Anda di halaman 1dari 96

PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Oleh:
Dr. M.Rahayu MKes

Lab./SMF Neurologi
FKUB/RSSA
Malang
PENDAHULUAN
Meskipun penemuan alat diagnostik modern >>

Computerized Tomography Scan ( CT Scan )

Magnetic Resonance Imaging ( MRI )

Electromyography ( EMG ) dll

Menegakkan diagnosis dengan dasar pemeriksaan


klinis  tetap penting

Menegakkan diagnosis (Dx)


berdasar atas kumpulan gejala & tanda
yg ditemukan
PRINSIP DIAGNOSIS NEUROLOGI
1. Dengarkan anamnesa dengan cermat
2. Buat hipotesis :
dasar : KELUHAN yang diutarakan pasien 
MENDUGA letak lesi secara anatomis.
Hipestesia jari 1,2,3 ½ Volar
Parese Flexor Jari 123
Atropi THENAR , “ Ape hand “

N. MEDIANUS
3. Memeriksa pasien
- mencari data subjektif ( anamnese)
- mencari data objektif ( pem fisik, penunjang )
dengan dasar hipotesis tsb
4. Bila lesi anatomis telah di rumuskan  proses
patologis paling sering terjadi pada lesi tsb
- kongenital, vaskuler, infeksi, inflamasi,
- tumor, trauma, degenerasi
5. Menentukan apakah pemeriksaan penting untuk
menyokong diagnosis patologis
6. Merencanakan manajemen
7. Menginformasikan kepada pasien ttg kesimpulan
pemeriksaan dan rencana manajemen
PEMERIKSAAN NEUROLOGIK
Terdiri dr pemeriksaan :
1. Anamnesa
2. Status generalis
3. Kesadaran
4. Meningeal sign
5. Saraf otak
6. Sistem motorik
7. Sistem sensorik
8. Refleks-refleks fisiologis
9. Refleks-refleks patologis.
10. Sistem saraf otonomic
11. Columna vertebralis
12. Fungsi serebelum.
PEMERIKSAAN KLINIS NEUROLOGIS
Kesan Umum
Anamnesa
60 – 75 %
Pemeriksaan
20 – 30 %
Laborat
10%

DIAGNOSA :
• Klinis
• Topis
• Etiologis
• Sekunder

PERWATAN + PENGOBATAN
3
REHABILITASI
Langkah langkah penting dalam anamnesis
1. Beri salam pasien, memperkenalkan diri
2. Membuat pasien tidak canggung dengan cara menanyai
hal-hal ringan
3. Identifikasi pasien dengan cara yang sesuai
4. Menanyakan keluhan pasien yg menyebabkan ia datang ke
dokter
5. Menanyakan bagaimana riwayat sakit
6. Menanyakan sakit sebelumnya, riwayat keluarga,
pekerjaan, kebiasaan yg terkait dengan sakitnya sekarang
7. Memastikan bahwa semua informasi yg diperlukan telah
diperoleh dengan akurat
KETRAMPILAN KOMUNIKASI ANTAR INDIVIDU /
INTERVIEW : 4 KATAGORI
I. Membina hubungan baik dengan pasien
II. Memakai tehnik non verbal
III. Menjalankan interview
IV. Memberi support pasien

MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN PASIEN


Dokter dan pasien bekerjasama dalam mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah pasien
Tehnik membina hub baik :
Ad 1. Membina hub baik
a. Dokter berpakaian rapi
b. Memberi salam
c. Melakukan anamnesis di tempat dimana privacy
pasien terjaga
d. Perhatikan perbedaan umur / seks dalam wawancara
e. Memperkenalkan diri, jelaskan peran anda, dan
maksud interview
f. Mempergunakan kata-kata yang dapat dimengerti
pasien, hindari istilah medik
g. Sadari peran anda sebagai dokter
h. Tunjukkan anda menghargai pasien, kelg dan
pendapatnya
Ad. 2 Memakai tehnik non verbal
Non verbal adalah cara berkomunikasi dan mendapat
informasi tanpa berbicara.
a. Dengarkan baik baik. Selain apa yang diucapkan,
juga perhatikan bagaimana ia mengucapkan. Beri
kesempatan pasien banyak bicara
b. Perhatikan perilaku pasien, bagaimana bereaksi
terhadap pertanyaan, perhatikan bagaimana perasaan
pasien terhadap masalahnya
c. Perhatikan juga diri anda ; pasien juga
memperhatikan anda; bila anda tersinggung atau
marah ; pasien tidak enak.
Ad. 3 Menjalankan interview
a. Duduk berhadapan, tatapan mata yang langsung
akan dirasakan pasien bahwa anda
memperhatikannya
b. Doronglah pasien menjelaskan masalahnya dengan
kata katanya sendiri. Pada awal interview,
usahakan pasien menceritakan kisahnya sendiri
c. Pertanyaan langsung baru dikemukakan setelah
pasien menjelaskan dengan kata katanya sendiri.
Bial pertanyaan terlalu dini , mungkin pasien
hanya akan menunggu pertanyaan berikutnya.
d. Jangan memutus pembicaraan pasien. Dengarkan
baik baik, anggukkan kepala, pergunakan ekspressi
tertarik.
d. Dengarkan pertanyaan penting ( ucapan kunci),
arahkan pasien dengan mengulang kata penting
sebagai pertanyaan. Misalnya :
Pasien : ‘ saya sulit tidur pada malam hari’
Dokter : ‘ anda sulit tidur waktu malam’ ?
Kesan : anda tertarik untuk mendengarkan lebih
lanjut masalah tersebut.
e. Buat catatan singkat. Jangan terlalu lama
menulis yang menyebabkan pasien merasa tidak
diperhatikan.
f. Pakai bahan referensi / petunjuk
Ad. 4 Memberi support pasien
- Menunjukkan bahwa anda mengerti apa yang ia
katakan dan tertarik untuk menolongnya.
- Anda dapat menunjukkan support anda dengan apa
yang anda katakan dan anda lakukan
7W
ANAMNESA Identitas
Who ?
7 PERTANYAAN Riwayat Pribadi
SIAPA?
SISTEMATIS TERARAH Riwayat Penyakit dulu
Riwayat Keluarga What ?
APA ?

GEJALA Keluhan utama How ?


+ BAGaiMANA ?
TANDA
Where ?
Akut  jam DIMANA?
Sub Akut  hari
Sub Chronis  mgg When ?
HETERO Ax
Chronis  bln KAPAN ?

What ?
AUTO Ax
AKIBATNYA?

Why ?
PENYEBAB / ETIOLOGI MENGAPA ?
5
KATA KUNCI ANAMNESA NYERI KEPALA
CLASSIC COMMON CLUSTER TENSION
MIGRAIN MIGRAIN HEADAChE HEADACHE

ONSET Akut Akut Akut,spt di Pelan2,spt


cekot2 cekot2 bor, sekitar diikat
mata -tumpul
LAMA jam- 1 hr Lebih lama 10 mnt- 2 Jam - hari

Frekwen Periodik Periodik Periodik Tiap hari


si bbrp x/bln (premenstr

Prodrom skotoma,G kabur (-) (-)


al x pengliht

Gjl GIT : mual, (-) Muka (-)


ikutan muntah sembab,lak
rimasi,
rhinorhoea
Lokalisa sesisi Macam- sesisi Tengkuk,
si macam pelipis,da
hi
DIAGNOSA ?

DIAGNOSA :
1. KLINIS
2. TOPIS (letak lesi )
3. ETIOLOGIS (penyebab )
4. DIAGNOSA BANDING
5. DIAGNOSA SEKUNDER

Contoh :

Dx klinis : Chronic cephalgi


Dx topis : Otot-otot kepala dan leher
Dx Etiologis : Tension Headache

9
STATUS GENERALIS
Kesan umum : Gizi , Hygiene :
Vital sign Tensi…mmHg, Nadi…..x/mnt; regular /tdk
Suhu ... C , Respiration rate (RR) ..x/mnt
Type pernafasan
Kepala : anemi ada/tidak ; icteric ada/ tidak
Leher : carotid bruit
Thorax : Cor (jantung) , pulmo (paru ):
Abdomen : bising usus (normal/ tdk); Hepar
(ukuran,konsistensi), Lien ( pembesaran ada/tdk)
Ekstremitas : edem
Tipe Pernafasan 31
Bila massa didalam otak mendorong
kesamping/kebawah  Herniasi uncal  tipe
pernafasan berbentuk khas

HERNIASI OTAK
Tipe UNCAL
ARA
S
Perubahan POLA Pernafasan 34
HERNIASI OTAK Type
UNCAL

APNEU
KESAN UMUM
KESADARAN
SIKAP
PEMBICARAAN
BENTUK +
GAYA JALAN TUBUH BERBAHASA

FUNGSI
BENTUK, LUHUR
EKSPRESI WAJAH

TANDA
&
GEJALA
?

