Home
BLog Bamz
Blogger Templates
Menu3
Dropdown Menu
Menu4
Home KMB Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pasien dengan Nefrotik
sindrom
0
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pasien
dengan Nefrotik sindrom
A. PENGERTIAN
Nefrotik sindrom adalah kumpulan gejala degenerasi ginjal tanpa adanya
peradangan, ditandai dengan oedema, albuminuria dan penurunan albumin dalam
serum(Ramali, 2003, hal 230).
Nefrotik sindrom berkaitan erat dengan proteinuria(Tisher, 1997, hal 37).
Sindrom nefrotik merupakan kumpulan manifestasi klinis (di tandai proteinuria
masif lebih dari 3,5 gram per 1, 73 m2 luas permukaan badan perhari dan
hipoalbuminemia kurang dari 3 gram per milliliter) dan berhubungan dengan kelainan
glomerulus
akibat
penyakit
penyakit
tertentu
atau
tidak
diketahui
Sindrom
nefrotik
ialah
penyakit
dengan
gejala
edema,
proteinuria,
hal 304)
B. ETIOLOGI
Mansjoer (1999, hal 525) menyatakan bahwa penyebab sindrom nefrotik pada
orang dewasa adalah :
1. Glomerulonefritis primer ( sebagian besar tidak diketahui sebabnya )
Glomerulonefritis membranosa
Glomerulonefritis membranoproliperatif
Glomerulonefritis pascastreptokokok
2. Glomerulonefritis sekunder
Glomerulonefritis membranosa
Nefropati IgA
Glomerulonefritis proliferatif
2. Kelainan sekunder
C. PATOFISIOLOGI
Pada individu yang sehat, dinding kapiler glomerrolusberfungsi sebagai sawar
untuk menyingkirkan protein agar tidak memasuki ruangan urinarius melalui
diskriminasi ukuran dan muatan listrik(Tisher, 1997, hal 37).
Dengan adanya gangguan pada glomerulus, ukuran dan muatan sawar selektif
dapat rusak sehingga terjadi peningkatan permeabilitas membran glomerolus. Proses
penyaringan pun menjadi terganggu.molekul protein yang seharusnya mampu tersaring
oleh glomerulus, tidak dapat tersaring. Sehingga urine mengandung protein(Tisher,
1997, hal 37).
D. MANIFESTASI KLINIK
Pada penderita Sindrom Nefrotik, edema merupakan gejala klinik yang
menonjol. Kadang - kadang mencapai 40 % dari pada berat badan dan didapatkan
edema anasarka. Pasien sangat rentan terhadap infeksi sekunder. Selama beberapa
minggu mungkin terdapat hematuria, azotemia dan hipertensi ringan. Terdapat
proteinuria terutama albumin
edema masih banyak biasanya produksi urin berkurang, berat jenis urin meninggi.
Sedimen dapat normal atau berupa torak hialin, granula, lipoid; terdapat pula sel darah
putih. Pada fase non nefritis, uji fungsi ginjal tetap normal atau meninggi. Dengan
perubahan yang progresif di glomerulus terdapat penurunan fungsi ginjal pada fase
nefrotik.
Kimia darah menunjukkan hipoalbuminemia. Kadar globulin normal atau meninggi
sehingga terdapat perbandingan albumin - globulin yang terbalik. Didapatkan pula
hiperkolesterolemia, kadar fibrinogen meninggi sedangkan kadar ureum normal. Pada
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk pemeriksaan penunjang, dilakukan pemeriksaan urine dan darah untuk
memastikan adanya proteinuria, proteinemia, hipoalbuminemia, dan hiperlipidemia.
Biasanya ditemukan hematuria mikroskopik lebih dari 20 eritrosit /luas permukaan
badan. Pemeriksaan darah lengkap juga diperlukan untuk mencari mikroangiopati,
pemeriksaan
imunologi
untuk
menentukan
adanya
Lupus
Eritematosus
F. PENATALAKSANAAN
Ngastiyah(1997, hal 306) menjelaskan penatalaksanaan penderita Sindrom
Nefrotik adalah sebagai berikut:
a. Medis
Pengobatan :
1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit.
2. Diet tinggi protein 2-3 gram/kgBB/hari dengan garam minimal bila edema masih berat.
Bila edema berkurang dapat diberi garam sedikit.
3. Diuretik
4.
Tanyakan tentang alasan klien masuk rumah sakit, riwayat kejadian , keluhan utama,
riwayat penyakit masa lalu yang berkaitan dengan nefrotik sindrom, riwayat kesehatan
keluarga dan riwayat gaya hidup klien.
b. Pola nutrisi metabolik
Tanyakan tentang pola makan klien sebelum dan selama sakit, kaji status nutrisi klien
dengan, kaji input cairan klien selama 24 jam, dan kaji turgor kulit serta observasi
adanya oedema anasarka.
c. Pola eliminasi
Kaji pola bab dan bak klien sebelum sakit dan selama sakit.apakah terjadi perubahan
pola berkemih seperti peningkatan frekuensi, proteinuria.
d. Pola aktivitas
Kaji tanda tanda vital terutama tekanan darah, kaji adanya tanda - tanda kelelahan,
e. Kebutuhan istirahat tidur
Kaji pola tidur klien sebelum dan selama sakit
f. Pola persepsi kognitif
Kaji kemampuan pancaindra klien, kaji pengetahuan klien tentang penyakit yang di
deritanya.
g. Pola persepsi diri
Kaji persepsi diri klien meliputi body image, harga diri, peran diri, ideal diri, konsep diri.
h. Pola hubungan sosial
Kaji pola komunikasi klien terhadap keluarga, klien satu ruang, dan perawat.
i. Pola seksualitas
Kaji kebutuhan seksual klien
j. Pola mekanisme koping
Kaji bagaimana respon diri klien terhadap penyakit yang dideritanya
k. Pola spiritual
Kaji persepsi klien dilihat dari segi agama, apakah klien memahami bahwa penyakitnya
adalah ujian dari Allah SWT.
Selain itu, lakukan pemeriksaan fisik pada klien meliputi penkajian edema yang
tampak, bengkak di mata, kaki, tangan, wajah dan genital, serta catat derajat pitting.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul dan intervensinya :
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulator ginjal dengan
retensi air dan natrium(Tucker,1998,
hal 578).
Kriteria hasil :
b. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun, prosedur invasif dan
kateterisasi(Doengoes, 2000, hal 622)
Kriteria hasil:
Tak mengalami tanda / gejala infeksi.
Intervensi :
1. Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan perawat.
Rasional : menurunkan resiko kontaminasi silang.
2. Pertahankan prinsip aseptik dalam setiap tindakan keperawatan yang berhubungan
dengan area invasive dan kateterisasi.
Rasional : membatasi introduksi bakteri kedalam tubuh.
3. Lakukan perawatan kateter rutin dan perawatan infuse.
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman klien serta mencegah kontaminasi bakteri ke
tubuh.
4. Kaji intregitas kulit.
Rasional : ekskorisi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder.
5. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Rasional : membantu pemilihan pengobatan infeksi paling efektif.
Intervensi :
1. Kaji / catat pemasukan diet.
Rasional : membantu dan mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet.
2. Berikan makanan sedikit tapi sering.
Rasional : meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik.
3. Tawarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan .
Rasional : meningkatkan nafsu makan .
4. Timbang BB tiap hari.
Rasional : perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan
cairan.
5. Berikan diet tinggi protein dan rendh garam.
Rasional : memenuhi kebutuhan protein, yang hilang bersama urine.
Mengurangi asupan garam untuk mencegah edema bertambah.
Intervensi :
1. Kaji kemampuan klien melakukan aktivitas.
Rasional : sebagai pengkajian awal aktivitas klien.
2. Tingkatkan tirah baring / duduk.
Rasional
meningkatkan
istirahat
dan
keteenangan
klien,
posisi
telentang
f.
h.
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
mengenai
BAB III
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama
: Tn. A
Umur
: 41 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Pendidikan
: Tamatan SD
Pekerjaan
: Petani
Suku / bangsa
: Jawa / Indonesia
No. register
: 139229
Tanggal masuk
: 16 juli 2006
Diagnosa medis
: Nefrotik Sindrom
Ruang / kelas
: Melati / II
: Ny. C
Umur
: 35 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Petani
: Istri
Alamat
Ruang
Melati.
Keadaan
umum
waktu
masuk
ruang
melati,
kesadaran
Klien menuturkan bahwa klien belum pernah menderita penyakit seperti ini, penyakit
yang sering diderita oleh klien adalah pusing, meriang dan pegel pegel.dan klien
belum pernah dirawat di Rumah Sakit.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut keterangan klien, dalm keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderita klien dan tidak ada yang menderita penyakit menular.
f. Riwayat alergi
Klien menuturkan bahwa dirinya tidak mempunyai alergi terhadap makanan, minuman
dan obat obatan.
g. Preventif kesehatan gaya hidup
Menurut keterangan klien, klien mempunyai kebiasaan minum kopi, selain itu klien
mempunyai aktivitas yang padat sebagai seorang petani dan klien jarang minum air
putih.klien sebelum sakit mempunyai kebiasaan merokok sehari bisa menghabiskan
sebungkus rokok.
Rambut
Kulit
meregang.
3. Pola Eliminasi
a. Bak
Sebelum sakit : klien mengatakan kalau bak sakit, frekuensi 4 x sehari warna kuning
jernih
Selama sakit : saat pengkajian, klien terpasang DC jumlah urine 500 ml selama 2 jam.
DC sudah 10 hari terpasang.
b. Bab
Selama sakit : klien bab 2 hari sekali, saat pengkajian klien bab baru 1 x, warna kuning
konsistensi lunak.
4. Pola Aktivitas
a. keadaan umum : sedang, klien mengatakan lemas, dalam beraktivitas
klien dibantu oleh keluarga.
b. Mobilisasi
Klien belum bisa melakukan aktivitas sambil berdiri. Klien bisa duduk, tapi kalau duduk
klien menjadi sesak napas sehingga klien lenih memilih untuk berbaring di tempat tidur.
c. Pernapasan
RR 20 x / menit, tidak terdapat wheezing dan ronchi.
d. Kesadaran
: composmentis
6. Persepsi / Kognitif
a. Klien dapat melihat dengan baik, klien mampu menyebutkan jenis benda
yang ditunjuk oleh perawat serta klien mampu melihat dengan jelas
tulisan dari jarak kurang lebih 25 cm
b. Indra perasa klien juga berfungsi baik, klien dapat mengecap rasa asin,
manis dan pahit.
dideritanya.
d. Ideal diri
e. Peran diri
N : 64 x/mnit
RR : 20 x/mnit
b. inspeksi
rambut
wajah
mata
hidung
mulut
telinga
leher
dada
abdomen
Genetalia
Tangan
Kaki
Kulit
c. Palpasi
Kepala
Leher
Abdomen
d. Perkusi
Abdomen
: suara pekak
e. Auskultasi
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tanggal 17 juli 2006
tabel 1
Pemeriksaan
Hb
Hasil
10,5
Satuan
gr/ 100mL
Nilai normal
13 16 gr /mL
Leukosit
8700
/mm
4500 10.500
LED I
137
mm/jam
s/d 10
LED II
157
mm/jam
s/d 10
1-3
Hitung jenis
Eosinofil
pemeriksaan
Basofil
hasil
0
Nilai normal
0-1
Batang
2-6
Segmen
90
50-70
Limposit
10
20-40
Monosit
2-8
Eritrosit
3.730.000
/mm
Haematrokit
32,7
40-48
Trombosit
381.000
/mm
MCV
87,6
Fl
82-92
MCH
28,2
Pikogram
27-31
MCHC
32,2
332-36
satuan
Hasil
3,9
Satuan
gr/ 100mL
Nilai normal
6,6 s/d 8,7
Albumin
2,1
gr/ 100mL
Globulin
1,8
gr/ 100mL
3. Pemeriksaan Roentgen
hasil pembacaan roentgen tanggal 18 juli 2006 adalah sebagai berikut:
injeksi Lasix 2 x 40 mg
Obat oral : Letonal 3 x 100 mg, Prednison 3-2-0 atau pagi 3 x 5 mg, siang 2x5 mg.
B. PENGELOMPOKAN DATA
I. Data Subyektif
1. Klien mengatakan kulit terasa meregang
2. Klien mengatakan tidak nyaman pada derah infus.
3. Klien mengatakan tubuhnya lemas
4. Klien mengatakan tidak merasa haus
5. Klien mengatakan minum satu gelas ( 200 ml ) air pada pagi hari
6. Klien mengatakan mulut terasa asam
2.
No
3.
5.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi infeksi behubungan dengan penurunan respon imun, prosedur invasive
dan kateterisasi ditandai dengan :
DS :
DO : - mulut kotor
- gigi kotor
- aktivitas dibantu keluarga
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit dan perawatannya berhubungan
dengan kurangnya informasi ditandai dengan :
DS :
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
tabel 3
Hari /
No.
Rencana
No
1
tanggal
Rabu,
26 juli 2006
DP
1
Tujuan
Setelah
dilakukan
1. kaji KU klien
tindakan
2. observasi TTV
keperawatan selama
3.
2
Paraf
Tindakan
24
jam pemasangan
diharapkan
terjadi
kaji
daerah
infus
dengan kriteria :
pertahankan prinsip
aseptic
dalam
5.
lakukan perawatan
infus
dan
kateter
secara rutin
6. kolaborasi pemberian
antibiotik.
catat jumlah
2.
Rabu,
26 juli 2006
Hari /
Setelah
tindakan
No.
keperawatan selama
Rencana
No
tanggal
dilakukan
Tujuan
DP
2
24
diharapkan
2.
kelebihan
dapat
pantau
hitung
dengan kriteria :
hitung
cairan
selama 24 jam
- edema berkurang 3.
-
Paraf
Tindakan
pertahankan
tirah
pembatasan natrium
sesuai indikasi
5. kolaborasi pemberian
obat diuretik.
1.
kaji
respon
klien
terhadap aktivitas
3.
Rabu,
26 juli 2006
Setelah
dilakukan
2. anjurkan tirah baring
tindakan
keperawatan selama
2
Hari /
No.
No
tanggal
DP
24
jam
diharapkan terjadi
Rencana
Tujuan
Peningkatan
kemampuan
Tindakan
3.
berikan
untuk
dorongan
beraktivitas
Paraf
aktivitas
klien secara
ditandai dengan :
-
tidak
ekspresi
bertahap
berikan
bantuan
lemas
4.
libatkan
keluarga
klien
mampu
beraktivitas
secara
mandiri
1.
4
Rabu,
26 juli 2006
Setelah
Tentukan
dilakukan kemampuan
tindakan
klien
untuk
berpartisipasi
aktivitas
24
diharapkan
mampu
klien
memenuhi
kebutuhan personal
hygiene
Hari /
No.
tanggal
DP
No
Rencana
Tujuan
dengan
optimal
2.
dengan kriteria ;
-
klien
klien
nyaman
Berikan
dengan
bantuan
aktivitas
beraktivitas mandiri
-
Paraf
Tindakan
merasa
3.
diperlukan.
Ajarkan
teknik
penghematan energi,
contoh
melakukan
duduk,
tugas
secara bertahap.
4.
libatkan
keluarga
dalam perawatan
1.
5
Rabu,
26 juli 2006
Setelah
Kaji
status
tindakan
2.
Kaji
pengetahuan
24
diharapkan
akan
jam penyakitnya,
klien prognosanya,
dan
No.
Rencana
No
tanggal
Tujuan
DP
dengan kriteria :
dilakukan
klien
klien
agar
gejala
penyakitnya
-
Paraf
Tindakan
3.
Kaji
pengetahuan
mampu keluarga
merubah
persepsinya
tentang
penyakit klien.
4.
Berikan
penyuluhan
tentang
kesehatan
penyakitnya
penyakitnya termasuk
diet
perawatannya.
ll0vmrglvertalcbrs
tentang
dan
E. IMPLEMENTASI
tabel 4. Implementasi Hari I
No
Hari/Tanggal
Rabu
Jam
08.00
No.
Implementasi
Respon klien
DP
1,2 mengkaji KU klien KU sedang
26 juli 2006
mengobservasi
TTV
TD
paraf
110/70
mmHg, S : 37C,
N :64x/mnt, RR :
Rabu
26 juli 2006
Rabu
08.30
09.00
26 juli 2006
20x/mnt
Mengkaji aktivitas klien mengatakan
2,2
klien
tubuhnya lemas
memantau urine tampung
keluaran urin
mengkaji
gelas
air
putih(200mL)
Rabu
09.10
26 juli 2006
2,3,
klien
untuk anjuran
istirahat
No
Hari/Tanggal
Rabu
26 juli 2006
Jam
09.30
dengan
berbaring
No.
Implementasi
Respon klien
DP
1
Klien mengtakan
tidak nyeri pada
paraf
Rabu
10.00
26 juli 2006
daerah tusukan.
Mengkaji
klien
belum
Rabu
10.30
26 juli 2006
personal hygiene
gigi sendiri
Memberikan oral klien mengatakan
hygiene
mulutnya
tidak
Rabu
10.45
26 juli 2006
sudah
asam
dan
nafas segar.
mengajarkan klien paham
klien mengikuti
teknik
penghematan
energi
minum
instruksi
untuk
maka, makan
sambil
sambil duduk
duduk )
No
Hari/Tanggal
Jam
No.
Implementasi
Respon klien
paraf
DP
3
Rabu
11.30
26 juli 2006
Rabu
bertahap
duduk lama
11.35
26 juli 2006
09.00 WIB
mengganti kateter bersih
kateter
klien mengatakan
tidak nyeri pada
daerah kateter.
Rabu
26 juli 2006
12.00
TD
130/90
mmHg,
36,5C,
84x/mnt,
Rabu
12.30
26 juli 2006
RR
20x/mnt
memberikan klien bersedia
gram
obat masuk
No
Hari/Tanggal
Jam
No.
Implementasi
DP
2
memberikan
injeksi
Lasix
12.40
26 juli 2006
klien
paraf
bersedia
40 diinjeksi
tidak terjadi syok
mg
Rabu
Respon klien
obat masuk
memberikan obat klien meminum
oral :
obat
Letonal 1 x100mg
Rabu
13.00
26 juli 2006
Prednisone2x5mg
melakukan
kontrak
Rabu
26 juli 2006
Rabu
26 juli 2006
Rabu
14.15
16.00
16.30
Hari/Tanggal
tentang kontrak
Sindrom Nefrotik
1,3
klien istirahat
membatasi
pengunjung
masuk bergantian
menganjurkan
keluarga
keluarga
Jam
menyetujui
2,3
26 juli 2006
No
dan
untuk keluarga
memberikan
penkes
klien
No.
DP
pengunjung
membantu
klien menggosk
gigi
gosok gigi
klien
dan
Implementasi
pagi
sore.
Respon klien
paraf
Rabu
17.00
26 juli 2006
26 juli 2006
Rabu
19.30
20.00
130/80mmHg,
37,2C,
80x/mnt,
RR
20x/mnt
Menghitung urine Urine tampung
tampung
Rabu
TD
11.30 WIB
mengkaji aktivitas
klien
2,
klien
mengkaji
masih
lemas
input infus D5% 10 tpm
26 juli 2006
21.30
26 juli 2006
Rabu
1,2,3
,
24.00
26 juli 2006
klien
untuk anjuran
dengan
istirahat
beristirahat
No
Hari/Tanggal
Jam
No.
