Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PNEUMATIK DAN HIDROLIK

Perbedaan Mikrokontroler dan PLC

DISUSUN OLEH:
PRAFITRI KURNIAWAN
I0412040

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

A. Microkontroler

1. Pengertian
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah
chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input/output. Dengan kata
lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis
data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan
menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan
apapun baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis
hal-hal sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data
maka Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan
otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan Anda. Mikrokontroler
merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan
elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya
bisa disebut pengendali kecil dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya
banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan IC
CMOS dan kini dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh sebuah alat sederhana (mikrokontroler).
Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan
secara automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor,
peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran,
biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan
mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran
mikrokontroler membuat kontrol elektrik dalam berbagai proses dan kebutuhan
sehingga menjadi lebih ekonomis.
2. Perkembangan Mikrokontroler
Mikrokontroler pertama kali dikenalkan oleh Texas Instrument dengan seri
TMS 1000 pada tahun 1974 yang merupakan mikrokontroler 4 bit pertama.
Mikrokontroler ini mulai dibuat sejak 1971. Merupakan mikrokomputer dalam
sebuah chip, lengkap dengan RAM dan ROM. Kemudian, pada tahun 1976 Intel
mengeluarkan mikrokontroler yang kelak menjadi populer dengan nama 8748
yang merupakan mikrokontroler 8 bit, yang merupakan mikrokontroler dari
keluarga MCS 48. Sekarang di pasaran banyak sekali ditemui mikrokontroler

mulai dari 8 bit sampai dengan 64 bit, sehingga perbedaan antara mikrokontroler
dan mikroprosesor sangat tipis. Masing2 vendor mengeluarkan mikrokontroler
dengan dilengkapi fasilitas2 yang cenderung memudahkan user untuk merancang
sebuah

sistem

dengan

komponen

luar

yang

relatif

lebih

sedikit.

Saat ini mikrokontroler yang banyak beredar dipasaran adalah mikrokontroler 8


bit varian keluarga MCS51(CISC) yang dikeluarkan oleh Atmel dengan seri
AT89Sxx, dan mikrokontroler AVR yang merupakan mikrokontroler RISC dengan
seri ATMEGA8535 (walaupun varian dari mikrokontroler AVR sangatlah banyak,
dengan masing2 memiliki fitur yang berbeda2). Dengan mikrokontroler tersebut
pengguna (pemula) sudah bisa membuat sebuah sistem untuk keperluan seharihari, seperti pengendali peralatan rumah tangga jarak jauh yang menggunakan
remote control televisi, radio frekuensi, maupun menggunakan ponsel, membuat
jam digital, termometer digital dan sebagainya.
3. Jenis-jenis Mikrokontroller
Secara umum mikrokontroler terbagi menjadi 3 keluarga besar yang ada di
pasaran. Setiap keluarga memepunyai cirri khas dan karekteriktik sendiri sendiri,
berikut pembagian keluarga dalam mkrokontroler:
a. Keluarga MCS51
Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler
CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock.
Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun
awalnya dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah
mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64KB dan RAM
luar 64KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang
terpisah untuk akses program dan memori data.
Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah
pemasukan sebuah mesin pemroses boolean yang mengijikan operasi
logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan
secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah MCS51
digunakan dalam rancangan awal PLC (programmable Logic Control).
b.

AVR
Mikrokonktroler Alv and Vegards Risc processor atau sering
disingkat AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC
inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus

clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai


dalam

bidang

elektronika

dan

instrumentasi.

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada


dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori,
peripheral dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga
ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx.
c. PIC
PIC ialah keluarga mikrokontroler tipe RISC buatan Microchip
Technology. Bersumber dari PIC1650 yang dibuat oleh Divisi
Mikroelektronika General Instruments. Teknologi Microchip tidak
menggukana PIC sebagai akronim,melaikan nama brandnya ialah
PICmicro. Hal ini karena PIC singkatan dari Peripheral Interface
Controller, tetapi General Instruments mempunyai akronim PIC1650
sebagai Programmabel Intelligent Computer.
PIC pada awalnya dibuat menggunakan teknologi General
Instruments 16 bit CPU yaitu CP1600. * bit PIC dibuat pertama kali
1975 untuk meningkatkan performa sistem peningkatan pada I/). Saat
ini PIC telah dilengkapi dengan EPROM dan komunikasi serial, UAT,
kernel kontrol motor dll serta memori program dari 512 word hingga
32 word. 1 Word disini sama dengan 1 instruki bahasa assembly yang
bervariasi dari 12 hingga 16 bit, tergantung dari tipe PICmicro
tersebut. Silahkan kunjungi www.microchip.com untuk melihat
berbagai produk chip tersebut
Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable
Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi
Programmable

Intelligent

Computer.

PIC

termasuk

keluarga

mikrokonktroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip


Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik
General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah
mengumumkan

pembuatan

PIC-nya

yang

keenam.

PIC cukup popular digunakan oleh para developer dan para penghobi
ngoprek karena biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan
yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan
pemrograman ulang) melalui hubungan port serial yang terdapat pada
komputer.

Masing-masing mempunyai keluarga mempunyai turunan


sendiri-sendiri. Sekarang kita akan membahas pembagian jenis-jenis
mikrokonktroler yang telah umum digunakan.
Mikrokontroler AT89S52
AMCC
Cypress MicroSystems
Freescale Semiconductor
Fujitsu
Holtek
ntel
Microchip
National Semiconductor
NEC
Philips Semiconductors
Renesas Tech. Corp.
ST Microelectronics
Texas Instruments
Western Design Center
Ubicom
Xilinx
ZiLOG

A. PLC
1. Pengertian
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang
mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan
program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau
kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sekuensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan,
dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang
pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang
mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah
dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF
kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi
sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat
diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan
sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
2. Fungsi
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah
sebagai berikut:
a. Sekuensial Control

PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan


untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini
PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.
b. Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input
ke

CNC

(Computerized

Numerical

Control).

Beberapa

PLC

dapat

memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC


bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan
lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing,
membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses
yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap
sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam
memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator
atau peralatan lainnya.
3. Bahasa pemograman PLC
Terdapat lima tipe bahasa pemrograman yang bisa dipakai untuk
memprogram PLC, meski tidak semuanya di-support oleh suatu PLC, yaitu antara
lain :
a.
b.
c.
d.
e.

Bahasa pemrograman Ladder Diagram (LD)


Bahasa pemrograman Instruction List (IL)/Statement List (SL)
Bahasa pemrograman Sequential Function Chart (SFC)/Grafcet
Bahasa pemrograman Function Block Diagram (FBD)
Bahasa pemrograman tingkat tinggi (high-level), contohnya Visual
Basic

f.
4. Pemanfaatan Programmable Logic Controller (PLC) dalam Dunia Industri
Perkembangan industri dewasa ini, khususnya dunia industri di negara
kita, berjalan amat pesat seiring dengan meluasnya jenis produk-produk industri,
mulai dari apa yang digolongkan sebagai industri hulu sampai dengan industri
hilir. Kompleksitas pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, yang

berproses baik secara fisika maupun secara kimia, telah memacu manusia untuk
selalu meningkatkan dan memperbaiki unjuk kerja sistem yang mendukung proses
tersebut, agar semakin produktif dan efisien. Salah satu yang menjadi perhatian
utama dalam hal ini ialah penggunaan sistem pengendalian proses industri (sistem
kontrol industri).
Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya
merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri
dimana peranan manusia masih amat dominan (misalnya dalam merespon
besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan
serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan)
telah banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol otomatis.
Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat
keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut. Salah satu sistem kontrol
yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable Logic Controller (PLC).
Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif,
petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya pada
pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan hasil pertambangan.
Kemudahan transisi dari sistem kontrol sebelumnya (misalnya dari sistem kontrol
berbasis relay mekanis) dan kemudahan trouble-shooting dalam konfigurasi
sistem merupakan dua faktor utama yang mendorong populernya PLC ini.
Artikel ini mecoba memberikan gambaran ringkas tentang PLC ini dari
sudut pandang piranti penyusunnya. Apakah Sebenarnya PLC itu? NEMA (The
National electrical Manufacturers Association) mendefinisikan PLC sebagai
piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram
sebagai

