1.
• Promosi kesehatan
• Jalan tol
• Media yang tepat?
A. Billboard
2.
• Keyword
– Laki-laki berusia 22 tahun
– Keluhan kencing nanah
– Nyeri saat buang air kecil sejak 4 hari
– Sudah minum Amoksisilin 3x1 selama 10 hari
• Komplikasi Asendens?
D. Prostatitis, Epidimitis
189. C. 3.
Norit (arang) 8 50
Kaotin pectate 12 5
Attapulgite 9 3
Loperamide 5 2
ciprofloxacin 19 4
Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan
meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin,
juga ketegangan atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.
• Pemeriksaan penunjang
1. Laboraturium
-Daerah rutin
-Cairan cerebrospimal
2. Foto polos lumbosakral dapat memperlihatkan penyempitan pada keeping sendi
3. CT scan lumbosakral : dapat memperlihatkan letak disk protusion.
4. MRI ; dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak divertebra serta
herniasi.
5. Myelogram : dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaska pemeriksaan fisik sebelum
pembedahan
6. Elektromyografi : dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf spinal.
7. Epidural venogram : menunjukkan lokasi herniasi
8. Lumbal functur : untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebro spinal.
A. Rontgen lumbosacral AP/lateral
B. MRI spinal
C. Rontgen BNO/IVP
D. CT-Scan spinal
E. Urinalisa
14
• KEY WORD :
Perempuan usia 20 thn
Hamil 8 bulan
Mengeluh nyeri perut mendadak
Pendarahan melalui jalan lahir berwarna kehitaman
Gerakan bayi berkurang
Nyeri ulu hati
Pandangan berkunang-kunang
Kaki bengkak
Keadaan umum tampak lemah
TD 170/110 mmHg
Perut kaku seperti papan
Hb 8,5g/dL
Proteinuria (+++)
• Apakah diagnosis yang palin mungkin?
A. Partus prematurus dengan pre eklampsia
ringan
B. Solutio plasenta dan eklampsia
C. Plasenta previa dengan eklampsia
D. Plasenta previa dan pre eklampsia berat
E. Solutio plasenta dan pre eklampsia
15
• perempuan berusia 23 tahun datang ke UGD RS
• keluhan nafas terengah-engah, berkeringat, susah berkata-kata dan tampak
kelelahan sesaat sebelumnya pasien merasakan adanya perasaan
‘tercekam’ dan seluruh tubuhnya seperti tidak bisa bergerak.
• tidak terdapat riwayat gangguan kardiovaskuler ataupun hormonal.
• Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 115/75 mmHg.
Denyut nadi 92 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit dan suhu tubuh 36°C.
• apakah penanganan non farmakologis yang paling sesuai pada kasus
tersebut ?
A. Hipnosis
B. Flooding
C. Desensitisasi
D. Relaksasi
E. Konsentrasi
16
• llaki-laki berusia 12 tahun
• perut mual.
• perut terasa penuh sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini yang ke-3 kalinya sejak
2 tahun yang lalu.
• dokter tersebut mendiagnosis tersebut sebagai dyspepsia tanpa ulkus
• orang tua pasien ingin mengetahui factor apa yang paling berperan pada
kejadian kasus anaknya.
• Untuk menyusun pertanayaan klinis berdasarkan PICO (problem
intervention comparison outcome).
• Apakah unsur outcome pada kasus ini ?
PICO
Pilihan lain
A. Ratio kejadian dispepsia
B. Orang tua pasien
C. Factor resiko dyspepsia
D. Kejadian dyspepsia
E. Anak laki-laki berusia 12 tahun dengan
dyspepsia
17
198.
• Terapi?
A. Metoklopramid 3x10 mg
B. Proklorperazin 3x1 mg
C. Famotidine 2x30 mg
D. Domperidon 1x20 mg
E. Prometazin 2x20 mg
24
• Key Word
Laki-lakiberusia 3 tahun
Demam
Sakitkepala
MuntahLesu/ngantuk
Suhu 39
Kakukuduk
Lekositmeningkatdenganjenisneutrofil yang predominan
LCS :
Keruh
lekosit1200 sel/ml (95% neutrofil)
kadarglukosa 15 mg/dL (rendah = khaspadainfeksibakteri)
kadarprotein 150 mg/dL.
• Diagnosis yang paling sesuaidengangambaranini?
Infeksi Gambaran LCS
Meningitis tuberculosis xantochrome
Meningitis bakterial akut Keruh
Meningitis virus Jernih
A. Infeksi virus CMV
B. Lymedisease
C. Neurosifilis
D. Meningitis tuberkulosis
E. Meningitis bakterisal akut
25
Seorang perempuan berusia 56 tahun datang ke praktek dokter
umum
keluhan benjolan pada payudara kanan. Keluhan dirasakan pada
satu tahun yang lalu dan benjolan makin lama makin membesar.
Pada pemeriksaan fisik didapat massa ukuran 2x3x3 cm di kuadran
laterosuperior. Massa keras terfiksasi ke kulit dengan gambaran
peu de’orange teraba satu kelenjar limfa mobile diketiakipsilateral.
