Anda di halaman 1dari 6

RESUME SISTEM RESPIRASI/ ZEFRY OKTA WARDANA/150342600433/OFF.

G/S1 BIOLOGI

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Sistem respirasi terdiri dari:
1. Bagian konduksi (menghantarkan udara pernafasan, menyaring, memberi
kelembaban, & menyesuaikan suhu). Diantaranya : hidung, laring, trakea,bronkus,
bronkiolus.
2. Bagian respirasi (melakukan pertukaran udara pernafasan). Diantaranya : ductus
alveoli, saccus alveoli, alveoli.
Peralihan kedua bagian ini terjadi di bronkiolus respiratorius.
Menurut anatominya, kaitannya dg paru dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Bagian yg ada di luar paru-paru (extrapulmonary airways) : hidung, laring, trakea,
bronkus.
2. Bagian yg ada di dalam paru-paru (intrapulmonary airways): bronkiolus, ductus
alveoli, saccus alveoli, alveoli).
Fungsi pernapasan secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya)
untuk mengadakan pembakaran.
b. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian
dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh
tubuh).
c. Melembabkan udara
Proses Pernapasan
Udara dapat masuk atau keluar paru-paru karena adanya tekanan antara udara luar
dan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini terjadi disebabkan oleh terjadinya
perubahan besar-kecilnya rongga dada, rongga perut, dan rongga alveolus. Perubahan
besarnya rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot pernapasan, yaitu otot antara
tulang rusuk dan otot pernapasan tersebut, maka pernapasan dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Pernapasan dada
adalah pernapasan yang menggunakan gerakan-gerakan otot antar tulang
rusuk. Rongga dada membesar karena tulang dada dan tulang rusuk terangkat
akibat kontraksi otot-otot yang terdapat di antara tulang-tulang rusuk. Paru-paru
turut mengembang, volumenya menjadi besar, sedangkan tekanannya menjadi

RESUME SISTEM RESPIRASI/ ZEFRY OKTA WARDANA/150342600433/OFF. G/S1 BIOLOGI

lebih kecil daripada tekanan udara luar. Dalam keadaan demikian udara luar dapat
masuk melalui batang tenggorok (trakea) ke paruparu (pulmonum).
b. Pernapasan perut
adalah pernapasan yang menggunakan otot-otot diafragma. Otot-otot sekat
rongga dada berkontraksi sehingga diafragma yang semula cembung menjadi agak
rata, dengan demikian paru-paru dapat mengembang ke arah perut (abdomen).
Pada waktu itu rongga dada bertambah besar dan udara terhirup masuk.
Mekanisme Kerja Sistem Respirasi
Mekanisme terjadinya pernapasan terbagi dua yaitu:
F

Inspirasi (menarik napas)


Sebelum menarik napas (inspirasi) kedudukan diafragma melengkung ke arah
rongga dada, dan otot-otot dalam keadaan mengendur. Bila otot diafragma
berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum,
otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan ini
menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya diafragma dan terangkatnya tulang
rusuk, menyebabkan rongga dada bertambah besar, diikuti mengembangnya paruparu, sehingga udara luar melalui hidung, melalui batang tenggorok (bronkus),
kemudian masuk ke paru-paru.

Ekspirasi (menghembus napas)


Bila otot antar tulang rusuk dan otot diafragma mengendur, maka diafragma

akan melengkung ke arah rongga dada lagi, dan tulang rusuk akan kembali ke posisi
semula. Kedua hal tersebut menyebabkan rongga dada mengecil, akibatnya udara
dalam paru-paru terdorong ke luar. Inilah yang disebut mekanisme ekspirasi.
Kecepatan respirasi eksternal tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah :
a. Perbedaan Tekanan Parsial, sepanjang pO2 dalam alveoli lebih tinggi daripada
b.

dalam vena sistemik, oksigen difusi dari alveoli ke dalam darh.


Luas Permukaan bagi Pertukaran Gas, semkin luas permukaan semakin besar

c.

terjadinya difusi.
Jarak Difusi, tebal keseluruhan membran alveolar-kapiler hanya 0,5 m. Membran

d.

yang lebih tebal akan memperlambat kecepatan difusi.


Keceptan Bernafas, respirasi eksternal juga bergantung pada kecepatan rata-rata
aliran udara masuk keluar paru-paru.

Kelarutan Gas dalam Air


2

RESUME SISTEM RESPIRASI/ ZEFRY OKTA WARDANA/150342600433/OFF. G/S1 BIOLOGI

Jumlah gas yang larut tergantung pada sifat sifat gas, tekanan parsial diatas air,
suhu serta jumlah zat padat terlarut dalam air. Jumlah gas yang larut dalam air
tergantung pada tekanan gas diatas air. Perbandingan antara tekanan gas dan jumlah
gas yang larut dalam air dikenal sebagai Hukum Henry.
Tekanan Parsial Gas
Bila suatu air memiliki beberapa gas yang terlarut didalamnya, maka tekanan
masing masing gas dalam air tersebut sesuai dengan tekanan parsial gas yang ada
didalam atmosfer. Gas gas yang larut dalam suatu cairan adalah dalam keseimbangan
dengan tekanan parsial gas gas tersebut diudara, maka dikatakan bahwa gas dalam
cairan dibawah tekanan parsialnya.
Kecepatan Difusi Gas
Kecepatan difusi gas berbanding terbalik dengan akar berat molekulnya.
Kecepatan difusi melintasi membran atau epitel pernapasan dipengaruhi oleh tekanan
parsial gas, permeabilitas membran atau epitel pernafasan, luas permukaan membran
atau epitel pernafasan, kecepatan sirkulasi darah, di paru paru atau insang serta rekasi
kimia yang terjadi didalam darah.
Alat Pernapasan
F Alat Pernapasan dalam Air
1. Pernapasan difusi dan integumen
Hewan hewan kecil seperti protozoa, cacing pipih, dan ubur ubur
memperoleh oksigen melalui difusi pada permukaan tubuhnya. Pada sebagian
hewan yang memiliki alat respirasi khusus juga memperoleh oksigen malalui
difusi permukaan tubuh, contohnya adalah katak, belut, cacing tanah serta
beberapa serangga air, hewan hewan tersebut memiliki kulit yang tipis dan
banyak mengandung pembuluh darah sehingga memungkinkan oksigen
berdifusi melalui kulit menuju ke dalam pembuluh darah.
2. Pernapasan dengan Insang
Insang merupakan evaginasi dari permukaan tubuh. Pada ikan, aliran
air akan melintasi insang didorong dan ditarik oleh pompa insang yang efisien
F

serta dibantu oleh gerakan ikan didalam air.


Alat Pernapasan di Darat
1. Paru Paru
Paru paru difusi merupakan paru paru yang melakukan pertukaran gas
dengan atmosfer sekitar hanya dengan proses difusi seperti pulmonata,
scorpion, dan beberapa isopoda. Paru paru difusi diventilasi oleh udara tidal,
yaitu udara yang langsung keluar masuk paru paru. Paru paru mamalia
diperluas dengan adanya jutaan alveoli (kantong kecil). Masing masing
3

RESUME SISTEM RESPIRASI/ ZEFRY OKTA WARDANA/150342600433/OFF. G/S1 BIOLOGI

alveolus dindingnya dipenuhi dengan anyaman kapiler darah. Pada sistem


pernapasan burung ventilasinya diatur sedemikian rupa sehingga udara
inspirasi maupun ekspirasi tidak langsung mengalir melalui paru paru.
2. Trakhea
Trakea merupakan alat pernapasan khas yang terdap[at pada insekta,
terdiri atas suatu sistem pembuluh udara (trakhea) yang bercabang cabang,
dimulai dari cabang besar yang makin lama percabangan tadi makin kecil dan
akhirnya masing masing cabang adi berakhir pada sel tubuh. Pertukaran gas
pada trakea dilakukan secara difusi, tetapi pada beberapa insekta terutama pada
insekta yang aktif, pada bagian tertentu trakheanya memiliki suatu sistem
pemompaan udara satu arah.
Pertukaran Gas -Gas Pernafasan
Setelah paru-paru terisi udara, oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam darah
melalui cairan interstisial, dan akhirnya ke dalam sel. Karbondioksida berdifusi pada
arah berlawanan, dari sel melalui cairan interstisial ke dalam alveoli. Menurut hukum
Dalton, setiap gas dalam campuran gas mempergunakan tekanannya sendiri sepertinya
gas lain dalam campuran tidak ada. Tekanan demikian disebut dengan tekanan parsial
yang disimbulkan dengan huruf p. Tekanan total campuran gas diperoleh dengan
menjumlahkan semua tekanan parsial. Udara atmosfer juga merupakan campuran
beberapa gs, yaitu oksigen, karbondioksida, nitrogen, uap air, dan sejumlah gas-gas
lain yang jumlahnya sedikit. Tekanan atmosfer adalah jumlah tekanan semua gas ini
yaitu = pO2 + Pco2 + pN2 + pH2O = 760 mmHg.
Kapasitas Paru-paru
Volume udara di dalam paru-paru tergantung pada kekuatan inspirasi atau
a.
b.

ekspirasi. Dikenal beberapa macam udara paru-paru yaitu udara pernafasan, yaitu :
Volume tidal (udara pernafasan)
Volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya 500 ml.
Volume cadangan inspirasi (udara komplementer)
Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernafas

c.

(inspirasi) biasa, yang besarnya 1500 ml.


Volume cadangan ekspirasi (udara suplementer)
Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan

d.

nafas (ekspirasi) biasa, besarnya 1500 ml.


Kapasitas inspiratori
Kapasias inspiratori adalah volume udara maksimum yang dapat dihirup setelah
melakukan ekspirasi biasa. Kapasitas inspiratori = volume tidal + udara komplemen.

e.

Besarnya rata-rata 3500 ml.


Volume sisa / residu
Volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah mengeluarkan nafas
(ekspirasi) maksimal, besarnya 1000 ml.
4

RESUME SISTEM RESPIRASI/ ZEFRY OKTA WARDANA/150342600433/OFF. G/S1 BIOLOGI

f.

Kapasitas residu fungsional


Kapasitas residu fungsional adalah volume udara dalam paru-paru yang masih
tertinggal setelah suatu ekspirasi pasif normal. Kapasitas residu fungsional =

g.

h.

cadangan + udara residu. Besar rata-ratanya 2200 ml.


Kapasitas vital paru-paru (vital cavasity)
Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan
inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya 3500 ml.
Jadi, kapasitas vital = V tidal + V cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.
Kapasitas total paru-paru (total lung volume)
Volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin, yang

besarnya 4500 ml.


Pengaturan Pernafasan
Bila kebutuhan oksigen meningkat, maka ventilasi organ respirasi harus
ditingkatkan. Demikian juga, bila konsentrasi oksige dalam medium turun, hewan
harus mengkompensasi dengan meningkatkan ventilasi, atau dengan meningkatkan
jumlah oksigen yang diekstraksi dari udara respirasi atau keduanya. Faktor yang
mempengaruhi pengaturan pernapasan adalah konsentrasi karbondioksida dalam paru
paru.
Pusat pengendali pernapasan pada mamalia terdapat dalam medula oblongata dan
pons varolli. Pusat pernafasan tersebut terdiri dari sejumlah sel sel saraf yang terpisah
menjadi pusat inspirasi dan pusat ekspirasi yang kerjanya berlawanan. Apabila neuron
inspirasi mengirimkan impuls lewat neuron inhibitori dihentikan (dikurangi).
Sebaliknya bila aktivitas neuron inspiratori istirahat, maka neuron ekspiratori menjadi
aktif.
Khemoreseptor periferal merupakan saraf yang sensitif terhadap penurunan
oksigen dalam darah, saraf ini terdapat pada arteri karotis komunis dan pada lengkung
aorta. Penurunan oksigen dalam darah arterial akan mengaktifkan khemoreseptor yang
selanjutnya direspon dalam bentuk peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan.
Kendali Respirasi
Irama dasar respirasi dikendalikan oleh sistem saraf dalam medula dan pons.
Ukuran rongga dada dipengaruhi oleh kegiatan otot pernafasan. Otot-otot ini berkontraksi
dan relaksasi sebagai respon implus saraf yang ditransmisi kepadanya dari pusat otak.
Area penyampai impuls saraf ke otot pernafasan terletak bilateral dalam bentuk retikular
batang otak, inilah yang disebut pusat pernafasan. Pusat pernafasan terdiri dari gugus
neuron yang tersebar luas, berdasarkan fungsi dipisahkan menjadi tiga area, yaitu
medullary rhytmicity area dalam medulla, pneumothaxic area dalam pons, apneustic area
dalam pons.
a. Medullary Rhytmicity Area
5

RESUME SISTEM RESPIRASI/ ZEFRY OKTA WARDANA/150342600433/OFF. G/S1 BIOLOGI

Fungsi medullary rhytmicity area adalah untuk mengendalikan irama dasar


respirasi. Pada keadaan istirahat, biasanya inspirasi berlangsung selama dua detik
dan ekspirasi selama tiga detik, ini adalah irama dasar respirasi. Di dalam medullary
rhytmicity area, ada dua neuron yaitu neuron inspiratori dan neuron ekspiratori yang
terdiri dari area inspiratory dan area expiratori. Irama dasar respirasi ditentukan oleh
implus saraf dalam area inspiratori. Implus saraf dari area inspiratori aktif
berlangsung selama kira-kira dua detik dan terus ke otot-otot inspirasi. Implus
mencapai diafragma melalui saraf frenikus dan otot-otot interkostalis eksternal
melalui saraf interkostalis. Bila implus saraf mencapai otot inspiratori, otot kontraksi
dan terjadilah inspirasi. Pada akhir dua detik, otot inspiratori menjadi tidak aktif lagi,
b.

dan siklus berulang dengan sendirinya terus menerus.


Pneumotaxic Area
Pneumotaxic area berada pada bagian pons. Ia terus menerus mentransmisi
implus penghambat ke area inspiratori. Pengaruh implus ini menutup area inspiratori
sebelum paru-paru dipenuh oleh udara. Dengan kata lain, implus membatasi inspirasi

c.

sehingga memudahkan ekspirasi.


Apneustic Area
Bagian lain sistem saraf yang mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan
ekspirasi adalah apneustic area dibagian bawah pons. Ia menyampaikan implus ke
area inspiratori yang menggiatkannya dan memperpanjang inspirasi, sehingga
menghambat ekspirasi. Ini terjadi bila pneumotaxic area tidak aktif. Bila
pneumotaxic area aktif, ia akan mengesampingkan apneustic area.

Faktor-faktor lain yang mengendalikan respirasi adalah :


a. Kenaikan suhu tubuh karena kerja otot yang giat atau selama demam,
kecepatan respirasi bertambah.
b. Sakit yang mendadak dan hebat menimbulkan apnea, tetapi sakit yang lama
menyebabkan penyesuaian penyakit dan menaikkan kecepatan respirasi.
c. Peregangan otot sfingter anal menaikkan kecepatan respirasi.
d. Iritasi faring atau laring karena sentuhan benda atau zat kimia menimbulkan
penghentian pernafasan dengan segera yang diikuti batuk.

Anda mungkin juga menyukai