Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Fisik Paru (PF Toraks Anterior & Posterior)

1. Inspeksi
 Bentuk toraks anterior
 Pergerakan dada dalam keadaan statis & dinamis (simetris/tidak, dada
tertinggal/tidak)
 Keadaan sela iga
 Frekuensi nafas (normal: 12-18 kali/menit)
 Sifat pernafasan
 Ritme nafas
 Suara tambahan (stridor/hoarness)
2. Palpasi
 Palpasi acak dan terstruktur sesuai garis imajiner pada toraks anterior dan
posterior
 Meraba sel iga
 Pergerakan thorax saat keadaan statis & dinamis
 Pemeriksaan vocal fremitus ( 77) pada toraks (depan, samping, dan belakang)
dan menjelaskan hasilnya: mengeras/melemah/normal
3. Perkusi
 Perkusi acak dan terstruktur (normal: sonor)
 Kelainan penyebab perkusi pekak, redup, dan hipersonor pada paru
4. Auskultasi
 Auskultasi suara nafas dasar: vesikuler normal, tidak ada ronchi, tidak ada
wheezing.

Pemeriksaan Fisik Jantung

1. Inspeksi
 Menjelaskan garis-garis imajiner pada thorax anterior sebelah kanan dan kiri
(midsternalis, sternalis, parasternalis, midklavikularis, aksillaris anterior, aksillaris
media)
 Bentuk thorax, wawrna kulit, lesi kulit, sela iga
Bentuk thorax anterior normal tidak terdapat pectus excavatum, barrel
chest, tidak ada lesi kulit, sel iga tidak mencembung/mencekung.
 Letak ictus cordis (lokasi, tampak/tidak, ventricular heaving +/-)
Ictus cordis terletak pada iga ke 4-5 pada pasien normal, ventricular
heaving (-).
2. Palpasi
 Mencari dan meraba ictur cordis pada intercosa 4-5 linea midclavikularis sinistra
(tidak teraba - normal)
 Melaporkan denyutan ictus cordis (lokasi, diameter, kuat angkat/tidak) kalua
normal tidak usah bilang.
3. Perkusi
 Menjelaskan perbedaan perkusi, pekak, sonor, redup, dan timpani.
 Menentukan batas paru-hati dan peranjakan hati
Dari BPH naik 2 cm dan diketuk kearah medial sampai ketemu suara
sonor
Batas Paru-Jantung Kanan pada linea sternalis kanan
 Menentukan batas kanan jantung
 Menentukan batas atas jantung
Pada linea parasternalis sela iga ke-2 (pekak)
 Menentukan batas pinggang jantung
Pada linea midclavicularis kiri sela iga 3 (pekak)
 Menentukan batas kiri jantung
Pada sela iga 5,2 jari medial linea axillaris anterior (redup)
 Menentukan batas bawah jantung

4. Auskultasi
 Auskultasi katup mitral
 Auskultasi katup trikuspidalis
 Auskultasi katup aorta
 Auskultasi katup pulmonal
 Auskultasi pada VSD/ASD, menjelaskan lokasi dan mendengarkan murmur.
 Melaporkan hasil pemeriksaan auskultasi jantung yang didapatkan pada status
yaitu bunyi patologis murmur, gallop.
Pemeriksaan Fisik Diabetes Melitus

1. Anamnesis
 Menanyakan banyak makan, minum, kencing
 Penyakit keturunan
 Apakah pernah dirawat dengan penurunan kesadaran karena lupa makan
setelah minum obat, diare berlebihan, dan stress?
 Apakah ada buram atau buta?
 Kesemutan, sakit maag, impotensi?
 Bengkak pada kaki, urin berkurang, dan lemas?
 Riwayat sakit jantung (nyeri dada kiri)
 Hipertensi?
 Luka sukar sembuh, jaringan parut pada kulit dan luka bau?
 Batuk >3 minggu
2. Inspeksi
 Atrofi kulit, cicatrik
 Atrofi otot, eutrofi
 Lesi kulit (infiltrate), ulkus, dll
 Warna kulit, hiper/hipopigmentasi
3. Palpasi
 Pemeriksaan suhu raba kaki tangan
 Pemeriksaan pulsasi a.dorsalis pedis + a.tibialis posterior
 Pemeriksaan monofilament kaki
 Pemeriksaan refleks KPR, APR
 Pemeriksaan Babinski
 Pemeriksaan fleksi lutut dan pergelangan kaki

Pemeriksaan Tiroid

1. Anamnesis
 Apakah banyak berkeringat?
 Apakah tangan rasa gemetar?
 Apakah badan terasa panas?
 Apakah badan lebih enak di udara dingin?
 Apakah penglihatan ganda
 Apakah leher terasa membesar?
 Apakah ada rasa mengganjal?
 Apakah BB turun?
 Apakah banyak/kurang makan?
2. Inspeksi
 Melaporkan perbesaran nodul/difus
 Pamberton sign
 Tremor halus
 Kulit leher, keringat
3. Palpasi
 Anterior approach
 Posterior approach
 Pengukuran lingkar leher
 Pengukuran nodul
4. Auskultasi
 Melaporkan adanya bruit

Wawancara Psikiatrik

 Meminta persetujuan untuk memeriksa, mencatat, kehadiran orang lain.


 Keluhan Utama
o Keluhan fisik
o Keluhan mental
 RPS
o Onset penyakit
o Faktor biologi/penyakit fisik/trauma fisik saat ini?
o Ada riwayat pemakaian zat narkoba/adiktif/psikotropika/obat traditional/dll?
o Menanyakan stressor, faktor etiologi, dan distress?
o Gangguan dalam pekerjaan/pendidikan seperti sulit
konsentrasi/fokus/memori/interaksi sosial dan fungsi sehari-hari seperti
makan/tidur?
o Apakah ada hubungan atau kaitan antara gejala fisik-stressor-situasi dengan
kondisi mental saat ini?
 RPD
o Riwayat penyakit fisik
o Riwayat penyakit kronis
o Riwayat gangguan mental
o Riwayat penggunaaan zat psikoaktif
o Riwayat pengobatan dahulu (bila ada), berapa lama dirawat, dapat obat apa,
keteraturan berobat, kepatuhan berobat.
 RKP (Riwayat kehidupan pribadi)
o Riwayat pendidikan
o Riwayat pekerjaan
o Riwayat ekonomi saat ini
o Riwayat pernikahan dan kehidupan psikoseksual
o Kehidupan interaksi sosial, sosial bermasyarakat, riwayat trauma/abuse
 RK (Riwayat keluarga)
o Anak keberapa dari berapa saudara, hubungan antar keluarga
o Pola asuh, sosial ekonomi keluarga, sikap keluarga, trauma masa
lalu/kekerasan fisik-verbal-KDRT bila ada.
 Pemeriksaan Fisik & Mental 6PKT (Penampilan, pembicaraan, perilaku, perasaan,
persepsi, pikiran, kognitif, tilikan)
 Diagnosis Banding
 Terapi farmakologi
 Edukasi

HECTING

1. Salam pembuka, perkenalan diri


2. Anamnesis:
a. Identitas pasien
b. Kronologis kejadian
c. Riwayat alergi
d. Riwayat hipertensi, kelainan darah
e. Riwayat konsumsi obat pengencer darah
f. Riwayat penyakit kronis (hepatitis, AIDS)
3. PF: inspeksi vulnus laceratum
4. Informed consent
5. Cuci tangan 6 langkah WHO, handscoen
6. Persiapkan alat dan bahan
a. Cairan antiseptic
b. Kassa steril
c. Nierbeken
d. Jarum, benang jahit
e. Gunting jaringan, gunting kassa, klem arteri
f. Pinset anatomis, pinset chirurgis
g. Blade, scalpel, draine
h. Duk bolong
i. Obat anestesi local, lidokain 2%
j. Soffratule
k. Kassa kedap air
l. Plester
7. Asepsis luka dengan povidone iodine, arahnya dari dalam ke luar, kemudian
pasang duk bolong.
8. Anestesi local lidokain
9. Cek efektivitas anestesi dengan pinset anatomis
10. Jika luka kotor, lakukan draniase dan debridement. Jika luka tidak rata, lakukan
insisi.
11. Teknik penjahitan simple interrupted, hindari dead space.
12. Bersihkan lagi pasca penjahitan
13. Pasang soffratule/ kassa + kemicetin 1%
14. Plester
15. Lepas sarung tangan, cuci tangan
16. Edukasi: kontrol 5-7 hari lagi, jangan kena air.

