Makalah Sintesis Protein
Makalah Sintesis Protein
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan utama di tahun 1950an membentuk pikiran kita terhadap
pengetahuan terkini tentang biosintesis protein. Pada awal 1950an,
Paulus Zamecnik dan para rekan-rekannya merancang suatu eksperimen
untuk menyelidiki pertanyaan: Dibagian mana dalam sel, protein terdapat?
Mereka menyuntik asam amino radioaktif ke dalam tikus, dan pada
interval waktu yang berbeda setelah suntikan hati dipindahkan, dibuat
sejenis dan dipecah dengan sentrifugasi. Fraksi subselular kemudian diuji
untuk menguji keberadaan protein radioaktif. Sesudah beberapa hari
setelah suntikan asam amino yang diberi label, semua fraksi subseluler
berisi protein berlabel. Ketika hati itu dipindahkan dan dipecah hanya
beberapa menit setelah suntikan asam amino yang diberi label, protein
yang diberi label hanya ditemukan pada pecahan yang berisi
ribonukleoprotein kecil. Partikel, yang ditemukan sebelumnya dalam
jaringan binatang dengan mikroskop elektron, yang kemudian dikenali
sebagai lokasi sintesis protein dari asam amino; yang kemudian dinamai
ribosom. Kemajuan ini mengantarkan pada pengenalan tahapan utama
sintesis protein dan akhirnya dapat diterangkan dengan kata-kata kode
genetik untuk asam amino.
Dasar teori untuk memahami sintesis protein dimulai tahun 1909 oleh
Archibald Garrod. Dia pertama kali menduga bahwa gen secara kimia
diekspresikan oleh enzim yang mengkatalisa reaksi kimia spesifik dalam
sel. Teori ini kemudian dibuktikan pada penyakit yang diturunkan secara
genetik, yaitu ada ketidakmampuan enzim utama. Tahun 1930 George
Beadle dan Edward Tatum menetapkan teori hubungan antara gen dan
enzim. Melalui penelitiannya, mereka berhasil membuktikan bahwa satu
gen satu enzim. Hal ini pada akhirnya ditemukan bahwa gen
menghasilkan protein.
1
Key Word
1. Gen
2. Sintesis protein
3. Terapi radasi
4. Mutasi gen
5. Xerostomia
Batasan Konsep
1. Pengertian dan struktur gen
2. Struktur, fungsi dan sintesis DNA
3. Struktur, lokasi, macam dan fungsi molekul RNA
4. Lokasi dan tahapan sintesis protein yang meliputi transkripsi dan
translasi
5. Regulasi/pengendalian sintesis protein
6. Macam-macam protein yang terdapat dalam saliva beserta
fungsinya
7. Lokasi dan proses sintesis protein yang terdapat dalam saliva
8. Definisi, sebab dan macam mutasi
9. Pengertian dan mekanisme xerostomia akibat sinar radiasi
Peta Konsep
Terapi Radiasi
Mutasi Gen
DNA
Replikasi
DNA baru
Sintesis
Protein
Transkripsi
RNA
Translasi
Protein
Xerostomia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gen
Definisi : Segmen molekul DNA yang mengandung semua
informasi yang diperlukan untuk sintesis produk (rantai polipeptida
atau molekul RNA) yang termasuk rangkaian pengkodean dan
nonpengkodean. Ini merupakan unit biologi keturunan, reproduksi
sendiri, dan ditularkan dari orang tua ke anak-anak. Setiap gen
memiliki posisi (lokus) spesifik pada peta kromosom. Dari segi
fungsinya, gen mencakup gen struktural, operator dan gen
pengatur. (Dorland 29th ed. P:907)
Struktur : DNA + Protein (Histon). (Wildan Y, 1996)
2. DNA (Deoxyribonucleic acid)
Definisi : Polimer asam nukleat yang tersusun secara sistematis
dan merupakan pembawa informasi genetik yang diturunkan ke
keturunannya.
Lokasi : Nukleus dan mitokondria
Bentuk : Terdiri dari rantai panjang, berpilin dan doubel helix
Sifat :
Berhubungan erat dengan sintesis protein dan penurunan sifat
Kadar tak dipengaruhi sintesis protein
Sebagai zarah yang terkandung dalam kromosom
Mengatur sifat-sifat menurun tertentu
Dapat menduplikasi diri secara tepat
Ditentukan oleh urutan basa nitrogen
: Deoxyribosa
Basa Nitrogen
Purin
Pirimidin
Gugus fosfat
2.2 Fungsi :
Mengatur perkembangan dan metabolisme individu
Menurunkan informasi genetik untuk generasi berikutnya
Sintesis mRNA
2.3. Sintesis (Replikasi) DNA
Merupakan proses penyalinan rangkaian molekul DNA sehingga
dihasilkan molekul anakan yang sangat identik.
2.3.1. Komponen utama dalam replikasi
DNA cetakan, yaitu molekul DNA yang akan direplikasi
Molekul deoxyribonucleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP dan dGTP.
Molekul deoxyribonucleotida terdiriatas 3 komponen yaitu basa
purin atau pirimidin, gula pentosa, dan gugus fosfat.
Enzim DNA polymerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisa
proses polimerasi nukleotida menjadi untaian DNA. Ada 3 macam
DNA polymerase :
merupakan 1 unit
Lagging Strand (Untaian DNA lambat)
o Salah satu untaian DNA yang berlawanan arah geometrinya
dengan arah pembukaan garpu replikasi
o Dilakukan fragmen demi fragmen (sintesis secara
diskontinyu), tumbuh secara menyeluruh dalam arah 3
5.
3, sehingga hanya
ada satu untaian DNA awal (Leading Strand) dan satu untaian DNA
lambat (Lagging Strand).
3. RNA (Ribonucleic Acid)
Definisi : Makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpanan dan
penyalur informasi genetik
Lokasi : Nukleus, sitoplasma, ribosom dan mitokondria
3.1. Komponen Penyusun RNA :
Terdiri atas tiga makromolekul, yaitu :
Gula Pentosa
Basa Nitrogen :
o Purin
o Pirimidin
Gugus Fosfat
RNA terpanjang
Disintesis di nukleus
Dicetak oleh salah satu pita DNA disebut pita sense saat
proses transkripsi
RNA terpendek
Terdapat di sitoplasma
RNA terbanyak
Terdapat di ribosom
PARAMETER
DNA
RNA
Gula
Deoksiribosa
Ribosa
Basa Purin
Adenin, Guanin
Adenin, Guanin
Basa Pirimidin
Timin, Sitosin
Urasil, Sitosin
Bentuk
Rantai panjang,
Rantai pendek,
tunggal, tidak
(double helix)
berpilin
Nukleus,
Nukleus,
mitokondria
sitoplasma,
Letak
mitokondria
5
Kadar
tetap
Tidak tetap
4. Sintesis Protein
Adalah suatu proses pembuatan rangkaian polipeptida yang
berasal dari DNA melalui beberapa tahapan proses antara lain
transkripsi dan translasi.
4.1. Transkripsi (Sintesis RNA)
Merupakan proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada
urutan DNA menjadi molekul RNA (mRNA).
Merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA yaitu rantai
cetakan atau sense.
Proses transkripsi terjadi di nukleus
4.1.1. Mekanisme transkripsi secara garis besar
1. Faktor-faktor yang mengendalikan transkripsi (RNA polymerase)
menempel pada bagian promoter, tapi masih belum terikat secara
kuat dan struktur promoter masih dalam keadaan tertutup
2. Penempelan RNA polymerase secara kuat dapat menyebabkan
ikatan hydrogen molekul DNA pada bagian promoter terbuka (open
promoter complex)
10
DNA cetakan
RNA polymerase
NTP (ribonukleotida)
12
14
16
Pasca translasi
(Mulawarmanti D. 2010)
17
19
8. Mutasi
8.1. Definisi : perubahan pada materi genetik yang dapat diwariskan
secara genetik pada keturunannya
8.2. Syarat terjadinya mutasi :
Adanya perubahan materi genetik (DNA)
Perubahan tersebut bersifat dapat/tidak dapat diperbaiki
Hasil perubahan tersebut diwariskan secara genetik pada
keturunannya
Mutan
Mutagen kimia
Mutasi buatan
tujuan tertentu
Macam mutasi berdasarkan jenis sel :
Mutasi somatis
pada keturunannya
Mutasi germinal : terjadi pada sel kelamin dan dapat diwariskan
pada keturunannya
Macam mutasi berdasarkan materi genetik :
Mutasi kecil/gen
A. Substitusi basa
Mengakibatkan macam basa nitrogen berubah
20
Terdiri dari :
o Transisi : suatu pirimidin berubah menjadi pirimidin lainnya
atau suatu purin berubah menjadi purin lainnya
o Transversi : perubahan suatu basa purin menjadi pirimidin
atau sebaliknya
B. Pergeseran rangka
Mengakibatkan jumlah basa nitrogen berubah
Terdiri dari :
o Delesi : penghapusan suatu nukleotida tunggal dalam
sebuah gen
o Inversi : penyisipan satu atau dua nukleotida dalam
sebuah gen
C. Letak urutan basa nitrogen berubah
Mutasi besar/kromosom
A. Aneuploidi : perubahan set kromosom, yaitu perubahan pada
jumlah genom (n)-nya
B. Aneusomik : susunan kromosom menjadi lebih/kurang dari
jumlah kromosom normal
C. Kerusakan kromosom
o Inversi : perubahan urutan letak gen dalam suatu
kromosom
o Duplikasi dan delesi : terjadi karena kromosom homolog
patah, lalu patahannya mengikat kembali. Kromosom yang
mengalami pertambahan jumlah gennya disebut duplikasi,
sedangkan yang mengalami kekurangan disebut delesi
o Translokasi : erjadi jika suatu kromosom patah dan
patahannya melekat di kromosom yang bukan homolognya
o Kartenasi : kromosom homolog yang ujungnya saling
berlekatan, sehingga hampir membentuk lingkaran
9. Xerostomia
Merupakan kekeringan pada mulut karena disfungsi saliva.
(Dorland. Ed 29. Hal : 2432)
21
Mekanisme :
Saliva diekskresi di kelenjar parotis, kelenjar submandibularis
dan kelenjar sublingualis
Produksi saliva 1 liter/hari
Aliran rata-rata : fluktuatif, mencapai 50% dengan ritme diurnal
Aliran saliva:
o Unstimulated/resting
o Stimulated
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Pada kasus ini, terapi radiasi menyebabkan mutasi gen, mutasi gen
menyebabkan xerostomia
Daftar Pustaka :
1. Dorland. 2008. KAMUS KEDOKTERAN. 29th Ed. EGC : Jakarta
2. Guyton A & Hall J. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta
3. Mulawarmanti D. 2010. Kuliah Asam Nukleat dan Sintesis Protein
4. Murray RK. 2006. Harper;s Illustrated Biochemistry. 27th ed.
5. Tortora GJ & Derrickson BH. 2009. PRINCIPLES of ANATOMY and
PHYSIOLOGY. 12th Ed. Wiley : Asia Pte Ltd.
6. Yatim W. 2003. Biologi Modern. Biologi Sel. Edisi Pertama. Tarsito :
Bandung
7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4/chapter%20II.pdf
23