Suatu hari ada tukang roti lewat, terus teman gue congli manggil, lalu tukang roti itu pun
nyamperin kami yang lagi duduk-duduk santai di taman depan rumah.
Congli : "Roti apa aja yang ada, bang?"
Tukang Roti : "Macam-macam, dek."
Congli : "Yang ini roti rasa apa bang?"
Tukang Roti : "Yang ini nanas."
Congli : "Kalo yang ini?"
Tukang Roti : "Ini mah kelapa dek."
Congli : "Kalo yang ini roti rasa apa bang?"
Tukang Roti : "Kalo yang ini rasa srikaya dek."
Congli : "Terus, rotinya yang mana bang? Dari tadi kok sebutin buah-buahan melulu,
emangnyaabang jual buah apa roti? Kalo kayak gini gue gak jadi beli deh.
Tukang Roti : "
Seketika itu tukang roti pun mendadak pingsan.
Bagian-bagian struktur dari teks diatas (Tukang Roti) adalah :
Krisis : Terus rotinya mana bang? Dari tadi kok sebutin buah-buahan melulu,
emangnya abang jual buah apa roti? Kalo kayak gini gue gak jadi beli deh.
Bodrex
Suatu hari pada bulan puasa, ada seorang nenek sedang puasa tiba-tiba kepalanya sakit, dengan
panik si nenek itu pun langsung meminum obat bodrex yang ada dirumahnya, cucunya pun
melihat kejadian tersebut langsung bertanya.
Cucu : "Nenek kan lagi puasa, kenapa minum obat?"
Nenek : "Itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan saja !!!"
Bagian-bagian struktur dari teks diatas (bodrex) adalah :
Krisis : Dengan panik si nenek itu pun langsung meminum obat bodrex yang
ada dirumahnya
Koda : Si nenek pun menjawab, "Itulah okenya bodrex, bisa diminum kapan
saja !!!"
Pencuri Sendal
Pada suatu siang yang panas, Bejo sedang asik memakan soto dengan lahap mangkuk demi
mangkuk, sehingga kalau diibaratkan obat, Bejo telah overdosis.
Sesudah kenyang, Bejo bergegas pulang dengan perut buncit. Ditengah jalan Bejo mengalami
kecelakaan, untungnya Bejo tidak apa-apa, namun apesnya, kecelakaan itu memakan korban
yaitu sendal Bejo.
Dengan terpaksa Bejo berjalan tanpa alas kaki. Deritanya bertambah karena rumahnya masih
jauh. Akhirnya Bejo memilih pergi untuk membeli sendal, namun apa daya, uangnya tinggal 500
rupiah.
Mendadak Bejo mempunyai ide. Ia berniat untuk mencuri sendal, ternyata rencananya berjalan
mulus, ia mendapat sendal berwarna ungu. Bejo bergaya seolah pemilik sendal itu.
Tidak diduga pemilik aslinya sadar bahwa Bejo mencuri sendalnya, "Woy, maling, maling
sendal!" Teriak pemilik sendal tersebut. Seperti ibu-ibu mengejar diskon akhir tahun, pemilik
sendal tersebut berlari mengejar Bejo. Apesnya Bejo, perutnya yang buncit membuatnya mudah
tertangkap.
Tidak diduga, pemilik sendal tersebut melaporkan tindakan Bejo ke polisi.
Bagian-bagian struktur teks diatas (Pencuri Sendal) adalah :
Orientasi : Bejo sedang asik memakan soto dengan lahap mangkuk demi
mangkuk, sehingga kalau diibaratkan obat, Bejo telah overdosis.
Reaksi : Tidak diduga pemilik aslinya sadar bahwa Bejo mencuri sendalnya
Pada suatu pagi yang cerah, Andi menanyakan sebuah tebak-tebakan kepada Jono. Entah dari
mana tebak-tebakan itu ia peroleh.
Andi : "Jon, bis apa yang bisa masuk ke telinga?"
Jono : "Bisul"
Andi : "Betul, terus bis apa yang bisa masuk mushalla?"
Baru sejenak Jono berpikir dan belum sempat menjawab, Andi langsung menjawabnya sendiri.
Andi : "Bismillah dong, jon!"
Jono : "Oh iya benar, pintar kamu ndi"
Bagian-bagian struktur teks diatas (Bis yang bisa masuk mushalla) adalah :