Anda di halaman 1dari 17

BAB IX

DARI TEORI KE DALAM TINDAKAN:


PENGETAHUAN, RENCANA DAN KETERAMPILAN
Dalam bab ini, kita berpikir tentang bagaimana pengetahuan yang terkandung
dalam skema dapat diterjemahkan

menjadi tindakan yang berhasil; dan

bagaimana penyesuaiannya di skema, hanya eksis dalam potensi, dan


menjadikannya efektif. Ada tiga tahapan agar pengetahuan dapat diterjemahakan
kedalam tindakan yang berhasil. Tahapan pertama dengan memiliki skema yang
tepat, yaitu dimana kita boleh berpikir bahwa skema kita sebagai pengetahauan.
Tahapan yang kedua dengan memperoleh rencana yang tepat untuk suatu
tindakan, yaitu pengetahuan yang bagaimana yang kita gunakan. Tahapan ketiga
dengan menterjemahkan rencana ini ke dalam tindakan, yaitu dimana kita berpikir
kita mampu melakukannya. Walaupun berbeda, ketiga tahapan tersebut saling
terkait erat, dan itu adalah hubungan ketiganya yang akan kita selidiki dalam
model ini.
A. PENGETAHUAN
Pengetahuan yang kita bahas, adalah pengetahuan yang terorganisir,
bukanlah koleksi pengetahuan yang merupakan fakta-fakta yang terisolir.
Diagram yang telah diperkenalkan di bab 8, akan diulangi lagi pada bab ini
(lihat gambar 9.1), diagram tersebut merupakan cara yang berguna untuk
menggambarkan sebuah struktur pengetahuan, karena ini dapat mengartikan
atau meterjemahkan tiga tingkatan dari proses abstraksi, yaitu:
1. Sebagai sebuah peta perjalanan. Disini, setiap titik mewakili sebuah lokasi
fisik.
2. Sebagai peta kognitif. Disini, setiap titik mewakili sebuah konsep dan sebuah
garis menggambarkan sebuah hubungan diantara konsep-konsep tersebut.
3. Sebagai skema umum, menggambarkan sebuah struktur pengetahuan yang
tidak spesifik, dan digunakan untuk menggambarkan kesamaan yang telah
disebutkan. Struktur pengetahuan, struktur konseptual dan skema digunakan

lebih atau kurang secara bergantian, tergantung pada aspek yang menjadi
penekanan.

Gambar 9.1
B. MENGAPA PENGETAHUAN HARUS KONSEPTUAL.
Selanjutnya, kita akan melihat sifat dari peta kognitif lebih detail. Kita
bisa menganggap peta kognitif sebagai model mental yang berasal dari fitur
tertentu dari dunia luar.
Seperti yang dikatakan oleh Heraclutus bahwa, Kita tidak dapat dua kali
masuk pada sungai yang sama. Sebuah pengalaman yang kita dapat (kadangkadang) membuat kita belajar dari masa lalu kita dan pengalaman itu tidak
akan lagi kita temuai dalam bentuk yang sama persis. Akan tetapi kita akan
menemukan situasi dimana kita perlu menerapkan pelajaran yang kita miliki
untuk masa depan, atau pengalaman itu akan menjadi antisipasi yang kita
bawah ke pikiran masa depan. Jika model-model mental yang kita miliki
berguna bagi kita, model-model tersebut harus mewakili sesuatu yang umum
dari pengalaman masa lalu yang mampu mengenali kejadian masa depan.
Sebuah penggambaran mental dari sesuatu yang umum adalah
bagaimana, setelah bertahun-tahun kita menggambarkan banyak konsep
melalui proses yang disebut abstraksi. Konsep-konsep yang digambarkan
bukanlah pengetahuan yang terisolasi, tetapi konsep yang lahir dari
keteraturan proses abstraksi. Hal yang paling utama dari belajar cerdas adalah

menemukan keteraturan itu dan mengorganisir hal-hal itu ke dalam struktur


konseptual, yang mereka sendiri juga teratur.
Struktur konseptual atau skema-skema ini, sama dengan peta kognitif
hanya sedikit lebih. Peta kognitif adalah sebuah atlas kognitif, dari jenis yang
agak khusus. Sebagai analogi, jika skemp ingin berkendara dari Coventry ke
Bristol, pertama kali skemp akan menggunakan sebuah peta perjalanan di
Inggris, dimana Bristol tampak sebagai titik, dan kemudian sebuah peta jalan
di Bristol, menunjukan tujuan skemp (katakanlah Universitas) adalah sebuah
titik, dan akhirnya skemp mungkin menggunkan sebuah rencana dari kampus
universitas untuk dapat memperlihatkan dimana skemp boleh memarkir
mobilnya, gedung dan ruangan yang skemp ingin temukan. Jika semua peta
ini terletak pada skala dan detail yang sama, mereka akan tidak dapat
digunakan, karena dua alasan, yaitu:
1. Objenya terlalu besar untuk ditunjukkan atau terlalu kecil untuk menunjukan
gambaran yang cukup jelas.
2. Peta akan berisi informasi yang terlalu banyak atau sedikit.
Kertas dari peta-peta ini adalah sebuah simbol, yang siap membangkitkan
peta mental yang berasal dari rencana-rencana tindakan skemp dan peta-peta
tersebut datang secara terpisah. Tetapi pada kasus ini Bristol adalah tempat
kelahiran skemp, jadi skemp sudah memiliki peta itu dalam ingatan skemp.
Disini peta tersebut disimpan dengan cara yang berbeda pada peta simbolik,
ini berarti mereka nampak bersarang di dalam satu sama lain. Di peta jalan
kognitif skemp (yaitu mental), seolah-olah ada sebuah titik besar mewakili
Bristol. Bagaimana skemp berpikir tentang Bristol saat skemp mengemudi
turun jalan tol. Tetapi skemp mengabaikan jalan ke pinggiran kota Bristol, dan
titik ini memperluas ke dalam peta lain, yaitu sebuah peta jalan kota. Dalam
hal ini, di dalam pemikiran skemp titik itu sekarang mewakili universitas.
Setelah memarkir mobil skemp, skemp melanjutkan dengan berjalan kaki ke
gedung, skemp memperluas titik ini menjadi sebuah rencana tiga - dimensi
dari bangunan universitas.
Jalan dimana skemp berhasil mengakses peta mental tersebut adalah
kurang lebih sama keluar dari sebuah peta berbeda dan mengubah halaman.
3

Kemudian halaman itu seperti memperlihatkan area yang semakin mengecil di


peta yang sama dengan perbesaran yang semakin meningkat. Jadi untuk
menggambarakan hal ini, skemp telah menggunakan sebuah metafora dari
photografi, dimana kita dapat membeli lensa dengan faktor fokus yang
panjang. Melihat pada pemandangan yang sama, kita dapat menggunakan ini
untuk memberi sebuah pemandangan sudut yang luas, dimana kita melihat
dalam detail yang lebih sedikit. Atau dengan peningkatan fokus panjang kita
bisa mendapatkan sesuatu yang lebih jelas, yaitu detail foto yang lebih dari
sebuah area yang lebih kecil. Jika kita melihat pada sebuah titik dari sebuah
peta perjalanan dengan sebuah kaca pembesar, kita tidak dapat melihat sebuah
peta perjalanan dari sebuah kota. Dan di dalam peta mental Inggris, ada kotakota bagi skemp, yang tetap merupakan titik-titik. Skemp tidak dapat
mengakses beberapa detail lebih lanjut, diluar lokasi mereka secara
keseluruhan. Tetapi di alam, ada detail yang lebih untuk dilihat, seperti: kota,
jalan, bangunan, batu bata (atau apalah), struktur granular, molekul. Jadi
model jenis ini adalah sebuah penggambaran yang baik dari lingkungan kita.
Untuk meringkas dua ide yang saling melengkapi, kita boleh mengatakan
bahwa delta-dua memiliki sebuah kemampuan variable fokus untuk
memeriksa konteks dari delta-satu, dan kemudian di dalam delta-satu,
pengetahuan diorganisasikan di dalam skema, dan dianggap sebagai struktur
konseptual yang terdiri dari beberapa konsep yang memiliki karakter khusus.
Hal ini menyediakan cara yang ekonomis dan kuat dalam menyimpan
pengetahuan. Salah satu hal yang ingin dicapai oleh sebuah model mental
adalah untuk menyederhanakan kompleksitas yang tak terpikirkan dari
lingkungan kita. Maksud dari hal ini untuk memungkinkan kita memahami,
berpikir dan berencana, tetapi tidak terlampau sederhana. Sebuah model yang
ideal akan mencakup semua informasi yang diperlukan untuk tujuan tertentu,
dan tidak ada yang tidak diperlukan. Di dalam skema kita, seperti telah
dijelaskan diatas, kita menyimpan semua detail yang kita perlukan untuk
berbagai tujuan, dan menggunakan akses dari variable-fokus untuk memeriksa
mereka dalam detail yang jumlahnya tepat untuk dapat kita jangkau. Ini
merupakan salah satu fitur dari kecerdasan kita yang harus menyesuaikan.
4

Dalam matematika, abstraksi yang berturut-turut, yang mengarah kepada


pembentukan konsep yang urutannya tertata semakin tinggi dan pada
umumnya menawarkan contoh yang sangat kuat, seperti telah disebutkan di
atas. Ini adalah latihan yang menarik untuk menghubungkan sesuatu proses
yang umum dan menganalisis tingkatan dari satu pekerjaan. Sebagai contoh
dalam menyelesaikan sebuah persamaan. Satu skema yang tepat, yang siap
dipilih yaitu matematika, bukan memasak ataupun membaca musik. Dalam
sudut pandang yang sangat luas, perhatian untuk mengidentifikasi, tanpa
sebuah detail, bahwa lokasi yang kita perlukan adalah aljabar. Semakin dekat
kita melihat, maka membawa lebih banyak detail yang akan digunakan dalam
menyelesaikan sebuah persamaan. Jika ini bukanlah bentuk yang sesuai, kita
perlu memeriksa secara rinci, kita perlu menguji lebih dekat detailnya sebelum
mengindentifikasinya sebagai sebuah persamaan kuadrat. Berkaitan dengan
hal ini, sekarang kita menuju ke semua skema dari persamaan kuadrat, kita
mempunyai beberapa latihan rutin dalam menyelesaikan ini. Namun kita
belum pada titik awal dari semua ini. Untuk mendapatkan persamaan yang
merupakan salah satu bagian sub tujuan kita, kita bergantian menggunakan
skema persamaan kuadrat kita dan skema aljabar secara umum. Untuk
menyelesaikan ini kita perlu memperhatikan dan melihat secara mendetail dan
sebagian persamaan ini berasal dari sifat aljabar umum (yang rincian ini tidak
diperlukan). Sepanjang waktu kita mengubah fokus kita, antara umum dan
khusus, sehingga kita sangat cepat memutuskan untuk tidak perlu berpikir
tentang hal itu. Hal ini untuk tujuan kita sendiri, agar kita lebih condong pada
persamaan kuadrat. Tetapi untuk membantu proses itu tidak mulus dan mudah,
kita perlu lebih reflektif dalam menyadari apa yang sedang terjadi.
C. SEBUAH MODEL RESONANSI
Kita semua memiliki kemampuan yang sangat besar dari pengetahuan
yang dikonseptualisasikan, mengumpulkan bersama-sama dari sejumlah besar
bentuk skema yang berbeda. Sejumlah besar skema ini pada kebanyakan
waktu tersimpan diam, seperti buku-buku pada sebuah rak, bukan buku yang
terbuka dan sedang dibaca. Jika dianalogikan lebih lanjut, terkadang kita
5

mengamati rak sebuah buku dalam sebuah topik tertentu; tetapi sering, seolaholah buku yang tepat datang sendirinya ke tangan kita, terbuka pada halaman
yang kita perlukan. Dalam bahasa model ini, kebanyakan dari skema kita tidak
aktif pada waktu tertentu,

kecuali jika kita sadar bahwa kita kelebihan

infomasi dan kebanyakan informasi tersebut tidak relevan dengan kebutuhan


kita sekarang. Tetapi untuk setiap situasi baru yang kita jumpai, biasanya
skema yang tepat diaktifkan, dan di dalam skema tersebut terkandung konsepkonsep yang relevan. Bagaimana kita melakukan ini? dan bagaimana kata
Grup mengandung suatu arti ketika skemp berpikir tentang aljabar, dan
sebuah arti berbeda ketika skemp berpikir tentang pengorganisasian kelas?
Untuk mencoba menjawab pertanyaan ini dan pertanyaan lainnya, seperti
yang telah dijelaskan pada buku sebelumnya (Skemp, 1979a), yaitu
menggambarkan

sebuah

model

resonansi

untuk

penyimpanan

dan

pengambilan informasi yang dikonseptualisasikan. Dengan resonansi, radio


dan televisi menjadi sensitive selektif, untuk frekuensi tertentu dari antara
banyak gelombang pembawa elektro-magnetik yang mencapai antena. Dengan
resonansi telinga, kita membedakan antara dua hal dan mengidentifikasi suara
yang berbeda nada dan warna suara. Dari titik awal seperti ini, skemp berpikir
resonansi yang mungkin menawarkan model untuk aktivasi (pengambilan
selektif dalam kesadaran) dari skema dan konsep. Perkembangan lebih lanjut
dari model ini, telah menyarankan kemungkinan penjelasan fitur lain dari
konsep, seperti cara-cara di mana mereka dapat berinteraksi secara kreatif
untuk membentuk konsep-konsep baru, tanpa masukan lebih lanjut dari
sumber-sumber luar, dan fenomena penggangu dari persepsi, yang telah
menarik dibahas oleh Behr & Post ( Behr & Post , 1981).
D. HUBUNGAN ASOSIATIF DAN HUBUNGAN KONSEPTUAL
Perbedaan antara sebuah skema dan serangkaian konsep yang terisolasi
adalah bahwa dalam skema, konsep saling terhubung satu sama lain.
Perbedaan antara pemahaman dan ketidak pahaman suatu konsep atau simbol
terletak pada apakah itu terhubung ke skema yang tepat, atau tidak. Jika ada
tidaknya koneksi sangat penting, hal ini menunjukkan bahwa sifat dan kualitas
6

dari hubungan itu sendiri juga patut menjadi pertimbangan kita. Pada bagian
ini, kita membedakan antara dua jenis koneksi, yang skemp sebut asosiatif dan
konseptual. Untuk lebih pendek kita sebut A-link dan C-link, dan kita melihat
beberapa kualitas dari A-link dan C-link.
Gambar 9.2 memberikan beberapa contoh koneksi asosiatif. Jika kita
melihat bagian-bagian setiap konsep, hubungannya di sini adalah A-link.
Sebagai contoh,

Nama dia
John Smith

Nomor telpon dia


62759

Nomor telpon
kantor dia
3719

Gambar 9.2
Satu-satunya cara yang kita miliki dalam membentuk koneksi ini adalah
dengan menghafalkan. Tidak ada keteraturan atau pola yang akan membuat
belajar cerdas.
Sebaliknya, di sini adalah contoh dari koneksi konseptual:
3
6
9
12
15
Semua koneksi hanya diwakili oleh garis yang memiliki hal yang sama.
Kita mungkin memang menganggapnya sebagai koneksi yang sama, tetapi
diterapkan untuk pasangan yang berbeda dari angka, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 9.3.

Gambar 9.3
Perbedaan kemudahan dalam belajar terlihat sangat besar. Bayangkan, di
satu sisi, harus mempelajari seratus angka disusun sebagai dua puluh nomor
telepon 5 digit, dan di sisi lain, harus mempelajari urutan yang dicetak di atas,
sampai seratus istilah. (dengan demikian ada lebih dari seratus angka yang
terlibat). Dalam kasus kedua, kita bahkan tidak perlu belajar semua nomor.
Kita akan mempelajari miniatur dari struktur pengetahuan, atau skema, dari
mana kita dapat menghasilkan semua istilah tunggal. Pengetahuan tentang
jenis kedua juga lebih mudah beradaptasi. Jika ditanya, kita bisa mengatakan
apa angka ke 100 dalam seri diatas, atau ke 99, atau tentunya ke 10 , 20, 21 ,
19 dan seterusnya .
Perbedaan kombinasi dari pembelajaran asosiatif dan konseptual
diperlukan untuk tugas yang berbeda. Bahkan pada contoh nomor telpon, kita
memiliki konsep nomor telepon, apa itu dan apa yang bisa kita gunakan untuk
itu. Ini menerangkan semua nomor telpon yang sama. Jika kita melakukan
panggilan telepon internasional, ada hubungan konseptual antara kode telepon
internasional, dan bentuk yang disesuaikan dari kode panggilan internal.
Dalam pembelajaran, katakanlah, bahasa Inggris spellling, lebih baik belajar
asosiatif serta pembelajaran konseptual: pembelajaran asosiatif di mana saat
kita mempelajari ejaan tidak teratur, dan konseptual di mana kita mempelajari
ejaan yang teratur.

Dalam matematika juga terbentuk beberapa hubungan yang asosiatif,


misalnya hubungan antara konsep angka dan simbol. Namun sebagian besar
merupakan

koneksi

konseptual.

Jika,

kebanyakan

terlalu

banyak

menggunakan pembelajaran asosiatif (hafalan), ada beberapa kerugian, yaitu;


1. Menyebabkan pembelajaran tidak efisiensi
2. Menghabiskan banyak tenaga.
3. Kerugian dalam penyesuaian atau adaptasi
Jadi belajar cerdas mengharuskan koneksi konseptual daripada koneksi
asosiatif yang terbentuk setiap kali latihan.
Seperti yang telah disebutkan dalam bab 8, seseorang yang telah memiliki
konsep, peka untuk mengenali salah satu contoh lebih lanjut dari konsep itu.
Hal ini berlaku juga untuk koneksi konseptual, yang dengan sendirinya
merupakan jenis tertentu dari konsep. Jadi seseorang yang telah merasa C-link
di
3
6
9
12
15
Lebih mungkin untuk mengenali mereka di
5

18

31

44

57

Meskipun bukan C-link yang sama seperti sebelumnya.


Berikut ini adalah urutan ketiga:
1

11

16

21

Ketiga urutan memiliki C-link yang keduanya sama dan berbeda. Mereka
sama dalam hal ada perbedaan umum antara nomor yang berdekatan, tetapi
mereka berbeda dalam hal, jumlah perbedaannya tidak sama. Dengan
demikian, kualitas konseptual C-link menimbulkan konsep tatanan yang lebih
tinggi, dalam hal ini, konsep deret aritmatika. Ini dapat digunakan sebagai
dasar untuk penemuan lebih lanjut, seperti
1

11

16

Perbedaan lain antara C-link dan A-link adalah bahwa sekali C-link telah
dibentuk, ada sesuatu dimana kita bisa menggambarkan. Ini menjadi akses
untuk

kesadaran,

kita

dapat

memberikan

nama

untuk

itu,

dan

mengkomunikasikan itu. "Ada perbedaan umum antara angka yang berurutan.


Di urutan kedua, ini adalah 13". Tapi ketika datang ke A-link, tampaknya
9

tidak mungkin untuk dapat mengetahui diluar yang sedang ada. Berikut ini
adalah cara lain di mana belajar menghafal matematika memperberat orang
yang menggunakan cara itu.
E. NAMA LAIN DARI SKEMA
Istilah skema dan struktur konseptual skemp digunakan saling bergantian,
yang satu untuk memudahkan, dan yang satu lagi untuk menekankan dua
kualitas, yaitu komponen konsep-konsep, tidak terisolasi tetapi terintegrasi.
Peta Konsep. Kita sadar, dalam Bab 2 dan 3 yang juga akan dijelaskan
dalam bab ini, tentang sifat hierarkis dari beberapa struktur pengetahuan,
terutama dalam matematika. Peta mental yang kita miliki dari lingkungan
adalah tidak hierarkis. Konsep yang digunakan di tempat berbeda memiliki
susunan yang sama, dan kita tidak perlu memiliki konsep baru yang dibentuk
dari lokasi setempat. Demikian pula, kita dapat mempelajari kondisi geografi
Denmark tanpa mempelajari terlebih dahulu kondisi Italia. Dalam
pengetahuan, bagaimanapun, konsep-konsep tertentu merupakan prasyarat
bagi pembentukan konsep-konsep lainnya. Skemp teringat, ketika beberapa
tahun yang lalu skemp belajar untuk meraih gelar psikologi dan juga untuk
lulus ujian fisiologi. Dalam hal ini skemp tidak memiliki pengetahuan
prasyarat biokimia, dan lulus ujian hanya dengan hafalan-hafalan. Ini bukan
sebuah pengalaman yang ingin skemp ulang, tetapi hal ini adalah salah satu
hal yang dialami banyak anak dalam pembelajaran matematika, dengan cara
yang mereka pelajari.
Dalam rangka untuk mencoba dan memastikan bahwa anak-anak telah
memiliki skema yang membuat mereka mengerti dengan apa yang sedang
mereka pelajari, perangkat yang berguna adalah jenis tertentu dari skema yang
skemp sebut sebagai jaringan ketergantungan konsep. Akhir-akhir ini, skemp
telah menggunakan lebih banyak peta konsep, meskipun kata "peta" tidak
mempunyai perintah penting. Setelah kita memiliki skema yang dibangun
dengan baik, kita bisa mulai di sekitar itu dan ke segala arah sesuai yang kita
pilih. Namun dalam proses konstruksi, kita harus bergerak dari konsep yang
rendah ke konsep yang lebih tinggi. Dalam menerapkan prinsip ini secara rinci
10

untuk hal-hal tertentu dalam matematika, kita mendapatkan sebuah skema


perintah sebagian, menggambarkan konsep-konsep yang diperlukan untuk
memahami pengetahuan lainnya. Penyusunan peta konsep erat kaitannya
dengan analisis konseptual yang dijelaskan dalam Bab 2, halaman 18.
Contohnya adalah pada Gambar. 9.4.
Tindakan set : menghilangkan
Bentuk resmi dari nomor 2

urangan sebagai operasi matematika


(keduanya
untukmelintasi
angka <batas
10) sepuluh
9. Hingga
20 termasuk
11.99
Sampai dengan 1000
10. Sampai dengan

4. Cerita Nomor: abstraksi kalimat angka untuk merekam dan prediksi


si untuk pengurangan: Jumlah kalimat untuk merekam dan prediksi

5. Numerik perbandingan dua set

6. Melengkapi 8. Pengurangan dengan segala maknanya


7. memberikan perubahan

Gambar 9.4
Peta konsep untuk pengurangan

11

Sebuah peta konsep semacam ini dapat digunakan setidaknya dalam dua
cara, yaitu untuk merencanakan urutan pengajaran dan untuk diagnosis.
Pada bagian berikutnya, kita akan membahas hubungan antara skema dan
rencana tindakan. Peta konsep adalah jenis tertentu dari skema, dimana kita
dapat merancang jenis tertentu dari rencana, misalnya rencana mengajar. Hal
ini juga memberikan kemampuan beradaptasi dalam pendekatan mengajar.
Angka-angka pada peta konsep hanya ditampilkan untuk menunjukkan
perintah, namun bukan hanya pendekatan urutan-urutan yang mungkin. Ketika
membangun rumah bertingkat tiga, tidak menjadi masalah apakah kita akan
membangun dari dinding depan atau dinding belakang, atau dinding samping,
maupun dari lantai dasar pertama, tetapi semua kebutuhan harus tersedia di
tempat itu sebelum lantai berikutnya dibangun. Demikian pula, dalam
pembelajaran struktur matematika tertentu, mungkin ada perintah yang sah
dengan beberapa pendekatan. Semua harus didasarkan pada prinsip yang
sama, yaitu bahwa untuk memahami suatu konsep baru, pemahaman siswa
dibentuk dan dikonsolidasikan dengan pemahaman sebelumnya sebagai
prasyarat.
Peta konsep juga membantu dalam diagnosa. Jika seorang siswa
mengalami kesulitan memahami konsep tertentu, referensi ke sebuah peta
konsep yang tepat dapat menunjukkan bahwa permasalahan terletak lebih jauh
ke belakang, dan menunjukkan pada daerah mana kita harus memeriksa.
Misalnya, seorang anak mengalami kesulitan dengan masalah yang
melibatkan perbandingan dua angka, seperti "Wanda memiliki empat biskuit,
Sally memiliki tujuh biskuit. Berapa lebih banyak biskuit yang dimiliki
Sally?" Ternyata anak ini telah diajarkan untuk berpikir pengurangan sebagai
'kesimpulan', menggunakan kesimpulan ini untuk konsep. Pada permasalahan
yang diberikan, tidak ada yang dihilangkan: oleh karena itu dirasa sulit.
Referensi ke peta konsep menunjukkan bahwa operasi matematika dari
pengurangan adalah tatanan konsep yang lebih tinggi memiliki kesamaan
dengan golongan tatanan konsep yang lebih rendah. Masing-masing bertindak
sebagai model untuk kelas yang berbeda dari peristiwa fisik.

12

Selama beberapa tahun terakhir, tafsiran sebuah angka dalam peta konsep
ini, selama tujuh tahun pertama bersekolah, telah membuat skemp menyadari
kompleksitas konseptual dari tahap awal mempelajari matematika. Kegagalan
untuk menjelaskan hal ini, merupakan salah satu alasan mengapa anak-anak
terus mengalami kesulitan.
Frame dan Skema. Istilah kerangka dan variabel yang digunakan oleh
Davis (1984), dan penulis lainnya, berhubungan erat dengan makna dari
skema dan konsep. Berikut adalah contoh (Davis, 1984):
Frame. Kejadian yang sangat berpengaruh terhadap pengolahan informasi berhubungan
dengan cara-cara yang kompleks dan saling terkait dengan informasi tertentu, berupa
tipe aktif, dapat direpresentasikan dalam memori. Untuk memahami hal tersebut,
diperlukan representasi struktur pengetahuan untuk mengemukakan jenis yang sangat
khusus, yang dikenal sebagai Frame. (hal. 45)

Hal ini selanjutnya dibahas dalam konteks memahami bacaan,


sebagaimana pendapat Davis yang menunjukkan ide-ide yang cukup umum.
(i) sebuah kalimat tertulis atau isyarat paragraf pengambilan satu atau lebih frame dari
memori; (ii) frame ini kemudian menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tertentu, (iii)
pembaca mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, dan memasukkan jawaban ini
menjadi variabel dalam frame, sehingga menyatukan informasi frame umum dan
informasi spesifik dari masukan individu, (iv) ketika jawaban tidak diperoleh dari input
data, frame dapat melakukan evaluasi standar, (v) jika tidak input data atau standar
evaluasi yang tersedia untuk mengisi variabel kunci, bingkai dapat menolak untuk
fungsi, (vi) evaluasi dilakukan, untuk menentukan apakah pilihan frame telah benar, dan
apakah variabel telah diisi dengan benar, (vii) dari pendapat ini, hampir semua
pengolahan informasi selanjutnya akan didasarkan pada pemberian contoh data dalam
frame dan data masukan sederhana akan diabaikan. (Davis, 1984, hal. 47ft)

Berikut adalah terjemahan ke dalam bahasa skema dan konsep.


Sebuah struktur konseptual disebut skema. Diantara fungsi-fungsi baru yang telah
memiliki skema, di luar sifat yang terpisah dari konsep individu, adalah sebagai berikut:
1.

Mengintegrasikan pengetahuan yang ada

2.

Bertindak sebagai alat untuk pembelajaran pada masa depan

3. Membuat pemahaman yang mungkin.


Dalam konteks pemahaman bacaan,
(i) Sebuah kalimat tertulis atau mengaktifkan paragraf satu atau lebih skema yang
tersedia pada pembaca, (ii) tidak ada korespondensi: ketika skemp membaca deskripsi

13

(Davis, 1984, p.45), hal itu bukan kerangka yang menimbulkan pertanyaan; (iii)
pembaca menggabungkan kata-kata untuk skemanya, dengan demikian memahami arti
dari kalimat atau paragraf, (iv) informasi yang tidak berasal dengan cara ini dapat
diberikan oleh seluruh skema, yang mewujudkan keteraturan (fitur umum) jenis situasi
ini; (v) jika informasi penting yang tidak tersedia baik dari masukan tertulis maupun dari
sisa skema, orang mungkin tidak mengerti, dan tidak dapat menjawab pertanyaan atau
bertindak dengan tepat, (vi) intuitif atau evaluasi reflektif dilakukan, untuk menentukan
apakah suatu skema yang digunakan tepat, dan apakah kalimat telah dipahami dengan
benar, (vii) saat ini, hampir semua pemikiran, perencanaan, komunikasi, dan tindakan,
akan didasarkan pada banyak informasi yang disediakan oleh kombinasi dari contoh
tertentu dan skema umum yang telah berasimilasi.

Istilah skema telah digunakan lebih lama, yang telah diperkenalkan dalam
psikologi oleh Bartlett (1932). Dan bagi skemp, istilah frame kurang sugestif
dari kualitas skema, khususnya kualitas organik dan interioritas konsepnya.
Slot, atau variabel, tidak membuat perbedaan penting antara konsep primer
dan sekunder, tidak menjelaskan proses abstraksi yang kita bentuk. Skemp
juga berhati-hati dalam menerima penjelasan sebagai metafora pemikiran
manusia, tapi menyesatkan, yang disebut teknologi informasi. Proses simbol
pada komputer, bukan informasi. Mereka bekerja pada tingkat sintaks saja,
bukan semantik. Hati skemp telah diperdalam menjadi ketidakpercayaan sejak
membaca analisis penetrasi Weizenbaum (1976).
Namun, skemp tidak berpikir itu lebih penting bahwa kita menggunakan
terminologi yang berbeda, asalkan hal ini tidak mencegah kesadaran bahwa
kita menggunakan ide yang sama, atau tidak menghambat komunikasi. Yang
paling penting adalah untuk memahami pentingnya cara-cara di mana kita
membawa pengetahuan terorganisir kita untuk digunakan pada setiap situasi
baru, dengan cara ini dan lainnya, buku Davis telah memberi kontribusi yang
berharga. Tema yang sama berjalan sepanjang karya Ausubel (Ausubel &
Robinson, 1969).
Pertama, dengan relasi potensial berarti materi untuk membangun item yang relevan
dalam struktur kognitifnya, siswa dapat secara efektif memanfaatkan pengetahuan yang
ada sebagai matriks ideasional dan terorganisir untuk penggabungan, pemahaman, dan
fiksasi dari ide-ide baru. Proses ini sangat berharga yang memungkinkan siswa untuk
menggunakan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya sebagai alasan yang benar, untuk

14

menginternalisasi dan membuat makna baru, konsep yang dimengerti, dan proposisi,
dengan relatif sedikit usaha dan beberapa pengulangan. (hal.57)

F. RENCANA
Rencana tindakan, bukan rencana dalam arti diagram. Dan kita akan
berpikir banyak tentang tindakan mental, seperti dalam matematika, seperti
tentang tindakan fisik, seperti dalam mengendarai mobil. Dengan makna ini,
perencanaan adalah apa yang harus kita lakukan, secara fisik maupun mental,
untuk mengambil langkah (apa pun yang sedang bertindak) dari keadaan
sekarang ke tujuan.
Seperti kita lihat dalam Bab 8, dari peta daerah kita bisa membuat
rencana yang berbeda untuk mengemudi dari berbagai titik awal yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda. Dan kita bisa membuat beberapa rencana untuk
mendapatkan dari titik awal tertentu untuk tujuan yang diinginkan, memilih
yang terbaik, dan menempatkan ke dalam tindakan. Dalam contoh sebelumnya
adalah mobil, dengan diri kita sendiri dan mungkin beberapa penumpang di
dalamnya. Untuk memecahkan persamaan, kita membutuhkan berbagai jenis
rencana, dalam hal ini untuk tindakan mental. Tempat awalnya adalah
persamaan, seperti yang kita lihat ditulis di atas kertas. Tujuan kita adalah
kondisi mental, yang mengetahui apakah hal itu adalah sekumpulan kebenaran
(yaitu, himpunan nilai-nilai variabel yang akan membuat persamaan ini
pernyataan yang benar). Tujuan-tujuan lain juga mungkin terlihat, seperti
menuliskan simbol yang menunjukkan langkah-langkah dalam pemikiran kita.
Tujuan sekarang adalah keadaan pikiran siapapun yang membaca simbolsimbol, dan rencana untuk mencapai tujuan ini melibatkan komunikasi. Lebih
khusus, siswa mungkin perlu untuk meyakinkan guru bahwa ia telah bekerja
untuk dirinya sendiri, atau seorang akademisi mungkin ingin menunjukkan
kepada yang lain proses logis dari kesimpulan yang dihasilkan, dengan
maksud untuk meyakinkan validitas karyanya kepada orang lain. Dari tiga
jenis pemahaman, yang dijelaskan pada Bab 12, 15, dan 13 adalah pengertian
relasional, pengertian simbolis, dan pemahaman logis. Tiga macam skema
demikian menerangkan: untuk mencari solusi dan memahami apa yang kita

15

lakukan kita perlu skema relasional untuk berkomunikasi bagaimana kita


mencapai solusi, sistem simbol yang sesuai, dan untuk membangun bukti logis
bahwa solusi kita benar, sebuah skema logis dimana hubungannya adalah
kesimpulan, bahwa jika pernyataan tertentu adalah benar, maka pernyataan
yang mengikuti juga harus benar.
G. KETERAMPILAN: MENJADI MAMPU
Untuk

memiliki

sebuah

rencana

tindakan,

tidak

sama

dengan

menempatkan rencana ini ke dalam tindakan. Penumpang mobil mungkin bisa


menjadi navigator, merencanakan rute dan memberitahu sopir ke mana harus
berbelok, ke kiri, atau kanan, atau jalan lurus. Tetapi penumpang ini tetap
tidak bisa untuk mengemudikan mobil sendiri. Ini adalah kombinasi antara
perencanaan, dan mampu memasukkannya ke dalam tindakan, yang kita sebut
memiliki keterampilan.
Secara umum, skema bukan satu-satunya sumber dari rencana yang dapat
membentuk dasar keterampilan. Beberapa diprogram secara genetik, yang
lainnya dipelajari sebagai kebiasaan. Dalam kedua jenis tersebut, rencana dan
tindakan menyatu, dan elemen kognitif kecil pengaruhnya. Dalam kedua
kasus, keterampilan berguna dan efektif dalam kondisi tertentu, tetapi tidak
memiliki kemampuan beradaptasi. Beberapa rencana genetik ditentukan oleh
tindakan (naluri) yang sangat kompleks dan efektif sehingga sulit untuk
melihat keduanya berbeda. Tetapi perbedaannya adalah dalam hal adaptasi
mereka, seperti yang digambarkan Erikson (1950), seseorang yang datang dari
Inggris ke Selandia Baru. Erikson menulis, "ketika musim dingin datang
mereka semua selatan dan tidak pernah kembali, karena naluri mereka
menunjuk ke selatan, tidak warmward" (hal. 88).
Contoh kurangnya adaptasi dari hafalan-belajar matematika ditemukan
dalam Bab 12. Dan bahkan jika kita peduli hampir seluruh keterampilan
berbasis kognitif, untuk memiliki rencana tidak menjamin kemampuan kita
untuk memasukkannya ke dalam tindakan efisien dan handal. Misalnya, siswa
tahu persis apa yang harus dilakukan untuk mengevaluasi produk (a - 17) (a +
23), namun masih mendapatkan jawaban yang salah karena kesalahan
16

menghitung atau kesalahan dalam tanda. Kombinasi memiliki rencana dan


mampu menerjemahkan hal ini dengan lancar dan terpercaya ke dalam
tindakan, dalam konteks ini, kita maksud dengan keterampilan.
Pada tingkat tindakan, sulit untuk membedakan antara kebiasaan baik,
dan keterampilan kognitif didasarkan dari jenis yang diuraikan di sini.
Perbedaannya, lagi-lagi dalam hal adaptasi. Seorang anak yang memiliki tabel
perkalian merupakan keterampilan kognitif, jika ia lupa hasil dari 7 x 9, dapat
merekonstruksi itu, misalnya, dengan mengetahui bahwa 7 kurang dari 7 x 10.
Dalam pengetahuan ini, ia juga memiliki contoh untuk digunakan dalam
membentuk konsep yang lebih tinggi, yaitu pembagian dan perkalian atas
penjumlahan dan pengurangan. Seorang anak yang hanya dilatih dengan baik
dalam fakta-fakta perkalian memiliki satu keuntungan.
Janganlah kita meremehkan bahwa keuntungan memiliki fakta-fakta ini
adalah mudah, akurat, dan terpercaya dalam bentuk rutinitas. Tetapi janganlah
kita melupakan pentingnya pemahaman, yang mana rutinitas menjadi hafalanbelajar dari kebiasaan, sederhana atau tidak adaptif. Untuk membedakan
antara keterampilan dimana dukungan kognitif hadir atau tidak, skemp
jelaskan dalam Bab 5 istilah otomatis (skill dengan pemahaman) dan mekanik
(kebiasaan hafalan-belajar). Untuk yang pertama, istilah fasih juga baik.
Untuk kinerja yang sukses, kombinasi terbaik adalah skema yang
terhubung baik, dengan sebanyak C-link, dan terkait dengan hal ini, untuk
menjadi fasih dalam beberapa rutinitas menghadapi situasi yang sering
dijumpai. Rutinitas ini memiliki keuntungan ganda. Mereka adalah kontribusi
penting bagi kemampuan kita. Dan dengan mengurangi jumlah perhatian sadar
kita bahwa kita perlu untuk memberikan kepada aspek situasi rutin, perhatian
kita bebas untuk aspek kebaruan, bermasalah. Jadi kombinasi ini sangat
penting sebagai dasar untuk sukses dalam pemecahan masalah.

17

Anda mungkin juga menyukai