Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONGRUENSI LINEAR
(Tugas Mata Kuliah Teori Bilangan)

Oleh Kelompok 11:


1. Khuzniyatus Sa’adah (1723021027)
2. Prapti Utami (1723021035)
3. Tunggal Suprianto (1723021005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena kami telah

menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Bilangan yang membahas materi

“Kongruensi Linear” dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami

hadapi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.

Sugeng Sutiarso, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Teori Bilangan yang telah

memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat

menyelesaikan tugas ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, khususnya

bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin. Tak lupa pula

kami meminta maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan, karena itu kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan.

Bandar Lampung, September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... ... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ... ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. ... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... ... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... ... 2

II. PEMBAHASAN

A. Kongruensi Linear ...................................................................................... ... 3

III PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................................. ... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ... 11


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsep dan sifat keterbagian dapat dipelajari secara lebih mendalam dengan

relasi kekongruenan. Dengan menggunakan konsep kekongruenan, kita

dapat menelaah sifat keterbagian secara luas dan mendalam sehingga lebih

nampak manfaatnya. Kekongruenan merupakan kalimat terbuka yang

menggunakan relasi kekongruenan. Sedangkan kongruensi linear

merupakan suatu kekongruenan yang memiliki variabel berpangkat paling

tinggi satu.

Sebagai bahasan yang berkaitan dengan aljabar (biasa), kongruensi linear

serupa dengan persamaan linear, tetapi dengan semesta pembicaraan

himpunan bilangan modulo. Meskipun demikian, terdapat banyak uraian

dalam kongruensi linear yang memerlukan pemahaman yang berbeda

dengan persamaan linear, misalnya terkait dengan banyaknya penyelesaian,

yaitu kongruensi linear dapat tidak mempunyai penyelesaian, mempunyai

tepat satu penyelesaian, dan mempunyai lebih dari satu penyelesaian.


Dengan adanya pemikiran-pemikiran seperti ini, maka dalam makalah ini

penulis akan mencoba membahas mengenai kongruensi linear, termasuk

didalamnya konsep kongruensi linear dan sifat-sifatnya, serta penyelesaian

kongruensi linear itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari kongruensi linear ?

2. Apa saja sifat-sifat dari kongruensi linear ?

3. Bagaimana penyelesaian dari kongruensi linear ?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui apa pengertian dari kongruensi linear

2. Mengetahui sifat-sifat dari kongruensi linear

3. Mengetahui penyelesaian dari kongruensi linear


II. PEMBAHASAN

A. Kongruensi Linear

Bentuk dari kongruensi ax  b (mod m), dimana x adalah bilangan bulat yang

belum diketahui, disebut kongruensi linear satu variabel. Pada bagian ini kita akan

mengetahui bahwa materi kongruensi sama dengan materi pada persamaan linear

diophantine dua variabel.

Pertama kita catat bahwa jika x = x0 merupakan solusi dari kongruensi ax  b

(mod m), dan jika x1  x0 (mod m), maka ax1  ax0  b (mod m), sehingga x1 juga

merupakan solusi dari kongruensi tersebut. Selanjutnya, jika satu anggota dari

kelas kongruensi modulo m merupakan solusi, maka semua anggota dalam kelas

ini juga merupakan solusi. Karena itu, kita bertanya-tanya berapa banyak solusi

yang diberikan dari m kelas kongruensi modulo m; ini tepat sama dengan

pertanyaan berapa banyak solusi berbeda yang ada pada modulo m. Berdasarkan

teorema yang menjelaskan kepada kita ketika kongruensi linear satu variabel

mempunyai solusi, dan jika tidak, jelaskan dengan tepat berapa banyak solusi

berbeda yang ada pada modulo m.


Teorema 3. 7. Misalkan a, b, dan m adalah bilangan bulat dengan m > 0 dan

(a,m) = d. Jika d | b, maka ax  b (mod m) tidak mempunyai solusi. Jika d | b,

maka ax  b (mod m) dengan tepat mempunyai d solusi berbeda modulo m.

Bukti. Dari preposisi 3. 1, kongruensi linear ax  b (mod m) sama dengan

persamaan linear diophantine dua variabel ax – my = b. Bilangan bulat x adalah

solusi dari ax  b (mod m) jika dan hanya jika ada sebuah bilangan bulat y dengan

ax – my = b. Dari teorena 2. 8, kita tahu bahwa jika d | b, tidak ada solusi,

sementara jika d | b, ax – my = b mempunyai tak hingga banyak solusi, diberikan

oleh : x = x0 + (m/d) t, y = y0 + (a/d) t,

dimana x = x0 dan y = y0 adalah solusi berbeda dari persamaan. Nilai x diberikan

x = x0 + (m/d) t, adalah merupakan solusi dari kongruensi linear, yang tak hingga

banyaknya.

Untuk menentukan berapa banyaknya solusi berbeda, kita temukan keadaan yang

menjelaskan ketika dua solusi x1 = x0 + (m/d) t1 dan x2 = x0 + (m/d) t2 adalah

sama modulo m. Jika dua solusi ini sama, maka :

x0 + (m/d) t1  x0 + (m/d) t2 (mod m).

Kurangkan x0 dari kedua sisi pada kongruensi, maka kita temukan bahwa :

(m/d) t1  (m/d) t2 (mod m).

Sekarang, (m, m/d) = m/d karena (m/d) | m , sehingga dengan teorema 3.2 kita

lihat bahwa t1  t2 (mod m).

Ini menunjukkan bahwa kumpulan lengkap dari solusi berbeda diperoleh dengan

mengambil x = x0 = + (m/d) t, dimana t merupakan rentang sebuah sistem lengkap


dari sisa modulo p. Satu kumpulan diberikan oleh x = x0 = + (m/d) t dimana t = 0,

1, 2, . . . , d – 1.

Sekarang kita ilustrasikan penggunaan teorema 3.7.

Contoh

Tentukan semua solusi dari 9x  12 (mod 15)

Penyelesaian :

Bentuk umum kongruensi linear : ax  b (mod m)

Soal : 9x  12 (mod 15)

Maka : a = 9, b = 12, dan m = 15

gcd (a, m) = d

gcd (9, 15) = 3  d = 3

d | b  3 | 12 = 4

karena d dapat membagi b, maka 9x  12 (mod 15) mempunyai solusi berbeda

sebanyak d = 3.

Kita dapat menemukan semua solusinya dengan menemukan sebuah solusi khusus

dan kemudian menambahkan kelipatan yang sesuai dengan (m/d) = (15/3) = 5.

Untuk menemukan sebuah solusi khusus, kita gunakan persamaan linear

diophantine ax – my = b  9x – 15y = 12.

Algoritma Euclidean menunjukkan bahwa :

15 = 9 . 1 + 6

9=6.1+3

6=3.2

Sehingga :
3=9–6.1

3 = 9 – (15 – 9 . 1)

3 = 9 – 15 + 9. 1

3 = 9. 2 – 15 (Kedua ruas dikali 4)

Diperoleh :

12 = 9. 8 – 15 . 4 atau 9. 8 – 15 . 4 = 12

Maka solusi dari persamaan linear diophantine 9x – 15y = 12 diperoleh nilai x0 = 8

dan y0 = 4.

Dari pembuktian teorema 3. 7. Kita lihat bahwa sebuah kumpulan lengkap dari 3

solusi yang diberikan oleh :

 x = x0  8 (mod 15)

 x = x0 + (m/d) t1 = 8 + (15/3) . 1 = 8 + 5 . 1 = 8 + 5  13 (mod 15)

 x = x0 + (m/d) t2 = 8 + (15/3) . 2 = 8 + 5. 2 = 8 + 10 = 18  3 (mod 15).

Jadi solusi dari 9x  12 (mod 15) adalah : 3, 8, dan 13.

Sekarang kita pertimbangkan kongruensi dari bentuk khusus ax  1 (mod m).

Dari teorema 3. 7. Terdapat sebuah solusi dari kongruensi ini jika dan hanya jika

(a, m) = 1, dan kemudian semua solusi adalah sama modulo m. Diberikan sebuah

bilangan bulat a dengan (a, m) = 1, sebuah solusi dari ax  1 (mod m) disebut

invers dari a modulo m.


Contoh

Solusi dari 7x  1 (mod 31) adalah x  9 (mod 31). 9, dan semua bilangan bulat

yang kongruen dengan 9 modulo 31, merupakan invers dari 7 modulo 31. Dengan

analogi, 9 . 7  1 (mod 31), 7 merupakan invers dari 9 modulo 31.

Ketika kita mempunyai sebuah invers dari a modulo m, kita dapat menggunakan

itu untuk memecahkan kongruensi apapun dari bentuk ax  b (mod m). Untuk

melihat ini, misalkan a merupakan invers dari a modulo m, jika ax  b (mod m),

kita dapat mengalikan kedua sisi dari kongruensi dengan a untuk menemukan

bahwa a (ax)  a b (mod m), sehingga x  a b (mod m).

Contoh

Untuk menemukan solusi dari 7x  22 (mod 31), kita kalikan kedua sisi dari

kongruensi dengan 9, sebuah invers dari 7 modulo 31, untuk memperoleh

9 . 7x  9 . 22 (mod 31). Sehingga, x  198  12 (mod 31).

Kita catat disini bahwa jika (a, m) = 1, maka kongruensi linear ax  b (mod m)

mempunyai sebuah solusi tunggal/unik modulo m.

Contoh

Temukan semua solusi dari 7x  4 (mod 12).

Penyelesaian :

Bentuk umum kongruensi linear : ax  b (mod m)

Soal : 7x  4 (mod 12)

Maka : a = 7, b = 4, dan m = 12
gcd (a, m) = d

gcd (7, 12) = 1  d = 1

Karena d = 1, maka kongruensi linear 7x  4 (mod 12) mempunyai sebuah solusi

tunggal/unik modulo 12. Untuk menemukan ini, kita hanya perlu memperoleh

sebuah solusi dari persamaan diophantine 7x – 12y = 4. Algoritma Euclidean

memberikan :

12 = 7 . 1 + 5

7=5.1+2

5=2.2+1

2 = 1. 2

Sehingga :

1=5–2.2

1 = 5 – (7 – 5 . 1) . 2

1=5–7.2+5.2

1=5.3–7.2

1 = (12 – 7 . 1) . 3 – 7 . 2

1 = 12. 3 – 7 . 3 – 7 . 2

1 = 12 . 3 – 7 . 5 (kedua ruas dikali 4)

Diperoleh :

4 = 12 . 12 – 7 . 20

12 . 12 – 7 . 20 = 4

-7 . 20 + 12 . 12 = 4

7 . (-20) – 12 . (-12) = 4

Maka solusi khusus dari persamaan linear diophantine 7x – 12y = 4


diperoleh nilai x0 = -20 dan y0 = -12.

Sehingga, semua solusi dari kongruensi linear diberikan oleh :

x = x0  -20  4 (mod 12).

Kemudian, kita ingin mengetahui bilangan bulat mana yang merupakan invers

dari bilangan itu sendiri modulo p dimana p adalah bilangan prima. Preposisi

berikut menjelaskan kepada kita, bilangan bulat mana yang mempunyai sifat ini.

Preposisi 3. 4. Misal p bilangan prima. Bilangan bulat positip a adalah invers dari

dirinya sendiri modulo p jika dan hanya jika a  1 (mod p) atau

a  -1 (mod p).

Bukti. Jika a  1 (mod p) atau  -1 (mod p), maka a2  1 (mod p), sehingga a

adalah invers dari dirinya sendiri modulo p.

Sebaliknya, jika a adalah invers dari dirinya sendiri modulo p, maka

a2 = a . a  1 (mod p). Selanjutnya, p | (a2 – 1). Karena a2 – 1 = (a – 1)(a + 1),

keduanya p | (a – 1 ) atau p | (a + 1). Karena itu, a  1 (mod p) atau

a  -1 (mod p).
III. PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Bentuk dari kongruensi ax  b (mod m), dimana x adalah bilangan bulat

yang belum diketahui, disebut kongruensi linear satu variabel.

2. Misalkan a, b, dan m adalah bilangan bulat dengan m > 0 dan

(a, m) = d. Jika d | b, maka ax  b (mod m) tidak mempunyai solusi. Jika

d | b, maka ax  b (mod m) dengan tepat mempunyai d solusi berbeda

modulo m, dan jika (a, m) = 1, maka kongruensi linear ax  b (mod m)

mempunyai sebuah solusi tunggal/unik modulo m.


DAFTAR PUSTAKA

Rosen, Kenneth H. 1986. Elementary Number Theory and its Applications.


Addison-Wesley Publishing Company, Sydney.

Anda mungkin juga menyukai