penyimpan

mengimplementasikan

internal

dari

fungsi-fungsi

sekumpulan

tertentu,

seperti

instruksi
logika,

dengan
sekuensial,

pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk mengendalikan berbagai jenis


mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.
PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau
memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa
diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral. PLC menerima masukan
dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu
sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan,
sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun

digital,yang merupakan data dasarnya.. Karakter proses yang dikendalikan oleh


PLC sendiri merupakan proses yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan
urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu
terdiri beberapa subproses, dimana subproses tertentu akan berjalan sesudah
subproses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang
berwatak demikian ialah proses sekuensial (sequential process). Sebagai
perbandingan, sistem kontrol yang populer selain PLC, misalnya Distributed
Control System (DCS), mampu menangani proses-proses yang bersifat sekuensial
dan juga kontinyu (continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif
banyak.
5. Piranti Penyususnan PLC
PLC yang diproduksi oleh berbagai perusahaan sistem kontrol terkemuka
saat ini biasanya mempunyai ciri-ciri sendiri yang menawarkan keunggulan
sistemnya, baik dari segi aplikasi (perangkat tambahan) maupun modul utama
sistemnya. Meskipun demikian pada umumnya setiap PLC (sebagaimana
komputer pribadi Anda yang cenderung mengalami standarisasi dan kompatibel
satu sama lain) mengandung empat bagian (piranti) berikut ini:
a. Modul Catu Daya (Power Supply: PS)
PS memberikan tegangan DC ke berbagai modul PLC lainnya selain
modul tambahan dengan kemampuan arus total sekitar 20A sampai 50A,
yang sama dengan battery lithium integral (yang digunakan sebagai
memory backup). Seandainya PS ini gagal atau tegangan bolak balik
masukannya turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga.
PLC buatan Triconex, USA, yakni Trisen TS3000 bahkan mempunyai
double power supply yang berarti apabila satu PS-nya gagal, PS kedua
otomatis akan mengambil alih fungsi catu daya sistem.
b. Modul CPU
Modul CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor terdiri
dari dua bagian:

Prosesor berfungsi: mengoperasikan dan mengkomunikasikan


modul-modul PLC melalui bus-bus serial atau paralel yang ada
serta mengeksekusi program kontrol.

Memori, yang berfungsi: Menyimpan informasi digital yang


bisa diubah dan berbentuk tabel data, register citra, atau RLL
(Relay Ladder Logic), yang merupakan program pengendali
proses.

c. Modul Program
Perangkat Lunak PLC mengenal berbagai macam perangkat lunak,
termasuk State Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling populer
digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa pemrograman
tersebut dibuat berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam plant
(sistem yang dikendalikan). Semua instruksi dalam program akan
dieksekusi oleh modul CPU, dan penulisan program itu bisa dilakukan
pada keadan on line maupun off line. Jadi PLC dapat bisa ditulisi program
kontrol

pada

saat

ia

mengendalikan

proses

tanpa

mengganggu

pengendalian yang sedang dilakukan. Eksekusi perangkat lunak tidak akan


mempengaruhi operasi I/O yang tengah berlangsung.
d. Modul I/O
Modul I/O merupakan modul masukan dan modul keluaran yang
bertugas mengatur hubungan PLC dengan piranti eksternal atau periferal
yang bisa berupa suatu komputer host, saklar-saklar, unit penggerak motor,
dan berbagai macam sumber sinyal yang terdapat dalam plant.
Modul masukan
Modul masukan berfungsi untuk menerima sinyal dari unit
pengindera periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi,
isolasi, maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal
dari piranti periferal akan di-scan dan keadaannya akan

dikomunikasikan melalui modul antarmuka dalam PLC.


