OLEH :
HERRO AMIANO K. S,Tr,Kep
NIM 23.300.0486
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Asfiksia adalah suatu keadaan dimanan kegagalan nafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Perubahan-perubahan yang terjadi pada asfiksia antara lain hipoksia,
hipervapma, dan asidosis metabolik (Muslihatun, 2011). Asfiksia pada bayi baru lahir
(BBLR) menurut IDAI (Ikatan Dokter anak Indonesia) adalah kegagalan nafas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Prambudi, 2013).
Asfiksia berarti hipoksia yang progesif, penimbunan dan asidosis bila proses ini
berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga
2. KLASIFIKASI
a. Asfiksia Livida (biru) ciri-cirinya : warna kulit kebiru-biruan, tonus ototmasih baik,
b. Asfiksia Pillida (putih) ciri-cirinya : warna kulit pucat, tonus otot sudah berkurang, tidak
3. ETIOLOGI
Gomelia (2009) yang dikutip dari AHA dan American Academy of Pediatrics (AAP)
mengajukan penggolongan penyebab kegagalan pernasafan pada bayi yang terdiri dari :
a. Faktor ibu
1) Hipoksia ibu : hal ini berakibat pada hipoksia janin. Hipoksia ibu dapatterjadi
b. Faktor Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya
c. Faktor janin
pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antaraibu dan janin. Hal
ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusatmenumbung, tali pusat melilit leher dan
lain-lain.
d. Faktor neonates
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal,
yaitu :
2) Trauma persalinan.
a. Asfiksia berat
b. Asfiksia sedang
darah pada awalnya meningkat dan bayi melakukan upaya megap-megap. Bayi kemudian
masuk pada periode apnea primer. Bayi yang menerima stimulasi adekuat selama apnea
primer akan melakukan usaha nafas dan bayi yang mengalami asfiksia jauh lebih berbeda
dalam tahap apnea sekunder. Apnea sekunder cepat menyebabkan kematian kalau tidak
dibantu dengan pernafasan buatan dan warna bayi berubah dari biru menjadi putih karena
bayi baru lahir menutupi sirkulasi perifer sebagai upayamemaksimalkan aliran darah
Kurangnya oksigen dalam periode singkat menyebabkan metabolisme pada bayi baru
lahir berubah menjadi metabolisme anaerob, terutama karena kurangnya glukosa yang
dibutuhkan sebagai sumber energi pada saat darurat. Neonatus yang lahir melalui seksio
sesaria, terutama jika tidak ada tanda persalinan, tidak mendapatkan pengurangan cairan
paru dan penekanan padatoraks sehingga mengalami paru-paru basah yang lebih persisten.
Situasi ini dapat mengakibatkan takipnea sementara pada bayi baru lahir Transient
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
kecil pada kulit kepala janin dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pH-
nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu sampai turun dibawah
Analisa dilakukan pada darah arteri, penting untuk mengetahui adanya asidosis
dan alkalosis respiratorik/metabolik. Hal ini diketahui dengan tingkat saturasi SaO2 dan
c. Elektrolit Darah
laboratorium dengan test urine untuk kandungan ureum, natrium, keton atau protein
(Harris, 2003).
d. Gula darah
hipoglikemi.
e. Pemeriksaan radiologic
(CT-Scan) dan magnetic resonance imaging (MRI)mempunyai nilai yang tinggi dalam
menegakkan diagnosis.
f. USG ( Kepala )
7. PENATALAKSANAAN
a. Pemantantauan golongan darah, denyut nadi, funsi dan sistem jantung dan baru dengan
sampai 4 jam.
b. Mempertahankan jalan napas agar tetap kuat atau baik sehingga prosesoksigenasi cukup
incubator
2) Asfiksia sedang (4-6)
e) Bila belum berhasil angsang pernapasan dengan menepuk, nepuk telapak kaki,
bila tidak berhasil juga pasang penlon masker di pompa box permenit.
f) Bila bayi sedah bernapas tapi masih cyanosis, beriakn terapinatrium dikarbonat
g) Bila bayi sedah bernapas tapi masih cyanosis, beriakn terapinatrium dikarbonat
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berkelanjutan
sehingga terjadi renjatan neonatus sehingga aliran darah keotak menurun. Keadaan ini
akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak,
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia.Keadaan ini
dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya yang disertai dengan
perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantungakan lebih banyak mengalir ke
organ seperti mesentrium atau ginjal. Halini yang menyebabkan terjadinya hipoksemia
pada pembuluh darahmesentrium dan ginjal yang yang menyebabkan pengeluaran urine
sedikit.
c. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan prtukarn gas dan
transportasi sehingga penderita kekurangan persediaan dan kesulitan pengeluaran hal ini
dapat menyebabkan kejang pada bayi tersebut karena disfungsi jaringan efektif.
d. Koma
Apabila pada bayi asfiksia berat tidak segera ditangani akan menyebabkan koma karena
1. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
Dewi. Vivian Nanny. 2011. Asuhan Heonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:Salemba Medika
Morhedd, dkk. 2013.Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Kelima .Missouri: Mosby
Elsevier
Muslihatun, Wati Nur. 2011. Asuhan Neonatus bayi dan balita. Jogjakarta: FitraMaya
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi10 . Jakarta:
EGC
Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Prawiryoharyo, Jarwono. 2010. Buku Ajar Asuhan kesehatan Maternal dan Neonatal .Jakarta:
YPB SP.