SIRKUMSISI

1. Salam pembuka, perkenalan diri


2. Anamnesis:
a. Identitas pasien
b. Riwayat kelainan darah
c. Riwayat alergi obat
d. Penyakit yang sedang diderita
e. Riwayat konsumsi pengencer darah
f. Kelainan alat kelamin bawaan (hipospadia)
3. Informed consent
4. Cuci tangan 6 langkah WHO, handscoen
5. Persiapkan alat dan obat emergensi (infus, oksigen, adrenalin)
6. Asepsis daerah genital dengan povidone iodine secara sentrifugal, pasang doek
bolong.
7. Anestesi Lidokain 2%
a. N. dorsalis pedis di pangkal penis
b. Ventral penis pada 1/3 distal penis kea rah glans penis, diarahkan kanan,
tengah, dan kiri.
c. Periksa anestesi sudah bekerja/blm
8. Pembersihan glans penis
a. Buka glans penis sampai korona penis terpapar
b. Bersihkan kassa + NaCl 0,9%
c. Tutup glans penis
9. Pengguntingan & Penjahitan
a. Klem artrei bengkok jam 11,1
b. Klem arteri lurus jam 12, trus copot
c. Dorsumsisi jam 12
d. Klemp frenulum
e. Gunting melingkar, huruf V pada frenulum
f. Jahit
g. Bersihkan povidone iodine 10%
10. Pembalutan: suffratule/kassa teknik kupu-kupu
11. Beri obat: antibiotic oral, analgetik oral
12. Edukasi
a. Luka jangan kena air, balutan jangan dibuka sendiri di rumah
b. Kontrol 4-5 hari kemudian
c. Bila ada infeksi, beri antibiotic 1 minggu.

SUNTIK & INFUS

1. Pembukaan
a. Identitas pasien, riwayat penyakit pasien, riwayat alergi obat
b. Informed consent
2. Suntik Intramuskular
a. Obat: penicillin, vaksin, vitamin
b. Lokasi:
 M. deltoideus
 M. vastus lateralis
 Regio ventrogluteal
 Regio dorsogluteal
c. Masukin obat ke spuit, jangan ada udara yang masuk
d. Asepsis alcohol 70%
e. Pegang spuit spt pensil
f. TEKNIK Z TRACKING
g. Posisi jarum 900, aspirasi jangan ada darah, suntik obat
h. Kassa, plester.
3. Suntik Subkutan
a. Obat: insulin, growth hormone, epinefrin, antikoagulan heparin warfarin
b. Lokasi
 Region abdomen
 Paha
 M. deltoideus
c. Masukan obat ke spuit, jangan ada udara yang masuk
d. Asepsis
e. Pegang spuit spt pensil
f. CUBIT LAPISAN LEMAK diantara ibu jari dan telunjuk
g. Posisi jarum 900, aspirasi jangan ada darah, suntik obat.
h. Kassa, plester.
4. Suntik Intradermal
a. Obat: skin test penicillin, histoplasmin, tuberculin test
b. Lokasi: volar lengan bawah, 3-4 jari dari fossa cubiti
c. Masukan obat ke spuit, jangan ada udara yang masuk
d. Asepsis
e. Pegang spuit seperti stick billiard
f. REGANG KULIT DENGAN MENGGUNAKAN IBU JARI SAMBIL MEMEGANG
LENGAN BAWAH PASIEN
g. Posisi jarum 150 tepat dibawah epidermis, suntik obat.
h. Kassa, plester.
5. Suntik Intravena
a. Obat: cefotaxime, aqua bidest
b. Lokasi: vena regio fossa cubiti, vena superfisialis regio anterbrachii
c. Masukan obat ke spuit, jangan ada udara yang masuk
d. TOURNIQUET di proksimal lokasi penyuntikan
e. PENGISIAN VENA: lokasi penyuntikan dipukul2
f. Asepsis
g. Pegang spuit seperti stick billiard
h. Posisi jarum 10-150 , bevel menghadap keatas, penusukan vena
i. Aspirasi, HARUS ADA DARAH
j. LEPAS TOURNIQUET
k. Suntik obat, cabut jarum.
l. Kassa, plester.
6. Infus
a. Buka kemasan botol infus, tusuk ujung infus set dalam keadaan terkunci
b. Buka kunci, masukan cairan infus ke dalam selang, keluarkan udara, kunci lagi.
c. Pilih vena yang mau ditusuk di tangan tidak dominan (agak besar, tidak berkelok,
hindari daerah lipatan)
d. Pasang manset 15 cm proximal dari tempat insersi
e. Pengisian vena: pukul lembut, ps diminta buka tutup kepalan tangan
f. Asepsis
g. Jarum 30-400 dari kulit, arah bevel jarum menghadap atas
h. Sambungkan abbocath ke selang infus
i. LEPAS tourniquet
j. Buka kunci infus
k. Fiksasi
BALUT MEMBALUT

1. Cedera ekstremitas Bawah


a. Recognition
i. Look: luka, edema, hematoma, deformitas
ii. Feel:
1. Teraba fragmen, krepitasi
2. Status pulsasi: a. dorsalis pedis, a. tibialis posterior
3. Sensibilitas: N. peroneal
iii. Move: Range of Movement
b. Reduction (fraktur tertutup)  reposisi posisi anatomis, cek pulsasi
c. Retention  kalau luka terbuka dibersihkan dulu baru bidai.
d. Rehabilitation
2. Cedera ekstremitas atas
a. Fraktur clavicular  ps fleksi sendi siku 900, , arm sling
b. Fraktur humerus, fraktur anterbrachii
i. Status pulsasi: a.radialis, a. ulnaris
ii. Sensibilitas: N. radialis
3. Cedera kepala: mitela
4. Ceera toraks: jendela 3 sisi
5. Cedera abdomen: bersihkan organ yang keluar dengan normal saline, masukan
kantnog plastic steril/urin bag, plester. JANGAN DITEKAN.
6. Edukasi: rujuk, jangan ditunda.

CPR

 Situasi aman
 Goyangkan bahu pasien “Pak, apakah bapak baik-baik saja?”
 Aktifkan code blue/ ambil AED
 Cek nadi carotis sambil lihat pergerakan dada pasien
 CPR  kompresi: ventilasi = 30:2 sebanyak 5 siklus
 Cek nadi lagi, kalau nadi kembali tapi pernafasan belum kuat lanjut rescue breathing
o Ventikasi bag mask 10-12 kali/menit atau setiap 5-6 detik. Evaluasi setiap 2
menit.
 Tanda pemulihan kesadaran  posisi mantap
 Note:
o Cara mouth to mouth?
 Angkat dahi, tahan pakai telapak tangan
 Jari pertama kedua pencet hidung
 Tangan yang satu lagi pencet mulut
o Cara megang ventilasi bag mask?
 Jari 1 & 2 megang face mask
 Jari 3,4,5 di dagu
o Sampai kapan ventilasi bag mask?
 Sampai bantuan datang, bawa oksigen.
o Kalau ada lidah yang jatuh ke belakang (pernafasannya ngorok) jaw thrust
o Head tilt chin lift  ventilasi

Anda mungkin juga menyukai