4
KESADARAN
I. Kualitas Kesadaran ( Ilmu Jiwa )
II. Derajat Kesadaran :
GCS = Glasgow Coma Scale

Pemeriksaan Derajat KESADARAN


= GCS ( Glasgow coma scale )

Tehnik : 1. Inspeksi  apakah ada gerak/bicara spontan ?


2. Bila tidak spontan  beri perintah /pertanyaan
3. Bila tidak respon  berikan rangsang NYERI :
tekan kuku jari sekuatnya dengan pensil
atau tekan supraorbita
11
SKALA GCS Lama 19

I. BUKA MATA SKOR


• Compos Mentis
 Spontan 4
GCS : 15
 Dengan Perintah 3
 Dengan Rangsang Nyeri 2
 Tidak dapat 1 • Somnolen
II. BICARA GCS : 12 – 14
 Spontan + Lengkap + Baik 5
 Binggung/Disorientasi/kacau 4
 Tidak sesuai/satu kata 3 • Stupor
 Suara tanpa arti 2 GCS : 8 –11
 Tak ada suara 1
III. GERAK MOTOR
 Ikuti Perintah 6 • Sopor /
 Melokalisasi nyeri 5 Semi Koma
 Nyeri  Mengelak simple 4 GCS : 4 – 7
 Decorticate R  Fleksi 3
 Decerebrate R Ekstensi 2
 Tak ada gerakan 1 • Coma
GCS : 111 = 3
20

14
23
MACAM PENURUNAN KESADARAN/
KOMA

1. KOMA Kortikal Bi Hemisfer :


 Gangguan fungsi
 Lesi Struktural

• Vascular general Ki Ka
• Hipoksia-anoksia
• Metabolit / Toxic
• Elektrolit
• Demam tinggi
• Ensefalitis / Meningitis
2. KOMA Diensefalic  Proses Desak Ruang 24

 Supra Tentorial

Gangguan ARAS

 Infra Tentorial
• CVA Bleeding
• Tumor
• Abscess
• Epidural B
• Sub Epidural B
• Edema Otak
• Hidrosefalus
•Contusio S

3. Kombinasi ARAS + Kortek Bihemisfer


Pemeriksaan MENINGEAL SIGN
Macam :1. Kaku kuduk
2. Kernig
3. Brudzinski I / Leher
4. Brudzinski II / Tungkai

(+) pada 1. Meningitis


2. Meningoencephalitis
3. CVA SAH (Subarachnoid hemorrhage)

19
KAKU KUDUK
• CARA :
– Tangan kanan pemeriksa ditempatkan
di bawah kepala penderita (Px )yg
berbaring, tangan kiri di dada Px.
– Kepala Px di gelengkan ke kiri kanan
– Kemudian kepala Px difleksi kan
• Interpretasi :
Disebut positif apabila :
- Dagu tdk dapat menyentuh dada
- Ada tahanan
- Dada ikut terangkat
KAKU KUDUK

KONTRAINDIKASI : FRAKTUR CERVICAL


TANDA Tek intrakranial /
herniasi 23
2. Tanda KERNIG :
- Px tidur telentang
- Flexikan sendi panggul & Lutut 90 O
- Mendadak tungkai diluruskan

Positip (+) :
- Ada tahanan gerakan dan nyeri
- Sudut di lutut tidak mencapai 135 O

26
2. Tanda BRUDZINSKI Leher ( I ) :

- Px tidur telentang, tanpa bantal


- Flexikan kepala mendadak

Positip (+) :
- Kedua Tungkai flexi

21
Tanda Brudzinski I / Leher

22
Tanda Brudzinski I / Leher

23
3. Tanda BRUDZINSKI Tungkai ( II ) :
- Px tidur telentang
- Flexikan salah satu tungkai pd sendi panggul &
lutut maksimal
Positip (+) :
-Tungkai kontralateral :
flexi

24
Pemeriksaan MOTORIS
Lingkup : 1. INSPEKSI Jalan , Sikap , Atropi dll
2. TONUS
3. KEKUATAN
4. KOORDINASI

Alat & Persiapan :


- Informasi pemeriksaan
- Perhatikan Dermatome otot

21
Pemeriksaan MOTORIS
1. INSPEKSI : Jalan , Sikap , Atropi , Involunter
a. Jalan : - Hemiplegi gait
- Parkinson gait
b. Sikap : - Drop hand - Claw hand
- Drop foot - Ape hand
- Wajah topeng
c. Involuntary : - Tremor
- Kejang tonik / klonik / mioklonik
- Tics
d. Atropi / Hipertrophy / Pseudohipertrophy

22
Hipestesia jari 123 ½ Volar Hipestesia Jari 45 Volar
Parese Flexor Jari 123 Parese Flexor jari 45
Atropi THENAR , “ Ape hand” Inter Ossei
Atropi Hipothenar
Lesi n.Medianus Lesi n. ulnaris 23
Hipestesia Dorsum tangan Hipestesia betis lateral
jari 123 dorsum kaki
Parese Extensor tangan Parese Extensor kaki
Extensor jari 123
Sikap Drop hand Sikap Drop Foot

Lesi n.Radialis Lesi n.Peroneus


25
AROPHI

PSEUDO HYPERTROPHI

Betis membesar pada DMP


DMP
27
DUCHENE
Gower’s sign

DMP
DUCHENE

28
Pemeriksaan MOTORIS
2. TONUS OTOT
a. Gerakan pasif semua sendi
b. Penderita relax / tidak melawan
c. Yang dicari tahanan gerakan
d. MACAM KELAINAN TONUS :

SPASTIS :
a. Fenomena PISAU LIPAT :
- Ada tahanan awal gerakan membuka/menutup
b. Fenomena PIPA TIMAH :
- Tahanan sepanjang gerakan

RIGIDITAS :
- Tahanan hilang timbul = coghwheel phenomen
29
2. KEKUATAN MOTORIS
Tehnik : 1. Perintahkan mengangkat ke dua tangan
(disusul angkat kedua kaki)
apabila ‘mampu mengangkat’  diberi tahanan
apabila ‘tdk mampu mengangkat’
diberi diminta menggerakkan otot sekuatnya
atau dirangsang nyeri
2. Dipilih kekuatan maksimal yg dicapai pendrt
PENILAIAN
5  Normal
4  Mampu angkat(melawan gravitasi), melawan tahanan
sedang ( parese)
3  Mampu angkat, segera jatuh kembali (parese)
Gravitasi
2  Tidak mampu mengangkat (melawan gravitasi)
Terdapat gerak sendi minimal (parese)
1  Terdapat gerak otot (parese)
0  Tidak ada gerakan (plegi)
34
Skema
Myotome
Cervical
C45

C71 C56
C6
C7
C67 C7
C8
T1 48
C56 C56

41
C6

C 7,8

44
L5 S12

53
L 45

S 12

55
PEMERIKSAAN REFLEK

4
57
REFLEK FISIOLOGIS
Alat & Tehnik :
Hammer Reflek
Perhatikan Sikap Px
Derajat :
+ 4  Meningkat jelas + klonus
+3  Meningkat jelas tanpa klonus
+2  NORMAL
+1  Menurun
--  Tidak ada reaksi
3
Reflek BICEPS duduk

• Ibujari kiri Dr. palpasi tendon Biceps


• Perkusi pd ibujari Dr.
• Ibujari Dr.merasakan kontraksi tendon Biceps 5
Reflek TRICEPS

Perkusi langsung Tendon Triceps 9


58
Reflek KNEE & ACHILLES Duduk

Perkusi langsung Tendon Quadriceps 16


21
Reflek ACHILLES duduk

Kaki Px di dorsum flexi maksimal  tendon tegang


Perkusi langsung Tendon Achilles
24
CLONUS Achilles

Kaki Px di dorsum flexi maksimal mendadak


 ditahan  mengikuti gerakan clonus
Reflek KULIT Dinding Perut 26

Kulit perut digores dgn alat yang runcing, arah


dari lateral ke medial, quadran atas / tengah / bwh
Umbilicus bergerak mendekati goresan
Reflek patologis
Babinski

Kulit plantar digores dgn alat yang runcing, arah


dari lateral kepangkal ibujari
(+) Ibujari Dorsum flexi ( harus ada )
jari2 lain dorsum & mengembang 28
30
Reflek Openheim

(+)

Kulit tibia digores dgn phalanx jari 2-3, arah


dari atas ke bawah
(+) Ibujari Dorsum flexi ( harus ada )
jari2 lain dorsum & mengembang
35
Reflek Hoffman

Tangan & jari ke2 di dorsum flexi


Kuku jari ke3 pend dijepit Ibujari & jari 2, jepitan
digoreskan dikuku kedistal  dilepas
(+) Folar flexi seluruh jari2 lainnya
38

Pemeriksaan SENSORIS
Alat & Tehnik :
1. Jarum bundel , Bulu / kapas , Tabung isi air
dingin 30 , panas 44, garpu tala 128 Hz
2. Informasi pemeriksaan
3. Perhatikan Gb. Dermatome
4. Bandingkan kiri -kanan, Proksimal & Distal
5. Gambarkan kelainan sensoris