Implementasi
Respon klien
paraf
DP
2
Kamis,
27 juli 2006
06.00
Lasix
mg
mengkaji
40 terjadi flebitis
input urine
tampung
TD
130/90
mmHg
S : 37C
N : 86x/mnt
RR : 20x/mnt
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Tabel 5. Evaluasi keperawatan hari I
No Hari/Tanggal
1
Rabu
Jam
13.00
No
Catatan perkembangan
DP
1 S : Klien mengatakan merasa nyaman
26 juli 2006
dengan
penggantian
kateter
paraf
dan
kassa infus
O :
- infus bersih
- kateter bersih
- klien mendapat injeksi cefotaxim
1 gram
A : resiko infeksi masih ada
P : lakukan perawatan infus dan
kateter
Rabu
13.00
26 juli 2006
No Hari/Tanggal
Jam
No
DP
paraf
P : lanjutkan intervensi :
1.
pantau
keluaran
cairan,
catat
jumlahdan warna.
2. pantau / hitung asupan cairan dan
keluaran cairan selama 24 jam
3. pertahankan tirah baring selama fase
akut
Rabu
13.00
26 juli 2006
No Hari/Tanggal
Rabu
26 juli 2006
Jam
13.00
No
Catatan perkembangan
DP
4. libatkan keluarga dalam perawatan
4 S : - klien merasa nyaman
- klien masih lemas
O : - aktivitas masih dibantu.
- mulut bersih
- klien belum mandiri
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1. Kaji aktivitas personal hygiene
2.
duduk,
secara bertahap.
melakukan
tugas
paraf
No Hari/Tanggal
Rabu
Jam
No
Catatan perkembangan
DP
13.00 5 S : klien dan keluarga menyetujiu kontrak
26 juli 2006
penkes
O
klien
masih
bingung
tentang
penyakitnya.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi penyuluhan
kesehatan tentang sindrom nefrotik
paraf
kamis
Jam
07.00
No
Catatan perkembangan
DP
1 S :Klien mengatakan merasa nyaman
27 juli 2006
paraf
kamis
07.00
27 juli 2006
No Hari/Tanggal
Jam
No
DP
21.00 WIB
paraf
pantau
keluaran
cairan,
catat
jumlahdan warna.
2. pantau / hitung asupan cairan dan
keluaran cairan selama 24 jam
07.00
27 juli 2006
No Hari/Tanggal
Jam
paraf
07.00
4.
4 S : - klien merasa nyaman
- klien masih lemas
O : - aktivitas masih dibantu.
- mulut bersih
- klien belum mandiri
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1. kaji aktivitas personal hygiene
2.
duduk,
melakukan
tugas
secara bertahap.
libatkan keluarga
No Hari/Tanggal
kamis
27 juli 2006
Jam
07.00
No
DP
5 S
Catatan perkembangan
:
klien
menanyakan
paraf
tentang
Kamis
Jam
No.
DP
Jenis tindakan
Mengukur TTV
07.00
27 juli 2006
Respon klien
TD:130/90mmHg,
:
37C,
86x/mnt,
kamis
07.15
RR
:
:
20x/mnt
merapikan linen linen bersih
klien mengatakan
27 juli 2006
kamis
paraf
07.30
2,4
27 juli 2006
keluaran urine
WIB
2,3, mempertahankan klien berisirahat
kamis
08.00
4
1
27 juli 2006
tirah baring
Klien mengtakan
tidak
kamis
09.00
kamis
Jam
10.00
daerah tusukan
memotong kuku kuku bersih
klien
memberikan oral
27 juli 2006
10.30
klien mengatakan
hygiene
mulutnya segar
No
Jenis tindakan
Respon klien
paraf
DP
6
memperjelas klien
bersedia
27 juli 2006
kamis
pada
27 juli 2006
No Hari/Tanggal
nyeri
kontrak
untuk
mengikuti
penyuluhan
penyuluhan
kesehatan
kesehatan.
memberikan
penyuluhan
memperhatikan dan
klien
bertanya
tentang
penyakitnya
kondisi
klien
bisa
menjawab
kamis
11.30
mengukur TTV
27 juli 2006
pertanyaan
TD : 160/100
mmHg
S : 36,2C
N : 88x/mnt
kamis
27 juli 2006
12.00
1,2
RR: 24x/mnt
memberikan
klien bersedia
kamis
Jam
13.00
No
Catatan perkembangan
DP
1 S : Klien mengatakan merasa nyaman
27 juli 2006
dengan
penggantian
kateter
dan
kassa infus
O : - tidak muncul tanda - tanda infeksi
(panas, bengkak, nyeri, kemerahan
dan fungsiolaesa)
- infus bersih
- kateter bersih
- klien mendapat injeksi cefotaxim 1
gram pada jam 12.00 WIB
A : resiko infeksi masih ada
P : lanjutkan intervensi :
lakukan perawata kateter dan infus
kamis
13.00
27 juli 2006
pantau
keluaran
cairan,
catat
jumlahdan warna.
2. pantau / hitung asupan cairan dan
keluaran cairan selama 24 jam
3. pertahankan tirah baring selama fase
paraf
akut
kamis
13.00
27 juli 2006
No Hari/Tanggal
kamis
Jam
13.00
27 juli 2006
No
Catatan perkembangan
DP
4. libatkan keluarga dalam perawatan
4 S : - klien merasa nyaman
- klien masih lemas
O : - aktivitas berat masih dibantu.
- mulut bersih
- klien mampu menyikat gigi sendiri
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi
kamis
27 juli 2006
13.00
paraf
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Diagnosa keperawatan
Pada tinjauan teori yang telah penulis kemukakan, diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada klien dengan nefrotik sindrom yaitu :
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulator ginjal
dengan retensi air dan natrium.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun, prosedur invasif
dan kateterisasi.
Sedangkan diagnosa yang muncul pada tinjauan kasus adalah sebagai berikut :
1. Resiko terjadi infeksi behubungan dengan penurunan respon imun, prosedur invasive
dan kateterisasi.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulator ginjal dengan
retensi air dan natrium.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit dan perawatannya berhubungan
dengan kurangnya informasi.
Diagnosa yang muncul pada tinjauan teori tetapi tidak muncul pada tinjauan kasus
adalah :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema anasarka.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan efek diuretik.
Alasan munculnya diagnosa keperawatan tersebut dalam kasus nefrotik sindrom pada
Tn. A adalah sebagai berikut.
1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan respon imun, prosedur invasif
dan kateterisasi
Resiko terhadap infeksi adalah keadaan dimana seorang individu beresiko
terserang oleh agen patogenik atau oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa), dari
sumber - sumber eksternal, sumber - sumber endogen ataupun eksogen (Carpenito,
2000, hal 533)
Resiko terhadap infeksi menggambarkan suatu situasi bila pertahanan penjamu
lemah (respon imunitas menurun), akan membuat penjamu mudah terserang oleh agen
patogenik yang ada di lingkungan.
Diagnosa resikoterjadi infeksi diangkat karena ditemukan data :
DS :
Implementasi :
Implementasi dilakukan tanggal 26 sampai 27 juli 2006.
Implementasi yang dilakukan meliputi : mengobservasi keadaan umum dan
tanda - tanda vital, melakukan perawatan infus, mengganti selang kateter,
menggunakan teknik aseptik dan antiseptik dalam melakukan tindakan dan
memberikan antibiotik.
Kekuatan dari implementasi yang sudah dilaksanakan adalah sikap klien yang
mau diajak bekerjasama dalam pelaksanaan intervensi demi kesembuhannya dengan
menyetujui tindakan yang akan dilakukan kepada klien dan menerima saran yan
dianjurkan.
Kelemahannya adalah keterbatasan jumlah alat yang digunakan dalam
pelaksanaan tindakan dan kesterilan alat yang belum sepenuhnya terjamin.
Evaluasi akhir dilakukan pada tanggal 27 juli 2006 yaitu tidak tampak tanda tanda infeksi (rubor, color, dolor, tumor, fungsiolaesa). Walaupun tanda tanda infeksi
tidak muncul, tetapi resiko infeksi mashi ada/ dapat terjadi dikarenakan masih
terpasang infus dan kateter. Sehingga perlu dilakukan perawatan infus dan kateter
secara rutin
2. kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulator ginjal dengan
retensi air dan natrium.
Kelebihan volume cairan adalah kondisi dimana seorang individu mengalami
atau beresiko mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstitial(Carpenito, 2000,
hal 142).
Diagnosa kelebihan volume cairan diangkat karena ditemukan data :
DS :
Rasional : keluaran urin mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi.
Implementasi :
Implementasi dilakukan tanggal 26 sampai 27 juli 2006.
Implementasi yang dilakukan untuk mengurangi edema adalah :
Memantau pengeluaran urin, mencatat jumlah dan warna urin, menganjurkan klien
untuk banyak istirahat saat fase akut dan memberikan obat diuretik Lasix 2 x 40 mg.
Kekuatan dari implementasi yang sudah dilaksanakan adalah sikap klien dan
keluarga yang mau bekerjasama dalam pelaksanaan intervensi. Kelemahannya adalah
sulitnya memantau jumlah urin. Kadang keluarga membuang urine tampung tanpa
komunikasi dengan perawat.
Evaluasi :
Evaluasi akhir dilakukan tanggal 27 juli 2006, dan didapatkan bahwa edema
masih ada dan besar. Jadi masalah ini belum teratasi. Rencana selanjutnya adalah
lanjutkan intervensi yang telah disusun.
melakukan
aktivitas
sampai
tingkat
yang
diinginkan
atau
yang
meningkatkan
istirahat
dan
keteenangan
klien,
posisi
telentang
yang
dilakukan
adalah
mengkaji
aktivitas
klien,
Evaluasi :
Evaluasi dilakukan pada tanggal 27 juli 2006 dengan kondisi klien belum mampu
beraktivitas secara mandiri. Sehingga untuk masalah ini belum bisa teratasi. Rencana
selanjutnya adalah melanjutkan intervensi yang telah disusun.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Kurang perawatan diri adalah keadaan dimana individu mengalami kerusakan
fungsi motorik atau fungsi kognitif yang menyebabkan berkurangnya kemampuan
melakukan aktivitas perawatan diri(Carpenito, 2000, hal 330).