Modul keluaran
Modul keluaran mengaktivasi berbagai macam piranti seperti
aktuator hidrolik, pneumatik, solenoid, starter motor, dan tampilan
status titik-titik periferal yang terhubung dalam sistem. Fungsi
modul keluaran lainnya mencakup conditioning, terminasi dan juga
pengisolasian sinyal-sinyal yang ada. Proses aktivasi itu tentu saja
dilakukan dengan pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog yang
relevan, berdasarkan watak PLC sendiri yang merupakan piranti
digital. Beberapa modul keluaran yang lazim saat ini di antaranya:

Dengan berbagai modul di atas PLC bekerja mengendalikan berbagai


plant yang kita miliki. Mengingat sinyal-sinyal yang ditanganinya bervariasi
dan merupakan informasi yang memerlukan pemrosesan saat itu juga, maka
sistem yang kita miliki tentu memiliki perangkat pendukung yang mampu
mengolah secara real time dan bersifat multi tasking,. Anda bayangkan bahwa
pada suatu unit pembangkit tenaga listrik misalnya, PLC Anda harus bekerja
24 jam untuk mengukur suhu buang dan kecepatan turbin, dan kemudian
mengatur bukaan katup yang menentukan aliran bahan bakar berdasarkan
informasi suhu buang dan kecepatan di atas., agar didapatkan putaran
generator yang diinginkan! Pada saat yang sama sistem pelumasan turbin dan
sistem alarm harus bekerja baik baik di bawah pengendalian PLC! Suatu
piranti sistem operasi dan komunikasi data yang andal tentu harus kita
gunakan. Teknologi cabling, pemanfaatan serat optik, sistem operasi berbasis
real time dan multi tasking semacam Unix, dan fasilitas ekspansi yang
memadai untuk jaringan komputer merupakan hal yang lazim dalam instalasi
PLC saat ini.

Berikut ini tabel perbandingan PLC versus Microcontroller :


PLC
Microcontroller
Merupakan pengembangan dari rangkaian digitalMerupakan
pengembangan
berbasis relay
Memiliki fungsi
mikrokomputer

dan
yaitu

fasilitas
timer,

dari

rangkaian digital berbasis transistor


dari Memiliki fungsi dan fasilitas utama dari

utama
counter,

ALU mikrokomputer yaitu timer, counter,

(Arithmatic Logic Unit), dll.


ALU (Arithmatic Logic Unit), dll.
Kecepatan eksekusi program relatif rendah (jika Kecepatan eksekusi program relatif
dibandingkan

dengan

mikrokontroler)

karena rendah (jika dibandingkan dengan PLC)

switching bersifat mekanik.


karena switching bersifat elektrik.
Input/Output (Slave I/O) relatif banyak
Input/Output (Slave I/O) relatif sedikit
Supply daya ke instrumen yang dikendalikan Supply daya ke instrumen yang
(output) besar karena menggunakan level tegangan dikendalikan

(output)

kecil

yang relatif besar, yaitu berkisar antara 20 sampai 30 menggunakan

level

tegangan

volt (biasanya 24 volt).

relatif

rendah,

yaitu

level

karena
yang
TTL

(Transistor Transistor Logic, 5 volt).


Sensor dan actuator sudah tersedia dalam bentuk Sensor dan actuator harus di interface
modul-modul (dijual terpisah dari Master PLC).

terdahulu oleh engineer jika ingin

digunakan.
Jarak antara Master dan Slave dapat mencapai Noise harus diperhatikan dan diatasi
ratusan meter tanpa perlu mengkhawatirkan Noise, dengan teknik-teknik tertentu jika ingin
karena sudah tersedia kabel tertentu penghubung menerapkan aplikasi pada jarak puluhan
Master Slave yang sudah dirancang untuk tahan bahkan ratusan meter.
terhadap noise pada aplikasi ratusan meter.
Harganya relatif mahal.

Harganya relatif murah.

