Anda di halaman 1dari 21

PENDARAHAN

SALURAN CERNA
PADA NEONATUS
Agus Harianto, Risa Etika, Martono Tri Utomo, Dina Angelika, Kartika
Darma Handayani, Mahendra Tri Arif Sampurna

DIVISI NEONATOLOGI SMF/DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD


DR SOETOMO/FK UNAIR
PENDAHULUAN

Pendarahan pada neonatus:


• mengakibatkan kehilangan darah dan kerusakan
jaringan
• masalah kardiovaskular dan cerebral
• mengancam jiwa
(McMillan, 1998)

Pendarahan GIT :
• Merupakan salah satu sumber pendarahan pada
neonatus
• Manifestasi klinis dari ringan hingga berat dan
mengancam jiwa
(Markowski, 2016).
PENDAHULUAN

Differential Diagnosis
Well-appearing Infants Ill-appearing Infants
Reflux esophagitis Hemorrhagic gastritis
Upper Tract Reactive gastritis Stress ulcer
Vitamin K deficiency
Anal fissure Infectious colitis
Nodular lymphoid hyperplasia Necrotizing enterocolitis
Lower tract Eosinophilic proctocolitis Hirschsprung enterocolitis
Infectious colitis Volvulus

(Boyle J, 2008)
ANAMNESIS
• Luka pada puting payudara pada ibu yang
menyusui
• Riwayat BAB
• Profilaksis vit K
• Ibu mengonsumsi obat-obatan (anticonvulsants,
warfarin, rifampicin, isoniazid) à risk of vit K
deficiency
• Metode pemberian makanan:
üASI
üFormula
• Alergi pada keluarga
• Gangguan pendarahan pada keluarga (Boyle J, 2008).
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
• Tanda vital
• Pemeriksaan kardiovaskular
• Pemeriksaan abdomen
• Pemeriksaan genitourinaria
• Pemeriksaan anus

(Boyle J, 2008).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab:
• Darah lengkap
• Pemeriksaan metabolic
• Kultur: darah, urin, feses
• Pemeriksaan faal koagulasi
• Apt test
• Guaiac test
Imaging:
• Ultrasound
• Radiografi abdomen (Boyle J, 2008).
Gejala
Pendararan saluran Pendarahan saluran cerna
cerna atas / tertelan bawah:
darah ibu: • Diare berdarah
• Hematemesis • Feses bercampur dengan
• aspirasi gaster darah segar
mengandung darah

Pendarahan saluran cerna atas atau bawah :


• Hematosezia
• Melena
• Pendarahan saluran cerna tersamar
(Boyle J, 2008).
Pendarahan Saluran Cerna
Pendarahan saluran cerna atas (Esofagus – lig. Treitz):
• Neonatus sehat: 1.2%
(Yeh and Berquist, 2019).

• Uganda: 23% neonates


• Penelitian lain: 5.5% - 43.5% neonates
(Ombeva, Ndeezi, & Mugalu, 2013).

• 20% pasien NICU menderita ulserasi gaster


• Asfiksia à pendarahan saluran cerna atas
(Kuusela, Maki, & Laippala, 2000).

• Asfiksia, sianosis, kejang neonatal berhubungan


dengan kejadian pendarahan salurancerna
(Ombeva, Ndeezi, & Mugalu, 2013).
Pendarahan Saluran Cerna
Pendarahan serius à hypovolemia, syok, kematian à
sebab??
• stress perinatal,
• hipoksemia,
• gagal napas,
• kelainan jantung bawaan,
• Infeksi
(Ahamed, 2018)
Terapi Pendarahan Saluran Cerna
• Terapi sesuai penyakit yang mendasari
• Stabilisasi hemodinamik: pemberian cairan /
transfusi darah
• Medikasi: mengurangi asam lambung
• Endoscopy
• Pembedahan

(Ahamed, 2018)
Tertelan Darah Ibu
• Tertelan darah ibu merupakan salah satu
penyebab umum muntah berdarah pada bayi
baru lahir.
(Neidich & Cole, 2014)
• Anamnesa dan pemeriksaan fisik penting untuk
menegakkan diagnosis. Apabila ibu menyusui,
tanyakan riwayat puting lecet atau terluka.
(O’Neil & Homme, 2016)

• Pemeriksaan APT-Downey dapat dilakukan


untuk membedakan darah berasal ibu atau
bayi, .
Tes APT-DOWNEY
• Tambahkan 1ml sodium
hidroksida 1% pada 3-5 ml
campuran air dan cairan
aspirat lambung.
Aspirat
Darah Ibu
• Tunggu 2 menit :
Lambung dan
Air

Berubah menjadi kuning


kecoklatan àdarah ibu

Tidak berubah warna à darah


Aspirat Darah Bayi
bayi.
Lambung dan
Air

( Source : https://www.slhd.nsw.gov.au › pdf › GI_Bleeding)


NECROTIZING ENTEROCOLITIS (NEC)

