperkalemia:
Masukkan karbohidrat (segera bila serangan
disertai hiperkalemi paralisis periodik)
Beri glukosa dan insulin.
:
Rabdomiolisis:
o Menyebabkan komplikasi ginjal yang mengancam jiwa
dan gangguan metabolik (hiperkalemia)
o Seringkali membutuhkan penanganan intensif.
Polimialgia reumatik:
o Tangani dengan kortikosteroid
o Waspada adanya arteritis temporal.
Penanganan Jangka Panjang:
Miopati yang berhubungan dengan kegagalan
pernafasan:
o Monitor fungsi paru (restriksi dini dapat terjadi
sebelum muncul gejala)
o Waspada gejala hipoksia nokturnal (kurang tidur,
mimpi buruk, sakit kepala)
o Fisioterapi
o Mungkin membutuhkan trakeostomi dan ventilasi
permanen.
Pengobatan spesifik mungkin berguna dalam situasi
tertentu untuk sebagian miopati
Konseling genetik
Bedah:
A.
Kasus
1.
ICF :
2.
ICD : 359
B.
Masalah kesehatan
biomolekuler
mungkin
C.
Anamnesis
Kelelahan, kelemahan, atrofi, dan lembeknya otot skelet
Kedutanotot, kramotot, nyeri, dan pegal pada otot-otot
Dapat disertai gejala sistem ikatau gejala lain
D.
1.
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan sistem motoris meliputi bentuk otot, tonus otot, kekuatan otot
dan cara berdiri / berjalan
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium : Kadar enzim creatinin kinase (CK), lactic
dehydorogenose (LDH), SGOT & SGPT, Kadar kalium plasma
Pemeriksaan EMG
Pemeriksaan biopsiotot
E.
Penegakan Diagnosis
Activity limitation :
Tidakdapatmelakukanaktivitasberat
Spasmeotot
Muscle cramp
Kelemahanotot
Nyeriotot
Participation Restriction :
Bekerja
bersosialisasi
DiagnosaFt :gangguan ADL akibatatrofiotot.
F.
Rencana Penatalaksanaan
1.
2.
Pengobatan :
Sesuai kausa
bedah
Rehabilitasi medic
Terapisuportif :Pemberian prednisone
Distrofimuskuler : 1 mg / kgBB / hrselama 6 bulan
Poliomisitis : 1 mg / kgBB / hrselama 3 bulan
Dapatdiberikan "continuosly" atau "alternating"
-Obat sitostatika misalnya metotreksat, siklofosfamid,
azatioprin, klorambusil.
-Penggantian plasma
3.Penyulit:Disfagia,pneumoniaaspirasi,
penyakitakanmemburuksecarabertahapsampaitimbulnyakomplikasikardiopulmonal.
4.
Konsultasi :
Bagian PA
Bagian Bedah
5.
Jenispelayanan :Rawatjalan
6.
Tenagastandar :Dokterspesialissaraf
7.
Lama
perawatan
penyulit yang terjadi.
G.
Prognosis
H.
Sarana&Prasarana
I.
:Bervariasisesuaidenganjenismiopatidankomplikasi
Refrensi
http://www.kerjanya.net/faq/5703-miopati.html
http://kamuskesehatan.com/arti/miopati/
http://haliktampan.blogspot.co.id/2009/03/miopati.html