Apakah pemeriksaan lanjutan yang paling tepat untuk memastikan
diagnosis pada pasien tersebut ?
A. USG
B. Mammografi
C. Aspirasi sum-sum tulang
D. Rontgen thorak
E. Aspirasi jarum halus
26. Oklusi oleh lidah
• Keyword
– Perempuan berusia 36 tahun
– Korban KLL
– GCS: E3M4V2, mendengkur
– Diplacement mandibula (symphyseal)
– Napas spontan dg RR 28x/m, Nadi 102, TD 90/70
• Apakah yang paling mungkin menyebabkan gangguan
jalan napas pada kasus tersebut?
Kelainan Oklusi Daerah yang diduga mengalami fraktur
Kontak prematur gigi post. Kondilus atau sudut mandibula (bilateral)
Openbite anterior
Crossbite Posterior
Snoring/mendengkur
sumbatan jalan napas oleh
benda padat
Unilateral Openbite
Pilihan Lainnya
• Oklusi oleh benda asing semi padat Harusnya padat
• Oklusi oleh spasme laring terjadi bila adanya benda yang masuk ke
jalan napas atau adanya trauma laring
• Oklusi oleh benda asing cair Harusnya timbul gurgling kalo cair
27. E E coli
• Peempuan berusia 27 tahun datang ke puskesmas
• keluhan nyeri saat kencing sejak 1 hari yang lalu,
• nyeri dirasakan seperti terbakar dan semakin sakit sampai sekarang.
• Jumlah air kencing lebih sedikit dan biasanya dan berkemih 6-10kali sehari serta tidak
tuntas.
• Pasien juga mengeluh ada kotoran seperti darah diakhir berkemih.
• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan myeri suprapublik.
• Hasil pemeriksaan bakteriologi terhadap sedimen urin didapatkan hitung kuman
10.000 cfu, basil gram negatif, dengan koloni warna merah dengan zona lisis pada
media mac conkey.
• Apakah jenis kuman penyebab penyakit pada kasus tersebut ?
INFEKSI SALURAN KEMIH
Pathogenesis urinar trac infecti
of y t on • If the inilammatory cascade continues,
Acute tubular obstruction
_t
Pyelonephri
tis
causes an inflammatory
response called pyelonephritis
• While infection of the renal parenchyma
is usually the result of bacterial
ascension, it can also occur from
t
process
on • Bacterial toxins may also play a role by
inhibiting peristalsis
• (reducing
Fimbria allow bladder
the flow epithelial cell
of urine)
Uroepi attachment and
Bladd theliu penetration
er • Following penetration, bacteria
m continue to replicate and may form
penetr biofilms.
ation
• Pathogen colonizes the periuretheral
Colonizati area and ascends
Urethra on through the urethra upwards towards
the bladder.
INFEKSI SALURAN KEMIH
Risk factors
I I I I
• Indwelling catheter • Voiding dysfunction • Vesicoureteral reflux • Familial tendency
• Antibiotic use • Frequent or recent • Female sex • Susceptible
• Spermicides sexual intercourse • Pregnancy uroepithelial cells
• Vaginal mucus
properties
Indwelling foley catheters Voiding dysfunction causes Vesicoureteral reflux causes UTI occurrence tends to cluster
provide an increased urinary in
ascending route for perinea! post-void residual urine retention and allows more time families. Susceptible uroepithelial
bacteria to enter the bladder. volumes, which allows more for bacterial growth. The cells secrete less lgA, which is
Recent antibiotic use disrupts time for bacterial proliferation. retrograde flow also allows the main
the normal bacterial flora at the Frequent or recent sexual bacteria to ascend to the humeral defence mechanism at
vaginal introitus, allowing intercourse may introduce kidneys. Females have a short the
uropathogens (e.g. E. colt) to bacteria into the urinary tract urethra (4 cm vs 25 cm in males). physiologic mucosa. Properties
colonize. Spermicides cause Pregnancy results in of vaginal mucus may allow
irritation and attachment sites progesterone-mediated smooth E.coli binding more readily.
for E.coli. muscle relaxation to the bladder
and ureters, and compression of
the ureters by the uterus. Both
result in urinary retention for
increased bacterial growth.
INFEKSI SALURAN KEMIH
• Klasifikasi anatomik:
– Atas : uretritis, sistitis
– Bawah : pielonefritis, abses renal/perinefrik, prostatitis
• Klasifikasi klinis:
– Uncomplicated:
• ISK pada individu tanpa kelainan struktural atau fungsional,
• ISK pada individu tanpa penyakit yang menimbulkan kerentanan
ISK
– Complicated:
• ISK pada laki-laki,
• ISK pada kelainan struktural atau fungsional
• ISK pada perempuan hamil, dengan kateter, imunodefisien, DM
INFEKSI SALURAN KEMIH
Pielonefritis
– Inflamasi pada ginjal & pelvis renalis
– Demam, menggigil, mual, muntah, nyeri pinggang, diare,
– Lab: silinder leukosit, hematuria, bakteriuria,
pyuria,
leukosit esterase +.
Sistitis:
Inflamasi pada kandung kemih
Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri suprapubik, urin berbau,
Lab: pyuria, hematuria, leukosit esterase (+) nitrit +/-.
Urethritis:
Inflammation pada uretra
Disuria, frekuensi, pyuria, duh tubuh.
Lab: pyuria, hematuria, leukosit esterase (+), nitrit (-).
Harrison’s principles of internal medicine. 18th ed. McGraw-Hill; 2011.
28. Trigeminal neuralgia
Patofisiologi
Gangguan saraf tepi sebagai penyebab NT didukung oleh data-
data klinis berupa:
Terapi
1st Line : carbamazepin (200-1200mg sehari) dan oxcarbazepin
( 600-1800mg sehari)
2nd Line: baclofen dan lamotrigine.
Kriteria Diagnostik Trigeminal Neuralgia
• Serangan – serangan paroxysmal pada
wajah atau nyeri di frontal yang
seperti makan,
berlangsung beberapa detik tidak sampai mencukur, bercakap
2 menit.
• Nyeri setidaknya bercirikan 4 sifat
cakap, mambasuh
berikut: wajah atau menggosok
Menyebar sepanjang gigi, area picu dapat
satu atau lebih cabang ipsilateral atau
N trigeminus, tersering kontralateral.
pada cabang Diantara serangan ,
mandibularis atau tidak ada gejala sama
maksilaris. sekali.
29
Juli 60 4 320 2 1
Agustus 67 3 325 2 2
September 77 2 327 1 2
Oktober 78 2 330 0 0
November 80 3 333 1 0
Desember 89 4 345 1 10
Apakah penyakit yang memiliki pertimbangan angka political climate tertinggi?
34. Gangguan cemas menyeluruh
• KEY WORD :
Perempuan usia 25 tahun
Operasi Caesar tiga hari yang lalu
Pasien khawatir anaknya akan meninggal
• Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Psikosis pasca melahirkan
– Gejala mucul 2 minggu pasca melahirkan,
umumnya gejala psikosis post partum di dahului
oleh insomnia, agitasi, kebingungan, masalah
ingatan, iritabilitas dan kecemasan.
– Gejal umumnya memuncak 1-3 bulan post partum
dengan psikosis postpartum meliputi gangguan
pikiran, delusi, halusinasi, serta respons yang tidak
pantas atau tidak tertarik pada anak mereka.
– Gejala psikosis postpartum dapat berubah dengan
b. Postpartum blues c. Depresi pasca melahirkan
– cenderung muncul pada tiga minggu
– Baby blues adalah istilah yang
atau lebih setelah melahirkan. Gejala
digunakan untuk menggambarkan
yang muncul meliputi perubahan pada
penarikan diri, jenis yang relatif suasana hati yang biasanya lebih parah
ringan dari depresi pasca dan berlangsung lebih lama.
melahirkan. – Gejala postpartum major depression
– Gejala baby blues termasuk diantaranya adalah menangis sambil
diantaranya adalah kemurungan, mengucapkan kata-kata tidak jelas,
kecemasan, kesedihan, menangis, konsentrasi yang buruk, kesulitan
insomnia, dan kelelahan. membuat keputusan, kesedihan,
Baby blues terkadang terjadi mulai perasaan tidak mampu, dan pikiran
pada hari ke 3 sampai ke 10 setelah untuk bunuh diri.
melahirkan dan berakhir dalam – Gejala di atas terkadang diiringi juga
waktu dua minggu. dengan munculnya beberapa gejala fisik
yang mirip dengan hypothyroidism,
misalnya sensitivitas terhadap dingin,
kelelahan, kulit kering, lambat dalam
berpikir, sembelit, dan retensi urin.
Depresi
Penyakit medis yang menyebabkan
perasaan sedih yang menetap dan Kehilangan kemampuan untuk
kehilangan minat. Juga dapat berpikir atau berkonsentrasi, atau
menyebabkan gejala f isik, berhubungan tidak bisa memutuskan sesuatu
dengan rendahnya kadar serotonin
Pemikiran mengenai kematian
Klinis berulang kali (APA, 2000. P. 356)
• Minimal 5 dari gejala berikut telah muncul dalam waktu 2 Gejala tidak masuk dalam kriteria
minggu dan menggambarkan perubahan dari fungsi sebelumnya episode campuran
(sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya) hampir setiap hari Gejala menyebabkan
dan terdapat adanya minimal 1 gejala berikut: 1) mood depresi tekanan/penderitaan secara klinis yang
atau 2) kehilangan minat atau kesenangan. signifikan atau gangguan fungsi sosial,
• Mood depresi sepanjang hari pekerjaan, atau area penting lainnya.
• Kehilangan minat atau kesenangan pada semua atau sebagian Gejala yang bukan dikarenakan oleh
besar aktivitas efek fisiologis langsung dari sebuah
• Kehilangan berat badan secara substansi (contoh: penyalahgunaan
• signifikan tanpa disengaja obat-obatan) atau kondisi medis
• Insomnia atau tidur terlalu banyak umum (contoh: hipotiroidisme)
• Keterlambatan agitasi atau psikomotor Gejala sebaiknya tidak termasuk dalam
• yang disadari oleh orang lain bereavement (kehilangan), misal
• Kelelahan atau kehilangan energi setelah kehilangan orang yang dicintai,
• Merasa tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan gejala lebih dari 2 bulan, atau
dikarakteristikan dengan gangguan
fungsi yang nyata, preokupasi morbid
dengan worthlessness
Depresi berat dengan gejala psikotik
Gangguan cemas menyeluruh
kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran
yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik
terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami
hampir sepanjang hari, berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan.
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan
dengan gejala-gejala somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas,
kesulitan tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang
jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan
35.
• laki-laki berusia 64 tahun sesak nafas,
• terutama apabila digunakan untuk aktivitas sejak satu minngu yang
lalu.
• Keluhan bertambah sesak apabila berbaring.
• Pemeriksaan tanda vital tekanan darh 160/90, denyut nadi
100x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, sushu 36,7°C.
• apakah kemungkinana kelainan pemeriksaan fisik yang dapat terjadi
pada pasien tersebut ?
• Diagnosis CHF
Gagal jantung
• Kegagalan fungsi jantung sebagai pompa darah secara efektif ke
seluruh jaringan tubuh.
• Tapi pada kasus ini kemungkinan :
Klinis Shigellosis: Feses cair disertai darah massif dan lender pus. Leukositosis, Anemia,
Trombositopenia/ Normal.
Pemeriksaan Penunjang: Feses rutin ditemukan jumlah Leukosit tinggi.
37. Tension pneumothorax
Klinis:
• Sesak Nafas • Takikardi
• Nyeri Dada • Deviasi Trakea
• Suara Nafas Unilateral absan/ terdengar • Distensi Vena Jugularis
lemah • Sianosis
• Cemas
Tatalaksana:
Needle chest
decompression
38
182. E38
_t
Pyelonephri
tis
causes an inflammatory
response called pyelonephritis
• While infection of the renal parenchyma
is usually the result of bacterial
ascension, it can also occur from
t
process
on • Bacterial toxins may also play a role by
inhibiting peristalsis
• (reducing
Fimbria allow bladder
the flow epithelial cell
of urine)
Uroepi attachment and
Bladd theliu penetration
er • Following penetration, bacteria
m continue to replicate and may form
penetr biofilms.
ation
• Pathogen colonizes the periuretheral
Colonizati area and ascends
Urethra on through the urethra upwards towards
the bladder.
INFEKSI SALURAN KEMIH
Risk factors
I I I I
• Indwelling catheter • Voiding dysfunction • Vesicoureteral reflux • Familial tendency
• Antibiotic use • Frequent or recent • Female sex • Susceptible
• Spermicides sexual intercourse • Pregnancy uroepithelial cells
• Vaginal mucus
properties
Indwelling foley catheters Voiding dysfunction causes Vesicoureteral reflux causes UTI occurrence tends to cluster
provide an increased urinary in
ascending route for perinea! post-void residual urine retention and allows more time families. Susceptible uroepithelial
bacteria to enter the bladder. volumes, which allows more for bacterial growth. The cells secrete less lgA, which is
Recent antibiotic use disrupts time for bacterial proliferation. retrograde flow also allows the main
the normal bacterial flora at the Frequent or recent sexual bacteria to ascend to the humeral defence mechanism at
vaginal introitus, allowing intercourse may introduce kidneys. Females have a short the
uropathogens (e.g. E. colt) to bacteria into the urinary tract urethra (4 cm vs 25 cm in males). physiologic mucosa. Properties
colonize. Spermicides cause Pregnancy results in of vaginal mucus may allow
irritation and attachment sites progesterone-mediated smooth E.coli binding more readily.
for E.coli. muscle relaxation to the bladder
and ureters, and compression of
the ureters by the uterus. Both
result in urinary retention for
increased bacterial growth.
INFEKSI SALURAN KEMIH
• Klasifikasi anatomik:
– Atas : uretritis, sistitis
– Bawah : pielonefritis, abses renal/perinefrik, prostatitis
• Klasifikasi klinis:
– Uncomplicated:
• ISK pada individu tanpa kelainan struktural atau fungsional,
• ISK pada individu tanpa penyakit yang menimbulkan kerentanan
ISK
– Complicated:
• ISK pada laki-laki,
• ISK pada kelainan struktural atau fungsional
• ISK pada perempuan hamil, dengan kateter, imunodefisien, DM
INFEKSI SALURAN KEMIH
Pielonefritis
– Inflamasi pada ginjal & pelvis renalis
– Demam, menggigil, mual, muntah, nyeri pinggang, diare,
– Lab: silinder leukosit, hematuria, bakteriuria,
pyuria,
leukosit esterase +.
Sistitis:
Inflamasi pada kandung kemih
Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri suprapubik, urin berbau,
Lab: pyuria, hematuria, leukosit esterase (+) nitrit +/-.
Urethritis:
Inflammation pada uretra
Disuria, frekuensi, pyuria, duh tubuh.
Lab: pyuria, hematuria, leukosit esterase (+), nitrit (-).
Harrison’s principles of internal medicine. 18th ed. McGraw-Hill; 2011.
42. Tonsilofaringitis
• laiki-laki berusia 10 tahun demam
• batuk dan nyeri saat menelan.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran
kompesmentis.
• Pada pemeriksaan tanda vital diperoleh denyut nadi 70 x/mnt,
frekuensi napas 16 x/mnt dan suhu 38C.
• pada pemeriksaan fisik didapatkan faring hiperemis, tonsil T3-T4
hiperemis.
• Apakah diagnosis pada kasus tersebut ?
Faringitis
• Peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh
virus (60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma , toksin dan lain
lain
• Gejala : nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, demam.
• Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, terdapat
eksudat, limfaenopati akut di leher dan pasien tampak
lemah
• Terapi : tergantung penyebab
Tonsilitis
• Peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
waldeyer. Waldeyer terdiri dari susnan kelenjar limfa yang terdapat
di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal (adenoid), tonsil
palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil
tuba eustachius (lateral band dinding faring)
• Etiologi : virus,bakteri,membranosa (difteri,septik dll)
• Gejala : nyeri menelan, nyeri tenggorokan, tonsil membesar,
demam, nyeri di sendi-sendi, rasa lesu.
• Terapi ; tergantng penyebab
43. Hipokondriasis
• laki-laki berusia 24 tahun
• riwayat mengunjungi banyak dokter dan berbagai dokter spesialis selama dua
tahun terakhir.
• Pasien beberapa kali datang ke UGD RS dan mengatakan terkena serangan
jantung.
• Pasien telah melakukan periksaan EKG, ECG, tradmil, dan pemeriksaan
laboraturium namun semuanya dalam batas normal.
• Meskipun denikian, pasien sangat yakin bahwa dkter hanya belum menemukan
penyakitnya, pasien pernah dirujuk ke psikiater. Namun menolat bila dikatakan
penyakit bersifat psikogenik dan tidak mau mengikuti terapi dari psikiter.
• Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasie tersebut ?
Gangguan somatoform
• Merupakan istilah umum yang merujuk ke beberapa
gangguan, di antaranya
• Somatisasi
• Banyak keluhan, pasien kemudian dapat menjadi doctor
shopping
• Hipokondriasis
• Merasa punya SATU penyakit besar (misal: kanker, atau
jantung) dan concern utama terhadap SATU masalah ini.
Pilihan lain
• Gangguan somatisasi koleksi gejala ex : mengeluh
mual,muntah,pusing,sakit perut dll
• Gangguan konversi bentuk neurologi ex: tiba-tiba
buta atau lumpuh
• Gangguan waham
• Skizofrenia gejala postif (waham,halusinasi) dan
negatif (menarik diri,perawatan diri buruk)
44
• perempuan P4A0 usia 35 tahun
• benjolan dibibir kemaluan sejak 2 bulan yang lalu.
• Riwayat keputihan (+), kadang berbau dan terasa gatal.
• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan
pada bagian labia mayora dengan ukuran 3x4x0, 5cm,
kistik, kemerahan.
• Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
Mioma uteri
• Mioma uteri merupakan tumor jinak yang struktur utamanya
adalah otot polos rahim
• Penyebab pasti tidak diketahui
• Mioma jarang ditemukan sebelum usia pubertas, sangat
dipengaruhi hormon reproduksi
• Seringkali asimtomatik
• Gejala yang mungkin ditimbulkan sangat bervariasi seperti
metroragia, nyeri, menoragia, hingga infertilitas
Klasifikasi mioma(berdasarkan lokasi)
• Mioma submukosa: berada di lapisan di bawah
endometrium dan menonjol ke dalam (kavum
uteri). Mioma jenis ini sering bertangkai
panjang sehingga menonjol melalui serviks atau
vagina disebut mioma geburt
• Mioma intramural: berkembang diantara
miometrium
• Mioma subserosa: tumbuh dibawah lapisan
serosa uterus dan dapat tumbuh ke arah luar
dan juga bertangkai
Endometriosis
• Implan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal
mirip endometrium yang tumbuh di sisi luar kavum uterus,
dan memicu reaksi peradangan menahun
• Gejala berupa nyeri pelvik kronik, infertilitas, dismenorea
gangguan siklus menstruasi
• Diagnosis pasti endometriosis dapat dibuat hanya dengan
laparoskopi dan pemeriksaan histopatologis, yang
menampilkan kelenjar-kelenjar endometrium dan stroma
Pilihan lain
A. Kista gatner Benjolan keluar masuk vagina, tanda
radang (-),
B. Mioma uteri
C. Kista bartholini
D. Endometriosis
E. Kista ovarium dismenorea sampai menoragia.
Konfirmasi dengan USG.
45. C. Gambaran air-trapped
• Anak perempuan berusia 13 bulan
• Keluhan sesak napas dan batuk sejak 4 hari
• Didahului dengan demam dan batuk pilek sejak 5 hari
lalu
• PF: sesak napas sedang, Nadi 120 x/m, Suhu 38 C
• retrraksi dada (-), suara vesicular, ronki (-), wheezing (+)
• Temuan radiologi?
Bronkiolitis
• Infeksi RSV mengakibatkan mengi pada anak
(umumnya < 2thn, didahului ISPA atas seperti
batuk, pilek), demam sub-febris, dan sesak napas.
• Demam, sesak, ekspirasi panjang, retraksi,
wheezing, perkusi hipersonor
• Foto thorax: Hiperinflasi paru
46
• Seorang perempuan berusia 19 tahun percobaan bunuh diri.
• sudah satu bulan mengurung diri dikamar dan tidak mau bersosialisasi.
• Setiap kali ditanya, pasien hanya menjawab badannya lelah dan tidak
mempunyai tenaga.
• berat badan pasien turun banyak dan tidak mempunyai nafsu makan.
• Satu minggu terakhir pasien semakin banyak melamun dan kadang berbicara
sendiri, tap seperti berbicara dengan orang yang tidak terlihat.
• Ketika ditanyakan alasannya bunuh diri, pasien yakin bahwa dirinya sangat
berdosa kepada orang tua dan keluarganya sehingga tidak pantas hidup lagi.
• Apakah tindakan yang paling tept dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Diagnosis depresi dg gejala psikotik
Depresi
• Gangguan suasana perasaan berupa mood yang turun, berlangsung minimal
2 minggu.
• MLM M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
• Klasifikasi:
• Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
• Sedang: gangguan cukup berat dalam beberapa aspek kehidupan, biasanya
muncul beberapa gejala somatis seperti gangguan seksual, keluhan tubuh,
sakit kepala, dll.
• Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham, halusinasi), dapat disertai
upaya bunuh diri
Indikasi rawat inap
• kebutuhan prosedur diagnostik
• risiko bunuh diri atau membunuh
• kemampuan pasien yang menurun drastis untuk
mendapatkan makanan dan tempat tinggal
• riwayat gejala berkembang dengan cepat serta
rusaknya sistem dukungan pasien
Pilihan lain
A. Meresepkan antidepresi dan merujuk ke psikolog
B. Segera merujuk ke psikiater karena bukan wewenang
dokter umum
C. Mengawasi kegawatdaruratan dan merujuk ke psikiater
D. Melakukan tindakan life saving dan meresepkan
antidepresan
E. Memberikan injeksi antipsikotik dan benzodiazepine
47
199. D.
– Mengi
– Batuk.
– Produksi mukosa atau lendir berwarna kuning, hijau, keabu-abuan, dan bisa tercampur
darah yang berlangsung paling sedikit 3 bulan dan berulang 2 kali atau lebih dalam setahun.
– Kelelahan.
– Sesak napas.
– Dada terasa tidak nyaman.
Emfisema
• kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada
paru-paru, Kelenturan kantung udara akan
menurun jika seseorang mengidap emfisema,
sehingga jumlah udara yang masuk akan
menurun.
Pneumonia
• Peradangan pada parenkim paru
•Gejala berupa 2 dari 3 gejala berikut:
• Demam
• Batuk dengan sputum yang produktif
• Leukositosis
•Pemeriksaan penunjang
• Foto paru infiltrat baru atau infiltrat yang bertambah
• Identifikasi penyebab mikrobiologis dengan pewarnaan Gram sputum, kultur
sputum, kultur darah
51.
Hipertensi Kronik
Hipertensi dalam Kehamilan
• –Jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg atau tekanan sistolik ≥ 160 mmHg, berikan anti hipertensi. Obat pilihan adalah metildopa.
ACE-I dan ARB dikontraindikasikan pada hipertensi dalam kehamilan, karena dapat menyebabkan agenesis ginjal pada janin.
•Pencegahan PreEklampsia
• –Antioksidan vit E, beta carotene
•PREEKLAMPSIA RINGAN
• –Jika kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan
• –Jika kehamilan > 35 minggu, pertimbangkan terminasi kehamilan
•PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA
• –Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedangkan pada eklampsia dalam 6 jam sejak gejala eklampsia
timbul
• –Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik antara 90-100 mmHg. Obat pilihan adalah
Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam
• –Anti konvulsan
– •MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
– •Dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) 6 g dalam larutan Ringer Asetat / Ringer Laktat selama 6 jam atau MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1
ml Lignokain (dalam semprit yang sama)
– •Jika terjadi henti nafas:
– –Bantu pernafasan dengan ventilator
– –Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
A. Hipertensi kronik
B. Preklampsia ringan
C. Eklampsia
D. Preklampsia berat
E. Preklampsia sedang
52. Perdarahan intraserebral
• Seorang perempuan berusia 55 tahun
• sakit kepala mendadak, keluhan disertai bicara kacau,.
• Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 195/95
mmHg, denyut nadi 50 x/menit, frekuensi napas 16 x/menit, suhu
tubuh 37°C.
• pemeriksaan kesadaran didapatkan skpr GCS E2M5V2, pemeriksaan
fisik mata didapatkan ukuran diameter pupil kanan 4 mm dan pupil kiri
2 mm RC (+)(+).
• Apakah kemungkinan diagnosis yng paling tepat untuk kasus tersebut ?
Stroke iskemik VsStroke hemoragik
Etiologi: trombus/emboli
Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis akut (seringnya
• Klinis:
hemiparesis) – Anamnesis: defisit neurologis akut
• PF: kesadaranumumnya tidakmenurun +penurunan kesadaran + nyeri kepala +
• tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada reflex muntah proyektil
patologis) – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
• Penunjang (CT Scan): area hipodens serebrum
– Penunjang (CT Scan): area hiperdens di
• Tatalaksana: serebrum
• Trombolitik (r-TPA) 3-4,5 jam setelahonset
• Tatalaksana:
• Aspirin 325 mg
• Clopidogrel 300 mg – Bedah, Medikamentosa
• Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg • Antihipertensi
• Agendiuretik osmotic (misal manitol)
Pilihan lain
• Transient ischemic attack (TIA) tidak meyebabkan
penurunan kesadaran
• Sumbatan arteri serebri media infark
• Perdarahan intraserebral
• Stroke iskemia tidak menyebabkan penurunan kesadaran
• Pecahnya AVM nyeri kepala hebat d/ tanda rangsang
meningeal
53. E. Mempersiapkan operasi laparotomi emergency
• Keyword:
– Korban perkelahian
– Pisau menancap di ulu hati
– Darah terus merembes
– Pasien tampak pucat dan kesakitan tetapi masih sadar
• Memberikan injeksi anti perdarahan dosis ganda (anti perdarahan tidak berfungsi
ketika perdarahan massive seperti kasus tersebut)
• Pisau dicabut, luka dibalu tekan dengan kassa steril (Tindakan awal yang berisiko)
2. LFG < 60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal
(cockroft gault)
Mona_Co
1 2 3
1 2 3
Pilihan lain
• non STEMI ST deprsi disertai peningkatan enzim
jantung
• syok kariogenik gangguan aritmia
• stable angina pectoris tidak termasuk
ACS,membaik dg istirahat
• Unstable angina pectoris tanpa peningkatan
enzim jantung
(58.) C. Asthma bronkiale persisten berat
• KEY WORD
Laki-laki usia 52 thn
Keluhan sesak nafas
Sesak dicetuskan pada saat terpapar debu atau udara dingin
Sesak terkadang disertai mengi dan batuk.
Sesak dirasakan hilang timbul
Sudah terjadi beberapa tahun
Satu bulan terakhir sesak dirasakan hamper tiap hari dan menyebabkan terbangun dari
tidur, dirasakan 5 kali dalam seminggu
Pasien mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus per hari selama 30 tahun
• Apakah diagnosis yang paling mungkin?
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru
I. Intermiten Bulanan APE 80%
* Gejala < 1x/minggu * 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi
* Tanpa gejala di luar serangan
APE 80% nilai terbaik
* Serangan singkat
* Variabiliti APE < 20%
II. Persisten Ringan Mingguan APE > 80%
* Gejala > 1x/minggu, tetapi < 1x/ hari * > 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi
* Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
APE 80% nilai terbaik
* Variabiliti APE 20-30%
III. Persisten Sedang Harian APE 60 – 80%
Otot Bantu Nafas dan retrkasi Tidak ada Pergerakan otot paradoksal
suprasternal Ada Ada abdominal
Mengi Akhir ekspirasi paksa Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Sillent Chest
Meskipun angka ekspulsi pada pemasangan AKDR segera pascasalin lebih tinggi
dibandingkan teknik pemasangan masa interval (lebih dari 4 minggu setelah
persalinan), angka ekspulsi dapat diminimalisasi bila:
• Pemasangan dilakukan dalam waktu 10 menit setelah melahirkan plasenta
• AKDR ditempatkan cukup tinggi pada fundus uteri
• Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih khusus
GCS?
81 . Manitol 20% 0,5 gram/kgBB dalam 20 menit
• laki-laki berusia 62 tahun lemah anggota gerak kanan.
• Keluhan tersebut dirasakan lebih kurang 2 jam yang lalu pada saat mencuci
motor.
• sebelum dibawah kerumah sakit pasien mengeluh nyeri kepala yang hebat dan
muntah 3 kali
• riwayat hepertensi dan dibetes
• tekanan darah 210/110 mmHg, rejkuensi nafas nadi 98 kali/menit dan
frekuensi nafas 30 kali/menit,
• GCS didapatkan E3M4V3 . pada reflek Babinski positif, kaku kuduk positif dan
rangsang meningeal positif.
• kadar ureum 33 mg/dl dan cretinin 1 mg/dl.
• Apakah terapi yang diberikan utuk menurunkan tekanan intracranaial pada
pasien tersebut ?
• STROKE HEMORAGIK PENINGKATAN TEK. INTRAKRANIAL
PENATALAKSANAAN
• Stabilisasi jalan napas
• Stabilisasi hemodinamik
• Pemeriksaan awal dan fisik umum
• Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial
(TIK)
82. Open fraktur tibia fibula dekstra
• Seorang perempuan 35 tahun
• nyeri tungkai kanan sejak I jam yang lalu setelah jatuh dari motor setengah jam yang
lalu.
• Nyeri dirasakan semakin memberat. Tungkai kanan bengkak, dan sulit gerakan. Saat
kejadian pasien tidak sadar.
• keadaan umum tampak lemah, somnolen, gizi kesan cukup. Periksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 110 x/mnt, temperature 32,2C,
frekuensi napas 22 kali/mnt.
• Status lokalis didapatkan luka sobek ukuran 15cm x 5cm pada 1/3 distal tungkai kanan
jaringan lunak lebih banyak distal dan kemungkinan fibula terekspos , globul fat, dan
espulsi tulang. Ukuran tungkai kanan lebih pendek dari pada tugkai kiri
kemungkinan 2 tulang yang patah
• Apakah diagnosis paling tepat ?
KLASIFIKASI OPEN FRAKTUR(GUSTILLO/ANDERSON)
• Grade I Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih, kerusakan jaringan lunak
minimal, bentuk patahan simpel/transversal/oblik.
• Grade II Patah tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan lunak tidak luas,
bentuk patahan simpel.
• Grade III Patah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan jaringan lunak yang luas,
kotor dan disertai kerusakan pembuluh darah dan saraf.
• Keyword
– Laki-laki berusia 25 tahun
– Tidak sadakan diri setelah KLL
– GCS E1M3V2, TD 100/80, HR 110x/m, RR 25x/m
– Luka di wajah dan dada
– Keluar darah segar dari telinga
• Sifilis
• Treponema pallidum, kronik, bersifat sistemik
• Dapat menyerang hampir semua organ, dapat menyerupai
banyak penyakit (the great imitator), mempunyai masa
laten, dapat ditularkan dari ibu ke janin
Sifilis
• Stadium dini (menular)
– Stadium I (sifilis primer): papul lentikular yang kemudian menjadi ulkus
dinding tidak bergaung, indolen, teraba indurasi, tidak ada radang akut (ulkus
durum) biasanya di genitalia eksterna. Seminggu setelah afek primer terdapat
– pembesaran KGB inguinal
Stadium II (sifilis sekunder): 6-8 minggu sejak S I, dapat menyerupai berbagai
kelainan kulit (the great imitator), dapat memberi kelainan pada mukosa, KGB,
mata, hepar, tulang, saraf. Kelainan biasanya tidak gatal, sering disertai
–
limfadenitis generalisata
Sifilis laten dini: tidak ada gejala klinis, tetapi infeksi masih aktif. Tes serologi darah (VDRL, TPHA)
– positif
• Stadium
Stadium rekuren:
lanjut (tidak relaps dapat terjadi berupa kelainan kulit mirip sifilis
menular)
– sekunder
Sifilis laten lanjut: lama bertahun-tahun, tidak menular, diagnosis dengan tes
serologik
– Stadium III (sifilis tersier): 3-10 tahun sejak S I, kelainan khas adalah guma
(infiltrat sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, destruktif), nodus, dapat
menyerang mukosa, tulang, hepar, jantung & aorta (sifilis kardiovaskular), otak
(neurosifilis)
Sifilis
• Penelitian klinis mencari tanda dan gejala yang mungkin muncul pada
suatu penyakit dan bagaimana perjalanan penyakit tersebut
Keterlambatan pengobatan akan menyebabkan timbulnya sequele atau kematian. TD harus diturunkan sampai
batas tertentu dalam satu sampai beberapa jam. Penderita perlu dirawat di ruangan intensive care unit atau
(ICU).
2. Hipertensi urgensi (mendesak), TD diastolik > 120 mmHg dan dengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum
dari organ sasaran. TD harus diturunkan dalam 24 jam sampai batas yang aman memerlukan terapi parenteral.
EVALUASI KRISIS HIPERTENSI
Symptoms Headache, anxiety; often Severe headache, Shortness of breath, chest pain, nocturia,
asymtomatic shortness of breath dysarthria, weakness, altered consciousness
Examination No target organ damage, no Target organ damage; Encephalopathy,pulmonary edema, renal
clinical cardiovascular clinical cardiovascular insufficiency, cerebrovascular accident,
disease disease present, stable cardiac ischemia
Therapy Observe 1-3 hr; initiate, Observe 3-6 hr; lower BP Baseline laboratory tests; intravenous line;
resume medication; increase with shortacting oral monitor BP, may initiate parenteral therapy in
dosage of inadequte agent agent; adjust current emergency room
therapy
Plan Arrange follow-up within 3-7 Arrange follow-up Immediate admission to ICU; treat to initial
days; if no prior evaluation, evaluation in less than 72 goal BP, additional diagnostic studies
schedule appointment hr