Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

DI SUSUN OLEH:

NI PUTU AYU SUCITA DEWI P07120216049

TINGKAT 1B SEMESTER II DIV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2017
Praktikum I

I. Judul :
Penentuan Golongan Darah.
II. Tujuan :
Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah secara singkat dan
akurat.
III. Dasar Teori :
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian
disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan
darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen
B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan
B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
(Alrasyid, 2010). Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan
dari orang tua kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996)
membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan
O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung
oleh eritrosit (sel darah merah)
IV. Cara Kerja :
Pertama, siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk menentukan
golongan darah seperti, alcohol 70%, buffer antigen, dan relawan yang ingin
di tes golongan darahanya. Kemudian, sterilisasi ujung jari relawan yang
akan diambil darahnya dengan alcohol 70%. Lalu gunakan jarum steril
untuk mengambil darah klien. Teteskan sebanyak 2 tetes darah klien pada
objek gelas yang disediakan. Selanjutnya, teteskan buffer antigen pada
masing-masing tetesan darah dan perhatikan perubahan pada tetesan darah
apakah ada penggumpalan pada darah tersebut atau tidak.
V. Hasil :

A B
VI. Pembahasan :
Sampel A: Setelah di tetesi serum anti a dan b, sampel darah A mengalami
penggumpalan pada darah yang diberi serum anti B. ini menandakan bahwa
sampel A tersebut merupakan darah dengan golongan darah B.
Sampel B: Setelah ditetesi serum anti a dan b, sampel darah B tidak
mengalami penggumpalan. Ini menandakan bahwa sampel darah tersebut
merupakan golongan darah O.
VII. Kesimpulan
Dari uji golongan darah di atas dapat disimpulkan bahwa golongan darah B
memiliki antigen A, sehingga jika darah ditetesi dengan anti serum B, maka
akan mengalami penggumpalan. Sedangkan untuk golongan darah O, tidak
memiliki antigen a dan b, sehingga jika dietesi anti serum a maupun b, darah
tidak akan menggumpal.
VIII. Daftar Pustaka :
Ahmad, Fauzi. 2010. Golongan Darah (Online). Available:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22776/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=6C27173DCAEC7B532AC886D51322373B?
sequence=5. Diakses pada tanggal 14 Mei 2017 pukul 18.27 Wita.

Sasmita, Candra. 2008. Pengenalan Golongan Darah Jenis ABO (Online).


Available: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124306-R030878.pdf. Diakses
pada tanggal 14 Mei 2017 pukul 18.25 Wita.
Praktikum II

I. Judul :
Presipitasi Protein.
II. Tujuan :
Untuk menguji adanya protein di dalam putih telor.
III. Dasar Teori :

Protein merupakan zat yang sangat penting bagi tubuh manusia karena
berfungsi sebagai bahan bakar bagi tubuh apabila keperluan energi
dalam  tubuh tidak terpenuhi oleh senyawa organik lain seperti karbohidrat
dan lemak. Di samping itu, protein juga berfungsi sebagai zat pengatur
proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan
dan pembuluh darah.

Setiap bahan pangan mengandung kadar protein yang berbeda-beda


tergantung pada jenis bahan pangan tersebut. Terdapat beberapa bahan
pangan yang mengandung kadar protein yang tinggi dan bahan pangan yang
mengandung kadar protein yang rendah. Untuk mengetahui apakah bahan
pangan tersebut mengandung protein serta berapa jumlah protein yang
dikandung bahan pangan tersebut dilakukan pengujian kadar protein
terhadap suatu bahan.

Pengujian kadar protein suatu bahan pangan, dapat dilakukan dengan dua
pengujian. Salah satunya adalah dengan uji kualitatif protein yang berguna
untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya protein.

IV. Cara Kerja :


Pertama, siapkan alat dan bahan berupa albumin/putih telor di dalam gelas
ukur, cairan reagen berupa CuSO4 di dalam gelas ukur, pipet tetes, dan
tabung reaksi. Kemudian, masukkan albumin/putih telor sebanyak 2ml ke
dalam tabung reaksi. Setelah itu, masukkan beberapa tetes cairan CuSO 4 ke
dalam gelas ukur yang sudah diisi dengan albumin/putih telor dengan
menggunakan pipet tetes sambil tabung reaksi di goyang-goyangkan,
sampai terbentuk endapan yang berwarna putih.

V. Hasil :

VI. Pembahasan :

Penambahan CuSO4 ini bereaksi dengan adanya


penggumpalan. Penggumpalan ini terjadi dikarenakan penambahan CuSO4
yang bersifat logam berat  mengakibatkan denaturasi
protein karena pemecahan ikatan peptida sehingga ion H akan bereaksi
dengan gugus amino. Putusnya ikatan-ikatan ionik tersebut menjadikan
albumin kehilangan daya larutnya akibatnya protein akan menggumpal. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Marzuki (2012) yang menyatakan bahwa jika
putih telur diuji dengan  uji pengeruh asam dan basa kuat, maka beberapa
asam akan membentuk gumpalan dan ada yang membentuk endapan dan
didukung oleh pernyataanFrederica (2012) bahwa penambahan basa
misalnya KOH atau NaOH dapat menyebabkan denaturasi, yang berakibat
pada penggumpalan protein.

VII. Kesimpulan :
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa putih telor mengandung
protein. Ini dibuktikan karena terbentuknya endapan putih yang terdapat
pada larutan di tabung reaksi. Protein dapat rusak apabila bereaksi dengan
logam berat seperti CuSO4

VIII. Daftar Pustaka :


Aris, Hasrah. 2014. Laporan Praktikum (Online). Available:
http://hasrahhariss.blogspot.co.id/2014/11/laporan-praktikum-atl-uji
kualitatif.html. Diakses pada tanggal 14 Mei 2017 pukul 18.45 Wita

Lestari, Stephanie. 2015. Laporan Uji Proein (Online). Available :


https://www.academia.edu/30218546/LAPORAN_UJI_PROTEIN.docx?
auto=download. Diakses pada tanggal 16 Mei 2017 pukul 20.05 Wita.

Praktikum III
I. Judul :
Uji Xhantoprotein
II. Tujuan :
Untuk mengetahui kandungan protein didalam putih telor.
III. Dasar Teori :

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus. Protein banyak terdapat pada tubuh makhluk hidup maupun makanan.
Keberadaan protein dalam makanan dapat dilakukan dengan uji protein pada
suatu larutan tersebut, contohnya pada albumen.

Uji protein dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengna uji
Xanthoprotein dan Presipitasi protein. Dalam uji Xanthoprotein, dilakukan
serangkaian perlakuan hingga hasil akhirnya berupa larutan orange.
Sedangkan dalam uji presipitasi protein, sample akan terbentuk endapan
putih.

IV. Cara Kerja :

Pertama, siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum uji
xhantoprotein seperti larutan albumin telor didalam gelas ukur, reagent
HNO3, reagent NaOH, pipet tetes yang akan digunakan untuk mengambil
reagent, serta tabung reaksi dan pinset. Setelah alat dan bahan siap,
Kemudian ambil 2ml larutan albumin telor dan letakkan didalam tabung
reaksi, tambahkan beberapa reagent HNO3 dengan pipet tetes ke dalam
tabung reaksi secara perlahan, dan perhatikan terbentuknya presipitasi putih
pada larutan tersebut. Setelah terbentuk endapan, panaskan larutan dalam
tabung reaksi tersebut menggunakan pinset agar tangan terhindar dari panas
hingga presipitasi akan larut dan berwarna kuning. Kemudian, dinginkan
larutan yang sudah terbentuk presipitasi kuning tersebut, dan tambahkan
secara perlahan reagent NaOH hingga larutan yang sudah terbentuk
presipitasi tersebut berubah warna menjadi orange.

V. Hasil :

VI. Pembahasan :

Uji Xanthoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan


untuk menunjukkan keberadaan gugus benzene. Metode analisis protein ini
menggunakan larutan asam nitrat pekat, yang merupakan salah satu asam
pekat. Larutan asam nitrat berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus
benzena. Larutan asam nitrat ini ditambahkan dengan ke dalam larutan
protein. Setelah kedua larutan tersebut tercampur maka akan terjadi reaksi
ini sehingga terbentuk endapan berwarna putih. Langkah selanjutnya
dilakukan pemanaskan terhadap larutan tersebut, pada tahapan ini endapan
berwarna putih akan berubah warna menjadi kuning. Reaksi perubahan yang
terjadi tersebut disebut nitrasi pada inti dari benzena yang terdapat pada
molekul dari protein. Hasil positif pada uji xanthoprotein adalah munculnya
gumpalan warna putih. Pada pemanasan, warna gumpalan putih tersebut
akan berubah menjadi kuning yang akhirnya berubah menjadi orange jika
ditambah dengan larutan basa.

Pada pengujian ini, albumin sebanyak 2 ml pertama-tama diteteskan HNO 3


yang memiliki warna larutan bening sebanyak 6 tetes. Awalnya albumin
yang berwarna kuning bening, setelah diteteskan terbentuk presipitat putih.
Hal ini dikarenakan albumen yang terkandung protein mengalami
pemutusan ikatan peptida karena gugus –COOH dan –NH 2 lebih tertarik
dengan gugus H+ dan NO3- dari HNO3. Kemudian, setelah itu dilakukan
pemanasan. Dalam proses pemanasan, atom N lepas dari senyawa. Sehingga
hanya tersisa H2O3. Pelepasan atom N ini menyebabkan perubahan warna
menjadi kuning.

Setelah itu, dilakukan penambahan NaOH yang memiliki warna larutan


bening. Penambahan NaOH menyebabkan terjadinya perubahan warna
menjadi orange dikarenakan terbentuknya kompleks antara H 2O3dengan
NaOH, yaitu sebagai berikut :

H2O3  2H+ + O3-


NaOH  Na+ + OH-
Membentuk :
Na+ + O3-  NaO3
2H+ + OH-  2H2O
Terbentuknya senyawa NaO3 menyebabkan perubahan warna dari
kuning menjadi orange.
VII. Kesimpulan :
Pengujian kandungan protein dapat dilakukan dengan berbagai pengujian
antara lain uji Xanthoprotein dan presipitasi protein. Pada uji protein ini
digunakan bahan berupa albumen yang merupakan suatu larutan yang cocok
digunakan dalam bahan pengujian ini dikarenakan kayanya kandungan
protein dalam larutan ini.
Pada pengujian Xanthoprotein, dapat ditarik kesimpulan bahwa protein
mudah rusak apabila dalam kondisi asam pekat, pemanasan, maupun basa
pekat.
 Protein akan membentuk presipitat putih bila direaksikan dengan asam
pekat
 Protein akan berubah warna menjadi kuning dan padat bila dipanaskan
 Protein akan berubah warna menjadi orange bila direaksikan dengan
basa pekat
VIII. Daftar Pustaka :
Lestari, Stephanie. 2015. Laporan Uji Proein (Online). Available :
https://www.academia.edu/30218546/LAPORAN_UJI_PROTEIN.docx?
auto=download. Diakses pada tanggal 16 Mei 2017 pukul 20.05 Wita.

Praktikum IV
I. Judul :
Uji Lemak.
II. Tujuan :
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif lemak.
III. Dasar Teori :

IV. Cara Kerja :

V. Hasil :

VI. Pembahasan :

VII. Kesimpulan

VIII. Daftar Pustaka :

Praktikum IV
I. Judul :
Uji Yodium
II. Tujuan :
Untuk mrngetahui kandungan yodium
III. Dasar Teori :

IV. Cara Kerja :


Pertama, kita siapkan terlebih dahulu ala dan bahan yang akan digunakan
untuk praktikum uji yodium. Alat dan bahan yang digunakan antara lain,
larutan pati 1%, , larutan yodium 0,01 M, dan larutan Na 2S2O3 1% serta
untuk alat-alatnya yaitu 2 tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, 2 pipet
tetes, dan alat pemanas. Setelah alat dan bahan disiapkan, selanjutnya masuk
ke tahap kerja. Pertama, siapkan 2 buah tabung reaksi, masing-masing
tabung diisi 5ml larutan pati 1%. Kemudian, masing-masing tabung di
tambahkan 3 tetes larutan yodium 0.01M secara perlahan. Setelah itu,
tabung I dipanaskan sampai warna biru hilang, kemudian di dinginkan.
Kemudian, untuk tabung II ditambahkan larutan N2S2O3 1% tetes demi
tetes hingga warna biru menghilang.
V. Hasil :

VI. Pembahasan :
Kondensasi iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida
dapatmenghasilkan warna yang khas. Hal ini disebabkankarena dalam laruta
n pati,terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena
adanya ikatan dengankonfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini
menyebabkan pati dapat membentukkompleks dengan molekul iodium yang
dapat masuk ke dalam spiralnya, sehinggamenyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut (Fessenden, 1986).
Larutan amilum setelah ditetesi iodium (sebelum dipanaskan) larutan
berwarnaputih bening. Namun, setelah dipanaskan warna larutan tetap putih 
bening tetapi ada endapan berwarna ungu didasar tabung reaksi. Hal ini men
unjukkan bahwa terjadi hidrolisis pati pada saat pemanasan. Adapun
endapan yang muncul di dasar tabung ini disebabkan
karena proses hidrolisis pati yang tidak sempurna. Endapan ini merupakan si
sa dari butir-butir amilum (Diwan, 2012).
Ikatan antara iod dan amilum berupa ikatan semu karena dapat putus saat
dipanaskandan terbentuk kembali pada saat didinginkan. Apabila
dipanaskan rantai amilum akanmemanjang sehingga iod mudah terlepas,
sama halnya ketika didinginkan, rantai padaamilum akan mengerut sehingga
iod kembali terikat dengan amilum. Hal ini karenakemampuan
menghidrolisis sehingga amilum berubah menjadi glukosa. Pengujian
amilum dilakukan dalam suasana asam, basa dan netral. Penambahan
larutan iod 0,01 M pada
air pada suasana basa tidak terjadi perubahan warna karena iod tidak berikat
an denganamilum (Sherly, 2012).
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam
suasana
asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederh
ana, hasilnya diujidengan iodium yang akan memberikan warna biru sampai
tidak berwarna. Jika amilosadireaksikan dengan iodium maka akan
berwarna biru, sedangkan jika amilofektindireaksikan dengan iodium akan
memberikan warna ungu kehitaman
VII. Kesimpulan :
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Kandungan karbohidrat pada suatu bahan pangan dapat diketahui dengan
melakukan pengujian secara kualitatif metode uji iodin.
2. Prinsip dari penetapan karbohidrat dengan metode uji iodin untuk
mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodin. 
Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,

