Anda di halaman 1dari 105

1.

An. Andrean, usia 13 tahun, datang dengan keluhan penurunan pandangan terutama
saat menjelang senja. Ditemukan bitot spot pada konjungtiva. Dokter ingin memberikan
vitamin A. Berapa dosis vitamin A yang dianjurkan sebagai terapi pada kasus ini?
a. 10.000 IU
b. 20.000 IU
c. 50.000 IU
d. 100.000 IU
e. 200.000 IU
Pembahasan:
Pemberian kapsul vitamin A
< 6 bulan : 50.000 IU
<1thn : kapsul berwaarna biru 100.00 IU
>1thn: kapsul berwarna merah 200.000 IU

2.

Ny. Ivani, usia 33 tahun, datang dengan keluhan terdapat benjolan pada daerah sekitar
mata. Pemeriksaan fisik didapati adanya benjolan hiperemis dan nyeri tekan sekitar
daerah hidung. Saat benjolan ditekan, keluar cairan berwarna kekuningan. Apa
diagnosis pasien tersebut?
a. Dakrioadenitis
b. Dakriosistitis
c. Hordeolum interna
d. Hordeolum eksterna
e. Kalazion
Pembahasan:
Dakriosistisis Infeksi pada saccus nasolakrimalis. Didaerah sekitar hidung. Biasanya
Unilateral, terdapat kemerahan, epiphora, nyeri. Di daerah
inframedial region.
Dakrioadenitis Infeksi pada kelenjar lakrimal. Biasanya unilateral, terdapat
kemerahan, dan nyeri sekitar kelopak mata. Di daerah
Supratemporal region.

3.

Tn. Simon 39 tahun datang dengan keluhan badan menjadi kuning sejak 3 hari lalu.
Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani. Pemeriksaan
fisik
ditemukanTD 130/70, nadi 70x, temperatur 37,6oC,
nafas 12x, nyeri tekan otot gastrocnemius (+). Tatalaksana yang tepat untuk pasien
ini adalah...
a. Amoxicillin
b. Ciprofloksasin
c. Metronidazole
d. Doksisiklin
e. Kotrimosaksol
Pembahasan:

Leprosirosis adalah riwayat paparan dengan urin binatang ( mis. Karena banjir), demam
tinggi, nyeri otot gastrocnemius, mata merah.
Leprospirosis berat disebut Syndrome weil( Ikterus diikuti kegagalan organ, missal
oliguria pada gagal ginjal.
Pemeriksaan langsung : Mikroskop lapangan gelap. MAT ( Mikroskopic Aglutinasi
Testing)
Pemeriksaan tidak langsung : Ukur peningkatan titer antibody anti
leptrospira( serokonversi)
Terapi leptospirosis ringan: Doksisiklin PO 2x100 7 hari
Sindrom Weil: Penisilin G injeksi
4.

Laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan keempat anggota geraknya melemah.


Awalnya pasien merasa baal dan lemah pada kedua kakinya Kemudian, pasien tidak
dapat menggerakkan lengan dan tungkainya.
Dua minggu sebelumnya keluhan ini muncul, pasien sempat batuk pilek, demam, dan
diare. Komplikasi yang ditakutkan dari penyakit pasien adalah ?
a. Depresi otot pernafasan
GANGGUAN SISTEM SARAF PERIFER (gbs)
Suatu sindroma neuropati perifer yang dimediasi oleh imun disebabkan oleh infeksi
compylobacter jejeni yang menimbulkan Infeksi saluran nafas dan infeksi saluran cerna .
Gejala :
Kelemahan tubuh simetris yang progresif
Hilangnya refleks tendon
Diplegia fasial
Parese otot orofaring dan respirasi
Diagnosis :
CSF : protein elevated
Nerve conduction studies: findings of multifocal demyelination with slowing of
motor conduction, conduction block, prolonged distal motor latencies
Treatment
perawatan supportive ventilator
Plasmapheresis
intravenous immunoglobulins (IVIG)
Komplikasi
Kelumpuhan dapat juga menyerang N VII (15%) atau mata/opthalmoplegia (3%)
dan saraf otonom dengan gejala hipotensi, hipertensi, aritmia, cardiac arrest. Kadang
kelumpuhan juga terjadi pada otot pernafasan dan otot faringeal (tenggorokan),
menyebabkan kesulitan nafas dan disfagia (Depresi Otot Pernafasan).

5.

Tn. B, 40 tahun datang dengan keluhan nyeri suprapubik menjalar sampai ke ujung
penis. Pasien merasakan adanya nyeri di akhir BAK. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan suprapubik (+). Diagnosis pasien adalah?
a. Ureterolithiasis bagian distal
b. Ureterolithiasis bagian tengah
c. Sistitis

d. Nefrolithiasis
e. Vesikolithiasis
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Definisi
Infeksi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran kemih
ISK sederhana / tak berkomplikasi: ISK yang terjadi pada perempuan yang tidak
hamil dan tidak terdapat disfungsi struktural ataupun ginjal.
ISK komplikasi: ISK yang berlokasi selain di vesika urinaria, ISK pada anak-anak,
laki-laki, atau ibu hamil
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya ISK disebabkan oleh mikroorganisme tunggal seperti:
bakteri E. Coli sekitar 80% dari ISK yang asimptomatik sampai yang beresiko tinggi
seperti pyelonephritis.
Mikroorganisme lainnya proteus spp, klebsiella spp, dan stafilokokus dengan
koagulase negative.
Infeksi juga bisa disebabkan oleh Pseudomonas spp, walau jarang biasanya
disebabkan paska penggunaan kateter
TANDA dan GEJALA
ISK bagian atas (pielonefritis)
Demam (akut 39.5 40 C), menggigil
Nyeri pinggang
Malaise
Anoreksia
Nyeri tekan pada sudut kostovertebra dan abdomen
ISK bagian bawah (Sistitis)
Disuria
Polakisuria
Nokturia
Frekuensi dan urgensi
Nyeri suprapubik
Hematuria
Nyeri pada skrotum (epididimo-orkitis)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Gram dan kultur pada specimen urin clean-catch sebelum pemberian
antibiotic.
Organisme
yang
paling
sering
ditemukan
adalah
E.coli,
Enterobacter,Klebsiella, Proteus.
ISK bagian atas
oPemeriksaan darah perifer lengkap (DPL)
oTes fungsi ginjal : ureum, serum kreatinin
oElektrolit
oUltrasonografi (USG) ginjal : pembengkakan pada pielonefritis, batu, obstruksi/
hifdronefrosis, abses sekunder.

oBNO IVP: batu, kelainan structural, obstruksi sistem pengumpul.


oCT Scan: abses/tumor
ISK bagian bawah
oPemeriksaan darah perifer lengkap
oSistokopi hanya jika terdapat hematuria, keganasan atau batu yang menjadi penyebab
dasar.
oJika terdapat obstruksi, scan ultrasonografi, BNO-IVP, dan sistokopi mungkin
diperlukan.
6.

Laki-laki 60 tahun ke poliklinik dengan keluhan lemas sejak 1 minggu, mual muntah,
BAK sedikit. Riwayat tekanan darah tinggi 15 tahun kontrol teratur. Riwayat DM sejak
tahun ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/100 mmHg, Nadi 90 x /menit,
Nafas 24 x/menit, konjungtiva palpebra pucat, edema ekstremitas, pemeriksaan jantung
dan paru dalam batas normal. Hasil lab Hb 7.2 g/dl, GDS 225 mg/dl, ureum 150 mg/dl,
kreatinin 2.95 mg/dl, proteinuria +++. Apakah terapi antihipertensi yang tepat pada
kasus ini?
a. Diuretik
b. Alfa blocker
c. Beta blocker
d. ACE inhibitor
e. Calcium channel blocker

7. Tn. Sugih, 60 tahun dibawah ke IGD karena tiba tiba tidak sadarkan diri. Pasien
diketahui memiliki riwayat diabetes dan hipertensi sejak 10 tahun lalu. Pada
pemeriksaan didaptkan nadi tidak teraba. Dokter segera melakukan resusitasi jantung
paru dan pemasangan monitor. Setelah resusitasi, gambaran EKG menunjukkan
gambaran seperti berikut :

a. Atrial Fibrilasi
b. Atrial Flutter
c. Ventrikel fibrilasi
d.

Ventrikel takikardi

e. Supraventrikular takikardi

8. Seorang anak, 7 tahun, di bawa ke rumah sakit dengan patah tulang. Orang tuanya
mengatakan anak jatuh dari sepeda, sementara si anak tidak menjawab saat ditanya.
Dokter menemukan luka-luka lain yang tidak sesuai dengan pernyataan orang tua
anak tersebut. Dokter mencurigai adanya kekerasan pada anak. Masalah moral apa
yang dihadapi?
a. Beneficence
b. Non-maleficience
c. Justice
d. Autonomy
e. Honesty
Pembahasan :
1. Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang

terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan


kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat
baik dari padahal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Mengutamakan Alturisme
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya
menguntungkan seorang dokter
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
suatu keburukannya
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan
Memberi suatu resep
2. Non-malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan
harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

Menolong pasien emergensi


Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien
Tidak memandang pasien sebagai objek
Melindungi pasien dari serangan
Manfaat pasien lebih banyak dari pada kerugian dokter
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
Tidak melakukan White Collar Crime

3. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan
sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan
kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter
terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal


Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak hukum pasien

4. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu
harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri.
Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan
membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri


Berterus terang menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Melaksanakan Informed Consent

9. Ny. A, 27 tahun, G2P1A0, gravid 28 minggu diantar suaminya pergi ke puskesmas


dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir. Darah keluar sedikit dan berwarna gelap.
Pasien juga mengeluhkan nyeri perut. DJJ 150x/menit. Apakah diagnosis yang paling
mungkin?
a.
Plasenta previa
b.
Solusio plasenta
c.
Vasa previa
d.
Erosio portionis
e.
Partus prematurus
Pembahasan :
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya diatas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak. Adapun gejala dari solusio
plasenta antara lain:
Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his
Anemi dan syok; beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan
banyaknya darah yang keluar
Raham keras seperti papan dan nyeri saat dipegang karena isi Rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul dibelakang plasenta hingga Rahim teregang
Palpasi sukar karena Rahim keras
Darah berwarna kehitaman
Fundus uteri makin lama makin naik
Bunyi jantung biasanya tidak ada
10.

Pasien usia 19 tahun datang engan keluhan keluar darah dari hidung dan lebam di
sekitar mata. Penderita jatuh dari motor 2 hari yang lalu . Hidung tersumbat, nyeri di
daerah batang hidung diikuti dengan penglihatan ganda. Wajah tampak kebiruan di
bawah kedua mata dan bengkak di sekitar hidung . Pemeriksaan yang dilakukan
adalah?
a. Waters
b. Caldwell

c. Scheidel
d. Panoramic
pada kasus diatas sangat lah jelas kondisi yang dialami pasien adalah fraktur basis cranii
yaitu dengan klinis ekimosis periorbital (raccoon eyes), ekimosis retroaurikular
(battles sign)
Maka foto RO yang disarankan untuk fraktur basis cranii adalah SCHEIDEL
11.

Laki-laki, usia 75 tahun datang ke IGD dengan keluhan tidak bisa kencing sejak
kemarin. Pasien di antar dengan seorang pramurukti karena anak-anaknya sibuk bekerja.
Dokter IGD kemudian memeriksa pasien dan berniat untuk melakukan pemeriksaan
radiologis dan akan dilakukan pemasangan kateter terhadap pasien tersebut. Informed
consent yang tepat sebelum melakukan
tindakan radiologis?
a. Tidak perlu informed consent karena tindakan tidak invasive
b. Informed consent dilakukan kepada pasien, karena pasien masih sadar
c. Informed consent dilakukan
kepada pasien dengan pramurukti sebagai
saksi
d. Informed consent dilakukan kepada anak-anak pasien lewat telepon
e. Informed consent dilakukan kepada pramurukti

12. Wanita, 25 tahun, P1A0, baru saja melahirkan 5 hari yang lalu. Pasien berniat
melakukan KB, namun tidak ingin mengganggu pemberian ASI eksklusif, tidak ingin
suntik karena takut gemuk, tidak ingin pil karena
sering lupa. Kapan kontrasepsi seharusnya dilakukan?
a. 6 hari post partum
b. 1 minggu most partum
c. 4 minggu post partum : diberikan 4 minggu pasca persalinan dengan angka
ekspulsi 3-13% dengan kategori aman untuk pemasangan AKDR
d. 6 minggu post partum
e. Kapan saja selama pasien belum hamil
13. Anak perempuan usia 14 tahun datang dengan keluhan tidak mens selama 2 bulan.
Pasien pernah mens sebelumnya, mens pertama kali 2 tahun yang lalu sengan durasi 3
hari, siklus 35 hari. Apa kondisi yang tepat pada pasien ini?
a. oligomenore : interval mens memanjang>35 hari
b. amenore : tidakmens
c. menoragia : jumlah darah banyak
d. metroragia : interval tidak teratur
e. hipermenore : nama lain menoragia
14.

Seorang wanita G1P0A0 hamil 28 minggu datang diantar suaminya dengan keluhan
perdarahan warna hitam dari kemaluan. Keluhan disertai nyeri pinggang dan nyeri
perut.
o Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. KU baik TD 100/60 N 110x RR 28x suhu
37.8 C. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan
perdarahan warna merah kehitaman dari liang vagina,

diagnosis yang tepat adalah?


a. Plasenta previa
b. Solutio plasenta
c. Abortus
d. KET
e. Mola hidatidosa

15.

Ibu hamil 12 minggu datang dengan keluhan mual


muntah. Obat yang diberikan?
a. Metoklopramid
b. Prometazin
c. Prochlormazin
d. Domperidone
DX: Hiperemesisgravidarum
Mual, muntah pada ibu hamil disebut sebagai emesis gravidarum. Jika mual muntah hebat
sampai mengganggu aktifitas disebut sebagai hieremesis gravidarum. Dialami pada trimester
pertama, mulai minggu ke-6, dan menghilang sendiri pada akhir minggu ke-12
Etiologi : Peningkatan kadar B hCG, factor psikologik
Grade
Tingkat 1: lemah, napsumakan, BB,nyeri epigastrium, nadi,turgor kulit berkurang,
TDsistolik, lidah kering, mata cekung.
Tingkat 2: apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang
suhu sedikit , oliguria, aseton tercium dalam hawa pernafasan.
Tingkat 3: KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi lebih cepat, TD lebih turun.

Komplikasi: Ensefalopati Wernicke: nystagmus, diplopia, perubahan mental, ikterik


MEDIKAMENTOSA
Berikan obat-obatan seperti yang telah dikemukakan diatas. Namun harus diingat untuk tidak
memberikan obat yang teratogenik. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen
multivitamin, antihistamin, dopamine antagonis, serotonin antagonis, dan kortikosteroid.
Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 seperti pyridoxine (vitamin B6).
Pemberian pyridoxine cukup efektif dalam mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti
histamin yang dianjurkan adalah doxylamine dan dipendyramine.
Pemberian antihistamin bertujuan untuk menghambat secara langsung kerja histamine pada
reseptor H1 dan secara tidak langsung mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan
rangsangan di pusat muntah. Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamin di lambung
berperan dalam menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopamin
antagonis.
Dopamin antagonis yang dianjurkan diantaranya prochlorperazine, promethazine, dan
metocloperamide. Prochlorperazin dan promethazine bekerja pada reseptor D2 untuk
menimbulkan efek antiemetik. Sementara itu metocloperamide bekerja di sentral dan di
perifer. Obat ini menimbulkan efek antiemetik dengan cara meningkatkan kekuatan spincter
esofagus bagian bawah dan menurunkan transit time pada saluran cerna.
Pemberian serotonin antagonis cukup efektif dalam menurunkan keluhan mual dan
muntah.Obat ini bekerja menurunkan rangsangan pusat muntah di medula.Serotonin
antagonis yang dianjurkan adalah ondansetron. Ondansetron biasanya diberikan pada pasien
hiperemesis gravidarum yang tidak membaik setelah diberikan obat-obatan yang lain.
Sementara itu pemberian kortikosteroid masih kontroversial karena dikatakan pemberian
pada kehamilan trimester pertama dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat
bawaan.
Terapi :
Grade I :Doksilamin 10mg &Piridoxin (Vit.B6)
Grade II :Dimenhidrinat 50-100mg 3-4x/hari, atau promethazine 5-10mg 3-4x/hari
Grade III: ondansentron 8mg I.V. tiap 8 jam
16.

Pasien wanita 67 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung sejak 1 tahun terakhir.
Pasien terakhir menstruasi 15 tahun lalu. PF umum dan neurologi dalam batas normal.
Pemeriksaan yang paling tepat dilakukan?
a. Bone survey
b. Ro lumbosacral (jika pertanyaannya utk mencari penyebab nyeri punggung
c. Densitometri (jika pertanyaannya utk penegakan Dx pasien)
d. Calcium darah
e. MRI

Pemeriksaan penunjang diagnose osteoporosis :


1. Densitometer = pengukuran kepadatan tulang (gold standard)
2. PemeriksaanCTx (C telopeptida)

3. Pemeriksaan osteocalcin
Bone Survey: Adalah Pemeriksaan radiologi untuk menampakan organ tulang, biasanya
dilakukan foto ronsen bone survey untuk kasus metastase tumor/massa/komplikasi, dalam
pemeriksaan ini dokter radiology akan menilai apakah peynebaran penyakit/massa sudah
sampai tulang atau belum. Sehingga sangat membantu dokter referral dalam melakukan
tindakan lanjutan.
17.

Pasien wanita 25 tahun G3P2A0 gravid 42 minggu datang untuk kontrol ke


puskesmas. Pasien mengeluhkan tidak adanya keluar lendir darah dari kemaluan dan
tidak ada rasa mulas yang menjalar ke perut bawah. Namun pasien mengatakan
keluarnya air-air yang sangat banyak sejak 8 jam yang lalu. Pemeriksaan tanda-tanda
vital dalam batas normal, TFU 34 cm. Diagnosa pasien adalah?
a. G3P2A0 gravida aterm, inpartu
b. G3P2A0 gravida serotinus, inpartu
c. G3P2A0 gravida imatur, pecah ketuban dini
d. G3P2A0 gravida serotinus, pecah ketuban dini (pada kasus ini sudah lewat 42
mggu kehamilan dan ketuban sudah pecah namun belum ada tanda-tanda inpartu)
e. G3P2A0 gravida prematur, pecah ketuban dini
Menurut WHO persalinan postterm (serotinus) adalah keadaan yang menunjukkan bahwa
kehamilan berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama
haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.
Ketuban pecah dini (KPD) merujuk pada pasien dengan usia kehamilan diatas 37 minggu
dan mengalami pecah ketuban sebelum dimulainya proses persalinan. Ketuban pecah dini
preterm (KPDP) adalah pecahnya ketuban sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis ketuban pecah dini adalah:
1) Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau kecoklatan sedikit-sedikit
atau sekaligus banyak.
2) Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
3) Janin mudah diraba.
4) Pada periksa dalam sepaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah bersih.
5) Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudah kering.

18.

Pasien membawa anak perempuannya yang berusia 6 bulan untuk konsultasi mengenai
MP-ASI. Selama ini anak hanya mendapat ASI dan tidak mendapat makanan
pendamping ASI atau makanan lain. Menurut pasien, saat anaknya lahir tidak dilakukan
inisiasi menyusui dini karena anaknya tidak langsung menangis. Saat ini pertumbuhan
dan perkembangan pasien dalam batas normal. BBL 3300 gram dan BB sekarang 7600
gram. Apa nasihat pemberian MP-ASI yang dapat diberikan kepada ibu?
a. Berikan pisang sebagai MP-ASI
b. Berikan seafood sebagai MP-ASI
c. Berikan bubur tepung yang difortifikasi besi sebagai MP-ASI
d. Berikan madu sebagai MP-ASI

e. Tunggu usia anak sampai 8 bulan karena dahulu tidak dilakukan inisiasi menyusui
dini
Dalam upaya pemenuhan zat gizi, terdapat langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan
secara berurutan. Tahap pertama adalah memberikan bahan makanan yang tinggi zat gizi yang
dibutuhkan. Sebagai contoh adalah upaya pemenuhan kebutuhan zat besi, yang sekitar 97% harus
dipenuhi oleh MPASI. Mengacu pada WHO (2001), di usia 6-12 bulan bayi memerlukan zat besi 11
mg perhari.Untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebanyak 11 mg, seorang bayi berusia 6 bulan
mendapatkan sekitar 0,2 mg/hari dari ASI dan diharapkan sisanya 10,8 mg dipenuhi dari MPASI.
Makanan yang diforti kasimerupakan langkah kedua dalam upaya pemenuhan kebutuhan zat gizi,
diberikan bila konsumsi makanan sumber zat gizi tidak cukup atau tidak memungkinkan

19.

Pasien anemia hemolitik. Coombs test direk & indirek (+). Transfusi yang tepat untuk
pasien adalah?
a. Washed Red Cell
b. Packed Red Cell
c. Whole Blood
d. Fresh Frozen Plasma
e. Rich Platelet Plasma
Penderita anemia hemolitik autoimun (AHA) dapat jatuh dalam kondisi anemia berat yang
mengancam jiwa sehingga membutuhkan transfusi darah merah untuk menyelamatkan jiwa.
Pedoman transfusi pada penderita AHA menganjurkan tes deteksi aloantibodi lengkap
fenotipe golongan darah, namun di negara dengan sarana terbatas (hanya golongan darah
ABO, Rh, cross test) hal ini tidak dapat dikerjakan karena mahal, rumit, dan memakan
waktu. Transfusi WRC (Washed Red blood Cell) dianggap lebih menguntungkan dibanding
PRC (Packed Red blood Cell) pada penderita AHA, walau hal itu masih kontrovers

20.

Laki-laki datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu yang lalu. Disertai dengan
keluhan tidak nafsu makan dan lesu. Pasien baru pulang dari sulawesi tengah danau
lindu selama 1 bulan untuk melakukan penelitian. Pada pemeriksaan mikroskopis
didapatkan telur berukuran 70x40 mikron, dengan tonjolan pada salah satu kutubnya.
Terapi yang tepat adalah?
a. Prazikuantel
b. DEC
c. Pirantel pamoat
d. Mebendazole
Schistosomiasis (juga dikenal sebagai bilharziasis, demam siput, dan demam Katayama)
adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit jenis Schistosoma. Schistosoma
japonicum di Indonesia sering disebut cacing schisto, termasuk endemik dan hanya bisa
ditemukan di dataran tinggi Lindu dan Napu, Sulawesi Tengah. Danau Lindu termasuk
wilayah Taman Nasional Lore Lindu.
Gejala Awal

Ketika cacing pipih ini sudah berada di dalam tubuh manusia, penderita akan mengalami
gejala keracunan, disentri, penurunan berat badan sehingga kurus yang berlebihan, hingga
pada pembengkakan hati yang bisa diakhiri dengan kematian.
Tidak seperti proses cacingan pada umumnya, cacing ini masuk ke tubuh manusia bukan dari
mulut, tapi langsung menembus pori-pori kulit menuju aliran darah dan bergerak menuju
jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.
Daur hidup dan penularannya
Mula-mula schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk cercaria yang
mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami transformasi
yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing. Selanjutnya cacing ini
menembus jaringan bawah kulit dan memasuki pembuluh darah menyerbu jantung dan paruparu untuk selanjutnya menuju hati. Di dalam hati manusia yang dijangkiti, cacing-cacing
tersebut menjadi dewasa dalam bentuk jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina
memasuki celah tubuh cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk
selamanya. Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing Schistosoma bersama-sama pindah ke
tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat
persembunyian bagi pasangan cacing Schistosoma sekaligus tempat bertelur. Saat ini
prosentase prevalensi penyakit cacingan di dataran tinggi lindu juga sudah mulai menurun
hingga dibawah 1%, berkat upaya aktif dari pemerintah yang secara rutin melakukan
pemantauan.
Pencegahan dan Pengobatan
Metode untuk mencegah penyakit ini meliputi meningkatkan akses terhadap air bersih dan
mengurangi populasi siput. Di daerah tempat penyakit ini umum ditemui, seluruh kelompok
dapat diobati secara bersamaan dan setiap tahun dengan obat praziquantel. Ini dilakukan
untuk mengurangi jumlah orang yang terinfeks dan karena itu, mengurangi penyebaran
penyakit ini. Praziquantel juga merupakan pengobatan yang dianjurkan oleh World Health
Organization bagi mereka yang sudah diketahui terinfeksi.
21. Laki-laki datang dengan keluhan tidak bisa tidur sejak 1 minggu. Keluhan ini disertai
dengan mudah lelah dan lesu selama 1 bulan. Pasien juga sudah tidak mau melakukan
hobinya yaitu memancing dengan temannya. Diagnosisnya adalah?
a. Gangguan cemas
b. Gangguan depresi

c. Insomnia non organik


d. Skizofrenia
Diagnosis depresi
Kriteria diagnosis depresi menurut PPDGJ III adalah:
I. Gejala-gejala yang perlu diperhatikan:
A. Gejala utama:
1. Suasana perasaan yang tertekan sepanjang hari.
2. Kehilangan minat dan gairah pada hampir segala aktifitas, yang dirasakan sepanjang
hari.
3. Mudah lelah dan menurunkan aktifitas.
B. Gejala tambahan
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang.
2. Harga diri dan rasa percaya diri berkurang.
3. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan suram yang suram dan pesimistik.
5. Insomnia dan hipersomnia
6. Nafsu makan berkurang.
7. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau pikiran untuk bunuh diri.
22.

Anak laki-laki, 13 tahun, datang dengan keluhan sesak napas dan penurunan kesadaran.
Diketahui pasien sering merasa haus, berat badan cenderung tidak bertambah walaupun
makan banyak, sering merasa lapar, dan buang air kecil. Pada saat pemeriksaan
didapatkan keton urin +++ dan GDS 400. Manakah yang harus secepatnya diberikan pada
pasien ini?
a. Zinc crystal insulin
b. Insulin regular
c. Gliburid
d. Metformin
e. Ultralente
Terapi insulin Pada KAD ANAK

Diberikan setelah syok teratasi dan resusitasi cairan dimulai.

Gunakan rapid (regular) Insulin secara intravena dengan dosis insulin antara 0,05
-0,1 U/kgBB/jam. Bolus insulin tidak perlu diberikan

Penurunan kadar gula secara bertahap tidak lebih cepat dari 75 100 mg/dl/jam.

Insulin intravena dihentikan dan asupan per oral dimulai apabila secara metabolik sudah
stabil (kadar biknat> 15 mEq/q/L, q/L, gula darah <200 mg/dl, pH > 7.3).

Sebelum insulin dihentikan asupan per oral diberikan dengan menambah dosis insulin
sebagai berikut :

23.

24.

Untuk makan ringan dosis insulin digandakan 2 kali selama makan sampai 30 menit
setelah selesai.

Untuk makan besar dosis insulin digandakan 3 kali selama makan sampai 60 menit
setelah selesai.

Selanjutnya insulin regular diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5-1 U/kgBB/hari
dibagi 4 dosis atau untuk pasien lama dapat digunakan dosis sebelumnya.

Untuk terapi insulin selanjutnya dirujuk ke dokter ahli endokrinologi anak.

Seorang laki-laki datang dengan keluhan mata merah dan gatal. Setiap pagi pasien
kesulitan membuka mata karena ada sekret kental yang banyak. Pasien memiliki riwayat
berhubungan seksual dengan PSK. (gambar konjungtivitis gonorrhea). Terapi yang tepat
adalah?
a. Kloramfenikol
b. Ampisilin
c. Siprofloksasin
d. Tetrasiklin
e. Eritromisin
Untuk mengobati konjungtivitis karena bakteri, diberikan salep yang mengandung
Polymycin dengan Bacitracin, Erythromycin atau Tetracycline, yang dioleskan
langsung ke mata.
50% bayi yang menderita konjungtivitis klamidia juga menderita infeksi klamidia di
bagian tubuh lainnya, kaena itu juga diberikan Erythromycin melalui mulut.
Laki-laki datang dengan keluhan hidung tersumbat dan nyeri pada kedua pipinya.
Napas dirasakan berbau. Saat diperiksa konka edema, hiperemis, sekret +. pemeriksaan
mulut ditemukan karies pada molar rahang atas. Terapi yang tepat dilakukan adalah?
a. Insisi
b. Eksisi
c. Aspirasi
d. Irigasi
e. Ligasi
1.
SINUSITIS MAKSILARIS
Secara umum sinusitis berarti proses radang apapun yang mengenai sinus. Sinusitis
Maksilaris merupakan suatu peradangan pada sinus paranasalis secara anatomi pada
sinus maksila.1,2,3

Yang paling sering terkena sinusitis adalah sinus maksila. Hal ini disebabkan karena
sinus maksila adalah sinus yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar,
dasarnya adalah dasar akar gigi sehingga dapat berasal dari infeksi gigi, dan ostiumnya
terletak di meatus medius di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga sering
tersumbat. 1,2,3

1.1

Anatomi Sinus Maksila

Sinus Maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar, saat lahir Sinus Maksila
bervolume 6 8 ml, sinus kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya mencapai
ukuran maksimal yaitu 15 ml saat dewasa. 1
Sinus maksila berbentuk segitiga. Dinding posteriornya adalah permukaan infra
temporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung, dinding
superiornya ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan
palatum. Ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan
bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid. 1,4
Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah: 1) Dasar dari
anatomi sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas yaitu premolar (P 1
dan P2), molar (M1 dan M2), kadang-kadang gigi taring (C) dan gigi molar M 3. Bahkan
akar-akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi
mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis. 2) Sinusitis maksilaris dapat menimbulkan
komplikasi orbita. 3) Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus,
sehingga drainage kurang baik lagipula drainage juga harus melalui infudibulum yang
sempit. Infudibulum adalah bagian sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat

radang atau alergi pada daerah ini dapat menghalangi drainage sinus maksila dan
selanjutnya menyebabkan sinusitis.1,2
Seperti pada mukosa hidung di dalam sinus terhadap mukosa bersilia dan palut lendir di
atasnya. Di dalam sinus silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan lendir menuju
ostium yang kemudian dialirkan ke nasofaring di postero superior muara tuba
Eustachius. Inilah sebabnya pada sinusitis didapati sekret pasca nasal (post nasal drip)
tetapi belum tentu ada sekret dirongga hidung. 1

1.2

Etiologi dan Faktor Predisposisi

Penyebab sinusitis maksilaris dapat virus, bakteri, dan jamur. Menurut Gluckman kuman
penyebab sinusitis tersering adalah streptococcus pneumoniae dan haemophilus
influenzae yang ditemukan pada 70% kasus. 5
Dapat disebabkan rinitis akut, infeksi faring seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut.
Berenang dan menyelam, trauma (dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus
paranasal) dan barotrauma (dapat menyebabkan nekrosis mukosa). 1,5
Sinusitis maksilaris dapat juga disebabkan oleh periodontitis atau abses apikal gigi
(infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3 serta P1 dan P2).1,5,6 Penyakit gigi bertanggung
jawab pada 10% kasus sinusitis. 2
Faktor predisposisi sinusitis maksilaris adalah: obstruksi mekanik seperti
deviasi septum, benda asing di hidung, tumor atau polip, rinitis alergi, rinitis kronis,
polusi lingkungan, dan udara dingin atau kering. 1,5

1.3

Patofisiologi

Bila terjadi edema di kompleks ostiomeatal, mukosa yang letaknya berhadapan akan
saling bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak dan lendir tidak dapat dialirkan maka
terjadi gangguan drainage dan ventilasi di dalam sinus, sehingga silia menjadi kurang
aktif dan lendir yang diproduksi mukosa sinus menjadi lebih kental dan merupakan
media yang baik untuk tumbuhnya bakteri patogen. 1
Bila sumbatan berlangsung terus, akan terjadi hipoksia dan retensi lendir, sehingga
timbul infeksi oleh bakteri anaerob. Selanjutnya terjadi perubahan jaringan menjadi
hipertrofi. 1

1.4

Klasifikasi

Klasifikasi sinusitis berdasarkan gejala klinis berguna dalam penatalaksanaan pasien.


Secara kasar sinusitis akut merupakan suatu proses infeksi di dalam sinus yang
berlangsung dari satu hari sampai 4 minggu; sinusitis sub akut bila berlangsung dari 4
minggu sampai 3 bulan; dan sinusitis kronis bila berlangsung lebih dari 3 bulan. 1
Perubahan epitel di dalam sinus biasanya reversibel pada fase akut dan sub akut.
Biasanya perubahan tak reversibel timbul setelah 3 bulan (sinusitis kronis). 3

1.5

Gejala Klinis dan Diagnosis

1.5.1 Gejala Subyektif


Gejala subyektif dibagi dalam gejala sistemik dan gejala lokal gejala sistemik berupa
demam dan rasa lesu. Gejala lokal pada hidung yaitu terdapat ingus kental yang kadangkadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. Dirasakan hidung tersumbat, rasa

nyeri di daerah sinus yang terkena serta kadang-kadang dirasakan juga di tempat lain
karena nyeri alih (reffered pain). Rasa nyeri timbul di bawah kelopak mata dan kadangkadang menyebar ke alveolus, sehingga terasa nyeri di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi
dan depan telinga. Pada sinuusitis maksilaris kronis, rasa nyeri tersebut biasanya tidak
ditemui. 1,3,4

1.5.2 Gejala Objektf


Pada pemeriksaan sinusitis akut akan tampak pembengkakan di daerah muka
pembengkakan pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah. Pada
Rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan oedema. Pada sinusitis maksila
tampak mukosa atau nanah di meatus media. Pada Rinoskopi posterior tampak mukopus
di nasofaring (post nasal drip). 1,3,4

1.6

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Transiluminasi: Pada pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit akan


menjadi suram atau gelap. Pemeriksaan transluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus
yang sakit, sehingga tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang normal. 1,3
Pemeriksaan Radiologik: Pada pemeriksaan radiologi akan tampak perselubungan atau
penebalan mukosa atau batas cairan-udara (air fluid level) pada sinus yang sakit.1,2
Empat posisi dasar yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi: Caldwell, Waters,
Lateral, Submentovertikal. 7
Pemeriksaan Mikrobiologik: Pada pemeriksaan mikrobiologik diambil sekret dari
meatus medius atau meatus superior mungkin ditemukan bermacam-macam bakteri yang

merupakan flora normal di hidung atau kuman patogen, seperti pneumokokus,


streptokokus, stafilokokus dan Haemophilus influenzae. Selain itu mungkin ditemukan
juga virus atau jamur.1,3
Pemeriksaan Tomografi: Indikasi tomografi ini adalah jika perluasan proses patologi
tidak dapat dipastikan dengan teknik konvensional atau jika daerah sinus kurang jelas
karena tumpang tindih dengan struktur lain. 7
Pemeriksaan Sinoskopi: Pada pemeriksaan sinoskopi dapat dilihat antrum (sinus
maksila) secara langsung sehingga dapat diketahui adanya perubahan mukosa (reversible
atau tidak). 1
1.7

Komplikasi

Sinusitis maxilaris kronis dapat meluas ke orbita, pipi, rahang atas, mulut dan sinus
etmoid.4 Komplikasi ini telah menurun secara nyata sejak ditemukannya antibiotik,
komplikasi biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan
eksaserbasi akut, komplikasi yang dapat terjadi ialah: 1

Osteomielitis dan abses subperiostal (jarang). Osteomielitis sinus maksila


dapat timbul fistula oroantral.

Kelainan Orbita. Kelainan berupa oedem palpebra, selulitis orbita, abses


subperiostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi trombosis sinus kavernosus.
Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum.

Kelainan Intrakranial. Kelainan dapat berupa meningitis, abses ekstradural


atau subdural, abses otak dan trombosis sinus kavernosus.

Kelainan Paru. Kelainan dapat berupa Bronkitis kronis (Sino Bronkitis),


Bronkiektasis dan asma bronkial.

2.

PENATALAKSANAAN

2.1

Penatalaksanaan Medikamentosa

Karena sebagian besar sinusitis disebabkan oleh organisme gram-positif, sebagian besar
Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Streptokokus (group A, B, dan D),
dan Haemophillus influenzae (gram- negatif) disertai hospes organisme anaerob, maka
terapi terpilihnya penisilin-G. Penisilin-G juga merupakan pilihan yang terbaik sebagai
terapi awal dan definitif untuk kokus gram-negatif, basil gram-positif dan gram-negatif.
Ini kunci utama penatalaksanaan medis pada sinusitis akut. Untuk Haemophillus
influenzae, diindikasikan pemberian ampisilin. Untuk mengetahui antibiotika yang
digunakan, dapat dilihat pada Tabel 2.1. 3
Terpai antibiotika harus diteruskan minimal 1 minggu setelah gejala terkontrol. Lama
terapi rata-rata 10 hari. Dalam terapi perlu mempertahankan kadar antibiotika yang
adekuat; bila tidak, mungkin terjadi sinusitis kronis. Disamping mengacu pada
organisme yang terlibat, penting mempermudah drainase dan mengurangi edema sekitar
ostium. Dekongestan per oral dan obat semprot dan/atau obat tetes dekongestan nasal
topikal sangat penting untuk mempermudah drainase.
Analgetika penting untuk mengontrol nyeri, dan pelembapan dapat bermanfaat di waktu
tidur. Bagian penatalaksanaan medis lainnya yang bermanfaat adalah mendiskusikan
kelainan tersebut dan rencana penatalaksanaannya dengan pasien. Pasien memahami
bahwa penatalaksanaan medikamentosa hanya merupakan bagian penatalaksanaan dan
bahwa tidakan bedah mungkin diperlukan nantinya di ruang praktek maupun di ruang
operasi. Pasien harus pula diberitahu bahwa perlu usaha ini untuk menentukan faktor-

faktor etiologi predisposisi; dan faktor-faktor tersebut harus dikontrol, mungkin


diperlukan pembedahan. 3
Tabel 2.1. Dosis Antibiotika 3
ANTIBIOTI
KA
Kristal
penisilin G
Prokain
penisilin G
Fenoksimetil
penisilin V
Benzatin
penisilin
Metisilin
Ampisilin
Amoksisilin
Eritromisin
Klindamisin
Vankomisin
Streptomisin
Kanamisin
Gentamisin
Tetrasiklin
Kloramfeniko
l
Amfoterisin
B

INTRAVENA
1 - 5 juta
satuan
q 4 - 6 jam
----------------------------------------------

DOSIS
INTRAMUSK
ULAR
---------------0,3 - 1,2 juta
satuan
q
6 - 12 jam
----------------

1 - 2 gr q 4 - 6
jam
0,5 - 2 gr q 4 6 jam

12 juta satuan q
2 - 4 mgg
1 - 2 gr q 4 6
jam
0,5 - 2 gr q 6
jam

----------------

----------------

0,5 - 1 gr q 6
jam
0,6 - 2,7
gr/hari dlm
2 - 4 dosis
0,5 gr q 6 jam

0,2 gr q 4 - 6
jam
300 mg q 6 - 8
jam
----------------

15 mg/kg/hari
dlm 2 dosis
1 - 2 mg/kg q
8 jam

0,5 - 1 gr q 12
jam
15 mg/kg/hari
dlm 2
dosis
1 - 2 mg/kg q 8
jam

0,25 gr q 6 jam

----------------

----------------

0,5 - 1 g q 6
jam
0,25 - 1
mg/kg/hai dlm
1 dosis

-------------------------------

ORAL
----------------------------0,25 - 1 gr
q 6 jam
----------------------------0,25 - 1 gr
q 6 jam
0,25 - 1 gr
q 8 jam
0,25 - 1 gr
q 6 jam
150 - 300
mg q 6
jam
--------------------------------------------------------0,25 - 1 gr
q 6 jam
0,25 - 1 gr
q 6 jam
---------------

2.2

Penatalaksanaan Bedah

Harus dipertimbangkan penatalaksanaan bedah untuk mempermudah drainase sinus


yang terkena serta mengeluarkan mukosa yang sakit. Hal ini diperlukan (1) bila
terancam komplikasi, (2) untuk menghilangkan nyeri hebat, dan (3) bila pasien tidak
berespon terhadap terapi medikamentosa. 3,4
2.2.1 Tindakan Bedah Minor
Irigasi Sinus. Indikasi utama irigasi (lavase) sinus maksilaris adalah adanya materi
mukopurulen pada sinusitis subakut atau kronis, seperti yang digambarkan oleh
anamnesa dan foto rontgen abnormal karena adanya batas cairan atau adanya sinus yang
opak. Irigasi sinus maksilaris terutama bertujuan mengeluarkan materi mukopurulen dari
sinus yang terlibat. 3
Sekret hasil levase harus dikirim untuk pemeriksaan sitologi bagi penyingkiran
keganasan. Bila pemeriksaan tersebut negatif dan diduga ada keganasan, diindikasikan
eksplorasi bedah atas sinus tersebut. Jadi, bilas sinus bisa juga membantu diagnosis. 3
Sebelum memulai lavase, pasien disuruh duduk tegak di kursi. Peralatan lavase meliputi
kain alas atau apron plastik untuk pasien, kaleng pengumpul, trokar, anestesi lokal dan
topikal serta semprot 100 ml dengan larutan salin normal yang hangat. 3
Lavase sinus maksilaris terbaik dilakukan melalui regio fossa kanina. Setelah dioleskan
anestesi ke mukosa, disuntikan 2 3 ml lidokain 1% melalui jarum gigi 3,75 cm ukuran
27 ke lipatan bukogingival 1 cm di atas gigi premolar kedua di fossa kanina. Kemudian
dipasang trokar ke dalam dinding anterior sinus maksilaris, 1 cm di atas gigi premolar
kedua. Foto rontgen sinus penting dibuat sebelum punksi dan lavase dikerjakan.
Beberapa tusukan dangkaldengan palu sudah mencukupi untuk memasang trokar ke

dalam sinus maksilaris. Dengan pelan-pelan dimasukan sedikit solusio saline hangat
(50 ml) ke dalam sinus (beberapa kali) dan akan keluar kembali bila pasien
membungkuk ke depan. Apapun material yang mengalir ke dalam kaleng pengumpul
steril tersebut, harus dikirim untuk kultur bagi bakteri umu, basil tahan asam, jamur
anaerob bila diindikasikan. 3
Irigasi sinus maksilaris melalui ostium. Hal ini dilaksanakan melalui
ostium antrum yang normal dengan mempergunakan kanula antrum dari Pierce.4
Irigasi sinus maksilaris dengan fungsi melalui meatus inferior. Jika irigasi
melalui ostium asli sulit atau ada iritasi jaringan yang berlebihan, dapat dibuat jalan lain.
Paling mudah melalui meatus inferior. Digunakan trokar lurus atau bengkok. 4
Irigasi

sinus

maksilaris

melalui

prosesus

alveolar.

Metode

ini

dikemukakan hanya untuk dikecam, kecuali jika lubang alveolar dapat ditutup sebelum
terjadi epitelialisasi kedalamnya, kalau tidak maka akan terjadi fistel kronis dengan
reinfeksi antrum yang menetap. Metode ini dapat digunakan pada kasus infeksi antrum
yang terjadi akibat infeksi akar gigi dan mengakibatkan abses yang telah menyebabkan
fistulasi melalui dasar antrum.4
Tampon Argyrol. Tampon argyrol dapat dimasukan ke dalam sinus setelah didekongesti
dengan fenilefrin 1%. Argyrol suatu astrigent yang meningkatkan drainase sinus.
Tampon dapat dimasukan setelah pasien duduk di kursi dan ditutupi dengan plastik
penutup atau kain duk yang sesuai. Kemudian pasien membungkukan badannya ke
depan sambil memegang kaleng penampung atau panci yang terbuat dari logam. 3
Setelah tampon dipasang di regio meatus medius mengelilingi sisi hidung atau di sisi
sinus yang terlibat, pasien harus menunggu sekitar 20 menit. Setelah tampon argyrol

dilepaskan, dapat dilakukan pemberian tekanan negatif intermiten secara hati-hati


dengan menggunakan aspirator berujung bola. Kemudian pasien disuruh mengucapkan,
kitty, kitty, kitty. Ini akan membuka dan menutup nasofaring, sehingga tekanan negatif
dapat mencapai sinus dan memudahkan pengeluaran sekresi mukopurulen apapun tanpa
membutuhkan tusukan ke dalam sinus yang terkena. 3
2.2.2 Tindakan Bedah Mayor
Tujuan dan prinsip utama bedah sinus adalah mengeluarkan mukosa yang sakit dan
menjamin drainase ke dalam hidung (tanpa merusak fisiologi intranasal). Hal ini dicapai
dengan menghilangkan onstruksi dan menciptakan hubungan kontinu dari sinus yang
terlibat ke dalam ruang intranasal. 3,4
Jendela Nasoantral. Tindakan membuat jendela nasoantral biasanya diindikasikan untuk
penderita rinosinusitis berulang dan sinusitis kronis atau persisten dengan atau tanpa
perubahan polipoid atau hipertrofi. Jendela ini dibuat di dalam hidung di bawah konka
nasalis inferior di meatus inferior. Jendela nasoantral juga memberikan jalan pada waktu
pembedahan untuk mengangkat mukosa sinus yang sakit. 3
Caldwel-luc. Yaitu sinusotomi maksila yang dilakukan melalui irisan pada daerah fosa
kanina tulang dinding anterior sinus maksilaris direseksi melalui mulut untuk mencapai
sinus guna mengeluarkan mukosa yang terinfeksi, kista, serta debris efitel. Pembedahan
ini tidak boleh dilakukan pada anak karena dapat merusak gigi primordial. 6
Pembedahan Tidak Radikal. Akhir-akhir ini dikembangkan metoda operasi sinus
paranasal dengan menggunakan endoskop yang disebut Bedah sinus endoskopik
fungsional (BSEF). Prinsipnya ialah membuka dan membersihkan daerah kompleks
ostio-meatal yang menjadi sumber penyumbatan & infeksi, sehingga ventilasi dan

drainage sinus lancar kembali melalui ostium alami. Dengan demikian mukosa sinus
akan kembali normal. 1
3.