Diagnosa ini ditegakkan sesuai dengan data yang ditemukan yakni selama
perawatan klien jarang melakukan gosok gigi dan klien mengatakan lemas untuk
beraktivitas. Data obyektif didapat mulut dan gigi klien kotor dan aktivitas dibantu
keluarga.
Defisit perawatan diri penulis angkat sebagai diagnosa kelima karena
kebersihan penting untuk kenyamanan dan untuk memudahkan komunikasi dengan
orang lain tanpa rasa minder.
Kesehatan
yang
menyeluruh
penting
untuk
mendukung
cepatnya
proses
c. Ajarkan teknik penghematan energi, contoh duduk, melakukan tugas secara bertahap.
Rasional : Menghemat energi, menurunkan kelelahan, meningkatkan kemampuan klien
untuk melaksanakan tugas.
d. Libatkan keluarga dalam perawatan klien.
Rasional : memandirikan keluarga agar lebih peduli pada pemenuhan kebutuhan klien,
menciptakan rasa nyaman klien
Imlementasi:
Implementasi dilakukan tanggal 26 sampai 27 juli 2006.
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa ini adalah memberikan bantuan
dalam aktivitas yang diperlukan seperti oral hygiene dan memotong kuku, memotivasi
klien dalam perawatan diri dan melibatkan keluarga dalam perawatan klien.
Kekuatan dalam tindakan ini adalah sikap klien dan keluarga yang mau diajak
kerjasama dalam tindakan.
Kelemahannya adalah jika keluarga klien pulang kerumah, maka tidak ada yang bisa
membantu pemenuhan kebutuhan personal hygiene klien. Juga dikarenakan
keterbatasan jumlah perawat ruangan.
Evaluasi akhir yan dilakukan pada tanggal 27 juli 2006 adalah klien merasa
nyaman
dan
mengatakan
bahwa
mulutnya
terasa
segar.
Klien
mampu
Diagnosa yang muncul dalam tinjauan teori tetapi tidak muncul dalam tinjauan kasus
adalah :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimanaindividu
yang tidak puasa mengalami penurunan berat badan dengan masukan yang tidak
adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat(Carpenito, 2000, hal 259).
Diagnosa tersebut tidak ditegakkan karena pada saat pengkajian klien tidak mengalami
gangguan nafsu makan.
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema anasarka.
Resiko kerusakan integritas kulit adalah suatu keadaan dimana individu beresiko
terhadap kerusakan jaringan epidermis dan dermis(Carpenito, 2000, hal 302).
Diagnosa ini tidak diangkat karena saat pengkajian tidak muncul tanda - tanda lesi
pada kulit walaupun klien sudah dirawat 10 hari. Hal ini dikarenakan keluarga selalu
dianjurkan perawat ruangan untuk merubah posisi klie sesering mungkin.
mempunyai
resiko
terjadinya
dehidrasi
vaskuler,
inersitial,
atau
BAB V
IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian yang dilakukan oleh penulis menggunakan pendekatan pola 11 model
konseptual Gordon, dimana selurh aspek bio.psiko,sosio dan kultural klien dikaji.
Namun pola pengkajian ini harus dimodifikasi sehingga lebih tepat jika digunakan pada
klien di rumah sakit.
2. Asuhan keperawatan yang dilaksanakan masih banyak kekurangan yang dikarenakan
kurang telitinya penlis dalam mengkaji klien.
3. Intervensi yang telah disusun penulis, tidak semuanya dilakuakan implementasi oleh
penulis tetapi dilakuakan pendelegasian. Penulis melaksanakan implementasi hanya
pada shif pagi, sedangkan untuk shf siang dan malam, penulis mendelegasikan
intervensi yang sudah disusun kepada perawat ruang untuk kesinambungan intervensi.
Sehingga mengakibatkan kekurang efektifan pelaksanaan asuhan keperawatan ang
dilaksanakan kepada klien.
4. Selama penulis melakukan pengelolaan kasus di Ruang Melati, sikap klien dan
keluarga kooperatif terhadap tindakan yang telah diberikan sehingga mempermudah
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Dalam melakukan asuhan keperawatan, kerjasama tim kondusif, . Hanya dalam
pendokumentasian belum sepenuhnya tercatat, sehingga dalam penerapan asuhan
keperawatan masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
6. Kelengkapan fasilitas perawatan yang ada belum cukup memadai sehingga dalam
memberikan asuhan keperawatan belum dilakukan secara optimal.
