Anda di halaman 1dari 268

PEMBAHASAN

TO 5 1-50
1
Tn. Yoga 60 tahun dirawat di rumah sakit karena stroke yang
ketiga kalinya. Saat ini pasien selalu dibantu oleh istrinya
untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Sebelumnya, setelah
mengalami serangan stroke yang kedua, pasien masih bisa
melalukan semua pekerjaannya sendiri walaupun suaranya
pelo dan selalu meneteskan ludah. Disebut apakah
gangguan yang dirasakan pasien terkait suara pelo?
A. Afonia
B. Disartria
C. Disfonia
D. Diskinesia
E. Disfagia
1. B. Disartria
• Laki-laki 60 th
• stroke yang ke tigakali
• selalu dilayani oleh istri melakukan kebutuhan sehari-hari.
• serangan stroke yang kedua masih bisa melalukan semua
pekerjaan
• suaranya pelo dan selalu meneteskan ludah
Gangguan apakah yang dirasakan pasien terkait suara
pelo?
Disartria
• Artikulasi yang tidak jelas akibat gangguan otot
artikulasi (seperti lidah dan bibir).
• Penyebab utama disartria adalah gangguan motorik,
seperti stroke, tumor otak, penyakit Parkinson,
Huntington, dan lain-lain.

• Harus dibedakan dengan disfonia


Disfonia
• Kelainan berbicara akibar spasme laring
• Bentuk gangguan dapat berupa:
• suara parau / serak (hoarseness)
• suara terdengar kasar (roughness) dengan nada lebih rendah dari
biasanya
• suara lemah (hipofonia)
• suara tegang dan susah keluar (spatik)
• suara terdiri dari beberapa nada (diplofonia)
• nyeri saat bersuara (odinofonia)
• ketidakmampuan mencapai nada / intensitas tertentu
Disfonia
• Adductor spasmodic dysphonia 
• Spasme yang menyebabkan pita suara saling meredam dan kaku
• Abductor spasmodic dysphonia 
• Menyebabkan pita suara terbuka terlalu lebar sehingga sulit
bervibrasi
• Mix
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

B. Disartria
2
Tn. Birza, 32 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
tangan. Tangan juga terasa kesemutan dan mengganggu
pekerjaan pasien sehari-hari sebagai tukang ojek online.
Ketika dilakukan pemeriksaan, dirasakan kesemutan pada
telapak tangan kanan jari 1 dan 2. Hasil tes Phalen (+).
Diagnosis pasien ini adalah...
A. Drop hand
B. Pronator teres syndrome
C. Carpal Tunel syndrome
D. Kista Gganglion
E. Cervical radiculopati
2. C. Carpal Tunnel Syndrome
• Laki-laki, 32 th
• nyeri pada tangan
• terasa kesemutan dan menggangu
• pekerjaan gojek
• kesemutan pada telapak tangan kanan jari 1 dan 2
• Hasil tes Phalen (+)

Diagnosis pasien ini adalah...


Manifestasi Klinis Carpal tunnel syndrome

• Kumpulan tanda dan gejala akibat penekanan nervus


medianus dalam terowongan karpal (carpal tunnel)
• Gejala umum: kesemutan, kebas, nyeri pada lokasi
yang dipersarafi nervus medianus (terutama pada malam
hari)

• Gejala lain: kadang pasien


menjatuhkan barang yang
digenggam tanpa terasa, gejala
intermiten.
• Gejala malam hari biasanya
cukup spesifik untuk CTS
terutama bila gejala berkurang
jika menggerak-gerakkan
tangan.
• Pemeriksaan dapat dengan Sumber: emedicine carpal tunnel syndrome
EMG
Tarsal Tunnel Syndrome & Lesi Nervus
Perifer
• Tarsal tunnel syndrome
• Akibat kompresi nervus tibialis
• Nyeri yang menjalar dari
pergelangan kaki medial ke
arah distal
• Klinis:
• Tata laksana: injeksi steroid,
bedah kalau tidak berespons
• Lesi nervus…
• …radialis: wrist drop
• …medianus: tidak bisa oposisi,
MCP I-II tidak bisa fleksi, PIP
dan DIP I-II tidak bisa ekstensi
• ..ulnaris: MCP IV-V tidak bisa
fleksi, PIP dan DIP IV-V tidak
bisa ekstensi Sumber: emedicine carpal tunnel
syndrome
• Terapi:
• Penggunaan splint pada malam hari (3 minggu)
• Medikamentosa: NSAID, injeksi steroid
• Terapi lainnya: Yoga

Sumber: emedicine carpal tunnel syndrome


Pilihan Jawaban Lain
• A. Drop hand
• B. Pronator Teres Syndrom  penekanan saraf
medianus sebelum mencapai carpal tunnel oleh otot
pronator. Nyeri menetap ketika tangan melakukan
pronasi.
• D. Kista Ganglion  terdapat benjolan
• E. Cervical Radiculopati  nyeri berkaitan dengan
gerakan leher
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

C. Carpal Tunnel
Syndrome
3
Ny. Wati 43 tahun datang dengan keluhan pusing berputar.
Pasien merasakan ruangan di sekelilingnya yang berputar.
Pasien merasa lebih baik jika mata ditutup. Terdapat mual,
muntah, tinitus, dan penurunan pendengaran. Sebelumnya
tidak terdapat riwayat trauma. Diagnosis pada pasien ini
adalah...
A. Meniere Disease
B. BPPV
C. Vertigo Sentral
D. Migrain
E. TTH
3. A. Meniere Disease
• Wanita 43 tahun
• Pusing berputar
• Ruangan di sekelilingnya berputar
• Lebih baik jika mata ditutup
• mual, muntah, tinnitus, dan penurunan pendengaran
• Tidak terdapat riwayat trauma
• Diagnosis pada pasien ini adalah...
Meniere Disease
Penyakit pada telinga bagian dalam
Mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan
Keluhan berulang: vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang
berkurang, biasanya pada satu telinga
Akibat peningkatan volume dan tekanan dari endolimph pada
telinga dalam.
Vertigo Perifer + Tinitus (atau Tuli didapat)
=
Meniere’s Disease
Pilihan Jawaban Lain
• A. Meniere Disease
• B. BPPV  vertigo perifer dipengaruhi posisi
• C. Vertigo Sentral  biasanya kronik, ada gangguan
neurologis, onset lambat
• D. Migrain  nyeri kepala primer sebelah
• E. TTH  nyeri kepala primer seperti diikat
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

A. Meniere
Disease
4
Pasien perempuan usia 54 tahun datang dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Sejak 1
tahun Sebelumnya pasien batuk berdahak dan
mengeluarkan keringat pada malam hari, namun pasien
belum berobat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda
kaku kuduk (+). Pemeriksaan cairan CSF: warna
xantokrom, dominan limfosit
Apakah diagnosis dari kasus diatas?
A. Meningitis viral
B. Meningitis bakterial
C. Meningoensefalitis tuberculosa
D. Ensefalitis
E. Serebritis
4. C. Meningitis tuberculosa
• Wanita 54 tahun
• penurunan kesadaran sejak 4 jam yll
• Batuk berdahak sejak satu tahun sebelumnya
• mengeluarkan keringat pada malam hari
• belum berobat
• kaku kuduk (+).

Apakah diagnosis dari kasus diatas?


Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik

DIAGNOSIS BANDING INFEKSI


Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)

SSP
Kejang Umum/
fokal
Umum Umum Umum Umum

Penurunan Somnolen Apatis Variasi, apatis - CM - Apatis Apatis - Somnolen


kesadaran - sopor sopor
Paresis +/- +/- ++/- - -

Perbaikan Lambat Cepat Lambat Cepat Cepat/Lambat


kesadaran
Etiologi Tidak dpt ++/- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP
diidentifik
asi
Terapi Simpt/ Antibiotik Tuberkulostatik Simpt. Atasi penyakit
antiviral primer
Bacterial Viral TBC Encephalitis Encephalopa
meningitis meningitis meningitis Viral thy

Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑

Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih

CAIRAN>SEREBROSPINAL
Lekosit 1000 10-1000 PADA INFEKSI
500-1000 10-500 SSP< 10

PMN (%) +++ + + + +

MN (%) + +++ +++ ++ -

Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal

Gram /Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


T.

Sumber :
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

C. Meningitis
tuberculosa
5
Tn. Abed usia 41 tahun datang dengan keluhan nyeri di
punggung kanan bawah yang menjalar hingga ke tungkai.
Pasien merasa lebih nyeri jika membungkuk. Didapatkan
refleks fisiologis menurun, rangsang raba menurun, dan
penyempitan diskus intervertebralis L5-S1. Tes Laseque
(+). Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Stenosis canalis
B. Spinal cord injury
C. Traumatic brain injury
D. Spondilitis TB
E. Herniasi nukleus pulposus
5. E. HNP
• Laki-laki 41 th
• Nyeri di punggung kanan bawah
• Menjalar hingga ke tungkai
• Lebih nyeri jika membungkuk
• Refleks fisiologis menurun
• Rangsang raba menurun
• Penyempitan diskus intervertebralis L5-S1
• Tes Lasegue positif

Apakah diagnosis pada pasien ini?


