2018
101. B. Keratokonjungtivitis toksik
– 25 tahun, keluhan mata kering, seperti ada yang
mengganjal di kedua matanya sejak 3 minggu yang lalu,
kadang disertai dengan mata merah ringan
– sering meneteskan sendiri gentamycin selama lebih dari 2
bulanpajanan terhadap bahan kimia/obat dalam waktu
lama
– PF: visus 20/25, kornea agak keruh, tes fluorescein tampak
kornea terwarnai (tanda keratitis), injeksi konjungtiva dan
reaksi folikular pada tarsus konjungtiva atas dan
bawah (tanda konjugtivitis)
– Diagnosis?
• A. Keratokonjungtivitis viral sekret
jernih, ada folikel
• C. Keratokonjungtivitis alergi gatal, ada
papila, sekret cair
• D. Keratokonjungtivitis vernal: cobblestone
appearance
• E. Keratokonjungtivitis bakteri sekret
purulen, kelopak mata lengket
102. KODE ETIK KEDOKTERAN
• Pasien buanyak istirahat kurang sakit
• Melanggal kodeki pasal 16:
• Setiap dokter harus memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja
dengan baik
(20/70):(10/30) = 6/7
103. B • OUTCOME (INFLUENZA) DIATAS !! (LIAT TABEL BAWAH)
Tips
–Pasien yang bisa berbicara biasanya tidak memerlukan intervensi
segera
–Curiga cedera laring atau cedera trakea pada pasien yang bersuara serak
–Bunyi tambahan seperti stridor, snoring dan gargling menandakan
adanya sumbatan jalan nafas
Intervensi Airway
Mengamankan patensi jalan nafas
– Menyedot sekresi (suction)
– Chin Lift/Jaw thrust
– Nasopharyngeal Airway
– Laryngeal Mask Airway (LMA)
– Airway definitif
Airway Support
– Oxygen
– Non-Rebreathing Mask
– Bag Valve Mask
– Definitive Airway
Airway Definitif
– Intubasi endotrakeal
– Surgical Crichothyroidotomy
105. b. Pertusis
• Pasien balita datang untuk dilakukan imunisasi HepB, DPT dan Polio
• Setelah dilakukan vaksinasi pasien mengalami demam.
• Spasme:
– Otot napas & laring:
asfiksia & sianosis
– Otot uretral: retensio
urin
– M.mastikatoris: trismus
– M.erector trunki: kuduk
kaku, opistotonus
– M.rectus abdominis:
perut papan
– M.fasialis: risus
sardonikus
– Ekstremitas inferior:
ekstensi, lengan kaku,
tangan mengepal
Tetanus – Gejala Klinis & Tatalaksana
• Tampilan klinis:
– Trismus, kaku leher, disfagia, kekakuan abdomen,
opistotonus, fleksi lengan, ekstensi tungkai, dan disfungsi
otonom
– Bisa terjadi kejang, baik akibat rangsangan maupun
spontan
– Pasien tetap sadar dan merasa kesakitan
– Jarang terjadi demam
• Penunjang: tes spatula
• Tata laksana:
– Metronidazole (untuk membunuh bakteri yang
memproduksi toksin)
– ATS atau TIG (untuk mengikat toksin bebas)
– TT (untuk menginduksi imunitas)
– Diazepam (meringankan gejala spasme)
Profilaksis Tetanus
109. E. Non-Malaficence
• Laki-laki, 38 tahun kesadaran menurun sejak 30 menit yang lalu
karena kecelakaan motor
• Tanda vital TD 80/60 mmHg, nadi 120 x/menit, nafas 22 x/menit,
akral dingin, konjungtiva pucat.
• Dokter perlu melakukan tindakan operasi emergensi yang
memerlukan persetujuan keluarga, namun pasien tidak memiliki
keluarga.
• Apakah kaidah dasar bioetik yang dilakukan dokter?
NON MALEFICIENCE
• Pasien tanpa keluarga
• Informed concent tidak memungkinkan
• Harus selamatkan nyawa
• B. Dakriosistitis kronik
Sakus lakrimal membesar, tanda radang minimal
• C. Blefaritis akut
Kelopak mata menebal, gatal, lengket, sulit dibuka
112. c. INH, pirazinamid, rifampicin
• keywords:
• keluhan kulit menjadi kuning setelah 3 hari
minum obat yang diberikan dokter.
• Tiga bulan yang lalu pasien mengeluh batuk
berdahak yang kadang disertai darah dan demam
yang tidak terlalu tinggi mendapat obat
• Obat apa yang dapat menyebabkan keluhan
pada pasien?
INH, pirazinamid, rifampicin
Hepatitis Imbas Obat
Penatalaksanaan
1.Bila klinik (+) (Ikterik [+], gejala mual, muntah [+])
OAT Stop
2.Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali,: OAT stop
3.Bila gejala klinis (-), Laboratorium terdapat
kelainan:
a. Bilirubin > 2 ®OAT Stop
b. SGOT, SGPT > 5 kali : OAT stop
c. SGOT, SGPT > 3 kali teruskan pengobatan,
dengan pengawasan
Panduan OAT yang dianjurkan :
1.Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)
2.Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium.
3.Bila klinik dan laboratorium normal kembali (bilirubin, SGOT, SGPT),
maka tambahkan H (INH) desensitisasi sampai dengan dosis penuh
(300 mg).
4.Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium saat INH dosis
penuh , bila klinik dan laboratorium normal , tambahkan rifampisin,
desensitisasi sampai dengan dosis penuh (sesuai berat badan).
5.Sehingga paduan obat menjadi RHES
6.Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi
113. C. Terbutalin
• Ny. Rita usia 25 tahun G2P1A0 hamil 30 minggu datang dengan
keluhan perut kencang dan terasa nyeri.
• Dari pemeriksaan didapatkan kontraksi uterus teratur, dilatasi
serviks 3 cm, ketuban utuh.
• Obat apa yang harus diberikan pada pasien ini?
Terbutalin
• Pasien hamil 30 minggu dengan perut kencang
kontraksi teratur Takut lahir prematur
• Pertahankan kehamilan karena ketuban juga masih
utuh
• Tatalaksana: terbutalin suatu derivat epineprin
bekerja merelaksasi otot polos (uterus)
114. B. Otosklerosis
• Keywords :
– Penurunan pendengaran pada telinga kiri yang
dirasakan semakin memberat 1 bulan terakhir.
– Pemeriksaan : membrane tympani intak,
Schwarte's sign (+), tes rinne (-) pada telinga kiri,
dan tes weber lateralisasi ke kiri.
Diagnosis : Otosklerosis
Otosklerosis
• Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalamai spongiosis di
daerah kaki stapes sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat
menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik
• Awal penyakit akan muncul tuli konduktif yang dapat menjadi tuli
campur bila penyakit sudah menyebar ke koklea
• Gejala :
– Pendengaran terasa berkurang secara progresif
– Keluhan lain: tinitus dan terkadang vertigo
– Lebih sering bilateral, perempuan lebih banyak dari laki-laki, antara
11-45 tahun
– Pemeriksaan :
• Membran timpani intak, tuba paten
• Dapat ditemukan gambaran membran timpani yang kemerahan karena
pelebaran pembuluh darah promontium (Schwarte’s sign)
• Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam ruangan bising
(paracusis willisii)
115. B . Penyakit Jantung Rematik
• Laki –laki , 16 tahun keluhan berdebar-debar yang dirasakan sejak 1
minggu yang lalu.
• Riwayat sering demam dan batuk-pilek. Keluhan disertai sesak pada
saat beraktivitas dan mudah lelah, nyeri-nyeri pada sendi (+).
• Pada pemeriksaan fisis didaparkan thrill, JVP 5+3, dan suhu 38,5oC.
• Apa diagnosa pasien tersebut?
Penyakit Jantung Rematik
• Penyakit jantung reumatik / Rheumatic heart disease/ RHD meurpakan komplikasi
dari Rheumatic fever (RF). Gejala RF salah satunya Pharyngitis diakibatkan group A
beta-hemolytic streptococcal.
• Diagnosis :
– Kriteria mayor : Karditis takikardia, murmur mitral regurgitasi, S3 gallop,
pericardial friction rub, dan kardiomegali, Migratory polyarthritis ,
Sydenham’s chorea, Nodul subkutaneus, Eritema marginatum
– Kriteria Minor :Suhu tinggi, sakit sendi (artralgia), Riwayat pernah menderita
DR/PJR
Lab: reaksi fase akut : Ditambah bukti-bukti adanya suatu infeksi Streptococcus
sebelumnya yaitu hapusan tenggorok yang positif atau kenaikan titer tes
serologi ASTO
– PJR bila : Dua gejala mayor atau Satu gejala mayor dengan dua gejala minor
• Terapi
– Penyakit Jantung Reumatik: aspirin, steroid,
– antibiotik : golongan penisilin
Jawaban lain
• Endokarditis : Infeksi pada permukaan endokard jantung, termasuk katup
jantung,dan endokardium mural. Etiologi: infeksi mikroorganisme yang masuk ke
dalam sirkulasi melalui infeksi fokal atau trauma, misal pengguna jarum suntik.
Staphylococcus aureus bloodstream infections (BSI), meurpakan patogen
endokarditis.
• Miokarditis: biasanya virus, ada peningkatan troponin, CK, atau CK-MB.
Ditemukan juga peningkatan CRP dan LED.
• Temponade jantung : Trias beck : hipotensi , distensi vena jugular serta suara
jantung melemah
116. D. Lebam pada ujung-ujung
ekstremitas
• Keywords:
– Tn. X, 20 tahun, ditemukan meninggal gantung diri
di kamar kosnya
– Ia langsung diturunkan dan dibaringkan terlentang
di lantai segera setelah ditemukan
– Terakhir kali terlihat sedang berbicara 8 jam
sebelumnya
–2 jam setelahnya ia dikirimkan ke rumah
sakit
untuk di periksa
• Hasil pemeriksaan?
OPSI JAWABAN LAIN
• B. Terdapat lebam yang berwarna merah cerah
– Pada kasus keracunan CO
• C. Terdapat pembusukan di perut
– Muncul setelah 24 jam setelah mati, berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah
• D. Terdapat kaku mayat lengkap
– Rigor mortis/kaku mayat: kekakuan yang terjadi pada otot yang terjadi setelah periode
pelemasan/ relaksasi primer
– Terjadi setelah 14 jam (kaku muncul 2 jam setelah waktu kematian, lengkap 12 jam setel
ahnya, dipertahankan setelah 12 jam, kemudian menghilang dalam urutan yang sama.)
• E. Lebam hanya ditemukan pada punggung
– Livor mortis/lebam mayat: suatu bercak merah kebiruan pada lokasi terendah tubuh m
ayat akibat penumpukan eritrosit. Mulai tampak 20-30 menit setelah meninggal, menet
ap setelah 8-12 jam
– Terjadi apabila mayat SEGERA dibaringkan setelah meninggal dunia
SENSITIVITAS = a/(a+c)
117. • POSISI TABEL HARUS BENAR
BTA (+) BTA (-)
A
PPV =
RONTGEN (+) a (A) b (B) A +B
D
RONTGEN (-) c (C) d (D) NPV =
C +D
SENSITIVITY SPECIFICITY
A D
A +C B +D
118. B. Melakukan intubasi endotrakeal
• Pasien apnea
• Risiko aspirasi tinggi (ada muntah atau
perdarahan di rongga mulut)
• Penurunan kesadaran (Glasgow Coma Scale <8)
• Cedera dengan fraktur maksilofasial
• Risiko obstruksi jalan nafas (hematoma di leher,
cedera laring atau cedera trakea)
• Trauma inhalasi pada luka bakar
• SpO2 < 90% dengan oksigenasi menggunakan
sungkup oksigen
Skema Tatalaksana Jalan Nafas menurut
ATLS®
119. C. Pola luka akibat pembekapan
• Jenazah bayi ditempat pembuangan sampah dan
diantar ke RS untuk diotopsi
• PF: luka lecet berbentuk seperti bulan sabit di sekitar
mulut, hidung dan pipi, luka lecet berwarna
kemerahan, perabaan kasar. Memar ditemukan
disekitar luka lecet dan selaput mukosa bibir
• Wajah tampak gelap, sklera mata merah, mukosa bibir
dan ujung jari kebiruan. Dtemukan bendungan
pembuluh darah di semua organ dalam asfiksia
Pola luka pada jenazah bayi tersebut adalah?
Pembekapan (smothering)
• Penutupan lubang hidung dan mulut yang menghambat
pemasukan udara ke paru-paru
• Mekanisme kematian: asfiksia
– Tanda: perbendungan sirkulasi pada organ dalam, petekie
darah lebih gelap dan encer, busa halus di sal. pernapasan
• Cara kematian:
– Bunuh diri
– Kecelakaan (neonatus yang mulutnya tertutup bantal)
– Pembunuhan (biasa terjadi pada kasus pembunuhan anak
sendiri/pada orang dewasa yang tidak berdaya)
• Temuan yang mungkin: luka lecet tekan/geser, goresan kuku dan
luka memar pada ujung hidung, bibir, pipi, dan dagu
Pencekikan
• Pencekikan: penekanan leher dengan tangan
dinding saluran napas tertekan penyempitan
saluran napas udara tidak lewat
• Mekanisme kematian: asfiksia dan refleks vagal
• Pemeriksaan:
– Perbendungan pada muka dan kepala
– Adanya tanda kekerasan pada leher (luka lecet pada kulit,
berbentuk bulan dabit akibat penekanan kuku jari)
– Luka memar pada kulit akibat penekanan jari
– Fraktur tulang lidah
– Tanda asfiksia bila mekanisme kematiannya asfiksia
120. Abortus imminens
• Wanita, G2P1A0 hamil 8 minggu datang dengan keluhan keluar
darah sedikit-sedikit dari jalan lahir.
• Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan OUE tertutup.
• Apakah diagnosis yang paling mungkin?
Abortus iminen
•OUE tertutup tanpa disertai pengeluaran jaringan
•Pada kasus ini hanya darah tanpa jaringan
• Pemeriksaan radiologi?
Posisi Caldwell menilai sinus, namun rima
orbita dan septum nasi juga terlihat jelas
Posisi waters menilai sinus
Posisi Schulller menilai tulang mastoid
Foto panoramik menilai gigi dan rahang
Foto left lateral decubitus biasanya
dikerjakan untuk menilai ada tidaknya
obstruksi usus
122. D. Blefaritis
Keywords
•Laki-laki, 33 tahun,dengan keluhan gatal pada
kelopak mata sebelah kanan sejak 2 hari yang
lalu
•kelopak mata kanan terasa menebal dan
terasa lengket saat dibuka
•PF: tepi kelopak mata merah dan bersisik
Diagnosis yang tepat?
Blefaritis
• Peradangan pada kelopak mata
, dapat disebabkan oleh infeksi
Staphylococcus aureus
• Gejala : kelopak mata bengkak
dan merah
• Th/ Kompres hangat ,
antibiotik topikal dan sistemik,
kortikosteroid kadang
diperlukan
123. B. Anemia Defisiensi Besi
• Bayi berusia 10 bulan, tampak pucat sejak 1 bulan SMRS.
• Pemeriksaan darah tepi menujukkan mikrositik hipokrom.
• Kurva pertumbuhan tampak gizi kurang, pasien berasal dari keluarga
kurang mampu.
• Kemungkinan penyebab anemia?
• Riwayat keluarga kurang mampu berhubungan dengan kemampuan
membeli asupan makanan, kurang protein hewani, kacang2an
Defisiensi besi Anemia
Anemia
• Anemia mikrositik : defisiensi Fe, thalassemia, penyakit kronik
(gangguan utilisasi Fe), anemia hemolitik.
• Anemia normositik : perdarahan akut, anemia penyakit kronik,
anemia aplastik, gagal ginjal
• Anemia makrositik : defisiensi folat, defisiensi B12
Beberapa kelainan bentuk
• Thalassemia: sel target, berinti, basophilic
• stipping dan leukosit imatur
• Defisiensi G6PD: bite cells
• Anemia def besi: sel pensil
• Leukemia: leukositosis abnormal dan sel blast
• Anemia defisiensi Besi : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom, Serum Iron
↓, Feritin↓, TIBC ↑, sel pensil. Terapi : suplementasi besi.
• Anemia hemolitik : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom. Terdapat sel
target dan anisopoikilositosis (bentuk sel bermacam-macam karena lisis),
Bilirubin indirek ↑. Ikterik, splenomegali. Biasanya karena thalassemia.
Pemeriksaan tambahan : elektroforesis Hb.
• Anemia karena keganasan (Leukemia) : Pansitopenia, leukosit meningkat
namun abnormal. Blast +, hepatomegali. Pemeriksaan tambahan : Bone
Marrow Puncture (BMP). Tx : kemoterapi.
• Anemia aplastik : Pansitopenia. Tidak ada organomegali. Pemeriksaan
tambahan : BMP – gambaran hipoplastik.
• Anemia karena penyakit kronis : Karena gangguan utilisasi besi. Anemia
normositik normokrom.
• Anemia perdarahan : Normositik normokrom.
• Anemia makrositik : karena defisiensi B12 (pada post-op gastrointestinal),
asam folat, liver disease
124. C. Abses paru
• keywords:
– Batuk berlendir yang sejak 4 minggu. Keluhan
disertai demam, sesak dan nyeri dada.
– Pada pemeriksaan foto thoraks didapatkan cavitas
berdinding tebal dengan air fluid level. Apakah
diagnosa pasien tersebut?
• Diagnosis : hipersomnia.
• Hipersomnia : sering merasa mengantuk,
meskipun kuantitas dan kualitas tidur sudah
cukup.
• Narkolepsi : tidak merasa mengantuk, tiba2
jatuh tertidur, sering diikuti dengan gejala
katapleksia, halusinasi hipnagogik, maupun
paralisis tidur.
• Insomnia : kodisi tidur yang tidak
memuaskan secara kuantitas dan atau
kualitas
• Somnabulisme : berjalan sambil tidur
132. D. Planning
• Pada kegiatan imunisasi polio masal, dokter puskesmas berperan
sebagai koordinator. Kepala puskesmas dan staf bekerja keras agar
sasaran dapat tercapai 100%.
• Saat pelaksanaan tiba, beberapa posyandu tidak memenuhi target
karena kekurangan vaksin polio.
• Unsur pokok manajemen manakah yang kurang dilakukan oleh dokter
tersebut?
PLANNING
•Dokter sebagai koordinator (manajerial) sistem poac
•Tidak memenuhi target karena vaksin kurang
Dalam PLANNING, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus SMART:
• Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan
terlalu idealis.
• Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya.
• Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
• Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
• Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.
Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
133. D Retinopati Hipertensi
• Keywords:
– Wanita, 66 tahun, dengan penurunan penglihatan
yang terjadi perlahan sejak 1 bulan lalu mata
tenang visus turun perlahan
– TD: 190/110 hipertensi
– pemeriksaan funduskopi: gambaran “cooper
wire” (gambaran retinopati HT pada funduskopi
fenomena cotton wool spot + av crossing +
copper wire)
• Diagnosis : Retinopati hipertensi
Retinopati Hipertensi
• Komplikasi dari penyakit hipertensi
• Ditandai dengan mata tenang, visus turun perlahan
• Gambaran pembuluh darah copper wire dan AV nicking akibat
pembuluh darah yang mengalami pengerasan (sklerosis) pada
penderita hipertensi kronik
134 A. Meningitis tuberkulosis
• Meningitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal (=
kaku kuduk) positif, bisa terjadi penurunan
kesadaran (kejang bersifat fokal).
Etiologi : bakteri, viral, TB
• Ensefalitis :
Demam, sakit kepala, Tanda Rangsang Meningeal
(=kaku kuduk) negatif, penurunan kesadaran
(kejang bersifat umum)
Etiologi : viral (paling sering Herpes SimpleksVirus).
Diagnosis Banding Infeksi SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik
Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)
Diagnosis : Tonsilitis
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit
tersebut adalah Abses peritonsilar
Abses Peritonsil
• Abses peritonsil merupakan salah • PF:
satu abses leher dalam – Pembengkakan kelenjar
• Etiologi: submandibula + nyeri tekan
– Komplikasi tonsilitis akut atau –Uvula bengkak terdorong ke
infeksi dari kelenjar Weber di tonsil kontralateral
–Palatum mole bengkak
• Anamnesis: berfluktuasi
– Odinofagia hebat –Tonsil bengkak hiperemis, dapat
– Otalgia pada sisi ipsilateral disertai detritus
• Tatalaksana:
– Muntah – pungsi abses insisi abses
– Mulut berbau keluarkan pus tonsilektomi
– Hipersalivasi • Komplikasi:
– Hot potato voice – Abses pecah spontan
– Trismus perdarahan, aspirasi paru, piemia
– Abses parafaring
– Trombus sinus kavernosus,
meningitis, abses otak
138. E. Vitamin A 200.000 IU
• An. Henry, 4 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
kurang gizi.
• Ibu pasien ingin meminta vitamin A pada anaknya tersebut.
• Bagaimana pemberian vitamin A yang benar pada kasus ini?
Vitamin A
• Jumlah angka kecukupan gizi vitamin A (Retinol/retinal/asam
retinoat) yang dianjurkan (KGA-2004) per hari 400 ug retinol
untuk anak- anak dan dewasa 500 ug retinol.
• Sumber:
– Hewani sebagai retinol
– Nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin, dengan bantuan tirosin
dikonversi menjadi retinol.
• Program Depkes pemberian setiap 6 bulan
(Februari dan Agustus).
• Kapsul Vitamin A Biru dengan dosis 100.000 IU
(30.000 ug retinol) hanya diberikan untuk bayi
usia 6-11 bulan . Dengan kebutuhan 400 ug
perhari maka setiap pemberian akan memenuhi
2-3 bulan kedepan
• Kapsul Vitamin A Merah dengan dosis 200.000 IU
( 60.000 ug retinol) hanya diberikan untuk anak
balita dan ibu nifas. Dengan kebutuhan 500 ug
perhari maka setiap pemberian akan memenuhi
kebutuhan vitamin A 5-6 bulan kedepan.
139. D. gambaran radiolusen
avaskuler disertai colaps line
• Keywords: Laki-laki, 34 tahun, sesak sejak beberapa
jam yang lalu, dirasakan secara tiba-tiba, sebelumnya
pasien batuk selama 5 hari dengan dahak yang sulit
keluar dan tidak didapatkan demam, TD 120/80mmHg,
denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas 28x/menit
dan temp 38oC, deviasi trakea ke kiri, dada kanan
tertinggal, suara nafas yang menurun dan hipersonor
pada dada kanan
• Dx/ pneumothorax
Diagnosis : Vertigo
Pemeriksaan : Tes Kalori untuk memeriksa
fungsi vestibuler
• B. Tes Bing Tes oklusi : Bila terdapat lateralisasi pada
telinga yang ditutup berarti normal, Bila bunyi pada
telinga yang ditutup tidak bertambah keras berarti
telinga tersebut tuli konduktif
• C. Tes timpanometri mengetahui keadaan dalam
kavum timpani, misalnya ada cairan, kekakuan
membran timpani, gangguan rangkaian tulang
pendengaran
• D. Tes stenger digunakan pada pemeriksaan tuli
anorganik (pura-pura tuli)
• E. Audiometri nada murni untuk menentukan batas
ambang dengar dengan menggunakan satu frekuensi
143. C. Fraktur nasal dan fraktur le fort 3
• Diagnosisnya adalah ?
Tanda dan gejala pada Trauma Maksilofasial (1)
• Fraktur orbita
– Ekimosis dan edema kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva, diplopia (karena otot rectus terjepit
fragmen tulang)
• Fraktur nasal
– epistaxis, bengkak, nyeri, deformitas, dan krepitasi di
sekitar hidung
– Dapat juga bermanifestasi sebagai sumbatan hidung
(septum patah dan menyumbat kavum nasi)
Tanda dan gejala pada Trauma Maksilofasial (2)
•Fraktur Zygomatic/zygomaticomaxillary
complex (tripod fracture)
– Bengkak di pipi
– Trismus (karena otot zygomaticus terjepit
fragmen patahan tulang)
– Diplopia timbul bila fraktur juga melibatkan
rima orbita
Tripod Fracture
(Zygomatic/zygomaticomaxillary complex fracture)
Tanda dan gejala pada Trauma Maksilofasial (3)
• Fraktur mandibula
– Trismus, maloklusi, asimetri dan deformitas dagu
Pada pasien ini...
• Pada pasien ini
didapati
– Hidung tersumbat
Fraktur nasal
– nyeri di daerah batang
hidung
– bengkak di sekitar
batang hidung
Fraktur orbita
– penglihatan ganda
– kebiruan di bawah
kedua mata
• Yang sudah jelas adalah fraktur nasal
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS
• Perlukaan vulva
• Pada primipara hati-hati laserasi periuretral
• Ruptur perineum grade 1, 2, 3 , 4. Pemberian laksans
dan diet rendah serat pada grade 3-4
• Perlukaan vagina
• Sering pada ekstraksi dengan forceps
• Dapat terjadi kolpaporeksis. Hati-hati fistula
• Robekan serviks
• Lakukan eksplorasi
• Ruptura uteri
- Lakukan eksplorasi kavum uteri
• Ditemukan sebagian besar pada bagian bawah uterus
• Ruptura uteri spontan, ruptura uteri traumatik (pada
versi ekstraksi), ruptura uteri pada parut uteri (lebih
sering pada seksio sesarea klasik dibanding profunda)
• Emboli air ketuban
• Masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau
sinus vena yang terbuka di daerah tempat perlekatan
plasenta
• Adanya rambut lanugo, verniks kaseosa, mekoneum
menyumbat pemb darah kapiler. Zat asing dari janin
menimbulkan reaksi anafilaksis
• Hematoma obstetrik
• Karena pertolongan persalinan, karena penjahitan luka
episiotomi atau ruptura perinei yang kuarng sempurna
• Hematoma infralevatorial atau supralevatorial
• Lakukan eksplorasi dan hemostasis
149. A. Xanthelasma
• Wanita 45 Tahun, di sekitar mata terdapat bintil - bintil sudah 2
bulan, tidak ada merah tidak ada gatal.
• Diagnosis?
MANIFESTASI KLINIS
• Timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar
mata (Ukuran xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 – 30 mm),
adakalanya simetris dan cenderung bersifat permanen.
• Pasien tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan
estetika.
• Xanthelasma atau xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi
medial kelopak mata atas. Lesi berwarna kekuningan dan lembut
berupa plaque berisi deposit lemak dengan batas tegas. Lesi akan
bertambah besar dan bertambah jumlahnya. Biasanya lesi-lesi ini
tidak mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis harus
diperiksa bila ditemukan.
• PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid,
maka disarankan untuk pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan LDL.
• PEMERIKSAAN HISTOLOGI
Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan
histiosit dengan deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler
dermis atas. Lipid utama yang disimpan pada hiperlipidemia dan
xanthelasma normolipid adalah kolesterol. Kebanyakan kolesterol ini
adalah yang teresterifikasi.
TATALAKSANA
Tujuan utama terapi adalah untuk mengontrol kelainan yang
mendasari untuk mengurangi perkembangan xanthelasma dan
xanthoma. Xanthelasma dapat dihilangkan dengan pengelupas
trichloroacetic, bedah, laser atau cryoterapi. Penghilangan xanthelasma
dapat menyebabkan timbulnya scar dan perubahan pigmen, tetapi
tidak jika menggunakan trichloroacetic. Komponen herediter yang
diturunkan menyebabkan timbulnya xanthelasma ini bisa
mengindikasikan tingginya kolesterol dalam darah atau bisa juga tidak.
150
Penyebab Bayi Kuning Normal
1. Pembentukan bilirubin berlebihan
- Volume sel darah merah/kgBB bayi lebih besar
- Umur sel darah merah bayi lebih pendek
pemecahan sel darah merah tinggi
- Besarnya bilirubin yang kembali dari usus ke
pembuluh darah
2. Gangguan perubahan bilirubin
3. Pengeluaran bilirubin lebih rendah
IKTERUS FISIOLOGIS
14
12
10
8
S.Bili mg/dl
6
4
2
0
HARI 1 HARI 3 HARI 5 HARI 7
IKTERUS NON FISIOLOGIS
• Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
• Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
• Tingkat cutoff
> 15 mg/dl (12 mg) pada bayi cukup bulan
> 10 mg/dl pada bayi prematur
• Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
• Tanda-tanda penyakit lain
Hiperbilirubinemia fisiologis vs
non-fisiologis
20
18
16
14
12
fisiologis
10
non- fisiologis
8
6
4
2
0
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
Kramer
Zone SBR
(µmol/L)
1 100
2 150
3 200
4 250
5 > 250
akibatnya terjadi kekurangan relatif dari Ach di pelat ujung motoris dari
otot lurik
Kelemahan otot
GEJALA KLINIS
Before After
Treatment
• AChE inhibitor
• Pyridostigmine bromide (Mestinon)
• Starts working in 30-60 minutes and lasts 3-6 hours
• Individualize dose
• Adult dose:
• 60-960mg/d PO
• 2mg IV/IM q2-3h
• Caution
• Check for cholinergic crisis
• Others: Neostigmine Bromide
Treatment
• Immunomodulating therapies
• Prednisone
• Most commonly used corticosteroid in US
• Significant improvement is often seen after a decreased antibody titer which is usually 1-
4 months
• No single dose regimen is accepted
• Some start low and go high
• Others start high dose to achieve a quicker response
• Clearance may be decreased by estrogens or digoxin
• Patients taking concurrent diuretics should be monitored for hypokalemia
Treatment
Behavioral modifications
• Diet
• Patients may experience difficulty chewing and swallowing
due to oropharyngeal weakness
• If dysphagia develops, liquids should be thickened
• Thickened liquids decrease risk for aspiration
• Activity
• Patients should be advised to be as active as possible but
should rest frequently and avoid sustained activity
• Educate patients about fluctuating nature of weakness and
exercise induced fatigability
153. A. Sindroma
metabolik Sindrom Metabolik
• Nama lain: sindrom X,
sindrom resistensi insulin
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik
yang meningkatakan
risiko penyakit
kardiovaskular danDM.
• Manifestasi utama:
• Obesitas sentral
• Dislipidemia berupa
hipertrigliseridemia dan
HDL rendah
• Hiperglikemia
• Hipertensi
Terapi : triheksiphenidil
155. B. injeksi dexamethasone 5 mg/ampul, 3x1
Palpasi
Inspeksi (fremitus) Perkusi Auskultasi
Sisi sakit
Efusi pleura tertinggal Melemah Redup Menurun
Trakea terdorong
Pneumotoraks ke sisi sehat Melemah Hipersonor Menurun
Trakea tertarik
Atelektasis ke sisi sakit Melemah Redup Menurun
Pneumotoraks – Definisi, Gejala Klinis,
Diagnosis & Tatalaksana
• Menurut Wohl, bronkiolitis adalah inflamasi bronkioli pada bayi <2 tahun.
• Berdasarkan guideline dari UK, bronkiolitis adalah penyakit seasonal viral
yang ditandai dengan adanya panas, pilek, batuk, dan mengi.
• Pada pemeriksaan fisis ditemukan inspiratory crackles dan/ atau high
pitched expiratory wheeze.
• Etiologi bronkiolitis antara lain adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV)
(tersering), Rhinovirus,Adenovirus, Parainfluenzae virus, Enterovirus, dan
Influenzae virus.
• Bronkiolitis merupakan penyebab tersering perawatan rumah sakit pada
anak usia 2-6 bulan dan sering terjadi misdiagnosis dengan asma.
Anamnesi
s
• Sering terjadi pada anak berusia <2 tahun. Sembilan puluh persen (90%)
kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit terjadi pada bayi
berusia <1 tahun. Insidens tertinggi terjadi pada usia 3-6 bulan.
• Anak yang menderita bronkiolitis mengalami demam atau riwayat demam,
namun jarang terjadi demam tinggi.
• Rhinorrhea, nasal discharge (pilek), sering timbul sebelum gejala lain
seperti batuk, takipne, sesak napas, dan kesulitan makan.
• Batuk disertai gejala nasal adalah gejala yang pertama muncul pada
bronkiolitis. Batuk kering dan mengi khas untuk bronkiolitis.
• -Poor feeding.
• Banyak penderita bronkiolitis mempunyai kesulitan makan yang
berhubungan dengan sesak napas, namun gejala tersebut bukan hal
mendasar untuk diagnosis bronkiolitis
• Bayi dengan bronkiolitis jarang tampak ”toksik”. Bayi dengan tampilan
toksik seperti mengantuk, letargis, gelisah, pucat, motling, dan takikardi
membutuhkan penanganan segera.
Sumber:
IDAI 2009
• Napas cepat merupakan gejala utama pada lower respiratory tract
infection (LRTI), terutama pada bronkiolitis dan pneumonia.
• Retraksi dinding dada (subkosta, interkosta, dan supraklavikula) sering
terjadi pada penderita bronkiolitis. Bentuk dada tampak hiperinflasi dan
keadaan tersebut membedakan bronkiolitis dari pneumonia.
• Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru sering ditemukan (tapi
tidak selalu) pada penderita bronkiolitis. Di UK, crackles merupakan tanda
utama bronkiolitis. Bayi dengan mengi tanpa crackles lebih sering
dikelompokkan sebagai viral-induced wheeze dibandingkan bronkiolitis.
• Di UK, high pitched expiratory wheeze merupakan gejala yang sering
ditemukan pada bronkiolitis, tapi bukan temuan pemeriksaan fisis yang
mutlak. Di Amerika, diagnosis bronkiolitis lebih ditekankan pada adanya
mengi.
• Apnea dapat terjadi pada bronkiolitis, terutama pada usia yang sangat
muda, bayi prematur, atau berat badan lahir rendah.
Pengobatan
• Bronkiolitis pada umumnya tidak memerlukan
pengobatan. Pasien bronkiolitis dengan klinis ringan dapat
rawat jalan, jika klinis berat harus rawat inap. Terapi
suportif seperti pemberian oksigen, nasal suction masih
dapat digunakan. Fisioterapi dada dengan vibrasi dan
perkusi tidak direkomendasikan untuk pengobatan
penderita bronkiolitis yang tidak dirawat di ruang intensif.
222
TANDA-TANDA OBJEKTIF
MENILAI JALAN NAFAS
LIHAT (LOOK)
•KESADARAN
•RETRAKSI DADA & PERUT
•TANDA DISTRES NAFAS
•WARNA KULIT
DENGAR (LISTEN)
•ADANYA SUARA-SUARA
ABNORMAL
RABA (FEEL)
•LOKASI TRAKEA
•UDARA NAFAS
A- Airway
Korban sadar atau tidak ?
Ada nafas
Tidak ada nafas
–berikan nafas buatan Ada suara tambahan?
–berikan oksigen
224
TANDA SUMBATAN / OBSTRUKSI
Crowing Sound
PARAH
225
MEMBEBASKAN JALAN NAFAS
Sumbatan pangkal lidah
jaw thrust
chin lift
head tilt
airway orofaringeal
airway nasofaringeal
intubasi
Bersihkan cairan
penghisap / suction
Sumbatan/edema plica vocalis
cricothyroidotomy
226
Korban tak sadar jangan diberi bantal
jangan diganjal bahu
227
Cara paling aman : JAW THRUST
228
165. b. Meminta administrasi RS untuk
memberikan salinan
KERAHASIAAN
- Informasi : diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan,
riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh
dokter, dokter gigi, nakes tertentu, petugas pengelola dan
pimpinan sarana yankes
- Informasi tersebut dapat dibuka :
untuk kepentingan kesehatan pasien
memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum atas perintah pangadilan
Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan UU
Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien
- Permintaan RM untuk tujuan tersebut harus dilakukan secara
tertulis kepada pimpinan sarana yankes
166. C. CO
Secara umum pada pasien yang meninggal akibat
asfiksia akan ditemukan tanda berikut:
1. Sianosis
– Kurangnya oksigen menyebabkan darah lebih encer
dan lebih gelap. Warna lebam mayat merah kebiruan
gelap dan terbentuk lebih cepat.
– Distribusi lebam lebih luas akibat kadar CO2 yang
tinggi dan aktivitas fibrinolisin dalam darah sehingga
darah sukar membeku dan mudah mengalir.
– Pada kasus keracunan sianida dan CO, lebam jenazah
berwarna merah terang meskipun tidak selalu
demikian, sebab masing-masing mempunyai kadar
oskihemoglobin dan CO-Hb yang tinggi.
2. Kongesti Vena
– Kongesti yang khas asfiksia bila kongesti sistemik pada kulit dan
organ selain paru-paru, termasuk dilatasi jantung kanan.
– Dapat terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (petechial
haemorrages) atau disebut tardieu’s spot; akiba peningkatan
permeabilitas kapiler & rpecahnya endotel kapiler krn
hipoksia.
– Tardieu spot mudah terjadi pada jaringan longgar, atau organ
dengan membran transparan (pleura, perikardium)
– Asfiksia hebat, bintik perdarahan ditemukan pada faring dan
laring.
3. Edema
– akibat kerusakan pembuluh kapiler permeabilitas
meningkat edema terutama pada paru-paru.
167.B Gagal jantung kanan
168. E. Heparin
• Pria 50 tahun, nyeri kedua paha tiba-tiba sejak 2 hari yang lalu. Tidak
ada riwayat sesak nafas, nyeri dada, maupun nyeri saat berjalan
sebelumnya. Pasien perokok berat dengan riwayat penyakit jantung.
• DDimer (+), pada pemeriksaan penunjang ditemukan clotting pada
vena extremitas bawah.
• Obat apa yang pertama kali diberikan?
2. Delayed Milestones
3. Abnormal Motor Performance
a) Handedness.
b) Reptilian crawl.
c) Toe waking.
Early Signs of Cerebral Palsy
4. Altered Tone.
6. Abnormal posturing.
Treatment of Cerebral Palsy
1. Parent guidance.
2. Physiotherapy - Bobath method.
Peto.
Doman-Delacato.
3. Orthopaedic.
4. Speech and Occupational Therapy.
5. Medical.
6. Psychiatric.
Management of Spasticity in Cerebral Palsy
1. Oral Medicines: Baclofen
Diazepam
Tizanidine
Dantrolene
2. Intrathecal Baclofen.
3. Botulinum Toxin.
4. Selective Posterior Rhizotomy.
170. C. Hernia Nukleus Pulposus
• Laki-laki berusia 40 tahun nyeri pada punggung bawah sebelah kiri
yang menjalar ke tungkai bawah kiri sejak 6 bulan yang lalu.
• Nyeri bertambah bila pasien batuk, bersin, atau mengejan, kram pada
betis kiri.
• Pasien merupakan kurir dan sering mengangkat berat.
• Pasien menyangkal adanya riwayat trauma maupun demam.
Apa diagnosis kasus tersebut ?
PENDAHULUAN
• DEFINISI :
Hernia Nucleus Pulposus adalah keluarnya nucleus pulosus (gel-like
substance) ke dalam canalis intervertebralis akibat kerusakan anulus
fibrosus corpus intervertebral.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terjadinya HNP dibagi menjadi 2
(dua) yaitu:
• Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
• Umur yang makin bertambah maka risiko akan
semakin tinggi.
• Laki-laki lebih banyak daripada wanita.
• Riwayat cedera punggung atau HNP
sebelumnya
• Faktor yang dapat dirubah :
• Pekerjaan dan aktivitas
• Olahraga yang tidak teratur, memulai latihan
setelah lama tidak berlatih, latihan yang berat
dalam waktu lama.
• Merokok
• Obesitas
MANIFESTASI KLINIS
• Bila herniasi terjadi ke arah :
1. Posterolateral, di samping nyeri
pinggang, juga akan memberikan gejala
dan tanda-tanda sesuai dengan radiks
dan saraf yang terkena.
2. Posterosentral, mengakibatkan nyeri
pinggang oleh karena menekan
ligamentum lonngitudinale yang bersifat
peka nyeri.
• Hernia Nucleus Pulposus ke arah posterosentral
di bawah vertebrae L2 tidak akan melibatkan
medula spinalis.
• Kemungkinan yang terkena adalah cauda equina
dengan gejala dan tanda:
- rasa nyeri mulai dari pinggang, daerah
perineum, tungkai sampai kaki
-refleks lutut dan tumit menghilang yang sifatnya
unilateral atau asimetris.
• rasa nyerinya akan bertambah, bila ada kenaikan
tekanan intratekal maupun intradiskal misalnya
pada saat mengejan, batuk, bersin dan
membungkuk.
Hernia Nucleus Pulposus Pada Daerah Lumbal
• Paling sering terjadi
• Herniasi terjadi peralihan dari segmen yang lebih
mobile ke yang kurang mobile (perbatasan
lumbosakral dan servikotorakal).
• Paling sering L4-L5 atau L5-S1. Arah herniasi yang
paling sering adalah posterolateral.
• Manifestasi klinis :
- iskhialgia yang nyeri, biasanya berpusat pada
daerah gluteus posterior, tibialis posterior/lateral
dan kaki lateral/dorsal.
- parestesia atau tebal (70% kasus) sesuai dengan
dermatom radiks yang terkena
- kelemahan otot (dorsofleksi radiks L5, plantar
fleksi radikal S1) dan bila berlangsung lama terjadi
atrofi otot bawah.
2. PEMERIKSAAN FISIK
• Skoliosis
• Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah
dari pada sisi yang sehat
• Tes-tes :
1. Tes LASEQUE ( Straight Leg Raising / SLR )
2. Tes laseque menyilang atau tes
O’Connell
3. Tes untuk menaikkan tekanan
intratekal :
a. Tes Naffziger
b. Tes Valsava
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EMG (elektromiografi)
Dengan pemeriksaan EMG dapat ditemukan radiks
mana yang terkena dan sejauh mana gangguannya,
masih dalam taraf iritasi ataukah sudah ada kompresi.
2. Foto lumbal
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah ada penyempitan
jarak tulang yang satu dengan yang diatas atau dibawahnya,
adakah instabilitas atau spondilolistesis.
3. CT. Myelografi
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah adanya filling
defect.
4. Magnetic Resonance Imaging
Pada pemeriksaan ini kita dapat melihat apakah ada protusio
ataupun squester dari bantalan tulang yang menekan pada
sistem
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
Epidemiologi
Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan,
di semua geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan
kelas sosial.
Cardinal Sign
Dapat didiagnosis jika ditemukan 2 dari 4
1. Pruritus nocturna
2. Sekelompok orang
3. Adanya terowongan
4. Menemukan Sarcoptes scabiei
Jenis Obat Dosis Keterangan
Permethrin Dioleskan selama 8-14 jam, Terapi lini pertama di US dan kehamilan
kategori B
5% cream diulangi setelah 7 hari.
Lindane 1% lotion Dioleskan selama 8 jam setelah itu Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun
dibersihkan, olesan kedua diberikan kebawah, wanita selama masa kehamilan
1 minggu kemudian. dan laktasi.
Crotamiton Dioleskan selama 2 hari berturut- Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitasnya
turut, lalu diulangi dalam 5 hari. tidak sebaik topikal lainnya.
10% cream
Precipitatum Sulfur Dioleskan selama 3 hari lalu Aman untuk anak kurang dari 2 bulan dan
wanita dalam masa kehamilan dan laktasi,
5-10% dibersihkan.
tetapi tampak kotor dalam pemakaiannya
dan data efisiensi obat ini masih kurang.
Benzyl Benzoat Dioleskan selama 24 jam lalu Efektif namun dapat menyebabkan
dibersihkan dermatitis pada wajah
10% lotion
Ivermectin Dosis tunggal oral, bisa diulangi Memiliki efektifitas yang tinggi dan aman.
selama 10-14 hari Dapat digunakan bersama bahan topikal
200 υg/kg
lainnya. Digunakan pada kasus-kasus
scabies berkrusta dan scabies resisten.
Pencegahan
Dx : Abses Hepar
180.E. Nervus VI
• Pasien laki-laki 60 tahun mengeluhkan diplopia. Riwayat kerja PNS
dengan adanya riwayat hipertensi dan DM. TTV: TD 180/100 mmHG,
HR,RR,suhu dalam batas normal.
• PF ditemukan diplopia dan mata tidak dapat bergerak ke arah
temporal.
Apa yang terjadi pada mata pasien?
181. B. Neurodermatitis
Neurodermatitis
• Penyakit kulit yang ditandai dengan sensasi gatal kronis pada kulit
• Gejala : sensasi gatal yang menyengat , kulit menjadi kasar, bersisik ,
dan menebal (likenifikasi = seperti kulit kayu) dan menjadi lebih gelap
dari kulit yang lain
predileksi : leher, genital, permukaan ekstensor kaki
• Th/ steroid topikal potensi tinggi
Morfologi kulit
• Papul : penonjolan diatas permukaan kulit,
sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil
dari 0,5 cm dan beisikan zat padat
• Pustul : vesikel yang berisi nanah
• Vesikel : Gelembung berisi cairan serum,
beratap, berukuran diameter kurang dari
0,5cm, dan mempunyai dasar
• Bula : Vesikel berukuran besar
182. A. Carpal Tunnel Syndrome
• Wanita usia 50 tahun ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan
terutama tangan kanan terasa kebas. Keluhan memberat saat malam
hari, dan membaik jika mengibaskan pergelangan tangan.
Apakah diagnosis yang tepat ?