• NEC merupakan
kondisi serius paling
umum ditemukan di
unit neonatal dengan
angka morbiditas dan
mortalitas tinggi.
(Jesse N, 2006)

• Patogenesis
multifaktorial.
(Chu & Chiu, 2015)
Diagnosis NEC

B.Posisi Lateral Dekubitus Kiri;


Udara bebas antara dinding perut dan liver

A. Foto Polos Abdomen ; Pneumatosis Intestinalis (Dimmit and Moss, 2001)


• Diagnosis dan penanganan kasus NEC dapat dilakukan
berdasarkan Modified Bell Stage Criteria. (Premkumar, 2011)

Bell Stage Diagnosis Management


Stage I Manifestasi klinis NPO, Cairan IV
(Suspect) Berak darah tersamar. Nasogastric drainage
Pemeriksaan laboratori dan radiologi
Pemeriksaan radiografi normal Kultur darah, pemeriksaan Feses
atau ileus ringan. Antibiotik selama 48 jam à Ampicillin dan
Gentamicin
Stage II A Manifestasi klinis NPO, Cairan IV
(Mild NEC) Berak darah jelas, distensi perut Nasogastric drainage
Pemeriksaan laboratori dan radiologi
Pneumatosis Intestinalis fokal Kultur darah, pemeriksaan Feses
Antibiotik selama 14 hari à Broad spectrum
Stage II B Manifestasi klinis antibiotics (Gram +, Gram -, anaerob). Sesuaikan
(Moderate NEC) Asidosis ringan, trombositopeni antibiotik setelah hasil kultur selesai.
Konsultasi bedah
Pneumatosis Intestinalis luas
Bell Stage Diagnosis Management
Stage III A Manifestasi klinis NPO, Cairan IV
(Advanced Asidosis berat, hipotensi, Nasogastric drainage
NEC) oliguria, DIC Pemeriksaan laboratori dan radiologi
Kultur darah, pemeriksaan Feses
Asites prominen, Tidak Antibiotik selama 14 hari à Broad spectrum
tampak udara bebas antibiotics (Gram +, Gram -, anaerob).
Stage III B Manifestasi klinis Sesuaikan antibiotik setelah hasil kultur
(Advanced Gangguan tanda vital selesai.
NEC) Perforasi Konsultasi bedah dengan intervensi : reseksi
dengan enterostomi atau anastomosis
Pneumoperitoneum primer

(Premkumar, 2011)
PROGNOSIS
• Prognosis NEC dapat mencapai 9% hingga
28% mortality.
(Premkumar, 2011)

• Diagnosis yang terlambat dapat


meningkatkan kemungkinan mortalitas lebih
tinggi disertai gangguan tumbuh kembang.
(Chu & Chiu, 2015)
PENCEGAHAN
• Pencegahan NEC sebagai suatu solusi ideal.
1. Pencegahan kelahiran bayi prematur.
2. Pada bayi beresiko lahir prematur, pemberian antenatal
corticosteroids dan surfaktan post natal.
3. ASI
4. Probiotik
(Chu & Chiu, 2015)
Kesimpulan
1. Perdarahan saluran cerna pada neonatus manifestasi
klinisnya dari ringan sampai berat hingga mengancam jiwa.
2. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang lengkap dan benar.
3. Pemeriksaan penunjuang dilakukan sesuai indikasi.
4. Terapi harus sesuai dengan indikasi, waktu, dan cara
pemberian yang tepat dan benar. Waspadai efek
sampingnya.
TERIMAKASIH
Daftar Pustaka

Boyle, J.T., (2008). Gastrointestinal bleeding in infants and children. Pediatrics in review, 29(2), p.39.

Bray-Aschenbrenner, A., Feldenberg, L., Kirby, A., Fitzpatrick, C. and Josephsen, J. (2017). Bloody Stools in a 3-Day-Old

Term Infant. Pediatrics, 140(3), p.e20170073.

Chu, A. and Chiu, H. (2015). Necrotizing Enterocolitis in the Full-Term Infant. Pediatric Annals, 44(10), pp.e237-e242.

Dimmitt RA, Moss RL. (2001) Clinical management of necrotizing enterocolitis. Neoreviews. 2(110-116).

Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NIH). (2016). Necrotizing Enterocolitis

(NEC). Retrieved 2/9/2019 from https://www.nichd.nih.gov/health/topics/nec/conditioninfo/treatments.

Jesse, N. (2006) Necrotizing Enterocolitis: Relationship to Innate Immunity, Clinical Features, and Strategies for Prevention.

Neoreviews. 7(143-149).

McMillan, D. and Wu, J. (1998). Approach to the bleeding newborn. Paediatrics & Child Health, 3(6), pp.399-401.

Neidich, GA & Cole, SR. (2014) Gastrointestinal Bleeding. Pediatrics in Review : vol. 35 No. 6.

Premkumar, M. (2011). Necrotizing Enterocolitis. Manual of Neonatal Care.

Anda mungkin juga menyukai