Selain Noise, hal yang juga perlu diperhatikan pada aplikasi jarak jauh (puluhan atau ratusan
meter) adalah losses pada kabel. Oleh karena itu jugalah PLC menggunakan level tegangan
yang relatif tinggi, yaitu tipikal 24 Volt, supaya persentase losses daya menjadi relatif lebih
kecil pada transmisi sinyal jarak jauh.
Karena kemampuannya pada aplikasi untuk jarak jauh inilah, PLC cocok digunakan untuk
mengendalikan proses-proses pada sebuah pabrik, di mana sensor dan aktuator bisa tersebar
di sekitar bangunan pabrik yang berjarak ratusan meter dari Master Controller.

C. Aplikasi plc lampu flip-flop


Contoh aplikasi sederhana untuk diimplementasikan dalam diagram ladder
adalah lampu flip-flop. Lampu flip-flop adalah dua set lampu yang menyala
bergantian dengan selang waktu tertentu, seperti lampu sein atau lampu kuning di
jalan raya. Aplikasi ini pada diagram ladder menggunakan fungsi timer untuk
mengatur selang waktunya.

Pada diagram ladder di atas, input PLC ada 2: tombol START dan tombol
STOP. Outputnya adalah 2 buah lampu: L1 dan L2. Kedua lampu ini akan menyala
bergantian dengan selang waktu yang ditentukan oleh timer. Yang lainnya adalah

relay-relay dan kontaktor internal. Contoh ini menggunakan PLC Omron CJ1M
CPU11.
Cara kerja timer adalah sebagai berikut: timer mulai menghitung mundur
selama timer ter-energized (timer teraliri arus dari kiri). Jika hitungan mundur sudah
habis atau timer sudah overflow, kontaktor timer tersebut akan on (kontaktor TIMER
1 adalah T0001, begitu juga TIMER 2). Untuk mereset timer, tinggal memutuskan
aliran arus ke timer tersebut (dalam contoh ini, dilakukan oleh kontaktor T1 OFF dan
T2 OFF).
1. Diagram ladder di atas menghasilkan lampu flip-flop dengan cara berikut:
2. Tombol START ditekan sehingga relay EN menyala dan ter-interlocked.
3. Tombol START tadi juga menyalakan TIMER 1 dan meng-interlock-nya juga.
4. Selama TIMER 1 menghitung mundur (5 ms atau 0,5 detik), lampu L1 menyala.
5. Ketika TIMER 1 overflow, kontaktor TIMER 1 (T0001) mengaktifkan relay
internal T1 OFF. T1 OFF ini me-reset TIMER 1, mematikan lampu L1, dan
menyalakan TIMER 2.
6. TIMER 2 sekarang menghitung mundur dan lampu L2 menyala.
7. Ketika TIMER 2 overflow, kontaktor TIMER 2 (T0002) mengaktifkan relay
internal T2 OFF yang me-reset TIMER 2 dan mematikan lampu L2. Selain itu,
kontaktor ini juga mengaktifkan kontaktor REPEAT yang menyalakan TIMER 1.
8. Begitu seterusnya mengulang lagi ke langkah 3 sehingga lampu L1 dan L2
menyala bergantian setiap 0,5 detik.
9. Jika ingin menghentikan lampu flip-flop, cukup menekan tombol STOP yang akan
mematikan relay EN sehingga me-reset TIMER 1 dan TIMER 2 bersamaan.

Daftar Pustaka
Budiyanto, M., A. Wijaya, Pengenalan Dasar-dasar PLC(Programmable LogicController),
Gava Media, Yogyakarta.[2]
OMRON. 2009. SYSMAC CP1LIntroduction
http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/13/komponen-komponen-pada-plc/
Atmel, Flash Microcontroller: Architectural Overview, USA: Atmel Inc. (http://www.atmel.com),
1997.
Agfianto Eko Putra, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 (Teori dan Aplikasi), Yogyakarta:
Penerbit Gava Media, 2005.
Lukman Bawafi dan Tim WEIP (Workshop Electronics and Instrumentation of Physic) ITS,
Workshop Mikrokontroler, Surabaya: WEIP ITS, 2003.

Anda mungkin juga menyukai