Hernia Nukleus Pulposus
• Di antara vertebra ada bantalan Manuver Laseque:
diskus intervertebra yang • Fleksi di sendi panggul dengan
tersusun dari lutut tetap ekstensi
• Annulus fibrosus: membentuk • Positif  muncul nyeri
cincin yang melingkari diskus
ischiadikal yang menjalar ke
• Nukleus pulposus: bagian dalam
kaki, saat sudut kurang dari 70o
diskus
 tarikan pada nervus
• Berfungsi sebagai shock absorber
sciatica/ischiadica
• Kerusakan annulus  materi
• iritasi akar nervus ischiadica di area
nukleus bocor  iritasi saraf  lumbal, kemungkinan pada L5
gejala nyeri yg merambat, • Terapi: konservatif, analgetik,
kelemahan, refleks menurun operatif
• Tanda/gejala: nyeri episodik
menjalar dipicu aktivitas,
kekakuan
• Pemeriksaan penunjang baku
emas: MRI
Sumber: eMedicine bagian Herniated Nucleus Pulposus
Anatomi dan
Patofisiologi HNP
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

E. HNP
6
Tn. Abed usia 41 tahun datang dengan keluhan nyeri di
punggung kanan bawah yang menjalar hingga ke tungkai.
Pasien merasa lebih nyeri jika membungkuk. Didapatkan
refleks fisiologis menurun, rangsang raba menurun, dan
penyempitan diskus intervertebralis L5-S1. Edukasi apa
yang tepat diberikan kepada pasien ini?
A. Hindari rotasi thorako-lumbal
B. Hindari rotasi lumbo-sakral
C. Hindari ekstensi lumbo-sakral
D. Hindari fleksi lumbo-sakral
E. Hindari fleksi thorako-lumbal
6. D. Hindari fleksi lumbosakral
• Laki-laki 41 th
• Nyeri di punggung kanan bawah
• Menjalar hingga ke tungkai
• Lebih nyeri jika membungkuk
• Refleks fisiologis menurun
• Rangsang raba menurun
• Penyempitan diskus intervertebralis L5-S1

Edukasi apa yang diberikan kepada pasien ini?


Sesuai dengan lokasi terjadinya nyeri punggung bawah,
edukasi yang tepat adalah mengurangi kejadian fleksi
lumbosakral.
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

D. Hindari fleksi
lumbosakral
7
Ny. Sinta, 30 tahun datang dengan keluhan mata sepeti
mengantuk. Saat bangun tidur di pagi hari, mata pasien
masih dapat membuka. Saat siang hari kelopak mata
semakin turun. Saat beraktivitas dan olahraga, lengan dan
tungkai lama kelamaan semakin lemah. TD: 120/80
mmHg; N: 72x/m; S: 36,3°C; P: 18x/m. Penyebab
keluhan tersebut adalah...
A. Antibodi terhadap selubung mielin
B. Peningkatan katekolamin di otak
C. Peningkatan produksi asetilkolin di taut neuromuskular
D. Antibodi terhadap reseptor asetilkolin di taut
neuromuskular
E. Virus polio yang menginfeksi
7. D. Antibodi asetilkolin presinap
• Wanita 30 tahun
• mata sepeti mengantuk
• Di pagi hari, mata masih membuka
• Siang hari kelopak mata semakin turun
• Saat beraktifitas dan olahraga lengan dan tungkai lama
kelamaan semakin lemah
• TTV Normal

Penyebab keluhan tersebut adalah...


Myasthenia Gravis
• Penyakit Autoimun yang jarang, menyerang reseptor
asetilkolin pada Neuromuscular Junction
• Keluhan awalnya muncul kelemahan otot pada sekitar
mata, tetapi dapat muncul pada tungkai
• Tatalaksana meliputi pemberian Asetilkolinesterase
inhibitor, plasmaferesis, steroid serta timektomi.

Harrison Manual of Medicine


Patofisiologi
Myasthenia Gravis:
1. Proses autoimun
2. Gangguan pada taut
neuromuskular
(neuromuscular junction) 
jumlah reseptor asetilkolin
pascasinaptik pada taut
neuromuskular otot rangka
berkurang akibat adanya
produksi autoantibodi
yang berikatan dengan
reseptor asetilkolin

Referensi: Emedicine bagian Myasthenia


DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

D. Antibodi terhadap
reseptor asetilkolin di taut
neuromuskular
8
Tn. Hendri, 60 tahun datang ke IGD sejak 2 jam yang lalu
tidak nyambung. Pasien masih dapat bersuara dengan
lancar, namun tidak dapat memahami perkataan orang
lain. TD 180/110. Kemungkinan letak lesi pada pasien
ini adalah...
A. Lobus frontalis
B. Lobus parietal
C. Lobus temporal
D. Lobus frontal dan parietal
E. Lobus frontal dan temporal
8. C. Lobus temporal
• Laki-laki 60 th
• 2 jam yang lalu tidak “nyambung” bicara
• masih dapat bersuara
• tidak dapat memahami perkataan orang lain
• Tensi 180/110

Kemungkinan letak lesi pada pasien ini adalah...


Klinis pasien mengarahkan ke afasia Wernicke
(sensorik)

Lobus
frontal
Pars
operkularis
dan
triangularis
girus frontalis
superior
(Area
Broadmann
44 dan 45)

Lobus frontal
Girus temporalis
superior
(Area Broadmann 22)
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

B. Lobus parietal
kiri
9
Ny. Hilda 55 tahun datang dengan keluhan penglihatan
ganda yang semakin memburuk sejak 6 jam yang lalu.
Keluhan disertai dengan kesemutan dari kaki ke sampai
ke lutut. Belakangan ini pasien juga sering mengompol.
Pada pemeriksaan motorik terjadi peningkatan refleks
fisiologis dan refleks patologis (+). Diagnosis yang
paling mungkin pada pasien ini adalah...
A. GBS
B. Miastenia gravis
C. Multipel sklerosis
D. Polio
E. Spondilosis
9. C. Multiple sklerosis
• Wanita 55 th
• Penglihatan dobel semakin memburuk 6 jam yang lalu
• Kesemutan dari kaki sampai ke lutut
• Pasien juga sering mengompol
• PF motorik: peningkatan reflek fisiologis dan reflek
patologis (+)

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini


adalah...
Multiple Sclerosis
• Penyakit autoimun tersering yang mempengaruhi SSP
• Terjadi proses demielinisasi dari otak dan SSP
• Gejala yang muncul meliputi kelemahan otot disertai
gangguan saraf lain seperti diplopia, dysarthria, urinary
retention, konstipasi, dan vertigo
• Tatalaksana yang ada meliputi pemberian steroid IV pada
saat serangan akut

Harrison Manual of Medicine


Pilihan Jawaban Lain
• Myasthenia Gravis  Lelah pada sore hari, wartenberg
(+)
• GBS  Ascending paralysis dan simetris
• Polio  paralisis asimetris
• Spondilosis  kesemutan, progressive
Pilihan Lainnya
• Poliomielitis  paralisis asimetris
• GBS  Ascending paralysis dan simetris
• ALS  Terjadi dari tangan dan lengan, sering pada usia
50an
• Myasthenia Gravis  Lelah pada sore hari, wartenberg
(+)
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

C. Multiple
sklerosis
10
Ny. Ida, usia 28 tahun datang dengan keluhan sering jatuh
bila berjalan. Jatuh sering kali ke arah kanan. Keluhan
disertai dengan pusing dan terkadang nyeri kepala.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien
tersebut?
A. Tumor mesensefalon
B. Tumor serebelum
C. Tumor lobus frontal
D. Tumor lobus parietal
E. Tumor lobus temporal
10. B. Tumor serebelum
• Wanita 28 tahun
• Sering jatuh bila berjalan
• Ke arah kanan
• Pusing dan terkadang nyeri kepala

 Terdapat gangguan keseimbangan & penekanan

Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?


DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

B. Tumor
serebelum
11
Seorang anak usia 3 tahun dibawa ibunya dengan
keluhan kejang sejak 1 hari yang lalu. Ketika kejang,
kedua kaki dan tangan kaku, serta mata mendelik ke atas.
Pasien sudah mengalami kejang dengan tipe yang sama
sebanyak 4 kali dalam dua hari disertai demam. Tanda
vital: TD 90/60 mmHg; N 110x/m; S: 39,2°C; P: 34x/m.
pada pemeriksaan neurologi didapatkan hasil normal,
tanda rangsang meningeal (-). Hasil lab didapatkan
leukosit 19.000. Apa kemungkinan diagnosis pada
pasien ini?
A. Epilepsi
B. Ensefalitis
C. Meningitis
D. Tetanus
11. B. Ensefalitis
• Anak 3 tahun
• Kejang sejak 1 hari yang lalu
• Kedua kaki dan tangan kaku, mata mendelik keatas
• Berulang 4 kali dalam dua hari
• Demam
• Tanda rangsang meningeal (-)
• TTV Tanda vital: TD 90/60 mmHg; N 110x/m; S: 39,2°C; P:
34x/m.
• PF neurologi didapatkan hasil normal
• Leukosit 19.000

Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?


Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik

DIAGNOSIS BANDING INFEKSI


Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)

SSP
Kejang Umum/
fokal
Umum Umum Umum Umum

Penurunan Somnolen Apatis Variasi, apatis - CM - Apatis Apatis - Somnolen


kesadaran - sopor sopor
Paresis +/- +/- ++/- - -

Perbaikan Lambat Cepat Lambat Cepat Cepat/Lambat


kesadaran
Etiologi Tidak dpt ++/- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP
diidentifik
asi
Terapi Simpt/ Antibiotik Tuberkulostatik Simpt. Atasi penyakit
antiviral primer
Bacterial Viral TBC Encephalitis Encephalopa
meningitis meningitis meningitis Viral thy

Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑

Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih

CAIRAN>SEREBROSPINAL
Lekosit 1000 10-1000 PADA INFEKSI
500-1000 10-500 SSP< 10

PMN (%) +++ + + + +

MN (%) + +++ +++ ++ -

Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal

Gram /Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


T.

Sumber :
Pilihan Jawaban Lain
• A. Epilepsi
• C. Meningitis
• D. Tetanus
• E. Kejang Demam  demam tinggi (>39,5-40)
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

B. Ensefalitis
12
Laki-laki, 55 tahun datang dengan keluhan berjalan
lambat beberapa bulan belakangan. Pada pemeriksaan
didapatkan tremor halus di tangan kanan. Pemeriksaan
fleksi ekstensi lengan didapatkan cogwheel phenomeonn.
Ketika berjalan, pasien tampak lambat dan posisi badan
condong ke depan. Kemungkinan diagnosis pada
pasien ini adalah?
A. Parkinson
B. Stroke perdarahan
C. Tumor serebelum
D. Stroke Emboli
E. Miastenia gravis
12. A. Parkinson
• Laki-laki, 55 tahun
• berjalan lambat beberapa bulan
• Tremor halus di tangan kanan
• Cogwheel phenomen
• Ketika berjalan: lambat, posisi badan condong ke depan

Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah?


