Anda di halaman 1dari 34

0

KELOMPOK 1
OBI SOBIRIN
SUTAN MUDA HARAHAP
TAUFIK

KEPERAWATAN GERONTIK
SISTEM CARDIOVASCULAR (HIPERTENSI)

Usia lanjut adalah periode penutup dalam


rentang
hidup
seseorang.Menuanya
organ tubuh tak lebih dari sebuah proses
alamiah.
Karena proses penuaan tersebut maka
setiap fungsi organ akan berkurang.
Penurunan
fungsi
pada
sistem
kardiovaskular
beresiko
terjadinya
berbagai macam penyakit.
Salah satunya hipertensi yang menjadi
pencetus untuk terjadinya penyakit lain
seperti gagal jantung, infark miokard,
stroke
iskemik,
gagal
ginjal,
dan
pendarahan di mata.
Berikut ini adalah pembahasan

tentang

Apa itu Hipertensi ?

Peningkatan tekanan darah


yang menetap, yaitu
Sistolic = >140 MmHg
Diastolic = > 90 MmHg

Hipertensi dapat
juga menjadi faktor
resiko untuk
penyakit
kardiovaskular
termasuk penyakit
stroke
iskemik,penyakit
koroner,dan gagal
jantung.

Klasifikasi
Kategori

Sistolik, Mmhg

Diastolik,

Normal

<130

Mmhg
<85

Normal tinggi

130-139

85-89

Hipertensi

140-159

99-99

160-179

100-109

180-209

110-119

>210

>120

Stadium

(ringan)
Stadium

II

(sedang)
Stadium

III

(berat)
Stadium

IV

(sangat berat)

Apa yang menyebabkan hipertensi ?


1. Genetik
Respon neurologi terhadap stress
atau kelainan eksresi atau transport
Na.
2. Obesitas
terkait dengan level insulin yang
tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan
5. arterosklerosis pada orang tua
serta pelebaran pembuluh darah.

Hipertensi berdasarkan
penyebabnya dapat dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu:
1.Hipertensi essensial ( hipertensi
primer ) yaitu hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya
2.Hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang di sebabkan oleh
penyakit lain(Darmojo, 1999)

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan


timbulnya hipertensi primer adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari
30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c.Stress
d.Merokok
e.Minum alcohol
f.Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison,
epineprin )
g. Aktivitas fisik

Sedangkan penyebab hipertensi


sekunder adalah penyakit-penyakit
seperti ginjal, glomerulonefritis,
pielonefritis, nekrosis tubular akut,
aterosklerosis, hiperplasia, trombosis.
selain itu dapat juga diakibatkan karena
obatobatan kontrasepsi oral,
kortikosteroid.

agaimana tanda dan


gejala hipertensi ?
Tidak ada tanda dan gejala
sampai penyakit ditemukan
selama evaluasi masalah yang
lainnya. Terbangun dengan sakit
kepala pada bagian oksipital yang
berkurang secara spontan setelah
beberapa jam gejala biasanya
terkait dengan hipertensi berat.
Biasanya terdapat gejala pusing,
kehilangan ingatan, palpitasi,
keletihan, dan impotensi.

Bagaimana
proses
terjadinya
hipertensi ?

Hipertensi juga dapat


disebabkan karena
vasokontriksi pembuluh
darah sehingga tekanan
darah tinggi.

Medula (pusat vasomotor)


PATOFISIOLOGIS
Saraf simpatis
impuls

Korda spinalis

medulla spinalis ganglia simpatis


di toraks dan abdomen
Neuron peganglion melepaskan asetilkolin
Merangsang serabut pasca ganglion ke
pembuluh darah
Melepaskan norepinefrin
pembuluh

vasokintriksi
darah

rubahan yang terjadi pad


sistem kardiovaskular
Elastisitas dinding aorta
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah
1% setiap tahun sesudah
Umur 20 tahun
kontrkasi dan volumenya
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk
(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah
menjadi 65
mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
Tekanan darah
diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari
pembuluh darah perifer, sistolis normal kurang lebih 170 mmHg dan
diastolis normal kurang lebih 90 mmHg. Dengann adanya suplai O2 ke
otak maka kebutuhan otak akan O2 berkurang
pingsan pada
akhirnya akan terjadi resiko injuri. (Smeltzser & Bare,2001)