KESIMPULAN

Sinusitis maksilaris merupakan peradangan sinus paranasal, secara anatomi pada sinus
maksilaris yang merupakan sinusitis yang paling sering terjadi dibandingkan sinusitis
jenis lainnya. Dengan pemeriksaan yang cermat, kita dapat memahami gejala-gejala
sinusitis maksilaris dan mengetahui penatalaksanaannya sehingga sinusitis maksilaris
dapat kita obati secara dini.
Penatalaksanaan sinusitis maksilaris dapat secara medikamentosa maupun tindakan
bedah. Untuk sinusitis maksilaris akut biasanya dengan pemberian medikamentosa dapat
diatasi, tapi bila sudah menjadi kronis pemberian medikamentosa saja tidak cukup, harus
dibarengi dengan tindakan bedah. Tindakan bedah terdiri dari bedah minor (lavage,
tampon argyrol) dan bedah mayor (jendela nasoantral, Cadwell-Luc) yang bersifat
radikal.
25.

15 tahun datang dengan keluhan nyeri menelan sejak


2 hari. Sering berulang sejak usia 10 tahun. Suhu 38oC. TTV lain dalam batas normal.
Diagnosis pasien adalah?
a. Tonsilofaringitis
b. Tonsilitis akut
c. Tonsilitis difteri
d. Faringitis akut
e. Tonsilitis kronis eksaserbasi akut
A. Definisi
Tonsilitis Kronis secara umum diartikan sebagai infeksi atau inflamasi pada tonsila
palatina yang menetap . Tonsilitis Kronis disebabkan oleh serangan ulangan dari
Tonsilitis Akut yang mengakibatkan kerusakan yang permanen pada tonsil. Organisme
patogen dapat menetap untuk sementara waktu ataupun untuk waktu yang lama dan
mengakibatkan gejala-gejala akut kembali ketika daya tahan tubuh penderita mengalami
penurunan (Colman, 2001).
Tonsilitis Kronis adalah peradangan kronis Tonsil setelah serangan akut yang terjadi
berulang-ulang atau infeksi subklinis. Tonsilitis berulang terutama terjadi pada anak-

anak dan diantara serangan tidak jarang tonsil tampak sehat. Tetapi tidak jarang keadaan
tonsil diluar serangan terlihat membesar disertai dengan hiperemi ringan yang mengenai
pilar anterior dan apabila tonsil ditekan keluar detritus (Soepardi, 2001).
B. Etiologi dan Predisposisi
Etiologi penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari Tonsilitis Akut yang
mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil, atau kerusakan ini dapat terjadi bila
fase resolusi tidak sempurna. Pada pendera Tonsilitis Kronis jenis kuman yang sering
adalah Streptokokus beta hemolitikus grup A (SBHGA). Selain itu terdapat Streptokokus
pyogenes, Streptokokus grup B, C, Adenovirus, Epstein Barr, bahkan virus Herpes.
Penelitian Abdulrahman AS, Kholeif LA, dan Beltagy di mesir tahun 2008 mendapatkan
kuman patogen terbanyak di tonsil adalah Staphilokokus aureus, Streptokokus beta
hemolitikus grup A, E.coli dan Klebsiela. Dari hasil penelitian Suyitno dan Sadeli kultur
apusan tenggorok didapatkan bakteri gram positif sebagai penyebab tersering
Tonsilofaringitis Kronis yaitu Streptokokus alfa kemudian diikuti Stafilokokus aureus,
Streptokokus beta hemolitikus grup A, Stafilokokus epidermidis dan kuman gram
negatif berupa Enterobakter, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella dan E. coli (Dias,
2009).
Selain itu, yang harus menjadi perhatian adalah factor predisposisi timbulnya tonsillitis
kronis adalah rangsangan menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, hygine mulut
yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsillitis akut yang tidak
adekuat (Dedya, 2009).
C. Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari tonsillitis kronik adalah (Dedya, 2009):
1. Penyakit-penyakit yang disertai dengan pembentukan pseudomembran yang menutupi
tonsil (tonsillitis membranosa)
a. Tonsillitis difteri
Disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Tidak semua orang yang terinfeksi
oleh kuman ini akan sakit. Keadaan ini tergantung pada titer antitoksin dalam darah.
Titer antitoksin sebesar 0,03 sat/cc darah dapat dianggap cukup memberikan dasar
imunitas. Gejalanya terbagi menjadi 3 golongan besar, umum, local dan gejala akibat
eksotoksin. Gejala umum sama seperti gejala infeksi lain, yaitu demam subfebris, nyeri
kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat dan keluhan nyeri menelan. Gejala
local yang tampak berupa tonsi membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin
lama makin meluas dan membentuk pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya
sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. Gejala akibat eksotoksin dapat
menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, misalnya pada jantung dapat terjadi miokarditis
sampai dekompensasi kordis, pada saraf cranial dapat menyebabkan kelumpuhan otot
palatum dan otot pernafasan serta pada ginjal dapat menimbulkan albuminuria.
b. Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa)
Gejala yang timbul adalah demam tinggi (39C), nyeri di mulut, gigi dan kepala, sakit
tenggorok, badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersalivasi. Pada pemeriksaan
tampak membrane putih keabuan di tonsil, uvula, dinding faring, gusi dan prosesus

alveolaris. Mukosa mulut dan faring hiperemis. Mulut berbau (foetor ex ore) dan
kelenjar submandibula membesar.
c. Mononucleosis infeksiosa
Terjadi tonsilofaringitis ulseromembranosa bilateral. Membrane semu yang menutup
ulkus mudah diangkat tanpa timbul perdarahan, terdapat pembesaran kelenjar limfe
leher, ketiak dan region inguinal. Gambaran darah khas yaitu terdapat leukosit
mononucleosis dalam jumlah besar. Tanda khas yang lain adalah kesanggupan serum
pasien untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah domba (Reaksi Paul Bunnel).
2. Penyakit Kronik Faring Granulomatus
a. Faringitis Tuberkulosa
Merupakan proses sekunder dari TBC paru. Keadaan umum pasien buruk karena
anoreksi dan odinofagi. Pasien mengeluh nyeri hebat di tenggorok, nyeri di telinga
(Otalgia) dan pembesaran kelenjar limfa leher.
b. Faringitis Luetika
Gambaran klinis tergantung dari stadium penyakit primer, sekunder atau tersier. Pada
penyakit ini dapat terjadi ulserasi superficial yang sembuh disertai pembentukan jaringan
ikat. Sekuele dari gumma bisa mengakibatkan perforasi palatum mole dan pilar tonsil.
c. Lepra
Penyakit ini dapat menimbulkan nodul atau ulserasi pada faring kemudian menyembuh
dan disertai dengan kehilangan jaringan yang luas dan timbulnya jaringan ikat.
d. Aktinomikosis Faring
Terjadi akibat pembengkakan mukosa yang tidak luas, tidak nyeri, bisa mengalami
ulserasi dan proses supuratif. Blastomikosis dapat mengakibatkan ulserasi faring yang
ireguler, superficial, dengan dasar jaringan granulasi yang lunak.
Penyakit-penyakit diatas, keluhan umumnya berhubungan dengan nyeri tenggorok dan
kesulitan menelan. Diagnosa pasti berdasarkan pada pemeriksaan serologi, hapusan
jaringan atau kultur, X-ray dan biopsy.
D. Patofisiologi
Patofisiologi tonsillitis yaitu :Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis
maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada
korpustonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan
kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengandetritus
disebut tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satumaka terjadi
tonsillitis lakonaris. Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran
semu (Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses
radangberulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada
prosespenyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akanmengkerut
sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi olehdetritus, proses
ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbulperlengkapan dengan

jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar
limfe submandibula (Lipton, 2002).
E. Penegakkan Diagnosis
1. Anamnesis
Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok yang terus menerus,
sakit waktu menelan, nafas bau busuk, malaise, sakit pada sendi, kadang-kadang ada
demam dan nyeri pada leher, Pada anak, tonsil yang hipertrofi dapat terjadi obstruksi
saluran nafas atas yang dapat menyebabkan hipoventilasi alveoli yang selanjutnya dapat
terjadi hiperkapnia dan dapat menyebabkan kor polmunale. Obstruksi yang berat
menyebabkan apnea waktu tidur, gejala yang paling umum adalah mendengkur yang
dapat diketahui dalam anamnesis (nurjanna, 2011).
Gejala tonsillitis kronis menurut Mawson (1977), dibagi menjadi : 1.) gejala local, yang
bervariasi dari rasa tidak enak di tenggorok, sakit tenggorok, sulit sampai sakit menelan,
2.) gejala sistemik, rasa tidak enak badan atau malaise, nyeri kepala, demam subfebris,
nyeri otot dan persendian, 3.) gejala klinis tonsil dengan debris di kriptenya (tonsillitis
folikularis kronis), udema atau hipertrofi tonsil (tonsillitis parenkimatosa kronis), tonsil
fibrotic dan kecil (tonsillitis fibrotic kronis), plika tonsilaris anterior hiperemis dan
pembengkakan kelenjar limfe regional (Kurien, 2003).
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus
membesar, dan kriptus berisi detritus. Gambaran klinis yang lain yang sering adalah
ketika tonsil yang kecil, biasanya membuat lekukan, tepinya hiperemis dan sejumlah
kecil sekret purulen yang tipis terlihat pada kripta. mengukur jarak antara kedua pilar
anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial kedua tonsil, maka gradasi
pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi :
a. TO : tonsil masuk di dalam fossa atau sudah diangkat
b. T1

: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

c. T2

: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

d. T3

: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

e. T4

: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring


Tonsilitis
Akut
Hiperemis
dan edema
Kripte tak
melebar
Detritus (+ /
-)

Tabel 1. Perbedaan tonsilitis (Nurjanna, 2011)


Tonsilitis Kronis
Tonsilitis
Eksaserbasi akut
Kronis
Hiperemis dan edema
Memebesar/
mengecil
tapi
tidak hiperemis
Kripte melebar
Kripte melebar
Detritus (+)

Detritus (+)

Perlengketa
n (-)
Antibiotika,
analgetika,
obat kumur

Perlengketan (+)
Sembuhkan
radangnya, Jika perlu
lakukan tonsilektomi 2
6 minggu
setelah
peradangan
tenang

Perlengketan
(+)
Bila
mengganggu
lakukan
Tonsilektomi

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnose
tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi (Lipton, 2002):
a. Leukosit
b. Hemoglobin
c. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas.
Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil.
Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam kuman dengan derajat keganasan
yang rendah, seperti Streptokokus hemolitikus, Streptokokus viridans, Stafilokokus, atau
Pneumokokus.
F. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
pemberian antibiotika sesuai kultur bermanfaat pada penderita Tonsilitis Kronis
Cephaleksin ditambah metronidazole, klindamisin ( terutama jika disebabkan
mononukleosis atau abses), amoksisilin dengan asam klavulanat ( jika bukan disebabkan
mononukleosis) (Lipton, 2002).
2. Nonmedikamentosa
Indikasi tonsilektomi menurut American Academy of Otolaryngology Head and Neck
Surgery Clinical Indicators Compendium tahun 1995 menetapkan (Nurjanna, 2011):
a. Serangan tonsillitis lebih dari 3 kali pertahun walaupun telah mendapatkan terapi yang
adekuat.
b. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan orofacial.
c. Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan nafas, sleep
apneu, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor pulmonale.
d. Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak hilang
dengan pengobatan.
e. Nafas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.
f. Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grub A streptokokus beta hemolitikus.
g. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.

h. Otitis media efusi atau otitis media supuratif.


Indikasi relatif (Amarudin, 2005):
a.Penderita dengan infeksi tonsil yang kambuh 3 kali atau lebih dalam setahun meskipun
dengan terapi yang adekuat
b.
Bau mulut atau bau nafas yang menetap yang menandakan tonsilitis kronis tidak
responsif terhadap terapi media
c.Tonsilitis kronis atau rekuren yang disebabkan kuman streptococus yang resisten
terhadap antibiotik betalaktamase
d.
Pembesaran tonsil unilateral yang diperkirakan neoplasma
Kontra indikasi (Amarudin, 2005):
a.Diskrasia darah kecuali di bawah pengawasan ahli hematologi
b.
Usia di bawah 2 tahun bila tim anestesi dan ahli bedah fasilitasnya tidak
mempunyai pengalaman khusus terhadap bayi
c.Infeksi saluran nafas atas yang berulang
d.
Perdarahan atau penderita dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol.
e.Celah pada palatum
3. Preventif
Bakteri dan virus penyebab tonsilitis dapat dengan mudah menyebar dari satu penderita
ke orang lain. Resiko penularan dapat diturunkan dengan mencegah terpapar dari
penderita tonsilitis atau yang memiliki keluhan sakit menelan. Gelas minuman dan
perkakas rumah tangga untuk makan tidak dipakai bersama dan sebaiknya dicuci dengan
menggunakan air panas yang bersabun sebelum digunakan kembali. Sikat gigi yang
telah lama sebaiknya diganti untuk mencegah infeksi berulang. Orang orang yang
merupakan karier tonsilitis semestinya sering mencuci tangan mereka untuk mencegah
penyebaran infeksi pada orang lain (Nurjanna, 2007).
G. Prognosis
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristirahat dan pengobatan
suportif. Menangani gejala gejala yang timbul dapat membuat penderita tonsilitis lebih
nyaman. Bila antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi, antibiotika tersebut harus
dikonsumsi sesuai arahan demi penatalaksanaan yang lengkap, bahkan bila penderita
telah mengalami perbaikan dalam waktu yang singkat (Nurjanna, 2011).
Gejala gejala yang tetap ada dapat menjadi indikasi bahwa penderita mengalami
infeksi saluran nafas lainnya, infeksi yang paling sering terjadi yaitu infeksi pada telinga
dan sinus. Pada kasus kasus yang jarang, tonsilitis dapat menjadi sumber dari infeksi
serius seperti demam rematik atau pneumonia (Nurjanna, 2011).
H. Komplikasi
Komplikasi dari tonsilitis kronis dapat terjadi secara perkontinuitatum ke daerah sekitar
atau secara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari tonsil. Adapun berbagai
komplikasi yang kerap ditemui adalah sebagai berikut (Soepardi, 2001) :
Komplikasi sekitar tonsila
a. Peritonsilitis

Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya trismus dan abses.
b. Abses Peritonsilar (Quinsy)
Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. Sumber infeksi berasal dari
penjalaran tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil dan
penjalaran dari infeksi gigi.
c. Abses Parafaringeal ,Infeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah
bening atau pembuluh darah. Infeksi berasal dari daerah tonsil, faring, sinus paranasal,
adenoid, kelenjar limfe faringeal, os mastoid dan os petrosus.
d. Abses Retrofaring
Merupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. Biasanya terjadi pada anak usia 3
bulan sampai 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe.
e. Kista Tonsil
Sisa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh jaringan fibrosa dan ini
menimbulkan kista berupa tonjolan pada tonsil berwarna putih dan berupa cekungan,
biasanya kecil dan multipel.
f. Tonsilolith (Kalkulus dari tonsil)
Terjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat dalam jaringan tonsil yang
membentuk bahan keras seperti kapur.
Komplikasi Organ jauh
a. Demam rematik dan penyakit jantung rematik
b. Glomerulonefritis
c. Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis
d. Psoriasiseritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura
e. Artritis dan fibrositis.
26.

Laki-laki 30 tahun datang dengan riwayat kecelakaan lalu lintas. Pasien mengaku
terbentur di area pinggul. Pada pemeriksaan diteukan keadaan umum masih stabil, dan
terdapat warna kemerahan di urin. Terdapat nyeri suprapubik, masa kistik di
suprapubik, keluar darah dari OUE. Pada RT ditemukan floating prostat. Organ apa
yang terkena pada pasien?

a.
b.
c.
d.
e.

27.

Ruptur ginjal
Ruptur ureter
Ruptur buli
Ruptur penis
Ruptur uretra posterior

Anak usia 6 tahun, mata bengkak, merah, bulu mata rontok, ulkus di tepi kelopak
mata. Retardasi mental sejak 5 tahun yang lalu. Diagnosis?
a. Blefaritis
b. Dakrioadenitis
c. Dakriosistitis
d. Trikiasis
e. Entropion

28.

Pria 74 tahun datang dengan penurunan kesadaran. Dari pemeriksaan didapatkan gds
350, ketonuria. Kemudian dokter memutuskan melakukan tindakan tetapi pasien tidak
diantar oleh keluarganya. Apa yang akan anda lakukan sebagai dokter?
a. Meminta consent ke pengantar
b. Menelepon keluarga
c. Tidak melakukan apa-apa sampai keluarga datang
d. Memberikan pertolongan pertama sesegera mungkin (Tujuan Live saving)

29. Seorang anak 5 tahun dtg diantar org tuanya karena sering terlihat bengong. 1 hari
dapat muncul hingga
10x. Pasien tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya. Apa tipe kejang yg dialami
pasien tsb?
a. Lena
b. Tonik klonik
c. Mioklonik
d. Fokal sensorik
e. Fokal motorik
Klasifikasi
Pada tahun 1981, The International League Against Epilepsy (ILAE) membuat suatu
sistem klasifikasi internasional kejang epileptik yang membagi kejang menjadi dua
kelompok besar yaitu Kejang Parsial (fokal atau lokal) dan Kejang Generalisata. Kejang
parsial kemudian dibagi lagi menjadi Parsial Sederhana, Parsial Kompleks, dan Parsial
yang menjadi Generalisata sekunder. Adapun yang termasuk kejang generalisata yaitu
Lena (Tipikal atau Atipikal), mioklonik, klonik, tonik, tonik-klonik, dan kejang atonik.
1. Kejang Parsial (Partial-onset Seizure)
Kejang Parsial bermula dari area fokus tertentu korteks serebri,
2. Kejang Generalisata (Generalized-onset Seizure)
Kejang Generalisata berawal dari kedua hemisfer serebri. Bisa bermula dari talamus dan
struktur subkortikal lainnya. Pada EEG ditemukan kelainan secara serentak pada kedua
hemisfer. Kejang generalisata memberikan manifetasi bilateral pada tubuh dan ada
gejala penurunan kesadaran. Kejang generalisata diklasifikasikan menjadi atonik, tonik,
klonik, tonik klonik atau absence seizure. Beberapa penyakit yang memberikan
gambaran kejang generalisata antara lain : Benign Neonatal Convulsion, Benign
Myoclonic Epilepsy, Childhood Absence Epilepsy, Juvenille Absence Epilepsy, Juvenille
Myoclonic Epilepsy.
Kejang tonik adalah kekakuan kontraktur pada otot-otot, termasuk otot pernafasan.
Kejang klonik berupa gemetar yang bersifat lebih lama. Jika keduanya muncul secara
bersamaan maka disebut kejang tonik klonik (kejang Grand Mal).
Sebagian kejang yang lain sulit dikelompokkan pada salah satunya dimasukkan sebagai
kejang tidak terklasifikasi (Unclassified Seizure). Cara pengelompokan ini masih
diterima secara luas.
Jenis-Jenis Kejang

A. Kejang Parsial
Kejang Parsial Sederhana
1.

Kesadaran tidak terganggu; dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini:

Tanda-tanda motoriskedutaan pada wajah. Tangan, atau salah satu sisi tubuh : umumnya gerakan
kejang yang sama.
Tanda atau gejala otonomikmuntah berkeringan, muka merah, dilatasi pupil.
Gejala somatosensoris atau sensoris khusus-mendengar musik, merasa seakan jatuh dari udara,
parestesia.
Gejala psikikdejavu, rasa takut, sisi panoramic.

Kejang parsial komplesk


1.

Terdapat gangguan kesadaran. Walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks.

2.
Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromaticmengecapkan bibir, mengunyah, gerakan
mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
3.

Dapat tanpa otomatismetatapan terpaku.

B. Kejang Umum (Konvulsif atau Non-Konvulsif)


Kejang Absens
1.

Gangguan kewaspadaan dan responsivitas.

2.

Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik.

3.

Awitan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan berkonsentrasi penuh.

4.
Umumnya dimulai pada usia antara 4 dan 14 tahun dan sering sembuh dengan sendirinya pada usia
18 tahun.

Kejang Mioklonik

Kedutaan-kedutaan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi mendadak

Kejang MioklonikLanjutan
1.
Sering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik, berupa kedutaan-kedutaan
sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan kaki.
2.

Umumnya berlangusung kurang dari 15 detik dan terjadi didalam kelompok.

3.

Kehilangan kesadaran hanya sesaat

Kejang Tonik-Klonik
1.
Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ektremitas, batang tubuh,
dan wajah, yang langsung kurang dari 1 menit.
2.

Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan usus.

3.

Tidak adan respirasi dan sianosis

4.

Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan bawah.

5.

letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical

Kejang Atonik
1.
Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala
menunduk atau jatuh ketanah.
2.

Singkat, dan terjadi tampa peringatan.

Status Epileptikus
1.

Biasanya. Kejang tonik-klonik umum yang terjadi berulang.

2.

Anak tidak sadar kembali diantara kejang.

3.

Potensial untuk depresi pernapasan, hipotensi, dan hipoksia

4.