7. Komunikasi teraupetik sangat diperlukan untuk membina rasa saling percaya klien
terhadap tindakan perawatan yang ada
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
SURAT PENDELEGASIAN
Hari/ Tanggal : Rabu, 26 juli 2006
Jam
: 14.00 WIB
Nama Pasien
: Tn. A
Umur
: 41 th
Diagnosa Medis
: Sindrom Nefrotik
Ruang/ Kelas
: Melati/ II
injeksi Lasix 2 x 40 mg
Letonal 3 x 100 mg
Prednison 3-2-0 x 5 mg
Prosedur keperawatan yang didelegesikan :
Pantau TTV
JUNAIDI ABDILLAH
Penerima Delegasi
TIEN
SURAT PENDELEGASIAN
Hari/ Tanggal : Rabu, 26 juli 2006
Jam
: 21.00 WIB
Nama Pasien
: Tn. A
Umur
: 41 th
Diagnosa Medis
: Sindrom Nefrotik
Ruang/ Kelas
: Melati/ II
injeksi Lasix 2 x 40 mg
Letonal 3 x 100 mg
Prednison 3-2-0 x 5 mg
Prosedur keperawatan yang didelegesikan :
Pantau TTV
Penerima Delegasi
TIEN
SURAT PENDELEGASIAN
Hari/ Tanggal : kamis, 26 juli 2006
Jam
: 07.00 WIB
Nama Pasien
: Tn. A
Umur
: 41 th
Diagnosa Medis
: Sindrom Nefrotik
Ruang/ Kelas
: Melati/ II
injeksi Lasix 2 x 40 mg
Letonal 3 x 100 mg
Prednison 3-2-0 x 5 mg
Prosedur keperawatan yang didelegesikan :
Pantau TTV
Penerima Delegasi
JUNAIDI ABDILLAH
Lampiran 2
SATUAN PEMBELAJARAN
Pokok bahasan
Sasaran
Hari/ Tanggal
:30 menit
Waktu
: 20 m
Tempat
Penyuluh
: Junaidi Abdillah
C. Materi
1. Sindrom nefrotik adalah penyakit yang terjadi secara tiba-tiba, biasanya berupa oliguria
dengan urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat proeinuria berat. Tanda yang
terlihat jelas adalah oedema pada kaki dan genetalia.
2. penyebab
a. Glomerulonefritis primer
b. Glomerulonefrits sekunder
3. Diet
Diet yang harus dilaksanakan pada klien dengan Sindrom Nefrotik adalah diet tinggi
protein dan rendah garam.
4. Perawatan
Lakukan tirah baring selama fase akut
Modifikasi gaya hidup sehat
Kurangi Aktivitas berlebih
Kegiatan
Tahapan
o
1
Pembukaan
Waktu
5 menit
Penyuluh
klien
Memberi salam
Klien
menjawab
Klien
tidak
tentang
2.
Pembelajara
20 menit
tahu
penyakit
Sindrom Nefrotik
Menjelaskan tentang
Klien
pengertian, penyebab memperhatikan
dan
diet
perawatan
serta
Sindrom
Nefrotik.
Memberi kesempatan
pada
klien
untuk
Klien bertanya
bertanya
Menjawab pertanyaan
dari klien
Menanyakan kembali
materi
yang
disampaikan
telah
Klien mengerti /
paham
Klien
mampu
menjawab
3
penutup
5 menit
pertanyaan
Mengklarifikasi Klien memahami
jawaban klien
Menyimpulkan materi
tentang penyakitnya
Menjawab salam
Menutup salam
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. Media
1. flipchart
2. Gambar
G. Evaluasi
1. Apa yang disebut Sindrom Nefrotik?
Jawab: Nefrotik sindrom adaalah kumpulan gejala penurunan fungsi ginjal.
2. Apa saja yang menyebabkan Penyakit sindrom Nefrotik?
Jawab: penyakit ginjal
3. Sebutkan diet penyakit Sindrom Nefrotik?
Jawab: dietnya tinggi protein dan rendah garam
4. Bagaimana perawatan penyakit Sindrom Nefrotik?
Jawab: istirahat yang banyak, merubah gaya hidup, mengurangi aktivitas.
H. Daftar Pustaka
Mansjoer, A, Triyanti, K, Savitri, R, Wardani, W. I, Setiowulan, W. (1999). Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi III. Jakarta: Media Ausculapius FKUI.
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Tisher, C. C, Wilcox, C. S. (1997). House Officer Series Nephrology, 3/E (Buku Saku Nefrologi,
E/3). Jakarta: EGC.
Lampiran 3
Artikel Populer
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pasien dengan Osteomielitis atau infeksi
tulang
A. LATAR BELAKANG Osteomielitis atau infeksi tulang merupakan masalah khusus
dalam diagnosa dan terapi infeksi. Dalam 10 tahun ini minat...
A.
KONSEP DASAR 1. Pengertian Hemofilia adalah kelainan koagulasi darah
bawaan yang paling sering dan serius, berhubungan dengan d...
Mengenai Saya
ekmal yusuf
Lihat profil lengkapku
Archives
2012 (271)
2011 (120)
Copyright 2012 Asuhan Keperawatan-Artikel Kesehatan Seo Elite by BLog BamZ | Blogger
Templates