VIII. Daftar Pustaka :


Togatorop, Evan. 2014. Uji Kualitatif Krbohidrat Metode Iodin (Online).
Available: https://www.scribd.com/doc/250865163/Uji-Kualitatif-
Karbohidrat-Metode-Iodin. Diakses pada tanggal 16 Mei 2017 Pukul 20.45
Wita.
Wilia, Fitriah. 2015. Uji Kualitatif Karbohidrat Metode Iodin (Online).
Available : http://dokumen.tips/documents/uji-kualitatif-karbohidrat-
metode-iodin.html. Diakses pada tanggal 16 Mei 2017 Pukul 20.48 Wita.

Praktikum VI
I. Judul :
Uji Fotosintesis
II. Tujuan :

Mengetahui dan memahami pengaruh cahaya terhadap sintesis amilum


(karbohidrat) pada tumbuhan.
III. Dasar Teori :

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat
organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang
memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari. Reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul
karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi
cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam
molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari
proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya
matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Sel-
sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang
merupakan tempat terjadinya fotosintesis.
Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk
oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau
daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau,
termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel
penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam
daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa kepadatan
kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah
juta per milimeter persegi. Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi,
untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap
bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang
dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu
tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari.
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan
mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena
klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.
IV. Cara Kerja :

Bungkuslah beberapa helai daun tanaman hijau dengan kertas aluminium


foil/ kertas timah biarkan selama satu malam, pada keesokan harinya
petiklah daun yang di bungkus dan yang tidak di bungkus, panaskan air
secukupnya menggunakan panci kecil, kemudian masukan gelas kaca yang
berisi daun yang dibungkus dan daun yang tidak di bungkus dan alkohol
kedalam panci kecil untuk di rebus hingga warna hijau pada daun
menghilang berubah menjadi putih, ambil daun yang di rebus tadi
menggunakan pinset dan letakkan pada cawan kaca, tetesi daun
menggunakan larutan iodin dan amati perubahan warna yang terjadi.
V. Hasil :

VI. Pembahasan :

Setelah daun dipetik, daun direndam dalam air mendidih dengan tujuan
untuk mematikan sel-sel tanaman dan melunakkan jaringan daun.
Selanjutnya dipanaskan dalam tabung reaksi yang berisi alcohol. Alcohol
berfungsi sebagai pelarut, agar melarutkan dan meluruhkan klorofil daun.
Dan jika hasil percobaan terlihat pada daun yang tidak ditutup kertas timah
berwarna hitam, ini menunjukkan bahwa bagian yang tidak terpapar sinar
matahari tidak menghasilkan amilum, sebab tidak mengalami reaksi
fotosintesis.
VII. Kesimpulan

Pada percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan


mengalami proses fotosintesis, yang menghasilkan amilum. Dan proses
fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. Jika tidak ada sumber cahaya,
maka tumbuhan tidak akan mengalami reaksi fotosintesis.

VIII. Daftar Pustaka :

Norlizaaulia.2014.http://norlizaaulia.blogspot.co.id/2014/03/vbehaviorurldef
aultvmlo.html. Diakses pada tanggal 14 Mei 2017 Pukul 18.45 Wita.

Sangisahi, Dosso. 2015. Prakikum Biologi Membuktikan fotosintesis


menghasilkan amilum (Online). Available:
http://praktikumbiologi.com/test-sach-untuk-membuktikan-fotosintesis-
menghasilkan-amilum/. Diakses pada tanggal 16 Mei 2017 Pukul 20.20
Wita.

Anda mungkin juga menyukai