30.

memerlukan pengobatan medis darurat dengan segera

Anak 5 tahun datang dengan keluhan muntah darah sebanyak 250cc. Tekanan darah
80/60, nadi 120 kali, pernapasan 28 kali, Suhu 37,5oC. Apa tatalaksana awal
bagi pasien ini?
a. Whole blood
b. Packed Red Cell
c. Frozen Plasma
d. RL
e. Dextrose 5%
Manajemen Pengelolaan hemetemesis
Pengelolaan dasar pasien perdarahan saluran cerna sama seperti perdarahan pada umumnya,
yakni meliputi pemeriksaan awal, resusitasi, diagnosis, dan terapi. Tujuan pokoknya adalah
mempertahankan stabilitas hemodinamik, mnghentikan perdarahan, dan mencegah
perdarahan ulang.
Adapun langkah-langkah praktis pengelolaan perdarahan SCBA adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan awal, penekanan pada evaluasi status hemodinamik.
Resusitasi, terutama untuk stabilisasi hemodinamik.
Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lain yang diperlukan.
Memastikan perdarahan saluran cerna bagian atas atau bagian bawah.
Menegakkan diagnosis pasti penyebab perdarahan.
Terapi untuk menghentikan perdarahan, penyembuhan penyebab perdarahan, mencegah
perdarahan ulang.
PENANGANAN PERDARAHAN SCBA
Tindakan umum
1. Resusitasi
2. Lavas lambung
3. Hemostatika
4. Antasida dan simetidin
Tindakan khusus
Medik intensif
1. Lavas air es dan vasopresor/trombin intragastrik
2. Sterilisasi dan lavement usus
3. Beta bloker
4. Infus vasopresin
5. Balon tamponade
6. Sklerosis varises endoskopik
7. Koagulasi laser endoskopik
8. Embolisasi varises transhepatik
Tindakan bedah
1. Tindakan bedah darurat
2. Tindakan bedah elektif

31. Pasien laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan kemerahan pada kulit kaki dan
lengan. Kuku kuku juga teraba keras. Tanda auspitz (+). Diagnosis pada pasien ini
adalah?
a. Psoariasis vulgaris (peradangan berupa plak eritematosa dengan skuama tebal
putih, tanda khas tetes lilin, auspitz, dan koebner)
b. Pemfigus vulgaris (peny. Autoimun, bula yg bersifat kronik)
c. Dermatitis kontak ( Alergi- akibat bahan sehari-hari, iritan- bahan iritaif, jd dapat
menimbulkan gejala di hampir semua orang)
d. Dermatofitosis (infeksi jamur dengan keratin di jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku)

e. Dermatitis seboroik (peny yg meningkatnya produk sebum di daerah kulit kepala dan
kelenjar sebasea wajah)
32. Pasien laki-laki usia 56 tahun dirawat di rumah sakit. Suatu malam, pasien berteriak
ketakutan dan mengatakan ada laki-laki yang sedang melihatnya dari ujung ranjang.
Saat lampu dinyalakan oleh perawat, ternyata laki-laki yang dikatakan tersebut
merupakan bayangan tirai. Yang dialami pasien ini adalah?
a. Ilusi (pengamatan yang keliru, yaitu: peristiwa objektif yang diterima oleh indera ternyata
ditangkap secara salah.)

b.
c.
d.
e.

Proyeksi (impuls internal yg tidak dapat diterima dan dihadapi)


Halusinasi (persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indera)
Delusi ( atau waham adalah suatu keyakinan yang salah karena bertentangan dengan kenyataan)
Introyeksi (keadaan dmn seseorang memasukkan hal hal yang mengancamnya
menjadi nilai-nilai dalam kehidupanya)

33.

Anak laki-laki usia 15 tahun mengeluhkan nyeri pada telinga kanan yang dirasakan
tiba-tiba sejak 30 menit yang lalu. Nyeri dirasakan karena ada serangga yang masuk ke
dalam telinganya. Tatalaksana pada pasien ini adalah?
a. Teteskan telinga dengan povidone iodine
b. Irigasi dengan air
c. Teteskan telingan dengan rivanol (bila masih hidup di matikan terlebih
dahulu dengan tampon basah misalkan larutan rivanol/ anestesi lokal 10 menit,
lalu keluarkan menggunakan pinset/irigasi)
d. Teteskan dengan karbogliserin

34.

Pasien korban kecelakaan lalu lintas dengan jejas benturan di dada dan sesak napas
saat dibawa ke UGD. Dokter melakukan pemeriksaan dan memberikan obat lalu pasien
dipulangkan. Kode etik yang dilanggar oleh dokter?
a. Menghargai kehidupan ( masuk ke kode etik pasal 7d dimana dalam pelaksanaannya
yang tidak boleh dilakukan adalah abortus profokatus dan euthanasia, sedangkan yang
boleh dilakukan adalah operasi dimana sudah dipikirkan dan dipertimbangkan masakmasak bahwa tidak ada jalan lain)
b.

Menjunjung tinggi profesionalitas ( masuk ke kode etik pasal 2 sesuai dengan metode
mutakhir, sarana yang tersedia, kemampuan pasien, etika umum, etika kedokteran,
hukum, dan agama)

Kalo jawabannya masuk ke pasal 10 dimana dokter menggunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan pasien dan jika dokter tidak mampu melakukan suatu
pengobatan atau pemeriksaan maka dokter tersebut wajib merujuk kepada dokter yang
lebih mempunyai keahlian di bidang tersebut.
35.

Pasien laki-laki usia 14 tahun, datang dengan sering merasa lemas .ikterik ,
pemeriksaan didapatkan shufner 2, konjungtiva ikterik , TTV dalam batas normal, Hb
9 mg/dl Ht 27 % eritrosit 4 juta leukosit
10.000, trombosit 140.000. pemeriksaan penunjang
yang diperlukan adalah
a. Elektroforesis HB
b. Coombs test
c. Biopsi sumsum tulang belakang
d. Serum Besi
e. Feritrin

36.

Pasien laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan lemas, pemeriksaan fisik umum
dalam batas normal . sklera ikterik (-) , organomegali (-) TTV dbn, Hb 5 Leukosit
3500 Trombosit 80.000 diagnosisnya adalah?
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia aplastik ( lab pasien menunjukan pansitopeni)
c. Anemia penyakit kronis
d. Infeksi TB
e. Anemia hemolitik
Keadaan Hb, Leukosit dan Trombosit menunjukan penurunan Pansitopenia
Aplastic Anemia is a syndrome of bone marrow failure characterized by pheripheral
pancytopenia and narrow hipoplasia( Emmanuel C Besa, Aplastic Anemia : Medscape )

37.

38.

Bayi berusia 1 hari dibawa ke Puskesmas karena terdapat massa usus yang keluar dari
abdomen, warna kemerahan dilapisi selaput. Dokter berencana
merujuk ke RS. Tindakan yang tepat sebelum merujuk
adalah?
a. Hecting abdomen, rujuk
b. Tutup dengan urine bag, rujuk
c. Pasang infus, tutup kassa NaCl, rujuk
d. Tutup kassa nacl, jaga kehangatan, rujuk
e. Ditutup selimut basah, rujuk hordeolum
Dx : Gastrokisis : tanpa selaput
Penanganan pertama pada bayi baru lahir dengan gastroschisis meliputi resusitasi
cairan, NGT dekompresi, mencegah hipotermia.(referat Gastroskisis, ilmu kesehatan
anak UNPAD RSHS)
Beberapa bayi mempunyai risiko hipotermia:
Bayi prematur, BBLR
Bayi sakit berat
Bayi dengan resusitasi lama
Bayi dengan kelainan (bagian mukosa terbuka: gastroschisis, spina bifida,
omfalokel dll)
Suhu gula oksigen sangatberkaitan erat.
Kompetensi dr. Sp B, Sp. A Rujuk
Ny X datang dengan keluhan benjolan di sekitar mata. Dari PF didapatkan benjolan
hiperemis di sekitar hidung disertai nyeri tekan dan keluar cairan kekuningan. Apa
diagnosis pasien tersebut?
a. Blefaritis
b. Dakriosistitis
c. Dakrioadenitis
d. Kalazion
e. Hordeolum
Pembahasan:

Infeksi pada saccus nasolakrimalis. Didaerah sekitar hidung.


Biasanya Unilateral, terdapat kemerahan, epiphora, nyeri. Di daerah
inframedial region.
Dakrioadenitis Infeksi pada kelenjar lakrimal. Biasanya unilateral, terdapat
kemerahan, dan nyeri sekitar kelopak mata. Di daerah
Supratemporal region.
Dakriosistisis

39. An. Y 2 tahun datang dengan keluhan penurunsn penglihatan saat senja. Ditemukan
bitot spot pada konjungtiva. Dokter ingin memberi vitamin A. Bagaimana cara
pemberian vitamin A?
a. 10.000 IU single dose
b. 50.000 IU dalam dua pemberian
c. 100.000 IU single dose
d. 200.000 IU single dose
e. 200.000 IU dalam dua pemberian

40. Laki-laki 20 tahun datang setelah mengalami kecelakaan motor, pasien tidak mengenakan
helm. Pemeriksaan TTV : TD 140/90 mmHg, HR 50x/menit, RR 14x/menit, S 36,5C, pupil
anisokor 3mm/5mm. Dilakukan pemeriksaan CT scan dengan hasil sebagai berikut .
Diagnosis pasien?

a. Perdarahan intraserebral hiperdensitas mencolok


b. Perdarahan subdural pecahnya bridging veins, ct scan hiperdens bulan sabit
c. Perdarahan epidural pecahnya arteri meninga media, lucid interval, ct scan
bikonveks
d. Perdarahan subarachnoid berry aneurisma, ct scan hiperdensitas di dalam sulcus
dan fisura serebri
e. Edema serebri

41. Wanita datang dengan luka-luka diantar oleh polisi ke rumah sakit dengan membawa
surat permintaan visum. Setelah diperiksa dokter menyimpulkan bahwa pasien
merupakan korban pembacokan dan harus dirawat. Setelah dirawat selama 7 hari,
dokter mengizinkan pasien pulang, namun pasien harus kembali untuk kontrol. Jenis
surat apakah yang paling tepat dibuat dokter saat ini ?
a. VER tetap seketika dan tidak perlu perawatan
b. VER sementara jika dibuat untuk sementara waktu karna korban perlu perawatan
dan pem/ lanjutan. Kualifikasi luka belum ditulis

c. VER lanjutan dibuat setelah ver sementara saat korban telah sembuh/pindah
rs. Kualifikasi luka ditulis
d. Berita keterangan medis ahli
e. Berita keterangan pemeriksaan barang bukti
Jika dibuat timeline, ver yang diberikan saat sebelum dirawat, merupakan ver sementara,
namun jika ver diberikan setelah dilakukan pengobatan dan perawatan lanjut makan jadi
ver lanjutan
42. Seorang Laki-laki usia 75 tahun diantar oleh pengasuh ke ugd dengan keluhan tidak
bisa BAK. Anak sibuk jadi tidak bisa antar. Akan di pasang kateter urin, yang
seharusnya dokter lakukan adalah?
a. Informed consent ke pasien sendiri mengingat pasien masih dalam keadaan sadar
b. Informed consent ke pasien disaksikan pengantar
c. Informed consent ke anak pasien melalui telepon
d. Informed consent ke pengasuh
e. Tidak melakukan informed consent hanya berlaku untuk life saving (non
malificience)
43. Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dibawa olehnya ke dokter umum dengan keluhan
rambut rontok. Keluhan muncul sejak 3 minggu yang lalu dan kadang- kadang disertai
rasa gatal di kepala. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil seperti foto berikut:
Diagnosis gambar tsb adalah jamur pada kepala atau tinea kapitis. Sehingga
penatalaksanaan regimen standar untk dermatofitosis dalam buku sakti merah kulit
UI, jawabannya griseofulvin

Tatalaksana yang tepat adalah:


a. Nistatin kandidiasis oral (candida sp) atau untuk mikosis intermediet
b. Prednison akan memperburuk keadaan jgn sampe dikasih sebagai terapi awal pada kasus ini
c. Mikonazol lini kedua setelah griseofulvin
d. Griseofulvin
e. Selenium sulfide digunakan biasanya utk topical treatment. Dalam hal ini tujuan agar
meminimalisir transmisi ke yg lainnya, pada 1-2 minggu awal pengobatan

dan hanya digunakan pada

tipe pitirosporum
44.

Seorang wan0.ta usia 58 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD RS

dengan penurunan kesadaran. Dari alloanamnesis didapat bahwa sebelumnya


pasien mengeluhkan sakit kepala yang sangat berat 3 jam yang lalu dan disertai
mual tanpa adanya muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E2M3V2, TD
180/110 mmHg, nadi 80 x/menit, laju napas 20x/menit. Pemeriksaan neurologis
didapatkan kesan hemiparesis dextra, refleks patologis tungkai kanan bawah:
Babinski (+). Diagnosis pasien ini adalah?
a. Stroke hemoragik hemisfer sinistra terdapat tanda TTIK (sakit
kepala,muntah, penurunan kesadaran mengarah ke perdarahan. Dan
hemisfer selalu kontralateral
b. Stroke hemoragik hemisfer dextra
c. Stroke iskemik ganglia basalis
d. Stroke iskemik hemisfer sinistra deficit neurologis (biasanya hemiparese)
berlangsung >72 jam dan kesadaran tidak menurun.
d. Stroke iskemik hemisfer dextra
45. Laki-laki dengan keluhan dada terasa terbakar. Riwayat sering lapar, nyeri ulu
hati. Diagnosa ?
a. Ulkus duodenum
b. Ulkus gaster
c. Ca gaster
d. GERD

e. Angina pektoris

Ulkus duodenum ( jika makan terasa enak )

Ulkus gaster (jika makan terasa sakit)

Ca gaster (gejala klinis gastritis, anemia, dan penurunan berat badan )

GERD ( dada terasa terbakar, sendawa panas, nyeri uluhati)

Angina pectoris ( nyeri dada menjalar)

46.Wanita, 25 tahun, riwayat melahirkan 1 minggu lalu dengan bayi meninggal dalam
kandungan. Pasien datang dengan keluhan nyeri payudara. TTV normal suhu 38oC,
payudara keras, permukaan rata, nyeri
saat diraba. Diagnosisnya adalah?
a. Mastitis Karena ada demam
b. Mastalgia
c. Abses mammae
d. FAM
e. Kelainan fibrokistik
Pembahasan :

Mastitis (rasa sakit yang terjadi pada payudara, payu dara tampak merah, panas dan sakit
(meradang). Umumnya terjadi pada ibu menyusui )

Mastalgia ( nyeri pada payudara, tidak ada peradangan, premenstruasi)

Abses mammae (peradangan (bengkak, merah) dan akumulasi nanah pada payudara yang disebabkan oleh
bakteri )

FAM ( nodul, mobile, tidak nyeri, licin, kenyal )

Kelainan fibrokistik ( nodul, nyeri, mobile, licin, dipengaruhi siklus mentruasi )

47. Atlet bulutangkis, merasa nyeri pada tumit setelah jatuh sehabis melakukan smash. PF
terdapat gap pada ankle posterior. Diagnosis?
a. Ankle sprain
b. Ankle strain
c. Fraktur calcaneus
d. Ruptur tendon Achilles

Pembahasan :

Ankle sprain (cidera pada sendi yang melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi, tidak ada gap)

Ankle strain (cidera otot atau tendon (urat), tidak ada gap )

Fraktur calcaneus ( ada krepitasi)

Ruptur tendon Achilles (ada gap )


Definisi : Robek, pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian
belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.
Penyebab : Robek, pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian
belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.

48. Wanita 30 tahun datang dengan keluhan sesak nafas terutama saat menarik nafas.
Sebelumnya memiliki riwayat batuk lama dan berdarah. Pada PF didapatkan Inspeksi
dada kanan tertinggal, Fremitus taktil dada kanan melemah, Perkusi dada kanan
Hipersonor, Suara nafas dada kanan menjauh. PF jantung DBN.
Apa tatalaksana yang tepat: diagnosis Pneumothoraks spontan (tanpa trauma) ec.
Susp TB paru
a.

WSD

b.

Thorakosentesis (jawaban alternative jika ditanya terapi emergency awal)

c.

Perikardiosentesis

d.

Injeksi diazepam

pembahasan :

WSD

terapi

definitive

atau

tepat

pada

kasus

pneumothoraks. Pemasangan WSD dilakukan di sela iga

ke 5 linea aksilaris anterior.


Thorakosintesis : atau needle decompression (tusuk dg jarum
yang besar) di sela iga ke 2 linea midclavicula terapi awal

tension pneumothoraks setalh itu lanjutkan dg WSD


Perikardiosentesis : terapi awal untuk tamponade jantung,

definitf : torakotomi
Injek diazepam : pada pasien kejang demam biasanya

49.

Lelaki 75 tahun datang diantar panti sosial dengan penurunan kesadaran dan
didiagnosis DKA. Kesadaran somnolen, diperlukan terapi segera. Bagaimana
seharusnya informed consent dilakukan?
a.

Tidak diberikan terapi

b.

Meminta persetujuan pengantar

c.

Menunggu keluarga datang

d.

Memberi terapi langsung tanpa informed consent

e.

Meminta persetujuan dari pasien

pembahasan :
pada kasus gawat darurat atau perlu tindkan segera untuk menyelamatkan jiwa pasien
maka tidak perlu melakukan informed concent terlebih dahulu karena mengacu kepada
kaidah etik yaitu non malificience (life saving) terlebih pasien juga mengalami penurunan
kesadaran.
50. Wanita 50 tahun datang dengan keluhan kepala terasa melayang dan penglihatan
menggelap tiba-tiba sejak 6 jam SMRS disertai dada terasa berdebar-debar. Pf: Td:
90/60 mmHg, Nadi: 130x/menit, RR: 30x/menit. Ekg: gambaran SVT. Apa
tatalaksana yang tepat: keadaan pasien tidak stabil dilihat dari tanda vital maka kasus
ini merupakan SVT unstable
a.

DC Shock dilakukan pada keadaan ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi

merujuk pada alur Cardiac Arrest, biasa diberikan 200-360 joule


b.

Vagal maneuver hanya dilakukan jika pada SVT stable sebagai tindakan paling

awal tanpa obat


c.

Amiodaron biasanya diberikan pada kasus ventrikel takikardi setelah dua siklus

rjp dan epinefrin tidak membaik., atau diberikan sebagai alternative anti aritmia kuat atau
pada SVT dengan gelombang aberans yang terlihat jelas dan dikhawatirkan jika
diberikan adenosin terjadi torsades de pointes.
d.

Kardioversi

tersinkronisasi

pada

kasus

ini

SVT

tidak

stabil

(hipotensi,syok,nyeri dada iskemik) kardioversi diberikan pada seluruh aritmia


kecuali VT dan VF yang unstable dengan dosis 100 joule 150 joule

e. Adenosin diberikan pada SVT stable tanpa gelombang aberans yang potensial
menimbulkan torsades de pointes sebagai anti aritmia sedang dengan efek inotropic
sedang
51.

Seorang laki-laki datang dengan keluhan kulit ada bercak kemerahan di badan
dan tangan serta kaki dengan sensasi rasa yang menghilang. Pada pemeriksaan
terdapat pembesaran N. Ulnaris. Hasil BTA kerokan kulit (+). Regimen obat apa
yang cocok untuk pasien? Diagnosis : Morbus Hansen tipe MB
a.Rifampisin 600 mg 1x sebulan, Dapson 100 mg setiap hari, Clofazimin 300 mg
hari pertama, lanjut 50 mg/hari selama 12 bulan
b.Rifampisin 300 mg 1x sebulan, Dapson 100 mg setiap hari
c. Rifampisin 600 mg 1x sebulan, Dapson 100 mg setiap hari
d. Rifampisin 600 mg setiap hari, Dapson 100 mg setiap hari
e. Rifampisin 300 mg 1x sebulan, Dapson 100 mg setiap hari, Clofazimin 300 mg setiap
hari

PEMBAHASAN
A. Masuk kedalam regimen kusta MB karena distribusi simetris dan terdapar eritema
maka dilakukan pengobatan rejimen kusta MB
B. Tidak ada dosis rifampisin 300mg pada pengbatan MH
C. Rejimen pengobatan MH tipe PB
D. pengobatan tidak jelas sampe berapa bulan.
E. Dosis rifampisin tidak ada 300mg pada pengobatan MH

52. Seorang anak berusia 1 tahun tersedak bakso. Pasien sadar, kesulitan bernapas,
mulai tampak pucat, ekstremitas biru. Tampak gumpalang daging di tenggorokan
bagian dalam. Apa yang harus dilakukan?
a.
b.

Kompresi dada dan nafas buatan


Intubasi pasien

c.

Back blow maneuver 5 kali dan chest thrust 5 kali

d.

Heimlich maneuver 5 kali

e.

Ambil daging dengan menggunakan tangan

PEMBAHASAN:
A. Hanya untuk penatalaksanaan kegawatdaruratan dgn cardiac arrest
B. Pasien tidak ada penurunan kesadaran jadi tidak perlu dilakukan intubasi
C. Penatalaksanaan awal yg selalu dilakukan pada kegawatdaruratan seperti ini.
D. Jika backblow tidak bereaksi bisa dilakukan Hemlich Manuver
E. Tidak mungkin menggunakan tangan kosong.

53. Bayi berusia 2 minggu datang dengan keluhan BAB setiap hari bisa mencapai 10
kali, encer. Bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir. Pada pemeriksaan bayi tampak
aktif, tidak ditemukan tanda dehidrasi. Pemeriksaan fisik lain normal. Apa yang
perlu disampaikan kepada ibu?
a.
b.

Memberikan antibiotik
Menjelaskan bahwa hal ini normal bagi bayi yang diberi ASI dan tetap

melanjutkan ASI
c.

Stop ASI, mengganti susu formula

d.

Memberikan obat antiviral

e.

Merujuk ke RS

PEMBAHASAN:
A. Bayi mendapat asi eksklusif kemungkinan bayi telah mendapat imun adaptif dr ibu sehingga
tidak mgkin terkena infeksi shingga tidak blh diberi antibiotik
B. Bayi masih mndapat asi ekskulif tanpa ada makanan pendamping jd normal jika bab nya cair.
C. Usia bayi yg masih 2 minggu masih harus mendapat asi tanpa pendamping atau
pengganti apapun. Jadi sebaiknya tetap diberikan asi
D. Bayi mendapat asi eksklusif kemungkinan bayi telah mendapat imun adaptif dr ibu sehingga
tidak mgkin terkena infeksi shingga tidak blh diberi antibiotik

E. tidak ada tanda-tanda dehidrasi


54. Seorang laki-laki usia 35 tahun datang dengan kelemahan pada kedua kaki sehabis
jatuh dari atap rumah. Pasien mengeluhkan kedua kakinya tidak dapat digerakkan
dan mati rasa. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80, nadi 88x/menit, RR
22x, S 36,8. Extremitas motorik kaki 222 / 111 sensorik terganggu, vegetative:
gangguan berkemih. Tatalaksana awal yang paling tepat? Diagnosis pada kasus
ini adalah faktur kompresi
a. observasi
b.

rontgen extremitas pemeriksaan penunjang untuk menunjang diagnosis fraktur

kompresi (BUKAN MERUPAKAN BENTUK TERAPI)


c.

pemasangan collar neck dilakukan pada semua cedera vertebra termasuk

fraktur kompresi (jawaban yang paling mungkin hanya ini, karena di soal tidak
dijelaskan cedera vertebra sampai pada level mana)
d. Resusitasi cairan langsung dilakukan jika terdapat perdarahan atau syok
e. Pembidaian
55. Seorang perempuan usia 26 tahun datang dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh
sejak 3 hari lalu. Sebelumnya pasien juga pernah seperti ini 1 tahun lalu dan bengkak
hilang setelah meminum kortikosteroid. Pemeriksaan fisik TD 150/90, N 72 RR 18 S
36,9, Bengkak pada seluruh tubuh. Hasil laboratorium Protein urin +++, Albumin 1,5
Kolesterol 270, Ur 22, Cr 0,8. Diagnosis yang tepat
a. Glomerulonefritis
b. Sindrom Nefrotik
c.

