Microkontroler Vs PLC
Microkontroler Vs PLC
DISUSUN OLEH:
PRAFITRI KURNIAWAN
I0412040
A. Microkontroler
1. Pengertian
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah
chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input/output. Dengan kata
lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis
data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan
menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan
apapun baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis
hal-hal sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data
maka Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan
otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan Anda. Mikrokontroler
merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan
elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya
bisa disebut pengendali kecil dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya
banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan IC
CMOS dan kini dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh sebuah alat sederhana (mikrokontroler).
Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan
secara automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor,
peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran,
biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan
mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran
mikrokontroler membuat kontrol elektrik dalam berbagai proses dan kebutuhan
sehingga menjadi lebih ekonomis.
2. Perkembangan Mikrokontroler
Mikrokontroler pertama kali dikenalkan oleh Texas Instrument dengan seri
TMS 1000 pada tahun 1974 yang merupakan mikrokontroler 4 bit pertama.
Mikrokontroler ini mulai dibuat sejak 1971. Merupakan mikrokomputer dalam
sebuah chip, lengkap dengan RAM dan ROM. Kemudian, pada tahun 1976 Intel
mengeluarkan mikrokontroler yang kelak menjadi populer dengan nama 8748
yang merupakan mikrokontroler 8 bit, yang merupakan mikrokontroler dari
keluarga MCS 48. Sekarang di pasaran banyak sekali ditemui mikrokontroler
mulai dari 8 bit sampai dengan 64 bit, sehingga perbedaan antara mikrokontroler
dan mikroprosesor sangat tipis. Masing2 vendor mengeluarkan mikrokontroler
dengan dilengkapi fasilitas2 yang cenderung memudahkan user untuk merancang
sebuah
sistem
dengan
komponen
luar
yang
relatif
lebih
sedikit.
AVR
Mikrokonktroler Alv and Vegards Risc processor atau sering
disingkat AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC
inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus
bidang
elektronika
dan
instrumentasi.
Intelligent
Computer.
PIC
termasuk
keluarga
pembuatan
PIC-nya
yang
keenam.
PIC cukup popular digunakan oleh para developer dan para penghobi
ngoprek karena biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan
yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan
pemrograman ulang) melalui hubungan port serial yang terdapat pada
komputer.
A. PLC
1. Pengertian
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang
mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan
program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau
kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sekuensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan,
dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang
pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang
mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah
dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF
kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi
sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat
diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan
sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
2. Fungsi
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah
sebagai berikut:
a. Sekuensial Control
CNC
(Computerized
Numerical
Control).
Beberapa
PLC
dapat
f.
4. Pemanfaatan Programmable Logic Controller (PLC) dalam Dunia Industri
Perkembangan industri dewasa ini, khususnya dunia industri di negara
kita, berjalan amat pesat seiring dengan meluasnya jenis produk-produk industri,
mulai dari apa yang digolongkan sebagai industri hulu sampai dengan industri
hilir. Kompleksitas pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, yang
berproses baik secara fisika maupun secara kimia, telah memacu manusia untuk
selalu meningkatkan dan memperbaiki unjuk kerja sistem yang mendukung proses
tersebut, agar semakin produktif dan efisien. Salah satu yang menjadi perhatian
utama dalam hal ini ialah penggunaan sistem pengendalian proses industri (sistem
kontrol industri).
Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya
merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri
dimana peranan manusia masih amat dominan (misalnya dalam merespon
besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan
serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan)
telah banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol otomatis.
Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat
keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut. Salah satu sistem kontrol
yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable Logic Controller (PLC).
Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif,
petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya pada
pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan hasil pertambangan.
Kemudahan transisi dari sistem kontrol sebelumnya (misalnya dari sistem kontrol
berbasis relay mekanis) dan kemudahan trouble-shooting dalam konfigurasi
sistem merupakan dua faktor utama yang mendorong populernya PLC ini.
Artikel ini mecoba memberikan gambaran ringkas tentang PLC ini dari
sudut pandang piranti penyusunnya. Apakah Sebenarnya PLC itu? NEMA (The
National electrical Manufacturers Association) mendefinisikan PLC sebagai
piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram
sebagai
penyimpan
mengimplementasikan
internal
dari
fungsi-fungsi
sekumpulan
tertentu,
seperti
instruksi
logika,
dengan
sekuensial,
c. Modul Program
Perangkat Lunak PLC mengenal berbagai macam perangkat lunak,
termasuk State Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling populer
digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa pemrograman
tersebut dibuat berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam plant
(sistem yang dikendalikan). Semua instruksi dalam program akan
dieksekusi oleh modul CPU, dan penulisan program itu bisa dilakukan
pada keadan on line maupun off line. Jadi PLC dapat bisa ditulisi program
kontrol
pada
saat
ia
mengendalikan
proses
tanpa
mengganggu
dan
yaitu
fasilitas
timer,
dari
utama
counter,
dengan
mikrokontroler)
(output)
kecil
level
tegangan
relatif
rendah,
yaitu
level
karena
yang
TTL
digunakan.
