Anda di halaman 1dari 4

Biosintesis Tanin

Kloroplas pada tumbuhan memfiksasi karbondioksida melalui siklus Calvin menjadi


gliseraldehid-3-fosfat yang selanjutnya bisa ditransformasikan dan diakumulasikan
menjadi cadangan makanan berupa glukosa dan amilum. Kemudian cadangan
makanan itu akan terdegradasi ketika dibutuhkan, melalui jalur glikolisis (produk
utamanya : gliseraldehid-3-fosfat, fosfoenolpiruvat, dan piruvat) atau jalur oksidasi
fosfat pentose (produk utamanya : eritrosa-4-fosfat dan gliseraldehid-3-fosfat) untuk
membentuk molekul yang lebih kecil.
Biosintesis fenolat diawali dengan adanya jalur asetat-malonat dan shikimat. Kedua
jalur tersebut penting untuk biosintesis asam fenolat, sedangkan Ellagitanin hanya
bergantung pada jalur shikimat. Jika glikolitik fosfoenolpiruvat dengan jumlah yang
cukup besar masuk ke jalur shikimat, maka produksi piruvat untuk kebutuhan jalur
asetat-malonat bekurang secara signifikan. Hal ini merupakan efek negatif secara
langsung pada biosintesis asam fenolat karena biosintesis ini membutuhkan malonil
CoA sebagai buildingblock. Hampir seluruh tannin di biosintesis melalui jalur
shikimat. Kecuali produksi Phlorotanin yang dihasilkan oleh alga coklat, hanya
membutuhkan jalur asetat-malonat.
Tahap kedua dimulai dengan adanya asam 3-dehidroshikimat. Senyawa ini
merupakan prekursor untuk sintesis asam galat, yang merupakan komponen utama
pembentukan tannin terhidrolisis. Produksi asam galat yang efisien dapat
memberikan efek negatif terhadap sintesis asam shikimate dan produknya : asam
fenolat, flavonoid, kafein, dan turunan asam kumarat. Tahap selanjutnya pada jalur
tanin terhidrolisis terdapat pentagalloyl glucose, yang merupakan precursor untuk
Gallotanin dan Ellagitanin.
Ossipov, V.; Salminen, J.-P.; Ossipova, S.; Haukioja, E.; Pihlaja, K. 2003. Gallic acid
and hydrolysable tannins are formed in birch leaves from an intermediate
compound of the shikimate pathway. Biochemical Systematics and Ecology 31, 316.
Biosintesis Elligitanin
Tannin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat
molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan
protein. Berdasarkan strukturnya, tannin dibedakan menjadi dua kelas yaitu tannin
terkondensasi (condensed tannins) dan tannin terhidrolisiskan (hydrolyzedable
tannins). 1
Tannin terhidrolisiskan merupakan derivate dari Asam Galat yang teresterkan. 2
Berdasarkan strukturnya, tannin ini dibedakan menjadi dua kelas yaitu, Gallotanin
dan Ellagitanin. Perbedaan struktur keduanya adalah adanya ester Asam Gallat
pada Gallotanin dan ester Asam Heksahidroksidifenat (HHDP) pada ellagitanin.
1 (Hagerman et al., 1992: Harbone, 1996
2 (Xu, 1992)

Kedua ester asam tersebutberikatan dengan glukosa. Ellagitanin yang dihidrolisis


akan menghasilkan asam elagat. Oksidasi perangkaian pada gugus galoil dari
gallotanin akan menghasilkan ellagitanin.3
Ellagitanin hanya terdapat pada angiospermae, khususnya pada umbuhan dikotil,
terutama Hammamelidae, Dilleniidae, Rosidae, serta beberapa lainnyaPenelitian
biosintesis ellagitanin dilakukan pada tumbuhan Oak (Quercul rubra), Rhus sp., dan
beberapa tumbuhan lainnya. Reaksi spesifik untuk menjadi senyawa ellagitanin
berbeda-beda tergantung jenis senyawa dan tumbuhannya.Reaksi spesifik ang
menuju ke senyawa ellagitanin tertentu berbeda-beda tergantung jenis senyawa
dan tumbuhannya.
Jalur biosintesis ellagitanin dibagi menjadi tiga tahapan reaksi. Tahapan pertama
adalah pembentukan asam galat sebagai penyusun struktur primer ellagitanin.
Tahap ini diawali dari jalur shikimate yang membentuk dua arah reaksi sintesis
asam galat. Arah pertama melalui pembentukan L-fenilalanin dengan perantara
arogenate. Pembentukan asam sinamat dari L-fenilalanin dihalangi oleh enzim LAOPP (L-2-aminooxy-3phenylpropionic acid), dan reaksi diarahkan pada senyawa
kafeat. Arah reaksi kedua melalui pembentukan 3-dehidroshikimar yang mengalami
hidrogenasi pada atom C ke-3 sehingga terbentuk asam galat.
Tahap kedua adalah pembentukan penta-galloilglukosa yang diawali oleh reaksi
asam galat dengan uridin 5-difosfat glukosa untuk membentuk b-glukogallin.
Dengan penambahan 4 molekul galloil,b-glukogallin dibuah menjadi 1,2,3,4,6Pentagalloilglukosa. Empat molekul galloil menggantikan atom H pada empat gugus
hidroksi. Proses penggantian atom H tersebut dinamakan reaksi galloilasi. Reaksi ini
berurutan mulai dari gugus hidroksi ke-1, lalu ke-6, ke-2, ke-3, dan yang terakhir ke4. Reaksi ini membutuhkan enzim galloil transferase.
Tahap terakhir merupaka tahap yang secara langsung menuju ke pembentukan
senyawa-senyawa golongan ellagitanin.
REVIEW: Ellagitanin; Biosintesis, Isolasi, dan Aktivitas Biologi
REVIEW: Ellagitannin; biosynthesis, isolation, and biological activities
UDHI EKO HERNAWAN, AHMAD DWI SETYAWAN Jurusan Biologi FMIPA UNS
Surakarta 57126. Korespondensi: udhi_z@myquran.com, biodiv@uns.ac.id.
Tel./Faks. +6271-663375.

3 Gross, 1992

1. Menurunkan hiperglikemi pada pasien diabetic


Tannic acid mengandung inti glukosa, yang berikatan kovalen dengan 35
residu asam galat melalui ikatan ester. Setiap residu asam galat bisa
berikatan kovalen dengan molekul asam galat lainnya. Efek dari Tannic acid
ini dapat berpengaruh pada aktivitas transport glukosa untuk disimpan ke
dalam jaringan.
Tannic Acid Stimulates Glucose Transport and Inhibits Adipocyte
Differentiation in 3T3-L1 Cells1 Xueqing Liu,*2 Jae-kyung Kim,*2 Yunsheng Li,
Jing Li, Fang Liu, and Xiaozhuo Chen***3 *Department of Biochemistry,
Edison Biotechnology Institute, and **Department of Biomedical Sciences,
College of Osteopathic Medicine, Ohio University, Athens, OH 45701
Ekstrak Air Daun Bungur (EADB) pada terapi antidiabetic secara oral memiliki
aktivitas hipoglikemi karena terdapat kandungan ellagitanin yaitu
lagerstoemin dan flosin B, dan reginin A yang memiliki sifat dengan hormon
insulin. Senyawa ellagitanin tersebut dapat berikatan dengan reseptor protein
insulin yang merupakan reseptor spesifik untuk hormone insulin.
Aktifitas Hipoglikemik dan Hipolipidemik Ekstrak Air Daun Bungur (Lagerstroemia
speciosa [L.] Pers.) terhadap Tikus Diabetik
Hypoglycaemic and hypolipidaemic activities of water extract of Lagerstroemia
speciosa (L.) Pers. leaves in diabetic rat
UDHI EKO HERNAWAN, SUTARNO, AHMAD DWI SETYAWAN Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126. Korespondensi: Jl. Ir. Sutami 36A
Surakarta 57126. Tel. & Fax. +62-271-663375. e-mail: udhi_z@myquran.com,
biodiv@uns.ac.id

2. Sebagai Antitumor
Penelitian yang melakukan ekstraksi methanol dari akar Agrimonia pilosa LEDEB
menunjukan aktivitasnya sebagai host-mediated antitumor. Antitumor utama pada
tanaman tersebut adalah agrimoniin yang merupakan tannin. Dari penelitian lanjutan
yang dilakukan untuk menguji antitumor dari berbagai jenis tannin dapat disimpulkan
beberapa poin
- Jika inti glukosa jenuh dengan gugus galloyl maka aktivitas antitumornya dapat
lebih aktif daripada galloglukosa yang lain. Jadi penambahan gugug galloyl dapat
meningkatkan anktivitas antitumor.
- Ellagitanin yang monomeric memiliko aktivitas antitumor lebih tinggi dari pada
yang tidak monomeric, namun ellagitanin yang oligomeric memiliki aktivitas
antitumor yang lebih tinggi daripada ellagitanin yang monomeric.

Dengan percobaan in vitro yang dilakukan dengan cara menginjeksikan tannin


pada mencit, Keberadaan phenolic hydroxyl bebas sangat esensial untuk aktivitas
antitumor. Namun aktivitasnya turun secara signifikan setelah ditambahkan calf
serum kepada kultur. Penambahan ini meningkatkan jumlah sel seperti makrofag
yang memiliki fungsi sitostatic.

Relationship between the Structures and the Antitumor Activities of Tannins


KENICHI MIYAMOTO,*,a NOBUHARU KISHI,a RYOZO KOSHIURA,a TAKASHI
YOSHIDA,b TSUTOMU HATANOb and TAKUO OKUDAb
Department of Pharmacology, Hokuriku University School of Pharmacy,a Kanagawamachi, Kanazawa 920-11, Japan and Faculty of Pharmaceutical Sciences, Okayama
University,b Tsushima, Okayama 700, Japan
(Received August 19, 1986)

3. Untuk pencernaan dan nilai gizi


Studi yang mempelajari tentang interaksi tannin dengan protein sangat berhubungan
dengan struktur pembentukan kompleks condensed tannin-protein. Karakteristik
mulai dari BM, fleksibilitas konformasi dan kelarutan dalam air dapat mempengaruhi
kemampuan untuk berinteraksi dengan protein. Ikatan antara condensed tannin dan
protein beresifat spesifik. Perbedaan struktur molecular dari condensed tannin
termasuk berat molekul, stereokimia (cis-trans) dan struktur yang monomeric
berpengaruh dalam fungsinya dalam penutrisi. Terdapat bukti stereokimia dan
bentuk monomeric memiliki peran besar dalam menentukan nutrional impact dari
condensed tannin.
New Perspectives on the Degradation of Plant Biomass in the Rumen in the Absence
and Presence of Condensed Tannins
M.K. Theodoror, R. Barahona, A. Kingston-Smith, S. Sanchez, C. Lascano, E. Owen,
and P. Morris
4. Sebagai Inflammatory
Gugus galloyl dan gugus fenolic hydroxyl yang terdapat di posisi ketiga pada tannin
EGCG (Epigallocatechin Gallate) yang ditemukan pada teh hijau, berperan sebagai
anti inflamasi dengan cara menghambat enzyme Inducible Nitric Oxide Synthase
(iNOS), yang menstimulasi produksi radikal nitric oxide, yang mengakibatkan proses
inflamasi. Mekanisme penghambatan inflamasi oleh tanin ditandai dengan adanya
oksidasi tannin dan reduksi ROS (Reactive Oxygen Species),yang dapat merusak
protein, lemak, asam nukleat, dan merupakan komponen dalam proses inflamasi.

Anda mungkin juga menyukai