Gagal ginjal akut

d. Gagal ginjal kronik


e. Ginjal polikistik

pembahasan

a. hematuria (dominan) dg kencing berwarna gelap ,silinder eritrosit


dapat disertai proteinuria dan ada hipertensi dan biasanya di
dahului

dg

infeksi

streptokokkus

(faringitis,impetigo)
b. TRIAS
:
proteinuria

(>3g/24

+3),hipoalbunemia,pitting

beta
jam

edema

hemolitikus
atau

grup

dipstick

(dapat

urin

bersifat

anasarka),hiperkolesterolemia
c.
Criteria RIFLE kurang dari atau sama dengan 3 bulan
keluhannya paling sering karena hipovolemik
d. Penurunan fungsi ginjal yang bertahan >3 bulan hitung GFR
(Cockroft Gault)
56. Laki-laki usia 54 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 2 hari lalu. Pasien memiliki
riwayat hipertensi tidak terkontrol dan riwayat kencing manis yang terkontrol
dengan metformin. Tekanan darah 160/90 Hasil laboratorium GD 225, Ur = 52, Cr =
7,1. Obat anti hipertensi yang tepat ? diagnosis : Nefropati diabetikum dengan hipertensi
a. diuretic jika terjadi edema paru
b. b-blocker
c.

Verapamil

d. Penghambat ACE nefroprotektor dan kardioprotektor dan merupakan drug


of choice paling pertama
e. Calcium channel blocker atrial fibrilasi
57.

Laki-laki,35 tahun dengan HIV (+) terdapat perubahan warna pada lidahnya. Hasil pf:
lidah tampak plakat kuning kecoklatan ketika dikerok tampak eritem granulomatosa.
Diagnosis?
a. Cheilosis
b. Oral thrush
c. Ulcerative aftosa
d. Stomatitis herpetika
e. Glossitis

Pembahasan :

a. Cheilosis adalah penyakit yang timbul akibat kekurangan vitamin ini, gejalanya lukaluka di sudut mulut
b. Oral thrush adalah suatu kondisi di mana jamur Candida albicans terakumulasi pada
lapisan mulut, yang juga dapat disebut dengan candidiasis. Oral thrush menyebabkan
lesi berwarna putih krem, biasanya di lidah atau pipi bagian dalam.
c. Ulcerative aftosa adalah ulser oval rekuren pada mukosa mulut tanpa tanda-tanda
adanya penyakit lain dan salah satu kondisi ulseratif mukosa mulut yang paling
menyakitkan terutama sewaktu makan, menelan dan berbicara
d. Stomatitis herpetika adalah herpes simpleks yang mengenai mukosa oral dan bibir,
ditandai dengan pembentukan vesikel kekuningan yang pecah dan menghasilkan ulkus
tidak rata, nyeri, yang dilapisi dengan membran abu-abu dan dikelilingi oleh halo yang
eritematous.
e. Glossitis adalah peradangan atau infeksi lidah. Hal ini menyebabkan lidah
membengkak dan berubah warna. Kondisi ini dapat menyebabkan papila menghilang.
58. Puskesmas berniat membuat poster mengenai obesitas. Obesitas adalah penyakit,
hati-hati! 50% orang obesitas meninggal karena serangan jantung. Termasuk
persepsi apakah itu?
a. Self efficacy
b. Perceivrd severity
c. Perceived susceptibility
Pembahasan :
a. Self efficacy adalah efikasi diri contohnya poster yang mengajak masyarakat
khususnya wanita untuk memeriksa payudara sendiri agar dapat mendeteksi secara dini
kanker paudara
b. Perceivrd severity adalah poster ang isinya atau tujuannya untuk mengetahui
komplikasi yang akan terjadi di kemudian hari dari penyakit tertentu yang diderita
c. Perceived susceptibility adalah mencurigai penakit tertentu terhadap diri sendiri
setelah melihat poster

59. Seorang wanita datang dengan keluhan perdarahan yang tidak berhenti sejak lahir 2
jam SMRS. Plasenta lahir lengkap dan tidak ada robekan jalan lahir. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TTV dalam batas normal, ditemukan benjolan keluar dari jalan lahir
dgn permukaan kasar. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Inversio uteri
b. Ruptur uteri
c. Solusio placenta
d. Placenta previa
e. Atonia uteri
Pembahasan :
a. Inversio uteri adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan
keluar lewat ostium uteri eksternum yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit
b. Ruptur uteri adalah pelepasan insisi yang lama disepanjang uterus dengan robeknya
selaput ketuban sehingga kavum uteri berhubung langsung dengan kavum peritoneum
c. Solusio placenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum
proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian, dan merupakan komplikasi
kehamilan yang serius namun jarang terjadi.
d. Placenta previa adalah plasenta yang salah letaknya, harusnya plasenta menempel
didaerah fundus atau bagian Rahim paling atas. Plasenta previa menempel dirahim
bagian bawah.
e. Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot myometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek. Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium
tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat
melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.
60. Anak laki-laki 5 tahun dibawah ibunya ke dokter dengan keluhan keluar cairan dari
telinga sebelah kiri sejak 2 bulan. 1 minggu sebelum sakit pasien mengalami flu.
Pada pemeriksaan telinga didapatkan keluar cairan berwarna kuning disertai
perforasi membran timpani. Tatalaksana yang tepat adalah: OMA perforasi
a. Kloramfenikol

b. Amoksisilin
c. Kotrimoksasol
d. Ciprofloksasin
e. Eritromisin
pembahasan
a. Kloramfenikol : Efek sampingnya depresi
sumsung tulang
b. Amoksisilin :Terapi untuk otitis media dan kasusnya juga pada
anak jadi cari antibiotic yg aman.

Amox diberikan 5-7

hari,alternative : amoksiklav
c. Ciprofloxacin Efek samping : Gangguan pertumbuhan tulang
61. Anak B dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan gatal. Gatal muncul pada tangan
setelah makan ikan. Keluhan seperti ini selalu muncul ketika anak memakan ikan.
Pada status dermatologis didapatkan eritema,dll (lupa).Diagnosanya adalah?
a. Dermatitis Kontak Iritan harus ada kontaknya dulu seperti (jam,cincin,kalung)
b. Dermatitis Kontak Alergi sama kaya DKI tapi alergi ada fase sensitasi
c.

Dermatitis Atopi

d. Dermatitis Seboroik terutama yang banyak kelenjar sebasea paling sering kepala
dapat terkait factor psikologis
e.

Neurodermatitis lokasi yang mudah terjangkau,sangat gatal dan terdiri dari

lingkaran setan
pembahasan
Dermatitis atopi adalah radang kulit berulang yang disertai gatal pada bayi dan dan anak.
Kelainan kulit berupa bintil-bintil kemerahan, gatal, yang kemudian bila berlangsung
lama (kronik), kulit menjadi kering, bersisik, luka-luka atau menebal dan menjadi
kehitaman . Biasanya terdapat faktor alergi turunan dalam keluarga atau pasien. Kelainan
kulit juga dapat terjadi karena alergi, misalnya alergi terhadapat makanan (susu sapi, telur
ayam, ikan laut, kacang-kacangan, dan lain-lain) atau terhadap debu, serbuk sari, dan
bulu binatang.

62.

Anak 11 bulan dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan kejang.

Sebelumnya anak mengalami demam. Ttv ; td 110/80, N: 100, RR: 45 Suhu:


38,5oC. BB: 8kg. Tatalaksananya adalah diagnosis : kejang demam
a. Fenobarbital
b. Fenitoin
c.

Oksigen

d. Diazepam rektal 5mg


e. Observasi
pembahasan

Diazepam rectal berdasarkan umur :

63.

<1 tahun : 5 mg
>1 tahun : 10 mg

Perempuan 16 tahun, datang dengan keluhan lemas dan lesu sejak 1 bulan yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, dari pemeriksaanlaboratorium

didapatkan Hb 8,6 g/dl, leukosit 2000/mm, trombosit 99.000/l, normositik normokrom.


Apa diagnosis yang tepat untuk pasien ini?
a. Anemia defisiensi Fe
b. Anemia aplastik
c. Anemia hemolitik
d. Anemia megaloblastik
e. Anemia defisiensi asam folat
pembahasan
A. Anemia defisiensi besi : hipokrom mikrositik, sel pencil
B. Anemia aplastik : normokrom normositik, pansitopenia, organomegali
C. Anemia hemolitik : normokrom normositer, terdapat ikterik
D. Anemia megaloblastik : hiperkrom makrositer
D. Anemia defisiensi asam folat : hiperkrom makrositer
64.

Seorang anak, 12 tahun, datang dengan perdarahan pada gusi sejak 6 jam yang lalu.
Pasien juga mengeluh demam sejak 3 hari yang lalu disertai nyeri otot dan nyeri di
seluruh persendian. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
suhu 39,5 C, nadi 98 x/menit dan nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 12,7 g/dl, leukosit 5000/mm, hematokrit 38%, trombosit
64.000/l. Apakah pemeriksaan laboratorium yang
tepat pada pasien ini?
a. Tes tubex
b. IgM/IgG dengue
c. MAT
d. Tes widal
e. NS1 antigen
pembahasan
A. Tes Tubex : untuk tifoid
B. IgM/ IgG dengue : terdeteksi 4-7hari
C.MAT : untuk laptospirosis

D. Tes widal. : untuk tifoid


E. NS 1 dengue : 1-3hari
65.

Seorang laki-laki datang dengan keluhan tidak nyaman pada lidah, memiliki hiv, dari
pemeriksaan lidah tampak plak berbatas tegas berwarna coklat
kehitaman, saat dilepaskan tampak dasar eritematous. Apa diagnosis yang tepat?
a. Oral thrust
b. Cheilitis
c. Ulcer apthosa
d. Stomatitis herpetica
e. Glositis
pembahasan
Oral thrush adalah suatu kondisi di mana jamur Candida albicans terakumulasi pada lapisan
mulut. Jamur ini menyebabkan lesi putih krem, biasanya di lidah atau pipi bagian dalam.
Lesi dapat bersifat menyakitkan dan menimbulkan sedikit darah ketika disentuh.
Pada penderita AIDS akan terjadi kemunduran sistem imun sehingga tubuh tidak mampu
untuk mengatasi berbagai macam infeksi sehingga berbagai penyakit akan lebih mudah
timbul dan lebih berat bila dibandingan dengan seseorang yang tidak menderita HIV atau
AIDS.
a. Cheilosis adalah penyakit yang timbul akibat kekurangan vitamin ini,
gejalanya luka-luka di sudut mulut
b. Oral thrush adalah suatu kondisi di mana jamur Candida albicans
terakumulasi pada lapisan mulut, yang juga dapat disebut dengan candidiasis.
Oral thrush menyebabkan lesi berwarna putih krem, biasanya di lidah atau pipi
bagian dalam.
c. Ulcerative aftosa adalah ulser oval rekuren pada mukosa mulut tanpa tandatanda adanya penyakit lain dan salah satu kondisi ulseratif mukosa mulut yang
paling menyakitkan terutama sewaktu makan, menelan dan berbicara
d. Stomatitis herpetika adalah herpes simpleks yang mengenai mukosa oral
dan bibir, ditandai dengan pembentukan vesikel kekuningan yang pecah dan

menghasilkan ulkus tidak rata, nyeri, yang dilapisi dengan membran abu-abu
dan dikelilingi oleh halo yang eritematous.
e. Glossitis adalah peradangan atau infeksi lidah. Hal ini menyebabkan lidah
membengkak dan berubah warna. Kondisi ini dapat menyebabkan papila
menghilang.
66. Anak laki-laki usia 6 tahun datang dengan keluhan penurunan pandangan terutama
pada sore hari. Ditemukan bitot spot pada konjungtiva. Berapa dosis vitamin A yang
dianjurkan pada anak ini? Pembahasan sama kaya no. 39
a. 50.000 IU
b. 100.000 IU
c. 200.000 IU
d. 100.000 IU selama dua hari berturut-turut
e. 200.000 IU selama dua hari berturut-turut
67. Wanita usia 26 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan kanan
yang menjalar hingga lengan atas kanan. Pasien bekerja sebagai seorang karyawan dan
sering menggunakan komputer. Dari pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan kesemutan pada telapak tangan
kiri jari 1 dan 2, serta tes Phalen (+). Apakah diagnosis yang mungkin untuk pasien ini?
a.

Drop hand

b.

Mononeuropati

c.

Carpal tunnel syndrome

d.

Tarsal tunnel syndrome

e.

Bells palsy

pembahasan
a. Drop hand -->ganguan pada saraf radialis yg berjalan mulai dari
bagian siku sebelah luar ke arah ibu jari tangan. gangguan ini
biasanya disebabkan karena adanya trauma tumpul atau tajam yg
bisa menyebabkan penekanan/neuropraksi, kerusakan sel saraf.

b. Mononeurophati --> Mononeuropati adalah kerusakan pada sebuah


saraf perifer.Penyebab :Cedera fisik merupakan penyebab yang
paling sering ditemukan pada mononeuropati.Cedera ini seringkali
disebabkan oleh tekanan terus menerus pada sebuah saraf yang
berjalan di dekat permukaan tubuh dan di sekitar tulang-tulang
yang menonjol, seperti sikut, bahu, pergelangan tangan atau lutut.
c. Carpal Tunel Syndrome penekanan n. medianus dalam
terowongan . gejala klinis : kesemutan,kebas,nyeri pada
lokasi yang dipersarafi n. medianus (terutama pada malam
hari), phalen test (+), tinel test (+)
d. Tarsal tunel syndrome kompresi n.tibialis . nyeri yg menjalar dari
pergelangan kaki medial kea rah distal
e. Bells palsy kelainan pada wajah nervus VII. Gejala klinis : daha
tidak bisa dikerutkan , lagoftalmus,tidak bisa menggembungkan
pipi dan tidak bisa senyum atau bersiul, mulut mencong ke sisi
yang sehat.
68.

Anak 10 tahun datang dengah keluhan batuk dan nyeri saat menelan sejak 3 hari yg
lalu. Keluhan ini sudah sering berulang dalam satu tahun terakhir. Tekanan darah dan
o
nadi dalam batas normal, suhu 38 C. Gambar: tampak tonsil T3/T3, hiperemis,
detritus +. Diagnosis yang mungkin adalah?
a.

Tonsilitis akut

b.

Tonsilitis difteri

c.

Tonsilitis kronis eksaserbasi akut sudah 1 tahun keluhannya dan sering

berulang.
d.

Tonsilofaringitis

e.

Tonsilitis akut revidans

Pembahasan
a. tonsillitis akut : Gejala demam,disfagia,tonsil hiperemis,detritus,kriptus tidak melebar

b. Tonsilitis

difteri

Penyebab

Corynebacteriumdiphteriae

(gram

positif)

Gejala dan tanda klinis demam, nyeri menelan, tonsil membengkak ditutupi bercak putih
kotor, Membran akan berdarah bila diangkat, Kelenjar limfa leher akan membengkak bull neck
c. Tonsilitis kronis ekserbasi akut : Gejala dan tanda klinis Demam, disfagia, Tonsil
hiperemis dan edema, kriptus melebar, dentritus (+),Terdapat perlengketan
d. Tonsilofaringitis : demam, disfagia,kelenjar limfa leher bengkak, faring hiperemis,edema
faring, tonsil membesar dan hiperemis, mulut berbau, otalgia
69. Wanita hamil 2 bulan datang dengan keluhan perdarahan pervaginam. Pasien
mengeluhkan keluar darah bergumpal. Pada pemeriksaan fisik TTV dalam batas
normal, pemeriksaan ginekologis didapatkan balotemen tidak teraba, OUE tertutup,
fluksus (+), perdarahan aktif (-), jaringan (-). Diagnosa?
a.

Abortus iminens : peradarahan (+),jaringan (-), OUE tertutup, Fluksus (+)

b.

Abortus insipiens : perdarahan agak banyak, jaringan (-), OUE terbuka

c.

Abortus septik : ada tanda-tanda infeksi (demam,bau)

d.

Abortus inkomplit : (keguguran tidak lengkap) adalah abortus yang sebagian

hasil konsepsinya telah keluar, tetapi desidua atau plasenta masih tertinggal.
Tanda klinis: amenore, nyeri perut, perut mules, pedarahan sedikit/ banyak,
keluar jaringan/ fetus ,OUE terbuka , fluksus(+) .

e.

Abortus komplit : (keguguran lengkap) adalah abortus yang

hasil konsepsi (desidua dan fetus) keluar seluruhnya.Tanda klinis: rasa nyeri
dan perdarahan telah

berhenti,

OUE

tertutup, uterus mengecil,rongga rahim kosong,fluksus(-).

70.

Laki-laki mengeluh nyeri dan sulit berkemih. Terdapat peningkatan frekuensi


berkemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah, nadi, respirasi dalam batas
o
normal, suhu 38 C. Antibiotik yang sesuai untuk kasus ini adalah? Pada kasus disini
diagnosisnya itu pielonefritis akut dan tidak ada keterangan umur pada soal. Jika

dewasa maka dapat diberikan golongan fluruquinolon (ciprofloxacin), jika anakanak bisa diberikan golongan kotrimoksazol (Trimetrophin-sulfamethoxazole) dan
yang paling aman biasanya golongan sefalosporin golongan ke 3 (ceftriaxone) tetapi
tidak ada sediaan oral.
a. Amoxicilin
b. Ampisilin
c. Ceftriaxone

71.

d.

Trimetropim-Sulfamethoxazole

e.

Ciprofloxacine

Anak mengeluh batuk tidak berdahak. Pada pemeriksaan fisik terdapat iritasi pada
orofaring. Obat yang diberikan?
a.
b.
c.
d.

DMP : dekstrometrofan = Agen anthitussif


Paracetamol : demam/antipiretik
GG : glyceryl guaiacolate = Agen Ekspektoran
CTM : antihistamin/anti alergi

72. Laki-laki, 24 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 3 hari lalu. Pasien juga
mengeluh nyeri kepala, nyeri otot, mimisan, dan gusi berdarah. Pasien merupakan
karyawan yang bekerja di gudang pabrik yang sering terkena banjir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 125/85mmHg, HR 88x/menit, RR 24x/menit, S
o
38.2 C, sclera ikterik, suffusion conjungtiva, hepatosplenomegali, serta nyeri
tekan gastrocnemius. Apa terapi yang diberikan? Diagnosis : leptospirosis biasanya
gejala demam titnggi, mialgia, nyeri otot (terutama gastrocnemius), mata merah
(injeksi), pada ksus berat dapat terajadi ikterus berat dan gagal organ (gagal ginjal
akut, oliguria) yang disebut dengan sindrom weil. Pengobatan jika ringan :
doksisiklin PO dan berat : Penisilin G injeksi
a.

Doksisiklin

b.

Ciprofloksasin

c.

Metronidazole

d.

Kotrimoksazol

e.

Vankomisin

73. laki-laki 35 tahun datang ke dokter dg keluhan bab cair sejak 10 hr yang lalu/ dokter
kemudian memeriksa pasien dan langsung memberikan pasien obat, tanpa menjelaskan
ke pasien bilamana harus ditujuk atau beri kesempatan untuk bertanya. Dokter terlihat
mendominasi pembicaraan. Alas an dokter tersebut karna ia lebih memahami di bidang
kedokteran. Interaksi dokter-pasien ini termasuk ?
a.

Paternalistik

b.

Informative

c.

Interseptif

d.

Deliberatif

e.

Optimistik

pembahasan
a.Paternalistik = berpusat pada dokter (dokter mendominasi pembicaraan)
b.Konsumeristik = berpusat pada pasien
c. Default = dokter pasien tidak saling peduli
d. Mutualisme = hubungan yang paling baik
74. Seorang dokter melakukan penelitian membandingkan tingkat kolesterol pada anak SMU
di kecamatannya dan kecamatan tetangga. Masing- masing kelompok terdapat 100
siswa dan kolestrol dinilai dalam mg/dl. Uji yang digunakan adalah?
a.

Fischer

b.

Chi-square

c.

Student T-test uji T test harusnya

d.

Kolmogorov

e.

Anova

pembahasan
Pastikan yg diminta adalah uji komparatif
Mengkompare anak SMA di kecamatan A dgn kecamatan B..artinya ini uji komparatif.
Variabel bebasnya : Anak SMA A Vs anak SMA B
variabel tergantung : Kadar kolesterol
Tentukan jenis dan jumlah variabel bebas :

Variabel bebasnya : Anak SMA A Vs anak SMA.


Jenis : Kategorik
Jumlah kelompok : 2
Tentukan Jenis variabel tergantung :
Variabel tergantung : kadar kolesterol (dalam mg/dl)
Jenis : numerik
Tentukan apakah berpasangan / tidak berpasangan:
Data berpasangan: hanya jika data variabel tergantung berasal dari individu yg sama.
Dalam kasus ini data variabel tergantung berberda..( tidak mungkin Anak SMA A adalah anak
SMA B secara bersamaan).dengan demikian ini adalah tidak berpasangan.
Tentukan uji hipotesis yg sesuai : Kategorik 2 kelompok numerik tidak berpasangan =
T - Unpair

75.

Di wilayah puskesmas kecamatan terdapat 20 kasus gizi buruk menurut dinkes. 2


kasus diantaranya sudah pernah dirujuk dan belum membaik sampai sekarang.
Dokter puskesmas kecamatan ingin mengadakan mini lokakarya untuk menyelasaikan
masalah ini. Program yang tepat berkaitan dengan kasus ini adalah?
a.

Mengerakan ekonomi mikro

b.

Identifikasi penyebab kurang gizi planning


Memberikan makanan tambahan pada anak >10 tahun harusnya < 10

c.
tahun
d.
e.