Gejala Ekstrapiramidal Utama
• Pseudoparkinsonisme: tremor, rigiditas, bradikinesia,
akinesia, hipersalivasi, muka topeng, jalan diseret
• Gejala = parkinson, tetapi penyebabnya karena efek
ekstrapiramidal yang menyebabkan berkurangnya
dopamin relatif di substansia nigra
• Ingat gejala parkinson  TRAP (Tremor, rigidity,
akinesia/bradikinesia, postural reflex loss)
• Akathisia: perasaan gelisah yang menyebabkan pasien tidak
bisa diam
• Distonia: kontraksi spastis otot (bisa terjadi di mata, leher,
punggung, dan lain-lain)
• Diskinesia tardif: gangguan gerakan involunter (mioklonus, tik,
korea, dll.)
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

A. Parkinson
13
An. Heri usia 6 tahun dibawa orang tuanya karena mata
tidak simetris. Ketika dilakukan pemeriksaan didapatkan
mata tidak bisa melihat ke arah temporal. Kemungkinan
pasien mengalami kelumpuhan pada nervus...
A. N. III
B. N. IV
C. N. V
D. N. VI
E. N. VII
13. D. N. VI
• Anak 6 tahun
• mata tidak simetris
• Mata kiri tidak bisa melihat ke arah temporal

Kemungkinan pasien mengalami kelumpuhan pada


nervus...
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

D. N. VI
14
Nn. Cindy usia 19 tahun datang ke praktik dokter karena
merasa penampilan tidak menarik. Pasien merupakan
model yang sedang meniti karirnya. Dari tampilan klinis,
pasien terlihat sangat kurus. Pasien mengaku memang
sedang menjalani diet ketat. Pasien juga ingin mengubah
bentuk hidungnya meskipun menurut dokter ia cukup
mancung Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Gangguan konversi
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan hipokondriasis
D. Gangguan dismorfik tubuh
E. Gangguan penyesuaian
14. D. Gangguan dismorfik tubuh
• Wanita, 19
• merasa penampilan tidak menarik
• model yang sedang meniti karir
• Terlihat sangat kurus
• Sedang menjalani diet ketat

Diagnosis pada pasien ini adalah...


Pilihan Jawaban Lain
• A. Gg. Konversi  tiba-tiba ada gangguan neurologis
(tetapi PF neurologis normal) ketika ada beban berat
• B. Gg. Somatisasi  banyak gejala fisik/somatik
• C. Gg. Hipokondriasis  keyakinan menderita suatu
penyakit (biasanya spesifik satu penyakit tertentu)
• E. Gg. Penyesuaian  gangguan perilakudalam
menyesuaikan kondisi dg lingkungan yang berubah
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

D. Gangguan
dismorfik tubuh
15
An. Dinda usia 14 tahun dibawa ke IGD karena sesak
napas. Pasien sempat pingsan dan seperti lumpuh
setelah bermain voli di sekolah. Pasien juga mengaku
merasakan pusing. Dari hasil pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik didapatkan hasil normal. Diketahui
sejak 3 bulan yang lalu, kedua orang tuanya meninggal
dalam akibat kecelakaan. Kemungkinan diagnosis pada
pasien ini adalah...
A. Gangguan somatisasi
B. Gangguan konversi
C. Gangguan hipokondriasis
D. Gangguan cemas
E. Gangguan somatoform
15. B. Gangguan konversi
• Anak 14 tahun dibawa ke IGD
• Sesak napas
• Pingsan dan lumpuh setelah bermain voli
• Mengaku merasakan pusing
• Tanda vital dan pemeriksaan fisik normal
• 3 bulan yang lalu, kedua orang tuanya meninggal

Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...


• Gangguan konversi menurut DSM IV (Kaplan, Sadock, &
Grebb, 1994)

• Gangguan dengan karakteristik munculnya satu atau


beberapa tanda dan gejala neurologis (misalnya buta,
lumpuh dll) yang tidak dapat dijelaskan dengan
penjelasan medis maupun neurologis yang ada.
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

B. Gangguan
konversi
16
Tn. Adam, 45 tahun didiagnosis dengan skizofrenia.
Pasien duduk di kursi dengan diam dan pandangan
kosong. Pasien sangat sedikit berbicara dan
memperhatikan lingkungan sekitarnya. Terkadang pasien
melakukan perilaku bizzare seperti menirukan gerakan
orang lain. Deskripsi perilaku pada pasien di atas
adalah...
A. Katamenial
B. Fleksibilitas serea
C. Katatonik
D. Logorrea
E. Depresi
16. C. Katatonik
• Laki-laki 45 tahun
• didagnosis skizofrenia
• diam dan pandangan kosong
• Sangat sedikit berbicara
• memperhatikan lingkungan sekitar
• Prilaku bizzare menirukan gerakan orang lain

Deskripsi perilaku pada pasien diatas adalah...


Katatonia
• Catatonia is a state of apparent unresponsiveness to
external stimuli in a person who is apparently awake.
• There are 3 types: (1) catatonia associated with another
mental disorder (catatonia specifier), (2) catatonic
disorder due to another medical condition, and (3)
unspecified catatonia.
Katatonia
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

C. Katatonik
17
Tn. Yosep berusia 25 tahun tidak bisa tidur selama 2
minggu dan sering mengamuk. Pasien juga bertingkah
seperti anak kecil. Pasien mengaku mendengar bisikan
untuk membunuh ayahnya. Keluhan ini sudah ada sejak 3
bulan yang lalu dan memberat 3 minggu terakhir ini. Obat
apakah yang sebaiknya diberikan pada pasien?
A. Diazepam
B. Haloperidol
C. Fenobarbital 
D. Triheksilfenidil
E. Lithium
17. B. Haloperidol
• Laki-laki 25 th
• Tidak tidur 2 minggu
• Sering mengamuk
• bertingkah seperti anak kecil
• Mendengar bisikan membunuh ayahnya
• Sejak 3 bulan yg lalu, memberat 3 minggu terakhir ini

Obat apakah yang sebaiknya diberikan pada pasien?


Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
SKIZOFRENIA
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi
auditorik dimana suara mengkomentari perilaku pasien
terus, atau halusinasi auditorik dimana dua atau lebih
suara berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine,
olanzapine, risperidone
Sumber: PPDGJ + Medscape
Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak
untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu

Sumber: PPDGJ + Medscape


DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

B. Haloperidol
18
An. Jeremi usia 9 tahun diantar oleh Ibunya ke poliklinik
karena sering bengong dan mata terkadang berkedip-
kedip secara tiba-tiba. Pasien sering bicara lalu tiba-tiba
terdiam, kemudian melanjutkan pembicaraannya lagi. Dari
pemeriksaan tumbuh kembang didapatkan hasil normal.
Pada pemeriksaan neurologi didapatkan hasil normal.
Pemeriksaan penunjang apa yang dianjurkan untuk
menegakkan diagnosis?
A. MRI kepala
B. CT Scan kepala
C. CT Scan angiografi
D. EKG
E. Elektroensefalografi
18. E. Elektroensefalografi
• Anak 9 tahun
• sering bengong
• mata terkadang berkedip-kedip tiba-tiba
• Sering bicara lalu tiba-tiba terdiam
• kemudian melanjutkan pembicaraannya lagi
• Tumbuh kembang normal
• Pada pemeriksaan neurologi hasil normal

Pemeriksaan penunjang apa yang dianjurkan untuk


menegakkan diagnosis?
Kejang umum : berasal dari
Tipe-tipe Kejang seluruh hemisfer korteks serebri
• Absens/lena (petit mal) :
Bengong mendadak, tanpa aura,
Kejang parsial (fokal) : berasal dari tanpa kebingungan pasca-
bagian tertentu dalam korteks serebri serangan, bisa disertai
• Sederhana : Tidak ada penurunan automatisme maupun tidak.
kesadaran. Gejala bisa sensoris, • Mioklonik : kedutan motorik tidak
motoris, otonom, atau psikis. teratur
• Kompleks : Ada penurunan • Klonik : kedutan motorik teratur
kesadaran (amnesia). Gejalanya • Tonik : ekstensi atau fleksi
biasanya berupa bengong
mendadak pada kepala, badan,
mendadak yang diikuti dengan
automatisme dan kebingungan
atau ekstremitas
pasca-serangan. • Tonik-klonik umum primer
• Kejang tonik-klonik umum (grand mal) : berawal sebagai
sekunder : kejang parsial yang ekstensi tonik ekstremitas atas dan
berlanjut menjadi kejang tonik klonik bawah beberapa detik, kemudian
umum menjadi gerakan klonik ritmik,
kebingungan pasca-serangan
• Atonik : Tonus tubuh hilang
mendadak (pasien tiba-tiba jatuh)
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

E. EEG
19
Ny. Syifa usia 24 tahun datang ke dokter dengan keluhan
nyeri kepala dan perut  yang dirasakan setiap saat.
Keluhan muncul tidak diketahui penyebabnya. Keluhan
juga disertai dengan pegal dan pusing dan gatal pada
malam hari. Pasien membawa hasil lab dari berbagai
klinik yang menyatakan normal. Pasien tidak percaya dan
tetap mencari pengobatan ke dokter lain. Diagnosa pada
pasien ini adalah...
A. Gangguan penyesuaian
B. Gangguan hipokondriasis
C. Gangguan somatisasi
D. Gangguan obsesi
E. Gangguan kompulsi
19. C. Somatisasi
• Wanita 24 tahun
• Nyeri kepala dan perut, setiap saat
• tidak diketahui penyebabnya
• disertai dengan pegal dan pusing
• Hasil lab dari berbagai klinik: normal
• Tidak percaya dan tetap mencari pengobatan

Diagnosa pada pasien ini adalah...


