Anda di halaman 1dari 18

MODUL

ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK BOLAK BALIK

Sasaran Pembelajaran
Kompetensi
Inti
KI
1
:
Menghayati
dan
mengamalkan
ajaran
agama
yang
dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan
dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi
Dasar
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan diskusi
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi
melaksanakan
percobaan
dan
melaporkan
hasil
percobaan
3.10
Menerapkan
hukum
kelistrikan
arus
bolak-balik
3.12 Menganalisis hubungan antara tegangan, impedansi, dan kuat arus pada listrik bolak-balik
4.5 Menyajikan hasil analisis yang berkaitan dengan daya dan energi listrik arus bolak-balik
Indikator
Menjelaskan
konsep
arus
bolak
balik
Menyebutkan
satu
contoh
sumber
tegangan
dan
arus
bolak-balik
Menjelaskan
persamaan
fungsi
waktu
arus
dan
tegangan
bolak-balik
Menghitung besarnya arus maksimum dari sebuah fungsi waktu arus bolak-balik
Menghitung besarnya arus efektif dari sebuah fungsi waktu arus bolak-balik
Menghitung besarnya arus rata-rata dari sebuah fungsi waktu arus bolak-balik
Menjelaskan cara menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur arus dan
tegangan
bolak-balik
Menentukan besarnya arus maksimum dari hasil pengukuran arus menggunakan amperemeter
AC
Menentukan besarnya tegangan maksimum dari hasil pengukuran dengan menggunakan
osiloskop

Menjelaskan
konsep
rangkaian
resistif
Menjelaskan
konsep
rangkaian
induktif
Menghitung
besarnya
reaktansi
induktif
Menjelaskan
konsep
rangkaian
kapasitif
Menghitung
besarnya
reaktansi
kapasitif
Menjelaskan
konsep
rangkaian
seri
RLC
Menghitung
besarnya
tegangan
pada
rangkaian
RLC
Menghitung
besarnya
impedansi
pada
rangkaian
RLC
Menjelaskan
konsep
resonansi
pada
rangkaian
RLC
Menyebutkan
satu
contoh
penerapan
resonansi
Menghitung
besarnya
frekuensi
resonansi
pada
rangkaian
RLC
Menghitung
daya
pada
rangkaian
arus
bolak-balik
Menghitung
tegangan
keluaran
dari
sebuah
transformator
Menghitung
effisiensi
transformator
Uraian Isi Pembelajaran
ARUS BOLAK BALIK
Sebelumnya kita telah mempelajari mengenai listrik arus searah, yaitu arus dan tegangan listrik
yang besarnya dapat dianggap tetap dan mengalir dalam satu arah. Arus searah yang juga disebut
direct current (DC) contohnya dihasilkan oleh baterai. Pada modul ini akan dibahas mengenai
arus bolak-balik atau alternating current (AC), yaitu arus dan tegangan listrik yang besarnya
berubah terhadap waktu dan dapat mengalir dalam dua arah. Arus bolak-balik digunakan secara
luas untuk penerangan maupun peralatan elektronik seperti televisi, radio, oven microwave, dan
lain-lain. Di Indonesia, listrik arus bolak-balik disediakan oleh PLN. Pada modul ini, Anda juga
akan mempelajari beberapa komponen-komponen listrik, diantaranya resistor, induktor, dan
kapasitor, serta rangkaian yang menggunakan komponen-komponen listrik tersebut.
GENERATOR
Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik (mekanik) menjadi energi listrik. Prinsip
kerja generator adalah menghasilkan arus listrik induksi dengan cara memutar kumparan dalam
suatu
medan
magnetik.
Berdasarkan jenis ggl induksi atau arus listrik induksi yang dihasilkan maka generator dapat
dibedakan atas generator arus bolak-balik (AC) dan generator arus searah (DC). Perbedaan
generator arus searah dengan generator arus bolak-balik hanyalah pada cincin luncur (cincin
kolektor) yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan dimana generator AC memiliki dua
buah cincin yang masing-masing berhubungan dengan tiap ujung kumparan sedangkan generator
DC memiliki sebuah cincin yang terbelah di tengahnya yang disebut cincin belah atau komutator.
Generator AC sederhana terdiri dari sebuah kumparan yang diputar dalam suatu medan magnetik
seperti gambar yang ditunjukkan gambar 1.2. Untuk melihat bagaimana arus dibangkitkan oleh
generator, perhatikan dua sisi vertikal dari kumparan pada gambar tersebut. Agar kumparan
berputar berlawanan arah jarum jam maka sisi vertikal kiri harus mengalami gaya F ke depan

dan sisi vertikal kanan harus mengalami gaya F ke belakang. Sesuai dengan kaidah telapak
tangan untuk gaya magnetik (gaya Lorentz), arus I pada sisi vertikal kiri haruslah ke atas, dan
arus I pada sisi vertikal kanan haruslah ke bawah, seperti ditunjukkan pada gambar tersebut.
Arah gaya F pada gambar searah dengan arah normal bidang kumparan n. dengan demikian
sudut antara arah induksi magnetik B dan arah normal bidang n adalah . Dalam generator,
perputaran kumparan menyebabkan sudut selalu berubah, dan ini menyebabkan fluks magnetik
(), yang menerobos bidang kumparan juga berubah. Pada ujung-ujung kawat loop dibangkitkan
ggl
induksi
(),
yang
dapat
dihitung
dengan
persamaan:
=-NBA (d cos)/dt
Bila loop diputar dengan kecepatan sudut maka = t, dan persamaan di atas dapat ditulis
sebagai:
=-NBA
(d
)/dt(cos

t)

=NBA sint
Jika ggl induksi maksimum antara ujung-ujung sikat sama dengan _m, maka persamaan di atas
dapat
ditulis
sebagai:
=_m sint= NBA sint
Dengan
_m=NBA

ggl

maksimum,

_m,

diberikan

oleh:

Dengan = ggl induksi sesaat, _m = ggl induksi maksimum, = kecepatan sudut putar dari
loop dan t = lama loop telah berputar. Nyata bahwa ggl induksi yang dihasilkan pada loop
berubah terhadap waktu setiap satu periode T=2/.
ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK
Arus dan tegangan bolak-balik adalah arus dan tegangan yang nilainya selalu berubah terhadap
waktu secara periodik. Besaran seperti ini disebut arus dan tegangan bolak-balik atau AC
(Alternating Current). Apabila pada arus searah Anda dapat mengetahui nilai dan tegangannya
yang selalu tetap. Maka, pada arus bolak-balik Anda akan dapat mengetahui nilai maksimum
yang dihasilkan dan frekuensi osilasi yang dihasilkan oleh sumbernya. Arus dan tegangan listrik
bolak-balik berbentuk sinusoida seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.3 berikut.
Secara matematis, arus dan tegangan listrik bolak-balik tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut:
V=V_m sint= V_m sin2ft= V_m sin2 t/T
I=I_m sint= I_m sin2ft= I_m sin2 t/T
Dimana:
V
I

=
=

tegangan
arus

sesaat
sesaat

(V)
(A)

Vm
=
Im
=
f
=
T
=
t
=
t = sudut fase (radian atau derajat)

tegangan
arus

maksimum
maksimum
frekuensi
periode
waktu

(V)
(A)
(Hz)
(s)
(s)

Hubungan amplitudo tegangan atau arus bolak-balik dengan sudut fase dapat dinyatakan secara
grafik dalam diagram fasor. Fasor adalah suatu vektor yang berputar berlawanan arah putaran
jarum jam terhadap titik asal dengan kecepatan sudut . Fasor suatu besaran dilukiskan sebagai
suatu vektor yang besar sudut putarnya terhadap sumbu horizontal (sumbu x) sama dengan sudut
fasenya. Nilai maksimum besaran tersebut adalah sama dengan panjang fasor, sedangkan nilai
sesaatnya adalah proyeksi fasor pada sumbu vertikal (sumbu y). Berikut adalah gambar diagram
fasor untuk arus dan tegangan yang sudut fasenya sama (sefase) serta gambar fungsi waktu dari
arus dan tegangan tersebut.
Sesungguhnya arus dan tegangan bolak-balik bukanlah besaran vektor, melainkan besaran skalar.
Penggambaran arus dan tegangan bolak-balik sebagai fasor adalah untuk mempermudah analisis
rangkaian arus bolak-balik yang lebih rumit.
NILAI RATA-RATA DAN NILAI EFEKTIF
Nilai rata-rata arus bolak-balik adalah kuat arus bolak-balik yang nilainya setara dengan kuat
arus searah untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang sama dalam waktu yang sama.
Arus
rata-rata
dinyatakan
dengan:
I_r= (2I_m)/
Sedangkan
V_r= (2V_m)/

tegangan

rata-rata

dinyatakan

dengan:

Nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik ialah arus dan tegangan bolak-balik yang setara
dengan arus dan tegangan searah untuk menghasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui
suatu resistor dalam waktu yang sama. Secara matematis, hubungan antara arus dan tegangan
efektif
dengan
arus
dan
tegangan
maksimum
dinyatakan
dengan:
I_ef= I_m/2 atau I_m= I_ef 2
V_ef= V_m/2 atau v_m= V_ef 2
Contoh Soal
Jala-jala listrik di rumah mempunyai tegangan 220 volt. Sebuah alat listrik dengan hambatan 50
ohm
dipasang
pada
jala-jala
tersebut.
Hitunglah:
Nilai
efektif
dan
maksimum
tegangan
Nilai
efektif
dan
maksimum
arus
listrik
yang
mengalir

Penyelesaian:
Tegangan hasil pengukuran adalah nilai efektif, jadi Vef = 220 volt dan R = 50
Vef
=
220
volt
Vmax = V_ef 2=2202 volt
Gunakan
hukum
Ohm
I_ef=V_ef/R=220/50=4,4
I_m=V_m/R=(2202)/50=22/5 2 A

untuk

menentukan

kuat

arus.
A

Sebuah generator AC menghasilkan tegangan sebagai fungsi waktu sebagai berikut: V=2002
sin

50t
volt.