Suplementasi vitamin A tidak ada hubungan dengan gizi buruk


Mengadakan posyandu lebih sering di tempat pasien harus ada cara menarik

perhatian masyarakat agar bisa memperbaiki gizi buruk


pembahasan
a. Ekonomi mikro
Dilihat Dari

Ekonomi Mikro

Ekonomi Makro

Harga

Harga adalah nilai dari suatu Harga adalah nilai dari


komoditas (barang tertentu komditas
secara
agregat
saja)
(keseluruhan/menyeluruh)

Unit Analisis

Perubahan kegiatan ekonomi


secara perorangan/individual,
contohnya permintaan dan
penawaran
konsumen,
perilaku konsumen, perilaku
produsen, pasar, penerimaan,
biaya dan laba atau rugi
perusahaan

Kegiatan
ekonomi
yang
membahas secara menyeluruh.
Contohnya
Pendapatan
nasional,
Investasi,
Kesempatan kerja, Inflasi ,
Neraca pembayaran

Tujuan Analisis

Terkonsentrasi
mengenai
cara dalam mengalokasikan
sumber daya agar dapat
dicapai kombinasi yang tepat

Terkonsentrasi pada pengaruh


kegiatan ekonomi terhadap
perekonomian
secara
menyeluruh

b. Program Pemerintah
1. Pokok kegiatan revintalisasi posyandu meliputi :
a. pelatihan atau orientasi petugas puskesmas, petugas sektor dan kader yang berasal
dari masyarakat
b. pelatihan ulang petugas dan kader
c. pembinaan dan pendamping kader
d. penyediaan sarana terutama decin, KMS atau buku KIA, panduan posyandu, media
KIA, sarana pencatatan
e. penyediaan biaya oprasional

f. penyedian modal usaha kader melalui Usaha Kecil Menengah (UKM) dan mendorong
partisipasi swata
2. revitalisasi puskesmas
a. pekatihan manajemen program gizi di puskesmas bagi pimpinan dan petugas
puskesmas dan jaringan.
b. Penyediaan biaya operational puskesmas untuk pembinaan posyandu,pelacakan
kasus kerja sama lintas sektor tingkat kecamatan,dll.
c. Pemenuhan saran atau pometri KIE bagi puskesmas dan jaringan.
d. Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi petugas rumah sakit,puskesmas dan perawat.
D. Waktu pemberian suplementasi Vitamin A dosis tinggi untuk bayi dan
anak balita. Suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh anak balita
umur 6-59 bulan secara serentak
76. Laki-laki, usia 27 tahun datang ke IGD Rumah Sakit setelah mengalami kecelakaan
yang menyebabkan ia jatuh dari motor. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, laju nadi 88 kali/menit, laju pernapasan 24 kali/menit. Pada pemeriksaan
ekstremitas atas didapatkan wrist drop/ hand drop. Pemeriksaan lain dalam batas
normal. Dari pemeriksaan, nervus manakah yang mungkin mengalami cedera?
a.

N. Ulnaris claw hand

b.

N. Radialis

c.

N. Medianus CTS

d.

N. Aksilaris

e.

N. Brachialis

pembahasan :
drop hand nervus radialis

Claw hand nervus ulnaris

77.

Seorang anak berusia 5 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


gatal pada lipat paha. Pada pemeriksaan didapatkan lesi dengan tepi
lebih aktif di sekitarnya. Pemeriksaan penunjang apa yang akan
didapatkan?
a. Hifa pada pemeriksaan KOH
b. Sel datia berinti banyak dengan pemeriksaan Tzank test Varicella, Herpes
c. Pseudohifa pada pemeriksaan KOH Candiadiasis kutis
d. Pewarnaan BTA MH
e. Fluoresensi merah dengan lampu wood Eristrasma
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: TINEA KRURIS
Pemeriksaan :

Hifa pada pemeriksaan KOH


Hifa bersekat panjang

78. Wanita, 27 th datang ke dokter dengan keluhan nyeri kepala, pusing, dan mual. Pasien sudah berobat dan
hasil laboratorium normal. Diagnosa?
a. Gangguan penyesuaian
b. Hipokondriasis
c. Somatoform
d. Dismorfik tubuh
e. Gangguan obsesif kompulsif ANASARKIS PERFEKSIONIS

PEMBAHASAN:

Hasil pemeriksaan Lab Normal dengan beberapa keluhan Somatoform


Gangguan penyesuaian (cemas atau depresi berlebihan terkait suatu stressor < 6 bulan. Bila
stressor hilang, gejala cemas atau depresi turut menghilang)
Hipokondriasis (pasien yakin bahwa dirinya menderita suatu penyakit tertentu, walauun sudah
dibuktikan tidak ada penyakitnya. Kata kuncinya pasien bawa diagnosis. Dok, saya pasti sakit
ginjal nih.)
Dismorfik tubuh (bentuk gangguan mental yang mempersepsi tubuh dengan ide-ide bahwa
dirinya memiliki kekurangan yang berarti pada wajah dan badannya sehingga kekurangan itu
membuatnya tidak menarik)

79. Anak berusia 5 tahun dibawa ke dokter oleh orang tuanya karena pasien tidak memberikan respon ketika
diajak bicara maupun dipanggil, tidak ada kontak mata, senang bermain sendiri, dan suka mengulang
gerakan. Diagnosa pasien ini adalah?
a. ADHD
b. Autisme
c. Tourette Syndrome
d. Gangguan perkembangan
PEMBAHASAN:

ADHD (berupa ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktivitas dan atau impulsivitas,


tidak ada gejala autisme)
Autisme (kelainan perkembangan muncul sejak sebelum usia 3 tahun, penarikan diri dari
aktivitas sosial, perilaku repetitip, gangguan berbahasa. Fungsi kognitif lain biasanya baik)
Tourette Syndrome (bagian dari gangguan perkembangan pervasif dan menimbulkan kemunduran
perkembangan, atau hilangnya kemampuan yang sebelumnya telah dipelajari, diakibatkan dari
mutasi pada kromosom X
80. Laki-laki 25 tahun, datang dengan keluhan benjolan yang terasa mengganjal dikelopak mata bagian dalam
sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan ini awalnya terasa nyeri dan merah, tetapi sekarang sudah tidak nyeri
dan merah. Pemeriksaan fisik tidak hiperemis, tidak nyeri, tidak ada gangguan penglihatan. Diagnosis?
a. Kalazion Radang granulomatosa yang mengakibatkan timbulny nodul tanpa nyeri
b. Hordeolum infeksi staphylococcus aureus. Kelenjar zeis atau moll (eksternum), kelenjar meibom (internum)
c. Blefaritis : radang pada margo palpebral melibatkan folikel dan kelenjar rambut
d. Dakriosistitis INFEKSI sakus LAKRIMALIS yg berdekatan dengan hidung. Gejala : nyeri,kemerahan,
pembengkakan pada kelopak mata bawah dan efipora.
e. Dakrioadenitis Inflamasi atau radang kelenjar lakrimalis lateral

PEMBAHASAN:
Penyebab: Kelenjar Hordeolum penyebab Staphilokokus Aureus

81. Seorang wanita dengan keluhan jantung berdebar, keringat dingin, dan merasa akan pingsan. Hal ini
berlangsung sekitar 15 menit. Pasien selalu merasakan gejala seperti ini dalam 4 bulan terakhir, terutama
pada saat suami akan berangkat kerja. Diagnosa pasien ini adalah?
a. Serangan panic
b. Depresi
c. Gangguan cemas menyeluruh
d. Gangguan cemas yang tidak dapat di golongkan
e. Psikotik akut
PEMBAHASAN:

Serangan panic :serangan singkat, sangat kuat rasa berdebar, sesak, seperti akan mati,
disertai keringat dingin. Jika tidak dalam serangan pasien akan baik-baik saja.
Depresi :mood turun, lelah terus, minat hilang berlangsung minimal2 minggu.
Gangguan cemas menyeluruh rasa cemas yg menetap, BERLANGSUNG SELAMA 6
BULAN TANPA PENCETUS
Gangguan cemas yang tidak dapat di golongkan
Psikotik akut : gejala psikotik yang terjadi dalam waktu kurang dari 1 bulan

82. Seorang ibu hamil 38 minggu datang dengan keluhan mulas yang dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan di temukan pembukaan 4cm dan ketuban utuh. Setelah dilakukan observasi selama 4 jam
pembukaan masih 4cm. Hal apa yang selanjutnya dilakukan?
a. Amniotomi
b. Oksitosin
c. Misoprostol
d. Rujuk SC segera
PEMBAHASAN:
FASE KALA I AKTIF
POWER
PASSAGE
PASSAGER

83. Seorang anak perempuan datang dengan keluhan gatal dan merah pada kaki sejak sehari yg lalu. Pasien
baru dari pantai. Di daerah yg gatal terdapat lesi yang panjang. Pada pemeriksaan dermatologis adanya
lesi eritema, panjang dengan ukuran panjang 14cm dan lebar 5cm(SERVINGINOSA). Pengobatan yang

tepat untuk pasien ini adalah:


a. Albendazole 3x400
b. Cetirizine 3x10mg
c. Paracetamol
d. Metronidazole
PEMBAHASAN:
DIAGNOSIS: CUNTANEOUS LARVA MIGRAINE EC. ACILOSTOMA BRAZILINES
Kata kunci :

1
2
3
4

Riwayat ke pantai.
gatal dan merah pada kaki.
lesi yang panjang.
lesi eritem, panjang dengan ukuran panjang 14 cm dan lebar 5 cm.

Dx : Cuttaneus larva migrans merupakan kelainan kulit akinat peradangan yang berberntuk linear,
berkelok2, menimbul dan progresif. Di sebabkan infasif cacing tambang Ancylostoma braziliens. Riwayat
berjemur berjalan tanpa las kaki di pantai.

1
2
3
4
5

Albendazole 3x400 mg.


CLO ETIL
Cetirizine 3 x 10 mg. obat antihistamin.
Paracetamol. obat anti piretik.
Metronidazol antibiotik.

84. Seorang anak digigit anjing pada tungkai kanan. Pasien merasakan kesakitan. Tatalaksana awal apakah
yang dapat dilakukan pada anak ini?
a. Cuci dengan sabun
b. Berikan ATS
c. Berikan VAR, SAR, dan ATS
d. Menjahit luka
e. Berikan analgetik
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: RABIES
Tindakan awal :

Cuci luka gigitan dengan sabun di air mengalir selama 10-15 menit. Dan diberi anti septik

( betadine).
Segera bawa k puskesmas tau rumah sakit untuk memberi pertolongan selanjutnya.

Di Puskesmas / Rumah Sakit ;

Ulangi cuci luka dengan sabun.

Anamnesis : apakah di dahului dengan tindakan profkatif, hewan yag mengigit menunjukan
gejala rabies, tanyakan riwayat pasien vaksinasinya dan kapan, tanyakan riwayat vaksinasi

hewan dan kapan.


3 Rosiko tinggi segera beri VAR dn SAR.
1. BERAT DAERAH DEKAT KEPALA VAR, SAR, ATS
2. RINGAN TERGANTUNG ANJINGNYA
85. Seorang anak usia 5 tahun datang dengan keluhan susah melihat pada saat sore hari atau saat berada di
ruangan gelap. Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan status gizi kurang gizi dan kulit bersisik. Berapa
jumlah dosis vitamin A yang paling sesuai untuk anak ini?
a. 50.000 IU
b. 100.000 IU (KAPSUL BIRU)
c. 110.000 IU
d. 150.000 IU
e. 200.000 IU (KAPSUL MERAH)
PEMBAHASAN
DIAGNOSA: RABUN SENJA/ NYCTALOPIA
Kata kunci :

1
2

sulit melihat pada sore hari atau saat berada di ruang gelap.
status gizi krang.

Rabun senja akibat rusaknya retina semestinya bekerja pada lingkungan minim cahaya akibat kurangnya vitamin A.
Kapsul vitamin A berwarna merah (200.000 IU ).
TANPA GEJALA : 200.000 IU (KAPSUL MERAH)
DENGAN GEJALA: HARI KE 0,1 DAN 14 DOSIS 200.000 IU
DOSIS VITAMIN A :
Anak usia >1th 200.000 IU
Anak usia <1th 100.000 IU
Anak usia <6bulan 50.000 IU

86. Seorang laki-laki usia 54 tahun datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 140/90mmHg, Nadi 90x/menit, RR : 24x/menit, suhu afebris. Gambar EKG
menunjukkan elevasi pada lead II, III, avF. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah?
a. NSTEMI inferior
b. STEMI inferior
c. Angina pektoris tidak stabil
d. Perikarditis
e. Angina prinzmetal

PEMBAHASAN:
Lead II, III, AVF Inferior adanya ST Elevasi

87. Wanita 24 tahun, G1P0A0, hamil 28 minggu, dating dengan keluhan nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 180/95 mmHg, suhu afebris, edema tungkai dan paru. Proteinuria +++.
Diagnosis pada pasien adalah?
a. Eklamsia
b. Preeklamsia
c. Glomerulonefritis
d. Sindrom nefrotik
e. Gagal jantung akut
PEMBAHASAN:
KLASIFIKASI:

Preeklampsia

Kriteria minimum :

TD 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu

Proteinuria 300 mg/24 jam atau +1 dipstick

Preeklampsia berat :

TD 160/110 mmHg

Proteinuria 2 g/24 jam atau +2 dipstick

Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali diketahui naik sebelumnya

Trombosit < 100.000/mm3

Microangiophatic hemolysis (peningkatan LDH)

Peningkatan ALT atau AST

Nyeri kepala persisten atau gangguan visual

Nyeri epigastrik persisten

Eklampsia:

Kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada perempuan yang menderita preeklampsia

Hipertensi kronik

TD 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum umur kehamilan 20 minggu.

Hipertensi gestasional

Tekanan darah 140/90 mmHg untuk pertama kali selama kehamilan setelah uk 20 minggu

Tidak ada proteinuria

TD kembali normal < 12 minggu postpartum

Diagnosis pasti ditegakkan postpartum

Dapat disertai gejala preeklampsia (nyeri epigastrium atau trombositopenia)

Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia

Proteinuria 300 mg/24 jam pada perempuan yang hipertensi tapi tidak ada proteinuria sebelum
umur kehamilan 20 minggu

Peningkatan tiba-tiba pada proteinuria atau TD atau trombosit < 100.000/mm3 pada perempuan
dengan hipertensi dan proteinuria sebelum umur kehamilan 20 minggu

TEKANAN DARAH
MENI NGKAT
( 140/ 90 mmHg)
NYERI KEPALA
GANGGUAN
PENGLI HATAN
HI PERREFLEKSI A
PROTEI NURI A
KOMA

PENILAIAN
KLINIK
HAMI L
< 20 MG

KEJ ANG +
HAMI L
> 20 MG

HI PERTENSI
KRONI K
SUPERI MPOSED
PREECLAMPSI A
EKLAMPSI A
HI PERTENSI

KEJ ANG

PREEKLAMPSI A
RI NGAN
PREEKLAMPSI A
BERAT

88. Pria 65 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran pada kedua telinga. Keluhan tersebut tidak
disertai telinga berdenging. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi dan diabetes mellitus. Pada
pemeriksaan fisik telinga dalam batas normal. Pemeriksaan audiometri diapatkan tuli sensorineural nada
tinggi telinga bilateral. Diagnosis yang tepat adalah?

a. Otosklerosis
b. Labirinitis
c. Presbiakusis
d. Tuli mendadak
e. Noice induce hearing loss
PEMBAHASAN:
Presbyacusis :

sensory neural hearing loss, gradually ,in elderly, degeneration disorders, bilateral,

symmetric, start in high frequencies


ETIOLOGI:
Atherosclerosis /cardiovascular diseases
Diet and metabolism
Accumulation noise induced
Drugs/ toxic substances
Stress
Genetic
DIAGNOSIS:
Anamnesis :
Aged >60 years
Hearing impaired slowly, progressive,& symmetries,
Tinnitus
Difficulties hearing in noise (Cocktail party deafness)
Pain in hearing loud sound(recruitment)

89. Laki-laki datang dengan keluhan hidung mampet di pagi hari. Saat miring ke kanan maka hidung kanan
mampet, saat miring ke kiri hidung kiri mampet. Apakah diagnosisnya?
a. Rhinitis alergi
b. Rhinitis vasomotor
c. Rhinitis medikamentosa
d. Benda Asing
e. Polip Nasi
PEMBAHASAN:
Etiologi: Non alergi umumnya akibatsaraf parasimpatis yang hiperaktif.
Gejala : keluhan mirip rhinitis alergi,namun yang dominan adalah hidung tersumbat bergantian kanan kiri jarang
disertai kelainan mata.memburuk pagi hari.
Penunjang : skin prick test negative, igE Rast negative, igE dan eosinophil tidak meningkat
Tatalaksanana : dekongestan oral atau topical. Dan hindari pencetus

90. Pasien datang dengan keluhan demam, nyeri telinga, batuk, dan pilek. Terdapat gambaran membrane
timpani intak, refleks cahaya hilang, pus (+). Diagnosis yang tepat adalah?
a. Otitis Media Efusi
b. Otitis Eksterna Sirkumskripta
c. Otomikosis
d. Otitis Eksterna Difusa
e. Otitis Media Purulenta Akut
PEMBAHASAN:
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid.
Klasifikasi :
Gejala
1.

otitis media supuratif

2.

otitis media non supuratif ( otitis media serosa, otitis media efusi, otitis media musinosa, otitis media
sekretoria).

Waktu
1. akut
2. kronis
Jenis otitis media spesifik : otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika, otitis media adhesive.

91. Pasien anak, riwayat fraktur (+) tapi tidak diobati. Datang dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah
kanan, terlihat nanah, tulang. Penyebab keadaan di atas adalah?
a. Streptococcus
b. Clostridium perfringens
c. Pseudomonas aeruginosa
d. Staphylococcus aureus
e. Corynebacterium diphteriae
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: FRAKTUR GREEN STICK OSTEOMIELITIS
KOMPLIKASI DARI PEMASANGAN TRAKSI

Dekubitus

Kongesti paru/pneumonia

Konstipasi dan anoreksia.

Trombosi vena profunda.

Stasis dan infeksi saluran kemih.

92. Perempuan usia 20 tahun, G2P0A1 hamil 12 minggu datang dengan keluhan mual muntah dan perdarahan
yang berasal dari kemaluan sejak 2 jam SMRS. Pemeriksaan fisik dalam batas normal, tinggi fundus uteri
pertengahan simfisis dan umbilikus. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Hiperemesis gravidarum
b. Kehamilan dengan kista
c. Kehamilan dengan mioma
d. Mola hidatidosa
e. Missed abortion
PEMBAHASAN:

93. Laki-laki usia 46 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kepala pusing berputar sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan tidak disertai dengan mual maupun muntah.TD: 160/90, HR: 90x/m, RR: 20x/m, S: 37oC.
Pemeriksaan romberg (+) saat menutup ataupun membuka mata, nistagmus vertikal. Diagnosis pasien ini
adalah?
a. Vertigo sentral
b. Meniere disease
c. Motion sickness
d. Labirinitis
e. Otosklerosis

94. Perempuan usia 24 tahun, G1P0A0 hamil 3 bulan datang dengan keluhan perdarahan keluar dari jalan
lahir sejak 6 jam SMRS. Darah yang keluar bergumpal-gumpal. TTV dalam batas normal, abdomen datar,
tidak didapatkan ballotement. Pada inspekulo terlihat gumpalan darah di serviks yang mengering, dan
setelah dibersihkan terlihat jaringan di tengahnya. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Abortus iminens
b. Abortus insipiens
c. Abortus inkomplet
d. Abortus komplet
e. Abortus septik
PEMBAHASAN:

95. Laki laki usia 45 tahun, datang ke dokter dengan obesitas. Dokter memberikan edukasi untuk berolahraga
teratur agar dapat menurunkan berat badan. Satu tahun kemudian, pasien datang untuk kontrol dan tidak
didapati adanya penurunan berat badan. Pasien mengaku tiga bulan pertama, pasien rutin berolahraga dan
sempat mengalami penurunan berat badan. Namun kemudian pasien malas berolahraga karena stres

masalah pekerjaan. Terapi yang tepat adalah?


a. Terapi keluarga
b. Konseling individu
c. Konseling keluarga
d. Terapi relaksasi
e. Membagikan brosur
PEMBAHASAN:

Terapi keluarga,pendekatan terapetik yang melibatkan masalah individu dalam konteks


lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal
Konseling individu,proses pemberian bantuan yang dilakukan pada individu yang mengalami
masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien
Konseling keluarga, terapi terapetikyang dilakukan dengan mengikutsertakan keluarga dalam
menyelesaikanmasalah yang terjadi
Terapi relaksasi, teknik yangbertujuan mengendurkandan menghilangkan suatu masalah yang
berhubungan dengan suatu ketegangan saraf,masalah psikologi.Pada kasus diatas pasientelah
mencoba konseling individu, namun hasil tidak ada maka dilanjutkan untuk dilakukan terapi
relaksasi dengan harapan dapat menghilangkan rasa stress yangmenjadi penghambat terapinya

96. Pasien perempuan 37 tahun P5A0, datang dalam keadaan lemas dengan keluhan perdarahan pasca
melahirkan sejak 1 jam. Plasenta belum keluar. TD 80/60, HR 120, Suhu 37,5oC, Hb 8g/dL. Penanganan
yang tepat pada pasien ini adalah?
a. Kompresi bimanual eksternal
b. Kompresi bimanual internal 1, misoprostol, kompresi bimanual ekterna
c. Manual plasenta
d. Misoprostol
e. Kuretase
PEMBAHASAN:

1
2
3

Suntik oksitosin
Penegangan tali pusat terkendali
Massase fundus uteri

97. Pasien wanita diantar ke rumah sakit setelah terjatuh di kamar mandi dengan kepala membentur lantai 4
jam sblmnya. Tensi tidak terukur, nadi tidak teraba, refleks pupil tidak ada. Dokter mengatakan, "kami
turut berduka cita, kami sangat mengerti perasaan anda sekeluarga. Respon tubuh dokter yang paling
sesuai dengan perkataan di atas adalah?
a. Kaki terlipat

b. Tegak dan kaku


c. Tangan terlipat
d. Duduk dengan mata sejajar
e. Mempertahankan kontak mata

98. Seorang wanita berusia 24 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala berdenyut sejak 6 bulan lalu.
Keluhan disertai dengan mual dan memberat dengan aktivitas. Pasien juga menjadi sulit tidur. Terapi yang
tepat?
a. Ergotamin tartrate 3x2mg
b. Amitriptilin 1x12,5mg DEPRESI
c. Eperisone HCl 3x50mg MUSCLE RELAXANT
d. Paracetamol 3x500mg
e. Flunarizine 1x5mg VERTIGO
PEMBAHASAN:
DIAGNOSIS: MIGRAIN TANPA AURA

Klasifikasi nyeri kepala primer sesuai The Intemational Classification of Headache


Disorders, 2nd Edition adalah: Untuk nyeri kepala primer secara garis besar klasifikasinya
adalah:
1. Migren:
1.1. Migren tanpa aura
1.2. Migren dengan aura
1.3. Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor
migren
1.4. Migren Retinal
1.5. Komplikasi migren
1.6. Probable migren
2. Tension-type Headache:
2.1. Tension-type headache episodik yang infreguent
2.2. Tension-type headache episodik yang frequent
2.3. Tension-type headache kronik
2.4. Probable tension-type headache
3.Nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-otonomik yang lainnya:

3.1. Nyeri kepala Klaster


3. 2. Hemikrania paroksismal
3.3. Short-lasting unilateral neuralgi form headache with
conjunctival injection and tearing
3. 4. Probable sefalgia trigeminalotonomik

4.Nyeri kepala primer lainnya:


4 1.Pimary stabbing headache
4. 2. Primary cough headache
4 3. Primary exertional headache
4.4. Nyeri kepala primer sehubungan dengan aktifitas seksual
4 5. Hypnic headache
4.6. Primary thunderclap headache
4.7. Hemikrania kontinua
4.8. New daily-persistent headache

KRITERIA DIAGNOSIS MIGREN TANPA AURA

A Sekurang-kurangnya 10 kali serangan termasuk B-D


B Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau
pengobatan tidak adekuat) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala
C Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua dari karakteristik
sebagai berikut:
1
2
3
4
D

Lokasi unilateral
Sifatnya berdenyut
Intensitas sedang sampai berat
Diperberat dengan kegiatan fisik
Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut
di bawah ini:

1 Mual atau dengan muntah


2 Fotofobia atau dengan fonofobia
Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini:
1 Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan

adanya kelainan organik


2

Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan


organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan tambahan
lainnya tidak menunjukkan kelainan.