Gangguan Somatoform
• Merupakan istilah umum yang merujuk ke beberapa
gangguan, di antaranya
• Somatisasi
• Banyak keluhan, doctor shopping
• Hipokondriasis
• Merasa punya SATU penyakit besar (misal: kanker, atau jantung) dan
concern utama terhadap SATU masalah ini.
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

C. Somatisasi
20
Nn. Rina, 18 tahun, seorang mahasiswa kebidanan, takut
terhadap jarum suntik. Kondisi ini menyebabkan pasien
sering kali izin ketika ada tugas di rumah sakit.
Mekanisme pertahanan jiwa yang digunakan pada
pasien ini adalah...
A. Eksternalisasi
B. Introyeksi
C. Proyeksi
D. Rasionalisasi
E. Displacement
20. C. Proyeksi
• Wanita 18 tahun
• Mahasiswa kebidanan
• Takut terhadap jarum suntik
• Pasien seringkali izin ketika ada tugas di RS

Mekanisme perthanan jiwa yg digunakan pada pasien ini


adalah...
• Proyeksi impuls internal yang tidak dapat diterima dan
dihadapi  dirasakan dan ditanggapi seakan-akan
berasal dari luar dirinya
• Usaha menyalahkan orang lain atas kegagalannya
• CO. Nilai olahraga kurang baik karena sedang sakit
• Atau seperti pada kasus, mengalami kegagalan karena takut jarum
• EkstrenalisasiSuatu keadaan dimana seseorang tanpa
sadar membagi keadaannya yang sama dengan kondisi
di luar
• Misalnya, seseorang yang melihat lukisan ibu dengan anaknya,
kemduian berkata “aku dan ibuku dulu juga selalu seperti itu”

• Introyeksi keadaan dimana seseorang memasukkan


hal-hal yang mengancamnya menjadi nilai-nilai dalam
kehidupannya
• Misalnya, anak yang semasa kecil sering diperlakukan dengan
keras, memasukkan nilai otoriter dalam keseharian
• Simbolisasi  mekanisme pertahanan dengan
menggunakan suatu objek untuk mewakili ide, tanpa
disadari oleh orang yang bersangkutan
• Co. Menggunakan pulpen merah utk menunjukkan kemarahan
• Co. Cara berjalan yang menghentak untuk menunjukkan
kemarahan
• Reaksi formasi reaksi mencegah keinginan yang
berbahaya dengan melebih2kan sikap dan perilaku
kearah yang berlawanan agar menjadi rintangan
• Co. Seseorang yang melarang keras perjudian dengan maksud
agar dapat menekan kecenderungannya untuk ke arah itu
• Co. Seseorang yang menyayangi orang lain berlebihan, tetapi
memperlihatkan sikap yang sebaliknya
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

C. Proyeksi
21
Ibu Nina, usia 40 tahun merasa susah tidur sejak 2
minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh adanya
penurunan nafsu makan. Pasien  juga sering marah. Anak
pasien sudah menikah semua, sedangkan ia tinggal
bersama suaminya. Suaminya 3 minggu terakhir ini
ditugaskan di luar kota. Diagnosis pasien ini adalah...
A. Depresi
B. Gangguan cemas menyeluruh
C. Psikotik
D. Gangguan penyesuaian
E. Stress Akut
21. D. Gangguan penyesuaian
• Wanita usia 40 tahun
• Susah tidur sejak 2 mgg yang lalu
• Mengeluh penurunan nafsu makan
• Jantung berdebar debar
• sering marah
• Anak pasien sudah menikah semua, tinggal bersama
suaminya
• Suaminya 3 minggu ini ditugaskan ke luar kota

Diagnosis pasien ini adalah...


Ganggyan Penyesuaian
• Keadaan sementara yang ditandai dengan munculnya
gejala dan terganggunya fungsi seseorang akibattekanan
pada emosi dan psikis, yang muncul sebagai bagian
adaptasi terhadap perubahan hidup yang signifikan,
kejadian hidup yang penuh tekanan, penyakit fisik yang
serius, ataukemungkinan adanya penyakit yang serius
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

D. Gangguan
penyesuaian
22
 An. Bobi usia 3 tahun dibawa kedua orang tuanya karena
sering mengamuk. Pasien mudah marah dan berbicara
mengacau jika mainannya diambil. Ketika diajak bicara,
tidak ada kontak mata dengan lawan bicara. Pasien
sering bermain sendiri dan suka mengulang-ulang
gerakan tertentu. Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Autisme
B. ADHD
C. Down syndrome
D. Gangguan perkembangan
E. Tourrete Syndrome
22. A. Autis

• Anak 3 tahun
• sering mengamuk
• mudah marah, berbicara mengacau jika mainannya
diambil
• Tidak ada kontak mata dengan lawan bicara
• Sering bermain sendiri
• Suka mengulang-ulang gerakan tertentu

Diagnosis pada pasien ini adalah...


Autisme
Tiga ciri kelainan fungsi pada gangguan
autisme masa kanak-kanak:
–Gangguan interaksi sosial (tidak ada kontak
mata)
–Gangguan berbahasa (berbicara seperti
bahasa planet)
–Perilaku terbatas dan repetitif (kalau main
hanya asyik sendiri sampai malam hari)
 Kelainan perkembangan muncul sejak
sebelum usia 3 tahun

Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ


Pilihan Lain
• Sindrom Rett
Attention deficit • Kelainan genetik yang
hyperactivity disorder mempengaruhi
perkembangan otak
• Berupa (masalah pada substansia
ketidakmampuan nigra)
• Pada DSM IV
memusatkan dimasukkan dalam
perhatian, spektrum autism
• Retardasi mental?
hiperaktivitas, dan/atau • IQ < 75, disertai dengan
impulsivitas. • Gangguan dalam
kemampuan adaptif untuk
• Tidak ada gejala hidup sehari-hari
autisme. • Bisa ditemukan kelainan di
SSP, tapi lebih sering tidak
Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ
DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

A. Autisme
23
Tn. Yoga 33 tahun dibawa keluarganya karena sering
diam mematung selama 1 bulan terakhir. Ketika diajak
bicara pasien tidak merespons. Pasien cenderung
mempertahankan posisi tubuhnya selama berjam-jam
dengan posisi aneh. Sebelumnya pasien sering marah-
marah tidak jelas dan mengaku mendengar suara gaib.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Skizofrenia katatonik
B. Skizofrenia heberefrenik
C. Bangkitan absans
D. Psikotik Akut
E. Depresi Berat
23. A. Skizofrenia katatonik
• Laki-laki 33 tahun
• sering diam mematung selama 1 bulan
• diajak bicara pasien tidak merespon
• cenderung memertahankan posisi tubuhnya selama
berjam-jam dengan posisi aneh
• Pasien sering marah-marah tidak jelas
• Mengaku mendengar suara gaib

Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...


Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak
teratur, perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala
SKIZOFRENIA
negatif (afek datar, kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi
auditorik dimana suara mengkomentari perilaku pasien
terus, atau halusinasi auditorik dimana dua atau lebih
suara berbicara satu sama lain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine,
olanzapine, risperidone
Sumber: PPDGJ + Medscape
Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak
untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu

Sumber: PPDGJ + Medscape


DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

A. Skizofrenia
Katatonik
24
Ny. Bety 25 tahun merasa tercekik dan pingsan, seperti
akan meninggal, ketika berada di keramaian saat keluar
rumah dan tidak ada yang menolong. Hal ini
menyebabkan pasien tidak mau keluar rumah jika tidak
ada hal penting yang harus dikerjakan. Kemungkinan
diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Serangan panik dengan agorafobia
C. Depresi
D. Skizofrenia
E. Bipolar
24. B. Serangan panik dengan agorafobia
• Wanita 25 tahun
• merasa tercekik dan pingsan
• seperti akan meninggal
• ketika berada di keramaian saat keluar rumah
• tidak ada yang menolong
• Pasien tidak mau keluar rumah

Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...


DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

B. Serangan panik
dengan agorafobia
25
Tn. Ubey 32 tahun dibawa keluarganya karena sulit tidur
selama 1 minggu belakangan. Selain itu, pasien
belakangan suka bekerja dan terlihat banyak bicara.
Ketika ia sedang berbicara orang lain harus
mendengarkannya. Pasien mengecat rambutnya merah
dan membelanjakan seluruh tabungannya. Kondisi ini
sangat berbeda dengan kondisi dua bulan lalu, di mana
pasien cenderung mengunci diri dan tidak mau
berinteraksi dengan orang lain. Tatalaksana yang
diberikan pada pasien ini adalah...
A. Fluoxetin
B. Haloperidol
C. Risperidon
D. Lithium
25. D. Lithium
• Laki-laki 32
• sulit tidur selama 1 minggu
• Belakangan suka bekerja
• terlihat banyak bicara
• Orang lain harus mendengarkannya
• Dua bulan lalu pasien cenderung mengunci diri
• tidak mau berinteraksi dengan orang lain.

Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini adalah...


Sumber: PPDGJ + Medscape
• Bipolar I
GANGGUAN BIPOLAR
– Minimal satu episode manik, baik dengan maupun
tanpa episode depresi mayor

DAN
•Bipolar II SIKLOTIMIA
Tata laksana: lithium

– Minimal satu episode hipomania dan minimal satu


episode depresi mayor, tidak boleh ada episode
mania
– Tata laksana: lithium + antidepresan
• Siklotimia
– Beberapa episode hipomania dan beberapa episode
depresi minor dalam 2 tahun terakhir
• Beda depresi mayor dan minor?
– Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-hari
sangat terganggu, ada suicidal idea
Sumber: PPDGJ + Medscape
Tatalaksana Bipolar
• Episode manik: lithium
• Episode campuran: asam valproat
• Episode depresi: lithium + lamotrigine/antidepresan.
Jadi, jangan beri antidepresan saja.

