Anda di halaman 1dari 2

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk mendiagnosis adanya asfiksia


pada bayi (pemeriksaan diagnostik) yaitu:
a. Pemeriksaan pH darah janin
Dengan menggunakan amnioskopi yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada
kulit kepala janin dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis
menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu sampai turun dibawah 7,2 hal itu dianggap sebagai
tanda bahaya (Wiknjosastro, 2007). Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

b.

Analisa Gas Darah

Analisa dilakukan pada darah arteri, penting untuk mengetahui adanya asidosis dan alkalosis
respiratorik/metabolik. Hal ini diketahui dengan tingkat saturasi SaO2 dan PaO2. Pemeriksaan ini
juga dilakukan untuk mengetahui oksigenasi, evaluasi tingkat kemajuan terapi (Muttaqin, 2008).
Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Imunologi. Jakarta: Salemba Medika

c.

Elektrolit Darah

Komplikasi metabolisme terjadi di dalam tubuh akibatnya persediaan garam-garam elektrolit


sebagai buffer juga terganggu kesetimbangannya. Timbul asidosis laktat, hipokalsemi,
hiponatremia, hiperkalemi. Pemeriksaan elektrolit darah dilakukan uji laboratorium dengan test
urine untuk kandungan ureum, natrium, keton atau protein (Harris, 2003).
d.

Gula darah

Pemeriksaan gula darah dilakukan uji laboratorium dengan test urine untuk kandungan glukosa.
Menurut Harris (2003), penderita asfiksia umumnya mengalami hipoglikemi.

e.

Pemeriksaan radiologik

Pemeriksaan radiologik seperti ultrasonografi (USG),computed tomography scan (CT-Scan) dan


magnetic resonance imaging (MRI) mempunyai nilai yang tinggi dalam menegakkan diagnosis
f.
g.
h.
i.

USG ( Kepala )
Penilaian APGAR score
Pemeriksaan EGC dab CT- Scan
Foto polos dada

Anda mungkin juga menyukai