KRITERIA DIAGNOSIS DENGAN AURA


A Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalam B
B Sekurang-kurangnya terdapa 3 dari 4 karakteristik tersebut dibawah ini:
1 Satu atau lebih gejala aura yang reversible yang menunjukkan
disfungsi hemisfer dan/atau batang otak
2

Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih dari 4 menit,


atau 2 atau lebih gejala aura terjadi bersama-sama

Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60 menit; bila lebih
Dari satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama
Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri kurang
Dari 60 menit, tetapai kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura

C Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut dibawah ini:


1 Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan
adanya kelainan organik
2

Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan


organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan tambahan
lainnya tidak menunjukkan kelainan

DD/ Cluster headache


Nyeri kepala yang dirasakan sesisi biasanya hebat seperti ditusuk-tusuk pada separuh kepala, yaitu di sekitar, di
belakang atau di dalam bola mata, pipi, lubang hidung, langit-langit, gusi dan menjalar ke frontal, temporal sampai
ke oksiput. Nyeri kepala ini disertai gejala yang khas yaitu mata sesisi menjadi merah dan berair, konjugtiva
bengkak dan merah, hidung tersumbat, sisi kepala menjadi merah-panas dan nyeri tekan. Serangan biasanya
mengenai satu sisi kepala, tapi kadang-kadang berganti-ganti kanan dan kiri atau bilateral. Nyeri kepala bersifat

tajam, menjemukan dan menusuk serta diikuti mual atau muntah. Nyeri kepala sering terjadi pada larut malam atau
pagi dini hari sehingga membangunkan pasien dari tidurnya
Serangan berlangsung sekitar 15 menit sampai 5 jam (rata rata 2 jam) yang terjadi beberapa kali selama 2-6
minggu kemudian menghilang selama beberapa bulan sampai 1-2 tahun untuk kemudian timbul lagi secara cluster
(berkelompok). Sedangkan sebagai faktor pencetus adalah makanan atau minuman yang mengandung alkohol
Cluster headache episodik didefinisikan sebagai setidak-tidaknya terdapat dua periode cluster yang
berlangsung tujuh sampai 365 hari dan dipisahkan periode remisi bebas nyeri selama satu bulan atau lebih.
Sedangkan cluster headache kronis adalah serangan yang kambuh lebih dari satu tahun tanpa periode remisi atau
dengan periode remisi yang berlangsung kurang dari satu bulan.

Farmakoterapi
Derivat Ergon
Kelebihan umum dari derivat ergot (ergotamine dan dihydroergotamine) adalah biaya
pengobatan yang rendah dan pengalaman dari sejarah panjang penggunaannya.
Kekurangannya adalah aspek farmakologinya yang kompleks, farmakokinetiknya
yang sulit diperhitungkan (erratic pharmacokinetics), kurangnya pembuktian
mengenai dosis yang efektif, efek vasokonstriktor menyeluruhnya yang bersifat poten
dan menetap, yang dapat menimbulkan gangguan vaskular yang merugikan, serta
adanya

resiko

tinggi

terjadinya

overuse

syndromes

dan

rebound

headaches.
Triptan
Dibandingkan dengan derivat ergot, golongan triptan memiliki banyak kelebihan
terutama, farmakologi yang bersifat selektif, farmakokinetik yang jelas dan konsisten,
aturan penggunaan yang telah menjalani pembuktian (evidence-based prescription
instructions), efikasi yang telah dibuktikan melalui sejumlah uji klinis (well-designed
controlled trials), efek samping berderajat sedang, dan tingkat keamanan pemakaian yang
telah diketahui (well-established safety record). Kekurangan yang paling penting dari
golongan triptan adalah biaya pengobatan yang tinggi dan keterbatasan penggunaannya
pada keadaan adanya penyakit kardiovaskular termasuk perdarahan subarachnoid dan
menginitis.
99. Seorang wanita 42 tahun diantar keluarganya karena penurunan kesadaran. Terdapat benjolan di leher yg
menurut keluarga smakin lama membesar dan ada keluhan sering berkeringat, lelah. Ttv suhu 41oC. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan mata eksoftalmus. Talaksana awal yang dapat dilakukan pada pasien ini
adalah?
a. O2, rehidrasi kristaloid, PTU 600mg loading dose
b. O2, rehidrasi kristaloid PTU 100mg/24 jam
c. O2, rehidrasi koloid, levotiroksin
d. O2, rehidrasi kristaloid, levotiroksin KRISIS HIPOTIROID/ MIXED EDEM KOMA
PEMBAHASAN:
DIAGNOSIS: KRISIS TIROID

Penyakit Graves umumnya ditandai dengan pembesaran kelenjar tiroid/ struma difus, disertai tanda dan gejala
tirotoksikosis dan seringkali juga disertai oftalmopati (terutama eksoftalmus) dan kadang-kadang dengan dermopati.
Manifestasi kardiovaskular pada tirotoksikosis merupakan gejala paling menonjol dan merupakan karakteristik
gejala dan tanda tirotoksikosis.
Gejala tirotoksikosis yang sering ditemukan:
Hiperaktivitas, iritabilitas
Palpitasi
Tidak tahan panas dan keringat berlebih
Mudah lelah

Berat badan turun meskipun makan banyak


Buang air besar lebih sering
Oligomenore atau amenore dengan libido berkurang
Tanda tirotoksikosis yang sering ditemukan:

Takikardi, fibrilasi atrial

Tremor halus, refleks meningkat

Kulit hangat dan basah

Rambut rontok

Pada pasien dengan usia yang lebih tua, sering tanda dan gejala khas tersebut tidak muncul akibat respons tubuh
terhadap peningkatan hormon tiroid menurun. Gejala yang dominan pada usia tua adalah penurunan berat badan,
fibrilasi atrial, dan gagal jantung kongestif.
Oftalmopati pada penyakit Graves ditandai dengan adanya edema dan inflamasi otot-otot ekstraokular dan
meningkatnya jaringan ikat dan lemak orbita. Peningkatan volume jaringan retrobulber memberikan kontribusi besar
terhadap manifestasi klinis oftalmopati Graves.
Mekanisme kelainan mata pada penyakit Graves sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Tetapi mengingat
hubungan yang erat antara penyakit Graves dengan oftalmopati, diduga keduanya berasal dari respons autoimun
terhadap satu atau lebih antigen di kelenjar tiroid atau orbita. Sebagian peneliti melaporkan bahwa reseptor TSH-lah
yang menjadi antigen dari respons autoimun keduanya. Tetapi sebagian yang lain melaporkan adanya antigen lain di
orbita yang berperan dalam mekanisme terjadinya oftalmopati, sehingga dikatakan bahwa penyakit Graves dan
oftalmopati Graves merupakan penyakit autoimun yang masing-masing berdiri sendiri. Oleh karena itu kelainan
mata pada penyakit Graves dapat timbul mendahului, atau bersamaan, atau bahkan kemudian setelah penyakit
Graves-nya membaik.
Farmakoterapi
Besarnya dosis tergantung pada beratnya tampilan klinis, tetapi umumnya dosis PTU dimulai dengan 3100-200
mg/hari dan metimazol/tiamazol dimulai dengan 20-40 mg/hari dosis terbagi untuk 3-6 minggu pertama. Setelah
periode ini, dosis dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai respons klinis dan biokimia. Apabila respons pengobatan
baik, dosis dapat diturunkan sampai dosis terkecil PTU 50mg/hari dan metimazol/ tiamazol 5-10 mg/hari yang
masih dapat mempertahankan keadaan klinis eutiroid dan kadar T-4 bebas dalam batas normal.Bila dengan dosis

awal belum memberikan efek perbaikan klinis dan biokimia, dosis dapat dinaikkan bertahap sampai dosis maksimal,
tentu dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab lainnya seperti ketaatan pasien minum obat, aktivitas fisis dan
psikis.

100.

Nyeri pada wajah saat menelan dan menggosok gigi. Terapi?

a. Karbamazepin
b. Gabapentin
c. Pregabalin
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: NEURALGIA TRIGEMINAL
Trigeminal neuralgia berarti nyeri pada nervus trigeminus, yang menghantarkan rasa nyeri menuju ke wajah.
Trigeminal neuralgia adalah suatu keadaan yang memengaruhi Nervus V. Dicirikan dengan suatu nyeri yang muncul
mendadak, berat, seperti sengatan listrik, atau nyeri yang menusuk-nusuk, biasanya pada satu sisi rahang atau pipi.
Pada beberapa penderita, mata, telinga atau langit-langit mulut dapat pula terserang. Pada kebanyakan penderita,
nyeri berkurang saat malam hari, atau pada saat penderita berbaring.
Nyeri seringkali terpancing bila suatu daerah tertentu dirangsang (trigger area atau trigger zone).
Trigger zones sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. Yang unik dari trigger zone ini
adalah rangsangannya harus berupa sentuhan atau tekanan pada kulit atau rambut di daerah tersebut. Rangsang
dengan cara lain, misalnya dengan menggunakan panas, walaupun menyebabkan nyeri pada tempat itu, tidak dapat
memancing terjadinya serangan neuralgia. Pemeriksaan neurologik pada Trigeminal neuralgia hampir selalu normal.
Tidak terdapat gangguan sensorik pada Trigeminal neuralgia murni
Obat yang hingga kini dianggap merupakan pilihan pertama adalah carbamazepine. Bila efektif maka obat
ini sudah mulai tampak hasilnya setelah 4 hingga 24 jam pemberian, kadang-kadang bahkan secara cukup dramatis.
Dosis awal adalah 3 x 100 hingga 200 mg. Bila toleransi pasien terhadap obat ini baik, terapi dilanjutkan hingga
beberapa minggu atau bulan. Dosis hendaknya disesuaikan dengan respons pengurangan nyeri yang dapat dirasakan
oleh pasien. Dosis maksimal adalah 1200 mg/hari.
Karena diketahui bahwa pasien bisa mengalami remisi maka dosis dan lama pengobatan bisa disesuaikan dengan
kemungkinan ini. Bila terapi berhasil dan pemantauan dari efek sampingnya negatif, maka obat ini sebaiknya
diteruskan hingga sedikitnya 6 bulan sebelum dicoba untuk dikurangi. Pemantauan laboratorium biasanya meliputi
pemeriksaan jumlah leukosit, faal hepar, dan reaksi alergi kulit

101.

Seorang wanita datang dengan keluhan kaku pada siku. Keluhan ini dirasakan setelah pasien ini

jatuh 3 bulan yg lalu dan dilakukan pemasangan gips selama 1bulan pada lengan kanan untuk imobilisasi.
Pada pemeriksaan didapatkan ROM siku kanan 30-60 derajat. Terapi yg dapat dilakukan?
a. Latihan pasif gerak otot
b. Latihan aktif gerak otot

c. Latihan penguatan otot


d. Latihan peregangan otot
PEMBAHASAN
Definisi ROM
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan
tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi
yang abnormal
JENIS ROM:

ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat setiap-setiap gerakan.
Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).

ROM Aktif

Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih
kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif
NORMAL SIKU
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang
150
Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150

102.

Seorang wanita keluhan panas badan sejak 1 bulan, hilang timbul, disertai lemah, memar-memar,

batuk. Pada pemeriksaan didapatkan febris, ulkus di mulut,MCV 82, MCH 29, Hb 6,5, leukosit 2000,
trombosit 45.000, apakah diagnosis pasien tsb?
a. Anemia pernisiosa
b. Anemia aplastik
c. Anemia def besi
d. Anemia def B12
e. Anemia pada penyakit kronik
PEMBAHASAN:
NILAI NORMAL
Hb
Leukosit
Trombosit

NORMAL
11,7 15.5
3.6 11
150 440

KASUS
6.5
2000
45.000

KESAN

MCV
80 100
MCH
26 34
KESAN: PANSITOPENIA

82
29

NORMAL
NORMAL

Menurut The International Agranulocytosis and Aplastic Anemia Study (IAAS) disebut anemia aplastik bila
didapatkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin < 10 g/dl atau hematokrit < 30; hitung trombosit < 50.000/mm3;
hitung leukosit < 3.500/mm3 atau granulosit < 1.5x109/l.1
Klasifikasi Anemia Aplastik
Klasifikasi

Kriteria

Anemia Aplastik Berat

Selularitas sumsum tulang


Sitopenia sedikitnya dua dari tiga

< 25%

seri sel darah

Hitung neutrofil < 500/l


Hitung trombosit < 20.000/l
Hitung retikulosit absolut < 60.000/l

Anemia Aplastik Sangat Berat

Sama seperti diatas kecuali hitung neutrofil <

Anemia Aplastik Tidak Berat

200/l
Sumsum tulang hiposelular namun sitopenia tidak
memenuhi kriteria berat

ANEMIA PERNISIOSA
Anemia Pernisiosa adalah salah satu penyakit kronis berupa berkurangnya produksi sel darah merah akibat
defisiensi vitamin B12 dan asam folat, Salah satu fungsi vitamin B12 adalah untuk pembentukan sel darah merah
di dalam sum-sum tulang menjadi aktif. (Brunner&Suddart, 2001)
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoietik
ANEMIA DEFISIENSI B12
Anemia defisiensi vitamin B12 yaitu anemia yang terjadi akibat gangguan sintesis DNA, ditandai dengan sel
megaloblastik dan disebabkan karena kekurangan vitamin B12.2
ANEMIA PADA PENYAKIT KRONIK
Anemia akibat penyakit kronik, berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoietik terjadi akibat pelepasan besi dari
system retikuloendotelial yang berkurang, sementara cadangan besi normal.

103.

Pria usia 52thn keluhan sakit di dada saat beraktivitas berat. Riwayat hipertensi tdk kontrol

150/90, BB 75kg,TB 165cm, lingkar perut 109cm, kolestrol total 250, HDL 45, LDL 150, GDP 110,
GD2PP 140. Tatalaksana?
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA : SINDROM METABOLIK
Sindroma metabolik adalah kumpulan gejala yang menjadi faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Gejalagejalanya sebagai berikut,

Resistensi insulin NORMAL GDP < 100 mg/dL KASUS GDP 110mg/dL

Hipertensi RIWAYAT HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL 150/90 mmHg

Gangguan regulasi gula darah / diabetes NORMAL GD2PP 200mg/dL , menurut ADA (the American
Diabetes Association) Glukosa Darah Puasa Terganggu hasil TTGO anatar 110 200 mg/dL atau Kadar
GDP antara 110 126mg/dL

Obesitas sentral TB.165, BB. 75 BMI = 75kg : (1.65m X 1.65m) = 27.5 (Overweight)

STANDAR BMI UNTUK PRIA


Nilai BMI

Kategori
Under Weight/Kurus Tambah konsumsi makanan

BMI < 17

berkalori
Normal Weight/Normal Selamat berat badan

BMI 17 23

anda termasuk ideal

BMI 23 27

Over Weight/Kegemukan Harus waspada


Obesitas

BMI > 27

Warning,

sebaiknya

program menurunan berat badan agar lebih ideal.

Dislipidemia Kolesterol
Kolesterol Total
Kolesterol LDL Direk
Kolesterol HDL
Trigliserida

FAKTOR RESIKO
Obesitas Abdominal
Pria

memulai

250
150
45

< 200
< 100
>= 40
< 150
KADAR DEFINISI
Lingkar Pinggang

> 102 cm

Wanita
Trigliserida
HDL Kolesterol

150 mg/dL

Pria

< 40 mg/dL

Wanita
Tekanan Darah
Glukosa Puasa

< 50 mg/dL
130/ 85 mmHg
100 mg/dL

> 88cm

Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik menurut WHO (World Health


Organization) dan NCEP-ATP III (the National Cholesterol Education
Program- Adult Treatment Panel III)
Komponen
Komponen
Obesitas abdominal/
sentral

Kriteria diagnosis WHO :


Kriteria diagnosis WHO :
Resistensi insulin plus :
Resistensi insulin plus :

Kriteria diagnosis ATP III :


Kriteria diagnosis ATP III :
3 komponen dibawah ini
3 komponen dibawah ini

Waist to hip ratio :


Laki2 : > 0.90;
Wanita : > 0.85, atau
Obesitas abdominal/ sentral
Waist
to hip ratio :
IMB > Laki2
30 kg/m2
: > 0.90;

Lingkar pinggang :
Laki2 : > 102 cm (40 inchi)
Wanita : > 88 cm (35 inchi)

Hipertrigliseridemia

150 mg/dl ( 1.7 mmol/L)

150 mg/dl ( 1.7 mmol/L)

Hipertrigliseridemia
HDL Cholesterol

150 mg/dl
1.7 mmol/L)
< 35 mg/dl
(< 0.9 (
mmol/L)
< 39 mg/dl (< 1.0 mmol/L

150
mmol/L)
< 40mg/dl
mg/dl (
(< 1.7
1.036
mmol/L)

HDL Cholesterol

< 35 mg/dl (< 0.9 mmol/L) < 40 mg/dl (< 1.036 mmol/
< 39 mg/dl (< 1.0 mmol/L L)
TD 140/90 mmHg atau riwayat terapi TD
130/85
mmHg
atau riwayat
< 50
mg/dl
(< 1.295
mmol/
L)
anti hipertensif
terapi anti hipertensif

Hipertensi

Hipertensi
Kadar glukosa darah

Wanita : > 0.85, atau


IMB > 30 kg/m2

TD 140/90 mmHg atau

riwayat
terapi
anti hipertensif
Toleransi
glukosa
terganggu,
glukosa
tinggi
puasa terganggu, resistensi insulin
Kadar glukosa darah tinggi
To l e r a n s i g l u k o s a
atau DM
terganggu, glukosa puasa
Mikroalbuminuri

Mikroalbuminuri

terganggu, resistensi insulin

Lingkar pinggang :
Laki2 : > 102 cm (40 inchi)
Wanita : > 88 cm (35 inchi)

< 50 mg/dl (< 1.295 mmol/L)

TD 130/85 mmHg atau


riwayat
terapi
110 mg/dl
atauanti
6.1hipertensif
mmol/L
110 mg/dl atau 6.1 mmol/
L

atau DMurin dan kreatinin 30


Ratio albumin
Ratio
albumin
urin
dan 20
mg/g atau
laju
ekskresi
albumin
kreatinin
30 mg/g
atau laju
ekskresi albumin 20 mcg/
mcg/menit
menit

PENATALAKSANAAN:
Obesitas Sibutramin dan Orlistat
Hipertensi ACE inhibitor ; Captopril
Gangguan Toleransi Glukosa : Metformin(Biguanid)
Dislipidemia : Simvastatin,
Bila Trigliserida > 350 dapat diberikan Gemfibrozil , Fenofibrat

104.

Wanita 27 thn datang dengan nyeri perut bawah kanan. Keluar darah dikit warna merah hitam.

Telat haid 2 bln. TFU tidak teraba. Kesadaran CM, TD 90/60, HR RR normal. VT nyeri goyang cervix
(+), cavum douglasi kesan penuh. Inspekulo: OUE tertutup, fluksus (+), darah aktif (-), jaringan (-).
Diagnosa?
a. Abortus iminens
b. Abortus insipient
c. Torsio kista ovarium
d. KET
e. PID
PEMBAHASAN:

Kehamilan yang terjadi di luar uterus, sebagian besar terjadi di ampulla tuba Faloppi yang kemudian ruptur
dan menimbulkan perdarahan masif.

Perdarahan pervaginam, gangguan hemodinamik, nyeri abdomen, nyeri goyang portio, serviks tertutup.

USG.

Resusitasi cairan, persiapkan laparotomi.


PERDARAHAN

NYERI PERUT

UTERUS

ABORTUS IMINENS

Sedikit

Sedang

Sesuai usia

ABORTUS INSIPIEN

Sedang-Banyak

Sedang-Hebat

Sesuai usia

ABORTUS INKOMPLIT

Sedang-Banyak

Sedang-Hebat

Sesuai usia

ABORTUS KOMPLET

Sedikit

Sedikit

Lebih kecil

MISSED ABORTION

Tidak ada

Tidak ada

Lebih kecil

Pertahankan kehamilan, tirah


baring, pantang senggama,
pemantauan.

Pengeluaran isi uterus (baik secara


spontan, maupun penanganan aktifdilatasi, kuretase).

Konseling, suportif.

Evakuasi isi uterus (dilatasi,


kuretase).

Iminens
Insipientinkomplet
Komplet
Missed
abortion

105.

Anak laki-laki usia 5 thn datang dengan keluhan tangan dipenuhi bintil2 dan gatal. Status

dermatologis didapatkan papul dan pustul di ventral dan dorsum manus dan interdigiti. Terapi?
a. Salep hidrokortison
b. Permetrin 5%
c. Salep griseofulvin
d. Sampo selsun
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: SCABIES

Infestasi Sarctopes scabiei

Tanda kardinal gatal malam hari, ditemukannya tungau, ditemukannya terowongan, terjadi pada orang
berkelompok.

Lesi berupa papul, vesikel eritematosa.

Predileksi lokasi pada tangan dan kaki.

Burrow ink test

Permetrin 5%

106.

Perempuan, keluhan nyeri perut bagian kanan atas. Pasien juga mengeluhkan mual muntah sudah

4 hari. Pada pemeriksaan Td 120/80mmHg, HR 80x/menit, pernapasan 24x/menit, Suhu 38oC,


didapatkan murphy sign (+). Diagnosis?
a. Hepatitis virus akut
b. Kolesistitis
c. Kolelitiasis
d. App akut
PEMBAHASAN:
KOLELITIASIS

KOLEDOKOLITIASIS

KOLESISTITIS

KOLIK

-/+

TANDA MURPHY

DEMAM

+, low grade

IKTERUS

Murphy sign : nyeri tekan kanan atas abdomen saat penderita melakukan inspirasi dalam.

107.

Seorang anak mengeluhkan nyeri pada bokong, terutama pada malam hari. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan luka lecet dan kemerahan pada daerah anus. Penyebab dari keluhan pasien adalah?
a. Trichuris trichiura
b. Ascaris
c. Oxyuris vermicularis
d. Necator americanus
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: ENTEROBIASIS
Oxyuris

vermicularis atau Enterbius

vermicularis adalah

salah

satu

hewan

dari

kelas

nematoda

filum Nemathelminthesyang sering disebut cacing kremi.


Telur Oxyuris vermicularis berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai dinding yang tembus sinar dan
salah satu sisinya datar.
Enterobiasis sering tidak menimbulkan gejala (asimptomatis). Gejala klinis yang menonjol berupa pruritus ani, di
sebabkan oleh iritasi di sekitar anus akibat migrasi cacing betina ke perianal untuk meletakkan telur-telurnya. Gatalgatal di daerah anus terjadi saat malam hari, karena migrasi cacing betina terjadi di waktu malam (DB Jelliffe,2000).
Penunjang : menghapus daerah sekitar anus dengan Scotch adhesive tape swab. )
Pengobatan : Piranthel pamoat, di berikan dengan dosis 11mg/kg berat badan single dose, dan maksimum 1 gram,

108.

Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan kemerahan dan gatal pada sela

jari tangan dan kaki. Pasien bekerja sebagai tukang cuci mobil. Sudah diberi salep anti gatal sejak 1
minggu yang lalu namun keluhan bertambah parah. Pemeriksaan fisik didapat tanda vital dalam batas
normal. Status dermatologis didapat eritema, skuamasi, erosi terutama pada sela jari IV dan V. Terapi
yang tepat adalah?
a. Gentamisin
b. Asiklovir
c. Kotrimazol
d. Kloramfenikol
e. Tiamfenikol
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: TINEA PEDIS

109.

Pasien laki-laki usia 13 tahun datang dengan keluhan gatal di daerah tangan dan perut. Gatal

terutama dirasakan pada malam hari. Pasien tinggal di pesantren di mana teman-teman pasien memiliki
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan ditemukan terowongan pada daerah yang gatal. Yang dianjurkan
oleh dokter adalah?
a. Obati pasien dan bersihkan kamarnya

b. Obati semua yang sakit dan jemur semua kasur


c. Bersihkan seluruh lingkungan sekolah
d. Kembalikan semua murid ke orang tuanya
e. Rawat semua yang sakit ke puskesmas
PEMBAHASAN:
DIAGNOSIS: SKABIES
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu / tungau / mite (Sarcoptes scabei). Kutu ini berukuran
sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penyakit Scabies ini juga mudah menular dari manusia ke
manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan
langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprei, handuk, bantal, air yang masih terdapat
kutu Sarcoptesnya.
Pengobatan :permetrin 5%
Tindakan yang sangat penting untuk pengobatan penyakit scabies ini adalah memutus mata rantai penularan.
Sehingga pengobatan penyakit scabies biasanya dilakukan secara masal agar mata rantai penularan dapat dibasmi
secara cepat dan tuntas.

110.

Pasien wanita datang dengan keluhan penurunan kesadaran setelah kepalanya terbentur akibat

kecelakaan. Pada pemeriksaan dengan rangsang nyeri, mata pasien tetap menutup, ekstremitas ekstensi
dengan lengan kaku, dan pasien hanya bisa mengerang. Berapa GCSnya?
a. E1M2V1
b. E1M1V2
c. E1M2V2
d. E2M2V1
e. E2M2V2
PEMBAHASAN:

111.

Seorang laki laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan sesak yang memberat sejak 2 hari yang

lalu. Keluhan diawali dengan tidak bisa buang air besar sejak 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan tanda
tanda vital didapatkan TD 130/90 mmHg, nadi 120x/menit, napas 30x/menit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan hasil perut distensi, tampak cembung, darm steifung +, darm contour +, bising usus melemah.
Pada pemeriksaan radiologi menunjukkan gambaran herring bone appearance. Diagnosis yang mungkin
pada pasien ini adalah?
a. Ileus
b. Intususepsi
c. Peritonitis
d. Kolitis
e. Apendisitis
PEMBAHASAN:

112.

Pasien lesi polimorf dengan penyebaran dari badan ke tungkai. Obat yang tepat?

a. Asiklovir 5x200 mg selama 5 hari


b. Asiklovir 4x500 mg selama 5 hari
c. Asiklovir 5x800 mg selama 5 hari
d. Asiklovir 5x400 mg selama 5 hari
e. Asiklovir 3x500 mg selama 5 hari
PEMBAHASAN:
DIAGNOSIS: HERPES ZOOSTER

113.

Pria 52 tahun dengan keluhan bengkak pada tungkai dan nyeri pada tungkai. riwayat trauma (-).

Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 80 x/menit. Pemeriksaan lab asam urat 9.6 dan proteinuria. Terapi
yang tepat pada pasien ini adalah?
a. Allopurinol
b. NSAID
c. Steroid
d. Kolkisin KONTRA INDIKASI PENY. GINJAL
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: ARTRITIS GOUT

Suatu sindrom klinis yang heterogen sebagai akibat terbentuknya deposit Kristal monosodium urate (MSU)
dalam jaringan, berasal dari cairan ekstraselluler.

Gejalanya : nyeri mendadak , bengkak , onset akut , inflamasi (+), penumpukan tofus, serangan
monoartritis, serangan unilateral pada MTP 1, sendi-sendi tarsal.

Temuan khas: Kristal urat. Dapat di temukan tofus, bursitis olecranon, batu ginjal.

Radiologi : pembengkakan sendi asimetris, kista subkortikal tanpa erosi

Laboratorium: asam urat meningkat

TATALAKSANA:
Akut :
kolkisin awal 0,5-1,2mg diikuti 0,5mg tiap 2 jam sampai nyeri reda maksimal dosis 6mg.
kontraindikasi : ibu hamil, penyakit ginjal atau jantung.
NSAID : Indometasin 25mg
Preventif:
allopurinol 100-200mg/hari , probenesid 250mg

114.

Seorang ibu 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggul sejak 2 tahun. Pasien menopause

5 tahun. Pemeriksaan lanjutan?


a. Bone survey

b. Foto rontgen
c. BMD (BONE MINERAL DENSITY)
d. MRI
e. USG
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: OSTEOPOROSIS
Tes Kepadatan Mineral Tulang (Bone Mineral Density) umumnya berkorelasi dengan kekuatan tulang dan
digunakan untuk mendiagnosis osteoporosis. BMD diukur dengan tes x-ray absorptiometry energi ganda (disebut
sebagai scan DXA). Dengan mengukur BMD, memungkinkan untuk memprediksi risiko patah tulang. Ini sama
halnya dengan dengan mengukur tekanan darah untuk membantu memprediksi risiko stroke.

Penting untuk diingat bahwa tes BMD tidak dapat memprediksi dengan pasti kapan dimulainya
proses patah tulang. Ini hanya dapat memprediksi risiko. Tes kepadatan tulang tidak sama
dengan scan tulang, yang merupakan tes kedokteran yang digunakan untuk mendeteksi tumor,
kanker, patah tulang, dan infeksi pada tulang.
Standar penilaian hasil tes BMD mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh WHO untuk
osteoporosi (WHO Technical Report Series # 843, Jenewa 1994):
Hasil tes dinyatakan normal bila statistik BMD menunjukkan skor T antara 1 dan -1, dengan
standar deviasi 1 dibanding rata-rata orang dewasa.
Massa tulang yang rendah (secara medis disebut osteopenia) bila nilai BMD yang lebih besar
dari 1 deviasi standar tetapi kurang dari 2,5 standar deviasi terhadap rata-rata orang dewasa.
Laporan ini menunjukkan skor T antara -1 dan -2,5, yang berarti meningkatkan risiko patah
tulang tetapi tidak memenuhi kriteria untuk osteoporosis.
Osteoporosis: Sebuah nilai BMD 2,5 atau standar deviasi bawah lebih besar dari massa tulang
puncak dewasa rata-rata muda. BMD dalam kisaran ini menandakan risiko patah tulang lebih
tinggi daripada osteopenia. Laporan ini menunjukkan skor T -2,5 atau lebih rendah.
115.

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan sesak, pasien memikiki riwayat merokok

berat 20 tahun. Pada pemeriksaan fisik ditemukan td 100/60 mmhg, nadi 98x/menit, pernapasan
32x/menit. Auskultasi ditemukan wheezing pada kedua paru. Pemeriksaan yang tepat dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosis adalah?

a. Spirometri
b. Rontgen thorax
c. Peak expiratory flow
d. Sputum BTA
e. Rivalta test
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: PPOK
Penyakit paru kronik di tandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif non reversible
atau reversible parsial.

Gejala : batuk berdahak, sesak, riwayat perokok >20 th


Pemeriksaan fisik : wheezing, barrel chest, ekspirasi memanjang
Tatalaksana : stop rokok, bronkodilator (salbutamol dan ipratropium ), steroid inhalasi, oksigen,
antibiotik
Pemeriksaan penunjang : SPIROMETRI FEV1 <80 merupakan gold standar , foto polos gambaran
emfisema, jantung pendulum.
Penilaian drajat spirometry:
ringan: FEV1 >80
sedang: FEV1 <80
berat : FEV1 <50
sangat berat : FEV1 <30

116.

Pasien datang dengan keluhan muncul kemerahan pada punggung kiri (dikasih foto punggung

dengan lesi di pinggang kiri, dermatomal, kemerahan vesikelvesikel). Diagnosis pasien adalah?
a. Varicella
b. Herpes zoster
c. Herpes simpleks
d. Impetigo
e. Pemfigoid bullosa
PEMBAHASAN:
Herpes zoster merupakan penakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang sama dengan varisela,yaitu virus varisela
zoster (VZV). Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam
bentuk laten setelah infeksi primer oleh virus. Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta
timbulnya lesivesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupunganglion serabut saraf
sensorik dan nervus kranialis.

117.

Pasien datang keluhan batuk 3 minggu terakhir, penurunan BB (+) dan keringat malam (+). Ada

riwayat pengobatan paru sebelumnya, pasien hanya minum obat 1 bulan dan berhenti karena pasien

merasa baikan. Hasil BTA sekarang (+). Pengobatan?


a. 2RHZ|4RH
b. 2RHZE|4R3H3
c. 2RHZES|RHZE|5R3H3E3
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: TB PARU PUTUS OBAT

118.

Seorang laki-laki berumur 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keluar nanah dari depan

telinga di samping pipi kanan sejak 3 hari lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri bengkak pada daerah
tersebut disertai demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 38oC,
regio pre aurikula tampak edema dan setelah dibersihkan tampak lubang di depan tragus. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien ini?
a. Mastoiditis
b. Perikondritis
c. Abses Bezolds
d. Abses auricular
e. Fistula pre auricular
PEMBAHASAN:
Inflamasi aurikula merupakan suatu reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi, antigen atau karena cedera fisik
(Gina, 2004) terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan jaringan ikat sekitarnya atau perikondrium aurikula
(Nurcahyo, 2007).
Perikondritis
Infeksi bacterial pada perikondrium atau kartilago umumnya disebabkan oleh trauma dan kecelakaan pada aurikula
(Underbrink, 2001). Bakteri yang sering menyebabkan perikondritis adalah Pseudomonas aeruginosa (Lee, 2006).
Selain itu, bakteri mikrokokus jenis virulen seperti Stafilococcus, Streptococcus juga dilaporkan sebagai penyebab
perikondritis (Boies, 1997). Pada kasus-kasus dimana perikondritis muncul secara spontan, kecurigaan paling tinggi
harus ditingkatkan pada pasien dengan diabetes melitus (Underbrink, 2001).
Tampak daun telinga membengkak, merah, panas, dirasakan nyeri, dan nyeri tekan. Pembengkakan ini dapat

menjalar ke bagian belakang daun telinga, sehingga sangat menonjol. Terdapat demam, pembesaran kelenjar linfe
regional dan leukositosis. Serum yang terkumpul dilapisan subperikondrial menjadi purulen, sehingga terdapat
fluktuasi diffuse atau terlokalisasi (Mansjoer et al, 2000).
Kasus mild perikondritis dapat diterapi dengan debridement dan antibiotik topikal atau oral (Underbrink, 2001).
Tetapi pengobatan dengan antibiotik sering gagal karena kuman yang dituju yaitu, Pseudomonas aeruginosa sering
resisten terhadap sebagian besar antibiotik. Yang paling efektif adalah Tobramisin diberikan bersama-sama Tikarsilin
secara sistemik, selama 2 minggu, dengan memantau fungsi ginjal (Mansjoer et al, 2000) Bila infeksi menyebar
mengenai jaringan ikat dan jaringan linfe regional, pasien harus dirawat dan diberikan antibiotik parenteral. Bila
terjadi infeksi subakut atau kronis pada perikondrium atau kartilago dan tetap berlanjut walaupun sudah diberi
perawatan, intervensi surgical dibawah kontrol dapat diindikasikan. Pembedahan meliputi eksisi jaringan nekrotik,
kemudian dilakukan lokal skin flap. Irigasi dengan drain kecil sebaiknya ditempatkan dibawah flaps dan diirigasi
dengan cairan antibiotik tiga kali sehari. Drain dapat diteruskan sesuai perbaikan kondisi (Underbrink, 2001)

119.

Seorang laki-laki 30 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan timbul luka pada telapak kaki.

Keluhan diawali dengan menginjak beling pada saat membersihkan selokan, pasien mengobati sendiri
lukanya tapi tidak sembuh. Luka tersebut menimbulkan bau yang sangat menyengat serta di pinggir luka
berwarna kehitaman.
Bakteri apa yang mungkin jadi penyebab?
a. Pseudomonas aeroginosa
b. Clostridium perferingens
c. Staphylococcus aureus
d. Clostridium tetani
e. E.Coli
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: GAS GANGGREN
Penyebab dari gas gangrene adalah kuman Clostridium perfringens atau clostridium welchii. Sifat dari kuman
clostridium perfringens adalah kuman an-aerob [bisa hidup dalam kondisi atau keadaan tanpa udara], mengeluarkan
toksin atau racun yang bersifat memecahkan protein sehingga menghasilkan senyawa H2S [Hidrogen Sulfida] dan
CO2 [Karbon dioksida]. Kuman ini biasanya suka pada nanah yang kotor.
Apa Tanda dan gejala yang terjadi pada penyakit gas gangrene?
Berikut adalah beberapa gejala dan tanda klinis terjadinya gas gangrene, yaitu :

Luka yang luas dan berair.

Pada pemeriksaan palpasi dengan tangan teraba adanya gas dalam jaringan [crepitasi].

Luka berbau khas dan berwarna coklat kehitaman. Hal ini diakibatkan karena senyawa H2S yang
dihasilkan oleh kuman clostridium perfringens.

120.

Luka yang cepat meluas ke arah proksimal [bagian yang dekat dengan tubuh]

Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan perut

kembung sejak 3 hari yang lalu. Pada anamnesis sejak 5 tahun yang lalu pasien sering mengalami
gangguan di lambung dan biasa minum obat antasida dan ranitidine bila sakitnya kambuh. Pada
pemeriksaan endoskopi ditemukan ulkus dan pada Urea Breathing Test didapatkan hasil positif. Apakah
terapi yang paling tepat diberikan pada pasien ini?
a. Amoksisilin, Klaritromisin, Omeprazole
b. Eritromisin, Tetrasiklin, Simetidin
c. Klindamisin, Amoksisilin, Omeprazole
d. Tetrasiklin, Klaritromisin, Misoprostol
e. Eritromisin, Amoksisilin, Sukralfat
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: ULKUS PEPTIKUM E.C H.PYLORI

Tatalaksana Ulkus peptikum dgn etiologi H. pylori: PPI + amoxicillin + klaritromisin atau PPI +
metronidazole + klaritromicin
121.

Seorang mahasiswa kedokteran yang akan mengikuti kegiatan pendidikan di rumah sakit

berupaya terlindung dari infeksi hepatitis B. Apakah salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan
supaya terhindar dari penyakit tersebut?
a. Pemberian vaksin hepatitis B bulan 0 dan 1
b. Pemberian vaksin hepatitis B bulan 0,1 dan 6
c. Pemberian vaksin hepatitis B bulan 0,1,6 dan 12
d. Pemberian vaksin hepatitis B 1 dosis untuk 3 tahun
e. Pemberian vaksin hepatitis B 2 dosis untuk 3 tahun
PEMBAHASAN:

122.

Wanita usia 25 tahun datang dengan keluhan keputihan. Pasien bekerja sebagai pramusaji hotel

dan sering melayani kebutuhan seksual pelanggan hotel. Pada pemeriksaan didapatkan tampak cairan
vagina berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau. Pada inspekulo didapatkan strawberry cervix
appearance. Pasien didiagnosa dengan trichomoniasis. Penatalaksanaan yang tepat?
a. Doksisiklin 2x100 mg/ per oral selama 7 hari

b. Metronidazole 2 x 500 mg/ per oral selama 7 hari


c. Ciprofloksasin 2x300 mg/ per oral selama 7 hari
PEMBAHASAN:
DIAGNOSA: TRICHOMONIASIS
Klinis :

wanita 25 tahun
Keluar keputihan
Pramusaji hotel melayani kebutuhan seksual pelanggan hotel
Pem: cairan kuning kehijauan,berbau dan berbusa,
Inpekulo : strawberry cervix appearance

TEORI
Trikomoniasis di sebabkan oleh Trichomonas Sp yang mengakibatkan duh tubuh berwaarna hijau berbau busuk
dengan gambaran strawberry cervix.
Terapi : lini pertama :metronidazole 2g PO dosis tunggal / metronidazole 2x 500 mg PO,7 hari

123.

Wanita 35 tahun diantar ke UGD RS karena mendadak mengalami penurunan kesadaran saat

rapat 2 jam SMRS. 1 jam setelah penurunan kesadaran pasien mengalami kejang 2x dan muntah. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan GCS E2M5V3, pupil isokor, kaku kuduk +. Diagnosa pasien ini adalah?
a. Perdarahan intra serebral
b. Perdarahan sub arachnoid
c. Perdarahan epidural
d. Stroke non hemoragik
e. Perdarahan
PEMBAHASAN:
Klinis :

Wanita 35 tahun
Penurunan kesadaran saat rapat 2 jam SMRS
2x kejang + muntah
E2M5V3
Pupil isokor
Kaku kuduk (+)

TEORI
Pecahnya sebuah aneurisma (berry aneurisma) atau arterovenesus malformation yang menyebabkan perdarahan ke
dalam ruangan subarchnoid,nyeri kepala yang dirasakan paling hebat seumur hidup (thounderclop headache),tanda
rangsang meningeal positif.
Ct-Scan hiperdensitas didalam sulkus dan fisura serebri

124.

Wanita 50 tahun dengan benjolan di leher, tidak nyeri, kenyal, rata, uk 4x4x3 cm bergerak saat

menelan, tidak ada keluhan lain. Diagnosis pasien adalah?


a. Struma nodosa
b. Graves disease
c. Hashimoto disease
d. Tiroiditis
e. Ca tiroid
PEMBAHASAN:
Klinis :

Wanita 50 tahun
Benjolan dileher
Kenyal tidak nyeri
Permukaan rata ukuran 4x4x3
Bergerak saat menelan

TEORI :
Definisi
Struma adalah istilah untuk pembesaran kelenjar tiroid / godok (Dr.Hendra T.Laksman ) Struma Nodusa adalah
struma yang tanpa disertai hipertiroidisme ( Manjoer 1999 : 589 ).
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa
disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Sri Hartini, Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, hal. 461, FKUI, 1987).
Struma Nodusa atau struma adenomathosa adalah struma yang ditemukan di daerah pegunungan kerena difisiensi
yodium ( Syamsu Hidayat,1997 : 934 )
B. Etiologi
Penyebab kelainan ini bermacam macam,pada siap orang dapat dijumpai masa karena kebutuhan terhadap tiroksin
bertambah, terutama masa pubertas , pertumbuhan , menstruasi, kehamilan , laktasi, monepouse, infeksi atau stress
lain. Pada masa-mas tersebut dapat dijumpai hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat
menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran
darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia. ( Manjoer, 1999 : 589 )
C. Klasifikasi Struma
Menurut American society for Study of Goiter membagi :

Struma Non Toxic Diffusa

Struma Non Toxic Nodusa

Stuma Toxic Diffusa

Struma Toxic Nodusa

Istilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid seperti
hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk anatomi.
Klasifikasi tersebut secara rinci sebagai berikut:
1. Struma non toxic nodusa
Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala hipertiroid.
Etiologi : Penyebab paling banyak dari struma non toxic adalah kekurangan iodium. Akan tetapi pasien dengan
pembentukan struma yang sporadis, penyebabnya belum diketahui. Struma non toxic disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu :

Kekurangan iodium: Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50
mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d dihubungkan dengan
hypothyroidism dan cretinism.

Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun

Goitrogen :

Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang


mengandung yodium

Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari tambang
batu dan batubara.

Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah), padipadian millet, singkong, dan goitrin dalam rumput liar.

Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid

Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak mengakibatkan nodul benigna
dan maligna (Lee, 2004)

2. Struma Non Toxic Diffusa


Penyebab Struma Non Toxic Diffusa menurut Mulinda, 2005 :

Defisiensi Iodium

Autoimmun thyroiditis: Hashimoto oatau postpartum thyroiditis

Kelebihan iodium (efek Wolff-Chaikoff) atau ingesti lithium, dengan penurunan pelepasan hormon tiroid.

Stimulasi reseptor TSH oleh TSH dari tumor hipofisis, resistensi hipofisis terhadap hormo tiroid,
gonadotropin, dan/atau tiroid-stimulating immunoglobulin

Inborn errors metabolisme yang menyebabkan kerusakan dalam biosynthesis hormon tiroid.

Terpapar radiasi

Penyakit deposisi

Resistensi hormon tiroid

Tiroiditis Subakut (de Quervain thyroiditis)

Silent thyroiditis

Agen-agen infeksi

Suppuratif Akut : bacterial

Kronik: mycobacteria, fungal, dan penyakit granulomatosa parasit

Keganasan Tiroid

3. Struma Toxic Nodusa


Penyebab Struma Toxic Nodusa menurut Davis, 2005 :

Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4

Aktivasi reseptor TSH

Mutasi somatik reseptor TSH dan Protein Ga

Mediator-mediator pertumbuhan termasuk : Endothelin-1 (ET-1), insulin like growth factor-1, epidermal
growth factor, dan fibroblast growth factor.

4. Struma Toxic Diffusa


Yang termasuk dalam struma toxic difusa adalah grave desease, yang merupakan penyakit autoimun yang masih
belum diketahui penyebab pastinya (Adediji,2004)

Anda mungkin juga menyukai