Sumber: PPDGJ + Medscape


DENGAN DEMIKIAN JAWABANNYA ADALAH

D. Lithium
26
Ny. Ghina, usia 58 tahun, datang dengan nyeri mata dan
keluhan pandangan kabur mendadak sejak 1 hari lalu.
Keluhan pusing, mual dan muntah disangkal pasien. Dari
PF didapatkan injeksi siliar (+), bilik mata depan dalam
dan jernih. Visus 10/60. Apa kemungkinan diagnosis
pasien?
A. Uveitis
B. Glaukoma Akut
C. Glaukoma Kronis
D. Glaukoma Sekunder
E. Keratitis
26. E. Keratitis
• Keywords :
• Nyeri mata dan pandangan kabur
• Mual dan muntah disangkal
• Injeksi siliar +, bilik mata depan dalam dan jernih

• Apa diagnosa pasien?


Keratitis
• Mata Merah Visus
turun
• Injeksi silier
• Edema kornea

Keratitis
Etiologi keratitis
ETIOLOGI KARAKTERISTIK TATALAKSANA
Keratitis bakterial Sekret purulen antibiotik topikal
Keratitis herpes simpleks Lesi dendritik antiviral topikal
Keratitis fungal Riwayat trauma dengan antifungal topikal
tumbuhan
Lesi satelit
Keratitis amuba Riwayat berenang dan amebisida
lensa kontak.
Terapi Keratitis

Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: a systematic approach 7th ed. USA: Elsevier. 2011
Pilihan lainnya
• A. Uveitis  tidak spesifik, anterior : keratik presipitat+,
pupil miosis+, posterior : retinokoroiditis
• B. Glaukoma Akut : mual muntah+
• C. Glaukoma Kronis : tunnel vision
• D. Glaukoma Sekunder : glaukoma akut akibat penyebab
lain
• E. Keratitis
Jadi, jawabannya adalah
E. Keratitis
27
Tn. Cefa, 40 tahun, datang dengan keluhan benjolan pada
kelopak mata kanan. Keluhan hanya berupa mata yang
terasa mengganjal. Tidak terdapat kemerahan dan tidak
terdapat nyeri. Pasien telah berobat dengan salep
antibiotik dari warung, namun keluhan tidak membaik. Apa
kemungkinan diagnosis pasien?
A. Hordeolum interna
B. Hordeolum eksterna
C. Kalazion
D. Pterigium
E. Blefaritis
27. C. Kalazion
• Keywords :
• Benjolan mata kanan
• Tidak nyeri dan tidak merah
• Diberi salep antibiotik tidak membaik

• Apa diagnosa pasien?


Pilihan lainnya
• A. Hordeolum Interna  benjolan dalam kelopak mata,
merah dan nyeri
• B. Hordeolum Eksterna  benjolan diluar kelopak mata,
merah dan nyeri
• C. Kalazion
• D. Pterigium  selaput menyerupai segitiga di
konjungtiva
• E. Blefaritis  radang kelopak mata
Jadi, jawabannya adalah
C. Kalazion
28
An. Andrean, usia 13 tahun, datang dengan keluhan
penurunan pandangan terutama saat menjelang senja.
Ditemukan bitot spot pada konjungtiva. Dokter ingin
memberikan vitamin A. Berapa dosis vitamin A yang
dianjurkan sebagai terapi pada kasus ini?
A. 10.000 IU
B. 20.000 IU
C. 50.000 IU
D. 100.000 IU
E. 200.000 IU
28. E. 200.000 IU
• Keywords :
• Bitot spot
• Hendak diberikan vitamin A

• Diagnosa : Xerophtalmia X1B


• Berapa dosis vitamin A untuk terapi awal?
Jadi, jawabannya adalah
E. 200.000 IU
29
Ny. Ivani, usia 33 tahun, datang dengan keluhan terdapat
benjolan pada daerah sekitar mata. Pemeriksaan fisik
didapati adanya benjolan hiperemis dan nyeri tekan
sekitar daerah hidung. Saat benjolan ditekan, keluar
cairan berwarna kekuningan. Apa diagnosis pasien
tersebut?
A. Dakrioadenitis
B. Dakriosistitis
C. Hordeolum interna
D. Hordeolum eksterna
E. Kalazion
29. B. Dakriosistitis
• Keywords :
• Benjolan hiperemis dan nyeri tekan pada ujung hidung.
• Saat benjolan dipencet, keluar cairan berwarna kekuningan.
• Apa diagnosa pasien?
Dacryoadenitis Vs. Dacryosistitis

Inflamasi dan/atau infeksi


Inflamasi pada kel. lakrimal saccus nasolakrimal
Dakrioadenitis VS dakriosistitis
Jadi, jawabannya adalah
B. Dakriosistitis
30
Tn. Erick, usia 22 tahun datang dengan keluhan mata
kanan sering terasa gatal dan berair. Pemeriksaan fisik
mata didapati margo superior palpebra terdapat benjolan-
benjolan yang tersusun berdekatan menyerupai bebatuan.
Tidak ada penurunan visus. Apa tatalaksana yang paling
tepat untuk pasien tersebut?
A. Antibiotik topikal
B. Antiviral topikal
C. Steroid topikal
D. Antihistamin topikal
E. Antijamur topikal
30. D. Antihistamin topikal
• Keywords :
• Mata kanan sering terasa gatal dan berair.
• Keluhan serupa sering dialami sebelumnya.
• Cobblestone (+)
• Tidak ada penurunan visus

• Diagnosa : Konjungtivitis vernal


• Terapi yang paling tepat?
Konjungtivitis Vernal
• Gejala dan tanda :
- Mata merah dan gatal
- Sekret berair
- Injeksi konjungtiva
- Giant papil = cobble stone

TATALAKSANA :
1. Menghindari alergen Cobblestone
Appearance
2. Mast cell stabilizer
3. Steroid
4. Antihistamin
http://emedicine.medscape.com/article/1211763-treatment
Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva

Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana


Bakteri staphylococ Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
cistreptococ sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
ci, gonocci bilateral, kelopak mata susah
Corynebacte membuka, injeksi konjungtiva
rium strains difus, discharge mukopurulen,
papil (+)

Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, Memburuk pada hari 3-5,
herpes rasa tidak nyaman, fotofobia, sembuh sendiri dalam 7-14
simplex edema kelopak mata, hari
virus or limfadenopati preaurikular, Air mata buatan:
varicella- konjungtivitis folikular, mencegah kekeringan dan
zoster virus pseudomembran (+/-) mengurangi inflamasi
Antiviral herpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus

http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida spp. Jarang, biasanya pd pasien Antijamur topikal
can cause imunokompromais, pasien
conjunctivitis yg memakai kortikosteroid,
Blastomyces pasien yang mendapat
dermatitidis terapi antibiotik
Sporothrix
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva Hindari alergen
kronis, riwayat keluarga Antihistamin
atopik, gatal, fotofobia, topikal, mast cell
sensasi benda asing, stabilizer
blefarospasme,
cobblestone pappilae.

Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri Doxycycline 100


trachomatis selama beberapa mg bid for 21 hari
minggu/bulan, sekret atau
mukopurulen, lengket, Erythromycin 250
sensasi benda asing, mata mg PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis,Folikel
Jadi, jawabannya adalah
D. Antihistamin topikal
31
Ny. Nelda, usia 47 tahun datang dengan keluhan nyeri
mata. Pasien juga mengeluh mual dan muntah dan
pandangan kabur. Didapati COA kesan dangkal dan TIO
per-palpasi kesan meningkat. Bagaimana mekanisme
kerja obat utama yang sebaiknya diberikan pada pasien?
A. Agonis Beta
B. Antagonis kalsium
C. Inhibitor prostaglandin
D. Diuretik osmotik
E. Inhibitor karbonat anhidrase
31. E. Inhibitor karbonat anhidrase
• Keywords :
• Keluhan nyeri mata.
• Mual muntah pandangan kabur (+).
• COA dangkal
• TIO kesan meningkat

• Diagnosa : glaukoma akut


• Bagaimana mekanisme kerja obat pilihan?
• Glaukoma akut  kegawatdaruratan oftalmologi
• Segera turunkan tekanan intraokular dengan

acetazolamid IV atau oral (DOC)


bersama dengan obat topikal (miotikum: pilokarpin 2-
4% 6gtt/hari, @1gtt). Dapat pula diganti dengan
latanoprost, apraklonidin, timolol 0.25-0.5%)
• Pilokarpin untuk kontraksi siliar dan mengkonstriksi pupil
agar tidak terjadi iskemia iris. Sudah jarang dipakai dan
banyak digantikan oleh latanoprost.
• Timolol dan apraklonidin mengurangi produksi aqueous
humour.
• Steroid topikal kadang dipakai untuk mengurangi
inflamasi intraokuler sekunder.
• Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) kadang dipakai
untuk mengurangi volume vitreous.
• Tropicamide termasuk obat midriatikum-
siklopegia
• Midriatikum: obat yg digunakan untuk
memperbesar pupil mata, siklopegia untuk
melemahkan otot siliaria dehingga
memungkinkan mata untuk fokus pada objek
yang dekat.
• Obat midriatikum lain yg tersedia dipasaran
antara lain atropin, homatropine
• Tropicamide  Memiliki aktivitas simpatis,
menimbulkan midriasis  sudut semakin
tertutup, glaukoma semakin berat. Hindari
midriatikum pada glaukoma akut.
Mekanisme
Treatment of glaucoma?
• Supresi pembentukan aqueus humor
• Penghambat adrenergik beta (timololol)
• Agonis adrenergik alfa-2 (apraklonidin)
• Penghambat karbonat anhidrase sistemik (asetazolamid)
• Fasilitasi aliran keluar aqueus humor
• Obat parasimpatomimetik (konstriksi otot siliaris): pilokarpin
• Prostaglandin (bimatoprost opthalmica)
• Penurunan Volume korpus Vitreum
• Obat-obatan hiperosmotik (misalnya mannitol)
Jadi, jawabannya adalah
E. Inhibitor Karbonik Anhidrase
32
An. Nandi, usia 11 tahun, datang ke klinik Anda dengan
keluhan pusing sejak satu minggu lalu setelah mulai
menggunakan kacamata. Pasien sebelumnya mengeluh
pandangan kabur dan membeli kacamata secara bebas
dari optik, yang ternyata berukuran S -2.00 Dioptri.
Setelah menggunakan kacamata, awalnya pasien merasa
pandangan lebih terasa jelas. Riwayat semua keluarga
menggunakan kacamata (+). Pemeriksaan mata semua
dalam batas normal. Dokter mencurigai terdapat kelainan
kecekungan kornea. Apa pemeriksaan yang selanjutnya
dapat Anda lakukan ?
A. Tonometri
B. Kampimetri
C. Keratometri
32. C. Keratometri
• Keywords :
• Anak 11 tahun
• Mengeluh pandangan kabur
• Diberi kacamata S-2.00D semakin pusing
• Dokter mencurigai kelainan kecekungan korne

• Apa pemeriksaan selanjutnya?


Analisis kasus
• Anak 11 tahun baru mengeluh pandangan kabur dengan
PF mata normal  curiga gangguan refraksi
• Saat menggunakan kacamata S-2.00D  keluhan
sempat membaik
• Kemudian muncul keluhan pusing
• Diagnosa mengarah ke gangguan akomodasi
astigmatisme
Patofisiologi astigmatisma
• Kelainan bentuk kornea/lensa/retina
• Cahaya jatuh di dua titik yang berbeda
• Bisa 1 titik (+), 1 titik (-)

• Dapat diperiksa dengan


Keratometer

medscape
ASTIGMATISME
• Klasifikasi astigmatisma
1) MAS (Miopia Astigmat Simpleks) --> Lensa C(-) as°
2) HAS (Hipermetropia Astigmat Simpleks) --> Lensa C(+) as°
 Hanya ada komponen silindris

3) MAC (Miopia Astigmat Compositus) --> Lensa S(-), Lensa C(-) as°
4) HAC (Hipermetropia Astigmat Compositus) --> Lensa S(+), Lensa C(+) as°
 Ada komponen sferis dan silindris, tanda sama

5) MAM atau HAM


MAM (Miopia Astigmat Mixtus ) --> Lensa S(-), Lensa C(+) as°
HAM (Hipermetrop Astigmat Mixtus) --> Lensa S(+), Lensa C(-) as°
Ada komponen sferis dan silindris , tanda beda

Buku Ajar Mata FKUI


Pilihan lainnya
• A. Tonometri  mengukur tekanan bola mata
• B. Kampimetri  mengukur lapang pandang
• C. Keratometri
• D. Oftalmoskopi  Pilihan sama dengan E! PF mata
SEMUA dalam batas normal  artinya sudah diperiksa
menggunakan oftalmoskop
• E. Funduskopi  Pilihan sama dengan D!
Jadi, jawabannya adalah
C. Keratometri
33
Tn. Manli, usia 77 tahun, datang dengan keluhan
pandangan kabur mendadak sejak 2 hari lalu. Pasien
tidak pernah menggunakan kacamata sebelumnya.
Riwayat penggunaan obat sebelumnya disangkal. Visus
ODS 1/60. TD 130/90, Nadi 90x/menit, Suhu dalam batas
normal. Pemeriksaan mata didapatkan mata tenang,
lensa keruh (-), bilik mata depan kesan dalam, dalam
batas normal. Pemeriksaan HbA1c menunjukkan 7.0. Apa
kemungkinan diagnosis pasien dalam kasus ini?
A. Glaukoma
B. Perdarahan retina
C. Ablasio retina
D. Retinopati diabetik
E. Katarak
33. B. Perdarahan retina
• Keywords :
• Usia 77 tahun
• pandangan kabur mendadak sejak 2 hari.
• Visus ODS 1/60. TD 190/120
• Pemeriksaan mata didapati mata tenang, lensa keruh (-), COA
dalam batas normal. HbA1c 7.0.

• Apa diagnosa pasien?


ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS MATA
NORMAL TENANG
MATA MERAH MATA TENANG
• struktur yang VISUS
VISUS TURUN VISUS TURUN
bervaskuler  TURUN
MENDADAK
sklera PERLAHAN
konjungtiva
• tidak
menghalangi
media refraksi
• Uveitis posterior
• Perdarahan retina
• Ablasio retina
• Oklusi arteri atau vena
retinal
• Neuritis optik
• Neuropati optik akut karena
obat (misalnya etambutol),
migrain, tumor otak
Sumber : AAO
Hypertension or high blood pressure leads to many
changes in the blood vessels of the body. These same
changes in blood vessels affect the eyes in many ways. It
can cause the following problems in the eye:
• Hypertensive retinopathy
• Macroaneurysms
• Branch retinal vein occlusion (BRVO)
• Vitreous hemorrhage
• Optic nerve involvement
• Involvement of the nerves supplying the eye muscles,
leading to temporary paralysis or weakness of these
muscles.
Blood and thunder retina
Pilihan lainnya
• A. Glaukoma  mata tidak tenang
• B. Perdarahan retina
• C. Ablasio retina  tertutup tirai, riwayat miopia
• D. Retinopati diabetik  HbA1C normal, kesan tidak DM.
Retinopati diabetik fase proliferatif akhir dapat
menyebabkan perdarahan vitreus.
• E. Katarak  lensa keruh
Jadi, jawabannya adalah
B. Perdarahan retina
34
An. Icak, usia 7 tahun, datang dengan keluhan kedua
mata merah dan terasa gatal sejak 3 hari. Pasien juga
sering dan saat ini sedang mengalami batuk dan pilek.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar
getah bening. Tidak ada penurunan tajam penglihatan.
Apa kemungkinan diagnosis pasien ini?
A. Keratitis viral
B. Ulkus kornea
C. Konjungtivitis viral
D. Konjungtivitis bakterial
E. Keratokonjungtivitis fungal
34. C. Konjungtivitis viral
• Keywords :
• Anak 7 tahun
• Kedua mata merah dan gatal, sejak 3 ari
• Batuk pilek +
• Pembesaran KGB
• Visus baik
• Apa diagnosa pasien?
• Dengan riwayat pembesaran KGB, dicurigai ke arah konjungtivitis
viral (sebelumnya disertai dengan ISPA)
Jadi, jawabannya adalah
C. Konjungtivitis viral
35
An. Teo usia 10 tahun tidak dapat melirik ke arah bagian
bawah hidung semenjak lahir. Saraf kranial manakah
yang mengalami kerusakan pada pasien tersebut?
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. VI
35. D. IV
• Keywords :
• Mata tidak dapat melirik ke arah hidung bagian bawah sedari lahir
• Nervus yang terganggu?
Otot Gerak Mata & Inervasinya
Jadi, jawabannya adalah
D. IV
36
Tn. Fauzi, 60 tahun datang dengan keluhan pandangan
kabur sejak 3 tahun lalu. Didapati VOD 20/60, VOS 3/60.
Kekeruhan pada lensa (+/+). Pemeriksaan funduskopi
tidak dapat melihat segmen posterior, kesan keruh.
Terdapat riwayat DM dan hipertensi. Apa diagnosis pasien
yang paling mungkin?
A. OD dan OS uveitis anterior
B. OD dan OS glaukoma kronik
C. OD katarak matur, OS katarak imatur
D. OD katarak imatur, OS katarak matur
E. OD katarak hipermatur, OS katarak imatur
36. D. OD Katarak imatur, OS Katarak matur
• Keywords :
• VOD 20/60, VOS 3/30.
• Kekeruhan pada lensa (+/+).
• Pemeriksaan funduskopi tidak dapat melihat segmen posterior
• Riwayat DM dan hipertensi +

• Apa diagnosa pasien?


  Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa jatuh
Shadow test Positif Negatif Pseudopositif
Visus > 6/60 < 6/60 <6/60
Jadi, jawabannya adalah
D. OD Katarak imatur, OS Katarak
matur
37
An. Cikoh, usia 11 tahun, datang dengan keluhan mata
merah dan pandangan kabur sejak 3 hari. Sebelumnya
pasien bermain di ladang dan mata sempat tergores
ranting tanaman. Apa kemungkinan diagnosis pasien?
A. Konjungtivitis fungal
B. Konjungtivitis bakterial
C. Konjungtivitis vernal
D. Keratitis bakterial
E. Keratitis fungal
37. E. Keratitis fungal
• Keywords :
• Keluhan mata merah dan pandangan kabur sejak 3 hari.
• Mata sempat tergores ranting tanaman.
• Didapati nanah yang berkumpul di dalam COA
• Apa diagnosa pasien?
Terapi Keratitis

Kanski JJ. Clinical Ophtalmology: a systematic approach 7th ed. USA: Elsevier. 2011
Jadi, jawabannya adalah
E. Keratitis fungal
38
Tn. Patrick, usia 77 tahun datang dengan keluhan
penurunan pendengaran sejak berusia 2 tahun. Pasien
mengeluh kesulitan mendengar terutama di suasana yang
ramai. Setelah dilakukan pemeriksaan audiometri,
didapati hasil batas baik air maupun bone Conduction >40
dB. Tidak didapati perbedaan antara air dan bone
Conduction. Apa diagnosis pasien berdasarkan hasil
audiometri tersebut?
A. Tuli konduksi
B. Tuli sensorineural
C. Tuli campuran
D. OMA
E. OMSK
38. B. Tuli Sensorineural
• Keywords :
• Audiometri, didapati hasil Air dan Bone Conduction >40 dB
• Apa diagnosa pasien?
UDIOGRAM www.audiologyawareness.com

Paling kiri : tuli sensorineural


Tengah : tuli konduktif
Paling kanan : tuli campuran
Interpretasi Audiogram
• Tuli sensorineural : Bone dan air conduction cenderung
normal pada frekuensi rendah, kemudian grafik turun
pada frekuensi tinggi.
• Tuli konduktif : Bone conduction dalam batas normal,
sedangkan air conduction turun pada seluruh frekuensi.
Ini yang disebut air-bone gap.
• Tuli campuran : Bone dan air conduction keduanya turun,
terutama pada frekuensi tinggi dan terdapat air-bone gap.
Jadi, jawabannya adalah
B. Tuli Sensorineural
39
Ny. Vindy, usia 55 tahun datang dengan keluhan
penurunan pendengaran. Ia juga mengeluhkan adanya
gangguan keseimbangan dan bunyi berdenging pada
telinga. Dari pemeriksaan fisik telinga didapati semua
pemeriksaan dalam batas normal. Apa kemungkinan
diagnosis pasien?
A. BPPV
B. Presbikusis
C. OMA
D. OME
E. Meniere Disease
39. E. Meniere Disease
• Keywords :
• Gangguan keseimbangan (vertigo)
• Tinitus
• Penurunan pendengaran

• Apa diagnosa pasien?


