Anda di halaman 1dari 11

ASFIKSIA

Dosen Pengampu : Ns Idayati, S.kep,


M.kes

KELOMPOK 8

Yogi Aryanto
Yessi ismiati
Yuli rema
Yulianto
Yuliana dewi
Yulista permata
Yulya erni
BAB I
PEMBAHASAN

1. Definisi

Asfiksia Neotanus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang


tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah
dilahirkan.(Mochtar,1989)

AsfiksiaNeontorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat


bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2
dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

Asfiksia berarti hipoksia yang progresif , penimbunan CO2


dan asisdosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat
mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.
2. Etiologi / Penyebab asfiksia

Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan


gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasukn
oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi didalam
rahim ditunjukan dengan rawat janin yang dapat berlanjut
menjadi asfiksia bayi baru lahir.

Berberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab


asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya;
a) Faktor ibu
b) Faktor Tali pusat
c) Faktor bayi
3. Perubahan Patofisologis dan gambaran klinis

Pernafasan spontan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa


kehamilan dan persalinan. Bila terdapat ganguan pertukaran gas
atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan akan
terjadi asfiksia yang lebih berat.
Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular
yang disebabkan oleh beberapa keadaan ;

a) Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan


mempengaruhi fungsi jantung
b) Terjadi asidosis metabolik yang akan menimbulkan
kelemahan otot jantung
c) Pengisian udara alveolus yang kurang kuat akan
mengakibatkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah
paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem sirkulasi
tubuh lain akan mengalami gangguan. (Rustam,1998)
4. Diagnosis

Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan


dari anoksia / hipoksia janin. Tiga hal yang perlu mendapat
perhatian yaitu ;

a) Denyut jantung janin meningkat kecepatan denyut jantung


umumnya tidak banyak artinya .
b) Mekonium dalam air ketuban meconium pada presentasi
sungsang tidak ada artinya.
c) Pemeriksaan pH darah janin dengan menggunakan
aminioskop yang dimasukan lewat serviks dibuat sayatan
kecil pada kulit kepala janin, contoh ;
darah janin diperkirakan pH nya, adanya asidosis
menyebabkan turunya pH .
5. Penilaian asfiksia pada bayi baru lahir

Aspek paling penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah


menilai bayi, menentukan Tindakan yang akan dilakukan dan
akhirnya melaksanakan resusitasi. Penilaian untuk melakukan
resusitasi ;
a) Pernafasan
b) Denyut nadi
c) Warna kulit agar tidak dipakai untuk menentukan kapan
mulai resusitasi atau membuat keputusan mengenai jalanya
resusitasi.
Apabila penilaian pernafasan menunjukan bahwa bayi tidak
bernafas tau pernafasan tidak kuat, harus segera ditentukan dasar
pengambilan kesimpulan untuk tindakan Vertilasi dengan tekanan
positif (VTP)
6. Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir

Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti


tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC
resusitasi yaitu;

a) Memastikan saluran terbuka


b) Memulai pernafasan
c) Mempertahankan sirkulasi
7. Dampak asfiksia jangka pendek

Jika bayi mengalami gangguan pernafasan, suplai oksigen ke


jaringan dan organ tubuh akan terganggu, akibatnya terjadi
penumpukan karbondioksida, tetapai kekurangan oksigen
sehingga darah akan menjadi asam. Padahal normalnya
keasaman atau pH darah adalah sekitar 7,35-7,45.
Organ yang paling sering mengalami gangguan adalah otak
dengan gejala utama kejang. Kekurangan oksigen juga dapat
menyebabkan pembengkakan otak
8. Dampak asfiksia jangka panjang

a) Gangguan fungsi multi organ pada asfiksia berat pada


redistribusi sirkulasi yang ditemukan pada pasien hipoksia dan
iskemia akut.
b) Dampak system susunan saraf pusat kelainan neuropatologis
yang paling sering ditemukan pada bayi yang mengalami
asfiksia.
c) Gejala klinis biasanya terjadi 12 jam setelah asfiksia berat
yaitu stupor sampai koma
d) Dampak system kardiovalkular bayi dengan asfiksia dapat
mengalami iskemia miokardiatransien.
e) Dampak terhadap ginjal hipoksia ginjal dapat menimbulkan
gangguan perfusi dan dilusi ginjal serta kelainan filtrasi
glomerulus
f ) dampak terhadap saluran cerna bayi asfiksia
mempunyai resiko terjadinya iskemia saluran
cerna.
g ) dampak terhadap hati, hati dapat mengalami
kerusakan yang berat (shock liver) sehingga
fungsinya dapat terganggu.
h ) dampak terhadap sistem darah seringkali
ditemukan akibat rusaknya pembuluh darah,
sumsum tulang gagal memproduksi
trombosit.
i ) dampak terhadap paru dampak asfiksia
terhadap paru adalah hipertensi pulmonal
persisten.
KESIMPULAN

Asfiksia neonatorum yang terjadi pada bayi memiliki dampak buruk yang berbahaya bagi
kehidupan bayi.
Dampak tersebut dapat terjadi dalam jangka pendek atau pun dalam jangka Panjang.
Dampak jangka pendek dari asfiksia pada bayi dapat menyebabkan gangguan pernafasan
yang mmengakibatkan perdarahan dan gangguan pada otak.
Dampak jangka Panjang asfiksia pada bayi yakni gangguan fungsi multi organ,dampak
system susunan saraf pusat,dampak system kardiovaskuler,dampak terhadap ginjal,dampak
terhadap saluran cerna,dampak terhadap hati,dampak terhadap system darah dan dampak
terhadap system paru.

Anda mungkin juga menyukai