Abnormal : Perhatikan ciri2 tiap lesi


39
40
41
LOKALISASI GANGGUAN SENSORIK 57
59
LOKALISASI GANGGUAN SENSORIK (1)
60
LOKALISASI GANGGUAN SENSORIK (1)
71

Pemeriksaan SENSORIS KHUSUS


Macam :
1. Lhermitte 7. Patrick
2. Valsalva 8. Kontra Patrick
3. Naffziger 9. Tinel
4. Lasseque 10. Phalen
5. Bragard 11. Nyeri Neuropatik
6. O’Connel
Kasus
Seorang wanita 50 tahun mengeluh kesemutan terus
menerus pada sepanjang lengan dan jari-jari tangan
kanan. Kesemutan semakin berat dan terasa sepeti
kena aliran listrik apabila penderita menengok kekanan
belakang.
Kesadaran GCS 456. Tidak ada kaku kuduk. Fungsi
saraf kranial 1-12 normal. Kekuatan otot lengan kanan
kiri normal, tungkai kanan-kiri normal. Lhermitte tes
(+). Refleks biceps dan triceps kanan kiri tidak
meningkat. Reflek patologis negatif.
Dx : Spondilosis cervicalis
Skema
Myotome
Cervical
C45

C71 C56
C6
C7
C67 C7
C8
T1 48
69
64
65
66
67
68
85
Tes Lhermitte Tes Distraksi
Kasus
Seorang laki-laki 45 tahun, ketika akan mengangkat
sekarung
(75kg) gula pada pinggangnya tiba-tiba bunyi “klek”,
terasa nyeri pada pinggang menjalar ke sepanjang
tungkai kanan. Setelah mendapat obat anti nyeri, nyeri
berkurang tetapi keesokan harinya nyeri kambuh lagi
disertai kesemutan dan tebal pada betis lateral kanan.
Penderita seringkali hampir terjatuh pada waktu berjalan
karena kelumpuhan dorsofleksi kaki (pedis) kanan. Reflek
platella normal, reflek achilles normal, reflek patologis
negatif. Laseque (+), Patrick (-), Kontra patrick (-),
Naffziger (+), Valsava (+).
Dx : Suspect Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Lumbal (L5)
77
Tes Lasseque

(+ ) : - Nyeri radikuler
- Sudut < 60
- Sebut dermatome ?
- Sebutkan sudutnya
Contoh :
Lasseque (+) L5 S1
41
79

Tes Bragard
(+ ) : - Nyeri radikuler
- Sudut < 60
- Sebut dermatome ?
- Sebutkan sudutnya
Contoh :
Bragard (-)
(+) L5
Tes Patrick
(+ ) : - Nyeri sendi Coxae
Contoh : Patrick (+)  artinya : Coxitis
(-)

81
82

Tes Kontra Patrick


(+ ) : - Nyeri sendi Coxae
Contoh : Patrick (+) – artinya : sacroilitis
82

Tes Kontra Patrick


(+ ) : - Nyeri sacroiliaca
Pada sacroilitis
(+ ) : - Nyeri radikuler
- Sebut dermatome ? Tes Naffziger
Contoh :
Naffziger (-)
(+) C5

84
58
3. KOORDINASI MOTORIS

/ Fungsi CEREBELLUM :
Fungsi Gangguan
1. Gerakan halus  Ataxia
2. Keseimbangan  Ataxia , Romberg (+)
3. Tepat jarak  Dysmetri
4. Gerak ritmik  Dysdiadokokinesia
5. Rem gerak  Rebound fenomena

59
KOORDINASI MOTORIK

Mata Terbuka diikuti


Tertutup

60
KOORDINASI MOTORIK

Mata Terbuka diikuti


Tertutup

61
KOORDINASI MOTORIK

62
KOORDINASI MOTORIK
Knee – heel – toe test

63
KOORDINASI MOTORIK

64
TUGAS
1. Sebutkan nama saraf otak ke 1 s/d 12 dan
fungsinya
2. Bagaimana cara pemeriksaan n.3,4,6 ?
Apabila n.6 kanan lumpuh  bagaimana
kedudukan bola mata pada waktu pend melihat
ke depan?
3. Apa saja yang diperiksa pada pemeriks n 5?
4. Apa saja yang diperiksa pada penderita herniasi
tingkat mesencephalon?
5. Apa perbedaan kelumpuhan n.7 perifer (setelah
keluar dari Pons) dengan kelumpuhan sentral ?

Anda mungkin juga menyukai