KONGRUENSI LINEAR
(Tugas Mata Kuliah Teori Bilangan)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena kami telah
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.
Sugeng Sutiarso, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Teori Bilangan yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, khususnya
bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin. Tak lupa pula
kami meminta maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena itu kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
III PENUTUP
Konsep dan sifat keterbagian dapat dipelajari secara lebih mendalam dengan
dapat menelaah sifat keterbagian secara luas dan mendalam sehingga lebih
tinggi satu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Kongruensi Linear
Bentuk dari kongruensi ax b (mod m), dimana x adalah bilangan bulat yang
belum diketahui, disebut kongruensi linear satu variabel. Pada bagian ini kita akan
mengetahui bahwa materi kongruensi sama dengan materi pada persamaan linear
(mod m), dan jika x1 x0 (mod m), maka ax1 ax0 b (mod m), sehingga x1 juga
merupakan solusi dari kongruensi tersebut. Selanjutnya, jika satu anggota dari
kelas kongruensi modulo m merupakan solusi, maka semua anggota dalam kelas
ini juga merupakan solusi. Karena itu, kita bertanya-tanya berapa banyak solusi
yang diberikan dari m kelas kongruensi modulo m; ini tepat sama dengan
pertanyaan berapa banyak solusi berbeda yang ada pada modulo m. Berdasarkan
teorema yang menjelaskan kepada kita ketika kongruensi linear satu variabel
mempunyai solusi, dan jika tidak, jelaskan dengan tepat berapa banyak solusi
solusi dari ax b (mod m) jika dan hanya jika ada sebuah bilangan bulat y dengan
x = x0 + (m/d) t, adalah merupakan solusi dari kongruensi linear, yang tak hingga
banyaknya.
Untuk menentukan berapa banyaknya solusi berbeda, kita temukan keadaan yang
Kurangkan x0 dari kedua sisi pada kongruensi, maka kita temukan bahwa :
Sekarang, (m, m/d) = m/d karena (m/d) | m , sehingga dengan teorema 3.2 kita
Ini menunjukkan bahwa kumpulan lengkap dari solusi berbeda diperoleh dengan
1, 2, . . . , d – 1.
Contoh
Penyelesaian :
gcd (a, m) = d
d | b 3 | 12 = 4
sebanyak d = 3.
Kita dapat menemukan semua solusinya dengan menemukan sebuah solusi khusus
15 = 9 . 1 + 6
9=6.1+3
6=3.2
Sehingga :
3=9–6.1
3 = 9 – (15 – 9 . 1)
3 = 9 – 15 + 9. 1
Diperoleh :
12 = 9. 8 – 15 . 4 atau 9. 8 – 15 . 4 = 12
dan y0 = 4.
Dari pembuktian teorema 3. 7. Kita lihat bahwa sebuah kumpulan lengkap dari 3
x = x0 8 (mod 15)
Dari teorema 3. 7. Terdapat sebuah solusi dari kongruensi ini jika dan hanya jika
(a, m) = 1, dan kemudian semua solusi adalah sama modulo m. Diberikan sebuah
Solusi dari 7x 1 (mod 31) adalah x 9 (mod 31). 9, dan semua bilangan bulat
yang kongruen dengan 9 modulo 31, merupakan invers dari 7 modulo 31. Dengan
Ketika kita mempunyai sebuah invers dari a modulo m, kita dapat menggunakan
itu untuk memecahkan kongruensi apapun dari bentuk ax b (mod m). Untuk
melihat ini, misalkan a merupakan invers dari a modulo m, jika ax b (mod m),
kita dapat mengalikan kedua sisi dari kongruensi dengan a untuk menemukan
Contoh
Untuk menemukan solusi dari 7x 22 (mod 31), kita kalikan kedua sisi dari
Kita catat disini bahwa jika (a, m) = 1, maka kongruensi linear ax b (mod m)
Contoh
Penyelesaian :
Maka : a = 7, b = 4, dan m = 12
gcd (a, m) = d
tunggal/unik modulo 12. Untuk menemukan ini, kita hanya perlu memperoleh
memberikan :
12 = 7 . 1 + 5
7=5.1+2
5=2.2+1
2 = 1. 2
Sehingga :
1=5–2.2
1 = 5 – (7 – 5 . 1) . 2
1=5–7.2+5.2
1=5.3–7.2
1 = (12 – 7 . 1) . 3 – 7 . 2
1 = 12. 3 – 7 . 3 – 7 . 2
Diperoleh :
4 = 12 . 12 – 7 . 20
12 . 12 – 7 . 20 = 4
-7 . 20 + 12 . 12 = 4
7 . (-20) – 12 . (-12) = 4
Kemudian, kita ingin mengetahui bilangan bulat mana yang merupakan invers
dari bilangan itu sendiri modulo p dimana p adalah bilangan prima. Preposisi
berikut menjelaskan kepada kita, bilangan bulat mana yang mempunyai sifat ini.
Preposisi 3. 4. Misal p bilangan prima. Bilangan bulat positip a adalah invers dari
a -1 (mod p).
Bukti. Jika a 1 (mod p) atau -1 (mod p), maka a2 1 (mod p), sehingga a
a -1 (mod p).
III. PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :