DIMENSI TIGA
(BANGUN RUANG)
DISUSUN OLEH :
FATAHUDDIN
15B07108
IRMA MAGFIRAH
15B07110
UMAR
15B07121
Gambar 1.2
Bidang
Bidang disebut bangun berdimensi dua karena memiliki dua dimensi, yaitu
dimensi panjang dan dimensi lebar serta tidak mempunyai dimensi ketebalan.
Nama sebuah bidang biasanya menggunakan huruf Yunani yang dituliskan
dibagian pojok bidang, seperti
Gambar 1.3
1. Kedudukan Titik dan Garis
a. Titik terletak pada garis
Sebuah titik dikatakan terletak pada garis, jika titik tersebut dapat dilalui oleh
garis. Perhatikan Gambar 1.4.
Gambar 1.4
b. Titik diluar garis
Sebuah titik dikatakan terletak di luar garis, jika titik tersebut tidak dapat
dilalui garis.
Perhatikan Gambar 1.5.
Gambar 1.5
Contoh:
Diketahui kubus KLMN.OPQR.
a. Sebutkan titik-titik yang terletak pada ruas garis KL.
b. Sebutkan titik-titik yang terletak di luar ruas garis KL.
Jawab:
a.
b.
2.
a.
Gambar 1.6
b. Sebuah titik dikatakan terletak di luar bidang, jika titik tersebut tidak dapat
dilalui oleh bidang. Perhatikan Gambar 1.7.
Gambar 1.7
Contoh:
Diketahui kubus ABCD.EFGH
a. Sebutkan titik-titik yang terletak pada bidang DCGH.
b. Sebutkan titik-titik yang terletak di luar bidang DCGH.
a.
b.
3.
Jawab:
Titik-titik yang terletak pada bidang DCGH adalah titik D, C, G dan H.
Titik-titik yang terletak di luar bidang DCGH adalah titik A, B, F, dan E
a.
Gambar 1.8
b. Dua garis berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan, jika dua buah garis tersebut
sebidang dan mempunyai satu titik persekutuan, yang dinamakan titik
potong. Perhatikan Gambar 1.9.
Gambar 1.9
c. Dua garis berimpit
Dua garis dikatakan berimpit, jika jarak antara kedua garis tersebut adalah
nol.
Perhatikan Gambar 1.10.
Gambar 1.10
d. Dua garis bersilangan
Dua buah garis dikatakan bersilangan, jika dua buah garis tersebut tidak
sebidang atau melalui kedua garis tersebut tidak dapat dibuat sebuah
bidang datar. Perhatikan Gambar 1.11.
Gambar 1.11
Contoh:
Diketahui kubus KLMN.OPQR
a. Sebutkan tiga pasang ruas garis yang sejajar.
b. Sebutkan tiga pasang ruas garis yang berpotongan.
a.
b.
c.
4.
dengan MQ.
Kedudukan Garis dan Bidang
a.
Gambar 1.12
Gambar 1.13
Gambar 1.14
Contoh:
Diketahui kubus ABCD.EFGH
a. Sebutkan empat ruas garis yang terletak pada bidang ABCD.
b. Sebutkan empat ruas garis yang sejajar bidang ADHE.
c. Sebutkan dua ruas garis yang memotong (menembus) bidang DBFH.
Jawab :
5.
a.
Ruas garis-ruas garis yang terletak pada bidang ABCD adalah ruas garis
b.
c.
a.
Gambar 1.15
b. Dua bidag sejajar
Dua bidang dikatakan sejajar, jika kedua bidang tersebut tidak mempunyai
satu pun titik persekutuan. Perhatikan Gambar 1.16.
Gambar 1.16
c. Dua bidang berpotongan
Dua bidang dikatakan berpotongan, jika kedua bidang tersebut mempunyai
sebuah garis persekutuan.
Gambar 1.17
Contoh:
Diketahui kubus KLMN.OPQR
a. Sebutkan dua pasang bidang yang sejajar.
b. Sebutkan dua pasang bidang yang berpotongan.
Jawab :
a. Bidang KLMN sejajar dengan bidang OPQR dan bidang LMQP sejajar
dengan bidang KNRO.
b. Bidang KLQR berpotongan dengan bidang OPMN dan bidang OLMR
berpotongan dengan bidang PQNK.
Gambar 1.18
Bidang
pembatas
(sisi)
kubus
ABCD.EFGH
adalah
dalam kubus adalah 12 buah. Garis lurus yang menghubungkan titik A dan titik G
(garis AG) dinamakan diagonal ruang. Terdapat 4 buah diagonal ruang dalam
kubus. Misalkan panjang sisi atau rusuk kubus adalah a, panjang masing-masing
L=6 x a x a=6 a
2. Balok
Bentuknya mirip dengan kubus, namun alas balik berbentuk persegi panjang.
Jika alasnya mempunyai panjang
p dan lebar
t ,
3. Prisma
Prisma adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh dua segi-n yang
sejajar dan n buah segi empat sebagai sisi tegaknya. Perhatikan gambar
berikut.
Dari pengertian tersebut, balok dan kubus sebenarnya juga merupakan prisma
segi empat. Apabila dilihat dari kedudukan rusuk tegaknya terdapat 2jenis
prisma.
a. Prisma tegak yaitu prisma yang rusuk-rusuknya tegak lurus dengan
bidang alas.Perhatikan Gambar 1.19.
Gambar 1.19
b. Prisma condong atau miring, yaitu prisma yang rusuk-rusuk tegaknya
tidak tegak lurus dengan alas.
Untuk mengetahui volume prisma, perhatikan postulat Cavalieri berikut.
Postulat Cavalieri
Jika S adalah sebuah prisma yang mempunyai tinggi t, luas alas A, dan
Volume V(S), berlaku :
V ( S )= A x t
4. Limas
Limas adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi alas berupa segi-n dan n
buah segitiga di sekelilingnya yang puncaknya berimpit. Titik puncak segitiga
adalah salah satu titik sudutnya. Titik-titik puncak segitiga tersebut bertemu di
satu titik.
Gambar 1.20
Untuk menentukan volume limas, perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH,
dengan panjang rusuk 2t disamping. Diagonal-diagonal ruang kubus itu
adalah AG, BH, CE, dan DF. Diagonal-diagonal ruang itu membentuk 6 buah
limas, salah satunya adalah limas O.ABCD.
Karena jumlah limas ada 6, volume (V) limas dapat diturunkan sebagai
berikut.
6 x V ( O. ABCD )=V ( ABCD . EFGH )
6 V (O . ABCD )=2 t x 2 t x 2t
2
2t xt
2
V (O . ABCD )= x
6
2t 2
Karena
adalah luas alas dan tinggi limas adalah t maka V(O.ABCD) :
1
V = x luasalas x tinggi
3
C. Jarak Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
1. Jarak Titik ke Garis
Gambar 1.21
Misalkan titik B terletak di dekat garis g seperti pada gambar diatas. Yang
dimaksud denga jarak suatu titik B ke garis g adalah lintasan terpendek dari titik
B ke garis g. Panjang lintasan terpendek diperoleh dengan menarik garis dari titik
B tegak lurus memotong garis g. Misalkan titik potongnya adalah titik C. Jarak
dari B ke C itulah yang disebut jarak titik B ke garis g.
2. Jarak Titik ke Bidang
Gambar 1.22
Misalkan terdapat sebuah bidang
suatu titik misalnya P. Garis tersebut harus tegak lurus dengan bidang. (b) pajang
BP itulah jarak titik B ke bidang .
3. Jarak Garis ke Garis
Gambar 1.23
Misalkan kita memiliki dua buah garis a dan b seperti pada gambar diatas. (a)
untuk mengukur jarak garis a ke garis b, terlebih dahulu kita pilih salah satu titik
Gambar 1.24
Misalkan terdapat sebuah garis g dan bidang
dahulu pilihlah salah satu titik sembarang pada garis g, misalnya R. Selajutnya,
ditarik garis dari R ke bidang
, misalnya
. Panjang RP
Gambar 1.25
Misalkan terdapat dua buah bidang sejajar, yaitu
dan
ke bidang
ke
bidang
Gambar 1.26
Pada gambar diatas, garis AH dan FC adalah garis-garis yang bersilangan.
Langkah-langkah menentukan jarak dua garis yang bersilangan adalah sebagai
berikut :
a. Buatlah bidang
bidang
dan
Gambar 1.27
Sebelum mempelajari irisan bidang dengan bangun ruang, ada beberapa
fakta dasar yang perlu kita ingat kembali yaitu :
1. Perpotongan (irisan) dua buah garis berupa titik. Pada gambar diatas, A
adalah titik potong garis g dan h.
2. Perpotongan antara bidang dan garis berupa titik. Pada gambar diatas, A
adalah titik potong garis g dengan bidang .
3. Perpotongan dua buah bidang berupa garis. Pada gambar diatas, perpotongan
bidang
dan
).
Gambar 1.28
5. Dalam lingkup yang lebih luas, sebuah bangun ruang apabila diiris dengan
sebuah bidang, hasilnya berupa sebuah bidang datar.
Gambar 1.29
Gambar 1.29 (a) menunjukkan suatu kubus yang diiris secara vertikal
dengan sebuah bidang
3
4 AE, BQ =
2
5 BF, dan CR =
1
4
CG. Lukislah irisan bidang yang melalui titik P, Q, dan R dengan kubus
ABCD.EFGH.
Jawab :