Hitunglah:
Tegangan
maksimum
Tegangan
puncak
ke
puncak
Tegangan
efektif
Frekuensi
angular
Periode
Frekuensi
Tegangan
pada
saat
0,01
sekon
Penyelesaian:
Bandingkan
persamaan
umum
tegangan
dengan
persamaan
yang
diketahui:
V=V_m
sint
volt
V=2002
sin

50t
volt

V_m=2002
volt
Tegangan puncak ke puncak sama dengan dua kali tegangan maksimum
Vpp
=
2Vm
=
2
.
2002
volt
=
4002
volt
V_ef=V_m/2=(2002)/2=200
volt
=50
rad/s
=2/T

T=2/=2/50=/25
s
f=1/T=1/(25)=25/
Hz
V
pada
t
=
0,01

sekon:
V=2002
sin50t=2002
sin

50
(0,01)

V=2002 sin0,5=2002 sin90^o= 2002 volt


Alat Ukur Tegangan dan Arus Bolak-Balik
Tegangan dan arus listrik bolak-balik diukur dengan voltmeter AC dan amperemeter AC (seperti
terlihat pada gambar 1.5). Dengan menggunakan alat ukur voltmeter atau amperemeter AC
besaran yang terukur adalah nilai rms (root mean squere) = akar rata-rata kuadrat arus = ; = ratarata dari atau nilai efektif dari tegangan atau arus. Secara umum hasil pengukuran tegangn (V)
dan
arus
(I)
dapat
ditulis
sebagai
berikut:
I=(Penunjukan jarum)/(Skala maksimum)Batas ukur maksimum
V=(Penunjukan jarum)/(Skala maksimum)Batas ukur maksimum

Contoh Soal
Sebuah amperemeter AC digunakan untuk mengukur kuat arus bolak-balik sehingga jarum
amperemeter menunjukkan angka seperti pada gambar di samping. Tentukanlah:
Nilai
efektif
Nilai
maksimum
Nilai rata-rata arus bolak-balik
Penyelesaian:
Kawat rangkaian listrik dihubungkan dengan terminal arus 0 A dan 10 A, artinya batas ukur
maksimum amperemeter 10 A. Skala amperemeter adalah 0 sampai dengan 50, sehingga jika
jarum amperemeter menunjukkan angka 50 maka hasil pengukuran adalah maksimum, 10 A.
Penunjukkan
amperemeter
adalah
nilai
efektif
sehingga:
I_ef=40/5010=8
A
Nilai
maksimum
I_m=I_ef
2=82
A
Nilai rata-rata I_r=(2I_m)/=(282)/=16/ 2 A
Untuk melihat bentuk tegangan atau arus sinusoidal yang dihasilkan oleh sumber bolak-balik
dapat digunakan alat ukur osiloskop (Lihat gambar 1.6). Sumbu vertikal menunjukkan nilai
tegangan atau arus yang dihasilkan oleh sumber bolak-balik dan sumbu horizontalnya
menunjukkan waktu. Dari monitor osiloskop dapat ditentukan nilai maksimum dari tegangan
atau arus listriknya dan dari sumbu horizontal dapat ditentukan periode atau frekuensi dari
sumber bolak-baliknya. Monitor dari sebuah osiloskop terbagi-bagi menjadi baris-baris dan
kolom-kolom sehingga membentuk sebuah kotak.
Perhatikan
gambar
berikut!
Jika sumbu vertikal diatur pada tegangan 2 V/cm, waktu dalam arah horizontal menunjukkan 10
ms/cm dan tiap kotak memiliki ukuran 1 cm 1 cm. Tentukanlah:
a.
tegangan
maksimum
sumber
AC;
b.
frekuensi
sumber
AC.
Penyelesaian:
a. Dari gambar dapat dilihat tegangan dari puncak ke puncak
Jadi, tegangan maksimumnya 4 volt.
b. Periode dari gelombang sinusoidal yang dihasilkan adalah:
Frekuensi getarnya
Jadi besar frekuens sumber AC tersebut adalah 25 Hz.
RESISTOR, INDUKTOR DAN KAPASITOR DALAM RANGKAIAN AC
GEJALA PERALIHAN PADA INDUKTOR

Tinjau rangkaian RLseri yang dihubungkan dengan baterei melalui sakelar S, seperti dalam
Gambar 2 (a). Gambar 2 (b) menggambarkan beberapa contoh induktor dalam berbagai bentuk
dan ukuran yang tersedia di pasaran. Induktor berperilaku mirip massa yang selalu menghambat
gerakan, maka induktor juga selalu melawan perubahan tegangan. Pada saat sakelar
disambungkan maka dalam rangkaian terjadi perubahan tegangan, di sinilah perlawanan induktor
akan teramati. Perilakunya berbeda dengan resistor. Hubungkan sakelar S ke a, berarti rangkaian
RLseri tersambung dengan baterei , sehingga arus mengalir dalam rangkaian dan memenuhi
hukum
kedua
Kirchhoff:
=
V_L+
V_R=L
di/dt+iR
L di/dt= -iR
Sesuaikan ruas kiri hingga mendapatkan bentuk integral dx/x. Kemudian lakukan integral dengan
batas waktu saat t = 0 adalah saat sakelar ditutup dan nilai arus i(0) = 0. Sedangkan saat t detik
dari saat sakelar ditutup nilai arus listrik pada rangkaian adalah i(t).
ln

((-iR)/)=
-R/L
t

Ambil nilai eksponesial dipangkatkan dengan nilai masing masing ruas persamaan tersebut yaitu:
e^(ln((-iR)/)
)=
((-iR)/)=1-iR/=e^(-Rt/L)
i(t)= /R (1-e^(-Rt/L) )
Jika persamaan diatas digambarkan dalam bentuk grafik arus terhadap waktu, diperoleh Gambar
3. Persamaan 1 menggambarkan arus pada rangkaian RLseri sebagai fungsi waktu yaitu
merupakan proses penyimpanan energi baterei menjadi energi magnetik dalam induktor, dari
persamaan tersebut terlihat bahwa nilai maksimum arus dalam rangkaian i(t) = /R dicapai pada t
= .
Nilai arus i(t) memerlukan waktu = L/R bertepatan dengan nilai arus [1 (1/e)] dari nilai arus
saat dimulainya proses (t = 0). Sedangkan nilai maksimum arus pada rangkaian yaitu I = /R,
dapat tercapai dalam waktu t , seperti pada Gambar 3. Jika sakelar S pada gambar 2 dipindah
ke titik b, berarti baterei dilepas dari rangkaian RLseri, persamaan hukum kedua Kirchhoff
menjadi:
V_L+V_R=0
L
di/dt+iR=0
di/t=-R/L dt
Integralkan persamaan tersebut dengan batas awal t = 0 sesuai dengan i(0) = /R sampai dengan
saat
t
detik
dengan
arus
pada
induktor
i(t),
diperoleh
:
ln[(i(t))/(R)]=-R/L
t
Ambil nilai eksponesial dipangkatkan dengan nilai masing masing ruas persamaan:
e^ln[(i(t))/(R)]
=(i(t))/[R]
=e^(-R/L
t)
i(t)=/R e^(-Rt/L)
Persamaan 4 menggambarkan arus pada induktor berubah terhadap waktu bila baterei dilepas
dari rangkaian RL dari kondisi arus awal pada induktor adalah arus maksimum i(0) = /R. Nilai

arus pada induktor akan terus menurun secara ekponensial, dari persamaan tersebut terlihat
bahwa i(t) = 0 dicapai pada t = .
GEJALA TRANSIEN PADA KAPASITOR
Biasanya pengertian kapasitor adalah dua bahan logam yang berbentuk identik yang kedua luas
permukaannya dapat berhadapan secara simetris mengikuti arah medan listrik, sehingga
memiliki kemampuan untuk menyimpan muatan listrik. Namun kenyataanya konduktor
tunggalpun memiliki kapasitansi yang merupakan ukuran daya tampung muatan. Artinya
konduktor tunggal pun mampu menampung muatan listrik. Contoh benda berbentuk bola dapat
diberi muatan karena bentuk simetri lainnya dianggap berada di tak hingga. Kapasitor yang
tersedia di pasar dapat ditunjukkan dalam berbagai jenis dan ukuran seperti gambar di atas.
Simbol untuk kapasitor digambarkan seperti gambar berikut.
Kapasitansi
C=Q/V

didefinisikan

sebagai:

Artinya, daya tampung muatan pada suatu kapasitor bergantung pada beda potensial diantara
kedua keping yang berhadapan secara simetris. Nilai beda potensial ini bergantung pada bentuk
fisik dan ukuran serta jarak antara kedua keping. Hampir semua komponen dalam rangkaian
listrik memiliki kapasitansi, misal kabel, kawat maupun resistor. Satuan SI untuk menyatakan
kapasitansi adalah F (farad), namun karena satuan ini terlalu besar untuk keperluan sehari hari
digunakan mikrofarad (ditulis F = 106F), nanofarad (ditulis nF = 109F) dan pikofarad (ditulis
pF = 1012F).
Gambar 1.10 menunjukkan hubungan antara bentuk fisik dan arah medan listrik pada kapasitor
berbentuk keping.
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK
Pada dasarnya, komponen-komponen rangkaian listrik menunjukkan karakteristik yang berbeda
ketika dihubungkan dengan sumber tegangan searah dan ketika dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik. Karena itu, karakteristik rangkaian arus searah berbeda dengan
karakteristik rangkaian arus bolak-balik dan salah satu perbedaan tersebut berkaitan dengan fase
antara
tegangan
dan
arus.
Pada umumnya, semua rangkaian listrik mempunyai hambatan, kapasitas, dan induktansi
meskipun pada rangkaian tersebut tidak terdapat resistor, kapasitor, dan induktor. Akan tetapi
nilai hambatan, kapasitas, dan induktansi tersebut tergantung pada jenis komponen yang terdapat
dalam rangkaian, dan mungkin pada keadaan tertentu nilai hambatan, kapasitas, dan induktansi
tersebut dapat diabaikan, sedangkan pada keadaan lain mungkin tidak dapat diabaikan. Secara
teoritis dapat dianggap bahwa rangkaian listrik terdiri dari rangkaian resistif, rangkaian induktif,
dan rangkaian kapasitif

RANGKAIAN RESISTIF
Rangkaian resistif merupakan rangkaian yang hanya terdiri dari sumber tegangan (V) dengan
resistor yang mempunyai hambatan R dan nilai kapasitas (C) maupun induktansi (L) rangkaian
tersebut diabaikan. Perhatikan sebuah rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari sebuah resistor
dan generator AC seperti gambar berikut ini:
Tegangan pada resistor VR sama dengan tegangan generator sehingga untuk rangkaian resistif
dapat ditulis:
V_R=V_m sint
I_R=V_m/R sint= I_m sint
Dengan demikian akan berlaku juga hubungan sebagai berikut:
I_m=V_m/R
I_ef=V_ef/R
Karena rangkaian resistif dianggap tidak mempunyai induktansi dan kapasitas, maka rangkaian
resistif tidak dipengaruhi oleh perubahan medan magnet di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut,
maka pada rangkaian resistif, arus dan tegangan bolak-balik mempunyai fase yang sama atau
beda fasenya nol.
RANGKAIAN
INDUKTIF
Rangkaian induktif merupakan rangkaian yang hanya terdiri dari sumber tegangan (V) dengan
induktor yang mempunyai induktansi L dan nilai-nilai hambatan (R) maupun kapasitas (C)
rangkaian tersebut diabaikan, seperti ditunjukkan gambar berikut:
Arus yang mengalir pada rangkaian induktif murni berubah terhadap waktu yang memenuhi
persamaan I=I_m sin t, sehingga pada induktor terinduksi gaya gerak listrik yang
memenuhi persamaan:
_ind=-L dI/dt=-L d(I_m sint )/dt
Karena pada rangkaian induktif, hambatan rangkaian (R) dan kapasitasnya (C) diabaikan, maka
tidak ada penurunan potensial (IR) pada induktor, sehingga tegangan sumber V sama dengan
gaya gerak listrik induksi -_ind= V_L, yaitu:
V=-_ind atau V = VL
V_m sint= L dI/dt dI=V_m/L sint dt
dI= V_m/L sint dt

I=-V_m/L cos t, dimana cos t=


I=V_m/L sin (t-/2)= I_m sin(t-/2)

- sin(

t-/2)

Jadi pada rangkaian induktif arus listrik mempunyai fase yang berbeda dengan tegangan. Sesuai
dengan persamaan I dan V di atas, maka beda fase antara arus dan tegangan pada rangkaian
induktif adalah =/2. Dalam hal ini, pada rangkaian induktif, tegangan (V) mendahului arus (I)
dengan
beda
fase
sebesar
/2
atau
90o.
Meskipun pada rangkaian induktif tidak terdapat resistor, tetapi pada rangkaian ini terdapat
sebuah besaran yang mempunyai sifat yang sama dengan hambatan listrik, yaitu reaktansi
induktif, yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut:
X_L=L=2fL
Dengan:
X_L
=

=
f
=
L = induktansi induktor (H)

reaktansi
kecepatan
frekuensi

sumber

induktif
sudut
AC

()
(rad/s)
(Hz)

RANGKAIAN
KAPASITIF
Rangkaian kapasitif adalah rangkaian yang hanya terdiri dari sumber tegangan (V) dengan
kapasitor yang mempunyai kapasitas C dan nilai-nilai hambatan (R) dan induktansi (L)
rangkaian tersebut diabaikan, seperti ditunjukkan gambar berikut ini:
Pada rangkaian kapasitif murni, tegangan yang dipasang pada kapasitor berubah terhadap waktu
sesuai dengan persamaan V=V_m sin t, sehingga muatan yang tersimpan pada kapasitor
memenuhi persamaan berikut:
Q=CV=C(V_m sint )=CV_m sint
Sehingga arus listrik pada kapasitor ditentukan sebagai berikut:
I=dQ/dt=d(CV_m sint )/dt
I=C V_m cost
I=C V_m sin(t+/2)= I_m sin(t+/2)
Sesuai dengan persamaan I dan V di atas, maka pada rangkaian kapasitif, arus mempunyai beda
fase sebesar =/2 dengan tegangan. Dalam hal ini, arus mendahului tegangan dengan beda fase
sebesar
/2
atau
90o.
Seperti juga pada rangkaian induktif, maka pada rangkaian kapasitif terdapat sebuah besaran
reaktansi yang disebut reaktansi kapasitif dan besarnya dapat ditentukan sebagai berikut:

X_C=1/C=1/2fC
Dengan:
X_C
=
C = kapasitas kapasitor (F)

reaktansi

kapasitif

()

Contoh Soal
Sebuah rangkaian arus bolak-balik yang bersifat induktif murni terdiri dari induktor dengan
induktansi L = 25 mH dan sumber tegangan AC dengan tegangan efektif 150 V. berapakah:
Reaktansi
induktifnya
Kuat arus efektif rangkaian jika frekuensi sumber 50 Hz.
Penyelesaian:
X_L=L=2fL=2(50)(25

I_ef=V_ef/X_L =150/7,85=19,1 A

10

^(-3)

)=7,85

Sebuah kapasitor 8 F dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan AC yang tegangan


efektifnya
150
V
dan
frekuensinya
f
=
50
Hz.
Berapakah:
Reaktansi
kapasitif
Arus efektif di dalam rangkaian
Penyelesaian:
X_C=1/C=1/2fC=1/(2(50)(8
I_ef=V_ef/X_C =150/397,89=0,38 A

10

^(-6)))=397,89

RANGKAIAN SERI R-L-C


Pada kegiatan belajar sebelumnya telah dibahas bagaimana pengaruh resistor, induktor, dan
kapasitor yang dihubungkan secara terpisah dengan sebuah sumber arus bolak-balik I=I_m sint.
Sekarang akan ditinjau, apa yang akan terjadi jika ketiga elemen tersebut dihubungkan secara
seri, yang sering disebut rangkaian seri RLC seperti gambar di atas.
HUBUNGAN VR, VL, VC, DAN V PADA RANGKAIAN SERI RLC
Untuk menentukan hubungan VR, VL, dan VC digunakan diagram fasor. Perhatikan bahwa
karena ketiga elemen berhubungan seri, maka arus yang mengalir melalui semua elemen sama
besar, yaitu I=I_m sint. Dengan kata lain arus bolak-balik di semua titik pada rangkaian seri
RLC memiliki nilai maksimum dan fase yang sama. Akan tetapi tegangan pada masing-masing
elemen akan memiliki nilai dan fase yang berbeda. Tegangan pada resistor VR sefase dengan
arus I, tegangan pada induktor VL mendahului arus /2 rad atau 90o, dan tegangan pada
kapasitor tertinggal dari arus /2 rad atau 90o. Dengan demikian dapat ditulis:
V_R=I_m
R
sint=
V_mR
sint
V_L=I_m X_L sin (t + 90 ^o)= V_mL sin (t + 90 ^o)
V_C=I_m X_C sin (t-90^o)= V_mC sin (t-90^o)

Jika ditetapkan sudut t pada sumbu x, maka diagram fasor untuk arus I, tegangan VR, VL, dan
VC akan tampak seperti gambar berikut.
Sesuai dengan hukum Kirchoff, tegangan antara ujung-ujung rangkaian seri RLC, yaitu VAB = V
adalah jumlah fasor antara VR, VL, dan VC. penjumlahan fasor tersebut menghasilkan besar
tegangan total, yaitu:
V=(V_R^2+(V_L-V_C )^2 )
Tampak jelas pada gambar bahwa beda sudut fase antara arus dan tegangan memenuhi
hubungan:
tan=(V_L-V_C)/V_R
IMPEDANSI RANGKAIAN SERI R-L-C
Pada rangkaian DC umumnya hanya akan ditemukan satu macam hambatan yaitu resistor murni
R, nilai hambatan total dari beberapa resistor yang terhubung secara seri adalah penjumlahan
secara
aljabar
(skalar)
masing-masing
hambatan
tersebut.
Pada rangkaian AC, terdapat resistor, induktor, dan kapasitor dalam rangkaian. Efek hambatan
total yang dihasilkan oleh R, XL, dan XC dalam rangkaian AC disebut impedansi (Z). Nilai Z
tidak dapat dihitung dengan penjumlahan aljabar (skalar) seperti pada arus searah. Untuk
menentukan
nilai
Z
digunakan
persamaan
berikut:
V=(V_R^2+(V_L-V_C
)^2
)
IZ=((IR)_^2+(

IX

_L
IX

_C
)^2
)
IZ=I((R)_^2+(X_L-X_C
)^2
)
Z=((R)_^2+(X_L-X_C )^2 )
Beda sudut fase antara kuat arus I dengan tegangan V adalah:
tan=(V_L-V_C)/V_R =(IX_L-IX_C)/IR
tan=(X_L-X_C)/R
Dengan menggunakan kedua persamaan di atas dapat dibuat diagram fasor untuk impedansi
seperti tampak pada gambar berikut.
Contoh Soal
Rangkaian R-L-C seri dengan R = 80 ohm, XL = 100 ohm, dan Xc =40 ohm. Rangkaian ini
dihubungkan dengan tegangan bolak-balik dengan tegangan efektif 220 V. Tentukanlah:
a.
impedansi
rangkaian;
b.
arus
efektif
yang
mengalir
pada
rangkaian;
c. tegangan efektif antara ujung-ujung induktor.

Penyelesaian:
Impedansi rangkaian
Arus efektif pada seluruh rangkaian
Tegangan efektif antara ujung-ujung induktor
RESONANSI PADA RANGKAIAN R-L-C
Resonansi pada rangkaian seri R-L-C terjadi ketika XL = XC. Keadaan ini menyebabkan
impedansi rangkaian Z memiliki harga minimum yang bernilai sama dengan hambatan murni R.
Adapun arus dalam rangkaian menjadi maksimum. Garis singgung antara kurva Z dan garis
linear R merupakan titik terjadinya frekuensi resonansi. Di titik tersebut besaran Z bernilai
minimum. Perhatikan gambar berikut.
Saat terjadinya resonansi,
Oleh karena , maka diperoleh frekuensi resonansi
Rangkaian resonansi dapat dijumpai pada rangkaian penala, caranya dengan mengubah-ubah
frekeunsi melalui kondensator variabel. Jika frekuensinya sesuai, frekuensi gelombang radio
akan di tangkap.
Contoh
Soal
Pada frekuensi berapakah sebuah rangkaian R-L-C seri yang dihubungkan bertegangan bolakbalik akan beresonansi. Apabila R = 80 ohm, L = 1 henry, dan C = 1 F?
Penyelesaian:
Diketahui
R
=
80
ohm
L
=
1
henry
C
=
1
F
=
10-6
F
Ditanyakan:
f
=
?
Jawab:
Frekuensi resonansi terjadi jika:
Oleh karena , maka diperoleh frekuensi resonansi
Jadi besar frekuensi resonansinya adalah Hz.
DAYA PADA ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK
Induktor dan kapasitor yang terpasang pada rangkaian arus bolak-balik membutuhkan tambahan
energi listrik. Daya yang diserap dalam rangkaian resistif (Z) besarnya adalah

Dan dalam rangkaian R-L-C seri adalah


c
Persamaan di atas disebut juga sebagai daya semu. Adapun daya yang sesungguhnya atau daya
rata-rata adalah
Keterangan
= beda fase antara arus dan tegangan
Cos = faktor daya
Contoh
Soal
Sebuah rangkaian seri RL-C dengan R = 30 , L = 0,6 H dan C = 500 F dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik yang memiliki V = 300 sin 100t Volt. Tentukan:
Impedansi
rangkaian
Daya rata-rata yang diserap rangkaian
Penyelesaian:
Diketahui:
R
L
C
=
500
V
=
Ditanyakan:
Z
P
Jawab:
Dari
tegangan
Vm

Beda sudut fase

=
=
F

30
0,6
500
300

10-6
sin

5
100t

=
=
V

300

H
10-4
F
Volt
?
?

sin
=
=

Impedansi rangkaian
XL = .L = 100 . 0,6 = 60
Sehingga:
Daya rata-rata yang diserap rangkaian adalah
Sehingga:
Jadi besar daya rata-rata yang diserap adalah 540 W.
TRANSFORMATOR

100

Volt,

didapatkan:
300
100

Apakah transformator itu? Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kamu sering mendengar atau
mungkin telah menggunakan transformator. Transformator adalah alat yang digunakan untuk
mengubah tegangan bolak-balik (AC) dari satu nilai tertentu menjadi nilai yang diinginkan.
Transformator atau trafo terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder yang terpisah dan
dililitkan pada inti besi lunak. Kumparan primer berfungsi sebagai input dan kumparan sekunder
berfungsi sebagai output. Prinsip dasar cara kerja transformator adalah hukum induksi Faraday.
Kumparan primer dihubungkan ke suatu sumber arus bolak-balik yang besar arus listriknya
senantiasa berubah terhadap waktu. Arus pada kumparan primer ini bekerja seolah-oleh
mengalirkan atau memutuskan arus searah secara berulang-ulang sehingga terjadi perubahan
garis-garis gaya magnet yang memotong kumparan sekunder. Akibatnya, timbul GGL induksi
dalam kumparan sekunder yang berfungsi sebagai output dengan mengalirkan arus listrik
induksi.
Dengan
menentukan
jumlah
lilitan
yang
sesuai untuk tiap kumparan, dapat dihasilkan GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan
GGL
pada
kumparan
primer.
Hubungan antara tegangan dengan jumlah lilitan kumparan pada sebuah transformator dapat
ditulis secara matematis sebagai berikut.
dengan:
Vs = tegangan sekunder (volt)
Vp = tegangan primer (volt)
Ns = lilitan sekunder (lilitan)
Np = lilitan primer (lilitan)
Contoh
Soal
Sebuah tarfo step-up kumparan primernya terdiri atas 50 lilitan dan kumparan sekundernya 100
lilitan. Jika tegangan primernya 110 V, berapakah tegangan pada kumparan sekundernya?
Penyelesaian
Diketahui:
Np
Ns=
Vp
Ditanyakan:
Jawab:

50
100

110
Vs

lilitan
lilitan
V
?

Jadi, tegangan pada kumparan sekunder adalah 220 V.


Persamaan Trafo untuk Transformator Ideal
Apakah jumlah energi yang masuk sama dengan jumlah energi yang keluar? Menurut hukum
kekekalan energi, apabila transformator itu adalah transformator ideal maka jumlah energi yang
masuk ke dalam sebuah transformator sama dengan jumlah energi yang keluar dari transformator

itu. Akibatnya, daya listrik yang ada pada kumparan primer (Pp) adalah sama dengan daya listrik
yang ada pada kumparan sekunder (Ps). Dengan demikian, secara matematis dapat ditulis:
Pp = Ps
Karena Pp = Vp Ip dan Ps = Vs Is, maka:
Vp Ip = Vs Is
Keterangan:
Pp
=
daya
pada
Ps = daya pada kumparan sekunder (watt)

kumaparan

primer

(watt)

Contoh
Soal
Sebuah trafo step-down dihubungakan dengan sumber tegangan 220 V. Trafo ini digunakan
untuk menyalakan lampu bertegangan 10 V. Jika kuat arus listrik yang melalui lampu 4 A,
berapakah kuat arus listrik yang melalui kumparan primer?
Penyelesaian:
Diketahui:
Vp
Vs
Is
Ditanyakan:
Jawab:
Vp Ip = Vs Is

=
=
=
Ip

220
10
4
=..

V
V
A
?

Jadi, arus listrik yang melewati kumparan primer adalah 0,182 A.


Efisiensi Transformator
Inti transformator terbuat dari pelat-pelat besi. Ketika suatu tegangan bolak-balik dihubungkan
pada transformator maka akan dihasilkan garis-garis gaya magnet yang selalu berubah. Hal ini
dapat menyebabkan timbulnya arus pusat pada inti tarnsformator. Inti transformator terbuat dari
besi yang bersifat sebagai penghantar yang memiliki hambatan listrik sehingga timbul
kehilangan energi dalam bentuk kalor. Selain itu, kumparan primer dan sekunder yang terbuat
dari kawat tembaga dan bersifat sebagai penghantar dengan nilai hambatan listrik tertentu juga
menimbulkan kehilangan energi dalam bentuk kalor. Dalam transformator selalu timbul kalor
sehingga energi listrik yang keluar dari transformator selalu lebih kecil daripada energi listrik
yang masuk ke transformator. Sebagian energi listrik itu berubah menjadi kalor. Keadaan ini
merupakan
sesuatu
yang
tidak
dapat
dihindarkan.
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik yang keluar dari
transformator dengan daya listrik yang masuk ke transformator.

Transformator adalah alat atau mesin yang sangat efisien. Efisiensi transformator dapat mencapai
99%.
Contoh
Soal
Sebuah tarnsformator memiliki tegangan primer 220 V dan tegangan sekunder 110 V. Apabila
kuat arus yang mengalir melalui tegangan primer sebesar 0,2 A, ternyata kuat arus yang mengalir
pada kumparan sekunder menjadi 0,3 A. Berapakah efisiensi transformator itu?
Jawaban:
Diketahui:
Vp
=
220
V
Vs
=
110
V
Ip
=
0,2
A
Is
=
0,3
A
Ditanyakan:

=
..
?
Jawab:
Jadi, efisiensi transformator adalah 75%.
Rangkuman
Latihan Soal-soal
1. Jala-jala listrik di rumah mempunyai tegangan 220 volt. Sebuah alat listrik dengan hambatan
50
ohm
dipasang
pada
jala-jala
tersebut.
Hitunglah:
Nilai
efektif
dan
maksimum
tegangan
Nilai efektif dan maksimum arus listrik yang mengalir
2. Sebuah generator AC menghasilkan tegangan sebagai fungsi waktu sebagai berikut: V=1002
sin

10t
volt.

Hitunglah:
Tegangan
maksimum
Tegangan
puncak
ke
puncak
Tegangan
efektif
Frekuensi
angular
Periode
Frekuensi
Tegangan pada saat 0,01 sekon
3.
Sebuah amperemeter AC digunakan untuk mengukur kuat arus bolak-balik sehingga jarum
amperemeter menunjukkan angka seperti pada gambar di samping. Tentukanlah:
Nilai
efektif

Nilai
Nilai rata-rata arus bolak-balik

maksimum

4.
Perhatikan
gambar
berikut!
Jika sumbu vertikal diatur pada tegangan 4 V/cm, waktu dalam arah horizontal menunjukkan 12
ms/cm dan tiap kotak memiliki ukuran 1 cm 1 cm. Tentukanlah:
a.
tegangan
maksimum
sumber
AC;
b. frekuensi sumber AC.
5. Sebuah rangkaian arus bolak-balik yang bersifat induktif murni terdiri dari induktor dengan
induktansi L = 10 mH dan sumber tegangan AC dengan tegangan efektif 100 V. berapakah:
Reaktansi
induktifnya
Kuat arus efektif rangkaian jika frekuensi sumber 10 Hz.
6. Sebuah kapasitor 2 F dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan AC yang tegangan
efektifnya
100
V
dan
frekuensinya
f
=
10
Hz.
Berapakah:
Reaktansi
kapasitif
Arus efektif di dalam rangkaian
7. Rangkaian R-L-C seri dengan R = 30 ohm, XL = 80 ohm, dan Xc = 40 ohm. Rangkaian ini
dihubungkan dengan tegangan bolak-balik dengan tegangan efektif 220 V. Tentukanlah:
a.
impedansi
rangkaian;
b.
arus
efektif
yang
mengalir
pada
rangkaian;
c. tegangan efektif antara ujung-ujung induktor.
8. Pada frekuensi berapakah sebuah rangkaian R-L-C seri yang dihubungkan bertegangan bolakbalik akan beresonansi. Apabila R = 60 ohm, L = 1 henry, dan C = 100 F?
9.
Sebuah rangkaian seri RL-C dengan R = 10 , L = 0,6 H dan C = 400 F dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik yang memiliki V = 100 sin 100t Volt. Tentukan:
Impedansi
rangkaian
Daya rata-rata yang diserap rangkaian
10. Sebuah tarnsformator memiliki tegangan primer 220 V dan tegangan sekunder 110 V.
Apabila kuat arus yang mengalir melalui tegangan primer sebesar 0,4 A, ternyata kuat arus yang
mengalir pada kumparan sekunder menjadi 0,6 A. Berapakah efisiensi transformator itu?

Anda mungkin juga menyukai