Anda di halaman 1dari 10

FOTOSINTESIS

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Biologi Umum
Dosen pengampu: Dra. Maizer Said Nahdi, M.Si

Disusun Oleh:
Muhammad Arynggatama

(07680014)

M. Bagus Pamuji

(07680023)

Ari Fendianto

(09680012)

Andang Syaifudin

(09680017)

Muhammad Megantoro

(08680019)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009

BAB I
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang
Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa
yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya,
Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Tapi
pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain
selain air yang berperan. Ia berpendapat faktor itu adalah udara.
Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta, menemukan bahwa ketika ia menutup
sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis
terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin,
tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin
telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian
menunjukkan bahwa udara yang telah dirusak oleh lilin tersebut dapat dipulihkan oleh
tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di
dalamnya juga terdapat tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen
Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat
"memulihkan" udara yang "rusak".
Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa
udara yang dipulihkan dan merusak itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh
tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil
menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan
"pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena
penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen
inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang
menghasilkan makanan (seperti glukosa).

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fotosisntesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari [[CO2]] diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain
yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang
dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang
Selama fotosintesis, energi cahaya ditangkap dan digunakan untuk mengubah karbon
dioksida, air dan mineral menjadi oksigen dan senyawa-senyawa organik yang kaya energi.
Fotosintesis terjadi di kloroplas. Daun pada tanaman merupakan tempat utama terjadinya
fotosintesis. Adapun persamaan fotosintesis adalah sebagai berikut:
12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap
yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital
ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan
alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara
umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di
organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil
fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih
dahulu.
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai
sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan
asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, peristiwa ini
disebut kemotaksis. Misalnya pada bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan

lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa


tertentu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).Adapun reaksi kimia yang terjadi adalah:
1. Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya
hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa
daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang
cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan
lebih banyak energi.
Terjadi bila terdapat sinar, misalkan sinar matahari. Selama tahap ini klorofil didalam
membrane gana menyerap sinar merah dan nila yang bergelombang panjang pada spectrum
sinar.Energy yang ditangkap oleh klorofil digunakan untuk memecah molekul air. Pemecahan
ini disebut fotolisis. Fotolisis mengakibatkan molekul air pecah menjadi hydrogen dan oksigen.
Reaksi fotolisis dapat ditulis dengan persamaan:
2 H2O --> 2 H2 + O2
H2 yang terlepas ditampung oleh koenzim NADP. Dalam hal ini, NADP bertindak
sebagai akseptor H2, bentuknya berubah menjadi NADPH2 dan O2tetap dalam keadaan bebas.
NADP (Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat) merupakan koenzim yang penting
peranannya dalam kegiatan oksidasi reduksi dan banyak terdapat dalam sel hidup. Selama
proses tersebut dihasilkan ATP.
Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada
pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat
reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul
klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan
fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam
fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron.
Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan
pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau
kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron
ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi
klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.
Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida.
Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri
fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak
menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I,
melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya
mereduksi NADP menjadi NADPH.
Reaksi terang : mengubah energi matahari menjadi energi seluler

2. Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses
biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat
karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa).
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga
dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).

Siklus Calvin: reduksi CO2 menjadi CH2O

B. Struktur Kloroplas
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam
daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplas
yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang
mampu menyerap energi cahaya matahari. Dalam Fotosisntesis diperlukan adanya zat hijau
daun (klorofil) yang berada di dalam kloroplas, adapun struktur dari kloroplas terdiri dari;
tilakoid, grana, dan stroma. Ketiga struktur kloroplas itu membantu dalam proses fotosintesis.
Tilakoid adalah sistem membran dalam kloroplas (tempat terjadinya reaksi terang).
Memisahkan kloroplas menjadi ruang tilakoid dan stroma. Grana adalah kumpulan tilakoid
dalam kloroplas. troma merupakan daerah cair antara tilakoid dan membran dalam tempat
terjadi siklus Calvin.
C. Faktor penentu laju fotosintesis
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

Energi elektromagnetik bergerak dalam bentuk gelombang. Terdapat hubungan yang


berbalik antara panjang gelombang dengan energi. Panjang gelombang tinggi maka
energi rendah. Termasuk warna-warna cahaya yang dapat kita lihat, termasuk panjang
gelombang yang dapat menjalankan fotosintesis.

Konsentrasi karbon dioksida


Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin
dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk
tumbuh.

D. Macam-macam Fotosintesis
1.

Fotosintesis pada tumbuhan

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari
senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan
gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini
berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler
yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada
respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan
energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen
inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil mengandung organel yang disebut
kloroplas. Kloroplas inilah yang menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun
sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan
melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat
terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula
dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun
penguapan air yang berlebihan.
2.

Fotosintesis pada alga dan bakteri

Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik yang
hanya terdiri dari satu sel. Meskipun alga tidak memiliki struktur sekompleks tumbuhan darat,
fotosintesis pada keduanya terjadi dengan cara yang sama. Hanya saja karena alga memiliki
berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang diserapnya
pun lebih bervariasi. Semua alga menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof.
Hanya sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang
dihasilkan oleh organisme lain.

BAB III
PENUTUP
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan
energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum
cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungudan ultra
ungu (tidak kelihatan). Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya
tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam
fotosintesis.
Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil
sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat
produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh
tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A.; J.B. Reece; L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Maizer, S.N.; Jumailatus Sholihah; Ridwan Maulana.2006. Biologi Umum.
Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
www.google.com/fotosintesis
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai