Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

A. Bertanggung Jawab Dalam Perkembangan SIM

Metode siklus hidup sistem adalah tahap pendekatan dalam


membanguan suatu sistem yang membagi pengembangan sistem ke dalam
tarif/angka yang ada. Ada perbedaan pendapat di antara ahli pengembangan
sistem mengenai pembagian tingkat bangunan sistem, tapi akhirnya mereka
akan cocok pula dengan pengembangan sistem yang hendak mereka
kembangkan. Metode siklus hidup sistem mempertahankan bagian (divisioan)
yang resmi (formal) antara pemakai akhir dan ahli sistem informasi. Ahli
sistem informasi, seperti analisis sistem dan programmer, akan bertanggung
jawab terhadap banyaknya analisis sistem dan rancangan serta berhasilnya
penerapan. Sedangkan pemakai akhir akan dibatasi dalam pemberian
permintaan informasi dan meninjau lagi kerja para staff teknik.
Dalam perkembangan SIM, manajemen dikelola/diatur oleh manajer
unit pelayanan informasi dan dibantu oleh manajer analisis sistem, manajer
pemrograman, dan manajer operasional. Dibanyak perusahaa, tanggung jawab
masih terletak pada ketiga bagian tersebut.
Pihak yang terlibat dalam pengembangan SIM:
Ada tiga kelompok pihak yang terlibat dalam sistem informasi, yang pertama adalah
kelompok pengembang sistem informasi. Ada enam posisi yang berada di kelompok
ini, yaitu:
(a) Programmers. Untuk yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi, programmers
tugasnya menulis kode program atau merealisasikan desain sistem.
(b) Systems analysts. Yang ini juga pasti tidak asing, tugasnya adalah untuk
menemukan masalah dan memberikan solusi, dan membuat desain sistem
yang memenuhi requirement. Bisa dikatakan orang yang berada pada posisi
ini menjembatani antara business analyst dan programmers.

(c) Business analyst. Bertugas untuk mengerti proses bisnis organisasi dan
kebutuhannya dan bekerja sama dengan systems analysts. Proses bisnis yang
sudah dimengerti kemudian diberikan ke systems analysts agar dapat dibuat
desain sistem yang sesuai dengan requirement.
(d) Project managers. Bertugas untuk mengatur budget dan jadwal, melakukan
risk analysis, dan memastikan proyek bisa selesai tepat waktu.
(e) Senior IT management. Bertanggung jawab dan me-manage IT di dalam
organisasi.
(f) Chief information officer (CIO). Juga dikenal dengan chief knowledge
officer, bertanggung jawab terhadap IT, IS (Information System), dan strategi
informasi dan menyelaraskannya dengan proses bisnis secara keseluruhan.
(g) Berikutnya kelompok di organisasi. Ada empat posisi yang terlibat, yaitu:

(h) End-users. Orang-orang pada posisi ini berada pada level operasional dalam
sebuah organisasi, sehingga mereka menggunakan sistem untuk menjalankan
operasional organisasi.
(i) Business users. Orang-orang yang berada pada posisi ini ada kemungkinan
menggunkan sistem tapi juga ada kemungkinan untuk tidak menggunakan
sistem, mereka hanya membutuhkan hasil dari sistem sebagai pendukung
dalam pencapaian tujuan organisasi.
(j) Business management. Bertanggung jawab terhadap fungsi bisnis dan juga
mengatur strategi penggunaan IT.
(k) Business strategy management. Bertanggung jawab terhadap stretegi
organisasi secara keseluruhan dan memastikan bahwa sistem informasi dapat
mendukung strategi organisasi.
Kelompok yang terakhir, disebut juga external users, adalah orang-orang yang berada
di luar organisasi. Ada lima posisi dalam kelompok ini, yaitu:

1) Customers atau potential customers. Mereka adalah orang-orang yang

menggunakan sistem untuk membeli, menggunakan jasa, atau mencari


informasi mengenai produk yang ditawarkan suatu organisasi. Umumnya
mereka bukan karyawan dari organisasi tersebut. Berbeda dengan orangorang yang berada pada kelompok kedua (orang-orang yang berada dalam
organisasi), orang-orang yang berada pada kelompok terkadang tidak
dilibatkan dalam mendesain dan mengembangkan sebuah sistem.
2) Information users. Merupakan orang-orang yang mungkin menggunakan
sistem namun bukan customers. Contohnya orang yang mengunjungi web
pemerintah untuk melihat informasi mengenai regulasi dalam mendirikan
bangunan. Orang-orang yang berada pada posisi ini juga kadang tidak
dilibatkan dalam proses pengembangan sistem.
3) Trusted external users. Orang-orang yang ada di posisi ini mempunyai
hubungan dengan organisasi dan mempunyai pengaruh terhadap sistem,
oleh karena itu mereka juga dipertimbangkan dalam pengembangan sistem
informasi. Suppliers termasuk pada posisi ini.
4) Shareholders, other owners atau sponsors. Orang-orang yang berinvestasi
di organisasi dan mempunyai ketertarikan finansial.
5) Society atau masyarakat yang mungkin terpengaruh oleh sistem tanpa
harus menjadi customers pada umumnya.
B. Urgensi Sistem Pengembangan SIM
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem
yang lama.
a) Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan sistem
yang lama yang menyebabkan sistem tidak dapat beroperasi
sesuai yang diaharapkan
b) Pertumbuhan organisasi yang berdampak terhadap kebutuhan
informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin
meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena
sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi
lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan

Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan


informasi atau efesiensi waktu sangat menentukan berhasilatau
tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatan-kesempatan atau peluang-peluang pasar, sehingga
teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan
informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah.
C. Indikator Bahwa Perusahaan atau Organisasi Perlu Segera Pengembangan
SIM
Keluhan pelanggan
1) Pengiriman barang yang sering tertunda dan pembayaran gaji
yang terlambat
2) Laporan yang tidak tepat waktu dan isi laporan yang sering
salah
3) Tanggung jawab yang tidak jelas
4) Waktu kerja yang berlebihan
5) Ketidakberesan kas
6) Produktivitas tenaga kerja yang rendah
7) Banyaknya pekerja yang menganggur
8) Kegiatan yang tumpang tindih dan tanggapan yang lambat
terhadap pelanggan
9) Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
10) Persediaan barang yang terlalu tinggi dan pemesanan kembali
barang yang tidak efisien
11) Kegiatan yang tumpang tindih
12) Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13) Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14) Persediaan barang yang terlalu tinggi
15) Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16) Biaya operasi yang tinggi
17) File-file yang kurang teratur
18) Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19) Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan

20) Investasi yang tidak efisien


21) Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22) Kapasitas produksi yang menganggur
23) Pekerjaan manajer yang terlalu teknis

D. Tujuan Pengembangan SIM


1)

2)

3)

4)

Secara umum suatu SIM dapat dikembangkan yaitu :


Agar organisasi dapat beroperasi secara efisien. Sistem informasi
manajemen mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin secara lebih cepat
dan mudah. Efisensi dapat dicapai berkat prestasi sistem pengolahan
transaksi ( Transaction Processing System), contoh sistem penerimaan
gaji, sistem akuntasi, sistem personalia, sistem persediaan dan
sebagainnya.
Agar organisasi dapat beroperasi secara efektif. Efektifitas ini
dimaksudkan agar dapat mencapai target dari sistem pendukung
keputusan (Decision Suport System / DSS). DSS ini memberikan
informasi khusus kepada para pembuat keputusan dengan informasi
dan model-model tersebut dapat ditampilkan setiapkali dibutuhkan,
sehingga para manajer dapat mengambil keputusan dengan lebih baik.
Agar organisasi dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. Dengan
sistem informasi manajemen maka kebutuhan terhadap informasi
dapat segera dipenuhi dengan mudah yang pada akhirnya akan mampu
meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Contoh,
penggunaan perangkat sistem Auto matic Teller Machine (ATM) pada
Bank.
Agar organisasi dapat meningkatkan kreasi / improvisasi terhadap
produk yang dihasilkan. Hal ini sangat dimungkinkan karena Sistem
informasi manajemen akan mengintegrasikan informasi informasi
dalam organisasi sehingga dapat membantu pengembangan usahanya
melalui kreasi-kreasi produk baik barang maupun jasa. Misalnya suatu
Bank yang melebarkan usahanya dalam bidang pelayanan jasa

asuransi, pelayanan pembayaran rekening telepon, listrik dan


sebagainya.