Jarak antara Master dan Slave dapat mencapai Noise harus diperhatikan dan diatasi
ratusan meter tanpa perlu mengkhawatirkan Noise, dengan teknik-teknik tertentu jika ingin
karena sudah tersedia kabel tertentu penghubung menerapkan aplikasi pada jarak puluhan
Master Slave yang sudah dirancang untuk tahan bahkan ratusan meter.
terhadap noise pada aplikasi ratusan meter.
Harganya relatif mahal.
Selain Noise, hal yang juga perlu diperhatikan pada aplikasi jarak jauh (puluhan atau ratusan
meter) adalah losses pada kabel. Oleh karena itu jugalah PLC menggunakan level tegangan
yang relatif tinggi, yaitu tipikal 24 Volt, supaya persentase losses daya menjadi relatif lebih
kecil pada transmisi sinyal jarak jauh.
Karena kemampuannya pada aplikasi untuk jarak jauh inilah, PLC cocok digunakan untuk
mengendalikan proses-proses pada sebuah pabrik, di mana sensor dan aktuator bisa tersebar
di sekitar bangunan pabrik yang berjarak ratusan meter dari Master Controller.
Pada diagram ladder di atas, input PLC ada 2: tombol START dan tombol
STOP. Outputnya adalah 2 buah lampu: L1 dan L2. Kedua lampu ini akan menyala
bergantian dengan selang waktu yang ditentukan oleh timer. Yang lainnya adalah
relay-relay dan kontaktor internal. Contoh ini menggunakan PLC Omron CJ1M
CPU11.
Cara kerja timer adalah sebagai berikut: timer mulai menghitung mundur
selama timer ter-energized (timer teraliri arus dari kiri). Jika hitungan mundur sudah
habis atau timer sudah overflow, kontaktor timer tersebut akan on (kontaktor TIMER
1 adalah T0001, begitu juga TIMER 2). Untuk mereset timer, tinggal memutuskan
aliran arus ke timer tersebut (dalam contoh ini, dilakukan oleh kontaktor T1 OFF dan
T2 OFF).
1. Diagram ladder di atas menghasilkan lampu flip-flop dengan cara berikut:
2. Tombol START ditekan sehingga relay EN menyala dan ter-interlocked.
3. Tombol START tadi juga menyalakan TIMER 1 dan meng-interlock-nya juga.
4. Selama TIMER 1 menghitung mundur (5 ms atau 0,5 detik), lampu L1 menyala.
5. Ketika TIMER 1 overflow, kontaktor TIMER 1 (T0001) mengaktifkan relay
internal T1 OFF. T1 OFF ini me-reset TIMER 1, mematikan lampu L1, dan
menyalakan TIMER 2.
6. TIMER 2 sekarang menghitung mundur dan lampu L2 menyala.
7. Ketika TIMER 2 overflow, kontaktor TIMER 2 (T0002) mengaktifkan relay
internal T2 OFF yang me-reset TIMER 2 dan mematikan lampu L2. Selain itu,
kontaktor ini juga mengaktifkan kontaktor REPEAT yang menyalakan TIMER 1.
8. Begitu seterusnya mengulang lagi ke langkah 3 sehingga lampu L1 dan L2
menyala bergantian setiap 0,5 detik.
9. Jika ingin menghentikan lampu flip-flop, cukup menekan tombol STOP yang akan
mematikan relay EN sehingga me-reset TIMER 1 dan TIMER 2 bersamaan.
Daftar Pustaka
Budiyanto, M., A. Wijaya, Pengenalan Dasar-dasar PLC(Programmable LogicController),
Gava Media, Yogyakarta.[2]
OMRON. 2009. SYSMAC CP1LIntroduction
http://belajarplconline.wordpress.com/2010/04/13/komponen-komponen-pada-plc/
Atmel, Flash Microcontroller: Architectural Overview, USA: Atmel Inc. (http://www.atmel.com),
1997.
Agfianto Eko Putra, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 (Teori dan Aplikasi), Yogyakarta:
Penerbit Gava Media, 2005.
Lukman Bawafi dan Tim WEIP (Workshop Electronics and Instrumentation of Physic) ITS,
Workshop Mikrokontroler, Surabaya: WEIP ITS, 2003.