Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI

1. Pokok bahasan : Managemen nyeri


2. Sub pokok bahasan : Manajemen nyeri non farmakologis
a. Penyuluh : Mahasiswa STIKKU
b. Hari / Tanggal : Senin, 14 November 2016
c. Waktu : Jam 15.00
d. Tempat : Ruang Prabu Siliwangi Lantai 3
e. Sasaran : Pasien post operasi
3. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Setelah Penkes ini diharapkan klien mengetahui dan mengontrol nyeri secara non
farmakologis
4. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
Setelah mendapatkan penkes di harapkan mampu :
a. Mengetahui pengertian dari nyeri
b. Mengetahui klasifikasi nyeri
c. Mengetahui skala nyeri
d. Mengetahui tanda dan gejala nyeri
e. Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi
5. Media
a. Leaflet
6. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi

7. Pelaksanaan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
.

1. Pembukaan 2 mnt 1. Mengucap salam dan terimakasih 1. Menjawab


atas kesediaan. salam
2. Memperkenalkan diri dan apresiasi. 2. Mendengarkan
.

2. Inti 5 mnt 1. pengertian nyeri Mendengarkan


2. klasifikasi nyeri dan
3. skala nyeri memperhatikan.
4. tanda dan gejala nyeri
5. manajemen nyeri secara
nonfarmakologi

3. Diskusi 3 mnt 1. Meminta peserta untuk mengajukan 1. Klien


pertanyaan jika belum jelas mengajukan
pertanyaan.
4. Penutup 2 mnt 1. Menyimpulkan hasil penyuluhan. 1. Peserta
2. Memberi saran-saran.
menjawab
3. Memberi salam dan meminta maaf
salam.
bila ada kesalahan.
4. Mengucapkan terima kasih atas
perhatian dan mengucapkan salam

8. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
2) Alat dan tempat siap
3) Penyuluh dan peserta siap
b. Evaluasi proses
1) Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
2) Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan

c. Evaluasi hasil
1) 80% Mengetahui pengertian dari nyeri
2) 80% Mengetahui klasifikasi nyeri
3) 80% Mengetahui skala nyeri
4) 80% Mengetahui tanda dan gejala nyeri
5) 80% Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi
MATERI
MANAJEMEN NYERI NONFARMAKOLOGI
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita
mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa
sakit, panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau
ditikam.
2. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri akut (< 6 bulan)
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya
berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang
berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang
suatu periode waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan
selama lebih dari 6 bulan.
3. Tanda dan Gejala Nyeri
a. SUARA
a. menangis
b. merintih
c. menarik/ menghembuskan nafas
b. EKSPRESI WAJAH
a. meringis
b. menggigt lidah , mengatupkan gigi
c. tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. menggigit bibir
c. PERGERAKAN TUBUH
a. kegelisahan
b. mondar-mandir
c. gerakan menggosok atau berirama
d. bergerak melindungi tubuh
e. otot tegang
d. INTERAKSI SOSIAL
a. menghindari percakapan dan kontak sosial
b. berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. disorientasi waktu
4. Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap
hal hal lain sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :
1. Membayangkan hal hal yang menarik dan indah
2. Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
3. Menonton TV
4. Medengarkan musik, radio, dll
Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri
Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan
rasa nyeri ibu dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam
system saraf otonom .
Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru
dengan udara melalui hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5
kali.

Anda mungkin juga menyukai