Anda di halaman 1dari 17

DOSEN

: Dr. H. Djadir. M.Pd

DIMENSI TIGA
(BANGUN RUANG)

DISUSUN OLEH :
FATAHUDDIN

15B07108

IRMA MAGFIRAH

15B07110

UMAR

15B07121

PROGRAM PASCA SARJANA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016

A. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang Dimensi Tiga


Terdapat 3 unsur yang ada dalam suatu benda berdimensi tiga, yaitu titik,
garis, dan bidang. Pengertian ketiga unsur itu adalah sebagai berikut :
Titik
Titik merupakan sesuatu yang tidak memiliki ukuran (tak berdimensi) dan
hanya ditentukan oleh letaknya saja. Titik disimbolkan dengan noktah () dan
biasanya diberi nama dengan huruf besar (kapital), misalnya P, Q, R, S, dan
sebagainya.Perhatikan Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Garis
Garis adalah kumpulan atau himpunan titik-titik yang membentuk kurva

lurus. Garis merupakan bangun berdimensi satu karena ukuran (dimensi)


yang dimiliki hanya satu, yaitu ukuran panjag saja. Garis sebenarnya
merupakan kurva lurus yang panjangnya tak terbatas. Garis biasanya diberi
nama dengan huruf kecil, misalnya a, b, c, d dan seterusnya. Bagian garis
yang disebut segmen garis diberi nama sesuai denga titik-titik yang ada pada
ujung garis tersebut. Segmen garis disebut juga ruas garis. Ruas garis
merupakan kurva lurus yang panjangnya terbatas. Perhatikan Gambar 1.2.

Gambar 1.2
Bidang

Bidang disebut bangun berdimensi dua karena memiliki dua dimensi, yaitu
dimensi panjang dan dimensi lebar serta tidak mempunyai dimensi ketebalan.
Nama sebuah bidang biasanya menggunakan huruf Yunani yang dituliskan
dibagian pojok bidang, seperti

, , dan . Selain itu sebuah bidang juga

dapat dinamai dengan menyebutkan titik-titik sudut dari bidang tersbut.


Perhatikan Gambar 1.3.

Gambar 1.3
1. Kedudukan Titik dan Garis
a. Titik terletak pada garis
Sebuah titik dikatakan terletak pada garis, jika titik tersebut dapat dilalui oleh
garis. Perhatikan Gambar 1.4.

Gambar 1.4
b. Titik diluar garis
Sebuah titik dikatakan terletak di luar garis, jika titik tersebut tidak dapat
dilalui garis.
Perhatikan Gambar 1.5.

Gambar 1.5
Contoh:
Diketahui kubus KLMN.OPQR.
a. Sebutkan titik-titik yang terletak pada ruas garis KL.
b. Sebutkan titik-titik yang terletak di luar ruas garis KL.

Jawab:

a.
b.

Titik-titik yang terletak pada ruas garis KL adalah titik K dan L.


Titik-titik yang terletak di luar ruas garis KL adalah titik N, M, Q, R, O, dan
P.

2.

Kedudukan Titik dan Bidang

a.

Titik terletak pada bidang


Sebuah titik dikatakan terletak pada bidang, jika titik tersebut dapat dilalui
oleh bidang.
Perhatikan Gambar 1.6.

Gambar 1.6

b. Sebuah titik dikatakan terletak di luar bidang, jika titik tersebut tidak dapat
dilalui oleh bidang. Perhatikan Gambar 1.7.

Gambar 1.7
Contoh:
Diketahui kubus ABCD.EFGH
a. Sebutkan titik-titik yang terletak pada bidang DCGH.
b. Sebutkan titik-titik yang terletak di luar bidang DCGH.

a.
b.
3.

Jawab:
Titik-titik yang terletak pada bidang DCGH adalah titik D, C, G dan H.
Titik-titik yang terletak di luar bidang DCGH adalah titik A, B, F, dan E

Kedudukan Dua Garis

a.

Dua garis sejajar


Dua buah garis dikatakan sejajar, jika dua buah garis tersebut sebidang dan
tidak mempunyai titik persekutuan. Perhatikan Gambar 1.8.

Gambar 1.8
b. Dua garis berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan, jika dua buah garis tersebut
sebidang dan mempunyai satu titik persekutuan, yang dinamakan titik
potong. Perhatikan Gambar 1.9.

Gambar 1.9
c. Dua garis berimpit
Dua garis dikatakan berimpit, jika jarak antara kedua garis tersebut adalah
nol.
Perhatikan Gambar 1.10.

Gambar 1.10
d. Dua garis bersilangan
Dua buah garis dikatakan bersilangan, jika dua buah garis tersebut tidak
sebidang atau melalui kedua garis tersebut tidak dapat dibuat sebuah
bidang datar. Perhatikan Gambar 1.11.

Gambar 1.11
Contoh:
Diketahui kubus KLMN.OPQR
a. Sebutkan tiga pasang ruas garis yang sejajar.
b. Sebutkan tiga pasang ruas garis yang berpotongan.

c. Sebutkan tiga pasang ruas garis yang bersilangan.


Jawab :

a.
b.
c.
4.

KL sejajar NM, KL sejajar RQ, dan KL sejajar OP.


KN berpotongan dengan MN, KM berpotongan dengan LN, dan KQ
berpotongan dengan LR.
KO bersilangan dengan MN, KN bersilangan dengan LP, dan KR bersilangan

dengan MQ.
Kedudukan Garis dan Bidang

a.

Garis Terletak pada Bidang


Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika setiap titik pada garis
tersebut juga terletak pada bidang. Perhatikan Gambar 1.12.

Gambar 1.12

b. Garis Sejajar Bidang


Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika garis dan bidang tidak mempunyai
satu pun titik persekutuan. Perhatikan Gambar 1.13.

Gambar 1.13

c. Garis Memotong (Menembus)


Bidang Sebuah garis dikatakan memotong (menembus) bidang, jika garis dan
bidang mempunyai satu titik persekutuan yang dinamakan titik potong atau
titik tembus. Perhatikan Gambar 1.14.

Gambar 1.14

Contoh:
Diketahui kubus ABCD.EFGH
a. Sebutkan empat ruas garis yang terletak pada bidang ABCD.
b. Sebutkan empat ruas garis yang sejajar bidang ADHE.
c. Sebutkan dua ruas garis yang memotong (menembus) bidang DBFH.
Jawab :

5.

a.

Ruas garis-ruas garis yang terletak pada bidang ABCD adalah ruas garis

b.

AB, BC, CD, dan AD.


Ruas garis-ruas garis yang sejajar bidang ADHE adalah ruas garis BC

c.

,FG, BF, dan CG.


Ruas garis-ruas garis yang memotong (menembus) bidang DBFH adalah

ruas garis EC dan AG.


Kedudukan Dua Bidang

a.

Dua bidang berimpit


Dua bidang dikatakan berimpit, jika setiap titik terletak pada kedua bidang.
Perhatikan Gambar 1.15.

Gambar 1.15
b. Dua bidag sejajar
Dua bidang dikatakan sejajar, jika kedua bidang tersebut tidak mempunyai
satu pun titik persekutuan. Perhatikan Gambar 1.16.

Gambar 1.16
c. Dua bidang berpotongan
Dua bidang dikatakan berpotongan, jika kedua bidang tersebut mempunyai
sebuah garis persekutuan.

Perhatikan Gambar 1.17.

Gambar 1.17
Contoh:
Diketahui kubus KLMN.OPQR
a. Sebutkan dua pasang bidang yang sejajar.
b. Sebutkan dua pasang bidang yang berpotongan.
Jawab :

a. Bidang KLMN sejajar dengan bidang OPQR dan bidang LMQP sejajar
dengan bidang KNRO.
b. Bidang KLQR berpotongan dengan bidang OPMN dan bidang OLMR
berpotongan dengan bidang PQNK.

B. Benda-Benda Ruang dan Volumenya


1. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang. Bidang-bidang
tersebut selanjutnya sisi berbentuk persegi. Perhatikan Gambar 1.18.

Gambar 1.18
Bidang

pembatas

(sisi)

kubus

ABCD.EFGH

adalah

ABCD,EFGH,ABFE,BCGF, dan ADHE. Garis AB merupakan salah satu rusuk


dari kubus. Total jumlah rusuk sebuah kubus ada 12 buah. Garis AF dan BE
dinamakan diagonal bidang dari kubus. Jika panjang rusuknya a, panjang

diagonal bidang kubus di samping adalah

a 2 . Total jumlah diagonal bidang

dalam kubus adalah 12 buah. Garis lurus yang menghubungkan titik A dan titik G
(garis AG) dinamakan diagonal ruang. Terdapat 4 buah diagonal ruang dalam
kubus. Misalkan panjang sisi atau rusuk kubus adalah a, panjang masing-masing

diagonal ruang adalah

a 3 . Bidang ACGE dan ABGH dinamakan bidang

diagonal. Terdapat 4 buah bidang diagonal dari kubus.


Jika suatu kubus memiliki panjang rusuk a, volumenya (V) dapat ditentukan
dengan rumus :
V =a x a x a=a

L=6 x a x a=6 a
2. Balok

Bentuknya mirip dengan kubus, namun alas balik berbentuk persegi panjang.
Jika alasnya mempunyai panjang

maka luas permukaannya adalah

p dan lebar

l , serta tinggi baloknya

t ,

L=2( pl++ pt) dan volumenya V = plt .

3. Prisma
Prisma adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh dua segi-n yang
sejajar dan n buah segi empat sebagai sisi tegaknya. Perhatikan gambar
berikut.
Dari pengertian tersebut, balok dan kubus sebenarnya juga merupakan prisma
segi empat. Apabila dilihat dari kedudukan rusuk tegaknya terdapat 2jenis
prisma.
a. Prisma tegak yaitu prisma yang rusuk-rusuknya tegak lurus dengan
bidang alas.Perhatikan Gambar 1.19.

Gambar 1.19
b. Prisma condong atau miring, yaitu prisma yang rusuk-rusuk tegaknya
tidak tegak lurus dengan alas.
Untuk mengetahui volume prisma, perhatikan postulat Cavalieri berikut.
Postulat Cavalieri
Jika S adalah sebuah prisma yang mempunyai tinggi t, luas alas A, dan
Volume V(S), berlaku :
V ( S )= A x t
4. Limas

Limas adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi alas berupa segi-n dan n
buah segitiga di sekelilingnya yang puncaknya berimpit. Titik puncak segitiga
adalah salah satu titik sudutnya. Titik-titik puncak segitiga tersebut bertemu di
satu titik.

Gambar 1.20
Untuk menentukan volume limas, perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH,
dengan panjang rusuk 2t disamping. Diagonal-diagonal ruang kubus itu
adalah AG, BH, CE, dan DF. Diagonal-diagonal ruang itu membentuk 6 buah
limas, salah satunya adalah limas O.ABCD.
Karena jumlah limas ada 6, volume (V) limas dapat diturunkan sebagai
berikut.
6 x V ( O. ABCD )=V ( ABCD . EFGH )
6 V (O . ABCD )=2 t x 2 t x 2t
2

2t xt
2
V (O . ABCD )= x
6
2t 2
Karena
adalah luas alas dan tinggi limas adalah t maka V(O.ABCD) :

1
V = x luasalas x tinggi
3
C. Jarak Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
1. Jarak Titik ke Garis

Gambar 1.21

Misalkan titik B terletak di dekat garis g seperti pada gambar diatas. Yang
dimaksud denga jarak suatu titik B ke garis g adalah lintasan terpendek dari titik
B ke garis g. Panjang lintasan terpendek diperoleh dengan menarik garis dari titik
B tegak lurus memotong garis g. Misalkan titik potongnya adalah titik C. Jarak
dari B ke C itulah yang disebut jarak titik B ke garis g.
2. Jarak Titik ke Bidang

Gambar 1.22
Misalkan terdapat sebuah bidang

dan titik B seperti pada gambar diatas. (a)

untuk mengukur jarak titik B ke bidang

yang ada dibawahnya, terlebih

dahulu tariklah garis dari B ke arah bidang

sampai memotong bidang itu di

suatu titik misalnya P. Garis tersebut harus tegak lurus dengan bidang. (b) pajang
BP itulah jarak titik B ke bidang .
3. Jarak Garis ke Garis

Gambar 1.23
Misalkan kita memiliki dua buah garis a dan b seperti pada gambar diatas. (a)
untuk mengukur jarak garis a ke garis b, terlebih dahulu kita pilih salah satu titik

sembarang di garis a, misalnya R. Tariklah garis dari R ke garis b sampai


memotong garis b di suatu titik, misalnya P pada garis b. Garis tersebut harus
tegak lurus dengan garis a dan b. Panjang RP itulah jarak garis a ke garis b.
4. Jarak Garis ke Bidang

Gambar 1.24
Misalkan terdapat sebuah garis g dan bidang

Untuk mengukur jarak garis g ke bidang

seperti pada gambar diatas.

yang ada dibawahnya. Terlebih

dahulu pilihlah salah satu titik sembarang pada garis g, misalnya R. Selajutnya,
ditarik garis dari R ke bidang

sampai memotong bidang

dititik P. Garis tersebut (garis RP) harus tegak lurus dengan

, misalnya
. Panjang RP

itulah jarak garis a ke bidang .