DEFINISI
• Carpal Tunnel Syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan
dan atau rasa nyeri pada pergelangan tangan sebagai akibat adanya
tekanan pada saraf medianus dalam terowongan karpal yang letaknya
di pergelangan tangan
FAKTOR RESIKO & ETIOLOGI
Tanda klinis
Keluhan :
• Kesemutan, kebas, kelemahan
• Makin parah saat malam hari
• Flick sign
Atrophy
Pemeriksaan Fisik
Tes Phalen
Tinel’s sign
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Nerve Conduction Study
TERAPI
• Konservatif : - istirahatkan pergelangan tangan
- obat oral (NSAIDs & Vitamin B6)
-Wrist splint
183. D. Feses lengkap
• Pemeriksaan tinja dapat dilakukan untuk menyingkirkan adanya
amebiasis. Temuan tropozoit atau kista amuba atau giardia
mendukung diagnosis amebiasis atau giardiasis. Berikan metronidazol
7,5 mg/kgBB 3 kali sehari untuk kasus amebiasis dan metronidazol 5
mg/kgBB 3 kali sehari untuk kasus giardiasis selama 5 hari. Temuan
leukosit dalam jumlah banyak (>10/lpb) atau makrofag mendukung
diagnosis Shigella atau bakteri invasive lain. Temuan Trichuris
Trichiura, mengarahkan kita pada peranan trichuriasis sebagai
penyebab disentri.
184. A Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi: adalah fraktur radius distal disertai dislokasi atau
subluksasi sendi radioulnar distal
• Fraktur sepertiga distal radius dengan dislokasi radioulnar joint distal.
Fragmen distal angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat
diraba tonjolan ujung distal ulna. Fraktur dislokasi Galeazzi terjadi
akibat trauma langsung pada wrist, khususnya pada aspek
dorsolateral atau akibat jatuh dengan outstreched hand dan pronasi
forearm. Pasien dengan nyeri pada wrist atau midline forearm dan
diperberat oleh penekanan pada distal radioulnar joint
185. A. Meniere disease
Trias meniere disease
• Pusing berputar
• Tuli sensorineural
• Tinitus
Terapi
• Diuretik (HCT)
• Sedatif (dzp)
• Betahistin
Perbedaan Vertigo Sentral dan Perifer
186. B. Suntik Magnesium sulfat
Hipertensi dalam kehamilan
• Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan
>20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organlain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
• Sakit kepala , skotomapenglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku Saku PelayananKesehatan Ibu di FasilitasKesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau
trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu
• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Buku Saku PelayananKesehatan Ibu di FasilitasKesehatan Dasar dan Rujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4
awal 4 g 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara perlahan IV
selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan masing-
masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan
Demensia Frontotemporal:
• Penyakit progresif dengan fokus kelainan pada korteks serebral, regio frontotemporal
• Sindroma awalnya terdiri dari afasia yang progresif tanpa kelainan fungsi kognitif dan
perilaku umum. Gejala demensia muncul pada fase lanjut
• Dapat disertai kelainan perilaku terkait lobus frontal (disinhibisi, impulsif, dll)
Sumber: eMedicine
192. B. Isoniazid
• Tn. X sedang dalam pengobatan OAT mengeluh Namun saat ini pasien
kesemutan pada tangan.
• Obat OAT yang kemungkinan menyebabkan keluhan diatas adalah?
193. D. Nephrolitiasis
• Tn. Abdi 52 tahun datang dengan nyeri pinggang kanan sejak 5 hari
yang lalu. Nyeri ketok CVA +.
• Pemeriksaan radiologis tampak beberapa lesi kecil kecil radio opak
pada pielum.
Apa diagnosa yang mungkin pada kasus ini?
Nefrolitiasis
• Nefrolitiasis merupakan suatu endapan dalam ginjal yang berbentuk
seperti batu atau kristal yang dapat menghambat saluran ginjal,
saluran kemih dan kandung kemih.
• Ada yang dibentuk dari kalsium, fosfat, atau asam urat. Umumnya,
terdiri atas kombinasi berbagai jenis komponen tersebut
Faktor resiko
• Hiperkalsiuria
• Hipositraturia
• Hiperurikosuria
• Hiperoksaluria
• Ginjal Spongiosa Medulla
• Faktor diet
Gejala klinis
• Nyeri sering bersifat kolik (ritmik). Lokasi nyeri akan
bergantung pada letak batu.
• Batu diginjal itu sendiri mungkin asimtomik kecuali
apabila batu tersebut menyebabkan obstruksi atau
timbul infeksi
• Hematuria
• Penurunan pengeluaran urine
• Pengenceran urine
• Penderita sulit mencari posisi yang enak, gelisah
Komplikasi
• Hidronefrosis
• Gagal ginjal
• Infeksi
• Kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.
Penatalaksanaan Medikamentosa
• OAINS
- Ketorolac 30 mg IV
- Ibuprofen 600-800mg PO/8 jam
• Kortikosteroid
- Prednisone 10mg PO 2x/hari
• Obat Urikosurik
- Allopurinol 100-300mg PO setiap hari
• Diuretic
- Thiazid 25-50mg/hari
Non-medikamentosa
• ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) digunakan gelombang kejut
eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran
kemih.
• Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK
yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran
kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil
pada kulit (perkutan).
• Tindakan Bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk
penanganan lainnya.
194. C. NYHA III
• NYHA I : without limitation of physical
activity
• NYHA II : slight limitation of physical activity,
comfortable at rest
• NYHA III : marked limitation of physical
activity (walking short distance 20-100 m),
comfortable at rest
• NYHA IV : severe limitation, discomfort even
at rest
195. Baiklah, akhir minggu ini kita semua akan menghabiskan
waktu bersama, apakah kalian punya usul kita pergi ke mana?”
tanya Bu Siti kepada anaknya. “Terserah Ibu saja”, jawab anaknya.
Ibu Siti berkata, “Tidak, sekarang giliranmu untuk menentukan
tujuan kita!”. Anaknya menjawab, ”Baiklah, jika semua tidak
keberatan, bagaimana jika kita mendaki gunung?”. Diantara fungsi
dasar keluarga di bawah ini, manakah yang paling sesuai untuk
keadaan di atas?
a. Saling dukung antar anggota keluarga
b. Dibangunnya otonomi dan kebebasan antara anggota keluarga
c. Membentuk aturan yang mengatur semua anggota keluarga
d. Adaptasi terhadap perubahan lingkungan
e. Komunikasi antar anggota keluarga
196. endoptalmitis
197. CRASH PROGRAM
• Crash Program. Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang
memerlukan intervensi secara cepat karena masalah khusus seperti :
• (1) Angka kematian bayi tinggi, angka Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) tinggi.
• (2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang.
• (3) Untuk memberikan kekebalan pada kelompok sasaran yang belum
mendapatkan pada saat imunisasi rutin.
198. epidemi
199. rujukan spesimen
200. comunicator
• Terimakasih