Terapipada H ipertensi
Penatalaksanaan non farmakologis
terdiri dari:
Penurunan berat badan (diet)
Pembatasan alkohol
Pembatasan konsumsi natrium
Pembatasan penggunaan tembakau
(merokok)
Latihan dan relaksasi (olahraga)

Penatalaksanaan farm akologis


terdiridari:
Diuretik (chlorthalidone chygraton)
Diuretika pengganti kalium
Inhibitor asenergik (propanolog iinderal)
Vaskodilaton (hydrolazine hydrocloride apresoline)
Penghambat enzim pengubah angiotensin (captropil capoten)
Antagonis kalium (diltiazem hydrocloride cardizem)(Prize,Sylvia,

2005)
Menurut JNC VI pilihan pertama untuk pengobatan hipertensi
lanjut usia adalah diuretic atau penyekat beta dan ini sangat
bermanfaat namn demikian terbatas penggunaannya pada
keadaan seperti penyakit arteri tepi, gagal jantung.
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas
dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang
berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.

A SU H A N K EPER AW ATA N G ER O N TIK


K A R D IO VA SK U LA R (H IPERTEN SI)

Identitas Klien

Penanggung Jawab

Nama

: Ny.J

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 68 Tahun

Tempat lahir

: Medan

Status Perkawinan : Janda

Agama

Suku

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat
Lingkungan I

Durian

: Islam
: Jawa

: Jl. Sari No.60


Kelurahan Kedai
Kecamatan
Medan Johor

Nama
: Tn. A
Hubungan
dgn pasien : Anak kandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat
: Jl. Sari No.60
Lingkungan I
Kelurahan Kedai
Durian
Kecamatan
Medan Johor

Riw ayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan keluarga


b. Riwayat kesehatan saat ini
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat Sehari-hari
e. Riwayat psikologis
f. Riwayat sosoial ekonomi
g. Riwayat spiritual dan kultural

PEM ERIKSAAN FISIK


Kepala
Bentuk bulat, simetris, tidak terlihat adanya peradangan, rambut
mulai menipis, dan sudah putih, kulit kepala dan rambut bersih.
Mata
Simetris kanan dan kiri, anemis (-), peradangan (-), pandangan
sudah mulai kabur dan tidak menggunakan kacamata.
Telinga
Ketajaman pendengaran kurang baik, peradangan (-), nyeri (-).
Hidung
Bentuk anatomis, peradangan (-), sekret (-), pernafasan cuping
hidung (-), fungsi penciuman masih baik, klien masih bisa
mengidentifikasi bau.
Mulut dan tenggorokan
Tidak ada gangguan menelan, peradangan (-), stomatitis (-) dan
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Sistem Pernafasan
Pengembangan paru optimal, tidak tampak adanya tanda-tanda
kesulitan pernafasan (penggunaan otot-otot bantu pernafasan
dan cuping hidung (-), RR=21x/i).
Sistem Kardiovaskuler
TD : 200/90 mmHg, HR : 96 x/menit, bunyi jantung normal, suara
jantung tambahan (-), pembesaran jantung (-), tidak terlihat
tanda-tanda sianosis dan edema, terdapat varises pada kaki.
Sistem Gastrointestinal
Pencernaan baik, ascites (-), pembesaran organ (-), peristaltik
usus (+), nyeri tekan (-), tidak ada kesulitan mengunyah atau
menelan..
Sitem Genitourinari
Klien mengatakan tidak ada keluhan pada system
genitourinarinya, inkontinensia (-).

Sistem Muskuloskeletal (Tingkat mobilisasi;


paralisis; kiposis; ROM)
Ekstremitas atas :
Tidak ada kelainan struktur dan fungsi.
Ekstremitas masih dapat digerakkan ke segala
arah, hanya kadang-kadang tangan terasa
kebas dan linu, tidak ada pembengkakan sendi,
edema dan fraktur.

Ekstremitas bawah :
Kaki kanan dan kiri masih dapat digerakkan
dan klien masih dapat berjalan.
Rentang gerak klien baik dan aktif, tidak ada
kelumpuhan pada otot, pergerakan ekstremitas
kanan kiri baik.

Sistem Neurologi
Klien tidak pernah mengalami stroke, memori jangka

pendeknya masih baik, sedangkan memori jangka


panjang kurang baik karena klien tidak mampu
mengingat tanggal lahir dan tahun lahir serta jumlah
anggota saudara kandung dari suaminya.

Pemeriksaan Penunjang
KGD=124 mg/dl

Riwayat Terapi
Terapi obat-obatan dari dokter atau beli di warung
sesuai dengan keluhan yang di alami. Klien
mengonsumsi sulfat ferosus.

AN ALISA D ATA
No
1

Data

Etiologi

DS:

Hipertensi
Klien

Proses menua

mengatakan

kaki klien suka sakit


begitu

juga

dengan

Vasoko

Auto imun

kepala klien, tengkuk ntriksi


klien

sering

terasa

panas.

Inflamasi

darah

DO:

Skala nyeri kaki=3

Skala nyeri kepala =4

TD:200/90mmHg, HR:
Klien tampak lemah
dan

berjalan

pelan.

Peningkatan
Tekanan

96x/i, RR=21x/i

Pembuluh

serebral

pelan
Nyeri (Sakit
Kepala)

Nyeri

Masalah
Keperawatan
Nyeri

No

Data

Etiologi

Masalah
Keperawatan

DS:
Klien
mengatakan
tidak tahu
tentang penyakit
rematik dan
hipertensi yang
dideritanya serta
perawatan
penyakitnya
tersebut.
.

DO:
Klien bertanya
tentang masalah
penyakitnya dan
perawatannya.

Kurang informasi
tentang
penyakitnya

Kurang
pengetahuan
tentang penyakitnya

Kurang
Pengetahuan
tentang
Penyakitnya

No

Data

Etiologi

Masalah
Keperawatan

. DS:
Klien
mengatakan
apabila banyak
berdiri kaki klien
suka sakit dan
mudah capek.
.

DO:
Klien tampak
pelan-pelan
ketika berjalan
dan berdiri

Prose menua

Penurunan fungsi
tulang

Kekuatan otot kaki


lemah

Sakit ketika berdiri

Resiko tinggi
gangguan mobilitas
fisik

Resiko tinggi
gangguan
mobilitas
fisik

No
4

Data

Etiologi

Masalah
Keperawatan

DS:
Klien
mengatakan
kakinya
terkadang suka
sakit dan ngilu
dan tidak tahan
berdiri.
Klien
mengatakan
siang hari klien
selalu sendiri di
rumah.
DO:
Klien tampak
hati-hati dalam
berjalan

Proses menua

Kekuatan otot
melemah
Nyeri pada sendi

Resiko tinggi cedera

Resiko tinggi
cedera

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b/d peningkatan tekanan vaskular

serebral dan inflamasi sendi


Kurang pengetahuan mengenai penyakit
(hipertensi dan rhematoid arthritis) b/d kurang
informasi mengenai penyakit (hipertensi dan
rhematoid arthritis)
Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik b/d
nyeri dan penurunan kekuatan otot kaki
Resiko tinggi cedera b/d kelemahan otot dan
nyeri.

Intervensi
NO

DX
KEPERAWATA
N
Nyeri
berhubungan
dengan
peningakatan
tekanan
vaskular
serebral dan
inflamasi
sendi.

TUJUAN/KRITE

INTERVENSI

RASIONAL

RIA HASIL
Tujuan

1. Selidiki keluhan nyeri; 1. Membantu dalam


catat lokasi nyeri dan
menentukan
Nyeri hilang.
intensitas (skala 0 - 10).
kebutuhan
Catat
faktor
yang
manajemen nyeri
Kriteria Hasil:
mempercepat dan tandadan
keefektifan
1. Klien
tanda rasa sakit nonprogram.
terlihat
verbal.
2. Panas
rileks.
2. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
2. Berpartisip
mandi air hangat atau
relaksasi otot dan
asi dalam
mandi pancuran pada
mobilitas,
aktivitas
waktu bangun dan pada
menurunkan rasa
sesuai
waktu tidur.
sakit.
kemampua
3. Berikan massage lembut. 3. Meningkatkan
n.
relaksasi otot.
4. Dorong
penggunaan 4. Meningkatkan
teknik massase.
relaksasi
dan
memberikan rasa
nyaman sehingga
dapat mengurangi
5. Berikan kompres hangat
nyeri.
jika dibutuhkan.
5. Mengurangi nyeri.

Resiko tinggi
gangguan
mobilitas
fisik
berhubunga
n
dengan
nyeri
dan
penurunan
kekuatan
otot.

Tujuan

1. Evaluasi/
lanjutkan 1. Tingkat
pemantauan
tingkat
aktivitas/latihan
Gangguan
inflamasi/ rasa sakit
tergantung dari
mobilitas fisik
pada sendi.
perkembangan/
tidak terjadi.
resolusi dari
proses
Kriteria Hasil
2. Berikan
lingkungan
inflamasi.
Klien dapat
yang aman.
2. Menghindari
mempertaha
cedera akibat
nkan atau
kecelakaan
meningkatka
3. Demontrasikan/bantu
3. Teknik
n kekuatan
teknik pemindahan dan
pemindahan
dan fungsi
penggunaan
bantuan
yang tepat
dari dan atau
mobilitas.
dapat
kompensasi
mencegah
bagian tubuh.
robekan
4. Ajarkan latihan rentang
abrasi kulit.
gerak aktif/ pasif.
4. Mempertahanka
5. Dorong
pasien
n fungsi sendi,
mempertahankan
kekuatan
otot
postur tegak dan duduk
dan
stamina
tinggi
berdiri
dan
umum.
berjalan.
5. Memaksimalkan
fungsi sendi.

Kurang
pengetahuan
mengenai
penyakit
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
mengenai
penyakit.

Tujuan

1. Berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
Klien
dapat
penyakitnya.
mengerti akan
penyakitnya.
2. Diskusikan
kebiasaan
klien
dalam
Kriteria Hasil :
penatalaksanaan proses
1. Menunjuk
penyakit melalui diet,
an
obat-obatan
dan
pemaham
program diet seimbang,
an
latihan dan istirahat.
tentang
kondisi/
prognosis
perawatan
3. Tekankan
pentingnya
.
melanjutkan
2. Mengemb
manajemen
angkan
farmakoterapeutik.
rencana
4. Tinjau pentingnya diet
untuk
yang seimbang dengan
perawatan
makanan yang banyak
diri,
mengandung
vitamin,
termasuk
protein dan zat besi.
modifikasi
5. Bantu
dalam
gaya
merencanakan
jadwal
hidup
aktifitas
terintegrasi
yang
yang realistis, istirahat,
konsisten.

1. Meningkatkan
pengetahuan
klien
tentang
penyakitnya.
2. Tujuan
kontrol
penyakit adalah
untuk
menekankan
inflamasi sendiri/
jaringan
lain
untuk
mempertahankan
fungsi sendi dan
mencegah
deformitas.
3. Keuntungan
terapi
obatobatan
tergantung pada
ketepatan dosis.
4. Meningkatkan
perasaan
sehat
umum
dan
perbaikan
regenerasi
jaringan.
5. Memberikan


4
4

Resik
o
tinggi
terja
dinya
ceder
a
berh
ubun
gan
deng
an
kele
maha
n
otot.

Tujuan
Cedera
tidak
terjadi.
Kriteria
Hasil
Klien
dapat
melakuka
n
aktivitas
sesuai
kemampu
an
dan
tanpa
cedera.

Kaji
kemampuan
secara fungsional.

Ciptakan lingkungan
dan penerangan
yang cukup.
Anjurkan
pada
keluarga
untuk
menemani
klien
dalam
perawatan
lansia.
Libatkan
anggota
keluarga dalam
perawatan lansia.

Mengidentifika
si
kekuatan
dan
kelemahan.
Untuk
menghindari
terjadinya
trauma
fisik
akibat
kecelakaan.
Mencegah
terjadinya
cedera fisik.
Memberikan
pemahaman
kepada
keluarga
dan
cara
perawatan
lansia
di
rumah.

Im plem entasi
evaluasi

Anda mungkin juga menyukai