5. Jarak Bidang ke Bidang

Gambar 1.25
Misalkan terdapat dua buah bidang sejajar, yaitu

diatas. Untuk mengukur jarak bidang

pilihlah salah satu titik sembarang di bidang

garis dari R ke bidang

dan

ke bidang

seperti pada gambar


, terlebih dahulu

, misalnya R. Selanjutnya, tarik

, misalnya dititik P. Garis RP tersebut harus tegak

lurus dengan bidang

dan . Panjang RP itu adalah jarak bidang

ke

bidang

6. Jarak Dua Garis Bersilangan

Gambar 1.26
Pada gambar diatas, garis AH dan FC adalah garis-garis yang bersilangan.
Langkah-langkah menentukan jarak dua garis yang bersilangan adalah sebagai
berikut :
a. Buatlah bidang
bidang

dan

yang sejajar, dengan ketentuan garis AH pada

dan garis FC pada bidang

b. Carilah jarak antara dua bidang ADHE dan BCGF.


D. Irisan Bidang dengan Bangun Ruang
Irisan antara bidang dan bangun ruang adalah sebuah bangun datar yang
dibatasi oleh garis-garis potong antara bidang itu dengan bidang-bidang sisi dari
bangun ruang yang bersangkutan, sehingga irisan itu membagi bangun ruang itu
menjadi dua bagian. Sumbu afinitas adalah garis perpotongan antara bidang
pengiris dengan bidang alas bangun ruang.

Gambar 1.27
Sebelum mempelajari irisan bidang dengan bangun ruang, ada beberapa
fakta dasar yang perlu kita ingat kembali yaitu :
1. Perpotongan (irisan) dua buah garis berupa titik. Pada gambar diatas, A
adalah titik potong garis g dan h.

2. Perpotongan antara bidang dan garis berupa titik. Pada gambar diatas, A
adalah titik potong garis g dengan bidang .

3. Perpotongan dua buah bidang berupa garis. Pada gambar diatas, perpotongan
bidang

dan

berupa sebuah garis (

).

4. Perpotongan tiga buah bidang berupa


a. Sebuah garis persekutuan (garis-garis berimpit) (Gambar a)
b. Tiga buah garis sejajar (Gambar b)
c. Sebuah titik (Gambar c)

Gambar 1.28
5. Dalam lingkup yang lebih luas, sebuah bangun ruang apabila diiris dengan
sebuah bidang, hasilnya berupa sebuah bidang datar.

Gambar 1.29
Gambar 1.29 (a) menunjukkan suatu kubus yang diiris secara vertikal
dengan sebuah bidang

. Hasil irisannya berbentuk bidang ABCD, yaitu

bidang yang di arsir.


Gambar 1.29 (b) menunjukkan limas segitiga yang diiris dengan sebuah
bidang . Hasil irisannya berupa sebuah bidang berbentuk segitiga ABCD.
Untuk menggambar bidang hasil irisan, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
a. Gambarlah sumbu afinitasnya, yaitu garis potong antara bidang irisan dengan
salah satu bidang pada bangun yang diiris.

b. Dengan menggunkan bantuan sumbu afinitas tersebut, gambarlah garis-garis


potong bidang irisan dengan bangun yang diiris.
c. Berdasarkan garis-garis potong tersebut, tentukan bidang irisannya.
Contoh :
Diketahui kubus ABCD.EFGH. Titik P, Q, dan R berturut-turut terletak pada

rusuk AE, BF, dan CG, sehingga AP =

3
4 AE, BQ =

2
5 BF, dan CR =

1
4

CG. Lukislah irisan bidang yang melalui titik P, Q, dan R dengan kubus
ABCD.EFGH.
Jawab :

a. P dan Q terletak pada bidang ABFE, hubungkan P dan Q yang memotong


perpanjangan AB di I.
b. Q dan R terletak pada bidang BCGF, hubungkan Q dan R yang memotong
perpanjangan BC di J.
c. Hubungkan I dan J, garis IJ merupakan sumbu afinitas.
d. Perpanjang DC, memotong garis IJ di K.
e. K dan R terletak pada bidang yang sama, hubungkan K dan R yang
memotong DH di L.
f. P dan L terletak pada bidang ADHE, hubungkan P dan L.
g. Irisannya adalah segiempat PQRL.

Anda mungkin juga menyukai