E. Prinsip Dalam Pengembangan SIM

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan SIM yaitu :


1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan
menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga
sistem harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh
manajemen. Pada waktu Anda mengembangkan sistem, maka prinsip
ini harus selalu diingat.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan
dana modal yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi
yang mutakhir. Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi
modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal lainnya yang
dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus
mempertimbangkan 2 hal berikut ini:

Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.

Investasi yang terbaik harus bernilai.

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik.

Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil


tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya,
penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu
orang yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem
ini harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalahanpermasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin
dilakukan.
F. Operasional Pengembangan SIM

SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah


metodologi. Semuanya adalah cara-cara yang direkomendasikan dalam
mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan
pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem, dan memiliki
seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi awal
dan diakhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping merupakan bentuk singkatan dari ststem pendekatan yang
berfokus pada definisi dan pemenuhuan kebutuhan pengguna. Prototyping
dapat berada didalam SDLC. Bahkan pada kenyataannya, banyak upaya
prototyping mungkin dibutuhkan selama pengembangan sebuah sistem
RAD merupakan suatu pendekatan alternative terhadap fase-fase
desain dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberikan oleh RAD
adalah kecepatan untuk dapat menggunakan sistem, yang tercepat terutama
melalui pengunaan alat-alat berbasis computer dan tim-tim proyek khusus.
Pengembangan berfase menggunakan SDLC tradisional sebagai
kerangka kerja dasar dan menerapkannnya pada sebuah proyek dengan cara
modular yang menggunakan alat-alat dan konsep tim khusus yang sama
dengan yang dilakukan RAD. Istilah BPR digunakan untuk pendekatan
pemanfaatan pengunaan teknologi sepenuhnya. Prototyping, RAD, dan
pengembangan berfase dapat digunakan di dalam suatu proyek BPR untuk
memenuhi kebetuhan pengunaan dengan cara terbuka.
1. Planing
Dalam fase perencanaan sistem :
a) Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan
pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
b) Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan
prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih
untuk pengembangan. Sumber daya baru direncanakan untuk,
dan dana disediakan untuk mendukung pengembangan sistem.
Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :
a) Faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan

dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang

dikembangkan dan digunakan. Suatu sistem yang diusulkan


harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut :
I. Kelayakan teknis. Kelayakan teknis untuk melihat apakah
sistem yang diusulkan dapat dikembangkan dan
diimplementasikan dengan menggunakan teknologi yang ada
atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.
II. Kelayakan ekonomis. Kelayakan ekonomis untuk melihat
apakah dana yang tersedia cukup untuk mendukung estimasi
biaya untuk sistem yang diusulkan.
III. Diferensiasi
IV. Kelayakan legal. Kelayakan legal untuk melihat apakah ada
konflik antara sistem yang sedang dipertimbangkan dengan
kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya
secara legal.
V. Kelayakan operasional. Kelayakan operasional untuk melihat
apakah prosedur dan keahlian pegawai yang ada cukup untuk
mengoperasikan sistem yang diusulkan atau apakah
diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.
VI. Kelayakan rencana. Kelayakan rencana berarti bahwa sistem
yang diusulkan harus telah beroperasi dalam waktu yang telah
ditetapkan.
b) Faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan
dengan pendukung sistem nformasi dari sasaran bisnis
dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilainilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek
sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi.
Antara lain:
I. Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh
input yang tersedia. Tujuan produktivitas adalah mengurangi
atau menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti.
Produktivitas ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang
dikeluarkan dengan jumlah unit yang dihasilkan.

II. Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat

menawarkan produk atau pelayanan yang sangat berbeda


dengan produk dan pelayanan dari saingannya. Diferensiasi
dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi,
penanganan khusus, pelayanan yang lebih cepat, dan biaya
yang lebih rendah.
III.
Manajemen melihat bagaimana sistem informasi
menyediakan informasi untuk menolong manajer dalam
merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan.
Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporan-laporan
tentang efisiensi produktivitas setiap hari
2. Analisis
Pada tahap analisis, manajemen perusahaan mengidentifikasi
masalah yang ada atau menciptakan masalah baru. Masalah yang ada
misalnya adalah menurunnya penjualan dari bulan ke bulan, atau
semakin seringnya terjadi kemacetan produksi karena kerusakan
mesin. Menciptakan masalah baru misalnya adalah perusahaan ingin
membuka cabang, atau akan membuat produk baru.
3. Desain
Tahap ini dilakukan oleh perancang sistem (system designer).
Pada tahap ini berbagai pekerjaan yang dilakukan antara lain:
a) Merancang berbagai prosedur atau langkah-langkah baku
untuk menangani suatu pekerjaan.
b) Merancang struktur organisasi yang akan terkait dengan suatu
transaksi atau pekerjaan.
c) Merancang berbagai dokumen input maupun output.
d) Merancang susunan jaringan komputer.
e) Merancang basis data yang akan digunakan di dalam sistem.
Hasil tahap desain ini adalah rancangan sistem yang
baru, yang dituangkan dalam suatu dokumentasi tertulis.
4. Implementasi
Dalam tahap ini, perancang sistem melakukan:
a) Pemasaran berbagai perangkat (komputer, pesawat faks, cash
register, dan alat-alat lain.)

b) Pelatihan kepada para pemakai sistem maupun para penerima

informasi sistem.
c) Bilamana perlu, perancang sistem akan mengadakan perubahan
kecilatas rancangannya.
Metode Implimentasi ada tiga, yaitu:
I.
Metode lansung
II.
Metode bertahap
III.
Metodkmlkoe parallel
5. Operasi
Tahap paling akhir dalam pengembangan sistem adalah
penggunaan sistem. Apabila sudah diuji coba dan diterapkan ternyata
sistem baru dapat berjalan dengan baik, maka manajemen akan
memutuskan untuk menggunakannya. Karena digunakan, sistem ini
akan menghasilkan berbagai informasiyang diperlukan oleh para
pembuat keputusan.
a) Metode Pengembangan Cepat
Metode pengembangan cepat ada beberapa cara,
diantaranya adalah metode prototipe, metode pengembangan
oleh pemakai akhir, dan metode berbantuan komputer (CASE).
I.
Prototipe
Dalam metode ini, manajemen (bisa dengan
bantuan perancang sistem) mengembangkan sistem
untuk diterapkan pada skala terbatas. Keunggulan
metode ini adalah perusahaan tidak harus
menghabiskan waktu dan biaya untuk memasang sistem
yang besar secara sekaligus. Apabila gagal, maka
kerugian tidak akan terlalu besar. Kelemahannya,
sistem yang berhasil diterapkan dalam lingkungan yang
terbatas, belum tentu berhasil diterapkan pada
liingkungan yang luas.
II.
Pengembangan oleh Pemakai Akhir (End-User
Development)
Sistem ini disebut dengan sistem yang
dikembangkan oleh pemakai, atau Bahasa Inggrisnya

III.

adalah end-user computing atau end-user development.


Kelebihan dari metode ini adalah perancang sistem tahu
betul sistem yang dibutuhkannya, karena perancang
sistem sekaligus berperan sebagai pemakai sistem.
Kelemahannya, sistem yang dikembangkannya oleh
masing-masing pemakai dapat berbeda jauh dan tidak
bisa saling berkomunikasi.
Berbantuan CASE
Pengembangan sistem berbantuan komputer
atau istilah lainnya Computer Aided Software
Engineering, disingkat CASE. Pengembangan sistem
dilakukan perancang sistem dengan memanfaatkan
program komputer yang memang ditujukan untuk
mengembangkan sistem.

Nama : Ari Ramdhani


Kelas : Managemen III A
1158020032

DAFTAR PUSTAKA

Schell, George dan Raymond McLeod. 2008. Sistem Informasi Manajemen.


Jakarta: Salemba Empat
Gaol, Chr.Jimmy. 2008. Sistem Informasi Manajemen Pemahaman dan
Aplikasi. Jakarta: GRASINDO
Winarno, Wing Wahyu. 2006. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN
E.S Margianti, D. Suryadi H.S. 1994. Pengantar Sistem Informasi.
Gunadarma.
Avison, David dan Fitzgerald, Guy. 2006. Information Systems Development
methodologies, techniques & tools 4th edition. McGraw-Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai