Anda di halaman 1dari 356

1-100

1.
• Promosi kesehatan
• Jalan tol
• Media yang tepat?
A. Billboard
2.
• Keyword
– Laki-laki berusia 22 tahun
– Keluhan kencing nanah
– Nyeri saat buang air kecil sejak 4 hari
– Sudah minum Amoksisilin 3x1 selama 10 hari

• Komplikasi Asendens?
D. Prostatitis, Epidimitis
189. C. 3.

• perempuan berusia 45 tahun datang ke puskesmas


• keluhan lemas sejak 1 bulan terakhir.
• Keluhan disertai bila beraktivitas cepat lelah dan
tampak pucat.
• Hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 5,6
mg/dl, MCV 76 fl, MCH 28pg, angka leokosit
5000/mm 3 , trombosit 220.000/ul.
• Apakah diagnois paling tepat pada kasus tersebut ?
A.Anemia defisiensi B12
B. Anemia aplastic
C.Anemia defesiensi besi
D.Multiple myeloma
E. Anemia hemolitik autoimun
4.
• Seorang laki-laki berusia 26 tahun dibawa ke UGD RS karena
mengalami kebutaan mendadak pada kedua mata.
• Sehari sebelumnya ia habis berpesta minum-minuman keras.
• Pemeriksaan virus : VOD 1/60 VOS 2/60.
• Pemeriksaan fisik ditemukan skotoma sentral yang sangat luas
dan absolut.
• Dimanakah letak lesi yang paling mungkin ?
• Diagnosisi  intoksikasi alkohol
Pilihan lain
A. Lesi kiasma
B. Lesi traktus optikus
C. Lesi nervus optikus bilateral
D. Lesi oksipital bilateral
E. Lesi korpus genikulatum lateral
5
• perempuan berusia 45 tahun
• sesak napas sejak 2 jam yang lalu.
• batuk berdahak dan rasa berat di dada.
• Pasien sering mengalami keluhan-keluhan serupa dan sering timbul di
malam hari.
• tekanan darah 110/80 mmHg. Denyut nadi 114x/menit, frekuensi napas
30x/menit, dan suhu 37,1°C.
• pemeriksaan thoraks didapatkan retraksi suprastemal dan wheezing diakhir
ekspirasi.
• apakah diagnosis yang paling mungkin untuk kasus tersebut ?
Asma bronkiale
• Anamnesis Asma:
– Gejala episodik
– Reversibel,dengan atau tanpa pengobatan
– Timbul/memburukpada malam/dini hari
– Respon terhadap bronkodilator
– Terdapat faktor risiko yang bersifat individual
• Pemeriksaan fisis:
– PF dapat normal
– Wheezing
– Ekspirasi memanjang
Pem. Penunjang
• Spirometri
Obstruksi: VEP1 < 80% nilai prediksi
Reversibilitas:perbaikan VEP1 ≥ 15% secara spontan, atau setelah inhalasi
bronkodilator, atau bronkodilator oral 10-14 hari, atau steroidoral/inhalasi 2
minggu
• APE (Arus Puncak Ekspirasi)
Dinilai dengan spirometri atau peak expiratory flow meter (PEF meter)
Reversibilitas:perbaikan VEP1 ≥ 15% secara spontan, atau setelah inhalasi
bronkodilator, atau bronkodilator oral 10-14 hari, atau steroid oral/inhalasi 2
minggu
Variabilitas harian (dinilai 1-2 minggu): > 20%
• Pemeriksaan lain: uji provokasi bronkus, status alergi
16. asma
Pilihan lain
A. Bronkhiektasis
B. Bronkopneumonia
C. Bronchitis akut
D. Asthma bronkiale
E. Pneumonia
6.
• Seorang perempuan berusia 23 tahun nyeri pada bahu kanan setelah terbentur
stang motor 1 jam yang lalu.
• Nyeri dirasakan semakin memnberat, bahu kanan bengkak dan sulit bergerak .
• pada pemeriksaan fisik didapatkan luka memar pada daerah bahu kanan, nyeri
bahu kanan saat tangan diangkat, ROM terbatas, bahu kanan lebih pendek dari
pada shoulder kiri.
• Pada pemeriksaan rongent thorak didapatkan os clavicula dekstra discontinue,
overlapping  kemungkinan displaced
• dan terdapat beberapa serpihan tulang.
• Apakah peneatalaksaan yang paling tepat ?
• Diagnosis ? Fraktur klavikula
Indikasi pembedahan (ORIF)
• Fraktur terbuka.
• Fraktur dengan gangguan vaskularisasi
• Fraktur dengan “scapulothorcic dissociation” (floating shoulder)
• Fraktur dengan displaced glenoid neck fraktur
• Brachial plexus injury
• Ruptur ligamentum korakoklavikulare
• Delayed/ non union
• penderita aktif yang segera akan kembali pada pekerjaan semula.
• Kosmetik
Pilihan lain
A. OREF
B. Pemasangan gips
C. ORIF
D. Traksi
E. Closed reduction
7.
• perempuan berusia 45 tahun pendarahan melalui organ
kewanitaan yang kunjung berhenti sejak 1 bulan yg lalu
• pendarahan telah terjadi dalam jumlah banyak. Disertai pada
perut yang terus menerus.
• sering pusing dan mudah berkunang kunang.
• Hasil pemeriksaan vagina touche dijumpai adanya pool bawah
massa tumor. Ketika digerakan partio ikut bergerak, adneksa dan
parametrium dalam batas normal.
• Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
Mioma uteri
• Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus
yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan
pengikat fibroid dan kolagen. Mioma uteri disebut
juga dengan leimioma uteri atau fibromioma uteri
Klasifikasi mioma(berdasarkan lokasi)
• Mioma submukosa: berada di lapisan di bawah
endometrium dan menonjol ke dalam (kavum
uteri). Mioma jenis ini sering bertangkai
panjang sehingga menonjol melalui serviks atau
vagina disebut mioma geburt
• Mioma intramural: berkembang diantara
miometrium
• Mioma subserosa: tumbuh dibawah lapisan
serosa uterus dan dapat tumbuh ke arah luar
dan juga bertangkai
Pilihan lain
A. Korio karsinoma
B. Molla hidatitosa
C. Myoma uteri
D. Torsi myoma uteri
E. Abortus habitualis
8.

• Berikut daftar obat diare endemic untuk orang dewasa


dari berbagai macam artikel penelitian ;
Obat diare NNT NNH

Norit (arang) 8 50

Kaotin pectate 12 5

Attapulgite 9 3

Loperamide 5 2

ciprofloxacin 19 4

• Manakah obat diare yang paling efektif ;


A. Norit
B. Loperamide
C. Ciprofloxacin
D. Kaoten pectate
E. Attapulgite
9
• Seorang bayi berusia 5 bulan batuk lebih dan satu bulan.
• didahului batuk pilek seperti biasa namun tidak membaik
dengan pengobatan dipuskesmas.
• Berapa hariterakhir bayi sering muntah pada akhir batuknya.
• Demam hanya terjadi pada wawal penyakit.
• Bayi kadang tampak kebiruan disekitar mulutnya. Mata bayi
tampak merah seperti berdarah.
• Apakah tatalaksana yang perlu diberikan kepda bayi
tersebut ?
Pertusis
• Diagnosis: klinis (batuk persisten, whooping
cough,
• konjungtiva kemerahan).
Pertusis
Tatalaksana
• Antibiotik: eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari)
elama 10 hari atau jenis makrolid lainnya.
• Oksigen: bila pernah terjadi sianosis atau berhenti napas atau
batuk paroksismal berat.
• Tatalaksana jalan napas: Selama batuk paroksismal, letakkan anak
dengan posisi kepala lebih rendah dalam posisi telungkup, atau
miring, untuk mencegah aspirasi muntahan dan membantu
pengeluaran sekret
Pertusis
Perawatan penunjang
• Hindarkan sejauh mungkin segala tindakan yang dapat
merangsang terjadinya batuk
• Jangan memberi penekan batuk, obat sedatif, mukolitik atau
antihistamin.
• Obat antitusif dapat diberikan bila batuk amat sangat
mengganggu.
• Jika anak demam (≥ 39o C) yang dianggap dapat menyebabkan
distres, berikan parasetamol.
Pilihan lain
A. Antibiotika dan bronkodilator dengan rawat inap
B. Antibiotika 2 minggu dan rawat inap sampai 2
minggu pasca antibiotika
C. Antibiotika dan bronkodilator dengan rawat jalan
D. Pemberian anti biotika dengan rawat jalan
E. Antibiotika selama 2 minggu dan dilanjutkan rawat
jalan
10
• perempuan berusia 25 tahun cepat lelah
• berdebar-debar akhir-akhir ini.
• Pemeriksaan fisik keadaan umum baik, tekanan darah 120/80
mmHg, denyut nadi 90 kali/menit. Pada aunskultasi didapatkan
bunyi jantung 1 normal, bunyi jantung ll wide fixed split.
• Hasil pemeriksaan EKG menujukan irama sinus dengan tanda-
tanda RVH (right ventrikel hypertrophi).
• Manakah pernyataaan yang benar mengenai gambaran histologi
arteri koronaria pada pasien tersebut ?
Histologi Paling
sering
terdapat
penyumba
tan di
pembuluh
darah
bagian
tunika
Pilihan lain
A. Pada tunika media ditemukan sel lemak
B. Pada tunika adventisia tidak ditemukan sel
lemak
C. Pada tunika tidak ditemukan sel lemak
D. Pada tunika intima ditemukan sel lemak
E. Pada tunika adventisia ditemukan sel lemak
11
• Sama kayak nomor 2, Defisiensi Besi
12
• KEY WORD
Laki-laki berusia 17 tahun
Setelah minum pil pasien mulai menunjukkan gejala aneh
Lehernya kaku
Matanya terus melirik ke atas
Mulutnya terus mengeluarkan air liur
• Apakah kemungkinan obat yang paling mungkin diminum
oleh pasien tersebut?
Drug Abuse
a. Haloperidol (anti-psikotik tipikal)
– Gejala ekstrapiramidal termasuk di antaranya:
- Gejala parkinson (termasuk tremor)
- Distonia (pergerakan wajah dan tubuh yang tidak normal) dan diskinesia.
- Akatisia (restlessness)
– - Tardive dyskinesia (ritmik, pergerakan lidah, wajah, rahang yang tidak
disadari [invuntary movements of tongue, face and jaw])
– Sindrom keganasan neuroleptik (hipertermia, fluktuasi tingkat kesadaran,
kekauan otot, disfungsi otonom dengan palort, takikardi, tekanan darah
yang labil, berkeringat dan inkontinensia urin)
b. Amitriptilin (antidepressan trisiklik)
– Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisiklik, dapat timbul Atropine Toxic
Syndrome. Gejalanya adalah eksitasi SSP, hipertensi, hiperpirksia, konvulsi,
Pilihan lain
A. Amfetamin
B. Alprazolam
C. Haloperidol
D. Amitriptilin
E. Metilfenidat
13
• KEY WORD :
– Laki-laki 57 tahun
– nyeri kumat-kumatan pada pinggang sebelah kanan
– Nyeri menjalar seperti tersengat listrik dan muncul pada
posisi tertentu
– Pasien seorang buruh gendong di pasar
• Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk
menegakkan diagnosis kasus?
• Manifestasi klinis
1. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
2. Nyeri tulang belakang bersifat menusuk tajam menjalar ke ekstremitas bawah
3. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
4. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.
5. Adanya nyeri di daerah diskus yang mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada
daerah yang diinervasi oleh radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami
herniasasi yang berupanyeri kedaerah tersebut, mati rasa, kelayuan, maupun tindakan-
tindakan yang bersifat protektif.

Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan
meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin,
juga ketegangan atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.
• Pemeriksaan penunjang
1. Laboraturium
-Daerah rutin
-Cairan cerebrospimal
2. Foto polos lumbosakral dapat memperlihatkan penyempitan pada keeping sendi
3. CT scan lumbosakral : dapat memperlihatkan letak disk protusion.
4. MRI ; dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak divertebra serta
herniasi.
5. Myelogram : dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaska pemeriksaan fisik sebelum
pembedahan
6. Elektromyografi : dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf spinal.
7. Epidural venogram : menunjukkan lokasi herniasi
8. Lumbal functur : untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebro spinal.
A. Rontgen lumbosacral AP/lateral
B. MRI spinal
C. Rontgen BNO/IVP
D. CT-Scan spinal
E. Urinalisa
14
• KEY WORD :
Perempuan usia 20 thn
Hamil 8 bulan
Mengeluh nyeri perut mendadak
Pendarahan melalui jalan lahir berwarna kehitaman
Gerakan bayi berkurang
Nyeri ulu hati
Pandangan berkunang-kunang
Kaki bengkak
Keadaan umum tampak lemah
TD 170/110 mmHg
Perut kaku seperti papan
Hb 8,5g/dL
Proteinuria (+++)
• Apakah diagnosis yang palin mungkin?
A. Partus prematurus dengan pre eklampsia
ringan
B. Solutio plasenta dan eklampsia
C. Plasenta previa dengan eklampsia
D. Plasenta previa dan pre eklampsia berat
E. Solutio plasenta dan pre eklampsia
15
• perempuan berusia 23 tahun datang ke UGD RS
• keluhan nafas terengah-engah, berkeringat, susah berkata-kata dan tampak
kelelahan sesaat sebelumnya pasien merasakan adanya perasaan
‘tercekam’ dan seluruh tubuhnya seperti tidak bisa bergerak.
• tidak terdapat riwayat gangguan kardiovaskuler ataupun hormonal.
• Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 115/75 mmHg.
Denyut nadi 92 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu tubuh 36°C.
• apakah penanganan non farmakologis yang paling sesuai pada kasus
tersebut ?
A. Hipnosis
B. Flooding
C. Desensitisasi
D. Relaksasi
E. Konsentrasi
16
• llaki-laki berusia 12 tahun
• perut mual.
• perut terasa penuh sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini yang ke-3 kalinya sejak
2 tahun yang lalu.
• dokter tersebut mendiagnosis tersebut sebagai dyspepsia tanpa ulkus
• orang tua pasien ingin mengetahui factor apa yang paling berperan pada
kejadian kasus anaknya.
• Untuk menyusun pertanayaan klinis berdasarkan PICO (problem
intervention comparison outcome).
• Apakah unsur outcome pada kasus ini ?
PICO
Pilihan lain
A. Ratio kejadian dispepsia
B. Orang tua pasien
C. Factor resiko dyspepsia
D. Kejadian dyspepsia
E. Anak laki-laki berusia 12 tahun dengan
dyspepsia
17
198.

• laki-laki berusia 50 tahun dibwa oleh masyarakat


ke UGD RS dalam keadaan tidak sadar post
kecelakaan.
• Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan
tekanan darh 97/62 mmHg, frekuensi napas 28
x/menit, denyut nadi 120 x/menit dan
temperature 37°C.
• keadaan umum GCS E2V2M3.
• Pada pemeriksaan jalan napas ditemukan suara
A. Memasang collar neck dan sand back, membuka jalan
napas dengan jaw thrust
B. Langsung dilakukan intubasi tanpa preoksigenasi
C. Pasang non-rebreathing mask O2 8 L/menit
D. Head tilt chin lift
E. Nasal kanul O2 3 L/menit
18
• Laki-laki berusia 30 tahun datang ke IGD RS
• keluhan nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan kaki kiri 3
jam yang lalu saat bermain bola
• pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tanda vital dalam
batas normal.
• Pada pemeriksaan status lokalis dipergelangan kaki bagian belakang
didapatkan udem di region sebelah atas tumit kaki kiri, nyeri tekan
(+) dan tes Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi kaki.
• Apakah pemeriksan penunjang yang tepat?
A. Foto rontgen dengan kontras
B. Biopsy
C. Foto rontgen polos
D. CT-Scan
E. Ultrasonografi
19
• Seorang laki-laki berusia 65tahun dalam pengawasan di
UGD RS dengan sesak nafas disertai nyeri dada. Tiba-tiba
pasien tidak sadar. Hasil pemeriksaan tanda vital denyut
nadi tidak teraba. Hasil pemeriksaan EKG 
supraventrikular takikardia
Pilihan lain
A. Berikan dobutamin (syok kardiogenik)
B. Melakukan RJP 5 siklus/2 menit (henti
jantung
C. RJP sambil mempersiapkan kardioversi
D. RJP sambil mempersiapkan defibrilasi
E. Berikan sulfas atropine (bradikardi)
20
• Keyword
– Laki-laki berusia 27 tahun
– Keluhan sering berteriak-teriak
– Pasien sering mengatakan bahwa akan ada banjir yang melanda kota-
kota di Indonesia karena pasien menginginkan hal tersebut terjadi
– Pasien juga merasa semua kekuatan gaib yang ada di bumi berusaha
untuk mewujudkan harapannya
– Riwayat gangguan jiwa (+)
• Gejala yang ditunjukkan pasien?
Pikiran Magis (magical thinking)
• Pikiran magis selain merupakan gangguan arus pikir
namun dapat pula merupakan gangguan isi pikir.
Penderita percaya bahwa segala tingkah laku, ucapan,
sikap serta gerak geriknya dikendalikan oleh kekuatan
magis. Pikiran magis dikaitkan dengan kepercayaan
pada sikap yang ada dalam beberapa pola mistik
untuk memenuhi keinginan tertentu
Pilihan lainnya
A. Magical thinking
B. Derealisasi  perasaan lingkungannya tidak nyata seperti dalam
mimpi
C. Waham siar pikir  perasaan bahwa orang lain mengetahui segala
sesuatu yang dipikirkannya
D. Waham kebesaran  perasaan bahwa dirinya lebih hebat dari
orang lain
E. Idea of references  perasaan pikirannya berasal dari pikiran
orang lain
21
• KEY WORD :
Laki-laki usia 57 tahun
Muntah darah sejak 2 hari
Perut kembung dan nyeri
Pasien menderita asma sejak remaja dan rutin mengkonsumsi
steroid
• Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien
tersebut?
A. Gastritis erosive
B. Refluksgastroesofageal
C. Reptur esofagus
D. Canasofaring
E. Infeksi H. Pylori
22
• Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun
• kencingnya berwarnah merah sejak dua hari terakhir.
• Tidak ada riwayat trauma atau minum obat tertentu.
• Pemeriksaan KU sakit sedang, CM pemeriksaan tanda vital tekanan darah
140/95, frekuensi napas 24 x/menit, denyut nadi 100x/menit, suhu 37°C.
• pemeriksaan fisik dada, abdomen, dan kepala dalam batas normal, adema
anasarka (-).
• Pada pemeriksaan ekstrimitas didapatkan kulit dengan bentuk lingkaran kecil
kecil berwarna kehitaman.
• Apakah terapi awal yang paling mungkin diberikan ?
Diagnosis GNAPS
• Anamnesis
– Riwyat infeksi saluran napas atas 1-2 minggu sebelumnya atau
infeksi kulit 3-6 minggu sebelumnya
– Gross hematuria atau sembab di kedua kelopak mata dan tungkai
– Terkadang kejang atau penurunan kesadaran akibat ensefalopati
– Hipertensi
– Oliguria/anuria akibat gagal ginjal atau gagal jantung
Diagnosis GNAPS
• Pemeriksaan fisis
– Edema kelopak mata dan tungkai dan hipertensi
– Lesi bekas infeksi kulit
– Kejang atau penurunan kesdaran
– Gejala hipervolemia: gagal jantung, edema paru
• Pemeriksaan penunjang
– Urinalisis menunjukkan proteinuria, hematuria
dan silinder eritrosit
Tatalaksana
• Tatalaksana GNAPS
• Tatalaksana Awal
– Diuretik (furosemid) untuk mengurangi edema
• Tatalaksana Definitif
– Antibiotik: amoksisilin 50 mg/kgBB/hari tid selama 10 hari atau
eritromisin 30 mg/kgBB/hari tid
– Antihipertensi (Captopril) apabila ada hipertensi
– Tirah baring, diet nefritis
Pilihan lain
A. Furosemide injeksi
B. Steroid oral
C. Kaptopril oral
D. Antibiotika injeksi
E. Antibiotika oral
23
• Keyword
– Perempuan beusia 26 tahun
– G1P0A0 hamil 10 mgg
– Muntah2 >10x/hari sejak 2 hari
– Mual, nyeri ulu hati, nafsu makan menurun dan badan terasa lemas
– TD: 100/60; N: 70x/m
– PF: KU: CM, lemas, anemis(-), turgor kulit baik

• Terapi?
A. Metoklopramid 3x10 mg
B. Proklorperazin 3x1 mg
C. Famotidine 2x30 mg
D. Domperidon 1x20 mg
E. Prometazin 2x20 mg
24
• Key Word
Laki-lakiberusia 3 tahun
Demam
Sakitkepala
MuntahLesu/ngantuk
Suhu 39
Kakukuduk
Lekositmeningkatdenganjenisneutrofil yang predominan
LCS :
Keruh
lekosit1200 sel/ml (95% neutrofil)
kadarglukosa 15 mg/dL (rendah = khaspadainfeksibakteri)
kadarprotein 150 mg/dL.
• Diagnosis yang paling sesuaidengangambaranini?
Infeksi Gambaran LCS
Meningitis tuberculosis xantochrome
Meningitis bakterial akut Keruh
Meningitis virus Jernih
A. Infeksi virus CMV
B. Lymedisease
C. Neurosifilis
D. Meningitis tuberkulosis
E. Meningitis bakterisal akut
25
 Seorang perempuan berusia 56 tahun datang ke praktek dokter
umum
 keluhan benjolan pada payudara kanan. Keluhan dirasakan pada
satu tahun yang lalu dan benjolan makin lama makin membesar.
 Pada pemeriksaan fisik didapat massa ukuran 2x3x3 cm di kuadran
laterosuperior. Massa keras terfiksasi ke kulit dengan gambaran
peu de’orange teraba satu kelenjar limfa mobile diketiakipsilateral.
 Apakah pemeriksaan lanjutan yang paling tepat untuk memastikan
diagnosis pada pasien tersebut ?
A. USG
B. Mammografi
C. Aspirasi sum-sum tulang
D. Rontgen thorak
E. Aspirasi jarum halus
26. Oklusi oleh lidah
• Keyword
– Perempuan berusia 36 tahun
– Korban KLL
– GCS: E3M4V2, mendengkur
– Diplacement mandibula (symphyseal)
– Napas spontan dg RR 28x/m, Nadi 102, TD 90/70
• Apakah yang paling mungkin menyebabkan gangguan
jalan napas pada kasus tersebut?
Kelainan Oklusi Daerah yang diduga mengalami fraktur
 Kontak prematur gigi post. Kondilus atau sudut mandibula (bilateral)
 Openbite anterior

Openbite posterior Prosesus alveolar anterior atau daerah parasymphyseal

Posterior crossbite Kondilus dan midline symphyseal dengan miringnya


segmen posterior dari mandibula

Retrognatik Kondilus dan sudut mandibula


Unilateral openbite Sudut ipsilateral dan parasymphyseal
Prognatik Efusi TMJ
Openbite anterior

Crossbite Posterior

Displacement dari mandibula


anterior (symphyseal) dalam
kasus ini tidak menyebabkan Openbite Posterior
tertutupnya jalan napas

Snoring/mendengkur 
sumbatan jalan napas oleh
benda padat
Unilateral Openbite
Pilihan Lainnya
• Oklusi oleh benda asing semi padat  Harusnya padat

• Obstruksi saluran napas bagian bawah  menyebabkan suara mengi


atau wheezing

• Oklusi oleh spasme laring  terjadi bila adanya benda yang masuk ke
jalan napas atau adanya trauma laring

• Oklusi oleh benda asing cair  Harusnya timbul gurgling kalo cair
27. E E coli
• Peempuan berusia 27 tahun datang ke puskesmas
• keluhan nyeri saat kencing sejak 1 hari yang lalu,
• nyeri dirasakan seperti terbakar dan semakin sakit sampai sekarang.
• Jumlah air kencing lebih sedikit dan biasanya dan berkemih 6-10kali sehari serta tidak
tuntas.
• Pasien juga mengeluh ada kotoran seperti darah diakhir berkemih.
• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan myeri suprapublik.
• Hasil pemeriksaan bakteriologi terhadap sedimen urin didapatkan hitung kuman
10.000 cfu, basil gram negatif, dengan koloni warna merah dengan zona lisis pada
media mac conkey.
• Apakah jenis kuman penyebab penyakit pada kasus tersebut ?
INFEKSI SALURAN KEMIH
Pathogenesis urinar trac infecti
of y t on • If the inilammatory cascade continues,
Acute tubular obstruction

l kidney and damage occur, leading to interstitial


edema.
injur • This may lead to interstitial nephritis,
y causing acute kidney injury (AKJ).
• Infection of the renal parenchyma

_t
Pyelonephri
tis
causes an inflammatory
response called pyelonephritis
• While infection of the renal parenchyma
is usually the result of bacterial
ascension, it can also occur from

_t� hematogenous spread.


• Once sufficient bacterial colonization
occurs, bacteria may
ascend on the ureter towards the kidney.
Ascensi • Fimbria may aid in the ascension

t
process
on • Bacterial toxins may also play a role by
inhibiting peristalsis
• (reducing
Fimbria allow bladder
the flow epithelial cell
of urine)
Uroepi attachment and
Bladd theliu penetration
er • Following penetration, bacteria
m continue to replicate and may form
penetr biofilms.
ation
• Pathogen colonizes the periuretheral
Colonizati area and ascends
Urethra on through the urethra upwards towards
the bladder.
INFEKSI SALURAN KEMIH

• Rute infeksi saluran kemih:


– Ascending
• kolonisasi uretra, lalu infeksi menyebar ke
– atas
Hematogen
– • bakteri ke ginjal berasal dari bakteremia
Limfogen
• dari abses retroperitoneal atau infeksi
intestin
INFEKSI SALURAN KEMIH

Risk factors for UTls


Factors resulting in compromise of normal host defences to bacterial colonization are an important step in the pathogenesis of
UTls.

Risk factors

Iatrogenic/drugs Behavioural Anatomic/physiologic Genetic

I I I I
• Indwelling catheter • Voiding dysfunction • Vesicoureteral reflux • Familial tendency
• Antibiotic use • Frequent or recent • Female sex • Susceptible
• Spermicides sexual intercourse • Pregnancy uroepithelial cells
• Vaginal mucus
properties
Indwelling foley catheters Voiding dysfunction causes Vesicoureteral reflux causes UTI occurrence tends to cluster
provide an increased urinary in
ascending route for perinea! post-void residual urine retention and allows more time families. Susceptible uroepithelial
bacteria to enter the bladder. volumes, which allows more for bacterial growth. The cells secrete less lgA, which is
Recent antibiotic use disrupts time for bacterial proliferation. retrograde flow also allows the main
the normal bacterial flora at the Frequent or recent sexual bacteria to ascend to the humeral defence mechanism at
vaginal introitus, allowing intercourse may introduce kidneys. Females have a short the
uropathogens (e.g. E. colt) to bacteria into the urinary tract urethra (4 cm vs 25 cm in males). physiologic mucosa. Properties
colonize. Spermicides cause Pregnancy results in of vaginal mucus may allow
irritation and attachment sites progesterone-mediated smooth E.coli binding more readily.
for E.coli. muscle relaxation to the bladder
and ureters, and compression of
the ureters by the uterus. Both
result in urinary retention for
increased bacterial growth.
INFEKSI SALURAN KEMIH

• Klasifikasi anatomik:
– Atas : uretritis, sistitis
– Bawah : pielonefritis, abses renal/perinefrik, prostatitis

• Klasifikasi klinis:
– Uncomplicated:
• ISK pada individu tanpa kelainan struktural atau fungsional,
• ISK pada individu tanpa penyakit yang menimbulkan kerentanan
ISK
– Complicated:
• ISK pada laki-laki,
• ISK pada kelainan struktural atau fungsional
• ISK pada perempuan hamil, dengan kateter, imunodefisien, DM
INFEKSI SALURAN KEMIH

 Pielonefritis
– Inflamasi pada ginjal & pelvis renalis
– Demam, menggigil, mual, muntah, nyeri pinggang, diare,
– Lab: silinder leukosit, hematuria, bakteriuria,
pyuria,
leukosit esterase +.
 Sistitis:
 Inflamasi pada kandung kemih
 Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri suprapubik, urin berbau,
 Lab: pyuria, hematuria, leukosit esterase (+) nitrit +/-.

 Urethritis:
 Inflammation pada uretra
 Disuria, frekuensi, pyuria, duh tubuh.
 Lab: pyuria, hematuria, leukosit esterase (+), nitrit (-).
Harrison’s principles of internal medicine. 18th ed. McGraw-Hill; 2011.
28. Trigeminal neuralgia
Patofisiologi
Gangguan saraf tepi sebagai penyebab NT didukung oleh data-
data klinis berupa:

• Peregangan atau kompresi nervus V


• Malformasi vaskular pada beberapa penderita NT
• Tumor dengan pertumbuhan yang lambat
• Proses inflamasi pada N.V

Terapi
1st Line : carbamazepin (200-1200mg sehari) dan oxcarbazepin
( 600-1800mg sehari)
2nd Line: baclofen dan lamotrigine.
Kriteria Diagnostik Trigeminal Neuralgia
• Serangan – serangan paroxysmal pada
wajah atau nyeri di frontal yang
seperti makan,
berlangsung beberapa detik tidak sampai mencukur, bercakap
2 menit.
• Nyeri setidaknya bercirikan 4 sifat
cakap, mambasuh
berikut: wajah atau menggosok
Menyebar sepanjang gigi, area picu dapat
satu atau lebih cabang ipsilateral atau
N trigeminus, tersering kontralateral.
pada cabang Diantara serangan ,
mandibularis atau tidak ada gejala sama
maksilaris. sekali.
29

• anak perempuan berusia 10 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas


• demam sejak 10 hari yang lalu.
• Anak demam tinggi dandisertai muntah dan mual-mual.
• Pemeriksaan umum KU lemah, temperature 37,8°C .
• pemeriksaan fisik sclera tampak ikterik ringan, konjungtiva anemis, abdomen
hepar teraba 4 cm dibawah arcus costae.
• Hasil pemeriksaan lab HBsAg (+).
• Apakah tata laksana yang dapat diberikan sebagai terapi awal ?
A. Infus rumatan
B. Antivirus
C. Parasetamol
D. Anti vomitus
E. Resusitasi cairan
30.
• KEY WORD
Perempuan berusia 30 tahun
Gangguan waham dirujuk ke psikiater dan mendapatkan terapi
antipsikotik.
Pasien dirujuk balik ke dokter layanan primer
Kemudian pasien tidak patuh minum obatnya
Autoanamnesis : pasien mengeluhkan malas bila harus minum obat
setiap hari
• Apakah rekomendasi yang anda berikan untuk pasien tersebut?
A. Merujuk ke RSJ untuk rawat inap
B. Merujuk untuk mendapatkan psikoterapi
C. Memberikan injeksi antipsikotik depot
D. Menaikkan dosis antispikotik
E. Meresepkan antipsikotik tetes untuk
dicampur makanan
31. Kista epidermoid
– Kista epidermal terjadi akibat proliferasi sel epidermal dalam ruang yang sirkumskrip pada dermis. Pada
analisis kista epidermal, struktur dan pola lipidnya sama seperti pada sel epidermis. Kista epidermis
mengekspresikan sitokeratin 1 dan 10. Sumber dari epidermis ini hamper selalu dari infundibulum dari
folikel rambut.
– histopatologi, kista epidermal dibatasi dengan epitel skuamosa berlapis yang mengandung lapisan
granuler. Keratin terlaminisasi ditemukan dalam kista. Respon inflamasi dapat ditemukan pada kista yang
rupture. Kista yang sudah tua dapat terkalsifikasi.
32

• Laki-laki 28 tahun datang ke puskesmas


• keluhan demam tinggi sejak 2 hari yang lalu.
• Keluhan disertai nyeri sendi dan mual.
• hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70
mmHg, denyut nadi 94 x/menit, frekuensi napas 3ox/menit, suhu
39,5°C.
• apakah pemeriksaan yang digunakan untuk memastikan diagnosis
pada pasien tersebut ?
A. Apus darah malaria
B. Pemeriksaan NS-1
C. Cek IgG dan Igm anti dengue
D. Cekurinrutin
E. Pemeriksaan widal
33. C. Tipus
  Diabetes Tipus ISPA Pneumonia DBD

Juli 60 4 320 2 1
Agustus 67 3 325 2 2
September 77 2 327 1 2
Oktober 78 2 330 0 0
November 80 3 333 1 0
Desember 89 4 345 1 10
Apakah penyakit yang memiliki pertimbangan angka political climate tertinggi?
34. Gangguan cemas menyeluruh
• KEY WORD :
Perempuan usia 25 tahun
Operasi Caesar tiga hari yang lalu
Pasien khawatir anaknya akan meninggal
• Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Psikosis pasca melahirkan
– Gejala mucul 2 minggu pasca melahirkan,
umumnya gejala psikosis post partum di dahului
oleh insomnia, agitasi, kebingungan, masalah
ingatan, iritabilitas dan kecemasan.
– Gejal umumnya memuncak 1-3 bulan post partum
dengan psikosis postpartum meliputi gangguan
pikiran, delusi, halusinasi, serta respons yang tidak
pantas atau tidak tertarik pada anak mereka.
– Gejala psikosis postpartum dapat berubah dengan
b. Postpartum blues c. Depresi pasca melahirkan
– cenderung muncul pada tiga minggu
– Baby blues adalah istilah yang
atau lebih setelah melahirkan. Gejala
digunakan untuk menggambarkan
yang muncul meliputi perubahan pada
penarikan diri, jenis yang relatif suasana hati yang biasanya lebih parah
ringan dari depresi pasca dan berlangsung lebih lama.
melahirkan. – Gejala postpartum major depression
– Gejala baby blues termasuk diantaranya adalah menangis sambil
diantaranya adalah kemurungan, mengucapkan kata-kata tidak jelas,
kecemasan, kesedihan, menangis, konsentrasi yang buruk, kesulitan
insomnia, dan kelelahan. membuat keputusan, kesedihan,
Baby blues terkadang terjadi mulai perasaan tidak mampu, dan pikiran
pada hari ke 3 sampai ke 10 setelah untuk bunuh diri.
melahirkan dan berakhir dalam – Gejala di atas terkadang diiringi juga
waktu dua minggu. dengan munculnya beberapa gejala fisik
yang mirip dengan hypothyroidism,
misalnya sensitivitas terhadap dingin,
kelelahan, kulit kering, lambat dalam
berpikir, sembelit, dan retensi urin.
Depresi
 Penyakit medis yang menyebabkan
perasaan sedih yang menetap dan  Kehilangan kemampuan untuk
kehilangan minat. Juga dapat berpikir atau berkonsentrasi, atau
menyebabkan gejala f isik, berhubungan tidak bisa memutuskan sesuatu
dengan rendahnya kadar serotonin 
Pemikiran mengenai kematian
 Klinis berulang kali (APA, 2000. P. 356)

• Minimal 5 dari gejala berikut telah muncul dalam waktu 2 Gejala tidak masuk dalam kriteria
minggu dan menggambarkan perubahan dari fungsi sebelumnya  episode campuran
(sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya) hampir setiap hari Gejala menyebabkan
dan terdapat adanya minimal 1 gejala berikut: 1) mood depresi tekanan/penderitaan secara klinis yang
atau 2) kehilangan minat atau kesenangan.  signifikan atau gangguan fungsi sosial,
• Mood depresi sepanjang hari pekerjaan, atau area penting lainnya.
• Kehilangan minat atau kesenangan pada semua atau sebagian Gejala yang bukan dikarenakan oleh
besar aktivitas efek fisiologis langsung dari sebuah
• Kehilangan berat badan secara substansi (contoh: penyalahgunaan

• signifikan tanpa disengaja obat-obatan) atau kondisi medis
• Insomnia atau tidur terlalu banyak umum (contoh: hipotiroidisme)
• Keterlambatan agitasi atau psikomotor Gejala sebaiknya tidak termasuk dalam
• yang disadari oleh orang lain bereavement (kehilangan), misal
• Kelelahan atau kehilangan energi setelah kehilangan orang yang dicintai,
• Merasa tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan gejala lebih dari 2 bulan, atau
dikarakteristikan dengan gangguan
fungsi yang nyata, preokupasi morbid
dengan worthlessness
 Depresi berat dengan gejala psikotik
 Gangguan cemas menyeluruh
 kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran
yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik
terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami
hampir sepanjang hari, berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan.
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan
dengan gejala-gejala somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas,
kesulitan tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang
jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan
35.
• laki-laki berusia 64 tahun sesak nafas,
• terutama apabila digunakan untuk aktivitas sejak satu minngu yang
lalu.
• Keluhan bertambah sesak apabila berbaring.
• Pemeriksaan tanda vital tekanan darh 160/90, denyut nadi
100x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, sushu 36,7°C.
• apakah kemungkinana kelainan pemeriksaan fisik yang dapat terjadi
pada pasien tersebut ?
• Diagnosis  CHF
Gagal jantung
• Kegagalan fungsi jantung sebagai pompa darah secara efektif ke
seluruh jaringan tubuh.
• Tapi pada kasus ini kemungkinan :

• Dapat pula ditemukan: kardiomegali, gallop, murmur, aritmia, ronki


basah bilateral paru, wheezing, akral dingin dan basah, saturasi O2
<90%, batswing appearance dan Kerley line pd rontgen dada
Batwing appearance
Pilihan lain
A. Eksperium memanjang
B. Rhonki basah basal pada kedua paru
C. Suara amforik pada kedua paru
D. Terdapat wheezing pada asukultasi paru
E. Demam tinggi
36. Shigella
Shigellosis/ Disentri Basiler disebabkan oleh kuman Shigella spp. Kuman ini tergolong genus Shigella
yang merupakan bakteri gram negatif, bentuk batang, non motil, anaerobik fakultatif dan tidak
bertangkai serta secara biokimia meragikan laktosa sangat lambat bahkan tidak sama sekali

Klinis Shigellosis: Feses cair disertai darah massif dan lender pus. Leukositosis, Anemia,
Trombositopenia/ Normal.
Pemeriksaan Penunjang: Feses rutin ditemukan jumlah Leukosit tinggi.
37. Tension pneumothorax
Klinis:
• Sesak Nafas • Takikardi
• Nyeri Dada • Deviasi Trakea
• Suara Nafas Unilateral absan/ terdengar • Distensi Vena Jugularis
lemah • Sianosis
• Cemas

Tatalaksana:
Needle chest
decompression
38
182. E38

• perempuan berusia 40 tahun datang ke IGD RS


• keluhan kelemahan anggota gerak secara tiba-tiba sejak 3 jam
yang lalu.
• Keluhan disertai mual dan muntah.
• Sebelumnya pasien diketahui mengkonsumsi makanan kaleng.
• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80
mmHg, denyut nadi 86x/menit, frekuensi napas 20 x/menit.
• Apakah mikroorganisme yang paling mungkin penyebab
penyakit pada pasien tersebut ?
A. Clostridium difficite
B. Clostridium botulinium
C. Clostridium perfringens
D. Clostridium tetani
E. Clostridium sp
39
• laki-laki usia 25 tahun datang ke praktek dokter keluarga
• keluhan berat badn turun dalam 3 bulan terakhir.
• Keluhan lain pasien sering haus dan lapar, mudah lelah dan
sering mengantuk sejak 6 bulan yang lalu.
• Pasien mengaku kurang berolahraga, bu pasien merupakan
penderita DM.
• pemeriksaan fisik dalam batas normal.
• Apakah penerimaan penunjang yang paling tepat ?
A. Pemeriksaan fluktosamin
B. HbA1C
C. Pemeriksaan hormone insulin
D. Gula darah sewaktu
E. Pemeriksaan reduksi urine
40
• Keyword
– Anak laki-laki, 11 tahun
– Kejang sejak pagi tadi
– Dalam 3 bulan kejang berulang 4 kali
– Kejang berupa kejang umum durasi 1-2 menit
– Pagi ini kejang berulang, di antara dua periode kejang anak
tidak sadar
• Diagnosis?
Status Epileptikus (= Status Konvulsivus)

• Bangkitan yang berlangsung>30 menit ATAU


• Dua bangkitan atau lebih di antara bangkitan
tersebut tidak terdapat pemulihan kesadaran.
PENTING!!

Istilah epilepsi tidak sama dengan kejang.


Seseorang yang menderita epilepsibisa saja saat ini tidak sedang
dalam bangkitan epilepsi.
“Orangnya sedang kejang”= “bangkitan epilepsi”.
Algoritme
Penanganan Status
Konvulsivus
Pilihan Lain
A. Focal sensorik epilepsy
B. Status epylesy
C. General tonic-clonic epylesy
D. Focal complex epylepsy
E. Focal motor epylesy
41

• Seorang anak perempuan berusia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas


• demam lebih dari satu minggu. Keluhan disertai demam naik turun,
nyeri pinggang (+), mual (+), dan muntah (+), pasien tidak memilki
riwaya penyakit saluaran kemih.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit ringan,
kesadaran CM, temperature 38,0°C.
• hasil pemeriksaan fisik didapatkan limfonodi leher normal, kepala
sianosis (-), ikterik (-), anemis (-), thorak dan abdomen dbn, nyeri ketuk
pinggang (+), akral hangat. Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
A. ISK akut
B. ISK atas
C. ISK kompleks
D. ISK bawah
E. ISK simpleks
INFEKSI SALURAN KEMIH
Pathogenesis urinar trac infecti
of y t on • If the inilammatory cascade continues,
Acute tubular obstruction

l kidney and damage occur, leading to interstitial


edema.
injur • This may lead to interstitial nephritis,
y causing acute kidney injury (AKJ).
• Infection of the renal parenchyma

_t
Pyelonephri
tis
causes an inflammatory
response called pyelonephritis
• While infection of the renal parenchyma
is usually the result of bacterial
ascension, it can also occur from

_t� hematogenous spread.


• Once sufficient bacterial colonization
occurs, bacteria may
ascend on the ureter towards the kidney.
Ascensi • Fimbria may aid in the ascension

t
process
on • Bacterial toxins may also play a role by
inhibiting peristalsis
• (reducing
Fimbria allow bladder
the flow epithelial cell
of urine)
Uroepi attachment and
Bladd theliu penetration
er • Following penetration, bacteria
m continue to replicate and may form
penetr biofilms.
ation
• Pathogen colonizes the periuretheral
Colonizati area and ascends
Urethra on through the urethra upwards towards
the bladder.
INFEKSI SALURAN KEMIH

• Rute infeksi saluran kemih:


– Ascending
• kolonisasi uretra, lalu infeksi menyebar ke
– atas
Hematogen
– • bakteri ke ginjal berasal dari bakteremia
Limfogen
• dari abses retroperitoneal atau infeksi
intestin
INFEKSI SALURAN KEMIH

Risk factors for UTls


Factors resulting in compromise of normal host defences to bacterial colonization are an important step in the pathogenesis of
UTls.

Risk factors

Iatrogenic/drugs Behavioural Anatomic/physiologic Genetic

I I I I
• Indwelling catheter • Voiding dysfunction • Vesicoureteral reflux • Familial tendency
• Antibiotic use • Frequent or recent • Female sex • Susceptible
• Spermicides sexual intercourse • Pregnancy uroepithelial cells
• Vaginal mucus
properties
Indwelling foley catheters Voiding dysfunction causes Vesicoureteral reflux causes UTI occurrence tends to cluster
provide an increased urinary in
ascending route for perinea! post-void residual urine retention and allows more time families. Susceptible uroepithelial
bacteria to enter the bladder. volumes, which allows more for bacterial growth. The cells secrete less lgA, which is
Recent antibiotic use disrupts time for bacterial proliferation. retrograde flow also allows the main
the normal bacterial flora at the Frequent or recent sexual bacteria to ascend to the humeral defence mechanism at
vaginal introitus, allowing intercourse may introduce kidneys. Females have a short the
uropathogens (e.g. E. colt) to bacteria into the urinary tract urethra (4 cm vs 25 cm in males). physiologic mucosa. Properties
colonize. Spermicides cause Pregnancy results in of vaginal mucus may allow
irritation and attachment sites progesterone-mediated smooth E.coli binding more readily.
for E.coli. muscle relaxation to the bladder
and ureters, and compression of
the ureters by the uterus. Both
result in urinary retention for
increased bacterial growth.
INFEKSI SALURAN KEMIH

• Klasifikasi anatomik:
– Atas : uretritis, sistitis
– Bawah : pielonefritis, abses renal/perinefrik, prostatitis

• Klasifikasi klinis:
– Uncomplicated:
• ISK pada individu tanpa kelainan struktural atau fungsional,
• ISK pada individu tanpa penyakit yang menimbulkan kerentanan
ISK
– Complicated:
• ISK pada laki-laki,
• ISK pada kelainan struktural atau fungsional
• ISK pada perempuan hamil, dengan kateter, imunodefisien, DM
INFEKSI SALURAN KEMIH

 Pielonefritis
– Inflamasi pada ginjal & pelvis renalis
– Demam, menggigil, mual, muntah, nyeri pinggang, diare,
– Lab: silinder leukosit, hematuria, bakteriuria,
pyuria,
leukosit esterase +.
 Sistitis:
 Inflamasi pada kandung kemih
 Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri suprapubik, urin berbau,
 Lab: pyuria, hematuria, leukosit esterase (+) nitrit +/-.

 Urethritis:
 Inflammation pada uretra
 Disuria, frekuensi, pyuria, duh tubuh.
 Lab: pyuria, hematuria, leukosit esterase (+), nitrit (-).
Harrison’s principles of internal medicine. 18th ed. McGraw-Hill; 2011.
42. Tonsilofaringitis
• laiki-laki berusia 10 tahun demam
• batuk dan nyeri saat menelan.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran
kompesmentis.
• Pada pemeriksaan tanda vital diperoleh denyut nadi 70 x/mnt,
frekuensi napas 16 x/mnt dan suhu 38C.
• pada pemeriksaan fisik didapatkan faring hiperemis, tonsil T3-T4
hiperemis.
• Apakah diagnosis pada kasus tersebut ?
Faringitis
• Peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh
virus (60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma , toksin dan lain
lain
• Gejala : nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, demam.
• Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, terdapat
eksudat, limfaenopati akut di leher dan pasien tampak
lemah
• Terapi : tergantung penyebab
Tonsilitis
• Peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
waldeyer. Waldeyer terdiri dari susnan kelenjar limfa yang terdapat
di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal (adenoid), tonsil
palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil
tuba eustachius (lateral band dinding faring)
• Etiologi : virus,bakteri,membranosa (difteri,septik dll)
• Gejala : nyeri menelan, nyeri tenggorokan, tonsil membesar,
demam, nyeri di sendi-sendi, rasa lesu.
• Terapi ; tergantng penyebab
43. Hipokondriasis
• laki-laki berusia 24 tahun
• riwayat mengunjungi banyak dokter dan berbagai dokter spesialis selama dua
tahun terakhir.
• Pasien beberapa kali datang ke UGD RS dan mengatakan terkena serangan
jantung.
• Pasien telah melakukan periksaan EKG, ECG, tradmil, dan pemeriksaan
laboraturium namun semuanya dalam batas normal.
• Meskipun denikian, pasien sangat yakin bahwa dkter hanya belum menemukan
penyakitnya, pasien pernah dirujuk ke psikiater. Namun menolat bila dikatakan
penyakit bersifat psikogenik dan tidak mau mengikuti terapi dari psikiter.
• Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasie tersebut ?
Gangguan somatoform
• Merupakan istilah umum yang merujuk ke beberapa
gangguan, di antaranya
• Somatisasi
• Banyak keluhan, pasien kemudian dapat menjadi doctor
shopping
• Hipokondriasis
• Merasa punya SATU penyakit besar (misal: kanker, atau
jantung) dan concern utama terhadap SATU masalah ini.
Pilihan lain
• Gangguan somatisasi  koleksi gejala ex : mengeluh
mual,muntah,pusing,sakit perut dll
• Gangguan konversi  bentuk neurologi ex: tiba-tiba
buta atau lumpuh
• Gangguan waham
• Skizofrenia  gejala postif (waham,halusinasi) dan
negatif (menarik diri,perawatan diri buruk)
44
• perempuan P4A0 usia 35 tahun
• benjolan dibibir kemaluan sejak 2 bulan yang lalu.
• Riwayat keputihan (+), kadang berbau dan terasa gatal.
• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan
pada bagian labia mayora dengan ukuran 3x4x0, 5cm,
kistik, kemerahan.
• Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
Mioma uteri
• Mioma uteri merupakan tumor jinak yang struktur utamanya
adalah otot polos rahim
• Penyebab pasti tidak diketahui
• Mioma jarang ditemukan sebelum usia pubertas, sangat
dipengaruhi hormon reproduksi
• Seringkali asimtomatik
• Gejala yang mungkin ditimbulkan sangat bervariasi seperti
metroragia, nyeri, menoragia, hingga infertilitas
Klasifikasi mioma(berdasarkan lokasi)
• Mioma submukosa: berada di lapisan di bawah
endometrium dan menonjol ke dalam (kavum
uteri). Mioma jenis ini sering bertangkai
panjang sehingga menonjol melalui serviks atau
vagina disebut mioma geburt
• Mioma intramural: berkembang diantara
miometrium
• Mioma subserosa: tumbuh dibawah lapisan
serosa uterus dan dapat tumbuh ke arah luar
dan juga bertangkai
Endometriosis
• Implan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal
mirip endometrium yang tumbuh di sisi luar kavum uterus,
dan memicu reaksi peradangan menahun
• Gejala berupa nyeri pelvik kronik, infertilitas, dismenorea
gangguan siklus menstruasi
• Diagnosis pasti endometriosis dapat dibuat hanya dengan
laparoskopi dan pemeriksaan histopatologis, yang
menampilkan kelenjar-kelenjar endometrium dan stroma
Pilihan lain
A. Kista gatner  Benjolan keluar masuk vagina, tanda
radang (-),
B. Mioma uteri
C. Kista bartholini
D. Endometriosis
E. Kista ovarium dismenorea sampai menoragia.
Konfirmasi dengan USG.
45. C. Gambaran air-trapped
• Anak perempuan berusia 13 bulan
• Keluhan sesak napas dan batuk sejak 4 hari
• Didahului dengan demam dan batuk pilek sejak 5 hari
lalu
• PF: sesak napas sedang, Nadi 120 x/m, Suhu 38 C
• retrraksi dada (-), suara vesicular, ronki (-), wheezing (+)
• Temuan radiologi?
Bronkiolitis
• Infeksi RSV mengakibatkan mengi pada anak
(umumnya < 2thn, didahului ISPA atas seperti
batuk, pilek), demam sub-febris, dan sesak napas.
• Demam, sesak, ekspirasi panjang, retraksi,
wheezing, perkusi hipersonor
• Foto thorax: Hiperinflasi paru
46
• Seorang perempuan berusia 19 tahun percobaan bunuh diri.
• sudah satu bulan mengurung diri dikamar dan tidak mau bersosialisasi.
• Setiap kali ditanya, pasien hanya menjawab badannya lelah dan tidak
mempunyai tenaga.
• berat badan pasien turun banyak dan tidak mempunyai nafsu makan.
• Satu minggu terakhir pasien semakin banyak melamun dan kadang berbicara
sendiri, tap seperti berbicara dengan orang yang tidak terlihat.
• Ketika ditanyakan alasannya bunuh diri, pasien yakin bahwa dirinya sangat
berdosa kepada orang tua dan keluarganya sehingga tidak pantas hidup lagi.
• Apakah tindakan yang paling tept dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Diagnosis  depresi dg gejala psikotik
Depresi
• Gangguan suasana perasaan berupa mood yang turun, berlangsung minimal
2 minggu.
• MLM  M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
• Klasifikasi:
• Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
• Sedang: gangguan cukup berat dalam beberapa aspek kehidupan, biasanya
muncul beberapa gejala somatis seperti gangguan seksual, keluhan tubuh,
sakit kepala, dll.
• Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham, halusinasi), dapat disertai
upaya bunuh diri
Indikasi rawat inap
• kebutuhan prosedur diagnostik
• risiko bunuh diri atau membunuh
• kemampuan pasien yang menurun drastis untuk
mendapatkan makanan dan tempat tinggal
• riwayat gejala berkembang dengan cepat serta
rusaknya sistem dukungan pasien
Pilihan lain
A. Meresepkan antidepresi dan merujuk ke psikolog
B. Segera merujuk ke psikiater karena bukan wewenang
dokter umum
C. Mengawasi kegawatdaruratan dan merujuk ke psikiater
D. Melakukan tindakan life saving dan meresepkan
antidepresan
E. Memberikan injeksi antipsikotik dan benzodiazepine
47
199. D.

• anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa orang tuanya ke


puskesmas
• demam tinggi. Keluhan disertai nyeri tenggorokan dan
nyeri kepala, batuk pilek.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan pada
kelenjar tonsil dan berwarna merah tua. Apakah diagnosis
yang paling mungkin ?
A. Common cold
B. Rino-faringitis akut
C. Tositilitis akut viral
D. Tonsilitis bakterial
E. Tonsilitis alergik
48
• Seorang laki-laki Pada pemeriksaan status lokalis
crunus dextra menunjukan
berusia 55 tahun luka perubahan warna kulit menjadi
pada kaki kanan tidak coklat kehitaman, ulkus kecil
multipel dengan daerah
sembuh-sembuh. nekrosis kekuningan.gambaran
• Pada pemeriksaan fisik klinis ditunjukan pada gambar
didapatkan gambar dibawah ini.

seperti dibawah ini.


Insufisiensi vena kronik
• Insufisiensi katup vena darah mengalir kembali (tidak ke
jantung)
• Gejala umum  hiperpigmentasi pada kulit (biasanya
ekstremitas bawah), bengkak yang membaik bila pasien
berbaring dan elevasi tungkai, nyeri terutama saat bergerak,
dilatasi vena, ulkus
• Tempat paling sering  area medial kaki atau tumit
(drainase melalui vena safena magna)
• CVI  insufisiensi katup vena
• DVT  terbentuknya trombus
Pilihan lain
A. Tromboflebitis  pembengkakan vena/DVT
B. Insufisiensi vena kronik
C. Limfangtis  infeksi, demam, terdapat
riwayat trauma, dan pembesaran KGB
D. Selulitis
E. Karsinoma sel skuamosa
49

• perempuan berusia 76 tahun dibawa ke rumah sakit setelah


ditemukan terbaring di lantai kamar tidur.
• Pasien mempunyai riwayat penyakit jantung dan rajin
mengkonsumsi digosin.
• Baru-baru ini juga pasien diresepkan benzodiazepine oleh
dokternya karena mengeluh kesulitan tidur.
• Hasil pemeriksaan ditemukan komunikasi pasien inkoheren.
Pasien Nampak gelisah dan mengalami disorganisasi. Apakah
doiagnosis yang paling mungkin dari pasien ini ?
A. Delirium akibat intoksikasi zat
B. Demensia frontotemporal
C. Delium akibat kondisi medis umum
D. Dmensia alzheimer
E. Pseudodemensia
50. Pneumonia
• KEY WORD :
Laki-laki usia 48 tahun
Sesak nafas sejak 2 hari
Batuk berdahak berwarna kuning kental, kadang disertai darah
Nyeri dada sebelah kanan dan demam tinggi
TD 120/80 mmHg, nadi 180 x/menit, F. Napas 26 x/menit dan Suhu 40,1 C
Thorax kanan tampak tertinggal
Fremitus mengeras
Perkusi redup
Auskultasi terdengar suara nafas bronkovesikuler sampai bronkial yang disertai ronki
basah halus
• Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut?
PPOK
• Istilah yang digunakn untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-
paru untuk jangka panjang. Menghalangi aliran udara dari dalam paru-
paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas.
umumnya merupakan kombinasi dari bronkitis kronis dan emfisema.
• Predisposisi :
– Rokok
– Pajanan polusi udara
– Usia (35-40 tahun)
– Faktor keturunan
Bronchitis kronis
• infeksi pada bronkus yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus dan
produksi cairan di saluran udara berlebihan dan berlangsung dalam jangka panjang.

– Mengi
– Batuk.
– Produksi mukosa atau lendir berwarna kuning, hijau, keabu-abuan, dan bisa tercampur
darah yang berlangsung paling sedikit 3 bulan dan berulang 2 kali atau lebih dalam setahun.
– Kelelahan.
– Sesak napas.
– Dada terasa tidak nyaman.
Emfisema
• kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada
paru-paru, Kelenturan kantung udara akan
menurun jika seseorang mengidap emfisema,
sehingga jumlah udara yang masuk akan
menurun.
Pneumonia
• Peradangan pada parenkim paru
•Gejala berupa 2 dari 3 gejala berikut:
• Demam
• Batuk dengan sputum yang produktif
• Leukositosis
•Pemeriksaan penunjang
• Foto paru  infiltrat baru atau infiltrat yang bertambah
• Identifikasi penyebab mikrobiologis dengan pewarnaan Gram sputum, kultur
sputum, kultur darah
51.
Hipertensi Kronik
Hipertensi dalam Kehamilan
• –Jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg atau tekanan sistolik ≥ 160 mmHg, berikan anti hipertensi. Obat pilihan adalah metildopa.
ACE-I dan ARB dikontraindikasikan pada hipertensi dalam kehamilan, karena dapat menyebabkan agenesis ginjal pada janin.
•Pencegahan PreEklampsia
• –Antioksidan vit E, beta carotene
•PREEKLAMPSIA RINGAN
• –Jika kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan
• –Jika kehamilan > 35 minggu, pertimbangkan terminasi kehamilan
•PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA
• –Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedangkan pada eklampsia dalam 6 jam sejak gejala eklampsia
timbul
• –Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik antara 90-100 mmHg. Obat pilihan adalah
Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam
• –Anti konvulsan
– •MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
– •Dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) 6 g dalam larutan Ringer Asetat / Ringer Laktat selama 6 jam atau MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1
ml Lignokain (dalam semprit yang sama)
– •Jika terjadi henti nafas:
– –Bantu pernafasan dengan ventilator
– –Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
A. Hipertensi kronik
B. Preklampsia ringan
C. Eklampsia
D. Preklampsia berat
E. Preklampsia sedang
52. Perdarahan intraserebral
• Seorang perempuan berusia 55 tahun
• sakit kepala mendadak, keluhan disertai bicara kacau,.
• Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 195/95
mmHg, denyut nadi 50 x/menit, frekuensi napas 16 x/menit, suhu
tubuh 37°C.
• pemeriksaan kesadaran didapatkan skpr GCS E2M5V2, pemeriksaan
fisik mata didapatkan ukuran diameter pupil kanan 4 mm dan pupil kiri
2 mm RC (+)(+).
• Apakah kemungkinan diagnosis yng paling tepat untuk kasus tersebut ?
Stroke iskemik VsStroke hemoragik
Etiologi: trombus/emboli
Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis akut (seringnya
• Klinis:
hemiparesis) – Anamnesis: defisit neurologis akut
• PF: kesadaranumumnya tidakmenurun +penurunan kesadaran + nyeri kepala +
• tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada reflex muntah proyektil
patologis) – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
• Penunjang (CT Scan): area hipodens serebrum
– Penunjang (CT Scan): area hiperdens di
• Tatalaksana: serebrum
• Trombolitik (r-TPA) 3-4,5 jam setelahonset
• Tatalaksana:
• Aspirin 325 mg
• Clopidogrel 300 mg – Bedah, Medikamentosa
• Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg • Antihipertensi
• Agendiuretik osmotic (misal manitol)
Pilihan lain
• Transient ischemic attack (TIA)  tidak meyebabkan
penurunan kesadaran
• Sumbatan arteri serebri media  infark
• Perdarahan intraserebral
• Stroke iskemia  tidak menyebabkan penurunan kesadaran
• Pecahnya AVM  nyeri kepala hebat d/ tanda rangsang
meningeal
53. E. Mempersiapkan operasi laparotomi emergency

• Keyword:
– Korban perkelahian
– Pisau menancap di ulu hati
– Darah terus merembes
– Pasien tampak pucat dan kesakitan tetapi masih sadar

Apakah tatalaksana yang paling tepat dilakukan?


