“Tukang Roti”
Di suatu hari, datang tukang roti yang melalui depan rumah, kemudian teman ane si
enggal memanggil dia. Tak lama, datanglah tukang roti itu mendekati kita yang sedang
istrirahat santai di taman depan rumah.
Enggar : “Adanya Roti jenis apa saja bang ?” Tukang Roti : “Bisa bermacam maca,
dek.” Enggar : “Terus bang, roti ini apa yah rasanya ?” Tukang Roti : “Roti ini coklat
dek rasanya.” Enggar : “Kalo roti ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “roti rasa strawberry dek.” Enggar : “kalo ini rasa apa bang ?” Tukang
Roti : “ini rasa nanas dek.”
Enggar : “Loh, terus mana rotinya bang ? sejak tadi mulu bicaranya buah-buahan terus ?
memangnya abang jual apa sih, roti atau buah ? Jika kaya begini ane gak jadi jadi beli
bang”
Tukang Roti : *Hening*
Analisis Struktur
Abstraksi : Di suatu hari, datang tukang roti yang melalui depan rumah,
Orientasi : kemudian teman ane si enggal memanggil dia
Krisis : “Loh, terus mana rotinya bang ? sejak tadi mulu bicaranya buah-buahan terus ?
memangnya abang jual apa sih, roti atau buah ? Jika kaya begini ane gak jadi jadi beli
bang”
Reaksi : *Hening*
Koda : Dalam sekejab si tukang jual roti tersebut pingsan mendadak.
“Kesetrika”
Di suatu pagi yang masih cemerlang, muncul sesosok laki-laki yang sedang ke rumah
sakit sebab kedua buah telinganya lagi kena luka bakar.
Doker : Apa yang terjadi dengan alat pendengaran anda pak?
Pasien : Ceritanya saya sedang menyetrika pakaian, saat itu saya mendapati telpon saya
berdering. Karena reflek saya tempelkan setrika ke telinga kiri, dok.
Dokter : Oh, saya faham dengan keluhan bapakapa yang terjad dengan telinga bapak
sebelah sebelah kanan ?
Pasien : Nah ini ia masalahnya dokter, saya mendapatkan telpon yang sama lagi.