Meniere Disease
• Disebabkan karena hidrops endolimfe (kelebihan tekanan
hidraulik dalam sistem endolimfatik) di telinga dalam.
• Gejala :
(1) Penurunan pendengaran,
(2) Vertigo episodik, termasuk adanya nistagmus
(3) Tinnitus
(4) Rasa penuh pada telinga

Medscape
Pemeriksaan Penunjang
• Audiometry  menilai penurunan pendengaran
• Brainstem auditory evoked potentials  jarang
dilakukan
• Electrocochleography (ECOG)  menilai
peningkatan tekanan endolimfe
• Otoscopy  menyingkirkan DD lain
• Caloric testing/electronystagmography (ENG) 
menilai nistagmus

Medscape
Pengobatan
• Vestibulosuppresan (Dimenhidrinat, Scopolamin,
Metoclopramid)
• Steroid (Prednison)
• Diuretic ( HCT, Acetazolamid)

Medscape
Jadi, jawabannya adalah
E. Meniere Disease
40
Ny. Lisa, usia 33 tahun, datang dengan keluhan keluarnya
cairan kuning pada telinga kanan. Pasien juga
mengeluhkan adanya batuk pilek sekitar 3 hari lalu.
Keluhan serupa pernah dialami pasien sekitar 3 tahun
yang lalu, dan pasien tidak berobat secara sempurna.
Pada pemeriksaan telinga didapati perforasi membran
timpani ukuran 15 mm di sentral. Tidak didapati gambaran
massa di kavum timpani. Apa diagnosis pasien?
A. OMA
B. OME
C. OE sirkumskripta
D. OMSK benigna
E. OMSK maligna
40. D. OMSK benigna
• Keywords :
• Keluar cairan kuning dari telinga
• Batuk pilek 3 hari
• Pernah mengalami serupa 3 tahun yang lalu, tida berobat
sempurna
• Perfoasi membran timpani sentral
• Apa diagnosa pasien?
Otitis Media Supuratif Kronis
• OMSK  OMA yang gagal resolusi (dicetuskan infeksi pseudomonas)
• Tampilan klinis : Membran timpani perforasi, sekret keluar terus sampai
di atas 6 minggu.
• tipe benigna: kolesteatoma (-). Perforasi sentral. Dapat aktif/eksaserbasi atau
tipe tenang (asimptomatik)
• tipe maligna: kolesteatoma (+). Perforasi marginal/atik komplikasi ke
jaringan sekitar defisit neurologis
• Penunjang : CT-Scan bila dicurigai ada komplikasi
• Tatalaksana :
• Benigna : Tetes telinga antibiotik, ear toilet (H2O2 3% selama 3-5 hari), dan
kauterisasi bila ada jaringan granulasi
• Maligna : Operasi eradikasi kolesteatoma +timpanoplasti/miringoplasti
SEKILAS MATERI

STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA

OKLUSI: Retraksi membran timpani Tetes hidung (efedrin hcl 0.5%)

HIPEREMIS: membran timpani hiperemis + Antibiotik + tetes hidung + analgetik +


edema miringotomi

SUPURASI: BULGING + SANGAT NYERI Antibiotik + miringotomi

PERFORASI: membran timpani RUPTUR, pasien


Antibiotik + cuci dengan H2O2 3% (3-5 hari)
merasa ‘sembuh’ karena nyeri berkurang

RESOLUSI: membran timpani menutup. Resolusi


gagal jadi otitis media supuratif kronik (OMSK) > 6 antibiotik
minggu
Jadi, jawabannya adalah
D. OMSK benigna
41
An. Paskalis, usia 8 tahun datang dengan keluhan nyeri di
belakang telinga. Pasien mengeluh sering batuk pilek
sejak usia 2 tahun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
sekret pada liang telinga, membran timpani tidak dapat
dinilai. Terdapat kesan hiperemis di daerah belakang
telinga, fluktuasi (-), nyeri tekan (+). Apa kemungkinan
diagnosis pasien?
A. Parotitis
B. Abses pre-aurikuler
C. Mastoiditis
D. Perikondritis
E. Abses post-aurikuler
41. C. Mastoiditis
• Keywords :
• Nyeri belakang telinga, merah, nyeri tekan, fluktuasi (-)
• Riwayat sering batuk pilek
• Liang telinga penuh sekret

• Apa diagnosa pasien?


Mastoiditis
• Komplikasi dari OMA/OMSK
• Nyeri belakang telinga, tanda radang(+), daun telinga
terdorong keluar.
• Diagnosis : CT/ Schuller
• Lateral: menilai sinus sphenoid
• Schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus eksternus,
TMJ
Komplikasi Mastoiditis
• Posterior extension to the sigmoid sinus (causing
thrombosis)
• Posterior extension to the occipital bone to create an
osteomyelitis of calvaria or a Citelli abscess
• Superior extension to the posterior cranial fossa,
subdural space, and meninges
• Anterior extension to the zygomatic root
• Lateral extension to form a subperiosteal abscess
• Inferior extension to form a Bezold abscess
• Medial extension to the petrous apex
• Intratemporal involvement of the facial nerve and/or
labyrinth
Medscape
Jadi, jawabannya adalah
C. Mastoiditis
42
Tn. Demus, usia 55 tahun, datang dengan keluhan pada
pendengarannya. Dokter kemudian melakukan tes
audiometri dan didapati hasil batas BC adalah 10 dB dan
batas AC adalah 45 dB. Apa kemungkinan diagnosis
pasien berdasarkan hasil audiometrinya?
A. Tuli sensorineural ringan
B. Tuli sensorineural sedang
C. Tuli sensorineural berat
D. Tuli konduktif ringan
E. Tuli konduktif sedang
42. E. Tuli konduktif sedang
• Keywords :
• Audiometri BC 10 dB dan AC 45 dB

• Apa diagnosa pasien?


UDIOGRAM www.audiologyawareness.com

Paling kiri : tuli sensorineural


Tengah : tuli konduktif
Paling kanan : tuli campuran
Jadi, jawabannya adalah
E. Tuli konduktif sedang
43
An. Agrita, usia 14 tahun, datang dengan keluhan
mimisan yang berhenti setelah 15 menit. Keluhan lainnya
berupa hidung sering tersumbat. Riwayat sering mimisan
(+). Pada pemeriksaan fisik didapati benjolan di rongga
hidung dengan konsistensi kenyal, berwarna putih
keabuan, bekuan darah (+). Setelah dilakukan biopsi
didapatkan hasil proliferasi dari jaringan kolagen dan
pembuluh darah, diferensiasi masih baik. Apa
kemungkinan diagnosis pasien?
A. Karsinoma nasofaring
B. Polip nasi
C. Hipertrofi konka
D. Septum deviasi
E. Angiofibroma nasofaring belia
43. E. Angiofibroma Belia
• Keywords :
• 14 tahun, keluhan mimisan
• Riwayat sering mimisan (+).
• Benjolan di rongga hidung dengan konsistensi kenyal, berwarna
putih keabuan, blood clot (+).
• Biopsi didapati proliferatif dari jaringan kolagen dan pembuluh
darah, diferensiasi masih baik
• Apa diagnosa pasien?
Juvenile Angiofibroma
• Sering pada dekade 2 kehidupan
• Massa pada rongga hidung, mudah sekali berdarah.
• Tumor jinak, metastase (-)
• Diagnosis : CT scan
• Biopsi : proliferatif dari
vaskular(tanduk rusa)
dan kolagen
Jadi, jawabannya adalah
E. Angiofibroma Belia
44
An. Kodok, usia 7 tahun, datang dengan keluhan nyeri
menelan sejak 4 hari. Saat pemeriksaan didapati tonsil
T2/T3 dengan permukaan tertutup jaringan putih. Dengan
pemeriksaan mikroskopis lebih lanjut, didapati jaringan
putih tersebut terussun atas banyak hifa. Apa
kemungkinan diagnosis pasien?
A. Tonsilitis bakterial
B. Tonsilitis viral
C. Tonsilitis fungal
D. Tonsilitis difteri
E. Tuberkulosis
44. C. Tonsilitis Fungal
• Keywords :
• Nyeri menelan sejak 4 hari
• Tonsil T2/T3 dengan permukaan tertutup jaringan putih.
• Pemeriksaan mikroskopis didapati banyak hifa
• Apa diagnosa pasien?
Keratitis Fungal
• Klinis seperti tonsilitis akut
• Sangat rekuren, pada imunokompromise
• Tonsil tertutup hifa berwarna putih
• Diagnosis pasti menggunakan biopsi
• Tatalaksana :
Candistatin drop
• A. Tonsilitis bakterial  centor criteria
• B. Tonsilitis viral  hiperemis, detritus (-)
• C. Tonsilitis fungal
• D. Tonsilitis difteri  selaput putih, cepat menyebar dan
menutup jalan nafas, bullneck
• E. Tuberkulosis
Jadi, jawabannya adalah
C. Tonsilitis Fungal
45
An. Tuna, usia 5 tahun, datang dengan keluhan
penurunan nafsu makan sejak 3 hari. Suhu 38,6oC, Nadi
80x, RR 20x. Pada pemeriksaan fisik didapati tonsil T3/T3
hiperemis, detritus (+) memenuhi kripta sehingga
menyerupai aliran sungai. Apa tatalaksana yang tepat?
A. Operasi + antibiotik
B. Operasi + antipiretik
C. Antiviral + antipiretik
D. Antibiotik + antipiretik
E. Antiviral + antiinflamasi
45. D. Antibiotik + Antiinflamasi
• Keywords :
• Penurunan nafsu makan
• Suhu 38,6oC
• Tonsil T3/T3 hiperemis, detritus (+) memenuhi kripta sehingga
menyerupai aliran sungai