Ruptur Organ Dalam  perdarahan
hebat  shock!! Atau dapat terjadi
peritonitis

Untuk tindakan AWAL dapat


diberikan antibiotik jika tidak ada
tanda shock

Untuk tindakan yang TEPAT adalah


mempersiapkan untuk dilakukan
laparatomi oleh Sp.B
Jawaban Lainnya
• Mempersilahkan polisi mencabut pisau, disaksikan keluarga  (dapat merusak organ
lain, dan harusnya dilakukan dikamar operasi)

• Memberikan injeksi anti perdarahan dosis ganda  (anti perdarahan tidak berfungsi
ketika perdarahan massive seperti kasus tersebut)

• Pisau dicabut, luka dibalu tekan dengan kassa steril  (Tindakan awal yang berisiko)

• Memberikan injeksi antibiotika broad spectrum  (tindakan awal sebelum


melaksanakan operasi dan mencegah peritonitis)
54.
• perempuan berusia 18 tahun
• kulit wajah terasa panas sejak 2 hari yang lalu.
• bercak merah pada sekitar mata dan leher.
• kost dengan lingkungan sekitar sawah.
• kulit periorbita kanan kiri dan leher tampak patch eritem
dengan pustulasi di bagian sentral dan bentuk linier.
• Apakah kemungkinan diagnosis pada kasus tersebut?
(42.)
• Manifestasi Klinis
• Infeksi herpes simpleks virus berlangsung dalam 3 tahap: infeksi primer, fase laten dan infeksi rekuren.
• infeksi primer herpes simpleks tipe I predileksinya pada daerah mulut dan hidung pada usia anak-anak.
• Sedangkan infeksi primer herpes simpleks virus tipe II tempat predileksinya daerah pinggang ke bawah
terutama daerah genital.
• Infeksi primer lebih lama dan lebih berat sekitar tiga minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya
demam, malaise dan anoreksia. Kelainan klinis yang dijumpai berupa vesikel berkelompok di atas kulit
yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dan menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan
dapat mengalami ulserasi.
• Pada fase laten penderita tidak ditemukan kelainan klinis, tetapi herpes simpleks virus dapat ditemukan
dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis.
• Pada tahap infeksi rekuren herpes simpleks virus yang semula tidak aktif di ganglia dorsalis menjadi aktif
oleh mekanisme pacu (misalnya: demam, infeksi, hubungan seksual) lalu mencapai kulit sehingga
menimbulkan gejala klinis yang lebih ringan dan berlangsung sekitar tujuh sampai sepuluh hari disertai
gejala prodormal lokal berupa rasa panas, gatal dan nyeri. Infeksi rekuren dapat timbul pada tempat yang
sama atau tempat lain di sekitarnya.
• Herpes zoster
– Unilateral
– Dermatomal
– Terdapat krusta pada faase penyembuhan
– Sangat nyeri
– Riwayat cacar air (varicella) sebelumnya
Pilihan lain
A. Impetigo buosa
B. Fixed drug drugtion
C. Dermatitis kontak iritan
D. Herpes zooster
E. Herpes simplex
55. C. Pemberian erythropoietin
• perempuan berusia 30 tahun
• sesak dan muntah
• TTV TD 160/100; Napas 28x/m; Nadi 90x/m; Suhu 36,8 C
• Rales pada kedua basal paru, edema tungkai
• LAB: Hb: 7,3 g/dL, MCV dan MCHC normal
• Ur: 421mg/dl; Cr: 32mg/dl
• USG: ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex meningkat, batas
medulla cortex kabur
• Tatalaksana anemia?
Kriteria CKD
1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, berupa kelainan structural atau fungsional, dengan atau
tanpa penurunan LFG, dengan manifestasi:
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam tes pencitraan
(imaging tests)

2. LFG < 60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal
(cockroft gault)

*Pada perempuan dikalikan 0.85


56

• bayi laki-laki baru lahir secara spontan diterima oleh


dokter jaga RS dari ruang bersalin.
• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bayi tersebut tampak
kebiruan dibagian ekstremitas, denyut jantung 90
x/menit,
• saat dilakukan stimulasi ditelapak aki bayi tampak
nyeringai, tonus otot lemah, pernafasan bayi lemah dan
ireguler. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada bayi
tersebut ?
• Asfiksia ringan
• Asfiksia sedang
• Bayi buugar
• Asfiksia sangat berat
• Asfiksia berat
57. STEMI
• laki-laki 48 tahun
• nyeri dada kurang lebih 5 jam sebelumnya
• nyeri dirasakan pada dada kiri menjlar ke lengan kiri dan rahang bawah.
• Nyeri dirasakan lebih dari 30 menit seperti tertindih beban berat
• keringat dingin
• tekanan darah 80/50 mmHg , frekuensi napas 30x/mnt, denyut nadi 112
x/menit isi tekanan kesan melemah , suhu 36 C disertai akral ekstremitas
dingin.
• SGOT 65, SGPT 24, CKMB 45 ↑
• Diagnosis ?? Syok??
• pada pemeriksaan EKG  inferior
Angina pektoris stabil
• Aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung
• Menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga saat aktivitas
(peningkatan kebutuhan), supply darah tidak adekuattimbul gejala pada
angina pektoris stabil
• Gejala “nyeri dada” yang muncul dapat diprediksi oleh pasien
• Saat aktivitas fisik
• Saat stres emosional
• Nyeri dada “kardiak” berlangsung sebentar, dapat diredakan dengan nitrat.
• Perlu pemeriksaan lebih lanjut: EKG exercise, (treadmill)
ACS
Initial Management in the ED

Mona_Co

1 2 3
1 2 3
Pilihan lain
• non STEMI  ST deprsi disertai peningkatan enzim
jantung
• syok kariogenik  gangguan aritmia
• stable angina pectoris  tidak termasuk
ACS,membaik dg istirahat
• Unstable angina pectoris  tanpa peningkatan
enzim jantung
(58.) C. Asthma bronkiale persisten berat
• KEY WORD
Laki-laki usia 52 thn
Keluhan sesak nafas
Sesak dicetuskan pada saat terpapar debu atau udara dingin
Sesak terkadang disertai mengi dan batuk.
Sesak dirasakan hilang timbul
Sudah terjadi beberapa tahun
Satu bulan terakhir sesak dirasakan hamper tiap hari dan menyebabkan terbangun dari
tidur, dirasakan 5 kali dalam seminggu
Pasien mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus per hari selama 30 tahun
• Apakah diagnosis yang paling mungkin?
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru
I. Intermiten  Bulanan   APE  80%
  * Gejala < 1x/minggu *  2 kali sebulan * VEP1  80% nilai prediksi
* Tanpa gejala di luar serangan
APE  80% nilai terbaik
* Serangan singkat
* Variabiliti APE < 20%
II. Persisten Ringan Mingguan    APE > 80%

  * Gejala > 1x/minggu, tetapi < 1x/ hari * > 2 kali sebulan * VEP1  80% nilai prediksi
* Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
APE  80% nilai terbaik
* Variabiliti APE 20-30%
III. Persisten Sedang  Harian    APE 60 – 80%

  * Gejala setiap hari * > 1x / seminggu * VEP1 60-80% nilai prediksi


* Serangan menggangguaktiviti dan tidur APE 60-80% nilai terbaik
*Membutuhkan bronkodilator setiap hari * Variabiliti APE > 30%

IV. Persisten Berat  Kontinyu    APE  60%

  * Gejala terus menerus * Sering * VEP1  60% nilai prediksi


* Sering kambuh
APE  60% nilai terbaik
* Aktiviti fisik terbatas
* Variabiliti APE > 30%
Klasifikasi Berat Serangan atau Eksaserbasi Asma Akut
 
Gejala dan Tanda Serangan Akut Ringan Serangan Akut Sedang Serangan Akut Berat Mengancam Jiwa

Sesak nafas Berjalan Berbicara Istirahat  

Posisi Tubuh Dapat tidur terlentang Duduk Duduk  membungkuk  

Cara Berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata  

Kesadaran Mungkin gelisah Gelisah Gelisah Mengantuk dan gelisah atau


kesadaran menurun

Frekuensi Nafas <20 20-30 >30  

Nadi <100 100-120 >120  

Otot Bantu Nafas dan retrkasi Tidak ada Pergerakan otot paradoksal
suprasternal Ada Ada abdominal

Mengi Akhir ekspirasi paksa Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Sillent Chest

APE >80% 60-80% <60%  


PO2 >80 60-80 <60  
PCO2 <45 <45 >45  
SaO2 >95% 91-95% <90%  
187. C. 59

• Jenazah orok yng dibungkus kain jarik ditemukan disebuah


kebyun tebu.
• Hasil pemeriksaan luar terhadap orok didapatkan tanda asfiksia
pada selurh wajah, ujung jari tangan dan kaki, berat orok 2100 gr,
panjang badan 49 cm, lanugo relative sedikit, vemix caseosa
banyak, tali pusat dan plasenta terpisah, tepi potongan tali pusat
tidak teratur dan tidak ada barang yang mengikat.
• Apakah salah satu kesimpulan dibawah ini yang dapat dibuat
dalam penulisan visum at repertum berdasarkan kasus diatas ?
A. Orol lahir mati
B. Tidak ada tanda perawatan
C. Orok immatur dan nonviabel
D. Orok lahir hidup
E. Terdapat tanda kekerasan
60. Tromboflebitis superfisial
• pasien laki-laki berusia 3 tahun
• kemerahan pada punggung kaki kanan sejak 2 hari yang lalu.
• semakin membesar
• beberapa hari yang lalu pasien bermain-main dikebun tanpa alas kaki.
• Pada pemeriksaan fisik status lokasis dorsum pedis dextra : seperti bekas gigitan
serangga yang bersambung dengan garis memanjang merah 8cm dariujung
metatarsal sampai malleolus lateralis. Region pedis dekstra juga tampak udem.
Palpasi limfonodi inguinal tidak ada pembesaran.
• Setelah diberikan terapi antibiotic amoksisilin / asam klavulanat kondisinya membaik
an sembuh
• apakah diagnosis yang paling mungkin dari pasien ini?
Pilihan lain
• Tromboflebitis superfisial
• Abses piogenikum  abses hepar
• Dermatitis alergi  gejala gatal lebih mendominasi
• Limfangits akut  infeksi, demam, terdapat
riwayat trauma, dan pembesaran KGB
• Pustular dermatitis
61. A. Infark Miocard Akut
• Keyword
– Laki-laki berusia 40 tahun
– Nyeri dada kiri mendadak
– Lamanya 30 menit menjalar ke lengan kiri
– Perokok aktif, DM 8 tahun tidak teratur minum obat
– TD 170/90, Nadi 96x/m, IMT 28 (standar asia)
• Diagnosis?
Acute Miocard Infark
• AMI memiliki ciri nyeri yang khas yaitu menjalar
ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium
• Mayoritas pasien AMI (90%) datang dengan
keluhan  nyeri dada. Perbedaan dengan nyeri
pada angina adalah nyer pada AMI lebih panjang
yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina
kurang dari itu
Faktor Risiko
•  Faktor Risiko Yang Dapat • Faktor Risiko Yang Tidak
Dimodifikasi Dapat Dimodifikasi
– Merokok – Usia
– Konsumsi alkohol
– Jenis Kelamin
– Infeksi
– Riwayat Keluarga
– Hipertensi sistemik
– Obesitas
– Ras
– Kurang olahraga – Tipe kepribadian
– Penyakit Diabetes – Kelas sosial
Pilihan lainnya
• Pleuritis  nyeri dada saat mengambil napas dalam
dan tidak menjalar, disertai demam
• Miocarditis  tidak ada faktor pencetus (port d entree)
• Contussio muscullorum  nyeri tidak menjalar dan
menetap
• Kanker Paru Kiri  nyeri tidak menjalar dan menetap
dan timbul tidak mendadak
62. B. Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat
• KEY WORD
Usia 45
Ke IGD RS keluhansesaknapas 2 jam lalu
Batukberdahakdan rasa berat di dada
Keluhanserupaseringtimbul di malamhari
TD 110/80 mmHg
Nadi114 x/menit, F. Napas30 x/mnt
suhu 37,1
Retraksi suprasternal Wheezing di akhirekspirasi
• Talaksanaanawal yang paling?
tatalaksana serangan asma
• Pengobatan Medikamentosa pada dasarnya selalu diawali dengan tatalaksana awal
berupa :
– Nebulisasi β- agonis dengan penambahan garam fisiologis, yang dapat diulang 1 – 3 x selang 20
menit
– Pemberian ketiga nebulisasi B-agonis + antikolinergik
– Pada serangan berat, langsung berikan nebulisasi β agonis dikombinasikan dengan
antikolinergik
• Pada pasien dengan serangan berat yang diserai dehidrasi dan asidosis metabolik,
mungkin akan mengalami takifilaksis atau refrakter, yaitu respons yang kurang baik
terhadap nebulisasi β agonis  cukup diberikan 1x nebulisasi kemudian secepatnya
dirawat untuk mendapat obat intravena selain diatasi masalah dehidrasi dan
asidosisnya.
1) serangan asma ringan
– Jika dengan sekali nebulisasi pasien menunjukkan respon yang baik (complete response), berarti derajat serangannya ringan. Pasien
diobservasi selama 1–2 jam, jika respons tersebut bertahan berarti serangan telah berakhir, pasien dapat dipulangkan dan dibekali obat β
agonis (hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4 – 6 jam
– Jika pencetus serangannya adalah virus dapat  ditambahkan steroid oral dalam jangka pendek (3 – 5 hari)
2) serangan asma sedang
– Jika dengan pemberian nebulisasi 2 -3 kali , pasien hnaya menunjukkan respon parsial (incomplete response), kemungkinan derajat
serangannya sedang. Untuk itu perlu dinilai ulang derajatnya.
– Steroid sistemik (oral) metilprednisolon dengan dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari selama 3-5 hari
3) serangan asma berat
– Tiga kali nebulisasi berturut- turut pasien tidak menunjukkan respon buruk ( poor response ), yaitu tanda dan gejala serangan masih ada
maka pasien harus dirawat diruang inap. Dalam derajat ini Pasien harus segera ditangani denagn pemberian oksigen. Oksigen 2- 4 L /
menit diberikan sejak awal harus diberikan termasuk saat nebulisasi.. Pasang jalur parenteral dan lakukan foto toraks. Jika sejak penilaian
awal pasien mengalami serangan berat, nebulisasi cukup diberikan satu kali langsung dengan β agonis dan antikolinergik ( Ipratropium
bromida ). Dahulu keadaan ini disebut dengan status asmatikus.
– Pada keadaan ini harus dicari penyebab kegagalan tatalaksana yang biasanya adalah keadaan dehidrasi, asidosis dan adanya gangguan
ventilasi akibat atelektasis.

Terapi non-medikamentosa serangan asma :


– Oksigen 4 L/menit
– Mencegah anak terpapar zat / allergen/ kondisi ( cuaca ) yang dapat memacu timbulnya serangan asma.
– Edukasi kepada pihak keluarga anak yang menderita asma mengenai derajat penyakit dan derajat serangan asma
– Diet yang bergizi, cukup istirahat
63. Kejang absence
• KEY WORD
Laki-laki usia 7 thn
Keluhan sering terdiam dirumah maupun saat dikelas
Keluhan sudah dirasakan 1 bulan
Mata pasien tampak membelalak selama 20 detik
Lalu langsung baik dan pasien lupa akan kejadian tersebut
Riwayat keluarga tidak ditemukan adanya riwayat epilepsy
Perkembangan fisik dan mental pasien tidak ditemukan kelainan
• Apakah diagnosis yang paling mungkin?
Kejang-Kejang General
• Kejang-kejang yang melibatkan seluruh bagian otak disebut kejang-kejang
general. Empat tipe dari kejang-kejang general adalah:
1. Absence seizures (juga disebut petit mal). Kejang-kejang ini memiliki
dikarakteristikan oleh gerakan tubuh yang halus dan mencolok, dan dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran secara singkat.
2. Myoclonic seizures. Kejang-kejang ini biasanya menyebabkan hentakan atau
kedutan secara tiba-tiba pada tangan dan kaki.
3. Atonic seizures. Juga dikenal dengan drop attack, kejang-kejang ini menyebabkan
hilangnya keselarasan dengan otot-otot dan dengan tiba-tiba collapse dan terjatuh.
4. Tonic-clonic seizures (juga disebut grand mal). Kejang-kejang yang memiliki
intensitas yang paling sering terjadi. Memiliki karakteristik dengan hilangnya
kesadaran, kaku dan gemetar, dan hilangnya kontrol terhadap kandung kemih
Kejang-Kejang Parsial (Sebagian)
• Ketika kejang-kejang muncul sebagai 2. Simple partial seizures (kejang-kejang
hasil dari aktifitas otak yang tidak parsial sederhana). Kejang-kejang ini tidak
normal pada satu bagian otak menghasilkan kehilangan kesadaran.
Kejang-kejang ini mungkin akan
tersebut, ilmuan menyebutnya
mengubah emosi atau berubahnya cara
kejang-kejang parsial atau sebagian. memandang, mencium, merasakan,
Kejang-kejang jenis ini terdiri dari dua mengecap, atau mendengar. Kejang-
kategori. kejang ini bisa juga menghasilkan
1. Complex partial seizures (kejang-kejang hentakan bagian tubuh secara tidak
parsial kompleks). Kejang-kejang ini sengaja, seperti tangan atau kaki, dan
menghasilkan perubahan kesadaran, itu gejala sensorik secara spontan seperti
karena anda kehilangan kewaspadaan perasaan geli, vertigo dan berkedip
selama beberapa waktu. terhadap cahaya.
64. Neonatal tetanus
• bayi laki-laki berusia 21 hari
• kejang-kejang diseluruh tubuh dan leher kaku disertai panas tinggi.
• riwayat pemeriksaan kehamilan dibidan desa satu kali, saat
persalinan ditolong oleh dukun.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan bekas tali pusat (pusar) basah
bernanah, mulut meringis/trismus, dan seluruh tubuh kaku
(opistotonus) bayi irritable dan sensiteif terhadap suara maupun
perubahan sinar.
• Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut ?
Tetanus neonatorum
• Berhubungandengan aspek persalinan, pelayanan neonatal dan perawatan tali
pusat yang tidak higienis
Manifestasi klinis:
• Bayi sadar, spasme otot
• Mulut mencucu
• Trismus malas minum
• Perut Papan
• Epistotonus
• Tali pusat kotor dan bau
• Ekstremitas Spastik
• Komplikasi yang ditakutkan, spasme otot diafragma
Tetanus neonatorum
Tatalaksana:
• Pertahankanpatensi jalan nafas dan pasangakses IV
• Diazepam IV 10 mg/kg/hari dalam24 jam (dikurangi bertahap)
• Human tetanus imunoglobulin 500 U IM
• Tetanus Toxoid 5000 IU IM
• Antibiotik Lini I: Metronidazole 30 mg/kg/hari, setiap 6 jam,
selama 7-10 hari
• Lini II: penisilin prokain
Pilihan lain
• Neonatal sepsis  paling sering menyebabkan
ikterus patologis
• Neonatal meningitis
• Neonatal kemicterus  kerusakan otak akibat
kenaikan bilirubin
• Neonatal ensefalitis
65. Suntik 3 bulan
• perempuan berusia 28 tahun ingin konsultasi
metode kontrasepi setelah melahirkan.
• pasien sedang menyusui , memiliki riwayat
haid banyak dan sakit.
• Apakah metode kontrasepsi yang paling tepat
untuk pasien tersebut ?
Kontrasepsi

Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar


danrujukan. Kemenkes RI.
Metode Amenorea Laktasi

MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:


• Ibu menyusui secara penuh (full breast
feeding) dan sering; lebih efektif bila
pemberian ≥ 8 kali sehari
• Ibu belum haid
Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar
• Umur bayiKemenkes
danrujukan. kurang RI. dari 6 bulan
MAL
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar efektivitas MAL optimal:
• Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (bayi hanya sesekali diberi 1-2
teguk air/minuman pada upacara adat/agama)
• Perdarahan sebelum 56 hari pascasalin dapat diabaikan (belum dianggap haid)
• Bayi menghisap payudara secara langsung
• Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir
• Kolostrum diberikan kepada bayi
• Pola menyusui on demand (menyusui setiap saat bayi membutuhkan) dan dari kedua
payudara
• Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari
• Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam

Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar


AKDR
• AKDR merupakan pilihan kontrasepsi pascasalin yang aman dan efektif untuk ibu
yang ingin menjarangkan atau membatasi kehamilan. AKDR dapat dipasang segera
set elah bersalin ataupun dalam jangka waktu tertentu.

Meskipun angka ekspulsi pada pemasangan AKDR segera pascasalin lebih tinggi
dibandingkan teknik pemasangan masa interval (lebih dari 4 minggu setelah
persalinan), angka ekspulsi dapat diminimalisasi bila:
• Pemasangan dilakukan dalam waktu 10 menit setelah melahirkan plasenta
• AKDR ditempatkan cukup tinggi pada fundus uteri
• Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih khusus

Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar


AKDR
Keuntungan pemasangan AKDR segera setelah lahir (pascaplasenta)
antara lain:
• Biaya lebih efektif dan terjangkau.
• Lebih sedikit keluhan perdarahan dibandingkan dengan
pemasangan setelah beberapa hari/minggu.
• Tidak perlu mengkhawatirkan kemungkinan untuk hamil selama
menyusui dan AKDR pun tidak mengganggu produksi air susu dan
ibu yang menyusui.
• Mengurangi angka ketidakpatuhan pasien.
Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar
danrujukan. Kemenkes RI.
Suntik progestin
• Suntikan progestin tidak mengganggu produksi ASI.
• Jika ibu tidak menyusui, suntikan dapat segera dimulai.
• Jika ibu menyusui, suntikan dapat dimulai setelah 6 minggu pascasalin.
• Jika ibu menggunakan MAL, suntikan dapat ditunda sampai 6 bulan.
• Jika ibu tidak menyusui, dan sudah lebih dari 6 minggu pascasalin, atau sudah
dapat haid, suntikan dapat dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan.
• Injeksi diberikan setiap 2 bulan (depo noretisteron enantat) atau 3 bulan

Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar


danrujukan. Kemenkes RI.
MINIPIL

• Minipil berisi progestin dan tidak


mengganggu produksi ASI
• Pemakaian setiap hari, satu strip untuk 1
bulan. Informasi lebih lanjut,

Buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar


danrujukan. Kemenkes RI.
Pilihan lain
• IUD
• Pil KB
• Implan
• Suntik 1 bulan
66
196. D.

• laki-laki berusia 30 tahun datang ke IGD RS


• kuliah nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan kaki kiri 3 jam
yang lalu saat bermain bola.
• Pada pemeriksan fisik didapatkan keadaan umum baik, tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis dipergelangan
kaki bagian belakang didapatkan udem di region sebelah atas rumit
kaki kiri, nyeri tekan (+), dan tes Simmonds tidak didapatkan plantar
fleksi kaki.
• Hasil pemeriksaan penunjang menunjukan reptur tendon Achilles total.
• Apakah penatalaksanaan pada pasien tersebut ?
A. Diistirahatkan, kompres es selama 10-15 menit,
immobilisasi dengan elastik band, posisi kaki ditinggikan,
ditambahkan antibiotik oral sistemik
B. Diistirahatkan, kompres air hangat selama 10-15 menit,
immobilisasi dengan elastik band, posisi kaki ditinggikan,
ditambahkan analgesik oral sistemik
C. Diberikan salep thrombopob tropikal
D. Diberikan salep analgesik tropikal
E. Diistirahatkan, kompres es selama 10-15 menit,
immobilisasi dengan elastik band, posisi kaki ditinggikan,
ditambahkan analgesik oral sistemik
67. Family Apgar
• KEY WORD
• Laki-laki usia 35 thn
• Keluhan sering nyeri kepala
• Nyeri kepala dimulai sejak ia sering bertengkar dengan istrinya karena
masalah ekonomi keluarga
• Nyeri kepala mulai bertambah memberat sejak 5 bulan yang lalu
ketika diberhentikan dari pekerjaan
• Apakah perangkat penilaian keluarga yang tepat untuk
mengidentifikasi masalah keluarga pasien tersebut?
Perangkat penilaian keluarga
a. GENOGRAM
b. APGAR KELUARGA
c. SCREEM
• Family Lifecycle (penilaian kepuasan hidup : menikah
(pesta/publikasi) -> eksplorasi & penyesuaian sesuai
keinginan suami-istri -> punya anak
• Family Genogram (pencatatan silsilah keluarga, pohon
keluarga)
• Family Apgar (APGAR score adalah skor yang digunakan
untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut pandang
setiap anggota keluarga terhadap status fungsi social).
68.
• perempuan berusia 19 tahun dibawa ke UGD RS oleh teman asramanya.
• Menurut teman asramanya, pasien mengtakan bahwa “ suara-suara” telah
menyuruhnya untuk membunuh seorang dosen karena dosen itu
bermaksud menyakitinya.
• selama 1 bulan terakhir pasien banyak mengurung diri , menolak makan,
berbicara sendiri, tidak bias tidur, dan mencurigai teman-teman yang lain.
• Pasien seorang ynag suka menyendiri sejak semester pertama dan tidak
suka bergaul. Setelah mendapatkan terapi antipsikotik selama 1 minggu
kodisi pasien membaik .
• apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut ?
Klasifikasi skizofrenia
Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi terhadap lingkungan
berkurang (stupor), mutisme, menolak untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu, tapi sekarang
hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari lingkungan),
tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu
Pilihan lain
• Manik dengan gejala psikotik
• Skizofrenia paranoid
• Skizofrenia hebefrenik
• Gangguan waham
• Gangguan psikotik
69
• Perempuan berusia 27 tahun dibawa ke UGD RS
• kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu.
• Pasien mengalami benturan pada kepala, didapatkan riwayat pingsan
dan muntah.
• Dari pemeriksaan didapatkan pasien dapat membuka mata dengan
rangsaangan nyeri, dapat melokalisasi nyeri, pasien diseorientasi dan
tampak bingung setelah dilakukan ct scan kepala didapatkan hasil:
A. Subdural haemorhage
B. Epidural haemorhage
C. Intracerebral haemorhage
D. Intracranial haemorhage
E. Subarachnoid haemorhage
70.
• KEY WORD
– Anak laki-laki berusia 4 tahun
– keluhan tampak pucat
– Diare dengan fases bercampur darah
– BB anak turun dalam beberapa bulan terakhir
– Anak tampak kurus, pucat dan tidak bersemangat
– Telapak tangan anemis
– Perut supel, H/L tidak teraba
– Rectum prolapse
• Apakah terapi yang tepat untuk diberikan kepada anak tersebut?
Terapi
• T & S -> P
– T : Taeniasis (10 mg/kgbb, SD)
– S : Schistosomiasis (40 mg/kgbb SD, atau 3 kalo 20 mg/kgbb
diulang tiap 4-6 jam)
– P = Prazikuantel

Selain T & S, pengobatan dapat diberikan dengan Albendazole


400mg SD
*filariasis -> dietilkarbamazin (DEC), 3 x 2mg/kgbb selama 10-30 hari
Pilihan lain
• Pirantel pamoat 10 mg/kg BB
• Albendazol 400 mg dosis tunggal
• Mebendazol 400 mg dosis tunggal
• Albendazol 2x100 mg tiga hari berturut-turut
• Mebendazol semprot bersama kloteril
71. Hipoksia anemik dan atau Hipoksia histotoksik
Hipoksia adalah suatu keadaan di saat tubuh sangat kekurangan oksigen sehingga sel
gagal melakukan metabolisme secara efektif.

Berdasarkan Penyebab: mampu membawa O2 ke jaringan oleh


• Hipoksia hipoksik: keadaan kurangnya O2 karena kegagalan sirkulasi. Contoh: heart
yang masuk paru-paru. O2 tidak mencapai failure atau embolisme.
darah  gagal masuk dalam sirkulasi • Hipoksia histotokik: keadaan jaringan yang
darah. Penyebab: obstruksi saluran tidak mampu menyerap O2, contoh:
pernapasan, trauma/ kekerasan mekanik, keracunan sianida.
(tercekik, penggantungan, tenggelam).
• Hipoksia anemi: keadaan Hb tidak dapat
mengikat O2 yang cukup untuk
metabolisme seluler. Keracunan karbon
monoksida (CO)
• Hipoksia stagnan: keadaan Hb tidak
72.
• Seorang perempuan berusia 23 tahun nyeri pada bahu kanan setelah terbentur
stang motor 1 jam yang lalu.
• Nyeri dirasakan semakin memnberat, bahu kanan bengkak dan sulit bergerak .
• pada pemeriksaan fisik didapatkan luka memar pada daerah bahu kanan, nyeri
bahu kanan saat tangan diangkat, ROM terbatas, bahu kanan lebih pendek dari
pada shoulder kiri.
• Pada pemeriksaan rongent thorak didapatkan os clavicula dekstra discontinue,
overlapping  kemungkinan displaced
• dan terdapat beberapa serpihan tulang.
• Apakah peneatalaksaan yang paling tepat ?
• Diagnosis ? Fraktur klavikula
Indikasi pembedahan (ORIF)
• Fraktur terbuka.
• Fraktur dengan gangguan vaskularisasi
• Fraktur dengan “scapulothorcic dissociation” (floating shoulder)
• Fraktur dengan displaced glenoid neck fraktur
• Brachial plexus injury
• Ruptur ligamentum korakoklavikulare
• Delayed/ non union
• penderita aktif yang segera akan kembali pada pekerjaan semula.
• Kosmetik
Pilihan lain
• OREF
• Traksi
• Pemasangan gips
• ORIF
• Close reduction
73. A. Pendarahan ulkus lambung
• Laki-laki berusia 58 tahun
• Buang air besar kehitaman sejak 4 hari
• Nyeri sendi lutut sejak 10 tahun dan rutin konsumsi obat anti
nyeri dari toko obat
• 1 tahun terakhir sering nyeri ulu hati
• PF: nyeri tekan epigastrium

• Penyebab paling mungkin?


Pilihan Lainnya
• Pendarahan varises esophagus  keluhan utama dengan
muntah darah dan disertai stigmata sirosis
• Gastritis  luka tetapi tidak sampai BAB warna hitam
• Tumor lambung  Tidak ada perasaan begah tetapi dari
ulkus gaster mungkin berkembang menjadi keganasan
• Pendarahan ulkus duodenum  Nyeri di daerah
duodenal (retroperitoneal)
74. Kortikosteroid topical + anti hisamin
• anak laki-laki berusia 8 tahun
• kulit kering gatal (kambuhan).
• Gatal dirasakan sejak usia 2 tahun.
• kulit kemerahan di lengan & tungkai bawah serata ada erosi
bekas garukan.
• Keluarga orang tua juga ada yang sakit seperrti anak ini
• apakah penatalaksanaan yangtepat untuk anak tersebut ?
• Diagnosis ? Dermatitis atopi
Dermatitis atopi
• Penyakit kulit kronik –residif
• Onset terutama pada anak
• Gejala :
– Kulit kering disertai kerentanan fx internal dan eksternal (Makanan
atau inhalan)
– Gatal
– Bisa timbul skuama
Penatalaksanaannya : kortikosteroid topikal potensi ringan-sedang-
(hidrokortison,mometasone), pelembab (gliserin,propilen),
Pilihan lain
• Anjuran untuk banyak mengkonsumsi telur
dan ikan laut
• Antibiotika + kortikosteroid sistemik
• Kortikosteroid topikal + anti histamin
• Kortikosteroid sistemik + anti histamin
• Antihistamin + antibiotik
75. C. Oksigenasi dan periksa analisa gas darah
• Keyword
– Perempuan berusia 3 tahun
– Batuk dan sesak sejak tadi pagi
– Sehari sebelumnya anak menghirup bensin
– Sempat mual dan muntah dan membaik sendiri
– PF: KU sesak, CM, frekuensi napas 48x/menit, retraksi subcostal (+)

Tata laksana awal?


Pilihan lainnya
• Pasang pipa nasogastric  Bensin masuk tidak melalui lambung

• Identifikasi racun dan keluarkan sesegera mungkin  Pasien


datang dengan sesak harus segera diberikan oksigen

• Segera bilas lambung  Bensin tidak terakumulasi dalam lambung

• Berikan arang aktif  Untuk keracunan


76
• Injeksi ampisislin dan kloramfenikol
• Kotrimoksazol
• Amoksislin oral BID
• Kloramfenikol atau tiamferikol oral
• Injeksi ampisilin dan gentamisin
77. BPPV
• KEY WORD
Perempuan usia 32 tahun
Keluhan pusing sejak 3 hari
Pusing dirasakan berputar, selamanya beberapa detik
Pusing timbul jika menggerakkan badan/kepala
Disertai mual muntah
110/70 mmHg, nadi 78 x/menit, frekuesi napas 18 x/menit, suhu 37 C
Tinnitus (+)
Nistagmus dengan periode laten dan tes Romberg positif
• Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut?
BPPV
•Muncul akibat debris yang menempel pada capula kanalis
semisirkularis atau debris mengambang endolymph
•Tanda Gejala
– Terjadi selama 10-20 detik yang terjadi pada posisitertentu
tanpa gangguan pendengaran
– Mual
– Pemeriksaan neurologi dalam batas normal.
– Tes dix hallpike (+)
meniere
• Hidrops endolimf
• trias gejala yang khas,
– gangguan pendengaran,
– tinitus,
– serangan vertigo.
• Terutama terjadi pada wanita dewasa.
Neuronitis vestibularis
• Karakteristik sindrom klinis neuritis vestibularis adalah :
a. Vertigo rotatorik dan nause spontan yang berat, onset dalam beberapa jam, menetap lebih dari 24
jam.
b. Nistagmus horisontal rotatorik spontan dengan arah ke non lesional dengan ilusi gerakan sekitarnya
(oskilopsia).
c. Gangguan keseimbangan saat berdiri atau berjalan.
d. Defisit fungsi kanalis horisontal unilateral , yang dapat dideteksi dengan tes VOR dan irigasi kalorik
e. Pemeriksaan otoskopi dan pendengaran normal
f. Tidak didapatkan defisit neurologis
g. Nausea dan vomiting
h. Tidak ada gangguan pendengaran
• Gejala vertigo muncul mendadak sering terjadi waktu malam dan saat bangun tidur pagi.
Biasanya berlangsung sampai 2 minggu. Dengan gejala berat ini pasien harus berbaring
dengan mata tertutup serta posisi miring dengan sisi telinga yang terganggu di bawah
78. E. Penelitian Klinis
• Keyword
– Anak laki-laki berusia 12 tahun
– Mual dan Perut penuh sejak 3 hari
– Sudah ke 3 kalinya sejak 2 tahun
– Dokter mendiagnosis Dispepsia tanpa ulkus
– Orang tua ingin tahu faktor yg paling berperan pada kasus anaknya
• Jenis artikel untuk menjawab pertanyaan orang tua pasien?
Pilihan lainnya
• Terapi  mencari terapi terbaru untuk suatu penyakit baik itu farmakologi
maupun non-farmakologi

• Harm  mencari efek samping dalam penggunaan obat

• Prognosis  mencari tingkat kesembuhan atau yang mempengaruhi dalam


mempercepat atau memperlambat proses penyembuhan

• Diagnosis  mencari alat untuk mendiagnosis baik itu laboratorium atau


radiologi atau menurut anamnesis dan pemeriksaan fisik
79. Bronkopneumonia
• anak perempuan 4 tahun,
• sesak napas sejak 3 hari terakhir.
• dimulai dengan batuk, pilek, dan demam satu sejak 1 minggu yang lalu.
• Pasien sudah minum obat namun belum membaik.
• frekuensi napas 50x/menit
• Pemeriksan fisik didapatkan pasien didapatkan pasien tampak sesak napas
dengan bunyi krek-krek, napas cuping hidung. Vesikular meningkat dan
ronki basah halus di kedua lapangan paru kadang terdengar krepitasi.
• Apakah diagnosis yang paling mungkin?
Pilihan lain
A. Asma bronkiale  wheezing (+)
B. Bronkitis
C. Bronkopneumonia
D. Bronkiolitis  wheezing (+)
E. Asmatis bronchitis
80. C. E2M5V4
• Keyword
– Perempuan 27 tahun
– KLL 1 jam lalu
– Benturan kepala (+), riwayat pingsan (+), muntah (+)
– Buka mata dg rangsang nyeri  E
– Dapat melokalisasi nyeri  M
– Disorientasi dan tampak bingung  V

GCS?
81 . Manitol 20% 0,5 gram/kgBB dalam 20 menit
• laki-laki berusia 62 tahun lemah anggota gerak kanan.
• Keluhan tersebut dirasakan lebih kurang 2 jam yang lalu pada saat mencuci
motor.
• sebelum dibawah kerumah sakit pasien mengeluh nyeri kepala yang hebat dan
muntah 3 kali
• riwayat hepertensi dan dibetes
• tekanan darah 210/110 mmHg, rejkuensi nafas nadi 98 kali/menit dan
frekuensi nafas 30 kali/menit,
• GCS didapatkan E3M4V3 . pada reflek Babinski positif, kaku kuduk positif dan
rangsang meningeal positif.
• kadar ureum 33 mg/dl dan cretinin 1 mg/dl.
• Apakah terapi yang diberikan utuk menurunkan tekanan intracranaial pada
pasien tersebut ?
• STROKE HEMORAGIK PENINGKATAN TEK. INTRAKRANIAL
PENATALAKSANAAN
• Stabilisasi jalan napas
• Stabilisasi hemodinamik
• Pemeriksaan awal dan fisik umum
• Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial
(TIK)
82. Open fraktur tibia fibula dekstra
• Seorang perempuan 35 tahun
• nyeri tungkai kanan sejak I jam yang lalu setelah jatuh dari motor setengah jam yang
lalu.
• Nyeri dirasakan semakin memberat. Tungkai kanan bengkak, dan sulit gerakan. Saat
kejadian pasien tidak sadar.
• keadaan umum tampak lemah, somnolen, gizi kesan cukup. Periksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 110 x/mnt, temperature 32,2C,
frekuensi napas 22 kali/mnt.
• Status lokalis didapatkan luka sobek ukuran 15cm x 5cm pada 1/3 distal tungkai kanan
 jaringan lunak lebih banyak distal dan kemungkinan fibula terekspos , globul fat, dan
espulsi tulang. Ukuran tungkai kanan lebih pendek dari pada tugkai kiri 
kemungkinan 2 tulang yang patah
• Apakah diagnosis paling tepat ?
KLASIFIKASI OPEN FRAKTUR(GUSTILLO/ANDERSON)

• Grade I      Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih, kerusakan jaringan lunak
minimal, bentuk patahan simpel/transversal/oblik.
• Grade II    Patah tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan lunak tidak luas,
bentuk patahan simpel.
• Grade III   Patah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan jaringan lunak yang luas,
kotor dan disertai kerusakan pembuluh darah dan saraf.

– IIIA.    Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan luas, tapi    masih  bisa menutupi


patahan tulang waktu dilakukan perbaikan.
– III B    Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak hebat dan atau hilang (soft
tissue loss) sehingga tampak tulang (bone-exposs)
– III C    Patah tulang terbuka dengan kerusakan pembuluh darah dan atau saraf yang
hebat
83
• laki-laki berusia 50 tahun
• nyeri dan bengkak pada ibu jari kaki sebelah kiri
sejak 3 hari yang lalu, mendadak dipagi hari.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan adema dan
eritem pada ibu jari kaki kiri, nyeri pada
pergerakan.
• Apakah faramakoterapi yang paling tepat ?
• Indometasin
• Natrium diklofenak
• Kolkisin
• Eterokoksib
• Allopurinol
84.
• Perempuan usia 35 thn
• Hamil 8 minggu
• Mendapat kekerasan fisik oleh suaminya pada saat sang suami mabuk
berupa pemukulan dengan tangan kosong dan tendangan kaki pada
bagian perut
• Hasil pemeriksaan fisik ditemukan luka-luka memar di perut dan tampak
keluarnya jaringan kehamilan pada jalan lahir.
• Manakah penulisan kesimpulan yang paling tepat pada pembuatan visum
et repertum pada kasus tersebut?
Pilihan lain
A. Pada orang tersebut mengalami kekerasan fisik derajat berat karena
kekerasan yang mengenai perutnya hingga mengancam jiwa ibu
B. Ditemukan adanya tanda-tanda keguguran sehingga tidak dapat
melaksanakan aktivitas sehari-hari sementara waktu
C. Ditemukan pada perutnya luka memar akibat kekerasan tumpul hingga
yang bersangkutan mengalami keguguran
D. Pada orang tersebut mengalami kekerasan fisik derajat sedang karena
kekerasan tumpul yang mengenai perutnya hingga mengenai perutnya
hingga mengalami keguguran
E. Tampak mengalami keguguran dengan adanya keluarnya jaringan dalam
jalan lahir
85. IVA test
• Perempuan usia 47 tahun
• Mengeluh keputihan sejak 6 bulan
• Keputihan disertai bercak darah dan dispareunia
• Dinding vagina dan porsio hiperemis

• Pemeriksaan penunjang awal yang paling tepat?


Ca serviks
• Tanda dan gejala
– Pendarahan Pada Vagina
– Keputihan tanpa berhenti dari vagina dengan bau
yang aneh atau berbeda dari biasanya
– Dispareunia
– Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui
penyebabnya
Pilihan lainnya
• Pap’s smear  setelah dilakukan IVA test jika hasil IVA
positif atu negatif meragukan
• KOH 20%  pemeriksaan untuk melihat adanya
infeksi jamur, Co. Candidiasis
• Kolposkopi  biopsi lanjutan yang dilakukan oleh
spesialis obsgyn untuk melihat kelainan di leher rahim
• Biopsy  untuk melihat histopatologi dari ca serviks
86. D. Nicardipine
• Keyword
– Laki-laki berusia 60 tahun
– Sakit kepala dan mual
– TD 220/160; N 100x/m; P 22x/m
– Status generalis, motorik, sensorik dbn
– LAB : UR/CR: 140/3.0
• Terapi yang paling tepat?
87. Cidera kepala sedang
• KEY WORD :
Perempuan usia 27 thn
Kecelakaan lalu lintas 1 jam
Pasien mengalami benturan pada kepala
Didapatkan riwayat pingsan dan muntah
membuka mata dengan rangsangan nyeri
Pasien disorientasi dan tampak bingung
• Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
GCS-cedera kepala
• Respon membuka mata (eye)
(4). Spontan dengan adanya kedipan
(3). Dengan suara • Respon motorik (motor)
(2). Dengan nyeri (6). Mengikuti perintah
(1). Tidak ada reaksi (5). Melokalisir nyeri
(4). Menarik ekstremitas yang dirangsang
• Respon bicara (verbal) (3). Fleksi abnormal (dekortikasi)
(5). Orientasi baik (2). Ekstensi abnormal (decerebrasi)
(4). Disorientasi (mengacau/bingung)
(3). Keluar kata-kata yang tidak teratur
(1). Tidak ada gerakan
(2). Suara yang tidak berbentuk kata
(1). Tidak ada suara • GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan) GCS : 9 –
13 = CKS (cidera kepala sedang) GCS : 3 – 8 = CKB
• Respon bicara (verbal) untuk anak-anak
(cidera kepala berat)
(5). Kata-kata bermakna, senyum, mengikuti objek
(4). Menangis, tapi bisa diredakan
(3). Teriritasi secara menetap
(2). Gelisah, teragitasi
(1). Diam saja
88. B. Amankan jalan nafas dengan manuver jaw trust

• Keyword
– Laki-laki berusia 25 tahun
– Tidak sadakan diri setelah KLL
– GCS E1M3V2, TD 100/80, HR 110x/m, RR 25x/m
– Luka di wajah dan dada
– Keluar darah segar dari telinga

• Tindakan yang tepat dilakukan?


Pilihan lainnya
• Amankan jalan nafas dengan manuver head tilt chin lift  dapat
mempengaruhi tulang servikal (apabila ada kerusakan akan
bertambah berat)
• Berikan oksigen dengan NRM 2 L/menit  lakukan Airway terlebih
dahulu, NRM dapat menampung O2 lebih dr 4L
• Berikan oksigen dengan nasal kanul 7 L/menit  nasal kanul
maksimal memberikan 4L O2
• Kompresi dada  TD, Nadi dan Pernapasan masih terdeteksi
dengan baik
89. Ensefalopati hipertensif
• Seorang laki-laki berusia 65 tahun
• penurunan kesadaran dan gelisah.
• skor Glasgow coma scale (GCS) E2 M3 V3.
• Pemerksaan tanda vital didapatkan tekanan darh 200/110 mmHg.
• pemeriksaan fisik tidak didapatkan tanda-tanda hemidefisit neorologis,
eksremitas atas kiri didapatkan adanya gerakan halus mendadak yang hilang
timbul.
• Hasil pemeriksaan laboratorium gula darhsewaktu 100 mg/dL, angka lekosit
9.00/mmk, dan tes fungsi ginjal maupun fungsi hear dalam batas normal.
• Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut ?
• Hipertensi emergensi
• Adanya kerusakan organ target akut atau progresif (AKI,
TIA,stroke, angina pektoris,ensefalopati dll.)  turunkan
dengan obat parenteral segera
• Hipertensi urgensi
• Peningkatan TD bermakna tanpa gejala berat atau
kerusakan organ target progresif  turunkan TD dalam
beberapa jam dengan obat oral
Target Penurunan TD
• Hipertensi emergensi
• Target awal adalah berkurangnya MAP sebanyak 25%
dalam 2 jam Setelah itu penurunan dilanjutkan
dalam 12-16 jam hingga mendekati normal
• MAP = (2 x TD diastolik+ TD sistolik) : 3
• Hipertensi urgensi
• Penurunan bertahap dalam 24 jam
Pilihan lain
• Ensefalopati uremikum  fx ginjal tidak
terganggu
• Ensefalopati hipertensif
• Ensefalopati iskemik hipoksik
• Ensefalopati metabolic  gula darah normal
• Ensefalopati hepatikum fungsi hati normal
90. Furosemid
• KEY WORD :
– Perempuan 34 tahun
– UGD RS dengansesaknapassejak3 mingggu
– Tidurdengan 2-3 bantal agar tidaksesak
– Seringterbangunkarenabatukdansesak
– TD 180/120 mmHg
– Nadi 130x/menit
– Napas 30x/menit
– Temperatur36,8
– JVP 5+2 cmH2O
– Heparteraba 2 cm di bawaharkuskosta
– Ronkibasahhalus di bagian basal keduaparu
– Edema keduatungkai
• Terapiawal yang paling tepat?
91. Delirium
• Key Word
– Perempuan 72 tahun
– Luka bakar derajat dua
– Hari keempat perawatan
– Tiba-tiba pasien menarik lepas selang infus dan berteriak-teriak
mengatakan ada orang –orang yang ingin menyakitinya
– 2 jam kemudian kesadaran pasien menurun dan pasien mengalami
disorientasi
• Apakah diagnosa yang paling tepat?
Delirium
• Gangguan kesadaran dan perhatian
• Gangguan kognitif secara umum
• Gangguan psikomotor
• Gangguan siklus bangun-tidur
• Gangguan emosional
• Onset biasanya cepat,
• perjalanan penyakitnya hilang
• timbul sepanjang hari,dan
• keadaan tsb umumnya
• disebabkan adanya penyakit sistemik dan berlangsung < 6 bulan
92. b.Terapi antibiotic
• KEY WORD :
Laki-lakiusia30 tahun
Keluhandemamtinggisejak7 hari
Disertaibatukberdahakkentalmenyerupainanah
Sesaknafasdannyeripadabagian dada
Keadaanumumgelisah
TD 90/60
Nadi120 x/menitterabalemah
F. nafas32 x/menit
Suhu 40
Ronkibasahkasar&ronkibasahhalusdi kedualapangparu
Leukosit20.000
• Tatalaksanadefinitif ?
• Pada kasus tersebut pasien mengalami sesak
nafas dikarenakan infeksi paru yang ia alami.
• Pada soal tersebut ditanyakan tatalaksana
definitif, maka jawaban yang paling tepat
adalah pemberian antibiotik untuk mengatas
infeksi penyebab pasien sesak nafas
93. Cluster headache
94.
• Seorang perempuan berusia 31 tahun dating ke puskesmas dengan
keluhan demam tidak terlalu tinggi. Keluhan disertai kemerahan
ditelapak tangan dan kaki sejak 1 minggu. Riwayat 1 bulan
sebelumnya pasien pernah mengalami luka pada kemaluan yang
tidak terasa sakit dan sembuh pada 10 hari tanpa pengobatan.
Pasien pernah memiliki banyak patner sexual. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, suhu tubuh 38,1
derajad C, denyut nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit,
status lokasi terdapat limfadenopati inguinal, ruam di tellapak
kanan dan kaki berupa lesi pustular kutaneosa, dan condyloma lata
di wajah. Apakah agen penyebab infeksi pada skenario tersebut?
Sifilis

• Sifilis
• Treponema pallidum, kronik, bersifat sistemik
• Dapat menyerang hampir semua organ, dapat menyerupai
banyak penyakit (the great imitator), mempunyai masa
laten, dapat ditularkan dari ibu ke janin
Sifilis
• Stadium dini (menular)
– Stadium I (sifilis primer): papul lentikular yang kemudian menjadi ulkus
dinding tidak bergaung, indolen, teraba indurasi, tidak ada radang akut (ulkus
durum) biasanya di genitalia eksterna. Seminggu setelah afek primer terdapat
– pembesaran KGB inguinal
Stadium II (sifilis sekunder): 6-8 minggu sejak S I, dapat menyerupai berbagai
kelainan kulit (the great imitator), dapat memberi kelainan pada mukosa, KGB,
mata, hepar, tulang, saraf. Kelainan biasanya tidak gatal, sering disertai

limfadenitis generalisata
Sifilis laten dini: tidak ada gejala klinis, tetapi infeksi masih aktif. Tes serologi darah (VDRL, TPHA)
– positif

• Stadium
Stadium rekuren:
lanjut (tidak relaps dapat terjadi berupa kelainan kulit mirip sifilis
menular)
– sekunder
Sifilis laten lanjut: lama bertahun-tahun, tidak menular, diagnosis dengan tes
serologik
– Stadium III (sifilis tersier): 3-10 tahun sejak S I, kelainan khas adalah guma
(infiltrat sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, destruktif), nodus, dapat
menyerang mukosa, tulang, hepar, jantung & aorta (sifilis kardiovaskular), otak
(neurosifilis)
Sifilis

• Tes Serologi Sifilis


– Non treponemal
• VDRL (Venereal Disease Research Laboratory), paling
sensitif
• antigen tidak spesifik
– treponemal
• TPHA (Treponemal pallidum Haemoglutination Assay)
• spesifik antigen treponemal
• Tata laksana: penisilin G prokain/penisilin G
benzatin
Chancre of Primary Syphilis on
Labium

Chancre of Primary Syphilis on Penis

Chancre of Primary Syphilis on Lip


Mucocutaneous Lesions of Secondary
Syphilis

Condyloma Lata in Secondary Syphilis


Pilihan lain
• Trichomonas vaginalis
• Escherichia coli
• Staphylococcus saprophyticus
• Treponema palidum
• Haemophylus
95. A. Diagnosis
• Keyword
– Perempuan berusia 14 thn
– Mual sejak 2 minggu
– Awalnya demam 1 minggu, nafsu makan turun, warna urin
gelap, mata kekuningan
– Dokter menduga hepatitis, memastikan pemeriksaan
penunjang yang diusulkan dengan mencari evidence
• Artikel jenis apa yang digunakan?
Pilihan lainnya
• Terapi  mencari terapi terbaru untuk suatu penyakit baik itu farmakologi
maupun non-farmakologi

• Harm  mencari efek samping dalam penggunaan obat

• Penelitian klinis  mencari tanda dan gejala yang mungkin muncul pada
suatu penyakit dan bagaimana perjalanan penyakit tersebut

• Prognosis  mencari tingkat kesembuhan atau yang mempengaruhi dalam


mempercepat atau memperlambat proses penyembuhan
96. Fraktur femur sinistra
• laki-laki berusia 22 tahun nyeri pada paha kiri setelah tertindi
motor sejak 2 jam yang lalu.
• Nyeri dirasakan semakin memberat, paha kiri bengkak dan sulit
digerakkan.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka-luka lecet pada daerah paha
sebelah kiri, ekstrmitas bawah sebelah kiri lebih pendek dari
panggul yang tidak simetris.
• Dokter IGD kemudian melakukan penatalaksanaan awal pada paien.
• Apakah diagnosis yang paling tepat?
Pilihan lain
• Fraktur patalogis
• Fraktur femur sinistra jejas (+)
• Fraktur coxae sinistra
• Fraktur fisiologis
• Fraktur femur
97. E. Foto rontgen sendi genu AP dan lateral
• Keyword
– Laki-laki berusia 35 tahun
– Nyeri pada lutut kanan 1 hari
– Bisa berjalan tetapi tidak bisa menekuk lututnya
– Tidak bisa jongkok
– Edema (+), Nyeri (+) terutama bagian medial, gerakan terbatas
• Pemeriksaan penunjang yang tepat?
Pilihan Lainnya
• CT scan dengan kontras  memasukkan kontras ke sendi?
• Foto rontgen sendi genu AP dan oblique  pada posisi
oblique tidak terlihat jelas bursa2 yang menopang patela
• MRI  lebih cocok untuk pemeriksaan kepala atau dada
• Ultrasonografi sendi lutut  rongga di sendi lutut hanya
sedikit jadi sia sia jika dilakukan USG
98. Hipertensi Emergency
Krisis hipertensi disebut juga kegawatan hipertensi.

Klasifikasikan berdasarkan prioritas pengobatan, sebagai berikut : 


1.    Hipertensi emergensi (darurat) ditandai dengan TD Diastolik > 120 mmHg, disertai kerusakan berat dari
organ sasaran yang disebabkan oleh satu atau lebih penyakit/kondisi akut.
- Biasanya tekanan darah ≥ 220/120 mmHg
- Keluhan TOD : sesak, nyeri orbita, nyeri dada, nokturia, disartria, gangguan kesadaran

Keterlambatan pengobatan akan menyebabkan timbulnya sequele atau kematian. TD harus diturunkan sampai
batas tertentu dalam satu sampai beberapa jam. Penderita perlu dirawat di ruangan intensive care unit atau
(ICU). 
2. Hipertensi urgensi (mendesak), TD diastolik > 120 mmHg dan dengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum
dari organ sasaran. TD harus diturunkan dalam 24 jam sampai batas yang aman memerlukan terapi parenteral. 
EVALUASI KRISIS HIPERTENSI

Severe Hypertension (Urgency)


Parameter Hypertensive Emergency
Asymptomatic Symptomatic

Blood pressure > 180/110 > 180/110 Usually > 220/140


(mmHg)

Symptoms Headache, anxiety; often Severe headache, Shortness of breath, chest pain, nocturia,
asymtomatic shortness of breath dysarthria, weakness, altered consciousness

Examination No target organ damage, no Target organ damage; Encephalopathy,pulmonary edema, renal
clinical cardiovascular clinical cardiovascular insufficiency, cerebrovascular accident,
disease disease present, stable cardiac ischemia

Therapy Observe 1-3 hr; initiate, Observe 3-6 hr; lower BP Baseline laboratory tests; intravenous line;
resume medication; increase with shortacting oral monitor BP, may initiate parenteral therapy in
dosage of inadequte agent agent; adjust current emergency room
therapy

Plan Arrange follow-up within 3-7 Arrange follow-up Immediate admission to ICU; treat to initial
days; if no prior evaluation, evaluation in less than 72 goal BP, additional diagnostic studies
schedule appointment hr

Sumber : Hebert e.j Prim Care 2008. 35


99
• Key Word
laki-laki 40 tahun
mulut sulit dibuka lebar sejak 4 hari yang lalu
Sulit menelan
Telinga kanan pasien terasa nyeri dan mengeluarkan cairan kuning kental berbau sejak 3
hari yang lalu
Tidak didapatkan kejang
TD 130/85 mmHg
Nadi 98 x/menit
Frekuensi napas 20x/menit
Temperature 38,2 C
fisik ditemukan trismus (+), ophistotonus (-) dan kekakuan pada keempat ekstremitas (+).
• Manakah berikut ini yang merupakan tatalaksana yang tepat untuk kasus ini?
Penatalaksanaan Tetanus
• Tatalaksana
– masukan ke dalam ruangan yang tenang, bila perlu di ICU
– Bersihkan luka (debridemant)
– Netralisasi toksin: Tetanus Ig 3000 – 6000 IU IM
– Eradikasi sumber toksin (C. Tetani): antibiotik Penicilin IV dan Metronidazole
– Kontrol spasme  Diazepam
– Pencegahan:

Status imunisasi Luka bersih Luka kotor

Imunisasi dasar/booster <10 th yl HTIG 250-500iu

Imunisasi dasar/booster >10 th yl Booster 0,5 cc TT Booster 0,5 cc TT + HTIG 250-


500iu

Tidak jelas/ tdk pernah Imunisasi dasar TT Imunisasi dasar TT + HTIG


Pilihan lain
A. Diet rendah kalori tinggi protein
B. Procaine penicilin 1,2 juta U/hari M sekali sehari
selama 3 hari
C. Tetanus immunoglobulin jika riwayat imunisasi terakhir
dari 5 tahun yang lalu
D. Metronidazole peroral 500 mg tiap 8 jam selama 3 hari
E. Anti tetanus serum 50.000 unit IV infus lambat.
100. Pemeriksaan toksikologi urine
• Seorang anak laki-laki berusia 20 tahun
• timbul perubahan tingkah laku berupa adanya
perasaan bahwa segala sesuatu disekitarnya “tidak
nyata” dan hidupnya “tidak dalam dimensi waktu”
• manakah dari pemeriksaan dibawah ini yang paling
tepat untuk mengklarifikasi adanya masalah
penggunaan zat ?
Toksikologi urin

toksikologi : ilmu yang menelaah tentang kerja dan efek


berbahaya suatu zat kimia atau racun terhdap mekanisme
bilogis suatu organisme
tujuan :
• Menganalisis zat atau racun baik kualitatif maupun kuantitatif
• Membuat rekonstruksi suatu peristiwaa yang terjadi, sampai
sejauh mana obat atau racun tersebut dapat mengakibatkan
perubahan perilaku
Pilihan lain
• Pemeriksaan toksikologi urine
• Pemeriksaan fungsi hati  menilai gangguan hati
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan magnetic resonance imaging otak 
bila ada yanda-tanda atrofi otak atau kasus yang
berat
• Pemeriksaan status mental

Anda mungkin juga menyukai