• Diagnosa : Tonsilitis lakunaris


• Apa terapinya?
  Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik

Etiologi EBV atau streptococcus β Streptococcus β hemolitikus, dengan


hemolitikus risk factor: perokok berat, higien
mulut, makanan tertentu, pengaruh
cuaca, kelelahan fisik, pengoabtan
tonsilitis akut yang inadekuat

Gejala nyeri tenggorokan, odinofagia, Mengganjal ditenggorokan, rasa


demam, lesu, nyeri sendi, otalgia kering, napas berbau
PF Tonsil bengkak, hiperemis, detritus Tonsil membesar, permukaan tidak
(leukosit PMN): folikel/lakuna, rata, kriptus melebar, kripti yang terisi
membran semu, KGB Submandibula detritus
teraba, nyeri tekan (+)
Terapi Viral: istirahat, minum cukup, Menjaga higien mulut, tonsilektomi
analgetik or antivirus jika berat. jika: infeksi berulang, gejala
Bakteri: penisilin, eritromisin, sumbatan, curiga neoplasma
antipiretik, antiinflamasi, dan obat
kumur.
Tonsilitis lakunaris
• Gejala dan tanda klinis:
• Sering disebabkan bakteri
• Demam
• Disfagia
• Tonsil hiperemis
• Terdapat detritus yang mem-
bentuk alur-alur
American Academy of Otolaryngology, Head
and Neck Surgery Guidelines 2011
Pilihan lainnya
• A. Operasi + antibiotik  indikasi operasi (-), kondisi akut
tidak dianjurkan operasi
• B. Operasi + antipiretik  Pasien tidak febris, belum tepat
diberikan antipiretik
• C. Antiviral + antipiretik  tidak perlu antiviral
• D. Antibiotik + antipiretik
• E. Antiviral + antiinflamasi
Jadi, jawabannya adalah
D. Antibiotik + Antiinflamasi
46
An. Melisa, usia 14 tahun, datang dengan keluhan nyeri
pada daun telinga sejak 2 hari lalu. Sebelumnya telinga
pasien baru saja ditindik. Pemeriksaan fisik didapati daun
telinga hiperemis, edema, nyeri tekan, kesan fluktuasi (-).
Apa diagnosis pasien yang paling mungkin?
A. Pseudokista
B. Perikondritis
C. Hematoma aurikuler
D. Abses aurikuler
E. Fistula aurikuler
46. B. Perikondritis
• Keywords :
• Nyeri daun telinga, daun telinga merah, nyeri tekan, edema,
fluktuasi (-)
• Riwayat habis ditindik

• Apa diagnosa pasien?


Perikondritis  Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun
telinga. Inflamasi lama merusak tulang rawan
telinga. Faktor risiko : trauma, gigitan
serangga, luka bakar, menindik telinga pada
tulang rawan.
Komplikasi : telinga kisut (cauliflower ear)

KOMPLIKASI

MEDSCAPE
Pseudokista

• Benjolan di daun telinga disebabkan oleh kumpulan cairan


kekuningan di antara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga
• Tidak nyeri, tidak diketahui penyebabnya
• Tatalaksana: keluarkan cairan secara steril (mencegah perikondritis)
 balut tekan dengan gips 1 minggu (untuk melekatkan
perikondrium ke tulang rawan)
Hematoma aurikuler
• Penyebab : trauma
• Penumpukan bekuan darah pada perikondrium telinga
• Perlu aspirasi , bila tindakan ini tidak steril berisiko
perikondritis.
Pilihan lainnya
• A. Pseudokista  tanda radang (-)
• B. Perikondritis
• C. Hematoma aurikuler  riwayat trauma (+) tanpa port
de entree
• D. Abses aurikuler  fluktuasi (+)
• E. Fistul aurikuler  lubang pada daun telinga, bila di
pencet akan keluar nanah
Jadi, jawabannya adalah
B. Perikondritis
47
Dalam fisiologi pendengaran, setelah gelombang suara
menggetarkan membran timpani, kemudian akan
menggetarkan tulang pendengaran. Bagaimana urutan
hantaran gelombang suara melalui tulang pendengaran
yang benar?
A. Maleus, incus, stapes
B. Maleus, stapes, incus
C. Stapes, maleus, incus
D. Stapes, incus, maleus
E. Incus, maleus, stapes
47. A. Maleus Incus Stapes
• Urutan tulang pendengaran
Jadi, jawabannya adalah
A. Melaeus, incus, stapes
48
Ny. Stacia, usia 44 tahun, datang marah-marah ke dokter
keluarganya. Pasien mengeluh hidung sering tersumbat
padahal hampir tiap hari ia menggunakan obat semprot
pelega hidung tersumbat yang diberikan oleh dokter. Kini,
keluhan hidung tersumbat dan pilek tidak berkurang meski
hidungnya sudah disemprot berulang kali. Apa
kemungkinan diagnosis pasien?
A. Rhinitis vasomotor
B. Rhinitis medikamentosa
C. Rhinitis akut
D. Rhinitis alergi
E. Rhinitis atrofi
48. B. Rhinitis medikamentosa
• Keywords :
• Keluhan hidung tersumbat dan pilek
• Sering menggunakan obat semprot hidung
• PF hidung dalam batas normal

• Apa diagnosa pasien?


Rinitis Medikamentosa
• Gangguan respon normal vasomotor hidung akibat
pemakaian vasokonstriktor topikal lama dan berlebihan
• Gejala
• Hidung tersumbat terus menerus
• Edema / hipertrofi konka, tidak berkurang dengan tampon
adrenalin
• Tatalaksana:
• Hentikan pemakaian vasokonstriktor
• Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek lalu tapering-off
• Dekongestan oral
Rinitis vasomotor
• Keadaan idiopatik
• Dicetuskan rangsangan non-spesifik
• Pencetus non-alergik. eklusi alergik bisa dengan
pemeriksaan ige total
• Pencetus: bau tertentu (rokok, parfum, cat, tinta),
makanan pedas, bahkan cahaya silau
• Gejala klinis
• Hidung tersumbat bergantian sesuai posisi,
• Sekret mukoid / serosa
• Golongan
• Bersin
• Rinore
• Tersumbat
• Terapi:
• Hindari stimulus
• Pengobatan simptomatis
• Golongan bersin  antihistamin, glukokortikosteroid topikal
• Golongan rinore  antikolinergik topikal
• Golongan tersumbat  glukokortikosteroid topikal, vasokonstriktor oral
• Operasi
• Neurektomi N. vidianus
Jadi, jawabannya adalah
B. Rhinitis Medikamentosa
49
An. Berlian, usia 8 tahun, datang ke UGD dengan keluhan
mimisan sejak 1 menit lalu. Mimisan sering terjadi
terutama saat cuaca sedang panas. Pasien tidak
mengeluhkan adanya darah yang tertelan. Tanda vital
masih dalam batas normal. Apa yang perlu dilakukan
pertama-tama untuk mengatasi masalah ini?
A. Pasang oksigen
B. Tampon anterior
C. AgNO3
D. Penekanan cuping hidung
E. Tampon efedrin
49. D. Penekanan Cuping Hidung
• Keywords :
• Anak 8 tahun
• Mimisan 1 menit
• Tidak ada darah yang mengalir ke faring

• Bagaimana tatalaksana awal?


Jadi, jawabannya adalah
D. Penekanan Cuping Hidung
50
An. Baik, usia 11 tahun, datang dengan keluhan sering
bersin dan hidung meler sejak 2 hari ini. Keluhan
dirasakan memberat pada pagi hari. Tidak didapati
riwayat alergi pada pasien dan keluarganya. Pasien
belum pernah mengobati keluhan tersebut sebelumnya.
Pada pemeriksaan rinoskopi didapati mukosa edema dan
berwarna kemerahan. Apa kemungkinan diagnosis
pasien?
A. Rhinitis kronik
B. Rhinitis akut
C. Rhinitis alergi
D. Rhinitis medikamentosa
E. Rhinitis vasomotor
50. B. Rhinitis Akut
• Keywords :
• Keluhan sering bersin dan hidung meler sejak 2 hari ini.
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat berobat (-)
• Mukosa edema, kemerahan
• Apa diagnosa pasien?
Rhinitis Akut
• Infeksi akut
• Gejala khas infeksi
• Konka edema
• Mukosa eritema
• Sekret +
• Demam +
• Gejala sistemik
(flu-like syndrome)

Bedakan dengan Rhinitis Alergi, mukosa hidung


pucat
Jadi, jawabannya adalah
B. Rhinitis Akut

Anda mungkin juga menyukai